SlideShare a Scribd company logo
Nama Kelompok : Fadil Aprinda dan Faisol Raditya
Kelas          : MID B 2010
Tugas MK. Teknik Penulisan Informasi



   “Kasus Sang Simulator SIM Djoko Susilo dan Penyitaan Aset Hartanya”
Sumber: Koran Suara Merdeka


       Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa mantan kepala Korps Lalu Lintas
Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka. Jenderal bintang dua ini diperiksa
dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator kendaraan untuk ujian surat izin mengemudi
(SIM) tahun 2011.
       ''DS diperiksa sebagai tersangka,'' ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK
Priharsa Nugraha, Selasa (12/2).
       Seperti diketahui, KPK menjerat Djoko Susilo dengan Undang-Undang Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU). Sebelumnya, bekas gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang
itu menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator kendaraan untuk ujian surat
izin mengemudi (SIM) tahun 2011. Penyidik menjerat Djoko dengan Pasal 3 dan atau Pasal 4
UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU. Djoko diduga sengaja mengubah, menyamarkan, dan
menyembunyikan aset yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi.
       Surat perintah penyidikan dalam kasus TTPU ditandatangani pada Rabu, 9 Januari 2013.
Djoko diduga menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk aset. Berdasarkan
penelusuran KPK, salah satu caranya dengan membeli sejumlah properti. Dalam kasus korupsi
simulator SIM, KPK juga menetapkan jenderal Polri lainnya sebagai tersangka, yaitu mantan
wakil kepala Korlantas Brigjen Didik Purnomo.
       Adapun tersangka dari pihak swasta/rekanan proyek yakni Direktur PT Citra Mandiri
Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto dan Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo
S Bambang. Mereka dijerat dengan pasal penyalahgunaan kewenangan yang menimbulkan
kerugian negara.
       Diduga kerugian negara dalam kasus itu Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar. PT CMMA
diduga membeli barang dari PT ITI sekitar Rp 90 miliar, sedangkan nilai proyek yang dimenangi
perusahaan milik Budi Rp 196,8 miliar.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyitaan diduga terkait mantan
Kepala Korp Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Kali ini, KPK menyita enam bus
besar yang di antaranya diambil dari Yogyakarta. "Dalam penyidikan kasus TPK pengadaan
Simulator dan TPPU, penyidik KPK kembali melakukan penyitaan aset berupa 6 bus (besar)
yang diduga terkait dengan DS sejak kemarin," ujar Kepala Biro Humas KPK Johan Budi Sapto
Prabowo, Sabtu (16/3).Dia mengatakan, saat ini bus telah diamankan di beberapa tempat.
         Sebelumnya, KPK menyatakan, telah menyita 33 aset milik mantan Inspektur Jenderal
Djoko. Menurut Johan, ke 33 aset itu terdiri dari 26 tanah dan bangunan yang tersebar di
sejumlah daerah, tiga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), serta empat mobil milik
Djoko.
         Johan memperkirakan, total aset yang dimiliki Djoko lebih dari Rp100 miliar. "Yang
disita belum mencapai Rp100 miliar," kata Johan. Seperti diketahui, KPK menyita aset Djoko
yang berupa SPBU berlokasi di Ciawi, Kaliungu Semarang, dan Kapuk Jakarta Utara. Sementara
empat mobil yang diduga terkait korupsi juga disita KPK, masing-masing berjenis Jeep
Wrangler, MPV Serena, Toyota Harrier dan Toyota Avanza. Sebelumnya, KPK juga menyita
sebelas rumah yang diduga milik Djoko.
         Setelah melakukan penyitaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan
penyitaan terhadap aset yang diduga terkait Mantan Kepala Korp Lalu Lintas Polri Inspektur
Jenderal Djoko Susilo. Kali ini, KPK melakukan penyitaan aset berupa tanah seluas 60 hektare
dan vila di Subang Jawa Barat. ''Iya sudah disita,'' kata Kepala Biro Humas KPK Johan Budi
Sapto Prabowo, Senin (18/3). Selain itu, lanjut Johan, penyidik juga melakukan penyitaan
terhadap aset Djoko di Perumahan Harvestland Jalan Raya Kuta dan sebidang Tanah di Tabanan
Desa Sudimara seluas sekitar 7000 meter. ''Disita sejak Jumat pekan lalu,'' kata Johan.
         Dia menegaskan, penyitaan aset tidak hanya dilakukan terhadap tersangka Djoko Susilo.
Menurut Johan, KPK juga melakukan penyitaan terhadap tersangka lainnya yang dijerat tindak
pidana pencucian uang. ''Penyitaan juga dilakukan terhadap aset milik tersangka AF (Ahmad
Fathanah-red), rekening juga disita,'' katanya. Tentu, lanjut Johan, besarnya aset yang disita
tergantung kebutuhan penyik dalam proses penyidikan. ''Penegak hukum boleh menyita aset
yang diduga tidak sesuai dengan profiling dia, itu nanti dibuktikan di sidang. Dengan dua
maksud itulah KPK lakukan penyitaan,'' ujarnya.
Terkait kemungkinan aset Djoko di luar negeri, Johan mengatakan, pihaknya belum
menerima informasi tersebut. ''Kita belum terima informasi iu,'' kata Johan. Sebelumnya, KPK
juga menyita enam buah bus besar yang diantaranya diambil dari Yogjakarta. Sejauh ini KPK
telah menyita 33 aset milik mantan Inspektur Jenderal Djoko. Dari ke 33 aset itu terdiri dari 26
tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah daerah, tiga stasiun pengisian bahan bakar umum
(SPBU), serta empat mobil milik Djoko.
       Johan memperkirakan, total aset yang dimiliki Djoko lebih dari Rp 100 miliar. ''Yang
disita belum mencapai Rp 100 miliar,'' kata Johan.
       Beberapa minggu kemudian lagi-lagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali
melakukan penyitaan terhadap aset milik Mantan Kepala Korp Lalu Lintas Polri Inspektur
Jenderal Djoko Susilo. Kali ini, penyidik KPK menyita empat mobil yang diduga terkait Irjen
Djoko dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang.
       "Penyidik KPK telah melakukan penyitaan terhadap empat mobil yang diduga berkaitan
dengan tersangka DS," kata Kepala Biro Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo kepada
Suaramerdeka.com, Selasa (12/3).
       Dia menambahkan, mobil tersebut masing masing berjenis Jeep Wrangler, MPV Serena,
Toyota Harrier dan Toyota Avanza. "Mobil ini diduga terkait dengan DS (Djoko Susilo, red) dan
sekarang sedang diamankan di KPK," ujar Johan. Sebelumnya, KPK telah menyita sekitar 20
aset milik Djoko atas dugaan pencucian uang. "Perlu saya sampaikan bahwa sampai hari ini
(kemarin, red) ada skitar hampir 20 (aset) yang sudah disita oleh KPK," kata Johan.

