SlideShare a Scribd company logo
Eferoni Ndruru.Kom
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Algoritma FP-Growth Algoritma FP-Growth merupakan pengembangan dari algoritma Apriori.
Sehingga kekurangan yang dimiliki oleh algoritma Apriori diperbaiki oleh algoritma FP-Growth. Frequent
Pattern Growth (FP-Growth) adalah salah satu alternatif algoritma yang dapat digunakan untuk menentukan
himpunan data yang paling sering muncul (frequent itemset) dalam sebuah kumpulan data. Pada algoritma
Apriori diperlukan generate candidate untuk mendapatkan frequent itemset, tetapi algoritma FP-Growth
generate candidate tidak dilakukan kerena FP-Growth menggunakan konsep pembangunan tree dalam
pencarian frequent itemset. Hal inilah yang menyebabkan algoritma FP-Growth lebih cepat jika dibandingkan
dengan algoritma Apriori. Algoritma Apriori harus melakukan pattern matching berulang-ulang sedangkan
dalam algoritma FP-Growth terdapat banyak kelebihan yang terbukti efisien karena hanya melakukan
pemetaan data atau scan database sebanyak 2 kali untuk membangun struktur tree. Dengan menggunakan
struktur tree algoritma FP-Growth dapat langsung mengekstrak frequent itemset dari susunan FP-Tree yang
telah terbentuk.
Penggalian frequent itemset menggunakan algoritma FP-Growth akan dilakukan dengan cara
membangkitkan struktur data tree atau disebut dengan FPTree . Algoritma FP-Growth dapat dibagi menjadi
tiga tahapan utama yaitu :
1. Tahapan pembangkitan conditional pattern base 2. Tahapan pembangkitan
conditional FP-Tree 3. Tahapan pencarian frequent itemset
1.2 Perbandingan Algoritma FP-Growth dan Algoritma Apriori 1. Algoritma FP-Growth lebih cepat karena
hanya melakukan scan database
dua kali sedangkan algoritma Apriori melakukan scan database berulangulang
2. Algoritma FP-Growth menggunakan kode barang pada prosesnya sedangkan algoritma Apriori
menggunakan nama barang.
3. Algroritma FP-Growth memliliki akurasi rules yang lumayan sedangkan algoritma Apriori memiliki
akurasi rules yang lebih tinggi.
1
Eferoni Ndruru , S.Kom
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Misalnya data yang digunakan adalah data transaksi penjualan sebuah
supermarket dalam satu periode waktu, datanya sebagai berikut : Tabel 2.1 Data Transaks
iKode BarangNo. TransaksiNama Barang
1401 20015838 20009722POCARI SWEAT,MINUMAN
ISOTONIK 350mL BTL
POCARI SWEAT,MINUMAN
ISOTONIK 500mL BTL
10006861 UBM,BISCUIT ARROW BRANDSQUAREPUFF 400g PCK1402 20045099 DIPLOMAT,ROKOK PREMIUM
MILD FILTER 16'S BK
S10006861UBM,BISCUIT ARROW BRAND
SQUAREPUFF 400g PCK
CHOCOLATE 20g PCK10023789 SEDAAP MIE,MIE INSTANT GORENG 90g
PC
K10006861 14701 20009722UBM,BISCUIT ARROW BRAND
SQUAREPUFF 400g PCK
POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK
500mL BTL
10023789 SEDAAP MIE,MIE INSTANT GORENG 90g
PC
K10006861UBM,BISCUIT ARROW BRAND
SQUAREPUFF 400g PCK
14702 20037766 HANSAPLAST,PLESTER PLASTIK
(10'S) MICKE
Y10000316
20015838
14703 10006861
20009722BENG-BENG,WAFER
CHOCOLATE 20g PCK
POCARI SWEAT,MINUMAN
ISOTONIK 350mL BTL
UBM,BISCUIT ARROW BRAND
SQUAREPUFF 400g PCK
POCARI SWEAT,MINUMAN
ISOTONIK 500mL BTL
1501 20037766 HANSAPLAST,PLESTER PLASTIK
(10'S) MICKE
Y20009722
1502 10006861
20009722POCARI SWEAT,MINUMAN
ISOTONIK 500mL BTL
UBM,BISCUIT ARROW
BRAND SQUAREPUFF
400g PCK
POCARI
SWEAT,MINUMAN
ISOTONIK 500mL
BTL
1503 10000316 BENG-BENG,WAFER CHOCOLATE 20gPCK3001 20037766HANSAPLAST,PLESTER PLASTIK (10'S)MICKEY
2.2 Langkah-
Langkah
membangun
FP-Tree 1.
Generate
Frequent
Itemset
Tabel
2.2
Gener
ate
Frequ
ent
Itemse
t Item
Freku
ensi
Kemu
nculan
10006861 6 20045099 1 10000316 3 20015838
2 20009722 5 10023789 2 20037766
32
Eferoni Ndruru , S.Kom
Misalnya telah ditentukan minimum supportnya 20% atau minimal 2 transaksi maka kode barang
