Makalah ini membahas tentang globalisasi dan dampaknya terhadap moral dan agama. Globalisasi didefinisikan sebagai proses integrasi internasional melalui pertukaran budaya dan produk. Dampak positif globalisasi adalah pertukaran informasi dan pengetahuan yang lebih mudah, tetapi dampak negatifnya meliputi gaya hidup konsumtif dan meningkatnya penyimpangan moral khususnya di kalangan remaja. Globalisasi juga berdampak pada melemahnya nilai
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Globalisasi
1. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Tangerang, 7 Maret 2015
Penulis
2. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... iii
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................. iii
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... iii
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................. iii
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................... 1
2.1. Pengertian Globalisasi.................................................................................................... 1
2.2.Faktor Terjadinya Globalisasi......................................................................................... 2
2.3 Dampak Globalisasi Dari Beberapa Bidang................................................................... 3
2.4 Karakteristik Globalisasi................................................................................................. 9
2.5 Faktor Faktor Pendukng Munculnya Globalisasi ........................................................... 9
2.6 Sebab Sebab Meningkatnya Globalisasi......................................................................... 10
2.7 Pengaruh Globalisasi ...................................................................................................... 10
2.8 Dampak Globalisasi Secara Singkat............................................................................... 12
2.9 Pancasila Dalam Menghadapi Globalisasi...................................................................... 13
BAB III KESIMPULAN...................................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
3. iii
1.1 Latar belakang /Permasalahan
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,
dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Di era globalisasi ini dapat mempengaruhi perkembangan sosial budaya pada suatu
bangsa. Akhir-akhir ini, kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai penyimpangan
moral yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Tawuran pelajar, perkelahian
antar genk, perilaku seks bebas, gaya hidup tidak beraturan menjadi beberapa contoh
kelunturan moral di kalangan generasi muda kita. Di kalangan pejabat, praktek korupsi
masih merupakan persoalan yang sangat mengerikan di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa definisi dari globalisasi?
2. Dampak Globalisasi
3. Apa pengaruh pengaruh yang ditulmbulkan globalisasi terhadap moral,dan agama?
4. Bagaimana cara mencegah dampak/pengaruh bahaya global tersebut?
5. Mengapa nilai moral sangat diperlukan di era globalisasi ini?
7. Bagaimana tanggapan masyarakat akam hal tersebut?
1.3 Tujuan
makalah ini dibuat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta mengetahui
pentingnya nilai nilai moral bagi kehidupan suatu bangsa pada era globalisasi
ini.mengetahui definisi dari moral dan globalisasi,cirri cirri globalisasi pengaruh
pengaruh yang ditimbulkan globalisasi terhadap moral,cara mencegah pengaruh
negative globalisasi dan menetahui pentingnya nilai moral pada era globalisasi.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain adalah:
1. Untuk penulis sendiri makalah ini bermanfaat untuk menyelesaikan tugas yang di
berikan guru kepada murid.
2. Untuk orang lain makalah ini dapat menjadi sumber referensi untuk menjadi bahan
penulisan lebih lanjut.
3. Untuk ilmu pengetahuan makalah ini dapat memperkaya pengetahuan terkait dengan
globalisasi
4. 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan
infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan
Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling
ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa
pakar lainnya melacak sejarah
globalisasi sampai sebelum zaman
penemuan Eropa dan pelayaran ke
Dunia Baru. Ada pula pakar yang
mencatat terjadinya globalisasi pada
milenium ketiga sebelum Masehi. Pada
akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,
keterhubungan ekonomi dan budaya
dunia berlangsung sangat cepat.
Istilah globalisasi makin sering
digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan
1990-an. Pada tahun 2000, Dana Moneter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat
aspek dasar globalisasi: perdagangan dan transaksi, pergerakan modal dan investasi,
migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. Selain itu,
tantangan-tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, polusi air dan udara lintas
perbatasan, dan pemancingan berlebihan dari lautan juga ada hubungannya dengan
globalisasi. Proses globalisasi memengaruhi dan dipengaruhi oleh bisnis dan tata kerja,
ekonomi, sumber daya sosial-budaya, dan lingkungan alam.