More Related Content

Viewers also liked

Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
irvan sidik
 
Daftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarDaftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarLunandi Syaiful
 
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Fathi Arief
 
Pengambilan Keputusan Decision Making
Pengambilan Keputusan Decision MakingPengambilan Keputusan Decision Making
Pengambilan Keputusan Decision Making
Eko Mardianto
 
Psikologi Kognitif
Psikologi KognitifPsikologi Kognitif
Psikologi Kognitif
safarid
 
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda deeKasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
universitas islam syekh-yusuf tangerang
 

Viewers also liked (6)

Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
Irvan korupsi di_masyarakat_41614110109[1]
 
Daftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantarDaftar isi dan kata pengantar
Daftar isi dan kata pengantar
 
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
Manajemen Chapter 7 (Pengambilan Keputusan)
 
Pengambilan Keputusan Decision Making
Pengambilan Keputusan Decision MakingPengambilan Keputusan Decision Making
Pengambilan Keputusan Decision Making
 
Psikologi Kognitif
Psikologi KognitifPsikologi Kognitif
Psikologi Kognitif
 
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda deeKasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
Kasus penggelapan uang para nasabah citibank oleh melinda dee
 

Tugas artikel sang simulator sim djoko susilo dan penyitaan asetnya (fadil dan faisol)

