Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, prinsip SOLID dan pola desain adalah fondasi yang penting untuk menciptakan kode yang maintainable, scalable, dan mudah dimengerti. Di artikel ini, kita akan menjelajahi setiap prinsip SOLID dan bagaimana pola desain mendukung implementasinya.
Prinsip SOLID: Fondasi Desain Perangkat Lunak yang Kuat
Single Responsibility Principle (SRP): Memahami kenapa setiap kelas atau modul seharusnya memiliki satu tanggung jawab utama dan bagaimana hal ini mengarah pada kode yang mudah dimengerti dan di-maintain.
Open/Closed Principle (OCP): Mengerti konsep bahwa kelas-kelas seharusnya terbuka untuk ekstensi tapi tertutup untuk modifikasi, dan bagaimana pola desain seperti Polimorfisme dapat membantu dalam mencapai hal ini.
Liskov Substitution Principle (LSP): Mempelajari bagaimana sub-kelas seharusnya dapat digunakan sebagai pengganti untuk kelas induknya tanpa mengubah perilaku aplikasi yang ada.
Interface Segregation Principle (ISP): Memahami pentingnya memisahkan antarmuka yang besar dan tidak spesifik menjadi beberapa antarmuka yang lebih kecil dan spesifik.
Pola Desain yang Mendukung SOLID: Mempraktikkan Konsep-konsep dalam Kode
Factory Method: Bagaimana pola ini mendukung OCP dengan memungkinkan penciptaan objek tanpa harus mengubah kode yang sudah ada.
Strategy Pattern: Bagaimana pola ini membantu menerapkan OCP dan LSP dengan memungkinkan pemilihan algoritma pada saat runtime.
Dependency Injection: Mengapa penggunaan pola ini sangat penting dalam mematuhi prinsip DIP dengan memisahkan pembuatan objek dari kelas yang menggunakannya.
Studi Kasus: Implementasi SOLID dan Pola Desain dalam Proyek Nyata
Melalui sebuah studi kasus, kita akan melihat bagaimana prinsip-prinsip SOLID diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak yang nyata, dan bagaimana pemilihan pola desain yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan tersebut.
Tantangan dan Manfaat dalam Menerapkan SOLID dan Pola Desain
Mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkan prinsip SOLID dan pola desain, serta manfaat jangka panjang yang diperoleh dari praktik tersebut.
Tips Praktis untuk Menerapkan SOLID dan Pola Desain
Memberikan beberapa tips praktis bagi para pengembang perangkat lunak untuk memulai menerapkan prinsip SOLID dan pola desain dalam proyek mereka.
Kesimpulan:
Dengan memahami prinsip-prinsip SOLID dan pola desain yang mendukungnya, pengembang perangkat lunak dapat menciptakan kode yang lebih maintainable, scalable, dan mudah dimengerti. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam proyek-proyek mereka, mereka dapat menghasilkan perangkat lunak yang lebih kuat dan dapat berkembang dengan baik.
Sejarah OOP :
Tahun 1960, ditemukan suatu pembuatan program yang terstuktur (structured programming). Metode ini dikembangkan dari bahasa C dan Pascal.
Dengan program yang terstruktur inilah untuk pertama kalinya kita mampu menulis program yang begitu sulit dengan lebih mudah.
Definisi OOP :
suatu metode dalam pembuatan program
bertujuan untuk menyelesaikan kompleksnya berbagai masalah program yang terus meningkat.
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, prinsip SOLID dan pola desain adalah fondasi yang penting untuk menciptakan kode yang maintainable, scalable, dan mudah dimengerti. Di artikel ini, kita akan menjelajahi setiap prinsip SOLID dan bagaimana pola desain mendukung implementasinya.
Prinsip SOLID: Fondasi Desain Perangkat Lunak yang Kuat
Single Responsibility Principle (SRP): Memahami kenapa setiap kelas atau modul seharusnya memiliki satu tanggung jawab utama dan bagaimana hal ini mengarah pada kode yang mudah dimengerti dan di-maintain.
Open/Closed Principle (OCP): Mengerti konsep bahwa kelas-kelas seharusnya terbuka untuk ekstensi tapi tertutup untuk modifikasi, dan bagaimana pola desain seperti Polimorfisme dapat membantu dalam mencapai hal ini.
Liskov Substitution Principle (LSP): Mempelajari bagaimana sub-kelas seharusnya dapat digunakan sebagai pengganti untuk kelas induknya tanpa mengubah perilaku aplikasi yang ada.
Interface Segregation Principle (ISP): Memahami pentingnya memisahkan antarmuka yang besar dan tidak spesifik menjadi beberapa antarmuka yang lebih kecil dan spesifik.
Pola Desain yang Mendukung SOLID: Mempraktikkan Konsep-konsep dalam Kode
Factory Method: Bagaimana pola ini mendukung OCP dengan memungkinkan penciptaan objek tanpa harus mengubah kode yang sudah ada.
