SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
MANFAAT : Makna yang mungkin akan diterima bagi
yang suka membaca adalah kearifan, kebijaksanaan
dan keilmuan, tentunya perintah membaca bukan
sekedar apa yang tertulis dalam Al-Quran yang
telah dibukukan, tetapi dapat juga membaca yang
tersirat. Membaca fenomena alam kata orang bijak.
Namun yang pasti dengan membaca Al-Quran akan
mendapatkan pahala, pahala yang didapatkan dari
aktivitas membaca Al-Quran pada dasarnya adalah
sebuah daya tarik dan motivasi yang tujuannya
adalah agar manusia suka membaca, jadi
sebenarnya pahala yang didapatkan dari membaca
Al-Quran bukan tujuan utama, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana manusia menumbuhkan
dalam diri manusia sebuah kepribadian dan
kebiasaan membaca.
Dengan membaca manusia akan banyak
mendapatkan banyak ilmu yang telah Allah rancang
untuk kebutuhan dan kebahagiaan manusia.
Ilmu
hanya dapat diperoleh melalui aktivitas membaca,
tanpa membaca sebenarnya kita telah memulai
pembodohan terhadap diri sendiri, padahal, kita
diciptakan Allah secara sempurna, dan yang
membedakan kita dengan makhluk lain adalah akal
dan pikiran kita, dan pikiran kita akan terbuka dan
terpelihara secara kualitas intelektual hanya
dengan aktivitas membaca. Tidak heran jika Nabi
Muhammad Saw menjamin bahwa orang yang suka
membaca tidak akan pikun.”Pembaca Al-Quran
tidak akan pikun”.(HR. Ahmad). Yang lebih penting
adalah agar umat Islam menjadi umat yang intelek,
umat yang berbudaya dan berperadaban ilmiah,
menjadi bangsa yang menjujung tinggi budaya
keilmuan. Salah satu ciri bangsa yang menjunjung
tinggi budaya ilmiah dan keilmuan adalah
mempunyai kebiasaan membaca.
Kalau di cermati lebih dalam, perintah
membaca di atas bersifat umum, keumuman
tersebut dapat diperhatikan dari kata di atas,
bacalah, kata bacalah mengindikasikan bahwa
perintah membaca bersifat umum karena tidak ada
kalimat penjelas berikutnya, umpamanya bacalah
Al-Quran, atau bacalah buku ilmiah atau bacalah
Koran, tetapi yang Allah katakan hanya kata
“bacalah”.
Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas
membaca tidak hanya sekedar membaca Al-Quran,
tetapi membaca apa saja yang dapat dibaca.
Meskipun demikian aktivitas membaca Al-Quran
hendaknya lebih mendapat prioritas, kenapa
membaca Al-Quran lebih mendapatkan prioritas
karena dengan membaca Al-Quran manusia akan
mendapatkan kebahagiaan dunia dan
akherat,”beberapa hari yang ditentukan itu ialah)
bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan
yang bathil)”.(Qs. Al-Baqarah:185)
Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia
dalam membaca bacaan yang lain, artinya berawal
dari membaca Al-Quran manusia akan mendapatkan
berbagai kunci utama dari berbagai pengetahuan
yang lebih besar.
Tentunya, aktivitas membaca
hendaknya dibarengi dengan mengingat nama Allah,
dengan mengingat atau mengawali membaca dengan
niat ikhlas karena Allah akan membuka jalan bagi
manusia untuk memahami berbagai ciptaan, kreasi
dan berbagai rahasia tersembunyi yang Allah
sediakan. Hal itu akan kita dapatkan tatkala kita
tahu dan paham arti serta makna Al-Quran.
Ironisnya, perintah membaca masih sedikit
mendapatkan perhatian di kalangan umat Islam, hal
ini dapat diperhatikan dari kenyataan sehari-hari
di masyarakat muslim, banyak waktu lowong tidak
digunakan untuk membaca, budaya kumpul-kumpul
dan budaya menonton lebih menonjol dibandingkan
dengan budaya membaca, bila dicermati lebih jauh,
aktivitas membaca mendapat porsi sedikit dihati
umat Islam dapat dilihat di atas angkot, sebagai
masyarakat awam, pasti sering melihat aktivitas
yang dilakukan oleh para penumpang angkot, bus
kota atau angkutan umum lainnya? Sangat jarang
dan langka ditemukan penumpang angkot, bus kota,
atau bus antar lintas propinsi yang membawa buku
untuk dibaca, paling-paling yang terlihat adalah
berbicara kesana-kemari yang tidak jelas
maknanya, atau terdiam saja, atau ngrumpi dengan
teman sebangkunya. Pemandangan berbeda akan
kita lihat di belahan dunia lain, jepang misalnya,
masyarakat Jepang ketika menunggu bus di halte,
atau sedang dalam bus kota tauapun kereta api
mereka mengisi waktu luangnya dengan membaca,
bahkan di Amerika di kamar mandi/WC ada di
sediakan bacaan berupa buku ataupun majalah.