Pengertian Globalisasi menurut bahasa adalah Global dan sasi, Global adalah
mendunia, dan Sasi adalah Proses, jadi apabila pengertian Globalisasi menurut ahasa ini
di gabungkan menjadi “Proses sesuatu yang mendunia”.
Pengertian Globalisasi menurut para ahli:
Thomas L. Friedman : Globalisasi memiliki dimensi idiology dan tekhnologi.
Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi
tekhnologi adalah tekhnologi informasi yang telah menyatukan dunia .
Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat bahwa
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting, yang
terjelma didalam kesadaran orang .1
1 Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran
pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya
5. 2
Emanuel Ritcher: Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar – pencar dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.
Achmad Suparman: Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu benda
atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi oleh
wilayah .
Martin Albrown: Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk
dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global .
Laurence E. Rothenberg : Globalisasi adalah percepatan dan
intensifikasiinteraksi dan integrasiantara orang-orang, perusahaan, dan
pemerintah dari negara yang berbeda.
Selo Soemardjan : globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem
organisasidan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi
adalahuntuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya
terbentuknya PBB, OKI
Scholte: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan
internasional.Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.
KESIMPULAN: Globalisasi secara singkat adalah ” Sebuah proses dimana antar
individu / kelompok menghasilkan suatu pengaruh terhadap dunia “
2.2 Faktor Terjadinya Globalisasi
Faktor penyebab terjadinya globalisasi
Faktor Ekstern Faktor Intern
1) Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknology (Iptek).
1) ketergantungan sebuah negara terhadap
negara-negara lain di dunia.
2) Penemuan sarana komunikasi yang
semakin canggih.
2) Kebebasan pers
3) Adanya kesepakatan internasional
tentang pasar bebas.
3) Berkembangnya transparansi dan
demokrasi pemerintahan.
4) Modernisasi atau pembaruan di
berbagai bidang yang dilakukan negara-
negara di dunia mempengaruhi negara lain
untuk mengadupsi atau meniru hal yang
sama.
4) Munculnya berbagai lembaga politik
dan lembaga swadaya masyarakat.
5) Keberhasilan perjuangan prodemokrasi
di beberapa negara di dunia sedikit banyak
memberi inspiransi bagi munculnya
tuntutan tranparansi dan globalisasi di
sebuah negara
5) Berkembangnya cara berpikir dan
semakin majunya pendidikan masyarakat.
6. 3
2.3 Dampak Globalisasi Di Sejumlah Bidang Dampak Globalisasi
Dampak Positif :
- Memperoleh informasi dan penambahan ilmu pengetahuan alam maupun sosial akan
mudah dijangkau bagi setiap individu di berbagai belahan dunia manapun
- Jalinan komunikasi akan semakin mudah dan semakin canggih
- Mobilitas yang tinggi akan memudahkan siapapun di era globalisasi akan mudah
dalam melakukan perjalanan baik perjalanan jauh maupun perjalanan pendek dengan
adanya alat transportasi yang semakin beragam
- Sikap kosmopolitan ataupun toleransi antara satu individu dengan yang individu lain
akan meningkat
- Perkembangan ekonomi, sosial dan budaya dengan globalisasi ini akan membawa
individu semakin semangat dalam meningkatkan potensi dirinya
- Pemenuhan kebutuhan yang semakin kompleks dan tidan terbatas sedikit demi sedikit
akan mulai terpenuhi secara berkala pada era globalisasi
Dampak Negatif:
1. Masyarakat yang konsumtif.
2. Segala informasi tidak tersaring untuk informasi baik maupun informasi buruk.
3. Pemborosan dan perilaku yang menyimpang dari adat ketimuran.
4. Lebih condong pada budaya barat sehingga budaya pribadi sering ditinggalkan.
5. Sikap individualis dan menutup diri sering terjadi pada individu yang mengikuti arus
globalisasi secara terus-menerus.
