eeet

1. SUFFICIENCY RATING THEORY

2. Teori ini terutama banyak dipakai di negara-
negara yang telah maju, misalnya Amerika Serikat
yang telah mulai memakainya pada tahun 1946.
Bagi negara-negara berkembang teori ini masih
terlalu advanced antara lain karena data-data dan
pencatatan mengenai hal-hal yang perlu
diperhitungkan untuk pertimbangannya adalah
kurang cukup tersedia, tidak teliti, relatif lebih
mahal, dan sebagainya.

3. Teori ini membagi jalan-jalan yang perlu dibangun
dalam beberapa bagian (sections) dan untuk tiap
bagian yang dinilai diberikan angka-angka nilai.
Unsur-unsur jalan yang dinilai adalah mengenai
kondisi, keselamatan, dan pelayanan jalan.

4. Menurut teori sufficiency rating dengan
menghitung ketiga kelompok bagian yang dinilai
itu, maka jalan yang terbaik atau sempurna akan
mendapat total angka nilai (total ratings)
sebesar 100. Jalan atau bagian jalan yang total
angka nilainya lebih rendah berarti lebih buruk.

5. Menurut teori itu jalan atau bagian jalan yang
mendapat angka nilai paling rendah di antara
jalan/bagian jalan yang dinilai itulah yang diberi
prioritas pertama untuk dibangun atau
diperbaiki.

6. Dari contoh dua jalan yang dinilai di bawah ini
ternyata jalan A mendapat angka nilai total (total
ratings) sebesar 61 dan jalan B sebesar 69. Dengan
demikian, menurut teori sufficiency rating jalan A
yang diprioritaskan untuk dibangun atau diperbaiki
terlebih dulu, sedangkan jalan B akan
diperhitungkan lagi pada kesempatan
pembangunan atau perbaikan tahun berikutnya.

7. Di samping itu, beberapa pendapat dari para analis
mengemukakan bahwa selain memperhitungkan
atau mendasarkan pertimbangan kepada angka
nilai tersebut di atas, maka harus pula diperhatikan
volume (dan kepadatan) trafik dari jalan atau
bagian jalan yang bersangkutan.

8. Dengan demikian, sungguhpun suatu jalan/bagian jalan
mempunyai angka nilai yang sama atau lebih tinggi
daripada yang lainnya, masih mungkin diberi prioritas
utama untuk dibangun atau diperbaiki asal saja
diperhatikan, diperhitungkan dan dihubungkan dengan
volume trafik pada jalan/bagian jalan yang bersangkutan,
yaitu bilamana aspek ini dapat mendukungnya.

9. GoMoskowitz.xlsx to excel

10. Dalam hubungan dengan formula Moskowitz tersebut di
atas, jika angka nilai total yang semula (basic rating) dan
dua jalan mendapatkan angka nilai yang hampir sama
atau suatu jalan (Q) mendapat angka nilai yang lebih
tinggi sedikit dari jalan yang lain (P), sedangkan trafiknya
berbeda yaitu trafik Q lebih tinggi dari trafik P, maka sukar
ditentukan secara langsung mana yang diberi prioritas
untuk diperbaiki terlebih dulu. Untuk mendapatkan

11. prioritas yang lebih tinggi di antara kedua jalan tersebut
dipakai formula Moskowitz. Dalam hal ini jika angka nilai
total yang disesuaikan (adjusted rating) setelah
diperhitungkan dengan trafiknya masing-masing
menunjukkan angka yang relatif lebih rendah, maka
jalan/bagian jalan itulah yang akan dipilih atau diberi
prioritas pertama untuk diperbaiki lebih dulu.

12. Sebagai contoh dapat dikemukakan,_misalnya ada
dua jalan yaitu jalan P dan jalan Q. Jalan P
mempunyai angka nilai dasar sebesar 40 dengan
trafiknya sebesar 400, sedangkan jalan Q
mempunyai angka nilai dasar sebesar 42 dengan
trafiknya sebesar 800. Dengan demikian, trafik rata-
rata dari kedua jalan itu adalah sebesar 600. Kedua
jalan ini dapat diringkas perbandingannya sebagai
berikut.

13. Dengan memakai formula Moskowitz dapat dihitung angka nilai yang
telah disesuaik aa hdjusted rating) untul masing-masing jalan sebagai berikut.

15. Dari hasil perhitungan ini ternyata bahwa jalan pertama (Ye) yang
mempunyai angka nilai dasar yang lebih rendah (40), tetapi
menghasilkan angka nilai disesuaikan yang lebih tinggi (43,0).
Sebaliknya jalan kedua (jalan Q) yang mempunyai angka nilai dasar
yang relatif agak lebih tinggi (42), tetapi menghasilkan angka nilai
disesuaikan yang lebih rendah (39,8). Dengan demikian, akhirnya
jalan Q lah yang diberi prioritas pertama untuk diperbaiki terlebih dulu.

16. Meskipun cara penentuan prioritas menurut teori
sufficiency rating ini dapat memberikan gambaran
dan perhitungan yang lengkap, obyektif dan mudah,
tetapi terdapat pula beberapa kekurangan atau
kelemahannya yang antara lain sebagai berikut:

17. Bahwa ongkos pembangunan atau perbaikan
jalan yang bersangkutan tidak tercermin dalam
perhitungan angka nilai tersebut. Karena itu bila
terdapat keterbatasan dalam anggaran belanja
negara, maka kemungkinan pelaksanaannya
akan tertunda, walaupun menurut perhitungan
harus mendapatkan prioritas.

18. Bahwa pekerjaan pemberian angka nilai (rating)
hams dilaksanakan serentak dan meliputi sate
wilayah tertentu, yang kadang-kadang sukar
untuk dapat dilaksanakan. Sehubungan dengan
ini pula seringkali terdapat kesukaran pada
beberapa negara yang angka-angka statistiknya,
khususnya yang bersangkutan dengan
transportasi, tidak tersedia dengan lengkap.