Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Mana 'Ismail' Kita
1. PENDAPAT SABTU, 5 NOVEMBER 2011 A8
Mana ‘Ismail’ Kita?
Syafiq Basri Assegaff
PENGAMAT MASALAH AGAMA, SOSIAL, DAN KOMUNIKASI; PENELITI DI PUSAT STUDI ISLAM DAN KENEGARAAN UNIVERSITAS PARAMADINA
lkisah, putri Nabi SAW, Fatimah, him. belihan Agung”itu bukanlah seekor kam- han pun menjamin akan menjawab seruan
A dan keluarganya berpuasa. Kala
itu ia, suaminya, Ali bin Abi Tha-
lib, dan kedua putra mereka, Ha-
san dan Husain, berpuasa tiga hari
berturut-turut—sebagai pelunasan nazar
yang dilakukan setelah kesembuhan kedua
putra mereka itu dari sakit. Mereka berem-
Maka Ibrahim membawa anaknya ke
Mina. Di situ Ibrahim masuk ke panggung
untuk berevolusi, tempat idealisme diung-
gah, tempat kebebasan absolut yang diser-
tai penyerahan total diwujudkan. Kalau
Ibrahim mengorbankan putranya, kita pa-
tut bertanya,“siapa”atau “apa”-kah Ismail
bing—mana mungkin domba lebih agung
daripada seorang nabi—melainkan saat di-
sembelihnya cucu Nabi Muhammad SAW,
Husain, yang namanya disinggung di atas.
Baik sejarawan Sunni maupun Syiah
mencatat, Husain gugur sebagai syahid da-
lam upayanya menentang penguasa tiran,
itu, kecuali bila sang hamba bersikap “aro-
gan”dalam beribadah kepada-Nya. Sebab,
ketika ada keangkuhan, muncullah jarak
yang menganga lebar antara sang hamba
dan Tuhannya, sehingga ia berada di tem-
pat yang jauh “tak terjangkau”—dan akan
dimurkai oleh Dia. Al-Quran sendiri me-
pat dikenal sebagai ahlulbait Nabi SAW kita? Jabatan? Kehormatan? Uang? Cinta? Yazid bin Muawiyah. Pada 10 Muharram mandang arogansi sebagai sumber ke-
yang dijamin kesuciannya dalam Al-Quran. Keluarga? Ilmu? Hidup kita? Tak ada yang 61 H, kepala Husain dipenggal bala tenta- musyrikan (politeisme), yang menyebabkan
Hari pertama, persis menjelang saat bu- tahu, kecuali diri kita sendiri. Tapi, menu- ra Yazid dalam pertempuran yang tidak se- munculnya kezaliman; dan menganggap
ka puasa, datang seorang pengemis yang rut intelektual Iran, Dr Ali Shariati, tanda- imbang di Karbala, Irak. Berhubung Nabi kezaliman sebagai kesesatan. Arogansilah
kelaparan. Mereka berikan sedikit roti tanda “Ismail”kita adalah segala hal yang Muhammad SAW adalah cucu Nabi Ismail yang menghancurkan penguasa seperti
gandum yang mereka siapkan kepada sang melemahkan keyakinan (iman), segala AS, dan Husain adalah cucu Nabi, menjadi Namrud, Firaun, dan Yazid.
