2. • Isra’ dan mi’raj Nabi saw merupakan salah satu mu’jizat Nabi
Mohammad saw, seperti halnya mu’jizat beliau membelah
rembulan, dan lain sebagainya.
• Peristiwa isra’ dan mi’raj Nabi saw terjadi pada bulan Rajab, 1
tahun atau 1,5 tahun sebelum hijrah ke Madinah.
• Saat itu usia Nabi saw 51 tahun 9 bulan 20 hari.
• Peristiwa isra’ dan mi’raj terjadi setelah pembatalan dan
perobekan dokumen pemboikotan kepada Nabi saw dan para
shahabat.[Asy Syaikh Wahbah al-Zuhailiy, al-Tafsiir al-Wasiith,
QS. 17:1]
3. • Israa` bermakna perjalanan di waktu malam. Sebagian ulama menyatakan
kata [asraa] bermakna melakukan perjalanan dari awal malam.[Imam
Qurthubiy, Al-Jaami` li Ahkaam al-Quran, QS. (17):1].
• Isra’ : perjalanan di waktu malam dari Masjidil Haram menuju Masjidl al-
Aqsha di Baitul Maqdis . Kata [al-Masjid al-Haraam] di sini bisa bermakna
tanah Haram seluruhnya. Di dalam riwayat di sebutkan bahwa Nabi saw
diisra`kan dari Masjidil Haram itu sendiri. Ada pula yang menyatakan dari
rumahnya Ummu Hani`, setelah sholat ‘Isya’. [Syaikh Wahbah al-Zuhailiy, al-
Tafsiir al-Muniir, QS.17:1].
• Waktu perjalanan dari Mekah menuju Syams, saat itu, 40 malam.
• Di dalam riwayat-riwayat shahih, beliau diperjalankan dari Masjid Haram ke
Masjid Aqsha dengan mengendarai Buraq. [Syaikh Wahbah al-Zuhailiy, al-
Tafsiir al-Muniir, QS.17:1, juz 15/12. Maktabah Syamilah]
5. • Menurut bahasa Arab, mi’raj artinya alat untuk naik ke atas dan al-sulam
(tangga), dan apa-apa yang digunakan Rasulullah saw naik di malam
Isra’.[al-Mu’jam al-Wasiith, Juz 2/592]
• Menurut istilah mi’raj artinya perjalanan Nabi saw naik ke atas, dari
Baitul Maqdis hingga ke Sidratul Muntaha.
• Nabi saw bertolak dari Masjidil Aqsha dan naik ke langit dengan
menggunakan mi’raj, semacam tangga untuk naik ke atas. Sedangkan
Buraq ditambah di pintu Masjid Aqsha untuk dikendarai kembali ke
Mekkah. [Imam Ibnu Katsir, Al-Siirah al-Nabawiyyah, Juz 2/99]
• Peristiwa mi’rajnya Nabi saw dijelaskan di dalam awal-awal surat An
Najm.
6. • Untuk menunjukkan tanda-tanda kebesaran Allah swt, seperti
Sidratul Muntaha, para malaikat, pertemuan dengan arwah para
Nabi terdahulu, surga neraka , dan ibarat-ibarat yang lain.
• Untuk menunjukkan martabat dan kedudukan tinggi Nabi saw,
sekaligus mukjizat yang dipenuhi keajaiban yang hanya
dianugerahkan kepada beliau saw. Di antaranya menurut jumhur
para ulama, beliau menyaksikan Allah swt dengan mata telanjang.
• Menerima perintah untuk mengerjakan sholat lima waktu.
7. • Di masa Nabi saw, kabar terjadinya peristiwa Israa’ dan
Mi’raj dijadikan senjata oleh orang kafir untuk
mendeskriditkan Nabi saw dan para sahabat.
• Ada sebagian kaum Muslim yang lemah imannya,
murtad dari agama Islam.
