Lampu neon dan lampu hemat energi berkembang dari lampu pijar sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi kelemahan lampu pijar. Lampu neon dikembangkan pada 1902 oleh Georges Claude dengan mengalirkan listrik ke tabung gas neon. Lampu hemat energi berupa lampu neon kompak dikembangkan dengan menggunakan tabung yang mengandung gas dan zat fluorescent untuk mengubah radiasi ultraviolet menjadi cahaya yang lebih terang dan efisien dibanding
Dokumen ini membahas ketentuan perhitungan kapasitas Simpang APILL untuk perencanaan dan evaluasi kinerja lalu lintas, mencakup penetapan waktu isyarat, kapasitas, dan kinerja lalu lintas seperti derajat kejenuhan, tundaan, panjang antrian, dan rasio kendaraan berhenti untuk Simpang APILL 3 dan 4 lengan di perkotaan dan semi perkotaan. Acuan yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimHari Budiarto
Buku ini membahas tentang teknik pembangkitan tenaga listrik untuk SMK. Buku ini terdiri atas 13 bab yang mencakup materi tentang jenis-jenis pusat pembangkit listrik, instalasi listrik pada pusat pembangkit, masalah operasi pada pusat-pusat listrik, sistem interkoneksi, manajemen pembangkitan, gangguan dan pemeliharaan mesin-mesin listrik. Buku ini diharapkan dapat membantu siswa SMK dalam
Lampu neon dan lampu hemat energi berkembang dari lampu pijar sebagai upaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi kelemahan lampu pijar. Lampu neon dikembangkan pada 1902 oleh Georges Claude dengan mengalirkan listrik ke tabung gas neon. Lampu hemat energi berupa lampu neon kompak dikembangkan dengan menggunakan tabung yang mengandung gas dan zat fluorescent untuk mengubah radiasi ultraviolet menjadi cahaya yang lebih terang dan efisien dibanding
Dokumen ini membahas ketentuan perhitungan kapasitas Simpang APILL untuk perencanaan dan evaluasi kinerja lalu lintas, mencakup penetapan waktu isyarat, kapasitas, dan kinerja lalu lintas seperti derajat kejenuhan, tundaan, panjang antrian, dan rasio kendaraan berhenti untuk Simpang APILL 3 dan 4 lengan di perkotaan dan semi perkotaan. Acuan yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Kelas x smk teknik_pembangkit_tenaga_listrik_h.supari_muslimHari Budiarto
Buku ini membahas tentang teknik pembangkitan tenaga listrik untuk SMK. Buku ini terdiri atas 13 bab yang mencakup materi tentang jenis-jenis pusat pembangkit listrik, instalasi listrik pada pusat pembangkit, masalah operasi pada pusat-pusat listrik, sistem interkoneksi, manajemen pembangkitan, gangguan dan pemeliharaan mesin-mesin listrik. Buku ini diharapkan dapat membantu siswa SMK dalam
Laporan ini membahas perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) di Sungai Damar, meliputi:
1. Penentuan kapasitas pembangkit berdasarkan debit dan ketinggian air
2. Pemilihan komponen elektrik dan mekanik seperti turbin, generator, transformator
3. Perkiraan anggaran biaya pembangunan PLTM secara keseluruhan
Bab 5 membahas kalkulasi kebutuhan daya listrik yang meliputi pemahaman tentang regulasi dan aturan yang berlaku, konsumsi daya peralatan, identifikasi berbagai jenis beban, dan contoh perhitungan faktor keserentakan dan kebutuhan daya maksimum untuk berbagai komponen instalasi listrik.
Tahapan utama dalam merencanakan sistem pembangkit listrik meliputi analisis kebutuhan beban, menentukan volume uap yang dibutuhkan untuk produksi, dan menghitung listrik yang dapat dihasilkan dari volume uap tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sistem pembangkit uap yang menggunakan perangkat superheater lebih efisien dan menghasilkan listrik lebih banyak dibandingkan sistem tanpa superheater.
Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang meliputi 3 poin utama:
1. Analisis hasil studi kelayakan PLTMH untuk menentukan kelayakan pembangunan proyek.
2. Analisis perencanaan awal PLTMH seperti sistem konstruksi, kapasitas daya, dan ketinggian serta debit air.
3. Studi kelayakan topografi untuk mengukur beda tinggi yang dibutuhkan
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)indrainsanprasetyo
PLTB Sidrap dan Tolo memanfaatkan energi angin sebagai sumber energi utamanya. Kedua PLTB ini berlokasi di Sulawesi Selatan dan mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 75 MW untuk PLTB Sidrap dan 65 MW untuk PLTB Tolo. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke sistem interkoneksi Sulawesi Selatan.
Dokumen tersebut membahas hasil audit energi listrik yang dilakukan pada Gedung J16 Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan perhitungan intensitas konsumsi energi listrik, ruangan non-AC memiliki intensitas 1,77 kWh/m2/bulan yang termasuk kategori cenderung tidak efisien, sedangkan ruangan dengan AC memiliki intensitas 8,84 kWh/m2/bulan yang termasuk kategori efisien. Pengukuran juga menunjuk
Proposal ini membahas analisis penyesuaian ukuran fuse link cut out pada percabangan pedawa penyulang tegangan menengah di Bali untuk meningkatkan keandalan sistem. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan tinjauan pustaka terkait sistem distribusi listrik dan proteksi fuse cut out.
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Rahmatdi Black
Teks tersebut membahas estimasi kebutuhan daya listrik di Sulawesi Selatan sampai tahun 2017. Estimasi ini dilakukan dengan menggunakan data daya listrik tersambung tahun 1996-2006 dan menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan non linier. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan daya listrik terbesar hingga tahun 2017 adalah untuk pelanggan rumah tangga yakni sebesar 1.280 MVA. Total kebutuhan daya
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanInchy Yaa Rfy
Dokumen tersebut membahas kondisi dan permasalahan ketenagalistrikan di Indonesia. Secara umum dibahas mengenai daya terpasang nasional, jumlah pelanggan, visi elektrifikasi, tingkat losses, ketersediaan sumber daya, serta pencapaian ketenagalistrikan yang andal, aman dan ramah lingkungan. Juga dibahas mengenai prospek bisnis ketenagalistrikan dan peran berbagai pemangku kepentingan.
Laporan ini membahas perencanaan perakitan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara kapasitas ton di PT Basuki Pratama Enginering. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek. Laporan ini berisi penjelasan tentang proses perencanaan perakitan PLTU mulai dari penentuan komponen utama seperti boiler, pengaturan sistem, sistem penyimpanan, dan sistem beban listrik.
