SlideShare a Scribd company logo
SISTEM PAKAR
METODE
DEMPSTER-SHAFER
Oleh:
Dr. Hasanul Fahmi, M.Kom
Defenisi
• Metode Dempster-Shafer pertama kali diperkenalkan oleh
Arthur P. Dempster and Glenn Shafer, yang melakukan
percobaan model ketidakpastian dengan range probabilitas
sebagai probabilitas tunggal. Kemudian teori Dempster
dipublikasikan di buku dengan judul Mathematical Theory of
Evident pada tahun 1976.
• Teori Dempster-Shafer merupakan teori matematika dari
evidence. Teori tersebut dapat memberikan sebuah cara untuk
menggabungkan evidence dari beberapa sumber dan
mendatangkan atau memberikan tingkat kepercayaan dari
evidence yang tersedia.
Defenisi
• Teori Dempster Shafer merupakan teori yang membahas tentang
penanganan dalam berbagai suatu kemungkinan yang dapat
dikombinasikan pada suatu fakta tertentu. Dari DST atau Dempster
Shafer Theory tersebut mempunyai permasalahan yaitu konflik
yang dapat dipersatukan dengan berbagai informasi yang ada.
Kumpulan informasi yang saling berbeda dapat diberikan symbol
sebagai q atau theta.
• Sebuah teori yang menjelaskan tentang teori matematika untuk
melakukan pembuktian yang didasari oleh fungsi kepercayaan dan
juga logika yang masuk akal, yang digunakan untuk menyatukan
beberapa bukti untuk menghasilkan kemungkinan dari suatu
peritiwa. Pengembang dari teori ini adalah Arthur P. Dempster dan
Glenn Shafer.
Pada umumnya teori Dempster-Shafer ditulis dalam sebuah interval
Persamaan Berikut ini:
[Belief, Plausibility]
Belief (Bel) mempunyai arti yaitu ukuran kekuatan dari bukti dalam mendukung
suatu himpunan yang dapat dinilai benar ataupun salah. Jika bernilai 0
mengindikasikan bahwa tidak ada bukti yang kuat, dan Plausibility (Pl) jika
bernilai 1 manunjukkan adanya nilai kepastian.
Palusibility diterapkan sebagai Persamaan dibawah ini.
𝑷𝑰(𝒔)=𝟏−𝑩𝒆𝒍 (~𝒔)
Jika memiliki keyakinan ~𝑠 maka dikaitkan maka 𝐵𝑒𝑙(𝑠)=1 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑙(~𝑠) = 0.
Defenisi
• Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discernment
yang dinotasikan dengan 𝑞 yang disebut dengan “theta”. Frame ini
merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.
• Apabila diketahui x adalah sub-set dari q, dengan symbol m1
sebagai fungsi densitasnya, dengan y juga merupakan sub-set q
dengan m2. Maka kombinasi densitas dari m1 dan m2
menghasilkan densitas m3, yaitu dengan Persamaan berikut:
Keterangan Rumus
-m1 (X) adalah dentitas untuk gejala pertama
- m2 (Y) adalah dentitas untuk gejala ke dua
- m3 (Z) adalah kombinasi dari kedua dentitas diatas.
- θ adalah semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis (X’ dan Y’)
- X dan Y adalah subset dari Z
- X’ dan Y’ adalah subset dari Ɵ
Penerapan Dempster-Shafer
• Kapan sebaiknya aku menggunakan Dempster-Shafer?
• Kasus apa yang cocok diterapkan dalam metode
Dempster-Shafer?
• Apa saja yang akan disiapkan untuk membuat sistem
dengan metode Dempster-Shafer?
Dempster-Shafer Cocok Untuk Kasus Seperti Apa?
• Seringkali ada pertanyaan diatas muncul ketika mau membuat
sistem menggunakan metode Dempster-Shafer. Karena itu, disini
di jelaskan kasus apa yang cocok menggunakan metode
Dempster-Shafer dalam penilaiannya dan langkah apa saja yang
perlu disiapkan.
• Metode Dempster-Shafer sangat cocok digunakan untuk kasus
yang membutuhkan pakar untuk menentukan besarnya
kepercayaan terhadap evidence/gejala terhadap suatu hipotesa.
Lalu hasil akhirnya berupa besarnya presentase gejala yg dipilih
terhadap hasil hipotesa.
Contoh kasus yang menggunakan Dempster-
Shafer dalam penilaiaanya adalah:
• Mencari Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus
• Mencari Diagnosa untuk Penyakit Tanaman Padi
• Dll
•
Apa saja yang Perlu Disiapkan untuk Membuat
Algoritma Dempster-Shafer?
• Mencari pakar yang sesuai dengan tema sistem yang akan dibuat
