Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Rudy Hendrawan
Dokumen ini membahas tentang implementasi manajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi dengan menggunakan router Mikrotik untuk membagi bandwidth internet secara merata ke seluruh pengguna. Topologi jaringan dirancang dengan menghubungkan modem internet ke router Mikrotik lalu ke switch, dan dari sana ke komputer-komputer pengguna. Teknik queue tree pada Mikrotik digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap pengguna sesuai porsi bandwidth yang dialokasikan
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Rudy Hendrawan
Dokumen ini membahas tentang implementasi manajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi dengan menggunakan router Mikrotik untuk membagi bandwidth internet secara merata ke seluruh pengguna. Topologi jaringan dirancang dengan menghubungkan modem internet ke router Mikrotik lalu ke switch, dan dari sana ke komputer-komputer pengguna. Teknik queue tree pada Mikrotik digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap pengguna sesuai porsi bandwidth yang dialokasikan
1. Rangkuman singkat proposal penelitian tentang pembangunan sistem jaringan berbasis Mikrotik di SMK Negeri 4 Kalabahi untuk meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata.
2. Menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk merancang sistem monitoring trafik akses penggunaan jaringan.
3. Sistem jaringan Mikrotik diharapkan dapat meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata bag
1. Rangkuman singkat proposal penelitian tentang pembangunan sistem jaringan berbasis Mikrotik di SMK Negeri 4 Kalabahi untuk meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata.
2. Menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk merancang sistem monitoring trafik akses penggunaan jaringan.
3. Sistem jaringan Mikrotik diharapkan dapat meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata bag
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationAdisty Padmasari
1. Paper ini melakukan survei terhadap teknik optimasi jaringan area luas (WAN) untuk meningkatkan kinerja aplikasi dan mengurangi konsumsi bandwidth.
2. Teknik yang direview meliputi kompresi data, penghapusan data duplikat, caching, prefetching, serta optimasi protokol seperti HTTP dan TCP.
3. Paper ini juga menyebutkan beberapa perusahaan yang menyediakan akselerator WAN untuk menerapkan teknik-teknik optimasi.
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationAdisty Padmasari
1. Paper ini melakukan survei terhadap teknik optimasi jaringan area luas (WAN) untuk meningkatkan kinerja aplikasi dan mengurangi konsumsi bandwidth.
2. Teknik yang direview meliputi kompresi data, penghapusan data duplikat, caching, prefetching, serta optimasi protokol seperti HTTP dan TCP.
3. Paper ini juga menyebutkan beberapa perusahaan yang menyediakan akselerator WAN untuk menerapkan teknik-teknik optimasi.
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Rudy Hendrawan
Dokumen ini membahas tentang implementasi manajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi dengan menggunakan router Mikrotik untuk membagi bandwidth internet secara merata ke seluruh pengguna. Topologi jaringan dirancang dengan menghubungkan modem internet ke router Mikrotik lalu ke switch, dan dari sana ke komputer-komputer pengguna. Teknik queue tree pada Mikrotik digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap pengguna sesuai porsi bandwidth yang dialokasikan
Jurnal manajemen bandwidth internet dengan router mikrotik di sma negeri sari...Rudy Hendrawan
Dokumen ini membahas tentang implementasi manajemen bandwidth di SMA Negeri Sariwangi dengan menggunakan router Mikrotik untuk membagi bandwidth internet secara merata ke seluruh pengguna. Topologi jaringan dirancang dengan menghubungkan modem internet ke router Mikrotik lalu ke switch, dan dari sana ke komputer-komputer pengguna. Teknik queue tree pada Mikrotik digunakan untuk membatasi kecepatan download setiap pengguna sesuai porsi bandwidth yang dialokasikan
1. Rangkuman singkat proposal penelitian tentang pembangunan sistem jaringan berbasis Mikrotik di SMK Negeri 4 Kalabahi untuk meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata.
2. Menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk merancang sistem monitoring trafik akses penggunaan jaringan.
3. Sistem jaringan Mikrotik diharapkan dapat meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata bag
1. Rangkuman singkat proposal penelitian tentang pembangunan sistem jaringan berbasis Mikrotik di SMK Negeri 4 Kalabahi untuk meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata.
2. Menggunakan metode Network Development Life Cycle (NDLC) untuk merancang sistem monitoring trafik akses penggunaan jaringan.
3. Sistem jaringan Mikrotik diharapkan dapat meningkatkan keamanan jaringan dan pembagian bandwidth secara merata bag
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationAdisty Padmasari
1. Paper ini melakukan survei terhadap teknik optimasi jaringan area luas (WAN) untuk meningkatkan kinerja aplikasi dan mengurangi konsumsi bandwidth.
2. Teknik yang direview meliputi kompresi data, penghapusan data duplikat, caching, prefetching, serta optimasi protokol seperti HTTP dan TCP.
3. Paper ini juga menyebutkan beberapa perusahaan yang menyediakan akselerator WAN untuk menerapkan teknik-teknik optimasi.
Tugas1 di adisty padmasari_on wide area network optimizationAdisty Padmasari
1. Paper ini melakukan survei terhadap teknik optimasi jaringan area luas (WAN) untuk meningkatkan kinerja aplikasi dan mengurangi konsumsi bandwidth.
2. Teknik yang direview meliputi kompresi data, penghapusan data duplikat, caching, prefetching, serta optimasi protokol seperti HTTP dan TCP.
3. Paper ini juga menyebutkan beberapa perusahaan yang menyediakan akselerator WAN untuk menerapkan teknik-teknik optimasi.
Analisis perbandingan kecepatan koneksi internet PC client Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan warnet di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa kecepatan download PLIK hanya setengah dari warnet, sementara kecepatan upload keduanya tidak jauh berbeda. Kecepatan koneksi PLIK terus menurun sepanjang hari, sedangkan warnet hanya menurun di siang hari.
Analisis perbandingan kecepatan koneksi internet PC client Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan warnet di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa kecepatan download PLIK hanya setengah dari warnet, sementara kecepatan upload keduanya tidak jauh berbeda. Kecepatan koneksi PLIK terus menurun sepanjang hari, sedangkan warnet hanya menurun di siang hari.
Performance evaluation of available bandwidth estimation tools in ftth networksAdisty Padmasari
Dokumen ini merupakan penelitian yang mengevaluasi performansi alat ukur ketersediaan bandwidth (available bandwidth estimation tools/ABETs) pada jaringan Fiber-To-The-Home (FTTH). Penelitian ini membangun testbed realistis berdasarkan karakteristik jaringan FTTH komersial untuk menguji lima ABETs berdasarkan tiga metrik kinerja: akurasi, latensi, dan overhead traffic. Hasilnya menunjukkan bahwa empat dari lima ABETs mas
Performance evaluation of available bandwidth estimation tools in ftth networksAdisty Padmasari
Dokumen ini merupakan penelitian yang mengevaluasi performansi alat ukur ketersediaan bandwidth (available bandwidth estimation tools/ABETs) pada jaringan Fiber-To-The-Home (FTTH). Penelitian ini membangun testbed realistis berdasarkan karakteristik jaringan FTTH komersial untuk menguji lima ABETs berdasarkan tiga metrik kinerja: akurasi, latensi, dan overhead traffic. Hasilnya menunjukkan bahwa empat dari lima ABETs mas
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Peserta akan mempelajari konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing serta cara mengkonfigurasikannya pada Mikrotik RouterOS. Modul ini juga menjelaskan metode load balancing seperti static route, ECMP, dan address list Nth beserta langkah konfigurasinya pada Mikrotik.
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Materi yang disampaikan mencakup konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing beserta konfigurasinya pada Mikrotik, serta metode load balancing seperti ECMP dan Nth beserta langkah-langkah konfigurasinya.