Laporan ini membahas perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) di Sungai Damar, meliputi:
1. Penentuan kapasitas pembangkit berdasarkan debit dan ketinggian air
2. Pemilihan komponen elektrik dan mekanik seperti turbin, generator, transformator
3. Perkiraan anggaran biaya pembangunan PLTM secara keseluruhan
Bab 5 membahas kalkulasi kebutuhan daya listrik yang meliputi pemahaman tentang regulasi dan aturan yang berlaku, konsumsi daya peralatan, identifikasi berbagai jenis beban, dan contoh perhitungan faktor keserentakan dan kebutuhan daya maksimum untuk berbagai komponen instalasi listrik.
Tahapan utama dalam merencanakan sistem pembangkit listrik meliputi analisis kebutuhan beban, menentukan volume uap yang dibutuhkan untuk produksi, dan menghitung listrik yang dapat dihasilkan dari volume uap tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sistem pembangkit uap yang menggunakan perangkat superheater lebih efisien dan menghasilkan listrik lebih banyak dibandingkan sistem tanpa superheater.
Dokumen tersebut membahas perencanaan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) yang meliputi 3 poin utama:
1. Analisis hasil studi kelayakan PLTMH untuk menentukan kelayakan pembangunan proyek.
2. Analisis perencanaan awal PLTMH seperti sistem konstruksi, kapasitas daya, dan ketinggian serta debit air.
3. Studi kelayakan topografi untuk mengukur beda tinggi yang dibutuhkan
Makalah Sumber Daya Energi - PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu)indrainsanprasetyo
PLTB Sidrap dan Tolo memanfaatkan energi angin sebagai sumber energi utamanya. Kedua PLTB ini berlokasi di Sulawesi Selatan dan mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 75 MW untuk PLTB Sidrap dan 65 MW untuk PLTB Tolo. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke sistem interkoneksi Sulawesi Selatan.
Dokumen tersebut membahas hasil audit energi listrik yang dilakukan pada Gedung J16 Departemen Teknik Elektro Universitas Sumatera Utara. Berdasarkan perhitungan intensitas konsumsi energi listrik, ruangan non-AC memiliki intensitas 1,77 kWh/m2/bulan yang termasuk kategori cenderung tidak efisien, sedangkan ruangan dengan AC memiliki intensitas 8,84 kWh/m2/bulan yang termasuk kategori efisien. Pengukuran juga menunjuk
Proposal ini membahas analisis penyesuaian ukuran fuse link cut out pada percabangan pedawa penyulang tegangan menengah di Bali untuk meningkatkan keandalan sistem. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, dan tinjauan pustaka terkait sistem distribusi listrik dan proteksi fuse cut out.
Estimasi kebutuhan daya listrik sulawesi selatan sampai tahun 2017Rahmatdi Black
Teks tersebut membahas estimasi kebutuhan daya listrik di Sulawesi Selatan sampai tahun 2017. Estimasi ini dilakukan dengan menggunakan data daya listrik tersambung tahun 1996-2006 dan menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan non linier. Hasilnya menunjukkan bahwa kebutuhan daya listrik terbesar hingga tahun 2017 adalah untuk pelanggan rumah tangga yakni sebesar 1.280 MVA. Total kebutuhan daya
Univeristas negeri makassar materi elektro_kelistrikanInchy Yaa Rfy
Dokumen tersebut membahas kondisi dan permasalahan ketenagalistrikan di Indonesia. Secara umum dibahas mengenai daya terpasang nasional, jumlah pelanggan, visi elektrifikasi, tingkat losses, ketersediaan sumber daya, serta pencapaian ketenagalistrikan yang andal, aman dan ramah lingkungan. Juga dibahas mengenai prospek bisnis ketenagalistrikan dan peran berbagai pemangku kepentingan.
Laporan ini membahas perencanaan perakitan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara kapasitas ton di PT Basuki Pratama Enginering. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah kerja praktek. Laporan ini berisi penjelasan tentang proses perencanaan perakitan PLTU mulai dari penentuan komponen utama seperti boiler, pengaturan sistem, sistem penyimpanan, dan sistem beban listrik.
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
1. PERENCANAAN
PEMASANGAN LAMPU PENERANGAN DAN KEBUTUHAN DAYA LISTRIK
Studi kasus :
MESIN PRODUKSI III DAN IV PT. MANGUL JAYA BANTAR GEBANG BEKASI
Oleh
Yardolitos B. Purba1, Didik Notosudjono 2, M. Hariansyah 3
Program Studi Teknik Elektro Universitas Pakuan Bogor
Jln. Pakuan P.O.Box 452 Bogor
Abstrak
PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi adalah suatu perusahaan yang mengkomsumsi tenaga
listrik sangat besar, mendapat suplai tenaga listrik dari PLN dengan daya sebesar 1100 kVA, dan
bilamana terjadi gangguan dari PLN maka tersedia genset sebagai system bac-kup dengan daya
sebesar 550 kVA.
Besar daya terpakai setiap hari mampu untuk pemenuhan lampu Penerangan, Komputer, AC (Air
Conditioner), mesin-mesin produksi, dan untuk menggerakkan atau menjalankan peralatan listrik
lainnya . Akan tetapi karena ada penambahan gedung baru maka perlu panambahan daya listrik
yang harus disuplai oleh PLN, sebesar 1100 kVA.
Dalam kajian berikut, dilakukan untuk melakukan evaluasi penambahan daya listrik di gedung
baru PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi dan perhitungan pemakaian beban-beban listrik
dengan tujuan untuk mengoptimalkan energi listrik yang tersedia.
Dengan adanya pemakaian rata-rata beban sebesar 1100 kVA, maka akan dilakukan penambahan
daya terpasang untuk gedung baru menjadi 350 kVA, untuk itu perlu perhitungan kebutuhan daya
listrik.
Kata – kata kunci : Klasifikasi listrik dan perkiraan beban, distribusi tenaga listrik, sistem
instalasi listrik, daya listrik.
1.
Pendahuluan
PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi
yang bergerak dalam bidang industri
pembuatan sepatu, berperan dalam sebuah
pengemasan produk, sebelum didistribusikan
kepada konsumen. Utuk kegiatannya
memerlukan pemenuhan kebutuhan tenaga
listrik sangat besar dan untuk jangka waktu
yang lama.
Daya listrik setiap hari digunakan untuk
lampu penerangan, computer, AC, Cutting,
Buffing, Stock Fitting, Assembly dan
penggerak, atau menjalankan peralatan
listrik lain.
Perusahaan yang berdiri pada tanggal 24
april 1991, berkedudukan di desa Bantar
Gebang Bekasi di atas lahan 10.000 m2. saat
ini sedang melakukan perluasan bangunan,
termasuk, menambah sebuah mesin produksi
IV baru dengan ukuran 30m x 40m, atau
satu lantai.
Bangunan baru direncanakan digunakan
untuk mesin-mesin produksi III dan IV.