22045009 harus dieliminasi. Selanjutnya data yang memiliki minimum support di urutkan
berdasarkan frekuensinya. Hasilnya akan terlihat seperti tabel di bawah ini :
Tabel 2.2 FP-List Item Frekuensi
Kemunculan
10006861 6 20009722 5 20037766 3
10000316 3 20015838 2 10023789 2
2. Tambahkan Transaksi ID (TID) pada dataset yang telah diseleksi dengan minimum support.
Fungsi dari TID adalah untuk memberikan nomor urut pada transaksi setelah membuat FP-List.
Urutkan item pada setiap transaksi berdasarkan frekuensi paling tinggi ke frekuensi yang paling
rendah. Kemudian mulailah membuat tree secara urut berdasarkan TID nya.
Tabel 2.3 TID TID No. Transaksi Kode Barang
Frekuensi
1 1401 10006861 6 20009722 5 20015838 2
2 1402 10006861 6 3 1403 10006861 6
10000316 3 10023789 2
4 14701 10006861 6 20009722 5 10023789 2
5 14702 20037766 3 10000316 3 20015838 2
6 14703 10006861 6 20009722 5
7 1501 20009722 5 20037766 3
8 1502 10006861 6 20009722 5
9 1503 10000316 3 10 3001 20037766 3
3
Eferoni Ndruru , S.Kom
3. Membentuk Frequent Pattern Tree (FP-Tree). FP-Tree merupakan struktur penyimpanan data
yang dimampatkan. FP-Tree dibangun dengan memetakan setiap data transaksi ke setiap lintasan
tertentu dalam FP-Tree. Karena dalam setiap transaksi yang dipetakan, mungkin ada transaksi yang
memiliki item yang sama, maka lintasannya memungkinkan untuk saling menimpa. Semakin
banyak data transaksi yang memiliki item yang sama, maka proses pemampatan dengan struktur
FP-Tree semakin efektif. Kelebihan dari FP-Tree adalah hanya memerlukan dua kali pemindaian
data transaksi yang terbukti sangat efisien. FP-Tree dibentuk oleh sebuah akar yang diberi label
null, sekumpulan pohon yang beranggotakan item-item tertentu dari sebuah tabel frequent header.
Setiap simpul dalam FP-Tree mengandung tiga informasi penting yaitu label item yang
menginformasikan jenis item yang direpresentasikan item tersebut. Support count,
merepresentasikan jumlah lintasan transaksi yang melalui simpul tersebut. Dan pointer penghubung
yang menghubungkan simpul-simpul dengan label item yang sama antar lintasan ditandai dengan
garis panah putus-putus. Langkah-langkah membangun FPTree adalah sebagai berikut : a.
Pembacaan TID 1
Pada TID 1 terdapat nilai {10006861, 20009722, 20015838} yang kemudian membentuk
lintasan null → 10006861 → 20009722 → 20015838 dengan support count awal bernilai 1.
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Null
10006861:1
20009722:1
20015838:1
Gambar 2.1 FPTree TID 1
4
Eferoni Ndruru , S.Kom
b. Pembacaan TID 2 Setelah pembacaan TID 1, maka selanjutnya membaca TID 2 yaitu
{10006861} sehingga nilai dari 10006861 akan bertambah satu sehingga menjadi 2, tetapi nilai
yang lainnya tetap karena tidak ada transaksi dengan kode barang yang sama dengan pembacaan
TID pertama.
Null
10006861:2
20009722:1
20015838:1
Gambar 2.2 FPTree TID 2 c. Pembacaan TID
3
Setelah pembacaan TID 2, maka selanjutnya membaca TID 3 yaitu {10006861, 10000316,
10023789} sehingga nilai 10006861 akan bertambah satu, sehingga menjadi 3 dan akan
membentuk cabang baru untuk kode transaksi 10000316 dan 10023789 nilai awalnya adalah 1,
seperti gambar di bawah ini.
Null
10006861:
320009722:1
20015838:110000316:1
10023789:
15Gambar 2.3 FPTree TID 3
Eferoni Ndruru , S.Kom
d. Pembacaan TID 4 Setelah pembacaan TID 3, maka selanjutnya membaca TID 4 yaitu
{10006861, 20009722, 10023789}. Nilai 10006861 akan bertambah 1 lagi sehingga menjadi 4,
dan nilai 20009722 akan bertambah 1 menjadi 2, dan akan membentuk akar baru atau cabang
baru untuk kode barang 10023789 dan nilai awalnya adalah 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar
Null
10006861:
4Setelah pembacaan TID 4, maka selanjutnya membaca TID 5 yaitu {20037766, 10000316,
20015838}. Disini harus membuat lintasan baru lagi dengan nilai awal 1, karena kode barang