• Adapun kaum Muslim yang benar-benar beriman
kepada Nabi saw, peristiwa Israa` dan Mi’raj semakin
mempertebal dan menguatkan keimanan mereka.
8. ََ
نَم
آ
ا
َ ُ
ولُسَّالر
اَمِب
َ َ
لِزْنُا
َِهْي
َ
لِإ
َْ
نِم
َِهِب َر
ََو
ََ
ونُنِمْؤُم
ْ
ال
َلُك
ََ
نَم
آ
ا
َِ َّ
اّللِب
ََو
َِهِتَكِئ
َ
الَم
َِهِبُت ُكَو
َِهِلُسُرَو
َ
َ
ل
َُ
قِرَفُن
ََ
نْيَب
َدَحَا
َْ
نِم
َِهِلُسُر
وا
ُ
الَقَو
اَن ْعِمَس
اَن ْعَطَاَو
اَرْفُغ
ََ
كَن
اَنَّب َر
ََ
كْي
َ
لِإَو
َُير ِ
صَم
ْ
ال
(
285
)
Rasul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya.
(Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun
(dengan yang lain) dari rasul rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami
dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami
dan kepada Engkaulah tempat kembali". [TQS Al Baqarah (2):285]
9. • Beriman kepada Allah swt dan Rasulnya, dan
semua yang dibawa Nabi Mohammad saw
dengan keimanan pasti, tanpa disusupi
keraguan dan kesamaran.
• Mewujudkan keimanan dalam bentuk taat dan
menjalankan hukum Allah swt dan RasulNya
tanpa memilih-milih dan memilah-milah.
10. َْ
نَمَو
َِ
ع ِ
طُي
ََ َّ
اّلل
َ َ
ولُسَّالرَو
َِئ
َ
ولُاَف
ََ
ك
ََ
عَم
ََ
ين ِذ
َّ
ال
ََم َعْنَا
َُ َّ
اّلل
َْمِهْيَلَع
ََ
نِم
ََ
ينِيِبَّالن
ََ
ينِيق ِد ِ
الصَو
ََهُّالشَو
َِاء َد
ََ
ين ِ
حِلاَّالصَو
ََ
نُسَحَو
َُا
ََ
كِئ
َ
ول
اًيقِفَر
“Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”. [TQS An Nisaa` (4): 69]
11. اَي
اَهُّيَا
ََ
ين ِذ
َّ
ال
واُنَم
آ
ا
واُقَّات
ََ َّ
اّلل
و
ُ
ولُقَو
ا
َ
ً
لْوَق
ا ًيد ِدَس
(
70
)
َْحِلْصُي
َْمُك
َ
ل
َُك
َ
الَمْعَا
َْم
َْرِف ْغَيَو
َْمُك
َ
ل
َْمُكَوبُن ُذ
َْ
نَمَو
َِ
ع ِ
طُي
ََ َّ
اّلل
َ
َ
ولُسَرَو
َُه
َْدَقَف
ََازَف
اًزْوَف
اًيم ِ
ظَع
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang
siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar. [TQS Al Ahzab (33):70-71]
12. َِ َّ
ىَاّلل
َ
لِإَواُعُاَد َذِإَ َ
ينِنِمْؤُم
ْ
َال َ
لْوََق َ
انَاَكَمَّنِإ
َْيََب َمُكْحَيِلَ ِهِلوُسَرََو
َاَن ْعِمَواَس
ُ
ولُقََي ْ
نََا ْمُهَن
َ َ
ونُحِلْفُم
ْ
َال ُمَُه َ
كِئ
َ
ولُاَاَوَن ْعَطَاَو
(
51
)
َُه
َ
ولُسَرََوَ َّ
َاّلل ِ
ع ِ
طَُي ْ
نَمَو
ََّتَيََو َ َّ
َاّلل َ
شْخَيََو
َ ِهْق
ََ
نوُزِئاَف
ْ
َال ُمَُه َ
كِئ
َ
ولُاَف
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada
Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah
ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung. Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan
takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-
orang yang mendapat kemenangan. [TQS An Nuur (24):50-51]
13. َِكَحُىَي َّتََح َ
ون ُنِمْؤَُي
َ
َل َ
ك ِب َرََو
َ
ال َف
َُث ْمُهَن ْيََب َرَج َ َا َيمَِف َ
وف ُم
َ ِواَف ُد ِ
جََي
َ
َل َّم
َِلَسُيََو َ
تْيَضَاَقَّمِاَمًجَرََح ْمِه ِ
سُفْنَا
اًيمِلْسَواَتُم
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga
mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati
mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya.[TQS An Nisaa` (4):65]
14. Isyarat Peralihan Kepemimpinan Dunia Dari
Bani Israel Kepada Kaum Muslim
• Saat Nabi Mohammad saw tiba di Masjidil
Aqsha, beliau saw mengimami para nabi dalam
sholat berjama’ah.