Untuk
itu
diperlukan
perencanaan
menyeluruh khususnya dengan melakukan
analisis sistem penerangan perancangan
menyeluruh kebutuhan beban listrik
terhadap bangunan yang telah ada dan yang
sedang dibangun.
Berdasarkan hasil pengukuran, pada bulan
November 2012, kuat penerangan di dalam
gedung mesin produksi I dan II, mencapai
63 lux. Mengacu pada aturan PUIL 2000,
bahwa minimal kuat penerangan cahaya
listrik di dalam gedung untuk industry antara
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 1
2. 200 hingga 500 lux.
Sehingga perlu
direncanakan jumlah lampu dan jenis lampu
yang digunakan.
Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makaalah adalalah :
a)
Melakukan analisis daya terpasang
untuk gedung PT. Mangul Jaya
Bantar Gebang Bekasi sebelum dan
sesudah
penambahan
gedung
produksi III dan IV
Menetukan jenis dan jumlah lampu
serta kuat penerangan untuk gedung
mesin produksi III dan mesin
produksi IV, sesuai standar PUIL
2000.
b)
Untuk memperkecil penyimpangan sasaran
dan target uraian dan pembahasan, maka
materi penulisan dibatasi, yaitu khusus
”analisis kebutuhan daya listrik pada mesin
produksi III dan IV termasuk kelenkapan
penerangan dan peralatan-peralatan listrik
yang lain.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Klasifikasi Beban
Seiring meningkatnya pembangunan di
bidang industri dan bertambahnya jumlah
penduduk maka kebutuhan daya listrik juga
meningkat tergantung dari daerah yang
bersangkutan kepadatan penduduk dan
standar kehidupan.
Rencana perkembangan sekarang dan masa
yang akan datang perlu diperhatikan. Untuk
itu dalam perhitungan akan kebutuhan daya
listrik harus memperhatikan tipe beban dan
sifat beban tersebut. Pada umumnya tipetipe beban terbagi menjadi beberapa bagian :
(AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7)
Tabel 2.4. Faktor-Faktor Karakteristik Beban
Domestik
Komersial
Industrial
Besar
Industrial
berat
Daya
(kW)
0,4 s/d
1,5
0,5 s/d
2
100500
>500
Faktor
Kebutuhan
70-100%
90-100%
70-80%
85-90%
Faktor
Beban
1015%
2530%
6065%
7080%
Energi
listrik
yang
dibangkitkan
(dihasilkan) tidak dapat disimpan, melainkan
langsung habis digunakan oleh konsumen.
Oleh karena itu, daya yang dibangkitkan
harus selalu sama dengan daya yang
digunakan.
Apabila
pembangkitan
daya
tidak
mencukupi kebutuhan, atau ditandai dengan
turunnya frekuensi dalam sistem. terkait
kebutuhan daya oleh konsumen yang terus
berubah sepanjang waktu, maka untuk
mempertahankan frekuensi agar tetap 50
atau 60 Hertz, daya yang dibangkitkan di
pusat harus diubah-ubah untuk sewaktuwaktu agar menyesuaikan dengan kebutuhan
konsumen dan frekuensi bisa konstan.
Pengaturan pembangkitan tenaga listrik
untuk mengikuti perubahan kebutuhan daya
dari konsumen, memerlukan perencanaan
operasi pembangkitan cukup rumit dan
menyangkut biaya bahan bakar yang tidak
kecil, dalam kondisi ini diperlukan perkiraan
beban atau perkiraan kebutuhan daya
konsumen sebagai dasar perencanaan
operasi. ( Djiteng Marsudi; 2005, 152)
2.3
Faktor
Diversitas
1,2-1,3
1,1-1,2
-
Karakteristik Beban
Karakteristik beban diperlukan agar sistem
tegangan dan pengaruh thermos dari
pembebannan dapat dibuat analisis dengan
baik. Analisa tersebut dalam menentukan
keadaan awal yang akan diperoyeksikan
dalam perencanaan selanjutnya. Agar supaya
penggunaan karakteristik beban tersebut
dapat efisien, diperoyeksikan dalam
perencanaan selanjutnya. Agar supaya
penggunaan karakteristik beban tersebut
dapat efisien, harus memahami pengertian
dan pemakaian praktis dari karakteristik
beban tersebut. (Hasan Basri, 1997:6)
1).
Faktor-faktor Beban
Jenis
Beban
2.2 Perkiraan Beban
Faktor Kebutuhan (Demand Factor)
Faktor kebutuhan adalah perbandingan
antara kebutuhan maksimum (beban puncak)
terhadap total daya tersambung. Jumlah daya
tersambung adalah jumlah dari daya tersebut
dari seluruh beban dari setiap konsumen.
(Hasan Basri, 1997:12)
Sumber : AS. Pabla. Ir. Abdul Hadi; 1994, 6-7
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 2
3. Faktor kebutuhan/demand
kebutuhan maksimum
=Jumlah
2).
daya terpasang
ditentukan berdasarkan
berikut :
………...………(2.1)
Faktor Beban (Load faktor)
Faktor Beban =
Beban puncak periode tertentu
............(2.2)
menurut definisi faktor beban =
P rata −rata
P puncak
=
kWh yang digunakan satu periode
Jumlah jam dalam satu periode
4).
P rata −rata
Pp
T
X
T
Faktor Diversitas
𝐷1 + 𝐷2 + 𝐷3+ …….. 𝐷𝑛
𝐷𝑘
…….………..(2.6)
Atau
Fd =
......................(2.3)
…….(2.5)
Faktor diversitas adalah perbandingan
antara jumlah beban puncak dari masingmasing pelanggan dengan beban puncak dari
kelompok pelanggan tersebut, faktor
difersitas dapat ditulis : (Hasan Basri, 1997:
15)
Fd=
Beban rata −rata periode tertentu
sebagai
Beban rata-rata
=
Faktor beban adalah perbandingan antara
beban rata-rata dan beban puncak dalam
periode tertentu. Beban rata-rata dan beban
puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt,
kilovolt-amper, amper, dan sebagainya tetapi
satuan kedianya harus sama. Faktor beban
dapat dihitung untuk periode tertentu
biasanya periode harian, bulanan, tahunan.
(Hasan Basri; 1997,12)
definisi
𝑛
𝑖=1 𝐷𝑖
𝐷𝑘
…………………………….(2.7)
Dimana :
Di =
Dimana :
T
= Periode waktu
Prata-rata = beban rata-rata dalam periode T
Pp
= Beban puncak dalam periode T
pada selang waktu tertentu (15
menit atau 30 menit)
beban puncak (kebutuhan maksimum)
dari masing-masing beban 1, yang
terjadi tidak pada waktu yang
bersamaan.
Dk = D1+2+3+………….n beban pucak dari n
kelompok beban.