20037766 belum pernah terlewati sama sekali. Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar
Null 10006861:420037766:
120009722:210000316:120000316:1
Gambar 2.5 FPTree TID 5
620015838:110023789:1100 23789:120015838:1
20009722:210000316:1
20015838:1 Gambar 2.4 FPTree TID 4 e. Pembacaan TID
510023789:1 10023789:
1
Eferoni Ndruru , S.Kom
f. Pembacaan TID 6 Setelah pembacaan TID 5, maka selanjutnya membaca TID 6 yaitu
{10006861, 20009722}, nomer transaksi ini pernah di lewati dan sudah mempunyai nilai
sehingga tinggal di tambahkan saja, nilainya menjadi 10006861 : 5 dan 20009722: 3. Lebih
jelasnya langsung lihat gamba
rNull 10006861:520037766:
120009722:310000316:120000316:1
20015838:110023789:1 10023789:1Gambar 2.6 FPTree TID 6 g. Pembacaan TID 720015838:
17Setelah pembacaan TID 6, maka selanjutnya
membaca TID 7 yaitu {20009722 , 20037766}.
Kode barang 20009722, 20037766 sama sekali
belum terlewati, maka harus membuat cabang
baru dengan nilai awal 1. Lebih jelasnya
langsung lihat pada gambar
20015838:
110000316:1
10023789:1 10023789:1
Gambar 2.7 FPTree TID 720000316:
120009722:1 20037766:1
10006861:5
20009722:3
20015838:1Null
20037766:
1
Eferoni Ndruru , S.Kom
h. Pembacaan TID 8 Setelah pembacaan TID 7, maka selanjutnya membaca TID 8 yaitu
{10006861, 20009722}. Kode barang 10006861 telah terlewati sebanyak 5x, dan kode barang
20009722 telah terlewati sebanyak 3x, maka langkah selanjutnya tinggal menambahkan saja
nilainya, sehingga menjadi 10006861 : 6 dan 20009722 : 4. Lebih jelasnya dapat langsung di lihat
pada gamba
r20009722:1 20037766:1Null
100
068
61:6
20009722:4
20015838:110000316:1
0023789:110023789:1
Gamba
r 2.8 FPTree TID 8 i.
Pembacaan TID 920037766:1
20000316:1
20015838:
110006861:6
20009722:4 20015838:110000316:1
10023789:110023789:1
Gambar 2.9 FPTree TID920037766:1
20000316:1
20015838:
120009722:1 20037766:18Null1000316:1
Eferoni Ndruru , S.Kom
j. Pembacaan TID 10 Setelah pembacaan TID 9, maka selanjutnya membaca TID 10 yaitu
{20037766}. Sebelumnya kode barang ini telah di lewati sebanyak 1x, maka langkah selanjutnya
tinggal menambahkan saja nilai nya, sehingga menjadi 2. Selengkapnya dapat di lihat pada
gamba
rGambar 2.10 FPTree TID 10 Pembacaan TID 10 merupakan proses pembacaan tree yang
terakhir dan
didapatkan hasil akhir FP-Tree. 2.3
Menentukan Frequent Itemset
Algoritma FP-Growth menemukan frequent itemset yang berakhiran suffix tertentu dengan
menggunakan metode divide and conquer untuk memecah problem menjadi subproblem yang lebih
kecil. Untuk lebih jelas dapat dilihat contoh menemukan frequent itemset yang berakhiran
10023789 sebagai berikut. Setelah mengetahui bahwa item 10023789 adalah item yang frequent,
maka subproblem selanjutnya adalah menemukan frequent itemset dengan akhiran
{10006861,10023789},{20009722,10023789},{20037766,10023789},{10000316 ,10023789},
{20015838,10023789} dengan cara membangun FP-Tree yang menyertakan lintasan 10023789
yang disebut dengan Conditional Tree. Conditional Tree dimaksudkan untuk mencari frequent
itemset yang berakhiran item tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Conditional
Tree berikut ini :
920037766:110006861:6Null1000316: 1 20009722:1 20037766:
220009722:410000316:120000316:1
20015838:110023789:1 10023789:120015838:1
Eferoni Ndruru , S.Kom
Null
10006861:6
20009722:4 10000316:1
10023789:1 10023789:1
Gambar 2.11 Conditional Tree Setelah Conditional Tree terbentuk maka
langkah selanjutnya adalah mencari
frequent itemset yang berakhiran 10023789 dengan cara menggabungkannya dengan item yang lain
yang masih dalam satu lintasan baik digabung menjadi 2 itemset maupun menjadi tiga itemset.
Sehingga didapatkan hasil frequent itemset untuk item 10023789 adalah {10023789}, {20009722,