Strategy Pattern: Bagaimana pola ini membantu menerapkan OCP dan LSP dengan memungkinkan pemilihan algoritma pada saat runtime.
Dependency Injection: Mengapa penggunaan pola ini sangat penting dalam mematuhi prinsip DIP dengan memisahkan pembuatan objek dari kelas yang menggunakannya.
Studi Kasus: Implementasi SOLID dan Pola Desain dalam Proyek Nyata
Melalui sebuah studi kasus, kita akan melihat bagaimana prinsip-prinsip SOLID diterapkan dalam pengembangan perangkat lunak yang nyata, dan bagaimana pemilihan pola desain yang tepat dapat membantu dalam mencapai tujuan tersebut.
Tantangan dan Manfaat dalam Menerapkan SOLID dan Pola Desain
Mengidentifikasi tantangan yang mungkin dihadapi saat menerapkan prinsip SOLID dan pola desain, serta manfaat jangka panjang yang diperoleh dari praktik tersebut.
Tips Praktis untuk Menerapkan SOLID dan Pola Desain
Memberikan beberapa tips praktis bagi para pengembang perangkat lunak untuk memulai menerapkan prinsip SOLID dan pola desain dalam proyek mereka.
Kesimpulan:
Dengan memahami prinsip-prinsip SOLID dan pola desain yang mendukungnya, pengembang perangkat lunak dapat menciptakan kode yang lebih maintainable, scalable, dan mudah dimengerti. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam proyek-proyek mereka, mereka dapat menghasilkan perangkat lunak yang lebih kuat dan dapat berkembang dengan baik.
Sejarah OOP :
Tahun 1960, ditemukan suatu pembuatan program yang terstuktur (structured programming). Metode ini dikembangkan dari bahasa C dan Pascal.
Dengan program yang terstruktur inilah untuk pertama kalinya kita mampu menulis program yang begitu sulit dengan lebih mudah.
Definisi OOP :
suatu metode dalam pembuatan program
bertujuan untuk menyelesaikan kompleksnya berbagai masalah program yang terus meningkat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. PEMPROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK ATAU DALAM ISTILAH ASING DSINGKAT OOP MERUPAKAN
BAHASA PEMPROGRAMAN. OOP TIDAK LEBIH DARI PARADIGMA ATAU CARA PANDANG YANG MEMAKSA
KITA UNTUK BERFIKIR DAN MEMANDANG SUATU PERMASALAHAN SEBAGAI OBJEK.
KONSEP PEMBUNGKUSAN
KONSEP PEMBUNGKUSAN DIDALAM PEMPROGRAMAN BERORIENTASI OBJEK ADALAH PROSES
MEMBUNGKUS DATA DAN KEMAMPUAN DARI SUATU OBJEK KEDALAM SUATU MODEL ATAU ENTITAS
TUNGGAL YANG DISEBUT KELAS.
TINGKAT AKSES
- PRIVATE
- PROTECTED
- PUBLIC
2. • Pewarisan dan polimorfisme
Pewarisan adalah proses pembuatan kelas baru yang diturunkan dari kelas yang
sudah ada. Sedangkan, Polimorfism dalam korteks pemprograman, polimorfisme
mengizinkan kita untuk membuat suatu metode (fungsi dan prosedur) yang dapat
memberikan hasil yang berbeda.
Anggota kelas yang berupa fungsi:
1. Metode adalah suatu operasi serupa fungsi-fungsi yang dapat dikerjakan oleh suatu
objek. Contoh : objek mangga terdapat method, ambil rasa, kupas kulit.
empat bagian dasar metode :
1) Nama method
2) Tipe objek
3) Daftar parameter
4) Badan atau isi metode
3. • 2. Property (atribute) adalah data yang terdapat dalam sebuah class.
• 3. Event adalah fungsi yang dipanggil untuk merespon event tertentu, misal klik mouse,
penekanan tombol keyboard, dll.
• 4. Indexer adalah struktur data yang mengatur record data pada disk untuk
mengoptimalkan beberapa jenis operasi pengambilan tertentu.
• 5. Operator adalah operasi yang memiliki macam-macam fungsi. Operasi juga memiliki
macam-macam jenis.
• 6. Konstruktor adalah kegiatan membangun. Dalam hal OOP, konstruksi dari
pemprograman java selalu berbasis pada OOP. Konstruksi adalahfungsi anggota dari
suatu class yang secara otomatis dijalankan ketika suatu objek diciptakan. Konstruktor
memiliki berbagai aturan.
• 7. Destruktor adalah fungsi anggota dari suatu kelas yang akan dijalankan secara
otomatis pada saat objek akan hilang.
4. DALAM BEBERAPA MINGGU PERTEMUAN MATA PELAJARAN PEMPROGRAMAN DESKTOP, SAYA TELAH BANYAK MELAKUKAN
BEBERAPA LATIHAN. LATIHAN YANG SAYA MAKSUD SEBAGAI BERIKUT