• Mendapatkan data hipotesa sesuai bidang ahli si pakar.
• Mendapatkan data evidence pada tiap hipotesa.
• Jangan lupa data pendukung untuk menghitung Dempster-Shafer
seperti besarnya kepercayaan pakar terhadap evidence pada setiap
hipotesa.
• Setelah mendapat semua data yang dibutuhkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung data tersebut ke dalam teori
Dempster-Shafer, sehingga menjadi hasil pasti berupa keputusan
hipotesa apa yang paling tepat dengan evidence yang diinputkan
user.
Contoh Kasus
Perhitungan Dempster-Shafer
• Judul Studi Kasus :
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pleural Effusion Dengan
• Menerapkan Metode Dempster Shafer
• Pengantar:
Penyakit Pleural Effusion adalah Pembentukan cairan dalam rongga pleura
dapat disebabkan oleh kelainan dalam paru sendiri, misalnya infeksi baik oleh
bakteri maupun oleh virus atau jamur, tumor paru, tumor mediastinum,
metastasis, atau disebabkan oleh keadaan kelainan sistemik, antara lain
penyakit- penyakit yang mengakibatkan penghambatan getah bening,
hipoproteinemia pada penyakit ginjal, hati, dan kegagalan jantung . Tidak
jarang disebabkan pula oleh trauma kecelakaan atau tindakan pembedahan.
Analisis Kebutuhan Data
• Berikut merupakan data-data gejala yang diakibatkan jika seseorang terkena
penyakit Pleural Effusion
Rule Base
• Rule 1 : IF GP1 And GP2 And GP3 And GP4 And GP5
Then P1
• Rule 2 : IF GP3 And GP5 And GP6 And GP7 And GP8
Then P2
Basis Pengetahuan
• Berdasarkan basis pengetahuan
yang telah dirancang, maka dapat
ditentukan kemungkinan jawaban
yang akan diberikan oleh
pengguna nantinya.
Menentukan nilai Densitas dari setiap gejala penyakit
Contoh Kasus :
Mengumpulkan data jenis jenis penyakit dan gejala gejala penyakit Pleural
Effusion. Dari data Objek A terdapat beberapa gejala penyakit Pleural Effusion
yaitu sebagai berikut :
Misalkan : Ɵ = {GP1, GP2, GP3, GP4, GP5, GP6, GP7, GP8}
Keterangan :
• GP1 : Nyeri pada dada yang berhubungan dengan jalannya saraf iga
• GP2 : Sesak nafas yang terjadi selama bermingguminggu
• GP3 : Kesulitan bernafas saat berbaring
• GP4 : Demam dan disertai nafas yang pendek
• GP5 : Batuk berdahak
• GP6 : Rasa nyeri dada saat menarik dan menghembuskan nafas
• GP7 : Sering cegukan
• GP8 : Penekanan pada paru-paru
• Menyususn jenis-jenis penyakit dan gejala-gejala tersebut ke
dalam sistem. Daftar gejala ini digunakan untuk menentukan bobot
dari setiap gejala pada jenis penyakit yang ada sehingga dapat
dihitung nilai akhir dempster Shafer nya. Perhitungan pembobotan
didapat dari nilai 1 dibagi gejala yang ada.
Bobot Gejala Penyakit Pleural Effusion Transudatifa
Bobot Gejala Penyakit Pleural Effusion Eksudatifa
Proses perhitungan Dempster Shafer untuk perhitungan penyakit Pleural
Effusion Transudatifa.
Proses perhitungan Dempster Shafer untuk perhitungan penyakit Pleural
Effusion Eksudatifa.
• Dari hasil pertanyaan mengenai penyakit Pleural Effusion kepada empat
pasien di Objek A didapat beberapa gejala yang dialami seperti tabel dibawah
ini :
Menghitung nilai tertinggi atau nilai kepercayaan yang didapat dari setiap
jenis penyakit dan gejalanya dengan teori Dempster Shafer.
• Perhitungan akan dilakukan dari setiap gejala yang dipilih. Berdasarkan tabel
diatas maka akan dilakukan perhitungan dengan metode Dempster-Shafer
adalah sebagai berikut :
• Dengan nilai 0.2470 maka dapat dikatakan bahwa Suryadi cukup pasti
menderita penyakit Pleural Effusion Eksudatifa (P2)
• Dengan nilai 0.4084 maka dapat dikatakan bahwa IlhamSyah
cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1)
• Dengan nilai 0.3628 maka dapat dikatakan bahwa Winda Sari
sudah pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1)
• Dengan nilai 0.3175 maka dapat dikatakan bahwa Adam Rahadi
cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1).
Pertemuan 9 Metode Dempster-Shafer.pptx