10023789}, {10006861, 20009722,10023789}, {10000316,10023789}, {20037766, 10000316,
10023789} Seperti itulah langkah yang harus dilakukan untuk menemukan frequent itemset dari
item-item yang lainnya. Setelah didapatkan semua frequent itemset dari setiap item maka dapat
dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 2.4 Frequent Itemset Item Frequent
Itemset
10006861 {10006861} 20009722 {20009722},{10006861, 20009722} 20037766 {20037766},
{20009722, 20037766} 10000316 {10000316},{20037766, 10000316},{10006861, 10000316
}10023789 {10023789},{20009722,10023789},{10006861,20009722,10023789 },
{10000316,10023789},{10006861,10000316,10023789}
Dengan metode divide and conquer ini, maka pada setiap langkah rekursif, algoritma FP-Growth
akan membangun sebuah Conditional Tree yang baru dan membuang item-item yang tidak frequent
lagi.
1
020015838{20015838},{20009722, 20015838},
{10006861,20009722,20015838},
{10000316,20015838} ,
{20037766,10000316,20015838}
Eferoni Ndruru , S.Kom
BAB III HASIL
PEMBAHASAN
3.1 Implementasi Algoritma FP-Growth Manggunakan Software Weka 3.7.4 Data transaksi
penjualan ini diolah dengan software weka 3.7.4, untuk bisa
menggunakan software ini, data yang digunakan sebagai masukkan harus dalam format *.arff
ataupun *.csv. untuk mengganti format data dapat digunakan pengolah data microsoft excel untuk
mengganti menjadi format *.csv dan dengan menggunakan software weka 3.7.4 itu sendiri untuk
mengganti menjadi format *arff.
Gambar 3.1 Tamilan utama weka 3.7.4 Sebelum melakukan proses mining
terlebih dahulu dilakukan tahapan
preprocessing yaitu merubah format data agar dapat digunakan dalam software. Berikut tampilan
langkah-langkah yang diperoleh.
1
1
Eferoni Ndruru , S.Kom
Gambar 3.2 Preprocessing
Gambar 3.3 Hasil Algoritma FP-Growth Dari hasil yang didapatkan
menggunakan software WEKA 3.7.4 dihasilkan 10 rules dan ditampilkan 10 rules yang paling kuat.
Berikut rules yang ditemukan : 1. [10023789=true]: 2 ==> [10006861=true]: 2 <conf:(1)> lift:
(1.67) lev:(0.08)
conv:(0.8) 2. [20045099=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1 <conf:(1)> lift:(1.67) lev:(0.04)
conv:(0.4) 3. [10006861=true, 20015838=true]: 1 ==> [20009722=true]: 1 <conf:(1)>
lift:(2) lev:(0.05) conv:(0.5) 4. [20009722=true, 20015838=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1
<conf:(1)>
lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 5. [20009722=true, 10023789=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1
<conf:(1)>
lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 6. [10006861=true, 10000316=true]: 1 ==> [10023789=true]: 1
<conf:(1)>
lift:(5) lev:(0.08) conv:(0.8) 7. [10000316=true, 10023789=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1
<conf:(1)>
lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 8. [20037766=true, 10000316=true]: 1 ==> [20015838=true]: 1
<conf:(1)>
lift:(5) lev:(0.08) conv:(0.8)
1
2
Eferoni Ndruru , S.Kom
9. [20037766=true, 20015838=true]: 1 ==> [10000316=true]: 1 <conf:(1)> lift:(3.33) lev:(0.07)
conv:(0.7)
10. [10000316=true, 20015838=true]: 1 ==> [20037766=true]: 1 <conf:(1)> lift:(3.33) lev:(0.07)
conv:(0.7)
3.2 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut : 1. FPTree yang terbentuk dapat memampatkan data transaksi yang
memiliki
itemset yang sama, sehingga penggunaan memory komputer lebih sedikit dan proses pencarian
frequent itemset menjadi lebih cepat.
2. Dengan menggunakan algoritma FP-Growth maka pemindaian kumpulan data transaksi hanya
dilakukan dua kali, jauh lebih efisien dibandingkan algoritma dengan paradigma Apriori.
3. FP-Growth merupakan salah satu algoritma yang menjadi dasar perkembangan beberapa
algoritma baru yang lebih efektif, karena kelebihannya yaitu tidak melakukan pemindaian data
transaksi secara berulang-ulang.
1
3