pengemis, dan malam itu mereka hanya yang menyebabkan kita mementingkan di- sebuah keniscayaan bahwa “berkat pe- Mereka yang di jalan lurus itu, dalam su-
berbuka dengan minum air. Hari kedua ri sendiri, apa pun yang membuat kita ti- ngorbanan Husain menggantikan pemeng- rat Al-Fatihah, adalah mereka yang “telah
mereka puasa, datang seorang anak yatim dak bisa mendengar pesan dan mengakui galan Ismail itulah, Nabi SAW “terselamat- mendapat nikmat”Tuhan; bukan mereka
memohon makanan. Melihat anak kecil kebenaran, serta segala hal yang mendo- kan”. Itu sebabnya, dalam sebuah hadis- yang mendapat murka-Nya (al-maghdzuu-
yang lapar, ahlulbait Nabi itu merelakan rong kita mencari nya, Nabi SAW me- bi ‘alaihim) ataupun orang-orang yang ter-
makanan mereka. Pada hari kedua itu me- pembenaran demi “ke- EDI WAHYONO
nyatakan,“Husain da- sesat (adh-dhalliien). Para ulama menegas-
reka kembali berbuka hanya dengan air. nyamanan”. ri aku dan aku dari kan bahwa “nikmat”yang dimaksud tentu-
Hari ketiga, datang seorang tawanan. Ia Itu sebabnya, satu- Husain.” lah bukan sekadar “kesenangan”duniawi
juga meminta makan. Untuk ketiga kali- satunya cara mema- Sebelum menuju yang rendah dan fana seperti harta atau
nya, keluarga Ali dan Fatimah hanya ber- tuhi perintah Tuhan, Karbala, sebenarnya takhta dan kekuasaan yang dimiliki Fira-
buka dengan air. sebagaimana dilaku- Husain sudah siap un,Yazid, atau Abu Jahal.Yang dimaksud
Atas perilaku mulia itu, menurut Ibnu kan Ibrahim, adalah berhaji—bahkan ia mereka “yang diberi nikmat”adalah orang-
Abbas, Malaikat Jibril turun membawa dengan melakukan telah berada di Me- orang yang dekat dengan Allah, seperti Na-
wahyu—dan termaktub kisahnya dalam “perang besar”mela- kah sejak Ramadan bi SAW, sahabat Nabi yang baik, dan ahlul-
Al-Quran. Itulah rupanya akhlak sempur- wan bisikan “setan” tahun 60 H. Tapi bela- baitnya—yang berseberangan total dengan
na atau “jalan lurus”yang diajarkan aga- dalam ego sendiri. kangan ia tinggalkan dua golongan lainnya.
ma. Tanpa pamrih, keluarga Ali dan Fati- Maksudnya, agar ma- hajinya demi menun- Sedikitnya 17 kali sehari muslimin
mah menunjukkan bahwa mereka berkor- nusia tidak merasa jukkan bahwa meme- mengulangi permohonan itu dalam salat
ban demi orang lain, semata-mata karena aman dan terlindungi rangi penguasa zalim guna menunjukkan kerendahan hati kita
Tuhan. Kata mereka,“Kami tidak mengha- dari pengaruh musuh itu: masih banyak je- dan memperjuangkan keadilan merupakan bahwa kita bukan hamba yang arogan—
rap dari kalian balasan ataupun terima ratan kemegahan artifisial yang bisa mem- sebuah tindakan yang lebih penting dari- karena kapan saja manusia bisa terjeru-
kasih. Kami takutkan dari Tuhan kami ha- butakan. Manusia harus terus berusaha, pada berhaji. Perjuangan demi keadilan, mus ke jurang kezaliman atau tersesat. Di
ri yang kelabu dan penuh duka.” dan minta kepada Allah, agar selalu bisa penentangan terhadap “berhala-berhala” tengah jalan lurus yang penuh kerendahan