Fd = factor diversitas, nilainya lebih besar
dari satu.
1200
A
5).
Kilowatt
Beban puncak = P puncak
Faktor Kebersamaan
900
Pp
600
Beban rata-rata
P rata-rata
0
02
04
06
08
10
12
T
14
16
18
20
C
22 24
Faktor
kebersamaan
(waktu)
dalam
perbandingan beban puncak (kebutuhan
maksimum) dari suatu kelompok pelanggan
(beban) dan beban puncak dari masingmasing
pelanggan
dari
kelompok
tersebut.Jadi faktor kebersamaan Fc adalah:
(Hasan Basri; 1997,16)
DK
.................(2.8)
D1 D2 D3 ... Dn
Gambar 2.7 Kurva Beban Harian dan
Faktor Beban
Fc
Sumber : (Hasan Basri; 1997,14)
Dari definisi diatas dapat diketahui :
1
Fc = 𝐹𝑑 ................................................(2.9)
3).
Faktor Kapasitas
Beban rata −rata
Faktor Kapasitas = Beban
terpasang
….(2.4)
Sedangkan untuk mengetahui beban rata-rata
dalam suatu kelompok beban listrik dapat
Dari persamaan (2.10) Faktor Kebutuhan
(Fk) adalah :
𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢 ℎ𝑎𝑛𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
Fk = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ𝐷𝑎𝑦𝑎𝑇𝑒𝑟𝑝𝑎𝑠𝑎𝑛𝑔 ...................(2.10)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 3
4. Atau :
Kebutuhan Maksimum
= jumlah daya tersambung x Fk ..........(2.11)
Subtitusikan persamaan (2.19) ke dalam
persamaan (2.16), maka faktor diversitas
dapat juga dinyatakan sebagai (Hasan Basri;
1997,16):
Fd=
𝑛
𝑖=1 𝑇𝐷𝑇 𝑖 𝑥𝐹𝑑𝑑 𝑖
𝐷𝑘
................................(2.12)
Dimana :
TDTi = jumlah daya tersambung dari suatu
kelompok atau beban i,Fddi = kebutuhan
dari suatu kelompok atau beban IDk =
kebutuhan maksimum (puncak) tiap
kelompok beban.
2.3
Segi Tiga Daya
Persamaan (2.20) menunjukan daya semu
dengan daya aktif dan daya reaktif.
Hubungan ini dilihat pada gambar 2.12
Dari gambar 2.12 jelas bahwa :
S = P 2 Q 2 ……………...……….(2.13)
Atau
P = S cos ; Q = S sin dan tan =
Q
P
Pada gambar 2.13. digambarkan segitiga
daya yang terdiri dari dua beban, yang
pertama beban induktif dengan sudut fasa
1 (mengikut) yang terdiri dari P1, Q1 dan
S1 yang kedua beban kapasitif yang terdiri
dari P1, Q1 dan S2 dengan sudut fasa 2
(mendahului). Kedua beban yang paralel ini
menghasilkan segi tiga daya dengan sisisisinya P1 + P2, Q1+ Q2 dan sisi miringnya SR.
sudut fasa antara tegangan dan arus yang
diberikan oleh beban gangguan ini adalah
R.
Gambar 2.13. Segi tiga daya untuk beban
gabungan
(Sumber : Hasan Basri; 1997,9)
2.5
Kapasitor Untuk Memperbaiki
Faktor Daya
Sebuah sumber listrik AC mengeluarkan
energi listrik dalam bentuk energi “aktif”
dan energi “reaktif”. Energi aktif
(dinyatakan dalam kW) adalah energi yang
diperlukan untuk ditrasnformasikan/diubah
ke bentuk energi yang lain, misalnya: energy
mekanik, panas, cahaya dan sebagainya.
Sedangkan energi reaktif ( dinyatakan dalam
kVAR) diperlukan oleh peralatan yang
bekerja dengan sistem elektromagnet, yaitu
untuk pembentukan medan magnetnya (
Panduan Aplikasi Teknis 92).
Peralatan yang demikian diantaranya: trafo,
motor, lampu pilar dan sebagainya. Kedua
energi di atas membentuk daya total yang
disebut dengan daya nyata (dinyatakan
dalam kVA). Daya ini merupakan
penjumlahan vector dari daya aktif dan daya
reaktif. Merupakan banyaknya perubahan
tenaga terhadap waktu besaran dan arus, dan
diketahui satuan daya adalah Watt. Dalam
keperluan analisis daya dibagi-bagi sesuai
tipe daya tersebut, yaitu : ( Sumber : Hasan
Basri : 1997,7)
Daya listrik umumnya yang dibangkitkan
oleh pusat tenaga listrik dibagi menjadi 3
(tiga) bagian, yaitu :
a). Daya aktif
Gambar 2.12. Segitiga Daya
Daya aktif merupakan daya listrik yang
terpakai yang dapat diubah menjadi daya
thermis dan mekanis yang lansung dapat
dipakai oleh konsumen yang membutuhkan.
Sumber Ir. Hasan Basri; 1997,9
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 4
5. Satuannya : watt ( W), kilowatt ( kW),
MegaWatt (MW), dan seterusnya.
P V . I . Cos ..................................(2.14)
Atau
P 3.VL . I L Cos ..................(2.15)
P S. Cos ..............................(2.16)
Dimana :
VL = Tegangan Fasa fasa
IL = Arus Jala
Cos FaktorDaya
b). Daya reaktif
c).
Daya semu
Daya semu untuk system fasa tunggal, sirkit
dua kawat adalah hasil perkalian secara arus
efektif dan beda tegangan efektif. ( Sumber :
Hasan Basri : 1997,8)
Jadi daya semu S dinyatakan oleh persamaan
:
S= │V│.│I│........................................(2.20)
Untuk Sistem tiga fasa daya semunya adalah
: Sumber :(Ir. Hasan Basri; 1997,8)
S = 3│V1│.I1│…... ............................(2.21)
Daya reaktif merupakan daya yang
diperlukan oleh rangkaian megnetisasi untuk
suatu peralatan listrik, dan tidak langsung
dipakai tetapai hanya untuk magnetisasi saja.
Faktor daya pada dasarnya didefenisikan
sebagai perbandingan daya aktif dengan
daya semu, dan dinyatakan oleh persamaan:
(Sumber : Hasan Basri : 1997,28)
Satuannya :
Faktor Daya
Volt-ampere-reaktif (Var), kilo Volt-amperereaktif (kVar), Mega Volt- ampere-rektif
(MVar).
Atau
Sedangakan daya reaktif ini terbagi menjadi
dua bagian, yaitu :
Daya reaktif induktif ( lagging)
Adalah daya listrik yang dibutuhkan
untuk menghasilkan medan magnet
yang diperlukan oleh alat-alat induksi
seperti
motor
induksi
dan
transformator.