More Related Content

Recently uploaded

"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
tobol95991
 
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaaTeori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Sayidsabiq2
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 

Recently uploaded (9)

"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.pptslide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
slide_13_Pengamanan_Jaringan_Komputer.ppt
 
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaaTeori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
Teori konflik Lewis Coser aaaaaaaaaaaaaa
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 

Featured

Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
Expeed Software
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Pixeldarts
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
ThinkNow
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
marketingartwork
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
Skeleton Technologies
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
Neil Kimberley
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
contently
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
Albert Qian
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Kurio // The Social Media Age(ncy)
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Search Engine Journal
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
SpeakerHub
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
Tessa Mero
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Lily Ray
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
Rajiv Jayarajah, MAppComm, ACC
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
Christy Abraham Joy
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
Vit Horky
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
MindGenius
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
RachelPearson36
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Applitools
 

Featured (20)

Everything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPTEverything You Need To Know About ChatGPT
Everything You Need To Know About ChatGPT
 
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage EngineeringsProduct Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
Product Design Trends in 2024 | Teenage Engineerings
 
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental HealthHow Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
How Race, Age and Gender Shape Attitudes Towards Mental Health
 
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdfAI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
AI Trends in Creative Operations 2024 by Artwork Flow.pdf
 
Skeleton Culture Code
Skeleton Culture CodeSkeleton Culture Code
Skeleton Culture Code
 
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
PEPSICO Presentation to CAGNY Conference Feb 2024
 
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
Content Methodology: A Best Practices Report (Webinar)
 
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
How to Prepare For a Successful Job Search for 2024
 
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie InsightsSocial Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
Social Media Marketing Trends 2024 // The Global Indie Insights
 
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
Trends In Paid Search: Navigating The Digital Landscape In 2024
 
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
5 Public speaking tips from TED - Visualized summary
 
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
ChatGPT and the Future of Work - Clark Boyd
 
Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next Getting into the tech field. what next
Getting into the tech field. what next
 
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search IntentGoogle's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
Google's Just Not That Into You: Understanding Core Updates & Search Intent
 
How to have difficult conversations
How to have difficult conversations How to have difficult conversations
How to have difficult conversations
 
Introduction to Data Science
Introduction to Data ScienceIntroduction to Data Science
Introduction to Data Science
 
Time Management & Productivity - Best Practices
Time Management & Productivity -  Best PracticesTime Management & Productivity -  Best Practices
Time Management & Productivity - Best Practices
 
The six step guide to practical project management
The six step guide to practical project managementThe six step guide to practical project management
The six step guide to practical project management
 
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
 
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
Unlocking the Power of ChatGPT and AI in Testing - A Real-World Look, present...
 