More Related Content

What's hot

Metode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipherMetode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipher
Bobby Chandra
 
Desain sistem keamanan jaringan
Desain sistem keamanan jaringanDesain sistem keamanan jaringan
Desain sistem keamanan jaringan
Teuacan Nami
 
Erd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademikErd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademik
Diyat Diyat
 

What's hot (20)

Penerapan teori bilangan pada kriptografi rsa
Penerapan teori bilangan pada kriptografi rsaPenerapan teori bilangan pada kriptografi rsa
Penerapan teori bilangan pada kriptografi rsa
 
Software Requirement Specification SRS
Software Requirement Specification SRSSoftware Requirement Specification SRS
Software Requirement Specification SRS
 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
 
Representasi Pengetahuan
Representasi PengetahuanRepresentasi Pengetahuan
Representasi Pengetahuan
 
Metode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipherMetode enkripsi caesar cipher
Metode enkripsi caesar cipher
 
Desain sistem keamanan jaringan
Desain sistem keamanan jaringanDesain sistem keamanan jaringan
Desain sistem keamanan jaringan
 
Contoh studykasus-2
Contoh studykasus-2Contoh studykasus-2
Contoh studykasus-2
 
Erd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademikErd sistem informasi akademik
Erd sistem informasi akademik
 
Algoritma Backtracking
Algoritma BacktrackingAlgoritma Backtracking
Algoritma Backtracking
 
Sistem Pakar Certainty factor
Sistem Pakar Certainty factor Sistem Pakar Certainty factor
Sistem Pakar Certainty factor
 
Project charter-1
Project charter-1Project charter-1
Project charter-1
 
Modul 5
Modul 5Modul 5
Modul 5
 
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
PROTOTYPE SMART HOME DENGAN KONSEP INTERNET OF THING (IOT) MENGGUNAKAN ARDUIN...
 
Teori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomataTeori bahasa-dan-otomata
Teori bahasa-dan-otomata
 
Analisis dan perancangan basis data perpustakaan
Analisis dan perancangan basis data perpustakaanAnalisis dan perancangan basis data perpustakaan
Analisis dan perancangan basis data perpustakaan
 
Pengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi GraphPengertian dan Representasi Graph
Pengertian dan Representasi Graph
 
CONTOH TUGAS AKHIR
CONTOH TUGAS AKHIRCONTOH TUGAS AKHIR
CONTOH TUGAS AKHIR
 
Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)Graf ( Matematika Diskrit)
Graf ( Matematika Diskrit)
 
Arsitektur komputer von neumann
Arsitektur komputer von neumannArsitektur komputer von neumann
Arsitektur komputer von neumann
 
Algoritma Greedy (contoh soal)
Algoritma Greedy (contoh soal)Algoritma Greedy (contoh soal)
Algoritma Greedy (contoh soal)
 

Recently uploaded

Recently uploaded (9)

SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 
MEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdf
MEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdfMEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdf
MEKANIKA TANAH JILID I - BRAJA M DAS (2).pdf
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Ppt sistem pencernaan pada manusia kelas XI
Ppt sistem pencernaan pada manusia kelas XIPpt sistem pencernaan pada manusia kelas XI
Ppt sistem pencernaan pada manusia kelas XI
 
AKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdf
AKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdfAKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdf
AKSI NYATA TOPIK IKLIM SEKOLAH AMAN MENCEGAH INTOLERANSI MALAIKAT KEBAIKAN.pdf
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
cara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemik
cara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemikcara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemik
cara untuk membunuh gulma dengan pestisida seperti kontak dan sistemik
 