Daya reaktif kapasitif
Adalah daya yang dibutuhkan oleh
suatu kapasitor seperti kawat
transmisi tegangan tinggi dan
kapasitor shunt.
Daya reaktif dinyatakan dalam Q (
VAR)
( Sumber : Hasan Basri : 1997,8)
Untuk Sistem 1 Fasa :
Q V . I . Sin ............................(2.17)
Untuk Sistem 3 Fasa :
Q 3 VL . I L . Sin ...................(2.18)
Q S. Sin ...............................(2.19)
Daya aktif
P .(2.22)
Daya semu S
Faktor Daya Cos
P ………(2.23)
S
Sudut adalah sudut fasanya; dimana arus
mengikut dengan tegangan dari beban yang
bersangkutan.Defenisi diatas tidak dapat
begitu saja di terapkan terhadap bebanbeban yang didistribusikan atau terhadap
sekelompok beban yang terdiri dari sejumlah
beban-beban individu yang setiap saat
bebannya berubah. Pada keadaan seperti ini,
faktor daya yang digunakan adalah pada
keadaan tertentu seperti pada keadaan beban
ringan atau pada beban puncaknya, bila
diperlukan mengetahui faktor daya dari
suatu beban individu pada satu titik, faktor
daya dari suatu beban individu pada suatu
beban individu pada suatu titik, faktor daya
dari kelompok beban ini dapat dianggap
sebagai faktor daya dari masing-masing
individu beban. Tentu saja asumsi seperti ini
terdapat kesalahannya karena komposisi dari
sekelompok beban disebabkan oleh beban
yang terbesar dari kelompok yang
bersangkutan. Pada keadaan seperti ini
faktor daya dari individu beban sudah tidak
lagi dianggap sama dengan faktor daya
kelompoknya.Untuk menggunakan faktor
daya kelompok sebagai faktor daya dari
beban individu, maka perlu diasumsikan
bahwa daya total ( daya aktif dan reaktifnya)
tersebar merata disepanjang penyulang
selanjutnya lebih baik lagi menentukan
faktor daya rata-rata dari faktor daya dari
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 5
6. keadaan beban tertentu.Semua peralatan
listrik, kecuali motor sinkron, tahanan
pemanas dan lampu pijar, mengkomsumsi
daya listrik pada faktor daya pengikut.
Faktor daya rata-rata dari beban beraneka
macam peralatan listrik adalah sebagai
berikut :Sumber :( Ir. Hasan Basri; 1997,28)
2.6
Daya Pasor ( Pashor Power )
Daya pasor untuk sirkuit tunggal, dan kawat
yang terbentuk gelombang arus dan
tahanannya sinussoidal adalah : V.I
Bila V dan I dinyatakan dalam bentuk
eksponensial; yaitu :
Vmaks . e j1 dan I I maks .e j 2
V = maka hasil kali
VI Vmaks .I maks .e j ( 2)
Gambar 2.5 Vektor arus dan tegangan
Sumber :( Ir. Hasan Basri; 1997,9)
Dimana
dari
hasilnya
termasuk
penjumlahan kedua dari sudut fasanya,
terlihat pada gambar 2.11; yang diinginkan
sebenarnya adalah perbedaan sudut antara V
dan I, sehingga perkalian ini tidak betul.
Perbedaan sudut fasa diperoleh bila dipakai
sekawan (conyugate) dari arus maupun
tegangannya, bila diambil dari besar arus
sekawan maka hasilnya. Sumber : (Ir. Hasan
Basri;1997,9)
Vmaks .e j Ie j 2 Vie ( 1 2 )
VI* = VI ( cos + j sin ) = P + jQ...(2.25)
VI* =
Atau bila diambil sekawan tegangannya,
hasilnya adalah :
V*I = VI (cos – j sin ) = P-jQ......(2.26)
Biasanya yang dipakai V.I*, maka daya
semu S adalah :
S = V. I* = P + jQ...............................(2.27)
Daya reaktif Q akan positif bila sudut fasa( 1 2 ) , yaitu sudut antara tegangan dan
arus, positif; jadi positif bila,
1 2 ,
yang berarti arus mengikuti tegangannya. Ini
merupakan suatu perjanjian dimana Q positif
untuk beban yang reaktid-induktif.
2.7
Perbaikan Faktor Daya
Untuk mendukung optimalisasi daya listrik,
baik pada perumahan, fasilitas umum,
gedung-gedung perkantoran, dan industri
perlu dilakukan perbaikan faktor daya.
Perbaikan faktor daya ini dapat dilakukan
melalui pemasangan kapasitor bank secara
paralel pada sumber-sumber penyuplai
beban, baik daya suplai dari PLN maupun
dari generator set. Hal ini disebabkan pada
daya listrik yang rendah, peralatan listrik
akan banyak menarik daya reaktif induktif
sehingga perlu adanya daya reaktif kapasitif
agar faktor daya listrik dari peralatan
dimaksud menjadi lebih besar, dan
diharapkan faktor daya dapat mendekati
1.Untuk memperbaiki faktor daya dilakukan
melalui perbaikan faktor daya dengan daya
aktif dimana daya semu tetap. Cara yang
sudah umum dan banyak digunakan adalah
cara perbaikan faktor daya dengan daya aktif
tetap. Dengan cara ini yang akan mengalami
perubahan adalah daya semu sedangkan
daya aktif tetap.
Besarnya faktor daya sebelum memakai
kapasitor bank adalah S1, cos 1 ,
sedangkan P1 = P2, sehingga beban daya
reaktif yang disediakan oleh pembangkit
tenaga listrik adalah seperti persamaan
berikut ini :
Q2 = P1 x tan 1 ( KVAr)………..(2.28)
Sedangkan setelah memakai kapasitor bank,
besarnya daya reaktif ayang disediakan oleh
pembangkit tenaga listrik adalah seperti
persamaan berikut :
Q2 = P2 x tan 2 ( KVAr )............(2.29)
Basar kVAr kapasitor adalah selisih anatara
daya reaktif induktif sebelum dipasang
kapasitor bank ( kVAr ), sehingga besarrya
rating kapasitor bank yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut :Sumber : ( Ir. Hasan
Basri; 1997 : 90 )
Qc = P x ( tan 1 tan 2) ( kVAr ).(2.30)
Dimana :
Qc = Besarnya kapasitas kapasitor bank
( kVAr )
P = Daya aktif ( kW )
1 = Sudut fasa mula-mula
2 = Sudut fasa yang diinginkan
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 6
7. 2.8
Sistem Instalasi listrik
Sistem instalasi tenaga listrik adalah proses
penyaluran daya listrik yang dibangkitkan
dari sumber tenaga listrik ke alat-alat listrik
atau beban yang disesuaikan dengan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam
peraturan dan standar listrik yang
ada,misalnya IEC (International Electro
technical Commission), PUIL (Persyaratan
Umum Instalasi Listrik), IEEE, SPLN dan
sebagainya.(PUIL,2000:8)
Pada
perencanaan obyek instalasi modern
biasanya ditujukan untuk kelangsungan
suplai daya listrik bagi beban-beban yang
kritis (vital) misalnya untuk kelangsungan
suplai daya listrik pada telekomunikasi dan
sistem data-data komputer yang tidak boleh
padam.