Implementasi metode fp-growth_dengan_apl

  • 1. Eferoni Ndruru.Kom BAB I PENDAHULUAN 1.1 Algoritma FP-Growth Algoritma FP-Growth merupakan pengembangan dari algoritma Apriori. Sehingga kekurangan yang dimiliki oleh algoritma Apriori diperbaiki oleh algoritma FP-Growth. Frequent Pattern Growth (FP-Growth) adalah salah satu alternatif algoritma yang dapat digunakan untuk menentukan
  • 2. himpunan data yang paling sering muncul (frequent itemset) dalam sebuah kumpulan data. Pada algoritma Apriori diperlukan generate candidate untuk mendapatkan frequent itemset, tetapi algoritma FP-Growth generate candidate tidak dilakukan kerena FP-Growth menggunakan konsep pembangunan tree dalam pencarian frequent itemset. Hal inilah yang menyebabkan algoritma FP-Growth lebih cepat jika dibandingkan dengan algoritma Apriori. Algoritma Apriori harus melakukan pattern matching berulang-ulang sedangkan dalam algoritma FP-Growth terdapat banyak kelebihan yang terbukti efisien karena hanya melakukan pemetaan data atau scan database sebanyak 2 kali untuk membangun struktur tree. Dengan menggunakan struktur tree algoritma FP-Growth dapat langsung mengekstrak frequent itemset dari susunan FP-Tree yang telah terbentuk. Penggalian frequent itemset menggunakan algoritma FP-Growth akan dilakukan dengan cara membangkitkan struktur data tree atau disebut dengan FPTree . Algoritma FP-Growth dapat dibagi menjadi tiga tahapan utama yaitu : 1. Tahapan pembangkitan conditional pattern base 2. Tahapan pembangkitan conditional FP-Tree 3. Tahapan pencarian frequent itemset 1.2 Perbandingan Algoritma FP-Growth dan Algoritma Apriori 1. Algoritma FP-Growth lebih cepat karena hanya melakukan scan database dua kali sedangkan algoritma Apriori melakukan scan database berulangulang 2. Algoritma FP-Growth menggunakan kode barang pada prosesnya sedangkan algoritma Apriori menggunakan nama barang. 3. Algroritma FP-Growth memliliki akurasi rules yang lumayan sedangkan algoritma Apriori memiliki akurasi rules yang lebih tinggi.
  • 3. 1 Eferoni Ndruru , S.Kom BAB II PEMBAHASAN 2.1 Data Misalnya data yang digunakan adalah data transaksi penjualan sebuah supermarket dalam satu periode waktu, datanya sebagai berikut : Tabel 2.1 Data Transaks iKode BarangNo. TransaksiNama Barang 1401 20015838 20009722POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 350mL BTL POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 500mL BTL 10006861 UBM,BISCUIT ARROW BRANDSQUAREPUFF 400g PCK1402 20045099 DIPLOMAT,ROKOK PREMIUM MILD FILTER 16'S BK S10006861UBM,BISCUIT ARROW BRAND SQUAREPUFF 400g PCK CHOCOLATE 20g PCK10023789 SEDAAP MIE,MIE INSTANT GORENG 90g PC K10006861 14701 20009722UBM,BISCUIT ARROW BRAND SQUAREPUFF 400g PCK POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 500mL BTL 10023789 SEDAAP MIE,MIE INSTANT GORENG 90g PC K10006861UBM,BISCUIT ARROW BRAND SQUAREPUFF 400g PCK 14702 20037766 HANSAPLAST,PLESTER PLASTIK (10'S) MICKE Y10000316 20015838 14703 10006861 20009722BENG-BENG,WAFER CHOCOLATE 20g PCK POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 350mL BTL UBM,BISCUIT ARROW BRAND SQUAREPUFF 400g PCK POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 500mL BTL 1501 20037766 HANSAPLAST,PLESTER PLASTIK (10'S) MICKE Y20009722 1502 10006861 20009722POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 500mL BTL UBM,BISCUIT ARROW BRAND SQUAREPUFF 400g PCK POCARI SWEAT,MINUMAN ISOTONIK 500mL BTL 1503 10000316 BENG-BENG,WAFER CHOCOLATE 20gPCK3001 20037766HANSAPLAST,PLESTER PLASTIK (10'S)MICKEY 2.2 Langkah- Langkah membangun FP-Tree 1. Generate
  • 4. Frequent Itemset Tabel 2.2 Gener ate Frequ ent Itemse t Item Freku ensi Kemu nculan 10006861 6 20045099 1 10000316 3 20015838 2 20009722 5 10023789 2 20037766 32
  • 5. Eferoni Ndruru , S.Kom Misalnya telah ditentukan minimum supportnya 20% atau minimal 2 transaksi maka kode barang 22045009 harus dieliminasi. Selanjutnya data yang memiliki minimum support di urutkan berdasarkan frekuensinya. Hasilnya akan terlihat seperti tabel di bawah ini : Tabel 2.2 FP-List Item Frekuensi Kemunculan 10006861 6 20009722 5 20037766 3 10000316 3 20015838 2 10023789 2 2. Tambahkan Transaksi ID (TID) pada dataset yang telah diseleksi dengan minimum support. Fungsi dari TID adalah untuk memberikan nomor urut pada transaksi setelah membuat FP-List. Urutkan item pada setiap transaksi berdasarkan frekuensi paling tinggi ke frekuensi yang paling rendah. Kemudian mulailah membuat tree secara urut berdasarkan TID nya. Tabel 2.3 TID TID No. Transaksi Kode Barang Frekuensi 1 1401 10006861 6 20009722 5 20015838 2 2 1402 10006861 6 3 1403 10006861 6 10000316 3 10023789 2 4 14701 10006861 6 20009722 5 10023789 2 5 14702 20037766 3 10000316 3 20015838 2 6 14703 10006861 6 20009722 5 7 1501 20009722 5 20037766 3 8 1502 10006861 6 20009722 5 9 1503 10000316 3 10 3001 20037766 3