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Peserta akan mempelajari konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing serta cara mengkonfigurasikannya pada Mikrotik RouterOS. Modul ini juga menjelaskan metode load balancing seperti static route, ECMP, dan address list Nth beserta langkah konfigurasinya pada Mikrotik.
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Materi yang disampaikan mencakup konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing beserta konfigurasinya pada Mikrotik, serta metode load balancing seperti ECMP dan Nth beserta langkah-langkah konfigurasinya.
Analisis perbandingan kecepatan koneksi internet PC client Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan warnet di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa kecepatan download PLIK hanya setengah dari warnet, sementara kecepatan upload keduanya tidak jauh berbeda. Kecepatan koneksi PLIK terus menurun sepanjang hari, sedangkan warnet hanya menurun di siang hari.
Analisis perbandingan kecepatan koneksi internet PC client Pusat Layanan Internet Kecamatan (PLIK) dan warnet di Kota Banjarbaru menunjukkan bahwa kecepatan download PLIK hanya setengah dari warnet, sementara kecepatan upload keduanya tidak jauh berbeda. Kecepatan koneksi PLIK terus menurun sepanjang hari, sedangkan warnet hanya menurun di siang hari.
Performance evaluation of available bandwidth estimation tools in ftth networksAdisty Padmasari
Dokumen ini merupakan penelitian yang mengevaluasi performansi alat ukur ketersediaan bandwidth (available bandwidth estimation tools/ABETs) pada jaringan Fiber-To-The-Home (FTTH). Penelitian ini membangun testbed realistis berdasarkan karakteristik jaringan FTTH komersial untuk menguji lima ABETs berdasarkan tiga metrik kinerja: akurasi, latensi, dan overhead traffic. Hasilnya menunjukkan bahwa empat dari lima ABETs mas
Performance evaluation of available bandwidth estimation tools in ftth networksAdisty Padmasari
Dokumen ini merupakan penelitian yang mengevaluasi performansi alat ukur ketersediaan bandwidth (available bandwidth estimation tools/ABETs) pada jaringan Fiber-To-The-Home (FTTH). Penelitian ini membangun testbed realistis berdasarkan karakteristik jaringan FTTH komersial untuk menguji lima ABETs berdasarkan tiga metrik kinerja: akurasi, latensi, dan overhead traffic. Hasilnya menunjukkan bahwa empat dari lima ABETs mas
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Peserta akan mempelajari konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing serta cara mengkonfigurasikannya pada Mikrotik RouterOS. Modul ini juga menjelaskan metode load balancing seperti static route, ECMP, dan address list Nth beserta langkah konfigurasinya pada Mikrotik.
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Materi yang disampaikan mencakup konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing beserta konfigurasinya pada Mikrotik, serta metode load balancing seperti ECMP dan Nth beserta langkah-langkah konfigurasinya.
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Peserta akan mempelajari konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing serta cara mengkonfigurasikannya pada Mikrotik RouterOS. Modul ini juga menjelaskan metode load balancing seperti static route, ECMP, dan address list Nth beserta langkah konfigurasinya pada Mikrotik.
Modul ini membahas tentang manajemen bandwidth dan load balancing dalam jaringan komputer. Materi yang disampaikan mencakup konsep dan teknik manajemen bandwidth seperti hierarchical token bucket dan class-based queueing beserta konfigurasinya pada Mikrotik, serta metode load balancing seperti ECMP dan Nth beserta langkah-langkah konfigurasinya.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
2. Latar Belakang
1. Hasil observasi awal pada penggunaan Internet di UPT SMPN 1 Pangsid pada 2 computer yang ada di lab
komputer diketahui bahwa user mendapatkan bandwidth yang kecil sehingga kecepatan downsterm,
upstream dan browsing tidak merata.
