Idul Adha diperingati untuk mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim yang rela mengurbankan anaknya atas perintah Tuhan. Kisah ini merupakan simbol dari pengorbanan Tuhan mengutus Isa Almasih sebagai domba pengganti umat manusia untuk menebus dosa mereka melalui kematian dan kebangkitannya.
1. Makna
di balik
Idul Adha
Makna di Balik Idul Adha
Setiap tahun, umat Muslim merayakan Idul Adha. Pada
hari itu hewan dikurbankan dan dagingnya dibagi-
bagikan kepada kaum miskin. Tapi tahukah anda
darimana asalnya hari raya ini?
Umat Muslim di seluruh dunia meyakini bahwa Idul
Adha itu memperingati hari di mana Nabi Ibrahim
dengan rela mengorbankan anaknya sesuai dengan
perintah Tuhan. Marilah kita melihat lebih dalam kisah
Nabi Ibrahim ini.
Sekilas Tentang Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim adalah seseorang yang berasal dari tanah
Ur, yaitu yang sekarang ini berada di Irak. Dia adalah
seorang yang sangat bertaqwa kepada Tuhan. Begitu
dekatnya dia kepada Tuhan sampai-sampai Nabi
Ibrahim disebut “sahabat Allah” baik di dalam Quran
maupun Alkitab. (Surah 4:125 berkata: “… sebab Allah
menganggap Nabi Ibrahim sebagai temannya.”. Di
Yakobus 2:23, Nabi Ibrahim disebut sebagai sahabat
Allah.). Ini berarti Tuhan memberitahu banyak rahasia
masa depan kepadanya ketimbang yang Tuhan
bagikan kepada orang lain.
Suatu hari, Tuhan berkata kepadanya untuk
meninggalkan tanah tempat kelahirannya dan pergi ke
tempat yang Tuhan akan tunjukkan kepadanya. Maka
pergilah Nabi Ibrahim ke tanah itu.
Sesampainya di tanah perjanjian itu, Tuhan berjanji
kepada Nabi Ibrahim bahwa Tuhan akan memberikan
tanah itu kepadanya dan bahwa keturunannya akan
sangat banyak seperti bintang di langit dan pasir di
pantai. Diapun disebut sebagai Bapa orang Percaya.
(Kej 17:4-6)
Tapi ada satu masalah. Nabi Ibrahim belum mempunyai
anak sampai saat itu, dan dia bersama istrinya sudah
lanjut usia. Bagaimana mungkin mereka bisa
memperoleh anak? Tapi setelah menunggu lama, maka
lahirlah anak yang dijanjikan tersebut.
Ini adalah suatu mukjizat dan membuktikan bahwa
Tuhan selalu menepati janjinya, meskipun kita harus
sabar menunggu.
Setelah anak itu tumbuh besar, Tuhan kembali
berbicara kepada Nabi Ibrahim. Tapi kali ini Tuhan
menyuruh Nabi Ibrahim untuk melakukan sesuatu yang
tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Tuhan menyuruh
Nabi Ibrahim untuk mengurbankan anaknya sendiri!
(Kej 22:1-2) Anda bisa bayangkan bagaimana perasaan
Nabi Ibrahim waktu itu. Dia begitu mencintai anaknya.
Ini adalah anak yang sudah ditunggunya setelah sekian
lama. Dan juga, Tuhan sudah berjanji kepada Nabi
Ibrahim bahwa keturunannya akan sangat banyak.
Bagaimana hal ini dapat terjadi jikalau anaknya harus
mati? Tapi karena Nabi Ibrahim begitu mencintai
Tuhan, diapun rela melakukannya.
Dari sini kita bisa belajar bahwa kita harus merelakan
apapun juga kepada Tuhan sebagai tanda bukti kasih
kita kepada Tuhan. Kadang-kadang Tuhan akan
meminta kita mengorbankan hal yang paling kita kasihi
untuk menguji kita apakah kita mencintai Dia lebih dari
segalanya.