Pertemuan 9 Metode Dempster-Shafer.pptx

  • 2. Defenisi • Metode Dempster-Shafer pertama kali diperkenalkan oleh Arthur P. Dempster and Glenn Shafer, yang melakukan percobaan model ketidakpastian dengan range probabilitas sebagai probabilitas tunggal. Kemudian teori Dempster dipublikasikan di buku dengan judul Mathematical Theory of Evident pada tahun 1976. • Teori Dempster-Shafer merupakan teori matematika dari evidence. Teori tersebut dapat memberikan sebuah cara untuk menggabungkan evidence dari beberapa sumber dan mendatangkan atau memberikan tingkat kepercayaan dari evidence yang tersedia.
  • 3. Defenisi • Teori Dempster Shafer merupakan teori yang membahas tentang penanganan dalam berbagai suatu kemungkinan yang dapat dikombinasikan pada suatu fakta tertentu. Dari DST atau Dempster Shafer Theory tersebut mempunyai permasalahan yaitu konflik yang dapat dipersatukan dengan berbagai informasi yang ada. Kumpulan informasi yang saling berbeda dapat diberikan symbol sebagai q atau theta. • Sebuah teori yang menjelaskan tentang teori matematika untuk melakukan pembuktian yang didasari oleh fungsi kepercayaan dan juga logika yang masuk akal, yang digunakan untuk menyatukan beberapa bukti untuk menghasilkan kemungkinan dari suatu peritiwa. Pengembang dari teori ini adalah Arthur P. Dempster dan Glenn Shafer.
  • 4. Pada umumnya teori Dempster-Shafer ditulis dalam sebuah interval Persamaan Berikut ini: [Belief, Plausibility] Belief (Bel) mempunyai arti yaitu ukuran kekuatan dari bukti dalam mendukung suatu himpunan yang dapat dinilai benar ataupun salah. Jika bernilai 0 mengindikasikan bahwa tidak ada bukti yang kuat, dan Plausibility (Pl) jika bernilai 1 manunjukkan adanya nilai kepastian. Palusibility diterapkan sebagai Persamaan dibawah ini. 𝑷𝑰(𝒔)=𝟏−𝑩𝒆𝒍 (~𝒔) Jika memiliki keyakinan ~𝑠 maka dikaitkan maka 𝐵𝑒𝑙(𝑠)=1 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑙(~𝑠) = 0.
  • 5. Defenisi • Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discernment yang dinotasikan dengan 𝑞 yang disebut dengan “theta”. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis. • Apabila diketahui x adalah sub-set dari q, dengan symbol m1 sebagai fungsi densitasnya, dengan y juga merupakan sub-set q dengan m2. Maka kombinasi densitas dari m1 dan m2 menghasilkan densitas m3, yaitu dengan Persamaan berikut:
  • 6. Keterangan Rumus -m1 (X) adalah dentitas untuk gejala pertama - m2 (Y) adalah dentitas untuk gejala ke dua - m3 (Z) adalah kombinasi dari kedua dentitas diatas. - θ adalah semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis (X’ dan Y’) - X dan Y adalah subset dari Z - X’ dan Y’ adalah subset dari Ɵ
  • 7. Penerapan Dempster-Shafer • Kapan sebaiknya aku menggunakan Dempster-Shafer? • Kasus apa yang cocok diterapkan dalam metode Dempster-Shafer? • Apa saja yang akan disiapkan untuk membuat sistem dengan metode Dempster-Shafer?
  • 8. Dempster-Shafer Cocok Untuk Kasus Seperti Apa? • Seringkali ada pertanyaan diatas muncul ketika mau membuat sistem menggunakan metode Dempster-Shafer. Karena itu, disini di jelaskan kasus apa yang cocok menggunakan metode Dempster-Shafer dalam penilaiannya dan langkah apa saja yang perlu disiapkan. • Metode Dempster-Shafer sangat cocok digunakan untuk kasus yang membutuhkan pakar untuk menentukan besarnya kepercayaan terhadap evidence/gejala terhadap suatu hipotesa. Lalu hasil akhirnya berupa besarnya presentase gejala yg dipilih terhadap hasil hipotesa.
  • 9. Contoh kasus yang menggunakan Dempster- Shafer dalam penilaiaanya adalah: • Mencari Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus • Mencari Diagnosa untuk Penyakit Tanaman Padi • Dll •
