RESUME JURNAL
Karakterisasi dan Indeks Glikemik Beras Analog Berbahan Dasar Tepung Jagung
(Characterisation and glycemic index of rice analog form corn flour )
Beras analog adalah produk olahan yang dibuat dari sebagian
atau seluruhnya bahan non-beras yang memiliki bentuk
seperti butiran beras padi. Keanekaragaman sumber
karbohidrat lokal yang ada di Indonesia memungkinkan
berbagai macam kombinasi tepung yang digunakan untuk
menghasilkan beras analog.
Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah dikembangkan
beras analog berbahan dasar tepung jagung, sorgum, dan
sagu dengan menggunakan bahan pengikat gliserol
monostearat (GMS) 2% dan menghasilkan beras analog
menyerupai beras aslinya.
Tepung jagung, sagu, tepung kedelai, dan bekatul digunakan sebagai
bahan penyusun pada penelitian ini. Tepung jagung dan sagu memiliki
kandungan serat pangan lebih tinggi dibandingkan dengan terigu. Tepung kedelai
mengandung protein yang cukup tinggi, indeks glikemik (IG) rendah, anti
oksidan, serta dapat memperbaiki tekstur produk. Bekatul juga merupakan
sumber serat tinggi, memiliki indeks glikemik yang rendah, dan memiliki
komponen bioaktif seperti tokoferol dan oryzanol.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi optimum
menggunakan progam Mixture Design DX7 dari beras analog berbahan jagung,
sagu, tepung kedelai dan bekatul serta mengarakterisasi produk beras analog
optimum dengan analisis fisiko-kimia.
Alat
METODE PENELITIAN
Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian ini adalah twin screw
extruder, disc mill, mixer, tray oven,
dan saringan 100 mesh. Peralatan
analisis meliputi penangas air, oven,
neraca analitik, hot plate, vorteks,
spektrometer UV-Vis, HPLC,
inkubator, dan kromameter
Parameter yang dianalisis
Bahan
Bahan untuk pengolahan beras analog adalah
jagung, sagu Riau, bekatul padi Ciherang,
kedelai Cianjur, dan Gliseril Monostearat (GMS).
Penelitian ini juga menggunakan Beras Cerdas
Mocaf Merk X sebagai pembanding
Penelitian ini memiliki beberapa
tahapan yaitu formulasi beras analog
dengan menggunakan program Mixture
Design (DX7) dan karakterisasi beras
analog dengan analisis fisik (kecerahan
dan derajat gelatinisasi), kimia
(proksimat, total fenol, dan serat
pangan, oryzanol, dan tokoferol),
aktivitas antioksidan, dan indeks
glikemik
Formulasi beras analog
TAHAPAN PENELITIAN
Faktor yang dipakai sebagai variabel adalah tepung
jagung, tepung kedelai, dan bekatul. Respon yang dipakai
adalah antioksidan dan kecerahan. Hasil olahan program
Mixture Design dengan tiga variabel akan menghasilkan
16 Formula. Formula-formula tersebut dianalisis
responnya terhadap antioksidan dan kecerahannya
untuk menentukan formula optimum beras analog
Pengolahan beras analog yaitu bahan-bahan kering ditimbang
sesuai formulasi dan dicampur hingga merata. Kemudian,
adonan kering ditambah air 50% dari adonan dan dicampur
selama 10 menit. Beras analog dikeringkan dengan oven 60°C
selama empat jam hingga kadar air dibawah 15% . Formula
optimum divalidasi sebanyak lima kali ulangan. Karakterisasi
terhadap formula beras analog optimum dilakukan setelah
diketahui hasil validasi memenuhi model dari program
Pembuatan beras analog
● Beras analog sebelumnya dimasak terlebih dahulu dengan perbandingan beras dan air 1:1
selama delapan menit.
● Penentuan indeks glikemik menggunakan subjek manusia dengan Persetujuan Etik dari
Kementrian Kesehatan RI. Subjek diseleksi yang memiliki kadar gula darah puasa normal
(70-120 mg/dl).
● Seleksi dilakukan saat pengujian sampel yang pertama dan terpilih 10 orang subjek.
● Sampel berikutnya dan pangan acuan diberikan pada subjek pada hari yang berlainan
dengan interval tiga hari.
● Relawan diminta melakukan puasa selama 10 jam pada malam hari kecuali air putih. Pagi
harinya sebanyak ±5 μl darah relawan diambil melalui ujung jari untuk diukur kadar glukosa
darahnya dengan menggunakan Glucocard Test Strip.
● Relawan kemudian diminta memakan nasi dari beras analog yang telah disiapkan dan
kadar gulanya darahnya kembali diukur pada menit 30, 60, dan 120 menit setelah makan. P
● Pengukuran respon kadar glukosa darah untuk pangan standar (50 g glukosa murni)
dilakukan pada hari berbeda dengan rentang minimal tiga hari.