A. dampak krisis globalisasi dalam moral
Fenomena globalisasi yang telah merong-rong ideologi pancasila semakin jelas terlihat.
Nilai-nilai sosial yang dulu dijunjung tinggi kini perlahan mulai terkikis oleh
kebudayaan “pop” yang menyebar dengan leluasa. Banyak diantara masyarakat yang
tidak menyadari akan dampak-dampak globalisasi ini. Akibatnya dengan begitu mudah
dampak negatif ini mengotori dan akan segera menggeser peradaban. Masyarakat awam
cenderung menikmati globalisasi ini bukan sebagai kemajuan namun hanya kesenangan
materi semata.
Remaja yang menjadi korban paling banyak dalam globalisasi ini. Gaya hidup “pop”
yang mulai membudaya semakin memperburuk keadaan moral remaja. Sekarang ini,
tawuran antar pelajar sudah menjadi berita yang biasa. Pornografi dan kekerasan yang
mereka lakukan juga tak luput merupakan efek dari globalisasi ini. Canggihnya koneksi
akses internet tanpa batas semakin mempermudah para remaja untuk terjangkit dampak
negatif itu. Remaja saat ini juga lebih mementingkan penampilan semata. Mereka
menjadi korban iklan dan mode yang sebenarnya merupakan penjajahan besar-besaran.
Akan tetapi sayangnya hanya sedikit sekali diantara mereka yang menyadari semua itu.
Kebanyakan dari mereka justru terbawa arus hedonisme. Pendidikan seakan-akan bukan
lagi menjadi kebutuhan, namun hanya menjadi pelengkap saja.
Penyebab utama penyimpangan perilaku hilangnya kendali para remaja karena;
7. 4
* rusaknya sistem, pola dan politik pendidikan.
* dipengaruhi hilangnya tokoh panutan, berkembangnya kejahatan orangtua
B. Dampak globalisasi dalam beragama
Pengaruh globalisasi yang semakin mendunia juga merambat ke bidang agama. Tidak
dapat dipungkiri nilai-nilai agama kini mengalami kepudaran. Munculnya pemikiran-
pemikiran baru yang liberal dan cenderung merusak kaidah agama membuat masyarakat
bingung dan akhirnya justru terjerumus ke dalam sudut-sudut yang mengkotak-
kotakkan agama. Hadirnya paham sekulerisme juga menambah keterbatasan agama
dalam mengatur kehidupan manusia. Sekulerisme adalah sebuah paham yang
memisahkan antara urusan dunia dengan urusan agama. Jadi, dalam urusan duniawi
tidak boleh dicampur dengan agama, padahal seharusnya kita selalu menyatukan
keduanya secara seiringan sehingga tercipta kehidupan yang selaras.
Globalisasi datang bersama dengan kapitalisme. Pemikiran ini memasarkan ideologi
barat, dan dapat menghapus otoritas agama.
Kemunduran dalam bidang agama juga dirasakan terkait dengan perbedaan paham
dalam satu agama. Misalnya saja ketika menentukan hari raya, pasti terdapat perbedaan
dari masing-masing kubu agama.
Lunturnya nilai-nilai keagamaan sangat terlihat jelas dalam masyarakat saat ini,
terutama pada kalangan remaja. Budaya freesex, narkoba, minum-minuman keras,
boros, tamak sudah menjadi hal yang biasa.
