2. Defenisi
• Metode Dempster-Shafer pertama kali diperkenalkan oleh
Arthur P. Dempster and Glenn Shafer, yang melakukan
percobaan model ketidakpastian dengan range probabilitas
sebagai probabilitas tunggal. Kemudian teori Dempster
dipublikasikan di buku dengan judul Mathematical Theory of
Evident pada tahun 1976.
• Teori Dempster-Shafer merupakan teori matematika dari
evidence. Teori tersebut dapat memberikan sebuah cara untuk
menggabungkan evidence dari beberapa sumber dan
mendatangkan atau memberikan tingkat kepercayaan dari
evidence yang tersedia.
3. Defenisi
• Teori Dempster Shafer merupakan teori yang membahas tentang
penanganan dalam berbagai suatu kemungkinan yang dapat
dikombinasikan pada suatu fakta tertentu. Dari DST atau Dempster
Shafer Theory tersebut mempunyai permasalahan yaitu konflik
yang dapat dipersatukan dengan berbagai informasi yang ada.
Kumpulan informasi yang saling berbeda dapat diberikan symbol
sebagai q atau theta.
• Sebuah teori yang menjelaskan tentang teori matematika untuk
melakukan pembuktian yang didasari oleh fungsi kepercayaan dan
juga logika yang masuk akal, yang digunakan untuk menyatukan
beberapa bukti untuk menghasilkan kemungkinan dari suatu
peritiwa. Pengembang dari teori ini adalah Arthur P. Dempster dan
Glenn Shafer.
4. Pada umumnya teori Dempster-Shafer ditulis dalam sebuah interval
Persamaan Berikut ini:
[Belief, Plausibility]
Belief (Bel) mempunyai arti yaitu ukuran kekuatan dari bukti dalam mendukung
suatu himpunan yang dapat dinilai benar ataupun salah. Jika bernilai 0
mengindikasikan bahwa tidak ada bukti yang kuat, dan Plausibility (Pl) jika
bernilai 1 manunjukkan adanya nilai kepastian.
Palusibility diterapkan sebagai Persamaan dibawah ini.
𝑷𝑰(𝒔)=𝟏−𝑩𝒆𝒍 (~𝒔)
Jika memiliki keyakinan ~𝑠 maka dikaitkan maka 𝐵𝑒𝑙(𝑠)=1 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑙(~𝑠) = 0.
5. Defenisi
• Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya frame of discernment
yang dinotasikan dengan 𝑞 yang disebut dengan “theta”. Frame ini
merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.
• Apabila diketahui x adalah sub-set dari q, dengan symbol m1
sebagai fungsi densitasnya, dengan y juga merupakan sub-set q
dengan m2. Maka kombinasi densitas dari m1 dan m2
menghasilkan densitas m3, yaitu dengan Persamaan berikut:
6. Keterangan Rumus
-m1 (X) adalah dentitas untuk gejala pertama
- m2 (Y) adalah dentitas untuk gejala ke dua
- m3 (Z) adalah kombinasi dari kedua dentitas diatas.
- θ adalah semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis (X’ dan Y’)
- X dan Y adalah subset dari Z
- X’ dan Y’ adalah subset dari Ɵ
7. Penerapan Dempster-Shafer
• Kapan sebaiknya aku menggunakan Dempster-Shafer?
• Kasus apa yang cocok diterapkan dalam metode
Dempster-Shafer?
• Apa saja yang akan disiapkan untuk membuat sistem
dengan metode Dempster-Shafer?
8. Dempster-Shafer Cocok Untuk Kasus Seperti Apa?
• Seringkali ada pertanyaan diatas muncul ketika mau membuat
sistem menggunakan metode Dempster-Shafer. Karena itu, disini
di jelaskan kasus apa yang cocok menggunakan metode
Dempster-Shafer dalam penilaiannya dan langkah apa saja yang
perlu disiapkan.
• Metode Dempster-Shafer sangat cocok digunakan untuk kasus
yang membutuhkan pakar untuk menentukan besarnya
kepercayaan terhadap evidence/gejala terhadap suatu hipotesa.
Lalu hasil akhirnya berupa besarnya presentase gejala yg dipilih
terhadap hasil hipotesa.
9. Contoh kasus yang menggunakan Dempster-
Shafer dalam penilaiaanya adalah:
• Mencari Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus
• Mencari Diagnosa untuk Penyakit Tanaman Padi
• Dll
•
10. Apa saja yang Perlu Disiapkan untuk Membuat
Algoritma Dempster-Shafer?
• Mencari pakar yang sesuai dengan tema sistem yang akan dibuat
• Mendapatkan data hipotesa sesuai bidang ahli si pakar.