• Asy Syaikh Prof Rawwas Qal’ahjie, menjelaskan
bahwa peristiwa imamah sholat itu merupakan
isyarat beralihnya kepemimpinan dunia, dari
Bani Israel ke tangan kaum Muslim.
15. َْ
تَانَك
وُنَب
َ َ
يلِئاَرْسِإ
َْمُهُوسُسَت
َِبْنَ ْ
ال
َُاءَي
اَمَّلُك
ََ
كَلَه
َ ِبَن
ََفَلَخ
َُه
َ ِبَن
َُهَّنِإَو
َ
َ
ل
ََّ ِبَن
ََب
ي ِد ْع
َُ
ونُكَتَسَو
َُاءَفَلُخ
َُرُثْكَت
وا
ُ
الَق
اَمَف
َُمْاَت
اَنُر
َ َ
الَق
واُف
َِة َعْيَبِب
َِ
ل َّوَ ْ
ال
َِ
ل َّوَ ْ
الَف
َْمُوهُطْعَاَو
َْمُهَّقَح
ََّ
ن ِإَف
ََ َّ
اّلل
َْمُهُلِئاَس
اَّمَع
ََتْاس
َْمُاهَعْر
“Dahulu, Bani Israil selalu dipimpin dan dipelihara urusannya oleh
para Nabi. Setiap kali seorang Nabi meninggal, digantikan oleh Nabi
yang lain. Sesungguhnya tidak akan ada nabi sesudahku. (Tetapi)
nanti akan ada banyak Khalifah.” Para shahabat bertanya, “Apakah
yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab,
“Penuhilah bai'at yang pertama, dan yang pertama itu saja.
Berikanlah kepada mereka haknya karena Allah nanti akan menuntut
pertanggungjawaban mereka terhadap rakyat yang dibebankan
urusannya kepada mereka.”[HR. Imam Muslim]
17. َ
َدَع َو
َ
ه َ
ّللا
ََينِذَال
واهنَماَء
َْمهكْنِم
ََو
واهلِمَع
َِتاَحِلاَصال
َْسَيَل
َْمههَنَفِلْخَت
يِف
َ ِ
ض ْرَ ْ
اْل
اَمَك
ََفَلْخَتْسا
ََينِذَال
َْنِم
َْمِهِلْبَق
َََننِكَمهيَل َو
َْمههَل
َ
همههَنيِد
يِذَال
ىَضَت ْار
َْمههَل
َْمههَنَلِدَبهيَل َو
َْنِم
َِدْعَب
َْمِهِف َْوخ
اًنْمَأ
َ
هبْعَي
يِنَنهود
ََ
ل
ََونهك ِ
رْشهي
يِب
اًئْيَش
َْنَم َو
ََرَفَك
َ
َب
َ
َدْع
ََكِلَذ
ََكِئَلوهأَف
َ
همهه
ََونهقِساَفْال
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada
mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap)
kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”[TQS An
Nuur (24):55]
21. ََدَعَو
َُ َّ
اّلل
ََ
ين ِذ
َّ
ال
واُنَم
آ
ا
َْمُكْنِم
واُلِمَعَو
ََّالص
َِ
اتَحِلا
َْمُهَّنَفِلْخَتْسَي
َ
ل
َِف
َِ
ضْرَ ْ
ال
اَمَك
ََ
فَلْخَتْاس
ََ
ين ِذ
َّ
ال
َْ
نِم
َْمِهِلْبَق
ََّ
نَنِكَمُي
َ
لَو
َْمُه
َ
ل
َِد
َُمُهَين
ي ِذ
َّ
ال
ىَضَتْار
َْمُه
َ
ل
ََبُي
َ
لَو
َْمُهَّن
َ
ل ِد
َْ
نِم
َِد ْعَب
َْمِهِفْوَخ
اًنْمَا
ِنَون ُدُب ْعَي
َ
َ
ل
ََ
ونُكِرْشُي
ِب
َ
ً
ئْيَ
