Dokumen tersebut membahas kebijakan pengembangan kawasan pertambangan yang berkelanjutan di Kulonprogo melalui (1) pembentukan tiga pusat pengelolaan tambang, (2) pengelolaan limbah tambang, dan (3) pemberdayaan masyarakat lokal untuk mengurangi dampak lingkungan dari pertambangan tradisional.
2. Pengelolahan Kawasan
Pertambangan
Pengelolaan Limbah Tambang
Wilayah Pertambangan Rakyat
Pemberdayaan Masyarakat
Lokal
Kebijakan Strategi Program
Memanajemen Pengelolaan
Pertambangan yang Tepat,
Terarah dan Moderen
Pengembangan Kawasan
Berbasis Lingkungan
Pengembangan kawasan
Pertambangan yang Aman,
Produktif dan
Berkelanjutan
Pemanfaatan Teknologi Untuk
Pengelolaan Tambang Ramah
Lingkungan
Mengurangi Dampak
Pencemaran Udara, Air dan
Suara
3. I II III IV V
Pembagian 3 Area Kelolah Hasil
Tambang di Nanggulan, Sentolo, dan
Galur
V
Berkurangnya Jumlah
Pertambangan Informal dan
keberadaannya mudah
dikontrol
Pembangunan Instalasi Pengelolaan
Limbah di Kawasan Pusat Kelolah
Pertambangan
V
Produksi Limbah Berkurang
dan lingkungan sekitar tidak
ikut tercemar
Pembangunan Buffer Zone di Area
Pusat Kelolah Tambang
V V
Udara Sekitar Pertambangan
tetap Normal dan minim
resiko dampak kebisingan
Penyediaan Lahan Bersama Untuk
Masyarakat dan dikelolah satu Atap
V
Adanya Lahan Tambang Baru
bagi masyarakat
Mengikutsertakan Masyarakat
Kulonprogo dalam mengelolah hasil
tambang
V V V V V
terciptanya lapangan kerja
baru
Penggunaan Teknologi Nano dalam
Proses Produksi Tambang
V V V V V
Berkurangnya Penggunaan
Bahan Kimia dan Limbah Berat
Tambang yang dihasilkan
Kegiatan
V
Tahap
Indikator
V V V
Meningkatnya Kualitas biofisik
Lingkungan
Pembangunan mining research center
di Kulonprogo
V V
Menigkatnya Kualitas
Pengelolahan Pertambangan
yang efektif dan efisien
Reklamasi Lahan Bekas Tambang V
4. Pengembangan Kawasan Berbasis Lingkungan
Pengelolahan Kawasan Pertambangan
Pengelolaan Limbah Tambang
Mengurangi Dampak Pencemaran Udara, Air
dan Suara
6. Memanajemen Pengelolahan Pertambangan yang
Tepat, Terarah dan Moderen
Wilayah Pertambangan Rakyat
Pemberdayaan Masyarakat Lokal
Pemanfaatan Teknologi Untuk Pengelolaan
Tambang Ramah Lingkungan
7. Wilayah Pertambangan Rakyat
• Masih Banyak Pertambangan Informal
• Sulit diatur atau dikontrol
• Bekerja tanpa memperhatikan lingkungan pasca
penambangan
• Kapasitas lahan menurun
8. Pemberdayaan Masy. lokal
• Kemiskinan ditengah SDA
yang melimpah.
• Sumberdaya Manusia lokal
yang kurang “dimanfaatkan”
9. Pemanfaatan Teknologi Untuk
Pengelolaan Tambang Ramah
Lingkungan
• Masyarakat menambang
sendiri secara tradisional
• Dampak lingkungan yg
dihasilkan mengakibatkan
pencemaran
• Tidak mampu melakukan
penghijauan kembali kawasan
tambang pasca penggalian
(reklamasi)
• Penambang menggunakan
prinsip “Nomaden”