Dokumen tersebut membahas tentang akumulasi logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) pada buah tomat yang ditanam di tanah yang mengandung lumpur kering dari instalasi pengolahan air limbah domestik. Dokumen menunjukkan bahwa semakin besar dosis lumpur yang ditambahkan ke tanah, semakin besar pula akumulasi logam berat Pb dan Cd yang terakumulasi di buah tomat.
2. pendahuluan
Bahan organik adalah bagian dari tanah yang
merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang
bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang
terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami
perubahan bentuk, karena di pengaruhi oleh faktor
biologi, fisika, dan kimia
3. Peranan humus dalam penurunan logam berat
Humus ini merupakan penentu akhir dari kualitas
kesuburan tanah. Secara sederhana humus didefinisikan
sebagai material organik yang berasal dari degradasi
ataupun pelapukan daun-daunan ataupun ranting-
ranting tanaman yang membusuk (mengalami
dekomposisi) yang akhirnya berubah menjadi humus
(bunga tanah), dan kemudian menjadi tanah.
4. Sedangkan secara kimia,
Humus didefinisikan sebagai suatu
kompleks organik makromolekular
yang mengandung banyak cincin dan
subtituen-subtituen polar seperti fenol,
asam karboksilat, dan alifatik
hidroksida.
5. humus sangatlah aplikatif, hal ini dimungkinkan
karena kondisi tanah di Indonesia yang terdapat
banyak lahan-lahan marginal yang umumnya
berjenis tanah ultisol.
Tanah ultisol merupakan jenis tanah yang unsur
haranya rendah dan bersifat masam. Untuk
meningkatkan kualitas jenis tanah ini sehingga
diperlukan penambahan pupuk organik ke
dalam tanah yang didalamnya kaya akan humus
6. tehnik yang umum untuk menghasilkan humus
adalah dengan tehnik pengomposan, karena humus
merupakan komponen utama dari kompos. Bahan
baku untuk kompos selain dari pada daun ataupun
ranting pohon yang berjatuhan, dapat juga dari
limbah pertanian dan peternakan, industri
makanan, agro industri; kulit kayu, serbuk gergaji
(abu kayu), kepingan kayu, endapan kotoran, sampah
rumah tangga ataupun limbah-limbah padat
perkotaan. Ini berarti sumber bahan baku humus di
Indonesia sangatlah melimpah. Selain itu
pendaurulangan limbah-limbah organik ini juga
menguntungkan karena dapat mengatasi
permasalahan limbah dan pencemaran lingkungan.
7. Komponen Kimiawi Fraksi Humus
Kompos terutama tersusun atas material organik dan
sedikit material anorganik. Hasil dari pemecahan
material organik oleh mikrobiologi dalam kompos
akan membentuk humus. Fraksi humus ini terdiri dari
dua komponen kimiawi yaitu:
a. Humus substans
Material humus substans disusun oleh 60-80% kompos
material organik yang mempunyai ciri warna coklat
gelap dengan berat molekul beragam dari 200-300.000
g/mol. Material ini adalah produk sintesis sekunder
dari senyawaan organik sederhana yang terbentuk
karena pemecahan material organik oleh mikrobiologi.
8. Humus subtans ini dapat dipisahkan atas asam
fulvat, asam humat dan humin.
Humus Substans Berat molekul penjelasan
Asam fulvat 1000-5000 g/mol Asam fulvat berwarna
terang, larut dalam
seluruh daerah pH, dan
sangat rentan terhadap
serangan mikroba
Asam humin 10.000-100.000 g/mol Asam humat dibentuk
oleh polimerisasi asam
fulvat melalui rantai ester,
larut dalam basa tapi tidak
larut dalam asam
humin > 100.000 g/mol Berwarna coklat gelap,
tidak larut dalam asam
dan basa, dan sangat
resisten akan serangan
mikroba
9. b. Non material Humat
Bahan non humat terlarut terutama disusun
oleh polisakarida terlarut, peptida dan asam-
asam amino, lemak-lemak, lilin-lilin dan
asam-asam yang mempunyai berat molekul
kecil. Senyawa-senyawa ini dengan mudah
diserang oleh mikroorganisme dan
terdegradasi dalam waktu yang singkat.
10. AKUMULASI PB DAN CD PADA BUAH TOMAT
YANG DITANAM DI TANAH MENGANDUNG
LUMPUR KERING DARI INSTALASI PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DOMESTIK
Reginawanti Hindersah1 , A. Marthin Kalay2
, Barti Setiani Muntalif3