ََو
َْ
نَم
ََرَفَك
ََد ْعَب
ََ
كِل َذ
ََ
كِئ
َ
ولُاَف
َُمُه
ََ
ونُق ِ
اسَف
ْ
ال
(
55
)
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan
mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-
orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi
aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan
sesuatu apa pun dengan Aku. Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji)
itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. [TQS An Nuur (24):55]
27. ”Sesungguhnya Allah swt telah mengumpulkan (dan
menyerahkan) bumi kepadaku, sehingga aku bisa
menyaksikan timur dan baratnya. Sesungguhnya
umatku, kekuasaannya akan mencapai apa yang telah
dikumpulkan dan diserahkan kepadaku”.[HR. Imam
Muslim, Tirmidziy, dan Abu Dawud]
ََّ
نِاِ
َ َّ
اّلل
ىوز
يِل
َضْرَ ْ
ال
َُ
تْيَارف
َقِأرشم
أه
أهبِأرغمو
ََّ
نِاو
يِتَّمُا
َس
َُ
غُلْبي
أهُك
ْ
لُم
أم
َي ِوُز
يِل
أهْنِم
...
“
(
خرجها
المأم
مسلم
,
صحيح
مسلم
4:2215
,
الترمذي
,
سنن
الترمذي
4:472
,
ابو
داود
,
سنن
ابو
داود
,
4:97
)
28. “
..
ََّارااأَماهُتلْمُايَجاِلَ ْ
اتاي ِوَُزضْرَ ْ
َال َّ
نََا ُاأان ْعمو
َغمأَوهقِاأراشاتَماْيَارَفًةادا ِ
احَوًة
َاأاهبِأر
,
َاياهَاماث
ائهأزجلىَكلَامتيَاَحتىَيصلَملكَاازَفجازمتيَجتفتحَل
(...
اشاةَالمالعال
َادبادَعميخَمح
َيرافوكالرحمنَالمبأر
,
تحفةَالحوذيَبشرحَسننَالترمذي
,
4:468
)
Imam al-Khathabiy mengatakan:
”..Maknanya adalah, sesungguhnya bumi telah dikumpulkan dan
diserahkan kepadaku seluruhnya secara serentak, sehingga aku bisa
menyaksikan timur dan baratnya. Kemudian, bumi akan ditaklukkan
untuk ummatku bagian demi bagian, hingga kekuasaan umatku meliputi
seluruh bagian muka bumi”..[Imam al-Mubarakfuriy, Tuhfat al-Ahwadziy
bi Syarh Sunan al-Tirmidziy, juz 4/468]
29. Hadits Riwayat Imam Ahmad
ََّ
نَحَتْفُت
َ
ل
،ُةَّيِين ِ
طْنَطْسُق
ْ
ال
ََف
ََم ْعِنَل
َُيرِمَ ْ
ال
،اَهُيرِمَا
ََو
ََم ْعِن
َ
ل
َُ
شْيَج
ْ
ال
ََ
كِل َذ
َُ
شْيَج
ْ
ال
”Sungguh, akan ditaklukkan Konstantinopel. Sebaik-
baik amir adalah amirnya ( amir yang menaklukkan
Konstantinopel) dan sebaik-baik pasukan adalah
pasukannya (pasukan yang menaklukkan kota itu)”. [HR.