2. Koneksi jaringan internet yang buruk disebabkan oleh manjemen bandwidth yang kurang baik dan pembagian
bandwidth tidak maksimal.
3. itu pada saat browsing, kecepatan akses internet tidak sesuai dengan standar SETDA (The State Educational
Technology Directors Association) dan kegiatan download juga belum memenuhi standar yang ditetapkan
oleh sekolah.
WAKTU PENGGUNAAN BANDWIDTH OLEH USER
DOWNLOAD UPLOAD BROWSING
Hari ke-1 50.0 Kbps 763.6 Kbps 235 Kbps
Hari ke-2 126.0 Kbps 1188.8 Kbps 120 Kbps
Hari ke-3 86.4 Kbps 34.5 Kbps 87 Kbps
Hari ke-4 94.0 Kbps 14.9 Kbps 98 Kbps
Hari ke-5 206.8 Kbps 12.5 Kbps 215 Kbps
Hari ke-6 74.5 Kbps 7.5 Kbps 188 Kbps
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
(a) Bagaimana merancang Manajemen Bandwidth menggunakan Metode Simple Queue dalam manajemen
jaringan dengan menggunakan Perangkat Mikrotik ?
(b) Bagaimana implementasi Manajemen Bandwidth menggunakan Metode Simple Queue pada UPT SMPN 1
Pangsid ?
Batasan Masalah
Ruang lingkup yang akan dibahas adalah mengenai bagaimana mengelola prioritasisasi paket dalam suatu
jaringan dengan Metode Simple Queue menggunakan perangkat Mikrotik
4. Tujuan dan Manfaat
Adapun Tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
• Merancang Manajemen Bandwidth Menggunakan Metode Simple Queue pada UPT SMPN 1 Pangsid dengan
menggunakan Perangkat Mikrotik.
• Mengimplementasikan Manajemen Bandwidth dengan Metode Simple Queue Pada UPT SMPN 1 Pangsi
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:.
• Hasil penelitian dapat dijadikan bahan referensi dalam mengembangkan Manajemen Bandwidth pada masa yang
akan datang.
• Peneliti dapat memahami konsep manajemen Bandwitdh.
• Peneliti dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dibangku kuliah dan mendapat pengalaman dari penelitian
ini demi mewujudkan TRIDARMA PERGURUAN TINGGI.
5. Metodologi Penelitian
A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Komputer UPT SMPN 1 Pangsid yang beralamat di Jl. Andi haseng No.2 Pangkajene Kab.
Sidenreng rappang. Alasan pemilihan UPT SMPN 1 Pangsid sebagai lokasi penelitian karena disana belum ada manajemen bandwidth yang
baik. Selain itu kecepatan akses internet saat browsing juga belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SETDA untuk penggunaan
internet di sekolah.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini mulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember. Selain itu, waktu pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 2 tahap
pelaksanaan yaitu pelaksanaan awal dan pelaksanaan lanjutan. Pelaksanaan awal bersifat teoritis yaitu pemahaman konsep dan mekanisme
keseluruhan komponen dari sistem yang akan dijalankan. Sedangkan pelaksanaan lanjutan adalah implementasi keseluruhan rancangan
sistem pada lingkungan sesungguhnya.
C. Alat dan Bahan Penelitian
Alat-alat yang digunakan pada lokasi penelitian digolongkan menjadi dua jenis, yaitu perangkat keras (hardware) yang terdiri dari 1
buah PC, 1 buah Mikrotik Rb941-2nd , Kabel Lan, Tang Crimping, Switch, RJ45 dan Lantester dan perangkat lunak (software) yang
digunakan adalah Windows, Winbox, Speed Test, Eagle, Netbalancer, Nperf.com, Internet Download Manager.
Bahan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari UPT SMPN 1 Pangsid seperti data kecepatan download, streaming dan
browsing, jumlah maksimal bandwidth yang diberikan provider, dan jumlah user yang akan menggunakan jaringan.