Di sisi lain, dengan adanya globalisasi ini, ada perkembangan bidang agama juga yang
cukup menguntungkan. Misalnya saja dalam kaitannya dengan teknologi bidang
astronomi. Ilmu pengetahuan astronomi yang semakin berkembang memudahkan para
ulama dalam menetapkan waktu-waktu hari besar dan sebagainya
C. DAMPAK GLOBALISASI DI BIDANG SOSIAL & BUDAYA
Globalisasi di era moderen ini, dirasa sangat kental. Ia masuk kesetiap bagian
dalam suatu Negara, misalnya ekonomi, pendidikan, IPTEK, sosial budaya dan lain
lain. Bahkan semua orang dapat merakan efek dan pengaruh yang dibawa Globalisasi.
Pengaruh positif tentu sangat baik dan bisa diterima. Namun selain pengaruh positif,
juga terdapat pengaruh negatif. Sebelum membahas dampak positik maupun negatif
Globalisasi dalam bidang Sosial Budaya. Ada baiknya kita memahami dulu apa yang
dimaksud dengan globalisasi.
A. Dampak Globalisasi Bidang Sosial Budaya
1. Dampak Negatif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Pengaruh Globalisasi bidang Sosial Budaya yang paling dapat kita rasakan
adalah “Masuknya Budaya Barat” (westernisasi). Budaya barat sangat bertentangan
dengan Bangsa Asia khusunya Indonesia yang dianggap Budaya Timur. Di era
Globalisasi ini, dengan mudahnya Budaya Barat masuk melalui media internet, tv
8. 5
ataupun media cetak yang kemudian diserap oleh banyak anak-anak muda di Indonesia. Hal ini saling berkesinambungan
dengan pengaruh buruk lainnya dari globalisasi.
Bagi Bangsa Indonesia, Masuknya Budaya Barat dapat menyebabkan:
Aculturasi
Biasanya ditandai dengan perubahan budaya maupun kebiasaan dalam masyarakat. Norma masyarakat yang sebelumnya
menjadi pedoman bagi seseorang bertindak perlahan-lahan berubah menjadi tidak dipedulikan lagi. Misalnya kebiasaan memberikan
salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan generasi muda.
Budaya atau kebiasaan pada masyarakat seperti memberikan salam dan mencium tangan pada orang tua sudah pudar di kalangan
generasi muda sebagian besar disebabkan oleh masuknya budaya Barat.
Memberi salam atau mencium tangan orang tua sudah tergantikan oleh “Cipika-Cipiki” yang diperkenalkan budaya Barat. Padahal
ini tidak sesuai dengan Bangsa Timur yang lebih mengedepankan etika dalam bermasyarakat. Terlebih dalam Agama Islam “Cipika-
Cipiki” dianggap dosa bila dengan lawan jenis.
Aculturasi juga ditandai dengan kebiasaan anggota masyarakat melanggar aturan atau hukum. Hal yang tidak biasa dalam masyarakat
kini telah menjadi lazim untuk dilakukan. Hal ini akibat kebebasan yang diajarkan budaya Barat sehingga dirasa terlalu bebas tanpa
disertai tanggung jawab.
a. Sikap Meniru
Meniru perilaku yang buruk
Banyak sekali adegan dalam film Barat yang tidak sepatutnya dicontoh oleh kaum muda. Misalnya, perkelahian antar pelajar
dan adegan-adegan kekerasan lainnya serta pelajar yang terintimidasi atau sering ejek dan diganggu dalam sekolah, sifat tawuran dan
saling mengejek Antara sesama pelajar di Indonesia sudah sering terjadi belakangan ini, padahal kalau kita lihat pada masa-masa lalu
tidak ada yang namanya tawuran maupun saling mengejek Antara pelajar di Indonesia.
Meniru Idola
Seseorang yang mengidolakan suatu tokoh seperti aktris/actor atau penyanyi, pasti ingin sama persis menjadi seperti idolanya,
setidaknya dalam hal bergaya atau berpakaian. Cara berpakaian para aktris/actor atau penyanyi dari barat (luar Indonesia) sangat
bertentangan dengan cara berpakaian di Indonesia bahkan ada yang bahkan dianggap tak lazim bahkan mungkin dapat dikatakan
“gila”. Tapi semua itu seolah tak berarti dan tak diindahkan oleh kaum muda di Indonesia, dan tetap diikuti.