Imam Ahmad]
33. “Kami sedang berada di sisi Jabir bin ‘Abdullah ra. Beliau berkata,
“Begitu cepatnya penduduk Irak dihalangi untuk mendapatkan qafiz dan
dirham”. Kami bertanya, “Siapa yang melakukan itu?’. Jabir ra
menjawab, “Orang ‘Ajam, yang mereka menghalangi hal itu”. Kemudian
Jabir ra berkata kembali, “Begitu cepatnya penduduk Syam dihalangi
untuk mendapatkan dinar dan muddiy”. Kami bertanya, “Siapa yang
melakukan hal itu?”. Orang Romawi yang menghalangi hal itu”. Abu
Nadlarah berkata, “Lalu beliau diam tidak berkata apapun”. Lalu, Jabir ra
berkata, “Rasulullah saw bersabda, “Akan muncul di akhir umatku,
seorang Khalifah yang memberikan harta sangat banyak, yang ia tidak
pernah menghitung jumlahnya”. Al-Jurairiy berkata, “Saya bertanya
kepada Abu Nadlrah dan Abu al-‘Ala`, “Apakah kalian berpendapat
bahwa khalifah itu adalah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz? Keduanya menjawab,
“Tidak”.[HR. Imam Ahmad dan Muslim]
34.
35. Hadits Riwayat Imam Abu Dawud
ََب
َ
َلمْوََيَّلِإَِرْه َّدَال َ
ن َِم َ
َ ْبََي ْم
َ
َلْو
َ
ل
َََب ِ
ل ْهََا ْ
ن َِمًال ُجََر ُ َّ
َاّلل َ
ث َع
ًَل ْد َاَع َهُالْمَىَي ِتْي
اًرْوََج ْ
تَئِلُاَمَمَك
“Seandainya masih tersisa waktu, walaupun hanya
sehari saja, niscaya Allah akan mengutus seorang
laki-laki dari keluargaku yang memenuhi waktu
dengan keadilan sebagaimana, sebagaimana
sebelumnya waktu dipenuhi oleh kelaliman”. [HR.
Imam Abu Dawud dari ‘Ali ra]
36. Imam Tirmidziy menuturkan sebuah hadits dari
‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
ََعال َكِلْمَي ىَّتَح اَيْنُّدال ُبَهْذَت َال
َِتْيَْ ٌَِْهَه ْ َِِ ٌَُجَر َبَر
ُُِِاَََُي ي
يِمْسا ُهُمْسا
.
يِلَع ْ َع ِباَبال يِفَو
ِ ُهَو ، يدِعََس َيَِْهَو ،
َََمَلََس
َةَرْيَرُه يَِْهَو ،
.
َسَح يثِدَح اَذَهَو
يح ِحَص
.
“Dunia tidak akan lenyap hingga seorang laki-laki dari
keluargaku berkuasa di Arab, yang namanya seperti
namaku”. Isi hadits ini juga diriwayatkan dari ‘Ali ra,
Abi Sa’id, Ummu Salamah, dan Abu Hurairah ran.
