untuk mengetahui pembelajran terkait dengan pelaksnaan kampung diperlu dilakukan beberapa langkah-langkah demi mewujukan pembangunan keluarga yang sejahtera
untuk mengetahui pembelajran terkait dengan pelaksnaan kampung diperlu dilakukan beberapa langkah-langkah demi mewujukan pembangunan keluarga yang sejahtera
1. KB dan BKKBN
1. VISI, MISI dan NILAI BKKBN
VISI
Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh
seimbang dan keluarga berkualitas.
MISI
Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan.
Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.
Memfasilitasi Pembangunan Keluarga.
Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga.
Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten.
Nilai BKKBN
Di singkat CUK ( Cerdas, Ulet, Kemitraan )
Tiga Nilai Revolusi Mental
Integritas (jujur, dipercaya, disiplin, bertanggung jawab, dan tidak munafik)
Etos kerja (kerja keras, kerja cerdas, berdaya saing, optimis, inovatif, dan produktif)
Gotong royong (kerja sama, solidaritas, komunal, dan berorientasi pada kemaslahatan
umum)
BKKBN mempunyai tugas:
“Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan
penyelenggaraan keluarga berencana”
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BKKBN menyelenggarakan fungsi:
Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi kebijakan di bidang KKB;
Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KKB;
Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan KB;
Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang KKB;
Penetapan perkiraaan pengendalian penduduk secara nasional;
Penyusunan desain Program KKBPK;
Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB (PKB/PLKB);
Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk kebutuhan Pasangan Usia
Subur (PUS) nasional;
Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga
Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat nasional
dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB dan Kesehatan
Reproduksi (KR);
Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan
2. dan kesejahteraan keluarga;
Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tingkat nasional
dalam pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB
(PKB/PLKB);
Penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk dan
keluarga berencana; dan
Pembinaan, pembimbingan dan fasilitas di bidang KKB.
Selain menyelenggarakan fungsi tersebut, BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:
Penyelenggaraan pelatihan, penelitian dan pengembangan di bidang KKB;
Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN;
Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BKKBN;
Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN; dan
Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang KKB.
Budaya Kerja BKKBN adalah CETAK TEGAS (CERDAS, TANGGUH, KERJASAMA, INTEGRITAS
DAN IKHLAS )
2. Tujuan program KB Nasional
Pengertian KB menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009 adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usiaideal melahirkan,mengaturkehamilanmelalui promosi,perlindungan,serta bantuansesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
3. Tujuan dari program keluarga berencana adalah untuk membangun manusia Indonesia sebagai
obyekdansubyekpembangunanmelalui peningkatankesejahteraan ibu, anak, dan keluarga.Selain
ituprogram KB jugaditujukanuntukmenurunkanangkakelahiran dengan menggunakan salah satu
jenis kontrasepsi secara sukarela yang didasari keinginan dan tanggung jawab seluruh
masyarakat.Upaya unuk menurunkan angka kelahiran sekaligus membentuk keluarga sejahtera
merupakan cerminan dari program KB (Bappeda, 2013). Tujuan umum pelaksanaan keluarga
berencanaadalahuntukmeningkatkanderajatkesehatandankesejahteraanibu dan anak, keluarga
serta masyarakat pada umumnya (BKKBN, 2015)
3. Target / sasaran program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur
(PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan
pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas,
keluarga sejahtera.
Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena
kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap
kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap
menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan
fertilisasi
Sasaran Tidak Langsung
Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk
menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang
beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat
reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk
mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi.
4. Jenis akseptor KB
Akseptor KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang salah seorang dari padanya
menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi dengan tujuan untuk pencegahan
4. kehamilan baik melalui program maupun non program Sedangkan menurut kamus besar
bahasa Indonesia (2001) dalam Setiawan dan Saryono (2010) Akseptor adalah orang yang
menerima serta mengikuti dan melaksanakan program keluarga berencana.
d. Jenis- Jenis Akseptor KB Menurut Handayani (2010) jenis akseptor KB sebagai berikut
1) Akseptor KB baru
Akseptor KB baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pertama kali menggunakan
kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan keguguran atau
kelahiran.
2) Akseptor KB lama
Akseptor KB lama adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang melakukan kunjungan ulang
termasuk pasangan usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau
ganti ke cara atau alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik menggunakan cara
yang sama atau cara (alat) yang berbeda
3) Akseptor KB aktif
Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang pada saat ini masih
menggunakan salah satu cara atau alat kontrasepsi
4) Akseptor KB aktif kembali
Perserta KB aktif kembali adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah berhenti
menggunakan selam tiga blan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan
kembali menggunakan alat kontrasepsi baik dengan cara yang sama maupun berganti
cara setelah berhenti atau istirahat paling kurang tiga bulan berturut-turut dan bukan
karena hamil.
5. Jenis jenis alat kontrasepsi
5. 6. Pengertian pasangan usia subur
Menurut BKKBN 2015 pasangan usia subur (PUS) yang istrinya berumur 15-499 tahun atau
pasangan suami istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur 15
tahun tetapi masih haid (datang bulan).