9. 6
Cara berpakaian
Barat yang identik dengan liberalisme, sangat bebas dalam berpakaian. Dan karena tren pakaian dunia berkiblat pada bangsa
Barat, maka style/cara berpakaian bangsa Barat pun perlahan masuk dalam budaya kita dan berpakaian sangat sexy dengan rok
pendek sudah mejadi hal yang lumrah. Padahal berpakaian seperti itu di Indonesia sangat bertentangan dengan budaya dan adat, apa
lagi kalau di masukkan dalam peraturan agama islam yang mengharuskan kita berpakaian sopan dan menutup semua aurat kita, jadi
ini sangat bertentangan dengan gaya berpakaian orang Indonesia.
Sekularisme
Merupakan Ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi harus berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Dalam
kajian keagamaan, masyarakat dunia barat pada umumnya di anggap sebagai sekular. Hal ini di karenakan kebebasan beragama yang
hampir penuh tanpa sangsi legal atau sosial, dan juga karena kepercayaan umum bahwa agama tidak menentukan keputusan politis.
Tentu saja, pandangan moral yang muncul dari tradisi kegamaan tetap penting di dalam sebagian dari negara-negara ini.
Selain Masuknya Budaya Barat yang menjadi akar dari semua dampak negatif Globalisasi bidang sosial budaya, ada unsur
lain yang ikut berperan dalam hal ini yaitu “Kemajuan IPTEK”. Kemajuan IPTEK adalah dampak positif dari globalisasi dalam
bidang Teknologi, namun ini sedikit banyak membawa dampak negatif bidang Sosial Budaya yang diantaranya melahirkan gaya
hidup yang :
b. Individualistis
Dulu sosialisasi hanya dapat terjadi jika kita pergi keluar rumah, menyapa tetangga ataupun mengobrol. Namun dizaman
modern ini, hanya dengan duduk dialam rumah dengan internet, bahkan kita bisa bersosialisasi dengan orang-orang yang berada
sangat jauh. Inilah akar dari individualistis yang tercipta karena tidak bersosialisasi secara langsung. Hal ini akan sangat merusak
karena menciptakan seseorang dengan sikap yang tidak memperdulikan orang lain selain dirinya.
c. Pragmatisme
Pragmatisme adalah sikap yang menilai sesuatu dari untung ruginya bagi diri sendiri. Padahal menolong tanpa pamrih adalah
pelajaran dasar dalam bermasyarakat. Tapi semakin majunya jaman, menyebabkan lunturnya nilai-nilai gotong royong dan tolong-
menolong dalam hal-hal kebaikan. Individu lebih mengarahkan pada kegiatan yang menguntungkan dirinya saja.
10. 7
d. Materialisme
Materialsme adalah doktrin yang menyatakan bahwa kenyamanan, kesenangan, dan kekayaan merupakan satu-satunya tujuan
atau nilai tertinggi. materialisme adalah kecenderungan untuk lebih peduli dengan materi dari pada rohani atau tujuan dan nilai
intelektual.
Materialisme adalah pandangan hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di dalam alam
kebendaan semata-mata dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam indra. Ini sesuai dengan kaidah dalam bahasa
indonesia. Jika ada kata benda berhubungan dengan kata isme maka artinya adalah paham atau aliran.
11. 8
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi
dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya
substansi. Sebagai teori materialisme termasuk paham ontologi monistik. Materialisme
berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam
memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme.
Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti : roh, hantu,
setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada tuhan (Allah) atau
dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu
merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi.
Tidak ada Penggerak Pertama atau Sebab Pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada
pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang
kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang
abadi dari materi.