Pengujian Indeks Glikemik
PENGUMPULAN DATA
Data yang diperoleh ditebar pada grafik dengan kadar
glukosa darah pada sumbu y dan waktu (menit) pada
sumbu x. Kurva lalu dibuat untuk masing-masing
relawan dan dihitung luas area di bawah kurva. Hasil
yang diperoleh dari beberapa subjek dihitung rata-rata
dan standar deviasinya untuk mendapatkan hasil
indeks glikemik nasi dari beras analog yang diujikan.
Data yang diperoleh didapatkan dari hasil analisis
dengan dua kali pengulangan. Pengolahan data
menggunakan analisis ANOVA. Jika hasil berbeda
nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf
kepercayaan 95%. Pengolahan data untuk analisis IG
merupakan rataan dari nilai IG 10 orang relawan dan
dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan IG
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil olahan program Mixture Design, ditemukan
formula beras analog yang optimal yaitu tepung jagung 32,17%,
tepung sagu 16,67%, tepung kedelai 13,30%, bekatul 3,16%,
GMS 1,33%, (air 50% dari adonan kering).
● Berdasarkan hasil pengujian didapatkan hasil bahwa indeks glikemik (IG)
dari beras analog dengan formula optimum adalah sebesar 54. Nilai ini
lebih rendah daripada IG nasi beras sosoh, yang mencapai 69.
Perbedaan ini menunjukkan bahwa beras analog memiliki dampak lebih
rendah terhadap peningkatan kadar glukosa darah setelah dikonsumsi.
Indeks glikemik pada suatu produk pangan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu komposisi bahan, kandungan protein, jumlah serat dan
kandungan amilosa.
KESIMPULAN
Beras analog memiliki keunggulan dalam kandungan serat tinggi, komponen
bioaktif, dan indeks glikemik rendah, yang semuanya memberikan nilai
tambah dalam konteks kesehatan dan gizi. Indeks glikemik dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti komposisi bahan, kandungan protein, jumlah
serat, serta kandungan amilosa. Beras analog memiliki keunggulan dalam
kandungan serat tinggi, komponen bioaktif, dan indeks glikemik rendah, yang
semuanya memberikan nilai tambah dalam konteks kesehatan dan gizi
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, and includes icons by Flaticon, infographics,
images by Freepik & contents by Swetha Tandri
Thanks!

EN How to Prove that a Function is Continuous by Slidesgo.pptx

  • 1.
  • 2.
    Karakterisasi dan IndeksGlikemik Beras Analog Berbahan Dasar Tepung Jagung (Characterisation and glycemic index of rice analog form corn flour ) Beras analog adalah produk olahan yang dibuat dari sebagian atau seluruhnya bahan non-beras yang memiliki bentuk seperti butiran beras padi. Keanekaragaman sumber karbohidrat lokal yang ada di Indonesia memungkinkan berbagai macam kombinasi tepung yang digunakan untuk menghasilkan beras analog. Berdasarkan penelitian sebelumnya, telah dikembangkan beras analog berbahan dasar tepung jagung, sorgum, dan sagu dengan menggunakan bahan pengikat gliserol monostearat (GMS) 2% dan menghasilkan beras analog menyerupai beras aslinya.
  • 3.
    Tepung jagung, sagu,tepung kedelai, dan bekatul digunakan sebagai bahan penyusun pada penelitian ini. Tepung jagung dan sagu memiliki kandungan serat pangan lebih tinggi dibandingkan dengan terigu. Tepung kedelai mengandung protein yang cukup tinggi, indeks glikemik (IG) rendah, anti oksidan, serta dapat memperbaiki tekstur produk. Bekatul juga merupakan sumber serat tinggi, memiliki indeks glikemik yang rendah, dan memiliki komponen bioaktif seperti tokoferol dan oryzanol. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan formulasi optimum menggunakan progam Mixture Design DX7 dari beras analog berbahan jagung, sagu, tepung kedelai dan bekatul serta mengarakterisasi produk beras analog optimum dengan analisis fisiko-kimia.
  • 4.
    Alat METODE PENELITIAN Alat-alat yangdigunakan dalam penelitian ini adalah twin screw extruder, disc mill, mixer, tray oven, dan saringan 100 mesh. Peralatan analisis meliputi penangas air, oven, neraca analitik, hot plate, vorteks, spektrometer UV-Vis, HPLC, inkubator, dan kromameter Parameter yang dianalisis Bahan Bahan untuk pengolahan beras analog adalah jagung, sagu Riau, bekatul padi Ciherang, kedelai Cianjur, dan Gliseril Monostearat (GMS). Penelitian ini juga menggunakan Beras Cerdas Mocaf Merk X sebagai pembanding Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu formulasi beras analog dengan menggunakan program Mixture Design (DX7) dan karakterisasi beras analog dengan analisis fisik (kecerahan dan derajat gelatinisasi), kimia (proksimat, total fenol, dan serat pangan, oryzanol, dan tokoferol), aktivitas antioksidan, dan indeks glikemik
  • 5.