  • 10. Apa saja yang Perlu Disiapkan untuk Membuat Algoritma Dempster-Shafer? • Mencari pakar yang sesuai dengan tema sistem yang akan dibuat • Mendapatkan data hipotesa sesuai bidang ahli si pakar. • Mendapatkan data evidence pada tiap hipotesa. • Jangan lupa data pendukung untuk menghitung Dempster-Shafer seperti besarnya kepercayaan pakar terhadap evidence pada setiap hipotesa. • Setelah mendapat semua data yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah menghitung data tersebut ke dalam teori Dempster-Shafer, sehingga menjadi hasil pasti berupa keputusan hipotesa apa yang paling tepat dengan evidence yang diinputkan user.
  • 11. Contoh Kasus Perhitungan Dempster-Shafer • Judul Studi Kasus : Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pleural Effusion Dengan • Menerapkan Metode Dempster Shafer • Pengantar: Penyakit Pleural Effusion adalah Pembentukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan oleh kelainan dalam paru sendiri, misalnya infeksi baik oleh bakteri maupun oleh virus atau jamur, tumor paru, tumor mediastinum, metastasis, atau disebabkan oleh keadaan kelainan sistemik, antara lain penyakit- penyakit yang mengakibatkan penghambatan getah bening, hipoproteinemia pada penyakit ginjal, hati, dan kegagalan jantung . Tidak jarang disebabkan pula oleh trauma kecelakaan atau tindakan pembedahan.
  • 12. Analisis Kebutuhan Data • Berikut merupakan data-data gejala yang diakibatkan jika seseorang terkena penyakit Pleural Effusion
  • 13. Rule Base • Rule 1 : IF GP1 And GP2 And GP3 And GP4 And GP5 Then P1 • Rule 2 : IF GP3 And GP5 And GP6 And GP7 And GP8 Then P2
  • 14. Basis Pengetahuan • Berdasarkan basis pengetahuan yang telah dirancang, maka dapat ditentukan kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh pengguna nantinya.
  • 15. Menentukan nilai Densitas dari setiap gejala penyakit
  • 16. Contoh Kasus : Mengumpulkan data jenis jenis penyakit dan gejala gejala penyakit Pleural Effusion. Dari data Objek A terdapat beberapa gejala penyakit Pleural Effusion yaitu sebagai berikut : Misalkan : Ɵ = {GP1, GP2, GP3, GP4, GP5, GP6, GP7, GP8} Keterangan : • GP1 : Nyeri pada dada yang berhubungan dengan jalannya saraf iga • GP2 : Sesak nafas yang terjadi selama bermingguminggu • GP3 : Kesulitan bernafas saat berbaring • GP4 : Demam dan disertai nafas yang pendek • GP5 : Batuk berdahak • GP6 : Rasa nyeri dada saat menarik dan menghembuskan nafas • GP7 : Sering cegukan • GP8 : Penekanan pada paru-paru
  • 17. • Menyususn jenis-jenis penyakit dan gejala-gejala tersebut ke dalam sistem. Daftar gejala ini digunakan untuk menentukan bobot dari setiap gejala pada jenis penyakit yang ada sehingga dapat dihitung nilai akhir dempster Shafer nya. Perhitungan pembobotan didapat dari nilai 1 dibagi gejala yang ada.
  • 18. Bobot Gejala Penyakit Pleural Effusion Transudatifa
  • 19. Bobot Gejala Penyakit Pleural Effusion Eksudatifa
  • 20. Proses perhitungan Dempster Shafer untuk perhitungan penyakit Pleural Effusion Transudatifa. Proses perhitungan Dempster Shafer untuk perhitungan penyakit Pleural Effusion Eksudatifa.
  • 21.
  • 22. • Dari hasil pertanyaan mengenai penyakit Pleural Effusion kepada empat pasien di Objek A didapat beberapa gejala yang dialami seperti tabel dibawah ini :
  • 23. Menghitung nilai tertinggi atau nilai kepercayaan yang didapat dari setiap jenis penyakit dan gejalanya dengan teori Dempster Shafer. • Perhitungan akan dilakukan dari setiap gejala yang dipilih. Berdasarkan tabel diatas maka akan dilakukan perhitungan dengan metode Dempster-Shafer adalah sebagai berikut : • Dengan nilai 0.2470 maka dapat dikatakan bahwa Suryadi cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Eksudatifa (P2)
  • 24. • Dengan nilai 0.4084 maka dapat dikatakan bahwa IlhamSyah cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1)
  • 25. • Dengan nilai 0.3628 maka dapat dikatakan bahwa Winda Sari sudah pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1)
  • 26. • Dengan nilai 0.3175 maka dapat dikatakan bahwa Adam Rahadi cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1).