Berbeda dengan keadaan negeri kita, budaya baca
masih belum menjadi kebutuhan. Membaca di
tempat umum akan menjadi aneh dan masih
dianggap tabu di negeri ini. Tidak heran jika bangsa
ini masih menjadi bangsa penonton. Ironis memang.
Tetapi itulah faktanya.
Ironis dan menyedihkan, itulah komentar
yang pantas di berikan kepada masyarakat Islam
yang enggan membaca. Menyedihkan karena umat
Islam tidak mengindahkan firman Allah yang
pertama diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw,
yaitu perintah membaca. Dikatakan ironis karena
umat Islam bangga dengan kitab sucinya tetapi
tidak paham isinya, orang bijak menyindir orang-
orang seperti ini ibarat kera yang bangga memakai
mahkota tetapi tidak paham dan tahu apa makna
dan kegunaaan mahkota itu. Banyak umat Islam
bangga dengan Al-Quran tetapi tidak paham dan
mengerti isinya.
Bahkan, kalau kita tanyakan kepada para
orang tua, pernahkah memberi hadiah ulang tahun
anaknya berupa buku? Jawaban yang akan kita
dengar adalah tidak pernah. Kalau kita Tanya
kepada para mahasiswa, banyak mana koleksi buku
dengan koleksi baju? mereka akan menjawab banyak
koleksi baju. Seharusnya sebagai mahasiswa calon
intelektual. Sewajarnya mereka lebih banyak punya
buku dari pada banyak baju, apa artinya banyak
baju kalau otaknya selalu memberi respon jawaban
tidak tahu, apa arti berbusana modis kalau pikiran
picik dan ilmu yang tipis, apa arti menyandang
nama besar mahasiswa kalau buku tidak punya,
budaya baca tidak ada. Kita bangga dengan gelar
akademis tetapi budaya baca sangat tipis, kita
bangga dengan koleksi keramik antic dan mewah,
tetapi kita banyak lupa berburu buku-buku baru
yang penuh dengan ilmu.
Kita menjadi malu kalau tidak mempunyai
koleksi perabot rumah, tetapi kita tidak mau tahu
terhadap koleksi buku, kita malu kalau tidak
mempunyai bangku, tetapi kita tidak pernah malu
tidak punya kumpulan buku, kita merasa rugi dan
cemas kalau meninggalkan anak tanpa harta benda,
tetapi kita tidak pernah berfikir dan tidak merasa
cemas kalau anak kita, generasi kita, tidak
mewarisi berbagai koleksi buku dari kita.
Allah secara jelas menyatakan bahwa Allah
adalah Maha Pemurah bagi yang telah
membudayakan baca, yaitu pembaca yang tidak
melupakan Allah dalam setiap aktivitas
membacanya, dan Allah menyuruh kita untuk
membaca dan menuliskannya. Setelah banyak
membaca dan mencoba menuangkannya dalam
sebuah karya tulis, maka Allah akan memberikan
berbagai rahasia ilmu. “Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Qs. Al-Alaq:
4-5)
Akhirnya, perlu kita renungi kembali
makna wahyu pertama (Qs.Al-Alaq:1-5) agar kita
mampu menjadi manusia yang intelek, bangsa yang
maju, bangsa yang terkenal dengan budaya dan
peradaban yang tinggi ditingkat intelektual.
Terkenal sebagai umat yang banyak membaca,
terkenal sebagai umat yang menjunjung tingi
budaya baca. Sudah saatnya kita memanfaatkan
waktu luang untuk membaca, membaca apa saja.
Semboyan tiada hari tanpa membaca. Semoga
semboyan itu menjadi milik kita, menjadi nyata
dalam kehidupan kita. Dengan banyak membaca
akan membuka jendela dunia, wawasan menjadi
terbentang luas tanpa batas, menembus ke
berbagai penjuru dunia, pikiran kita dapat terbang,
berkelana dan berpetualang ke berbagai peradaban
masa lalu dan masa kini, meskipun kita di rumah,
tetapi kita dapat berdialog dengan para tokoh
dunia, baik yang telah meninggal maupun yang
masih hidup, dan itu dapat kita lakukan dengan
membaca buku. Kita dapat berdialog langsung,
bertukar pikiran dengan para tokoh dan para
intelektual melalui karya-karya tulis mereka.
Untuk itu jadikanlah buku teman sejati, teman di
kala sepi dan sendiri, teman yang tidak pernah
menyakiti, teman yang selalu memberi motivasi,
teman yang selalu menunjuki. Allahu Alam.
berkelana dan berpetualang ke berbagai peradaban
masa lalu dan masa kini, meskipun kita di rumah,
tetapi kita dapat berdialog dengan para tokoh
dunia, baik yang telah meninggal maupun yang
masih hidup, dan itu dapat kita lakukan dengan
membaca buku. Kita dapat berdialog langsung,
bertukar pikiran dengan para tokoh dan para
intelektual melalui karya-karya tulis mereka.
Untuk itu jadikanlah buku teman sejati, teman di
kala sepi dan sendiri, teman yang tidak pernah
menyakiti, teman yang selalu memberi motivasi,
teman yang selalu menunjuki. Allahu Alam.