    Formulasi beras analog TAHAPANPENELITIAN Faktor yang dipakai sebagai variabel adalah tepung jagung, tepung kedelai, dan bekatul. Respon yang dipakai adalah antioksidan dan kecerahan. Hasil olahan program Mixture Design dengan tiga variabel akan menghasilkan 16 Formula. Formula-formula tersebut dianalisis responnya terhadap antioksidan dan kecerahannya untuk menentukan formula optimum beras analog Pengolahan beras analog yaitu bahan-bahan kering ditimbang sesuai formulasi dan dicampur hingga merata. Kemudian, adonan kering ditambah air 50% dari adonan dan dicampur selama 10 menit. Beras analog dikeringkan dengan oven 60°C selama empat jam hingga kadar air dibawah 15% . Formula optimum divalidasi sebanyak lima kali ulangan. Karakterisasi terhadap formula beras analog optimum dilakukan setelah diketahui hasil validasi memenuhi model dari program Pembuatan beras analog
  • 6.
    ● Beras analogsebelumnya dimasak terlebih dahulu dengan perbandingan beras dan air 1:1 selama delapan menit. ● Penentuan indeks glikemik menggunakan subjek manusia dengan Persetujuan Etik dari Kementrian Kesehatan RI. Subjek diseleksi yang memiliki kadar gula darah puasa normal (70-120 mg/dl). ● Seleksi dilakukan saat pengujian sampel yang pertama dan terpilih 10 orang subjek. ● Sampel berikutnya dan pangan acuan diberikan pada subjek pada hari yang berlainan dengan interval tiga hari. ● Relawan diminta melakukan puasa selama 10 jam pada malam hari kecuali air putih. Pagi harinya sebanyak ±5 μl darah relawan diambil melalui ujung jari untuk diukur kadar glukosa darahnya dengan menggunakan Glucocard Test Strip. ● Relawan kemudian diminta memakan nasi dari beras analog yang telah disiapkan dan kadar gulanya darahnya kembali diukur pada menit 30, 60, dan 120 menit setelah makan. P ● Pengukuran respon kadar glukosa darah untuk pangan standar (50 g glukosa murni) dilakukan pada hari berbeda dengan rentang minimal tiga hari. Pengujian Indeks Glikemik
  • 7.
    PENGUMPULAN DATA Data yangdiperoleh ditebar pada grafik dengan kadar glukosa darah pada sumbu y dan waktu (menit) pada sumbu x. Kurva lalu dibuat untuk masing-masing relawan dan dihitung luas area di bawah kurva. Hasil yang diperoleh dari beberapa subjek dihitung rata-rata dan standar deviasinya untuk mendapatkan hasil indeks glikemik nasi dari beras analog yang diujikan. Data yang diperoleh didapatkan dari hasil analisis dengan dua kali pengulangan. Pengolahan data menggunakan analisis ANOVA. Jika hasil berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf kepercayaan 95%. Pengolahan data untuk analisis IG merupakan rataan dari nilai IG 10 orang relawan dan dihitung dengan menggunakan rumus perhitungan IG
  • 8.
    HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasilolahan program Mixture Design, ditemukan formula beras analog yang optimal yaitu tepung jagung 32,17%, tepung sagu 16,67%, tepung kedelai 13,30%, bekatul 3,16%, GMS 1,33%, (air 50% dari adonan kering).
  • 10.
    ● Berdasarkan hasilpengujian didapatkan hasil bahwa indeks glikemik (IG) dari beras analog dengan formula optimum adalah sebesar 54. Nilai ini lebih rendah daripada IG nasi beras sosoh, yang mencapai 69. Perbedaan ini menunjukkan bahwa beras analog memiliki dampak lebih rendah terhadap peningkatan kadar glukosa darah setelah dikonsumsi. Indeks glikemik pada suatu produk pangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu komposisi bahan, kandungan protein, jumlah serat dan kandungan amilosa.
  • 11.
    KESIMPULAN Beras analog memilikikeunggulan dalam kandungan serat tinggi, komponen bioaktif, dan indeks glikemik rendah, yang semuanya memberikan nilai tambah dalam konteks kesehatan dan gizi. Indeks glikemik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti komposisi bahan, kandungan protein, jumlah serat, serta kandungan amilosa. Beras analog memiliki keunggulan dalam kandungan serat tinggi, komponen bioaktif, dan indeks glikemik rendah, yang semuanya memberikan nilai tambah dalam konteks kesehatan dan gizi
  • 12.
    CREDITS: This presentationtemplate was created by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, infographics, images by Freepik & contents by Swetha Tandri Thanks!