Sistem instalasi listrik pada
dasarnya dapat dibagi menjadi 2 bagian:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Instalasi Tenaga Listrik
Instalasi Penerangan Listrik
Instalasi Dalam Gedung
Instalasi Diluar Gedung
Pipa Instalasi Listrik
Pengaman Instalasi Listrik
Perlengkapan-perlengkapan hubung untuk
penerangan dan tegangan harus dipisah
dengan jelas, pada instalasi lebih besar lagi
dipasang perlengkapan hubung bagi utama
yang memberi suplai kepada dua
perlengkapan hubung bagi utama lainnya,
satu untuk tenaga dan satu untuk
penerangan.
Dua perlengkapan hubung bagi utama yang
terakhir ini bila perlu dilengkapi dengan
sakelar utama, kemampuan hantar arus dari
sakelar utama sekurang-kurangnya harus
sama dengan kemampuan hantar arus
pengaman yang berada di depannya.
Ketentuan ini juga berlaku untuk sakelar
rangkain cabang dan sakelar rangkain akhir.
kemampuan Hantar Arus (KHA) pengaman
dan luas penampang yang diperlukan
tergantung pada beban yang dihubungkan.
Untuk menentukan hantar arus pengaman
dan luas penampang penghantar yang
diperlukan, pertama-tama harus ditentukan
arus yang dipakai berdasarkan daya beban
yang dihubungkan. Rumus yang digunakan
adalah: (P.Van Harten, 1992; 144)
Untuk arus searah
I=
𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )
𝑉(𝑣𝑜𝑙𝑡 )
[amper] ..............................(2.31)
Untuk Arus Bolak-Balik Satu Fasa
𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )
I = 𝑉 𝑣𝑜𝑙𝑡 .𝐶𝑜𝑠𝜑 [amper] .......................(2.32)
Untuk Arus Bolak-Balik Tiga Fasa
𝑃(𝑤𝑎𝑡𝑡 )
IL = 3.𝑉
[amper] .............(2.33)
𝑣𝑜𝑙𝑡 . 𝐶𝑜𝑠𝜑
𝐿−𝐿
2.9
Penghantar Instalasi Listrik
Penetuan penghantar perlu diperhatikan,
baik jenis, diameter maupun penampangnya
setelah terlebih dahulu dihitung beban daya
sehingga diketahui besar arus sebagai
patokan dalam menentukan penampang dari
penghantar. Umumnya jenis penghantar atau
kabel yang dipakai untuk instalasi listrik dan
instalasi tenaga listrik adalah jenis
penghantar atau kabel NYY dan NYM. Luas
penampang penghantar yang digunakan
harus terlebih dahulu menentukan besar arus
yang diperlukan dan suhu sekeliling harus
diperhitungkan.
Selain itu juga harus diperhatikan rugi
tegangannya,
rugi
tegangan
antara
perlengkapan hubung bagi utama, dan setiap
beban pada keadaan stasioner dengan beban
penuh, toleransi tegangan pelayanannya ±
(5-10%).
Untuk
dapat
menentukan
luas
penampangnya sekurang-kurangnya sama
dengan luas penampang yang tercantum
pada tabel berikut. Sumber :(P.Van Harten,
E. Setiawan Ir1981;73)
Kalau berdasarkan rugi tegangan dan rapat
arus harus digunakan luas penampang yang
berbeda, harus dipilih luas penampang yang
lebih besar. Akan tetapi pengaman lebur
yang digunakan harus diamankan terhadap
beban lebih. Rumus yang dipergunakan
untuk dapat menentukan luas penampang
penghantar yang diperlukan berdasarkan
rugi tegangan ialah Sumber : (V.Pan harten,
1992;)
Untuk penampang s
A
2 xlxl
2
y x u mm ………..……(2.34)
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 7
8.
A
n
Untuk penampang satu fasa
2 x cos xl x i
mm2……..(2.35)
y xu
Untuk penampang tiga fasa
A
3 x cos xlxl
y xu
mm2….…(2.36)
Dimana :
A= Luas penampang penghantar dalam mm2
y = Daya hantar jenis penghantar
U =Rugi tegangan penghantar dalam Volt
ℓ = Panjang penghantar dalam meter
I = Kuat arus dalam penghantar dalam
ampere
Cos 𝜑 = Faktor daya
2.10
E. A
...........................(2.37)
I .U f .LL f
Dimana :
N : Jumlah lampu yang dibutuhkan ( unit )
E : Kebutuhan kuat penerangan cahaya
( Lux )
A : Luas area pabrik (m2)
I : Kuat penerangan cahaya ( lumen )
Uf:Faktor Utility
( dipengaruhi
oleh
kondisi didalam ruangan, seperti warna
cat, tembok, lantai dan langit-langi).
Kuat intensitas penerang lampu di atas
permukaan lantai dengan ketinggian (d):
E
I
...................................(2.31)
d2
Lampu Listrik
Bermacam-macam jenis lampu yang ada di
pasaran, seperti diperlihatkan pada Gambar
2.11, untuk lampu penerangan yang
digunakan
pada
pabrik
umumnya
menggunakan lampu jenis hologen, dengan
daya bervariasi mulai 100 W, 150 W, 250,
500 Watt hingga 1000 Watt, tergantung
keperluan pengguna.
3.
3.1
METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian dilakukan mulai tanggal 19
Oktober 2011 sampai dengan 19 November
2011. Dan dilakukan di PT. MANGUL
JAYA BANTAR GEBANG BEKASI.
3.2
LampuInduksi BMX
Lampu TL
Low pressure sodium
High pressure sodium
lamps
lamps
Lampu LHE
Mercury Vapour
Lampu Hologen
Light Emiting Diode
(LED)
Alat dan Bahan Penelitian
3.2.1
Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik, PT. Mangul Jaya
Bekasi menggunkan 2 jenis sumber daya
listrik, yaitu:
Sumber daya listrik dari gardu
distribusi PLN,
Sumber daya listrik dari pembangkit
sendiri berupa genset.