Jadi materialism tidak mengakui adanya tuhan dan berpikir bahwa semua di
dunia ini hanya materi. Ini bertentangan dengan nilai agama di Indonesia dimana agama
mengatakan ada entitas selain entitas material yaitu roh, jin, setan dan malaikat, serta
meyakini adanya tuhan (Allah).
e. Hedonisme
Hedonisme adalah pandangan hidup atau pola hidup yang menganggap bahwa
kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup. Bagi para penganut
paham ini, bersenang-senang, pesta pora, dan berpoya-poya merupakan tujuan utama
hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Karena mereka beranggapan
hidup ini hanya satu kali, sehingga mereka merasa ingin menikmati hidup senikmat-
nikmatnya. di dalam lingkungan penganut paham ini, hidup dijalani dengan sebebas-
bebasnya demi memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut paham
inilah muncul Nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan mereka terangkum dalam
pandangan Epikuris yang menyatakan, "Bergembiralah engkau hari ini, puaskanlah
nafsumu, karena besok engkau akan mati".
f. Konsumerisme
Konsumerisme merupakan paham dimana seseorang atau kelompok melakukan
atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang barang hasil produksi secara
berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan. Dan inilah hal yang
paling sering terjadi seperti berbelanja pakaian terlalu banyak. Padahal pakaian tersebut
tidak semuanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pengaruh Positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya
Banyak sekali pengaruh buruk akibat Globalisasi yang kita rasakan. Namun
tentunya masih ada pengaruh positif Globalisasi Bidang Sosial Budaya yang dapat kita
rasakan, atau mungkin bagi sebagian banyak orang sudah mengalaminya.
12. 9
Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir
yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
2.4 KARAKTERISTIK GLOBALISASI
Globalisasi lahir bersamaan dengan modernisasi di Barat sejak abad XVI saat mula
terjadi sistematisasi kehidupan ekonomi, hubungan internasional antarnegara, dan
lahirnya budaya global serta kesadaran global.
Globalisasi yang berarti terjadinya hubungan sistematik dari semua hubungan sosial
di bumi ini.
Globalisasi mencakup fenomenologi kontraksi. Dunia seakan menciut bukan dalam
arti materi tetapi dalam arti yang abstrak. Dengan komunikasi yang cepat, maka ruang
terasa lebih pendek atau terjadinya kontraksi.
Fenomenologi globalisasi bersifat reflektif, artinya menimbulkan kesadaran atas
kemanusiaan, misalanya rasa simpatik terhadap bencana alam, perang, adanya pasar
global, dan HAM.
Dengan proses globalisasi, maka sekat-sekat pembatasan ruang dan waktu semakin
hilang. Seseorang adalah sekaligus individu dan anggota umat manusia.
2.5 FAKTOR - FAKTOR PENDUKUNG MUNCULNYA GLOBALISASI
Berkembangnya Teknologi Komunikasi.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dimungkinkan oleh perkembangan
dalam infrastruktur dan telekomunikasi dunia. Di negara-negara yang infrastruktur
komunikasinya sangant berkembang, di setiap rumah dan kantor dilengkapi dengan
telepon, mesin fax, televisi kabel, dan internet.
Adanya Integrasi Ekonomi Dunia
Globalisasi juga makin terjadi oleh adanya integrasi ekonomi dunia. Berbanding
terbalik dengan era sebelumnya, perkonomian global tidak hanya didasarkan pada
13. 10
pertanian dan industri, melainkan makin didominasi oleh kegiatan perekonomian tanpa
bobot (weightless economy).
Globalisasi merupakan keadaan yang akan sulit terhindarkan. Dunia menjadi demikian
terbuka tanpa proteksi. Dengan globalisasi akan terjadi apa yang disebut era pasar
bebas, yaiutu ketika semua negara dengan bebas memasarkan produknya ke negara-
negara lain dan setiap orang bebas mencari pekerjaan ke negara lain. Semua itu
merupakan tantangan bagi setiap bangsa dan rakyat Indonesia karena kualitas produk
dan sumber daya manusia akan sangat menentukan, apakah dapat bersaing dengan
negara-negara lain lebih maju atau, apakah akan menjadi penonton di negara sendiri?