Hadits ini hasan shahih]
38. “Seandainya di dunia ini tidak ada waktu tersisa kecuali hanya sehari
saja”, Zaidah berkata di dalam haditsnya, “Niscaya Allah akan
memanjangkan hari itu”, lalu mereka bersepakat, “Hingga Allah
mengutus di hari itu seorang laki-laki dariku”, atau “seorang laki-laki dari
keluargaku (ahlul bait), yang namanya seperti namaku dan bapaknya
seperti bapakku”. Ada tambahan di dalam haditsnya Fithr, “Yang
memenuhi dunia dengan keadilan dan kesetaraan, sebagaimana
sebelumnya dunia dipenuji oleh kedzaliman dan kelaliman”. Nabi saw
bersabda, dalam haditsnya Sufyan, “Dunia tidak akan lenyap atau binasa,
hingga seorang laki-laki dari keluargaku berkuasa di Arab, yang namanya
seperti namaku”. Imam Abu Dawud berkata, “Lafadz dari ‘Umar dan
Abu Bakar semakna dengan hadits yang lafadznya dari Sufyan]
40. • “Aku akan mengabarkan kepada kalian tentang Al-Mahdiy. Ia diutus kepada umatku ketika
manusia berselisih dan mengalami kekacauan. Lalu, ia memenuhi bumi dengan kesetaraan
dan keadilan, sebagaimana sebelumnya bumi dipenuhi kelaliman dan kedzaliman. Seluruh
penduduk langit dan bumi ridlo kepadanya. Dan ia membagi-bagi harta dengan shihahan”.
Seorang laki-laki bertanya, “Apa yang dimaksud dengan shihahan? Beliau menjawab,
“Dengan kadar yang sama di antara manusia”. Beliau bersabda, “Allah memenuhi hati umat
Mohammad saw dengan kekayaan dan membahagiakan mereka dengan keadilannya.
Hingga seorang penyeru berseru, “Siapa yang masih membutuhkan harta? Tak seorang pun
dari manusia yang berdiri, kecuali hanya satu orang laki-laki, seraya berkata, “Saya”.
Penyeru itu berkata, “Panggilah bendahara, dan katakanlah kepadanya, “Sesungguhnya
Mahdiy memerintahkanmu agar kamu memberiku harta”. Maka laki-laki itu berkata kepada
bendahara, “Berikanlah”, hingga ketika ia meletakkan harta itu di kamarnya dan melihatnya,
maka ia menyesal”. Laki-laki itu pun berkata, “Aku ini adalah umat Nabi Mohammad saw
yang paling tamak. Atau, apakah yang diberikan kepada mereka sedikit dibandingkan yang
diberikan kepadaku? Beliau bersabda,”Lalu, laki-laki itu mengembalikan harta itu, namun
bendahara itu menolaknya. Dikatakan kepada laki-laki itu,”Kami tidak akan menarik sesuatu
yang sudah kami berikan”. Hal itu berlangsung selama 7 tahun (atau 8 atau 9 tahun). Lalu,
setelah itu tidak ada lagi penghasilan yang baik. Kemudian, tidak ada lagi kebaikan di dalam
kehidupan”.[HR. Imam Ahmad. Menurut Imam Al-Haitsamiy, perawinya banyak yang tsiqah]
41. Imam Thabaraniy menuturkan sebuah riwayat dalam
Kitab al-Kabir dari Qais bin Jabir dari bapaknya, dari
kakeknya, bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
َُ
ونُكَيَس
َْ
نِم
ي ِد ْعَب
، ُاءَفَلُخ
َْ
نِمَو
َِد ْعَب
َُخ
ْ
ال
َِاءَفَل
، ُاءَرَمُا
َْ
نِمَو
َِد ْعَب
ََمُال
َِاءَر
،وفُلُم
َْ
نِمَو
َِد ْعَب
َِ
وفُلُم
ْ
ال
،ةَرِباَبَج
ََّمُث
َُجُرْخَي
َلُجَر
َْ
نِم
َِ
لْهَا
ِتْيَب
َُالْمَي
ََ
ضْرَال
ََع
ل ْد
اَمَك
َْ
تَئِل ُم
،اًرْوَج
ََّمُث
َُرَّمَؤُي
، ُّ ِناَطْحَق