6. D. Diagram Alir Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan penelitian ini dalam menganalisis manajemen
Bandwidth menggunakan metode Simple Queue pada jaringan UPT SMPN 1 Pangsid dengan menggunakan
metode penelitian rekayasa teknik
Gambar 3.1 Flow Network Development Life Cycle
(NDLC) (Kosasi S, 2011)
7. E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
1. Observasi atau pengamatan langsung, Pada tahap ini dilakukan pengajuan berkas-berkas penelitian pada
lokasi penelitian, dan melakukan pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di
lapangan atau lokasi penelitian.
2. Studi pustaka, dilakukan dengan mencari berbagai buku referensi yang berkaitan dengan laporan penelitian.
Tidak hanya buku, tetapi media lainnya seperti jurnal, e-book serta skripsi lainnya. Pencarian informasi
dilakukan di beberapa tempat, seperti perpustakaan Univeristas Muhammadiya Pare-Pare dan beberapa toko
buk
8. Pengujian bandwidth ditunjukkan oleh Tabel 3.4. Pengujian bandwidth dilakukan dengan menggunakan eagle,
internet download manager, netbalancer dan web nperf.com.
Pengujian kecepatan pada saat download oleh user ditunjukkan
oleh Tabel 3.5.
Sedangkan perbandingan hasil pengujian penerapan metode
Simple Queue pada saat browsing dengan standar yang
ditetapkan oleh SETDA ditunjukkan oleh Tabel 3.6
9. F. Teknik Analisis Data
teknik analisis data yang akan digunakan dalam memecahkan masalah dalam bagian pembahasan untuk
mencapai tujuan penelitian.
Setelah manajemen bandwidth diterapkan maka dilakukan analisis kecepatan download, streaming dan
browsing dengan menggunakan software netbalancer, internet download manager, eagle dan nperf.com. Hal ini
dilakukan untuk melihat kecepatan transfer data pada saat downstream setelah adanya penerapan sistem manajemen
bandwidth. Kemudian kecepatan browsing dilihat keseuaiannya dengan standar SETDA yang terdapat pada Tabel
3.3.
10. G. Desain Sistem
Gambar 3.2. sistem jaringan
yang berjalan di SMPN 1
Pangsid
Gambar 3.3. Model Jaringan yang Diusulakan
11. Hasil dan Pembahasan
Uji coba hasil desain dengan implementasi Simple Queue dilakukan di Laboratorium Komputer sekolah UPT
SMPN 1 Pangsid. Untuk dapat mengenali koneksi dari kegiatan download dan streaming maka digunakan simple
queue yang mempunyai kemampuan untuk memberikan prioritas utama dan mengatur pembagian bandwidth
secara maksimal.
Uji coba dilakukan dengan menggunakan lima komputer pada Lab Komputer lantai dua yang memiliki acsess
point dengan label mikrotik tipe Rb cAp2nd yang dapat melayani user hingga 40 orang. Pengujian dilakukan
mulai jam 08.00 – 10.00 pada siang hari selama tiga hari berturut-turut terhadap aktivitas download, streaming
dan browsing serta tes terhadap bandwidth yang telah diimplementasikan metode simple queue.
A. Analisis Uji Coba Hasil Desain Dengan Implementasi Simple Queue
12. Hasil dari pengimplementasian manajemen bandwidth dengan metode simple queue adalah dapat membatasi
kegiatan download pada tiap perangkat untuk masing- masing user. Selain itu pengimplementasian metode
simple queue ini dapat memprioritaskan pembagian bandwidth secara maksimal untuk masing-masing user.
Misalnya, jika dalam 1 ruang kelas Lab Komputer mempunyai 40 user dan disediakan bandwidth 20 Mbps
maka masing-masing user mendapatkan 500 Kbps. Namun jika dalam 1 ruang kelas hanya mempunyai 20 user
maka akan mendapatkan bandwidth sebesar 1Mbps untuk masing-masing user.