Keteladanan berkorban demi orang lain “diamankan”di jalan yang lurus—shiratal simbol kehidupan fana, kekuasaan, nafsu, hati itulah seorang hamba tunduk kepada
itu amat penting sebagai cermin beragama mustaqiim. egoisme, dan kebanggaan diri, semuanya Rabb-nya, semata-mata karena cinta kepa-
di “jalan yang lurus”. Keluarga Nabi SAW Lewat pengorbanan itu, Tuhan seperti harus digapai lewat perjuangan serius ser- da-Nya. Rupanya kedekatan antara kita
mencontohkannya. Nabi Ibrahim dan Is- mengingatkan Ibrahim agar tidak berpikir ta pengorbanan diri—demi mewujudkan dan Yang Kita Cintai hanya bisa terwujud
mail juga memberikan keteladanannya. Ib- bahwa “urusan”-nya dengan Allah sudah sebuah penyerahan total kepada Tuhan. lewat perjuangan keras (“jihad”) member-
rahim berkomitmen mengorbankan nyawa selesai setelah ia mengabdikan diri selama Itulah makna hakiki penghambaan (iba- sihkan hati dari kotoran akibat mempertu-
anaknya. Sang putra sendiri, Ismail, siap lebih dari 100 tahun sebagai nabi. Sebagai dah) kepada Allah SWT. Itulah shiratal rutkan nafsu duniawi, dan dengan menja-
sedia di meja sembelihan. pendiri agama monoteisme (tauhid), pem- mustaqiim, sebagaimana yang selalu di- lin cinta dengan sesama manusia sebagai-
Saat itu Ibrahim telah menjadi tua dan bangun jalan bagi Musa,Yesus, dan Mu- minta muslimin dalam salat. mana dicontohkan di atas. Kisah di atas
sendirian. Di tengah kenabiannya, ia tetap hammad SAW, serta simbol kemenangan Barangkali bisa kita analogikan bahwa juga mengingatkan kita akan firman Tu-
seorang “lelaki”yang, sebagaimana manu- manusia, harga diri, dan kesempurnaan— shiratal mustaqiim dalam surat Al-Fatihah han kepada Nabi Musa AS, ketika Dia me-
sia lainnya, sangat menginginkan anak la- tugas Ibrahim dalam “pengabdian”sejati itu semacam jalan tol, jalan bebas hambat- ngatakan,“Satu-satunya ibadah yang Aku
ki-laki. Ismail sendiri adalah pemuda yang adalah jauh lebih sulit. Tuhan seperti ber- an. Jalan yang lurus itu adalah juga jalur hitung sebagai benar-benar ibadah kepa-
cerdas, berbudi, dan kuat. Ia adalah upah pesan,“Engkau harus ‘bebas total’, dan ja- yang paling dekat. Ilmu ukur membukti- da-Ku adalah membahagiakan orang-
kehidupan yang penuh perjuangan. Ia ngan terlalu yakin serta bangga pada diri- kan bahwa “jarak terpendek dari dua buah orang yang hancur hatinya.”
membawa kebahagiaan bagi Ibrahim. Ia mu, sebab selalu ada kemungkinan untuk titik adalah garis lurus yang menghubung- Itulah sesungguhnya makna Islam yang
juga harapan, cinta, dan penerus keturun- ‘jatuh’ pada setiap ‘puncak’.” kan keduanya”. Maka, kalau jaraknya ter- ditegaskan Nabi.“Sesungguhnya makna
an Ibrahim—yang silsilahnya belakangan pendek, berarti jalan lurus itu adalah jarak agama adalah mengenal Allah (ma’rifatul-
mengalir hingga Nabi Muhammad SAW Jalan lurus yang terdekat. lah), dan ma’rifatullah hakikatnya adalah
dan anak cucunya. Tapi kini Tuhan memin- Singkat cerita, sesudah mengetahui ko- Secara spiritual sejatinya Tuhan telah bertingkah laku dengan akhlak yang baik.