• Mendapatkan data evidence pada tiap hipotesa.
• Jangan lupa data pendukung untuk menghitung Dempster-Shafer
seperti besarnya kepercayaan pakar terhadap evidence pada setiap
hipotesa.
• Setelah mendapat semua data yang dibutuhkan, langkah
selanjutnya adalah menghitung data tersebut ke dalam teori
Dempster-Shafer, sehingga menjadi hasil pasti berupa keputusan
hipotesa apa yang paling tepat dengan evidence yang diinputkan
user.
11. Contoh Kasus
Perhitungan Dempster-Shafer
• Judul Studi Kasus :
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Pleural Effusion Dengan
• Menerapkan Metode Dempster Shafer
• Pengantar:
Penyakit Pleural Effusion adalah Pembentukan cairan dalam rongga pleura
dapat disebabkan oleh kelainan dalam paru sendiri, misalnya infeksi baik oleh
bakteri maupun oleh virus atau jamur, tumor paru, tumor mediastinum,
metastasis, atau disebabkan oleh keadaan kelainan sistemik, antara lain
penyakit- penyakit yang mengakibatkan penghambatan getah bening,
hipoproteinemia pada penyakit ginjal, hati, dan kegagalan jantung . Tidak
jarang disebabkan pula oleh trauma kecelakaan atau tindakan pembedahan.
12. Analisis Kebutuhan Data
• Berikut merupakan data-data gejala yang diakibatkan jika seseorang terkena
penyakit Pleural Effusion
13. Rule Base
• Rule 1 : IF GP1 And GP2 And GP3 And GP4 And GP5
Then P1
• Rule 2 : IF GP3 And GP5 And GP6 And GP7 And GP8
Then P2
14. Basis Pengetahuan
• Berdasarkan basis pengetahuan
yang telah dirancang, maka dapat
ditentukan kemungkinan jawaban
yang akan diberikan oleh
pengguna nantinya.
16. Contoh Kasus :
Mengumpulkan data jenis jenis penyakit dan gejala gejala penyakit Pleural
Effusion. Dari data Objek A terdapat beberapa gejala penyakit Pleural Effusion
yaitu sebagai berikut :
Misalkan : Ɵ = {GP1, GP2, GP3, GP4, GP5, GP6, GP7, GP8}
Keterangan :
• GP1 : Nyeri pada dada yang berhubungan dengan jalannya saraf iga
• GP2 : Sesak nafas yang terjadi selama bermingguminggu
• GP3 : Kesulitan bernafas saat berbaring
• GP4 : Demam dan disertai nafas yang pendek
• GP5 : Batuk berdahak
• GP6 : Rasa nyeri dada saat menarik dan menghembuskan nafas
• GP7 : Sering cegukan
• GP8 : Penekanan pada paru-paru
17. • Menyususn jenis-jenis penyakit dan gejala-gejala tersebut ke
dalam sistem. Daftar gejala ini digunakan untuk menentukan bobot
dari setiap gejala pada jenis penyakit yang ada sehingga dapat
dihitung nilai akhir dempster Shafer nya. Perhitungan pembobotan
didapat dari nilai 1 dibagi gejala yang ada.
20. Proses perhitungan Dempster Shafer untuk perhitungan penyakit Pleural
Effusion Transudatifa.
Proses perhitungan Dempster Shafer untuk perhitungan penyakit Pleural
Effusion Eksudatifa.
21.
22. • Dari hasil pertanyaan mengenai penyakit Pleural Effusion kepada empat
pasien di Objek A didapat beberapa gejala yang dialami seperti tabel dibawah
ini :
23. Menghitung nilai tertinggi atau nilai kepercayaan yang didapat dari setiap
jenis penyakit dan gejalanya dengan teori Dempster Shafer.
• Perhitungan akan dilakukan dari setiap gejala yang dipilih. Berdasarkan tabel
diatas maka akan dilakukan perhitungan dengan metode Dempster-Shafer
adalah sebagai berikut :
• Dengan nilai 0.2470 maka dapat dikatakan bahwa Suryadi cukup pasti
menderita penyakit Pleural Effusion Eksudatifa (P2)
24. • Dengan nilai 0.4084 maka dapat dikatakan bahwa IlhamSyah
cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1)
25. • Dengan nilai 0.3628 maka dapat dikatakan bahwa Winda Sari
sudah pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1)
26. • Dengan nilai 0.3175 maka dapat dikatakan bahwa Adam Rahadi
cukup pasti menderita penyakit Pleural Effusion Transudatifa (P1).