More Related Content

Similar to Pkm

Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanDasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Mhd Siregar
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
LAZNas Chevron
 
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Acep Mubarok
 
La tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihLa tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedih
tengkiu
 
Aidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzanAidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzan
kusumahardi
 
La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)
Afif Tracal
 
Aidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanAidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzan
Robby Mukhtar
 
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docxTUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
anwarjuli
 
Menemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammadMenemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammad
Muhsin Hariyanto
 

Similar to Pkm (20)

Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
Aidh al qarni--_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00-05
 
La tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan BersedihLa tahzan - Jangan Bersedih
La tahzan - Jangan Bersedih
 
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzanDasistalovers wordpress-com-la-tahzan
Dasistalovers wordpress-com-la-tahzan
 
La Tahzan
La TahzanLa Tahzan
La Tahzan
 
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - EbookLa Tahzan (Jangan Bersedih)   Aidh al-Qarni - Ebook
La Tahzan (Jangan Bersedih) Aidh al-Qarni - Ebook
 
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00Dr.  aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
Dr. aidh_al-qarni_-_la_tahzan_(jangan_bersedih_-_indonesia)_bag_00
 
Laa tahzan
Laa tahzanLaa tahzan
Laa tahzan
 
Latahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedihLatahzan jgn bersedih
Latahzan jgn bersedih
 
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarniLa tahzan (jangan bersedih)   aidh al-qarni
La tahzan (jangan bersedih) aidh al-qarni
 
La tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedihLa tahzan jgn bersedih
La tahzan jgn bersedih
 
Aidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzanAidh al qarni - la tahzan
Aidh al qarni - la tahzan
 
La tahzan
La tahzanLa tahzan
La tahzan
 
La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)La tahzan (jangan bersedih)
La tahzan (jangan bersedih)
 
La tahzan aidh al-qarni
La tahzan   aidh al-qarniLa tahzan   aidh al-qarni
La tahzan aidh al-qarni
 
Aidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzanAidh al qorni - la tahzan
Aidh al qorni - la tahzan
 
Perpustakaan keliling
Perpustakaan kelilingPerpustakaan keliling
Perpustakaan keliling
 
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docxTUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
 
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docxTUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
TUJUAN HIDUP MANUSIA.docx
 
Amalan membaca
Amalan membacaAmalan membaca
Amalan membaca
 
Menemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammadMenemukan (kembali) sosok muhammad
Menemukan (kembali) sosok muhammad
 

