Puisi ini mengisahkan tentang seorang tokoh pendidikan yang telah dilupakan oleh generasi muda. Tokoh tersebut merasa dirinya dilupakan setelah berkorban demi pendidikan bangsa. Ia mengingat perjuangan pahit yang telah dilakukan namun kini sudah dilupakan. Puisi ini ingin mengingatkan generasi muda akan perjuangan para pendahulu demi pendidikan.
1. TOKOH HEBAT PENDIDIKAN
YANG TERLUPAKAN
Oleh: Charlis Sianturi
Ketika diriku telah dikandung tanah
Ketika matiku telah hidup kembali
Diriku telah dilupakan, dilupakan, dan sudah dilupakan
Mengapa di lupakan?? Sambil dalam hatinya bertanya
Kemana darah mengaklirku pergi dengan jauh
Kemana jantungku yang masih tidak lagi berdetak
Hingga pada masa itu ku korbankan diriku demi pendidikan bangsa ini
Dan demi pendidikan bangsa ini
Luka, derita, sakit hati saat generasi sekarang melupakan aku
Perjuangan pahit yang telah ku korbankan, sudah dilupakan
Karena hanya mengandalkan dengan ego masing-masing
Tanpa mengenang perjuangan yang selama ini
Dan harapan yang telah ku letakaan ke pundak kalian
Hanya sebuah harapan manis yang telah kalian gantungkan
Namun...... biarlah perjuangan yang telah ku berikan
Dapat aku kenang dengan pahit dan hati yang telah terluka
Ketika perjuangan demi pendidikan bangsa ini dilupakan
2. IDENTITAS PENULIS
Charlis Sianturi lahir di Pardomuan,19 Juni 1998 anak pertama dari Nelson Sianturi
dan Tiur Munte. Pendidikan yang telah ditempuh menamatkan diri dari SD Negeri 175780
Pollung tahun 2010, kemudian menamatkan diri dari SMP Negeri 2 Pollung tahun 2013 dan
menamatkan diri dari SMA Negeri 2 Dolok Sanggul tahun 2016.
Setelah lulus dari SMA, maka penulis melanjutkan study di Universitas Negeri Medan
dengan studi jurusan Pendidikan Sejarah, program S1. Dan saat ini sedang menjalani
perkuliahan semester 2.