Gambar 2.10. Jenis-jenis lampu umum yang
ada dipasaran
Sumber : http :// Dunia Listrik, Blogspot.com
Karakteristik masing-masing jenis lampu
diperlihatkan pada Tabel 2.3
3.2.2 Sumber Daya Listrik PLN
Kebutuhan jumlah lampu yang digunakan
sangat ditentukan oleh kuat penerangan
cahaya. Berdasarkan standara (PUIL 2000)
kuat penerangan cahaya untuk pabrik
sebesar 100 hingga 250 lux. Mengacu kuat
penerangan cahaya tersebut,
kemudian
dapat memilih jenis lampu yang akan
digunakan. Persamaan untuk menentukan
jumlah lampu:
Sumber daya listrik PLN sebagai sumber
daya listrik utama dengan kapasitas daya
1100 KVA.penyalurannya dilakukan melalui
panel MV-MDP 20kV., dari tegangan 20
kV.Selanjutnya diturunkan menjadi 380/220
V dengan menggunakan satu (1) buah
transformator yang memiliki kapasitas 1100
KVA. data-data teknis dari transformator
tersebut dapat dilihat pada table 3.3 berikut:
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 8
9. Tabel 3.3 . Data Transformator di PT.
Mangul Jaya Bekasi
Data Transformator
Merk
Unindo
Daya Nominal
1100 KVA
Frekuensi
50 Hz
Tegangan
20 kV/400 V
Arus
36-1,8 kA
Phase
3
Jlh.Berat
3110 Kg
Berat Minyak
230 Kg
Sumber : PT. Mangul Jaya, Bekasi
3.2.3 Sumber Daya Listrik Generator Set
Disamping memperoleh suplai daya listrik
dari PLN, gedung PT. Mangul Jaya Bekasi
juga memperoleh sumber daya listrik dari
generator set dengan kapasitas 1100 kVA,
yang berfungsi sebagai system suplai backup daya apabila daya listrik dari PLN
padam.
Suplay daya dari generator set di gedung
PT. Mangul Jaya Bekasi dingunakan untuk
mensuplay seluruh beban yang dibutuhkan
pada gedung PT. Mangul Jaya Bekasi pada
saat suplai dari PLN padam. Sistem suplai
daya listrik dari generator set ini dilengkapi
dengan peralatan Automatis Start, yaitu
Automatic Main Failure (AMF) yang
disetting untuk delai 5 detik, setelah daya
listrik dari PLN padam.
Data spesifikasi dari generator set yang
digunakan di grdung PT. Mangul Jaya
Bekasi dapat dilihat pada table 3.4 dan
Gambar 3.1
Sumber : PT. Mangul Jaya Bekasi
Tabel 3.4. Data Generator Set yang
Digunakan Di Gedung PT. Mangul
Jaya Bekasi
Data Generator Set
Merk
Stamford
Type
HC734E
Tegangan
380 V
Kapasitas
1100 KVA
Frekuensi
50 Hz
Putaran
1500 rpm
p.f
0,8
Phasa
3
Sumber : PT. Mangul Jaya, Bekasi
3.2.4 Sistem Distribusi Listrik Di Gedung PT. Mangul Jaya Bekasi
Sistem distribusi listrik di gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi diawali dengan Suplai
listrik dari PLN yang merupakan listrik
tegangan menengah 20 kV dan masuk ke
panel MV-MDP 20 kV (Medium Volt Min
Distribution Panel).
Setelah dari MV-MDP kemudian tegangan
diturunkan dengan trafo penurun tegangan
yang berkapasitas 1100 kVA, 220/380 Volt,
lalu diteruskan ke LV-MDB (Low Volt Main
Distribution Bar) dan setelah dari LVMDB
energy listrik sudah menjadi tegangan
rendah dan siap didistribusikan ke panelpanel di tiap-tiap unit pada gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi.Selain disuplai dari
PLN kebutuhan energy listrik pada gedung
PT. Mangul Jaya Bekasi menggunakan
sebuah generator set(genset) yang memiliki
kapasitas 1100 kV tipe HC 734E.
pemanfaatan genset ini diperlukan hanya
dalam keadaan darurat yaitu pada saat listrik
PLN padam. Prinsip pengoperasian antara
genset dengan suplai listrik dari PLN
dilakukan secara otomatis (automatical
switcher) yaitu jika arus listrik dari PLN
yang masuk ke LVMDB lebih kecil atau
tidak ada arus listrik dari PLN, maka genset
akan mati. Namun untuk tujuan dan pada
kondisi tertentu pengoperasiannya dapat
dilakukan secara manual. Pada saat peralih an 5 detik sampai generator stabil, untuk
daerah-daerah yang suplai daya listriknya
tidak boleh padam disuplai oleh UPS
(Uniteruptible Pawer Suplai).
Gambaran umum dari sitem distribusi daya
listrik di gedung PT. mangul Jaya Bekasi
dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut :
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 9
10. Kapasitas beban terpasang untuk panel
utama (LV-MDB) adalah sebesar 1.100.000
VA. Berdasarkan diagram segaris sistem
distribusi daya listrik di gedung PT. Mangul
Jaya Bekasi, bahwa keseluruhan beban
masuk pada panel utama, artinya suplai daya
listrik bersumber dari PLN, dan sepenuhnya
di back-up oleh genset apabila terjadi
ganggguan pada sumber PLN.
MCB
Trafo
20kV/380kVA
1100 kVA
PLN
Pusat Panel Kontrol
MDP
MCCB 2F
380 A
V
3X
V8S
PP A
COS θ
AP 100 A
SDP
MCCB 2F
380 A
FRST
MLDP
V
3.3.1Beban Penerangan
3X
V8S
PP A
COS θ
AP 125 A
SDP
LAMPU LUAR
LAMPU IMLITY
LAMPU KANTIN
SPARE
FRST
V
3X
V8S
PP A
COS θ
AP 830 A
SDP
TREATMENT
POMPA COMPRESOR
HEALASTING MACHICE
PENDINGINAN
FRST
V
3X
V8S
COS θ
AP 380 A
PP A
SDP
BDB PROCRESING
FEED WATER PUMP
BLOWER
BURNER MOTOR
FRST
V
3X
V8S
COS θ
AP 380 A
PP A
SDP
FRST
STOCK FITTING
MESIN PRODUKSI I
MESIN PRODUKSI II
KOMPUTER &
AIR CONDITIONER
GENSET
550 KVA
Gambar 3.2 Diagram Segaris Sistem
Distribusi dari PLN ke gedung PT. Mangul
Jaya Bantar Gebang Bekasi
Sumber: PT. Mangul Jaya
Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas,
terlihat penambahan gambar instalasi pada
gedung PT. Mangul Jaya Bekasi, yang baru
dibangun. Suplai daya melalui transformator
distribusi 20 kV/ 380 Volt, dengan kapasitas
daya 1100 kVA, dan Genset 550 kVA.
