2. Pengertian Software Praat
Praat yang dalam Bahasa Belanda berarti
„suara‟, yang merupakan sebuah freeware
yang diciptakan oleh Paul Boersma &
David Weenink dari Phonetic Sciences
Department University of
Amsterdam (www.praat.org). Dengan
slogannya „doing phonetics with
computer‟, Praat merupakan
software untuk melakukan analisis dan
rekonstruksi suara secara fleksibel.
3. Tujuan Penelitian
Membuktikan bahwa Praat dapat digunakan
untuk melakukan banyak hal, mulai dari
analisis spectrogram hingga rekonstruksi
(add, cut, dll) suara itu sendiri dan membuat
diagram atau gambar yang dapat
digunakan/disertakan pada karya ilmiah.
Program Praat sangat dibutuhkan oleh para
peneliti yang menggunakan data akustik.
Informasi akustik yang akurat dan lengkap
dapat dihasilkan dengan memberdayakan
Program Praat.
4. Metode Penelitian
Cara penggunaannya cukup mudah, yang dibutuhkan
hanyalah komputer (code) atau laptop yang memiliki
sound card dan ada transduser atau semacam
mikrofon yang dapat menangkap suara yang akan
kita rekam. Untuk softwarenya pun tersedia gratis di
websitenya dan support juga untuk linux.
Sebagai contoh saya merekam suara saya dalam
huruf vokal „A‟, maka pada jendela „Praat Objects‟,
pilih menu New –> Record Stereo Sound, kemudian
kita tinggal rekam saja. Apabila sudah di rekam maka
kita dapat melakukan analisis karakteristik akustik
suara pada manusia.
5. Penjelasan
Karakteristik suara manusia dibagi ke dalam dua jenis, yaitu karakteristik
akustik dan non akustik. Contoh untuk karakteristik non akustik adalah
pulsa dan waktu. Sedangkan karakteristik akustik suara manusia terdiri
dari Pitch, Formant, dan Formant Bandwidth.
Pitch menunjukkan nada dasar suara manusia. Tinggi rendahnya pitch
dipengaruhi antara lain oleh usia dan jenis kelamin. Pitch dipengaruhi
juga oleh pita suara. Laki-laki dan perempuan mempunyai ukuran pita
suara yang berbeda. Seorang laki-laki dewasa memiliki pitch yang lebih
rendah dan pita suara yang lebih lebar dibandingkan dengan perempuan.
Ukuran pita suara laki-laki dewasa berkisar antara 17mm sampai
25mm, sedangkan untuk perempuan berkisar antara 12.5mm sampai
17.5mm.
Bisa dibilang suara manusia itu unik, karena setiap orang mempunyai
pitch yang berbeda-beda, formant ke-1 dan ke-2 , dan warna suara yang
berbeda-beda pula. Pitch perempuan itu pada umumnya lebih tinggi dari
pitch pada laki-laki.
6. Kesimpulan
perempuan pada umumnya. Dengan kata lain saya
memiliki pitch laki-laki (nge-bass). Rentang pitch
perempuan itu berkisar kalau tidak salah rata-rata
180-250Hz, sedangkan pada laki-laki 80-180 Hz.
Tentu saja saya bukan yang bersuara dimirip-
miripkan seperti lak-laki. Tapi itulah kenyataannya.
Sehingga saya dapat menjelaskan fenomena yang
sering terjadi apabila saya menerima telepon yang
berdering dirumah. Biasanya si penelepon selalu
berkata “Hello MAS”, padahal saya 100% perempuan.
7. Fenomena ini akhirnya terjawab karena pitch saya
memang nge-bass. Makanya ketika saya SMP dulu
tidak begitu merasakan perubahan suara pada diri
saya. Teman-teman saya pada umumnya mengalami
transisi suara yang lembut, tapi memang dari
sananya suara saya sudah seperti ini.
Mungkin apabila dianalisis, karena saya biasanya
„sedikit‟ menekan pita suara saya ketika
berbicara, dan itu sudah berlangsung lama, sehingga
menjadi kebiasaan. Ketika saya mencoba berbicara
lembut ternyata pitch masih tetap nge-bass, alias
masih belum normal seperti suara perempuan pada
umumnya.