Pkm

  • 1. MANFAAT : Makna yang mungkin akan diterima bagi yang suka membaca adalah kearifan, kebijaksanaan dan keilmuan, tentunya perintah membaca bukan sekedar apa yang tertulis dalam Al-Quran yang telah dibukukan, tetapi dapat juga membaca yang tersirat. Membaca fenomena alam kata orang bijak. Namun yang pasti dengan membaca Al-Quran akan mendapatkan pahala, pahala yang didapatkan dari aktivitas membaca Al-Quran pada dasarnya adalah sebuah daya tarik dan motivasi yang tujuannya adalah agar manusia suka membaca, jadi sebenarnya pahala yang didapatkan dari membaca Al-Quran bukan tujuan utama, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana manusia menumbuhkan dalam diri manusia sebuah kepribadian dan kebiasaan membaca. Dengan membaca manusia akan banyak mendapatkan banyak ilmu yang telah Allah rancang untuk kebutuhan dan kebahagiaan manusia. Ilmu hanya dapat diperoleh melalui aktivitas membaca, tanpa membaca sebenarnya kita telah memulai pembodohan terhadap diri sendiri, padahal, kita diciptakan Allah secara sempurna, dan yang membedakan kita dengan makhluk lain adalah akal dan pikiran kita, dan pikiran kita akan terbuka dan terpelihara secara kualitas intelektual hanya dengan aktivitas membaca. Tidak heran jika Nabi Muhammad Saw menjamin bahwa orang yang suka membaca tidak akan pikun.”Pembaca Al-Quran tidak akan pikun”.(HR. Ahmad). Yang lebih penting adalah agar umat Islam menjadi umat yang intelek, umat yang berbudaya dan berperadaban ilmiah, menjadi bangsa yang menjujung tinggi budaya keilmuan. Salah satu ciri bangsa yang menjunjung tinggi budaya ilmiah dan keilmuan adalah mempunyai kebiasaan membaca. Kalau di cermati lebih dalam, perintah membaca di atas bersifat umum, keumuman tersebut dapat diperhatikan dari kata di atas, bacalah, kata bacalah mengindikasikan bahwa perintah membaca bersifat umum karena tidak ada
  • 2. kalimat penjelas berikutnya, umpamanya bacalah Al-Quran, atau bacalah buku ilmiah atau bacalah Koran, tetapi yang Allah katakan hanya kata “bacalah”. Hal ini mengindikasikan bahwa aktivitas membaca tidak hanya sekedar membaca Al-Quran, tetapi membaca apa saja yang dapat dibaca. Meskipun demikian aktivitas membaca Al-Quran hendaknya lebih mendapat prioritas, kenapa membaca Al-Quran lebih mendapatkan prioritas karena dengan membaca Al-Quran manusia akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat,”beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)”.(Qs. Al-Baqarah:185) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dalam membaca bacaan yang lain, artinya berawal dari membaca Al-Quran manusia akan mendapatkan berbagai kunci utama dari berbagai pengetahuan yang lebih besar. Tentunya, aktivitas membaca hendaknya dibarengi dengan mengingat nama Allah, dengan mengingat atau mengawali membaca dengan niat ikhlas karena Allah akan membuka jalan bagi manusia untuk memahami berbagai ciptaan, kreasi dan berbagai rahasia tersembunyi yang Allah sediakan. Hal itu akan kita dapatkan tatkala kita tahu dan paham arti serta makna Al-Quran. Ironisnya, perintah membaca masih sedikit mendapatkan perhatian di kalangan umat Islam, hal ini dapat diperhatikan dari kenyataan sehari-hari di masyarakat muslim, banyak waktu lowong tidak digunakan untuk membaca, budaya kumpul-kumpul dan budaya menonton lebih menonjol dibandingkan dengan budaya membaca, bila dicermati lebih jauh, aktivitas membaca mendapat porsi sedikit dihati umat Islam dapat dilihat di atas angkot, sebagai masyarakat awam, pasti sering melihat aktivitas
  • 3. yang dilakukan oleh para penumpang angkot, bus kota atau angkutan umum lainnya? Sangat jarang dan langka ditemukan penumpang angkot, bus kota, atau bus antar lintas propinsi yang membawa buku untuk dibaca, paling-paling yang terlihat adalah berbicara kesana-kemari yang tidak jelas maknanya, atau terdiam saja, atau ngrumpi dengan teman sebangkunya. Pemandangan berbeda akan kita lihat di belahan dunia lain, jepang misalnya, masyarakat Jepang ketika menunggu bus di halte, atau sedang dalam bus kota tauapun kereta api mereka mengisi waktu luangnya dengan membaca, bahkan di Amerika di kamar mandi/WC ada di sediakan bacaan berupa buku ataupun majalah. Berbeda dengan keadaan negeri kita, budaya baca masih belum menjadi kebutuhan. Membaca di tempat umum akan menjadi aneh dan masih dianggap tabu di negeri ini. Tidak heran jika bangsa ini masih menjadi bangsa penonton. Ironis memang. Tetapi itulah faktanya. Ironis dan menyedihkan, itulah komentar yang pantas di berikan kepada masyarakat Islam yang enggan membaca. Menyedihkan karena umat Islam tidak mengindahkan firman Allah yang pertama diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw, yaitu perintah membaca. Dikatakan ironis karena umat Islam bangga dengan kitab sucinya tetapi tidak paham isinya, orang bijak menyindir orang- orang seperti ini ibarat kera yang bangga memakai mahkota tetapi tidak paham dan tahu apa makna dan kegunaaan mahkota itu. Banyak umat Islam bangga dengan Al-Quran tetapi tidak paham dan mengerti isinya. Bahkan, kalau kita tanyakan kepada para orang tua, pernahkah memberi hadiah ulang tahun anaknya berupa buku? Jawaban yang akan kita dengar adalah tidak pernah. Kalau kita Tanya kepada para mahasiswa, banyak mana koleksi buku dengan koleksi baju? mereka akan menjawab banyak koleksi baju. Seharusnya sebagai mahasiswa calon intelektual. Sewajarnya mereka lebih banyak punya buku dari pada banyak baju, apa artinya banyak baju kalau otaknya selalu memberi respon jawaban tidak tahu, apa arti berbusana modis kalau pikiran
  • 4. picik dan ilmu yang tipis, apa arti menyandang nama besar mahasiswa kalau buku tidak punya, budaya baca tidak ada. Kita bangga dengan gelar akademis tetapi budaya baca sangat tipis, kita bangga dengan koleksi keramik antic dan mewah, tetapi kita banyak lupa berburu buku-buku baru yang penuh dengan ilmu. Kita menjadi malu kalau tidak mempunyai koleksi perabot rumah, tetapi kita tidak mau tahu terhadap koleksi buku, kita malu kalau tidak mempunyai bangku, tetapi kita tidak pernah malu tidak punya kumpulan buku, kita merasa rugi dan cemas kalau meninggalkan anak tanpa harta benda, tetapi kita tidak pernah berfikir dan tidak merasa cemas kalau anak kita, generasi kita, tidak mewarisi berbagai koleksi buku dari kita. Allah secara jelas menyatakan bahwa Allah adalah Maha Pemurah bagi yang telah membudayakan baca, yaitu pembaca yang tidak melupakan Allah dalam setiap aktivitas membacanya, dan Allah menyuruh kita untuk membaca dan menuliskannya. Setelah banyak membaca dan mencoba menuangkannya dalam sebuah karya tulis, maka Allah akan memberikan berbagai rahasia ilmu. “Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”(Qs. Al-Alaq: 4-5) Akhirnya, perlu kita renungi kembali makna wahyu pertama (Qs.Al-Alaq:1-5) agar kita mampu menjadi manusia yang intelek, bangsa yang maju, bangsa yang terkenal dengan budaya dan peradaban yang tinggi ditingkat intelektual. Terkenal sebagai umat yang banyak membaca, terkenal sebagai umat yang menjunjung tingi budaya baca. Sudah saatnya kita memanfaatkan waktu luang untuk membaca, membaca apa saja. Semboyan tiada hari tanpa membaca. Semoga semboyan itu menjadi milik kita, menjadi nyata dalam kehidupan kita. Dengan banyak membaca akan membuka jendela dunia, wawasan menjadi terbentang luas tanpa batas, menembus ke berbagai penjuru dunia, pikiran kita dapat terbang,
  • 5. berkelana dan berpetualang ke berbagai peradaban masa lalu dan masa kini, meskipun kita di rumah, tetapi kita dapat berdialog dengan para tokoh dunia, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup, dan itu dapat kita lakukan dengan membaca buku. Kita dapat berdialog langsung, bertukar pikiran dengan para tokoh dan para intelektual melalui karya-karya tulis mereka. Untuk itu jadikanlah buku teman sejati, teman di kala sepi dan sendiri, teman yang tidak pernah menyakiti, teman yang selalu memberi motivasi, teman yang selalu menunjuki. Allahu Alam.
  • 6. berkelana dan berpetualang ke berbagai peradaban masa lalu dan masa kini, meskipun kita di rumah, tetapi kita dapat berdialog dengan para tokoh dunia, baik yang telah meninggal maupun yang masih hidup, dan itu dapat kita lakukan dengan membaca buku. Kita dapat berdialog langsung, bertukar pikiran dengan para tokoh dan para intelektual melalui karya-karya tulis mereka. Untuk itu jadikanlah buku teman sejati, teman di kala sepi dan sendiri, teman yang tidak pernah menyakiti, teman yang selalu memberi motivasi, teman yang selalu menunjuki. Allahu Alam.