2. BIJAKSANA
Begitu banyak warna definisi akan sifat ” Bijak” ada
yang mengartikan Bijak adalah bisa memahami
perbedaan dan persamaan tentang nilai-nilai
kebaikan dalam persepsi norma-norma
kemanusiaan. Atau Bijak adalah menempatkan
sesuatu pada tempatnya.
Dalam peristilahan agama Islam orang yang bijak
disebut ُْميِكَحْلَا. Kata AlHakim ini dalam bahasa Arab
berasal dari Hakama. Dan bermetaforfosis dalam
bahasa Indonesia menjadi sebutan hakim
pengadilan atau hukum. Jika kita sering dengar
kata hikmah asal kata juga hakama
3. Begitu dalam makna hikmah yang menjadi syarat
yang harus dipunyai seseorang untuk bisa bersifat
bijak. Al Quran menyebutkan
َُقَفَُةَمْك ِحُْالَتْؤنُيَم َُواءَشَيُنَمَُةَمْك ِحْيُالِتؤيَُّكَّذَيُاَم َُوًايرِثَكًُاْريَخَُيِتوُأْدَُّالِإُر
ُِباَبْلَألُاْاول ْوأ
Artinya : Allah memberikan hikmah kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang
diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikan yang
banyak. Dan tak ada yang dapat mengambil
pelajaran kecuali orang-orang yang berakal. ( Q.S.
Al Baqarah : 269 )
4. Betapa penting sifat bijak tersebut. Sehingga
cerita dalam Al-Quran tampak Allah menampilkan
Luqman Al Hakim sedemikian tinggi. Dan nasehat-
nasehat Luqman harus kita patuhi. Luqman
bukanlah Rasulullah. Tetapi beliau adalah
bijaksanawan atau “al-Hakim”. Jadi kita harus
meneladani Luqman karena kebijakannya yang
beliau miliki.
5. Perilaku Bijaksana
Bijaksana Dalam Bertutur Kata
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba
mengucapkan sebuah kalimat yang mendatangkan
kemarahan Allah, sedang ia tidak meyadari akibatnya,
sehingga membuatnya tersungkur ke dalam api neraka
lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi.”(
HR.Bukhari).
6. Bijaksana dalam mengendalikan emosi
Rasul bersabda
َُمَدُآِْنبُاِبْلَقُيِفٌُة َرْمَجَُبَضَغُْالَّنِإ َُوَالا٬ُْيَعُِة َرْمىُحَلِإُْمْتيَأ َاُرَمَأُِاخَفِتْنا َُوِهْيَن
ه ِاجَد ْوَأ٬ُِبُْق ِصْلَيْلَفَُكِلَذُْنُِمٍءْيَشِبُ َّسَحَأُْنَمَفُ ِِ ْرَألا٠
"Ketahuilah bahwasanya marah adalah kobaran api
yang tersembunyi dalam hati anak Adam. Tidaklah
kalian lihat kemerah- merahan matanya dan
kegembungan urat lehernya ? Karenanya, siapa saja
yang merasakan hal ini (marah) hendaklah ia
membenam ke bumi." (HRTurmudzi)