tanya mengorbankan “milik”yang paling mitmen Ibrahim dan putranya, kemudian memberitahukan bahwa Dia memang de- Akhlak adalah menghubungkan tali silatu-
dicintainya itu. Sekiranya pengorbanan Tuhan menggantikan nyawa Ismail dengan kat. Dan jalan terdekat mencapai-Nya rahmi (kasih sayang), dan silaturahmi ada-
yang diminta Tuhan adalah nyawanya sen- “Penyembelihan Agung”. Belakangan ba- adalah lewat jalan lurus. Karena itu, Dia lah ‘memasukkan rasa bahagia di hati sau-
diri, mungkin itu lebih mudah bagi Ibra- nyak ahli tafsir yang memaknai “Penyem- menyuruh sang hamba menyeru-Nya. Tu- dara kita’.” ●
PENERBIT: PT Tempo Inti Media Harian. PEMIMPIN REDAKSI: Gendur Sudarsono. WAKIL PEMIMPIN REDAKSI: Daru Priyambodo. PJ. REDAKTUR EKSEKUTIF: M. Taufiqurohman. REDAKTUR SENIOR: Bambang Harymurti, Diah Purnomowati,
Fikri Jufri, Goenawan Mohamad, Leila S. Chudori, Putu Setia, S. Malela Mahargasarie, Toriq Hadad. REDAKTUR UTAMA: Yos Rizal Suriaji, Tulus Wijanarko. SEKRETARIAT REDAKSI: Dyah Irawati Hapsari. REDAKTUR: Andree Priyanto, Ahmad
Taufik, Dody Hidayat, Dwi Arjanto, Firman Atmakusumah, Hari Prasetyo, Nurdin Saleh, Yuyun Nurrachman, Sapto Yunus, Zacharias Wuragil B. K. SIDANG REDAKSI: Endri Kurniawati, Hadriani Pudjiarti, Kelik M. Nugroho, Maria Hasugian, Martha
Warta Silaban, Rini Kustiani, Sita Planasari Aquadini, Sunariyah, Tjandra Dewi Harjanti, Untung Widyanto, Utami Widowati, Ali Anwar, Bagus Wijanarko, Arif Firmansyah, Sutarto, Basuki Rahmat, Suseno, Sudrajat, Istiqomatul Hayati, Yophiandi.
FOTOGRAFI: Rully Kesuma (Redaktur), Amston Probel, Wahyu Setiawan, Arie Basuki, Ayu Ambong, Budi Yanto, Gunawan Wicaksono, Mahanizar Djohan, Yunizar Karim, Zulkarnaen. DESAIN: Gatot Pandego. TATA LETAK: Achmad Budy, Ahmad Fatoni, Arief Mudi Handoko, Agung Nugraha, Agus Kurnianto, Erwin Santoso,
Fuad Hasyim, Imam Riyadi Untung, Kuswoyo, Mistono, Rudy Asrori, Suteja, Talib Abdillah. ILUSTRATOR: Imam Yunni, Machfoed Gembong. REDAKTUR BAHASA: Hasto Pratikto, Dewi Kartika Teguh W., Hadi Prayuda, Heru Yulistiyan, Iyan Bastian, Michael Timur Kharisma.
TEMPO NEWS ROOM, TEMPO INTERAKTIF, PUSAT DATA dan ANALISA TEMPO – PEMIMPIN REDAKSI: Daru Priyambodo. PJ. REDAKTUR EKSEKUTIF: Burhan Sholihin. REDAKTUR UTAMA: Yosep Suprayogi, Metta Dharmasaputra, Elik Susanto. REDAKTUR: Ali Nur Yasin, Jajang Jamaludin, Mustafa Ismail, Widiarsi Agustina,
Fajar W. Hermawan, Jobpie Sugiharto, Raju Febrian. SIDANG REDAKSI: Agus Supriyanto, Dewi Rina, Bobby Chandra, Efri Ritonga, Erwin Dariyanto, Eni Saeni, Lis Yuliawati, Poernomo Gontha Ridho, Purwanto, Ramidi, Rr. Ariyani, Rudy Prasetyo, Sukma N. Loppies, Dimas Adityo, Abdul Manan, Faisal Assegaf, Kodrat Setiawan.