  • 6. 3 Eferoni Ndruru , S.Kom 3. Membentuk Frequent Pattern Tree (FP-Tree). FP-Tree merupakan struktur penyimpanan data yang dimampatkan. FP-Tree dibangun dengan memetakan setiap data transaksi ke setiap lintasan tertentu dalam FP-Tree. Karena dalam setiap transaksi yang dipetakan, mungkin ada transaksi yang memiliki item yang sama, maka lintasannya memungkinkan untuk saling menimpa. Semakin banyak data transaksi yang memiliki item yang sama, maka proses pemampatan dengan struktur FP-Tree semakin efektif. Kelebihan dari FP-Tree adalah hanya memerlukan dua kali pemindaian data transaksi yang terbukti sangat efisien. FP-Tree dibentuk oleh sebuah akar yang diberi label null, sekumpulan pohon yang beranggotakan item-item tertentu dari sebuah tabel frequent header. Setiap simpul dalam FP-Tree mengandung tiga informasi penting yaitu label item yang menginformasikan jenis item yang direpresentasikan item tersebut. Support count, merepresentasikan jumlah lintasan transaksi yang melalui simpul tersebut. Dan pointer penghubung yang menghubungkan simpul-simpul dengan label item yang sama antar lintasan ditandai dengan garis panah putus-putus. Langkah-langkah membangun FPTree adalah sebagai berikut : a. Pembacaan TID 1 Pada TID 1 terdapat nilai {10006861, 20009722, 20015838} yang kemudian membentuk lintasan null → 10006861 → 20009722 → 20015838 dengan support count awal bernilai 1. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Null 10006861:1 20009722:1 20015838:1 Gambar 2.1 FPTree TID 1
  • 7. 4 Eferoni Ndruru , S.Kom b. Pembacaan TID 2 Setelah pembacaan TID 1, maka selanjutnya membaca TID 2 yaitu {10006861} sehingga nilai dari 10006861 akan bertambah satu sehingga menjadi 2, tetapi nilai yang lainnya tetap karena tidak ada transaksi dengan kode barang yang sama dengan pembacaan TID pertama. Null 10006861:2 20009722:1 20015838:1 Gambar 2.2 FPTree TID 2 c. Pembacaan TID 3 Setelah pembacaan TID 2, maka selanjutnya membaca TID 3 yaitu {10006861, 10000316, 10023789} sehingga nilai 10006861 akan bertambah satu, sehingga menjadi 3 dan akan membentuk cabang baru untuk kode transaksi 10000316 dan 10023789 nilai awalnya adalah 1, seperti gambar di bawah ini. Null 10006861: 320009722:1 20015838:110000316:1 10023789: 15Gambar 2.3 FPTree TID 3
  • 8. Eferoni Ndruru , S.Kom d. Pembacaan TID 4 Setelah pembacaan TID 3, maka selanjutnya membaca TID 4 yaitu {10006861, 20009722, 10023789}. Nilai 10006861 akan bertambah 1 lagi sehingga menjadi 4, dan nilai 20009722 akan bertambah 1 menjadi 2, dan akan membentuk akar baru atau cabang baru untuk kode barang 10023789 dan nilai awalnya adalah 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Null 10006861: 4Setelah pembacaan TID 4, maka selanjutnya membaca TID 5 yaitu {20037766, 10000316, 20015838}. Disini harus membuat lintasan baru lagi dengan nilai awal 1, karena kode barang 20037766 belum pernah terlewati sama sekali. Lebih jelasnya dapat di lihat pada gambar Null 10006861:420037766: 120009722:210000316:120000316:1 Gambar 2.5 FPTree TID 5 620015838:110023789:1100 23789:120015838:1 20009722:210000316:1 20015838:1 Gambar 2.4 FPTree TID 4 e. Pembacaan TID 510023789:1 10023789:
  • 9. 1 Eferoni Ndruru , S.Kom f. Pembacaan TID 6 Setelah pembacaan TID 5, maka selanjutnya membaca TID 6 yaitu {10006861, 20009722}, nomer transaksi ini pernah di lewati dan sudah mempunyai nilai sehingga tinggal di tambahkan saja, nilainya menjadi 10006861 : 5 dan 20009722: 3. Lebih jelasnya langsung lihat gamba rNull 10006861:520037766: 120009722:310000316:120000316:1 20015838:110023789:1 10023789:1Gambar 2.6 FPTree TID 6 g. Pembacaan TID 720015838: 17Setelah pembacaan TID 6, maka selanjutnya membaca TID 7 yaitu {20009722 , 20037766}. Kode barang 20009722, 20037766 sama sekali belum terlewati, maka harus membuat cabang baru dengan nilai awal 1. Lebih jelasnya langsung lihat pada gambar 20015838: 110000316:1 10023789:1 10023789:1 Gambar 2.7 FPTree TID 720000316: 120009722:1 20037766:1 10006861:5 20009722:3 20015838:1Null 20037766:
  • 10. 1 Eferoni Ndruru , S.Kom h. Pembacaan TID 8 Setelah pembacaan TID 7, maka selanjutnya membaca TID 8 yaitu {10006861, 20009722}. Kode barang 10006861 telah terlewati sebanyak 5x, dan kode barang 20009722 telah terlewati sebanyak 3x, maka langkah selanjutnya tinggal menambahkan saja nilainya, sehingga menjadi 10006861 : 6 dan 20009722 : 4. Lebih jelasnya dapat langsung di lihat pada gamba r20009722:1 20037766:1Null 100 068 61:6 20009722:4 20015838:110000316:1 0023789:110023789:1 Gamba r 2.8 FPTree TID 8 i. Pembacaan TID 920037766:1 20000316:1 20015838: 110006861:6 20009722:4 20015838:110000316:1 10023789:110023789:1 Gambar 2.9 FPTree TID920037766:1 20000316:1 20015838: 120009722:1 20037766:18Null1000316:1