2.6 SEBAB – SEBAB MENINGKATNYA GLOBALISASI
Perubahan politik dunia
Aliran informasi yang cepat dan luas
Perkembangan perusahaan-perusahaan transnasional
2.7 PENGARUH GLOBALISASI
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-lain akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa.
Pengaruh Positif Globalisasi Terhadap Nilai - Nilai Nasionalisme
1. Pengaruh Dari Aspek Politik.
Pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah
bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis
tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut
berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat
2. Pengaruh Dari Aspek konomi.
14. 11
Terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan
devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa. Juga masyarakat mengenal
kemajuanteknologi, serta pusat perbelanjaan yang modern mempermudah masyarakat
untuk memperoleh barang yang dibutuhkannya.
3. Pengaruh Dari Aspek Sosial Budaya
Kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan
Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang
pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita
terhadap bangsa.
4. Pengaruh Dari Aspek Teknologi dan Komunikasi
Adanya kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi menjadikan hidup manusia
menjadi lebih mudah. Orang yang ketika dahulu hendak pergi ke suatu tampat yang
jauh membutuhkan waktu lama, sekarang dengan waktu yang singkat kita bisa pergi
keluar negeri.
Pengaruh Negatif Globalisasi Rerhadap Nilai - Nilai Nasionalisme
1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah
arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya
rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.)
membanjiri di
3. Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan
gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
4. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
5. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat
15. 12
menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu
kehidupan nasional bangsa.
6. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan bangsa.
7. Terjadinya kesenjangan ekonomi sebagai akibat kekalahan berkompetisi dalam
penguasaan teknologi.
8. Negara-negara yang kuat ekonominya akan bersekongkol dalam rangka mencari
keuntungan sebesar-besarnya. hal ini seringkali merugikan negara-negara miskin yang
ketahanan ekonominya lemah.
9. Timbulnya fanatisme, etnis, dan agama sebagai upaya untuk menunjukkan
kehadirannya melalui berbagai forum dan organisasi.
10. Makin menurunnya sumber daya alam yang vital seperti air, hutan, dan
terjadinya pencemaran global.
11. Keguncangan budaya, yaitu guncangan jiwa seseorang sebagai akibat belum
adanya kesiapan menerima kebudayaan asing yang datangsecara tiba-tiba.
2.8 DAMPAK GLOBALISASI SECARA SINGKAT
Bangsa Indonesia, seperti halnya bangsa-bangsa lain dalam era globalisasi ini, tidak
dapat menghindar dari arus derasnya perubahan (inovasi) sebagai akibat canggihnya
teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi. Beberapa rofessio dampak
globaliasai yang melanda bangsa dan rofes Indonesia yaitu:
1. Bidang Politik
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam
bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan
kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan anarkis. Semakin lunturnya
nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat dan
gotong royong. Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat
individual, kelompok, oposisi, rofessi mayoritas atau tirani minoritas.
2. Bidang Ekonomi.
Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar
akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam
16. 13
pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi
semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah
semakin ditinggalkan.
3. Bidang Sosial dan Budaya
Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media
rofessi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan. Semakin
lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan rofes
sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang. Semakin
memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara karna dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).
4. Bidang Informasi
Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan
berkapasitas tinggi. Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi
meningkat sangat cepat secara tajam (eksponensial)
5. Bidang Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Semakin menguatnya supremasi rofe, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak-hak asasi manusia. Menguatnya regulasi rofe dan pembuatan
peraturan perundang-undangan yang memihak dan bermanfaat untuk kepentingan
rakyat.
Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak rofe (polisi, jaksa, dan
hakim) yang lebih rofessional, transparan dan akuntabel.