  • 1. Nama Kelompok : Fadil Aprinda dan Faisol Raditya Kelas : MID B 2010 Tugas MK. Teknik Penulisan Informasi “Kasus Sang Simulator SIM Djoko Susilo dan Penyitaan Aset Hartanya” Sumber: Koran Suara Merdeka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa mantan kepala Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo sebagai tersangka. Jenderal bintang dua ini diperiksa dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator kendaraan untuk ujian surat izin mengemudi (SIM) tahun 2011. ''DS diperiksa sebagai tersangka,'' ujar Kepala Bagian Pemberitaan dan Informasi KPK Priharsa Nugraha, Selasa (12/2). Seperti diketahui, KPK menjerat Djoko Susilo dengan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Sebelumnya, bekas gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang itu menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi proyek simulator kendaraan untuk ujian surat izin mengemudi (SIM) tahun 2011. Penyidik menjerat Djoko dengan Pasal 3 dan atau Pasal 4 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang TPPU. Djoko diduga sengaja mengubah, menyamarkan, dan menyembunyikan aset yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi. Surat perintah penyidikan dalam kasus TTPU ditandatangani pada Rabu, 9 Januari 2013. Djoko diduga menyamarkan uang hasil kejahatannya dalam bentuk aset. Berdasarkan penelusuran KPK, salah satu caranya dengan membeli sejumlah properti. Dalam kasus korupsi simulator SIM, KPK juga menetapkan jenderal Polri lainnya sebagai tersangka, yaitu mantan wakil kepala Korlantas Brigjen Didik Purnomo. Adapun tersangka dari pihak swasta/rekanan proyek yakni Direktur PT Citra Mandiri Metalindo Abadi (CMMA) Budi Susanto dan Direktur PT Inovasi Teknologi Indonesia Sukotjo S Bambang. Mereka dijerat dengan pasal penyalahgunaan kewenangan yang menimbulkan kerugian negara. Diduga kerugian negara dalam kasus itu Rp 90 miliar hingga Rp 100 miliar. PT CMMA diduga membeli barang dari PT ITI sekitar Rp 90 miliar, sedangkan nilai proyek yang dimenangi perusahaan milik Budi Rp 196,8 miliar.
  • 2. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penyitaan diduga terkait mantan Kepala Korp Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Kali ini, KPK menyita enam bus besar yang di antaranya diambil dari Yogyakarta. "Dalam penyidikan kasus TPK pengadaan Simulator dan TPPU, penyidik KPK kembali melakukan penyitaan aset berupa 6 bus (besar) yang diduga terkait dengan DS sejak kemarin," ujar Kepala Biro Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo, Sabtu (16/3).Dia mengatakan, saat ini bus telah diamankan di beberapa tempat. Sebelumnya, KPK menyatakan, telah menyita 33 aset milik mantan Inspektur Jenderal Djoko. Menurut Johan, ke 33 aset itu terdiri dari 26 tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah daerah, tiga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), serta empat mobil milik Djoko. Johan memperkirakan, total aset yang dimiliki Djoko lebih dari Rp100 miliar. "Yang disita belum mencapai Rp100 miliar," kata Johan. Seperti diketahui, KPK menyita aset Djoko yang berupa SPBU berlokasi di Ciawi, Kaliungu Semarang, dan Kapuk Jakarta Utara. Sementara empat mobil yang diduga terkait korupsi juga disita KPK, masing-masing berjenis Jeep Wrangler, MPV Serena, Toyota Harrier dan Toyota Avanza. Sebelumnya, KPK juga menyita sebelas rumah yang diduga milik Djoko. Setelah melakukan penyitaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penyitaan terhadap aset yang diduga terkait Mantan Kepala Korp Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Kali ini, KPK melakukan penyitaan aset berupa tanah seluas 60 hektare dan vila di Subang Jawa Barat. ''Iya sudah disita,'' kata Kepala Biro Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo, Senin (18/3). Selain itu, lanjut Johan, penyidik juga melakukan penyitaan terhadap aset Djoko di Perumahan Harvestland Jalan Raya Kuta dan sebidang Tanah di Tabanan Desa Sudimara seluas sekitar 7000 meter. ''Disita sejak Jumat pekan lalu,'' kata Johan. Dia menegaskan, penyitaan aset tidak hanya dilakukan terhadap tersangka Djoko Susilo. Menurut Johan, KPK juga melakukan penyitaan terhadap tersangka lainnya yang dijerat tindak pidana pencucian uang. ''Penyitaan juga dilakukan terhadap aset milik tersangka AF (Ahmad Fathanah-red), rekening juga disita,'' katanya. Tentu, lanjut Johan, besarnya aset yang disita tergantung kebutuhan penyik dalam proses penyidikan. ''Penegak hukum boleh menyita aset yang diduga tidak sesuai dengan profiling dia, itu nanti dibuktikan di sidang. Dengan dua maksud itulah KPK lakukan penyitaan,'' ujarnya.
  • 3. Terkait kemungkinan aset Djoko di luar negeri, Johan mengatakan, pihaknya belum menerima informasi tersebut. ''Kita belum terima informasi iu,'' kata Johan. Sebelumnya, KPK juga menyita enam buah bus besar yang diantaranya diambil dari Yogjakarta. Sejauh ini KPK telah menyita 33 aset milik mantan Inspektur Jenderal Djoko. Dari ke 33 aset itu terdiri dari 26 tanah dan bangunan yang tersebar di sejumlah daerah, tiga stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), serta empat mobil milik Djoko. Johan memperkirakan, total aset yang dimiliki Djoko lebih dari Rp 100 miliar. ''Yang disita belum mencapai Rp 100 miliar,'' kata Johan. Beberapa minggu kemudian lagi-lagi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan penyitaan terhadap aset milik Mantan Kepala Korp Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Kali ini, penyidik KPK menyita empat mobil yang diduga terkait Irjen Djoko dalam kasus dugaan tindak pidana pencucian uang. "Penyidik KPK telah melakukan penyitaan terhadap empat mobil yang diduga berkaitan dengan tersangka DS," kata Kepala Biro Humas KPK Johan Budi Sapto Prabowo kepada Suaramerdeka.com, Selasa (12/3). Dia menambahkan, mobil tersebut masing masing berjenis Jeep Wrangler, MPV Serena, Toyota Harrier dan Toyota Avanza. "Mobil ini diduga terkait dengan DS (Djoko Susilo, red) dan sekarang sedang diamankan di KPK," ujar Johan. Sebelumnya, KPK telah menyita sekitar 20 aset milik Djoko atas dugaan pencucian uang. "Perlu saya sampaikan bahwa sampai hari ini (kemarin, red) ada skitar hampir 20 (aset) yang sudah disita oleh KPK," kata Johan.