ْ
ال
ي ِذ
َّ
الَوَف
ِنَث َعَب
َِ
ََح
ْ
الِب
اَم
ََوُه
َُهَونُد
“Setelahku akan ada para khalifah. Setelah para khalifah, muncullah umara’, dan
setelah ‘umara’ muncullah para raja, dan setelah para raja, muncullah jabaabirah
(dictator). Lalu, muncullah seorang laki-laki dari keluarga yang memenuhi bumi
dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dunia dipenuhi kelaliman. Setelah
masanya berakhir, al-Qahthaniy akan memerintah. Demi Dzat yang mengutusku
dengan kebenaran, ia sama dengan dirinya”.[HR. Imam Thabaraniy]
42. Imam Thabaraniy menuturkan di dalam Al-Ausath
sebuah hadits dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi
saw bersabda:
َََوعْب َسََف َر ِ
صَُق ْ
نِإَ، ُّي ِد ْهَم
ْ
َال ِتَّمَُا َِف ُ
ون ُكَي
َُم َعْنََت،ع ْسِتَلَفِإََو،ان َمَثَلَفِإ
َْم
َ
َلًة َم ْعِنَ ِهيَِف ِتَّمُا
َِهْيَلََعَاءَم ََّالس ُ َّ
َاّلل ُ
ل ِ
سْرَُي،اَهَلَثِواَم ُم َعْنَي
َء ْ َشِبَ ُ
ضْرََال ُر ِ
خ َّدَلَتََو،اًارَر ْد َِم ْم
َم
ْ
الََو ِ
اتَبََّالن َ
ن ِم
َ ُ
ال
َ ُ
ولُقَيََف، ُ
لُجََّالر ُومُقََيوس ُدُك
:
َِ
طْعََا، ُّي ِدْهَاَمَي
َ ُ
ولُقَيََف ِن
:
َُه
ْ
ذُخ
"
“Akan muncul di tengah-tengah umatku, Al Mahdiy, walaupun masanya pendek, yakni
tujuh, atau delapan, atau sembilan tahun, namun umatku mendapatkan kenikmatan pada
dirinya dengan kenikmatan yang tiada taranya. Allah swt menurunkan air hujan dari
langit untuk mereka, dan bumi tidak menyimpan apapun dari tetumbuhan. Harta
melimpah ruah hingga tertimbun. Ada seorang laki-laki berkata, “Wahai Mahdiy, berilah
aku”. Maka Mahdiy menjawab, “Ambilkan untuknya”. [HR. Imam Ath Thabaraniy.
Imam al-Haitsamiy menyatakan, “Imam Thabaraniy meriwayatkannya di dalam Kitab al-
Ausath, dan rijalnya tsiqqah]
44. “Akan ada perselisihan menjelang kematian seorang Khalifah. Lalu, keluarlah seorang laki-laki
penduduk Madinah dengan cepat menuju Mekah. Penduduk kota Mekah mendatangi laki-laki
itu, dan mereka mengeluarkan laki-laki itu dari rumahnya, walaupun laki-laki itu menolak.
Kemudian, mereka membai’at laki-laki itu di antara Hajar Aswad dan Maqam Ibrahim. Lalu
dikirimlah kepadanya pasukan perang dari Syams, namun pasukan itu ditenggelamkan (terkubur)
di Bida’ antara Mekah dan Madinah. Ketika manusia melihat itu, maka datanglah Abdaal Al-
Syams [(30 atau 40 orang sholeh yang hatinya seperti Nabi Ibrahim as, di mana jika seorang di
antara mereka meninggal, maka Allah swt akan mengganti posisinya dengan orang lain)] dan
sekelompok orang terpilih dari Iraq mendatanginya, lalu membai’atnya (Mahdiy) di antara Hajar
Aswad dan Maqam Ibrahim. Lalu, muncullah seorang laki-laki dari Quraisy (bapaknya orang
Quraisy dan ibunya berasal dari suku Kalab). Ia mengirim pasukan kepada mereka (orang-orang
yang membai’at Imam Al Mahdiy), namun pasukannya berhasil dikalahkan oleh orang-orang
yang membai’at Imam Mahdiy. Pasukan itu adalah pasukan yang dikirim laki-laki Quraisy
keturunan Kalab. Penyesalan bagi siapa saja yang tidak menyaksikan ghanimahnya Kalab.