2.9 Pancasila Dalam Menghadapi Globalisasi
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri
negara ini haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu
untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus
dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan
bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia.
Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi
kepribadian bangsa,dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di
pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia
tak mesti kehilangan jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat
yang tumbuh di atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,
17. 14
tetapi kemajuan tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya
sendiri. Mereka kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-
nilai luhur pancasila.
Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar
setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.
Pengalaman pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali
terulang. Patut diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan
imperialisme tidak lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan
politik dan ekonomi. Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi
nasional oleh pihak asing akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu,
bahkan akan terasa lebih menyakitkan.
Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari
dunia luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-
bangsa lain. Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—
tidak bisa bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan
modern harus membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk
meletakan dasar-dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap
masuknya modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa
masuk nilai-nilai sosial politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang
terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar
hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang
terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata nilai
budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut
terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan
bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau
budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma, persoalannya,
dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa Indonesia
tengah berada pada titik nadir.
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga
budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-
bulat. Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai
luhur bangsa yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang.
Lihat saja sistem demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah
kepada faham liberalisme. Padahal, negara Indonesia—seperti ditegaskan dalam pidato
Bung Karno di depan Sidang Umum PBB—menganut faham demokrasi Pancasila yang
berasaskan gotong royong, kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat.
Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan
semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun
dan diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan
sebagai kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan
dengan boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak
orang lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut
pandang dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang
serba liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian.
18. 15
Akibatnya, seperti terlihat saat ini, konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite
politik tampak hanya memikirkan kepentingan dirinya dan kelompoknya semata.
Dalam kondisi seperti itu—sekali lagi—peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan
dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja
yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu,
nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa
Indonesia. Pasalnya, setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar
mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak
dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut .
Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-
citakan suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu
bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup
bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa
yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan
untuk mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan
bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang
dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan
bangsa Indonesia sendiri.
19. 16
BAB III
KESIMPULAN
Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme,
pragmatism, hedonism, matrealisme dan lain-lain. Semua sikap tersebut akan
melunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, & kesetiakawanan sosial
serta nilai-nilai agama. Nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan
Negara pun akan pudar karena dianggap tidak ada hubungannya. terjadinya proses
globalisasi dalam aspek sosial terjadi dengan cara melalui berbagai macam media salah
satunya adalah media elektronik seperti televisi,internet,hp dll baik secara langsung
maupun tidak langsung, serta melalui interaksi yang terjadi dimasyarakat.
Namun juga terdapat beberapa dampak positif yang dapat kita rasakan:
1. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup, pola pikir
yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa lain yang telah maju.
2. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai jiwa
kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan Kreativitas dalam bersaing, sehingga banyak ide ide yang bisa di
wujudkan
Berdasarkan fakta yang ada, dapat dilihat bahwa terjadi kemerosotan nilai moral, seperti
tingkat kriminalitas yang tinggi, tingkat aborsi yang tinggi, dan lain-lain. Jika hal-hal
seperti ini tidak diperbaiki, hal ini akan menyebabkan rusaknya generasi masyarakat di
masa yang akan datang. Sehingga tidak mungkin zaman akan berganti lagi seperti
zaman jahiliyah dahulu.
Setelah mengungkapkan berbagai macam pengaruh Globalisasi, pengaruhnya yang
merujuk pada sisi negatif yaitu:
1. Aculturasi
2. Individualistis
3. Pragmatis
4. Materialistis
5. Hedonism
6. Konsumerisme
Bahwa dampak yang ditimbulkan era globalisasi pada aspek sosial yaitu terjadi
perubahan ciri kehidupan masyarakat desa yang tadinya menjunjung tinggi gotong
royong menjadi individual, serta sifat ingin selalu instant pada diri individu tersebut.
2
2 Banyak pola hidup negatif akibat Globalisasi seperti konsumerisme, pragmatism,
hedonism, matrealisme dan lain-lain.