BIRO JAKARTA: Agung Sedayu, Akbar Tri Kurniawan, Amandra Mega Mustika, Amirullah, Bunga Manggiasih, Cornila Desyana, Dian Yuliastuti, Dwi Riyanto Agustiar, Eko Ari Wibowo, Erwin Prima, Eka Utami Aprilia, Ezther Lastania, Gabriel Wahyu Titiyoga, Heru Triono, Ismi Wahid, Kartika Candra, M. Nur Rochmi, Muhammad
Iqbal Muhtarom, Munawwaroh, Rina Widyastuti, Riky Ferdianto, Retno Dianing Sari, Anton William, Arie Firdaus, Aryani Kristanti, Pingit Aria, Ratnaning Asih, Sutji Decilya, Evana Dewi, Febriana Firdaus, Febriansyah, Gustidha Budiartie, Mahardika Satria Hadi, Isma Savitri, Ririn Agustia, Rosalina. SURABAYA: Jalil Hakim,
Zed Abidin. YOGYAKARTA: Phillipus Parera, L.N. Idayani, R. Fadjri. BANDUNG: Juli Hantoro. MAKASSAR: Yudono Yanuar, Nur Haryanto, Hayati Maulana Nur. Riset: Ngarto Februana (Pj. Kepala Bagian), Indra Mutiara, Viva B. Kusnandar.
IKLAN: Gabriel Sugrahetty (Wakil Direktur). Adelisnasari,Tito Prabowo, Adeliska Virwani, Haderis Alkaf, Imam Hadi, Melly Rasyid, Nurulita Pasaribu, Sulis Prasetyo PENGEMBANGAN DAN KOMUNIKASI PEMASARAN: Meiky Sofyansyah (Kepala), Promosi: Rachadian Nashidik Riset Pemasaran: Ai Mulyani K. Business
Development: Rhanty KREATIF PEMASARAN: Prasidono Listiaji (Kepala). Tim Penulis: S. Dian Andryanto, Danis Purwono, Dewi Retno Lestari, Hotma Siregar, Mira Larasati, Nugroho Adhi, Rifwan Hendri, Susandijani, V. Nara Patrianila. Fotografi & Riset Foto: Lourentius EP. Desain Iklan: Kemas M. Ridwan. Andi Faisal,
Andi Suprianto, Arcaya Manikotama, Jemmi Ismoko, Junaidi Abdillah, Juned Aryo Sembada, Rachman Hakim Traffic: Abdul Djalal. SIRKULASI DAN DISTRIBUSI: Windalaksana (Kepala), Erina (Sekretariat). Sirkulasi: Shanty Nurpatria, Shalfi Andri (Kepala Unit), Yefri, Indra Setiawan, Ivan B. Putra, Alex Anindito, M. Oemar
Sidiq. Perwakilan Daerah: Didiet Setiaji (Bandung), Solex Kurniawan (Surabaya). Distribusi: Ismet Tamara (Kepala Unit). Layanan Pelanggan: Berkah Demiat.
KEPALA PEMBERITAAN KORPORAT: Toriq Hadad. KEPALA desain korporat: S. Malela Mahargasarie. KEPALA BIRO EKSEKUTIF & pendidikan: M. Taufiqurohman.
DIREKTUR UTAMA: Bambang Harymurti. DIREKTUR: Herry Hernawan, Toriq Hadad. SEKRETARIS KORPORAT: Rustam F. Mandayun. ALAMAT REDAKSI & Iklan: Kebayoran Centre Blok A11-A15 Jalan Kebayoran Baru-Mayestik, Jakarta 12240. Telp. 021-7255625 Faks. 725-5645/50. E-mail: koran@tempo.co.id.
ALAMAT PERUSAHAAN: Jalan Palmerah Barat No. 8, Jakarta 12210, Telp. 021-5360409 Faks. 021-5349569.
HARGA ECERAN RP 3.000, LANGGANAN RP 69.000. UNTUK WILAYAH JABOTABEK, BANDUNG, SERANG, DAN LAMPUNG. LUAR WILAYAH TERSEBUT: DITAMBAH ONGKOS KIRIM. CUSTOMER SERVICE TELP. 021-5360409/70749261 EXT. 307/310/481/334 FAKS. 021-5349569