Selanjutnya, laki-laki itu (Imam Mahdiy) membagi-bagi harta dan memperlakukan manusia
dengan sunnah Nabi mereka saw. Islam pun tegak di seluruh muka bumi. Laki-laki itu (Imam
Mahdiy) memerintah selama tujuh tahun, lalu wafat, dan kaum Muslim menyolatkannya”. Abu
Dawud berkata, “Sebagian ahli hadits menyatakan dari Hisyam (ia memerintah selama 9 tahun),
sedangkan yang lain menyatakan, “Tujuh tahun”. Al-Hafidz al-Haitsamiy berkata, “Hadits ini
diriwayatkan oleh Imam Thabaraniy dal;am al-Ausath dan rijal-rijalnya shahih]
45. Al Kattaniy di dalam Kitab Nudhum al-Mutanaatsir
min al-Hadits al-Mutawatir, menyatakan:
وقد
نقل
ير
واحد
عن
الحافظ
السخاوي
أنها
متواترة
والسخاو
ي
ذكر
ذلك
في
فتح
المغيث
َونقل
عن
أبي
الحسين
اإلبري
و
قد
تقدم
َنص
أول
هذ
الرسالة
وفي
تأليف
ْلبي
العَلء
إدريس
بن
مح
مد
بن
إدريس
الحسين
العراقي
في
المهدي
هذا
أن
َأحاديث
متواترة
أو
كادت
“Dinukilkan tidak hanya satu jalur, dari al-Hafidz al-Sakhawiy bahwasanya hadits-hadits
yang bertutur tentang Al-Mahdiy adalah mutawatir. Keterangan ini disebutkan di dalam
Kitab Fath al-Mughits. Dinukilkan dari Abu al-Husain al-Ibriy, yang sudah disebutkan
redaksinya di awal risalah ini, dan di dalam Ta’lif karya Abu al-‘Ilaa’ Idris bin Mohammad
bin Idris al-Husain al-‘Iraqiy tentang (kedatangan) Al-Mahdiy, bahwasa hadits-hadits
tentang Al Mahdiy adalah mutawatir atau hampir-hampir mutawatir.”.[Al-Kattaniy, Nudhum
al-Mutanaatsir min al-Hadits al-Mutawatir, Juz 1, hal.226]
49. “Lalu, Nabi saw bersabda, “Jika kalian melihatnya, maka bai’atlah dirinya,
walaupun harus merangkak di atas salju. Sesungguhnya ia adalah Khalifatullah
al-Mahdiy”. Hanya Imam Ibnu Majah yang meriwayatkan hadits ini. Isnad-
isnadnya qawwiyun shahiihun (kuat shahih). Dhahirnya, yang dimaksud
dengan al-kanz (harta simpanan) yang disebut dalam riwayat itu adalah
kanzu al-Ka’bah (harta simpanan di Ka’bah), di mana mereka saling berperang
di sisinya. Tiga orang dari anak-anak para khalifah berperang untuk
mendapatkannya. Hingga ketika menjelang akhir zaman, keluarlah Al Mahdiy
dari negeri Timur; ada pula yang menyatakan dari Mekah. Mahdiy tidak
keluar dari terowongan waktu, seperti keyakinan kaum Rafidlah, di mana,
sekarang ini, Mahdiy tertahan di dalamnya. Mereka (sekte Syi’ah) menunggu
keluarnya Mahdiy di akhir zaman. Keyakinan seperti ini adalah igauan,
kebohongan besar, dan kegilaan dari setan. Sebab, tidak ada dalil maupun
bukti yang menunjukkan keyakinan itu, baik dari Al-Quran, Sunnah, akal
sehat, maupun pembuktian”. [Imam Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa al-Nihayah,
Juz 19, hal. 60]