Sehingga rata-rata bandwidth pada tiga hari pengujian pada lima kompter yaitu: untuk kegiatan download
adalah 420,743 Kbps, untuk kegiatan streaming adalah 316,727 Kbps dan untuk kegiatan browsing adalah
2969,467 Kbps. Hasil pengujian bandwidth dari pengimplementasian metode simple queue ditunjukkan oleh
Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4.
13.
14.
15.
16. B. Analisis Hasil Perbandingan Sistem simple queue Dengan Standar
Sekolah
Data dari hasil uji coba download yang telah dilakukan selanjutnya
dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh sekolah. Standar yang ditetapkan
oleh sekolah merupakan standar bandwidth yang seharusnya dimiliki oleh masing-
masing user. Hasil pengujian untuk kecepatan download dapat dilihat pada Tabel
4.5, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7.
17.
18.
19. Berdasarkan Tabel 4.5, Tabel 4.6 dan Tabel 4.7 maka didapatkan hasil rata-
rata kecepatan download setelah dilakukan pembagian bandwidth dengan
metode simple queue pada lima perangkat pengujian sebesar 420,743 Kbps.
Kecepatan transfer data tersebut telah sesuai dengan standar yang
ditetapkan oleh pihak sekolah yaitu untuk kecepatan minimal adalah 256
Kbps dan untuk kecepatan maksimal 8 Mbps.
20. C. Hasil Perbandingan Sistem Simple Queue Dengan Standar SETDA
Data hasil uji coba browsing yang sebelumnya telah dilakukan selanjutnya dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan oleh SETDA sebagai standar bandwidth yang seharusnya
dimiliki oleh sebuah sekolah. Perbandingan hanya dilakukan untuk kegiatan browsing
dikarenakan untuk kegiatan streaming tidak memenuhi standar SETDA. Hal ini disebabkan oleh
kegiatan streaming yang ditetapkan oleh SETDA terlalu besar dibandingkan dengan kapasitas
bandwidth yang dimiliki oleh pihak sekolah. Perbandingan hasil pengujian browsing
menggunakan metode simple queue dengan standar yang ditetapkan oleh SETDA dapat dilihat
pada Tabel 4.8, Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.
21.
22.
23. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa manajemen
bandwidth yang diterapkan dengan menggunakan metode simple queue dapat membagi
bandwidth secara maksimal untuk setiap user sehingga kecepatan browsing yang dilakukan user
juga sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SETDA. Pembagian bandwidth dengan metode
simple queue ini juga efektif diterapkan untuk pembatasan aktivitas download sehingga kecepatan
akses internet untuk kegiatan lainnya dapat berjalan dengan maksimal. Manajemen bandwidth
yang diterapkan ini juga berhasil memberikan pembagian bandwidth yang merata untuk masing-
masing user.
24. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan, yaitu pengimplementasian
metode simple queue untuk manajemen bandwidth di Lab Teknik Komputer Jaringan lantai tiga UPT
SMPN 1 Pangsid berhasil diterapkan dan telah sesuai dengan kebutuhan penggunaan internet untuk
kegiatan download, streaming dan browsing. Selain itu dengan pengimplementasian metode simple queue
ini didapatkan hasil bahwa kecepatan akses download telah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
pihak sekolah dengan rata-rata 420,743 Kbps. Sedangkan untuk kecepatan browsing juga telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh SETDA dengan rata-rata 2969,467 Kbps.
25. B. Saran
Saran untuk penelitian lanjutan adalah sebagai berikut:
1. Penulis berharap untuk penelitian selanjutnya dapat menambahkan MAC Address sebagai tambahan
untuk melakukan manajemen bandwidth. Jadi setiap client hanya bisa mengakses internet dengan satu
device.
2. Jika ingin melakukan penambahan bandwidth namun dengan biaya yang terjangkau maka dapat
digunakan metode load balance. Load balance merupakan teknik yang digunakan untuk
mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang.