Virus komputer canggih dan berbahaya bernama "Flame" telah ditemukan menginfeksi sistem komputer di Timur Tengah. Virus ini mampu mencuri data, merekam aktivitas pengguna, dan menyebarkan diri melalui jaringan serta media eksternal. Flame diperkirakan dibuat oleh negara untuk kepentingan mata-mata.
1. Ditemukan, Virus Komputer
Paling Canggih dan
Berbahaya
KOMPAS.com — Sebuah malware yang sangat canggih dan memiliki ukuran file
yang besar telah ditemukan menginfeksi sejumlah sistem komputer di negara-negara Timur
Tengah, termasuk Iran, Palestina, Israel, Lebanon, dan Suriah. Malware yang dinamai
"Flame" oleh penemunya, Kaspersky Lab, ini memiliki fungsi mata-mata berupa
pencurian data dengan berbagai cara dan metode penyebaran yang terkontrol sehingga
pembuatnya diduga bukan penjahat cyber biasa, melainkan sebuah negara.
Virus "Flame" bisa mengambil screenshot, merekam percakapan, mendeteksi perangkat
Bluetooth, dan mencuri data dengan berbagai cara.
Flame adalah attack toolkit yang menggabungkan sifat-sifat backdoor, trojan, dan
worm sehingga mampu menggandakan diri lewat jaringan dan media eksternal jika diperintahkan
oleh pembuatnya.
Begitu berada dalam komputer, malware ini bisa menjalankan serangkaian kegiatan
mata-mata dan pencurian data, termasuk merekam ketikan keyboard, merekam percakapan
pengguna lewat mikrofon, serta mengambil screenshot apabila terdapat aplikasi tertentu yang
dijalankan, seperti instant messenger dan Outlook.
Data curian hasil memata-matai pengguna tersebut kemudian dikirim ke domain "Control
& Command" yang dikendalikan oleh pembuat Flame. Sebuah backdoor juga diciptakan di
komputer terinfeksi sehingga kreator malware ini bisa menambahkan fungsi-fungsi spionase lain
sesuai kebutuhan.
Cara Flame menginfeksi komputer masih belum diketahui persis, tetapi diperkirakan
melalui pemanfaatan sebuah celah keamanan di sistem operasi. Flame memiliki banyak modul
yang ukuran totalnya bisa mencapai 20 megabyte, jumlah yang sangat besar dibandingkan
2. dengan kebanyakan malware modern yang biasanya hanya mencapai hitungan kilobyte.Selain
untuk menanam banyak fungsi, pembuatnya diduga sengaja memasukkan begitu banyak kode
yang membuat malware ini menjadi sangat kompleks guna menghindari deteksi
antivirus.Flame diperkirakan sudah beredar selama dua tahun sejak 2010, tetapi baru
ditemukan sekitar dua minggu lalu ketika Serikat Telekomunikasi PBB meminta Kaspersky
Lab menganalisis laporan mengenai infeksi malware pada komputer Kementerian Minyak Iran