Maka pergilah Nabi Ibrahim bersama anaknya ke
tempat dia akan mengurbankan anaknya. Ketika
anaknya bertanya dimanakah hewan yang akan
dikurbankan, Nabi Ibrahim menjawab bahwa Tuhan
sendiri yang akan menyediakannya. Nabi Ibrahim
berpikir bahwa karena Tuhan sudah berjanji akan
memberikan kepadanya keturunan yang amat banyak,
Tuhan pasti akan membangkitkan anaknya kembali
setelah dikurbankan (Ibrani 11:19).
Setibanya di tempat itu, diikatlah anak itu di altar
persembahan dan Nabi Ibrahim pun menghunuskan
pisaunya. Pada saat Nabi Ibrahim ingin menghujamkan
pisaunya ke anaknya, Tuhan serta-merta menyuruh
Nabi Ibrahim untuk berhenti. Tuhan memuji Nabi
Ibrahim karena dia sudah membuktikan bahwa dia
mencintai Tuhan lebih dari segalanya. Setelah itu
Tuhan memberi hewan kurban sebagai ganti anaknya.
Demikianlah asal bagaimana Idul Adha dirayakan.
2. Tapi ternyata ada makna yang lebih dalam lagi dari
cerita ini.
Makna yang Lebih Dalam
Dari cerita di atas, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan tentang anak Nabi Ibrahim. Dia dilahirkan
secara mukjizat yaitu pada saat Nabi Ibrahim dan
istrinya sudah berusia lanjut. Lalu anak itu dikurbankan
oleh ayahnya sendiri dengan harapan akan bangkit
kembali. Pada saat anak itu mau disembelih, Tuhan
memberikan hewan pengganti. Setelah itu anak itu
akan mempunyai banyak keturunan. Ini sebenarnya
adalah simbol akan hal di masa yang akan datang yang
akan Tuhan lakukan sendiri. Nabi Ibrahim disebut
sebagai Bapa Orang Percaya. Dia akan menjadi berkat
bagi umat manusia. Jadi Nabi Ibrahim melihat statusnya
yang tinggi tersebut sebagai pencerminan dari
kemuliaan Tuhan sendiri di Surga. Nabi Ibrahim
menyadari bahwa dia seolah-olah seperti Bapa yang di
Surga.
Nabi Ibrahim melihat jauh ke masa depan akan suatu
Kabar Baik yang melibatkan pengorbanan yang jauh
lebih besar. Nabi Ibrahim mengerti bahwa sang Bapa di
Surga juga akan mengirimkan “anak”nya yang akan
lahir secara mukjizat ke dunia ini. Anak itu akan
diserahkan sebagai kurban oleh Bapanya sendiri. Anak
tersebut akan bangkit dari antara orang mati, dan akan
menjadi sumber berkat bagi seluruh dunia.
Tuhan secara tidak langsung sudah menyingkapkan
sebuah rahasia kepada sahabatnya, si Nabi Ibrahim,
bahwa Tuhan akan mengirimkan AnakNya sendiri untuk
mati demi menebus dosa seluruh dunia dan barang
siapa yang percaya kepada anugrah Tuhan ini akan
diselamatkan dan diberkati.
Pengorbanan Hewan untuk Menebus Dosa
Sama seperti Idul Adha, bangsa Israel selama berabad-
abad juga mempraktekkan upacara pengurbanan
hewan di tempat ibadah mereka. Menurut hukum
Taurat, Tuhan memerintahkan mereka untuk
menyediakan hewan seperti domba atau kambing yang
tidak bercacat atau bercela, untuk menebus dosa
mereka. Hewan itu dibawa ke seorang imam dan orang
yang ingin diampuni dosanya itu akan menaruh tangan
mereka ke atas kepala hewan tersebut dan mengaku
semua dosa-dosa mereka. Ini adalah simbol bahwa
dosa mereka sudah ditransfer ke hewan itu. Lalu hewan
itu digorok lehernya dan darahnya disebarkan di atas
altar sebagai tanda penebusan dosa.