  • 11. Eferoni Ndruru , S.Kom j. Pembacaan TID 10 Setelah pembacaan TID 9, maka selanjutnya membaca TID 10 yaitu {20037766}. Sebelumnya kode barang ini telah di lewati sebanyak 1x, maka langkah selanjutnya tinggal menambahkan saja nilai nya, sehingga menjadi 2. Selengkapnya dapat di lihat pada gamba rGambar 2.10 FPTree TID 10 Pembacaan TID 10 merupakan proses pembacaan tree yang terakhir dan didapatkan hasil akhir FP-Tree. 2.3 Menentukan Frequent Itemset Algoritma FP-Growth menemukan frequent itemset yang berakhiran suffix tertentu dengan menggunakan metode divide and conquer untuk memecah problem menjadi subproblem yang lebih kecil. Untuk lebih jelas dapat dilihat contoh menemukan frequent itemset yang berakhiran 10023789 sebagai berikut. Setelah mengetahui bahwa item 10023789 adalah item yang frequent, maka subproblem selanjutnya adalah menemukan frequent itemset dengan akhiran {10006861,10023789},{20009722,10023789},{20037766,10023789},{10000316 ,10023789}, {20015838,10023789} dengan cara membangun FP-Tree yang menyertakan lintasan 10023789 yang disebut dengan Conditional Tree. Conditional Tree dimaksudkan untuk mencari frequent itemset yang berakhiran item tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Conditional Tree berikut ini : 920037766:110006861:6Null1000316: 1 20009722:1 20037766: 220009722:410000316:120000316:1 20015838:110023789:1 10023789:120015838:1
  • 12. Eferoni Ndruru , S.Kom Null 10006861:6 20009722:4 10000316:1 10023789:1 10023789:1 Gambar 2.11 Conditional Tree Setelah Conditional Tree terbentuk maka langkah selanjutnya adalah mencari frequent itemset yang berakhiran 10023789 dengan cara menggabungkannya dengan item yang lain yang masih dalam satu lintasan baik digabung menjadi 2 itemset maupun menjadi tiga itemset. Sehingga didapatkan hasil frequent itemset untuk item 10023789 adalah {10023789}, {20009722, 10023789}, {10006861, 20009722,10023789}, {10000316,10023789}, {20037766, 10000316, 10023789} Seperti itulah langkah yang harus dilakukan untuk menemukan frequent itemset dari item-item yang lainnya. Setelah didapatkan semua frequent itemset dari setiap item maka dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 2.4 Frequent Itemset Item Frequent Itemset 10006861 {10006861} 20009722 {20009722},{10006861, 20009722} 20037766 {20037766}, {20009722, 20037766} 10000316 {10000316},{20037766, 10000316},{10006861, 10000316 }10023789 {10023789},{20009722,10023789},{10006861,20009722,10023789 }, {10000316,10023789},{10006861,10000316,10023789} Dengan metode divide and conquer ini, maka pada setiap langkah rekursif, algoritma FP-Growth akan membangun sebuah Conditional Tree yang baru dan membuang item-item yang tidak frequent lagi. 1 020015838{20015838},{20009722, 20015838}, {10006861,20009722,20015838}, {10000316,20015838} , {20037766,10000316,20015838}
  • 13. Eferoni Ndruru , S.Kom BAB III HASIL PEMBAHASAN 3.1 Implementasi Algoritma FP-Growth Manggunakan Software Weka 3.7.4 Data transaksi penjualan ini diolah dengan software weka 3.7.4, untuk bisa menggunakan software ini, data yang digunakan sebagai masukkan harus dalam format *.arff ataupun *.csv. untuk mengganti format data dapat digunakan pengolah data microsoft excel untuk mengganti menjadi format *.csv dan dengan menggunakan software weka 3.7.4 itu sendiri untuk mengganti menjadi format *arff. Gambar 3.1 Tamilan utama weka 3.7.4 Sebelum melakukan proses mining terlebih dahulu dilakukan tahapan preprocessing yaitu merubah format data agar dapat digunakan dalam software. Berikut tampilan langkah-langkah yang diperoleh. 1
  • 14. 1 Eferoni Ndruru , S.Kom Gambar 3.2 Preprocessing Gambar 3.3 Hasil Algoritma FP-Growth Dari hasil yang didapatkan menggunakan software WEKA 3.7.4 dihasilkan 10 rules dan ditampilkan 10 rules yang paling kuat. Berikut rules yang ditemukan : 1. [10023789=true]: 2 ==> [10006861=true]: 2 <conf:(1)> lift: (1.67) lev:(0.08) conv:(0.8) 2. [20045099=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1 <conf:(1)> lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 3. [10006861=true, 20015838=true]: 1 ==> [20009722=true]: 1 <conf:(1)> lift:(2) lev:(0.05) conv:(0.5) 4. [20009722=true, 20015838=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1 <conf:(1)> lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 5. [20009722=true, 10023789=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1 <conf:(1)> lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 6. [10006861=true, 10000316=true]: 1 ==> [10023789=true]: 1 <conf:(1)> lift:(5) lev:(0.08) conv:(0.8) 7. [10000316=true, 10023789=true]: 1 ==> [10006861=true]: 1 <conf:(1)> lift:(1.67) lev:(0.04) conv:(0.4) 8. [20037766=true, 10000316=true]: 1 ==> [20015838=true]: 1 <conf:(1)> lift:(5) lev:(0.08) conv:(0.8) 1
  • 15. 2 Eferoni Ndruru , S.Kom 9. [20037766=true, 20015838=true]: 1 ==> [10000316=true]: 1 <conf:(1)> lift:(3.33) lev:(0.07) conv:(0.7) 10. [10000316=true, 20015838=true]: 1 ==> [20037766=true]: 1 <conf:(1)> lift:(3.33) lev:(0.07) conv:(0.7) 3.2 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. FPTree yang terbentuk dapat memampatkan data transaksi yang memiliki itemset yang sama, sehingga penggunaan memory komputer lebih sedikit dan proses pencarian frequent itemset menjadi lebih cepat. 2. Dengan menggunakan algoritma FP-Growth maka pemindaian kumpulan data transaksi hanya dilakukan dua kali, jauh lebih efisien dibandingkan algoritma dengan paradigma Apriori. 3. FP-Growth merupakan salah satu algoritma yang menjadi dasar perkembangan beberapa algoritma baru yang lebih efektif, karena kelebihannya yaitu tidak melakukan pemindaian data transaksi secara berulang-ulang. 1
  • 16. 3