Hukuman dosa yang semestinya diberikan kepada
orang yang berdosa tersebut telah dibayar oleh
kematian hewan yang tidak berdosa itu. Memang
kelihatan kejam sekali dan tidak adil bahwa seekor
binatang yang tidak berdosa itu harus mati
menggantikan dosa orang lain. Tapi itulah cara Tuhan
menunjukkan kepada kita betapa seriusnya dosa itu di
hadapanNya dan betapa besarnya kasih Tuhan kepada
kita sehingga Dia membolehkan dosa kita ditransfer
kepada hewan itu agar kita sendiri tidak perlu
mengalami hukuman dari Tuhan yang sangat kejam.
Dengan cara yang sama, Tuhan juga memberikan
kepada seluruh umat manusia cara supaya kita tidak
perlu menerima hukuman dari Tuhan berupa api
Neraka, yaitu dengan memberikan Domba pengganti.
Pengganti ini haruslah tidak bercacat, dalam arti tidak
boleh ada dosa sedikitpun. Siapakah Domba pengganti
itu?
Domba Pengganti Untuk Umat Manusia
Setelah berabad-abad umat Israel mempraktekkan
upacara pengurbanan itu, datanglah Nabi Yahya. Dia
diutus oleh Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi
seseorang yang lebih besar lagi yang akan datang
setelah dia, yaitu Isa Almasih. Suatu saat dia melihat
Isa Al-Masih datang kepadanya dan berkata, “Lihat,
Anak Domba Allah, yang akan menebus dosa dunia!”
(Yoh 1:29)
Quran maupun Alkitab sependapat akan beberapa hal
tentang Isa Almasih. Pertama, dia dilahirkan secara
mukjizat. Meskipun dia dilahirkan dari rahim seorang
perempuan, tapi dia bukanlah hasil dari persetubuhan
dengan seorang laki-laki. Tuhan sendiri yang
memberikan rohNya kepada perempuan itu. Jadi Isa
benar-benar berasal dari Tuhan dan dia adalah Roh
Tuhan itu sendiri. Kedua, Isa Almasih adalah sosok
yang tidak berdosa. Karena dia sosok yang tidak
berdosa, maka Dialah satu-satunya yang layak untuk
menjadi Domba pengganti yang diberikan oleh Tuhan
untuk menebus dosa umat manusia. Dia melakukannya
dengan cara mati di kayu salib dan bangkit pada hari
yang ketiga. Isa Almasih mengorbankan nyawanya
demi untuk memberikan kepada kita hak untuk hidup
selama-lamanya, membebaskan kita dari hukuman
dosa. Isa adalah domba pengganti kita yang diberikan
oleh Tuhan kepada kita.
Kesimpulan
Dari sini kita bisa melihat bagaimana kisah tentang
pengurbanan anak Nabi Ibrahim adalah suatu pertanda
akan apa yang Tuhan sendiri akan perbuat dengan cara
mengurbankan Isa Almasih. Dia adalah tanda bukti
kasih Tuhan yang sempurna kepada kita. Bukti dari
kasih adalah pengorbanan. Ketika anda melihat ke kayu
salib, tempat dimana Isa dikorbankan untuk menebus
dosa anda dan saya, anda bisa melihat betapa
dalamnya kasih Tuhan yang tak terhingga itu kepada
anda.
Isa Almasih adalah hadiah Tuhan yang paling berharga
kepada anda. Maukah anda menerima hadiah ini
dengan membuka hati anda kepada Isa secara iman
saat ini juga? Ucapkanlah doa ini:
“Ya Tuhan. Saya sadar betapa besarnya kasihMu
kepadaku. Engkau sudah memberikan Isa Almasih
sebagai domba pengganti untuk menebus dosa-
dosaku. Saat ini juga saya ingin membuka hatiku dan
beriman kepadaNya. Hapuskanlah dosa-dosaku dan
buatlah aku suci kembali agar aku bisa masuk ke
Surga. Amin!”
Jika anda baru saja mengucapkan doa ini dengan
sungguh-sungguh, selamat! Saat ini juga semua dosa
anda diampuni, dan anda layak masuk ke Surga.
(Ide cerita ini diambil dari “Glad News!” oleh Samy Tanagho)
Pertanyaan? Komentar? Saran? Kirim SMS ke nomor: +62-878-
4201-0235, dengan mengetik kata kunci “Ibrahim”, lalu diikuti
dengan pesan anda.