Beban penerangan di dalam gedung PT.
mangul Jaya Bekasi ini terpasang di
dalamnya, yaitu : lampu TDL 3 x 36 W,
lampu 3 x 18 W, lampu down light 36 W,
lampu D-L halogen 60 W, Down light PL 11
W, lampu down light halogen 50 W, lampu
baret PL 2 x 11 W, lampu TDL 2 x 36
OUTBOW, lampu TDL 1 x 36 W BALK,
lampu TDL 1 x 18 W BALK, lampu TDL 1
x 36 CHUB, lampu sorot halogen 750 W.
4.
ANALISA DAN BAHASAN
4.1 Diagram Segaris Sistem Distribusi
Daya Listrik.
Diagram segaris sistem distribusi daya
listrik digedung PT. Mangul Jaya Bantar
Gebang Bekasi, setelah penambahan Mesin
Produksi IV baru diperlihatkan pada gambar
4.1 berikut :
MCB
Trafo
20kV/380kVA
1100 kVA
PLN
Pusat Panel Kontrol
MDP
MCCB 2F
380 A
V
3X
V8S
PP
COS θ
AP 100 A
A
SDP
MCCB 2F
380 A
FRST
MLDP
V
3X
V8S
PP
COS θ
AP 125 A
3.3 Jenis Beban Di Gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi
A
SDP
LAMPU LUAR
LAMPU IMLITY
LAMPU KANTIN
SPARE
FRST
V
3X
V8S
PP
COS θ
AP 830 A
A
SDP
TREATMENT
POMPA COMPRESOR
HEALASTING MACHICE
PENDINGINAN
FRST
V
3X
V8S
Beban listrik yang terdapat di gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi sepenuhnya disuplai
dari gardu distribusi PLN, dan menggunakan
genset sebagai back-up apabila terjadi
pemadaman atau masalah pada suplai daya
dari PLN.
Jenis beban listrik yang terdapat pada
gedung PT. Mangul Jaya Bekasi terbagi
dalam tiga jenis beban,yaitu :
COS θ
AP 380 A
A
SDP
BDB PROCRESING
FEED WATER PUMP
BLOWER
BURNER MOTOR
3X
V8S
COS θ
AP 380 A
PP
A
SDP
STOCK FITTING
MESIN PRODUKSI I
MESIN PRODUKSI II
KOMPUTER &
AIR CONDITIONER
FRST
GENSET
550 KVA
V
COS θ
AP 380 A
3X
V8S
Diagram Segaris Instalasi Gedung Baru
PP
A
SDP
BDB PROCRESING
FEED WATER PUMP
BLOWER
BURNER MOTOR
FRST
V
V8S 3X
COS θ
AP 380 A
PP
A
FRST
Gambar
Beban untuk penerangan
Beban mesin produksi
Beban untuk AC ( Air Conditioner)
PP
FRST
V
STOCK FITTING
MESIN PRODUKSI III
MESIN PRODUKSI IV
KOMPUTER &
AIR CONDITIONER
4.1. Diagram segaris system
distribusi daya listrik gedung
PT. Mangul Jaya Bantar
Gebang Bekasi
Sumber :PT. Mangul Jaya Bekasi
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 10
11. Berdasarkan gambar 4.1 tersebut di atas,
terlihat penambahan gambar instalasi pada
gedung PT. Mangul Jaya Bekasi, yang baru
dibangun. Suplai daya melalui transformator
distribusi 20 kV/ 380 Volt, dengan kapasitas
daya 1100 kVA, dan Genset 550 kVA.
disediakan oleh Transformator Distribusi
sebesar 1100 kVA, maka dari segi suplay
daya transformator masih sanggup untuk
mensuplay daya di Mesin Produksi IV baru
PT. Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi
pada saat beban puncak.
4.3 Analisis Kebutuhan Lampu
4.2
Analisa Daya Gedung PT. Mangul
Jaya Bekasi
Berdasarkan persamaan (2.15) maka daya
pada PT. gedung Mangul Jaya Bekasi dapat
dibuat analisis. mengacu kepada hasil
perhitungan tabel 4.1 maka :
P = √3.V x I x Cos
SDP 1 : PT = √3[(VRV x IR x Cos
x IS x Cos
) + (VST
) + (VTR x IT x Cos
)]
=√3 x [(365 x 22 x 0,8) + (365 x
20 x 0,8) + (364 x 20 x 0,8)]
= √3x[ 6424 + 5840 + 58
= 22,79 kW
SDP 2: PT = √3[ (VRv x IR x Cos ) + (VST x
IS x Cos ) + (VTR x IT x Cos )]
= √3 [(365 x 12 x 0,8) + (365 x
20 x 0,8) + (366 x 12 x 0,8)]
= √3 x [3504 + 5840 + 3513,6]
= 15,42 kW
SDP 3 : PT = √3[ (VRS x IR x Cos ) + (VST
x IS x Cos
) + (VTR x IT x Cos
)]
= √3 [(365 x 10 x 0,8) + (365 x 20
x 0,8) + (366 x 10 x 0,8)]
= √3 x [2920 + 5840 + 2928]
= 13,82 kW
SDP 4 : PT = √3 x[(VRS x IR x Cos ) + (
VST x IS x Cos
) + (VTR x IT x
Cos )]
= √3 x [(368 x 10 x 0,8) + (365 x
20 x 0,8) + (366 x 10 x 0,8)]
= √3 x [2944 + 5840 + 2928]
= 13,86 kW
Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat
pada tabel 4.1 diperoleh daya pada LDP 1=
22,79 kW, LDP 2 =15,42 kW, LDP 3 =
13,82 kW dan LDP 4 = 13,86 kW, sehingga
total daya yang digunakan di gedung PT.
Mangul Jaya Bekasi sebelum ada bangunan
baru sebesar 65,89 kW.Daya yang
Kebutuhan jumlah lampu yang digunakan
sangat ditentukan oleh kuat penerangan
cahaya. Berdasarkan standara PUIL kuat
penerangan cahaya untuk pabrik sebesar 100
hingga 250 lux. Mengacu kuat penerangan
cahaya tersebut, kemudian dapat memilih
jenis lampu yang akan digunakan. Pemilihan
jenis lampu sebaiknya memperhatikan kuat
intensitas penerangan cahaya, faktor kerja
dan besar konsumsi energi listrik serta lama
usia lampu. Sebagai analisis diberikan
contoh sebagai berikut, kuat penerangan
cahaya (standar) : 100 lux hingga 250lux
jenis lampu yang digunakan BMX- HX-342
lampu Induksi, Spesifikasi
- Tegangan, Daya(P): 220 Volt, 150 Watt
- Kuat penerangan cahaya (I): 12.000 lu
men
- Umur lampu (t) : 26.000 jam
Lampu tersebut terdapat 3 pilihan daya, 80
watt, 120 watt dan 150 watt, dengan lumen
masing-masing berbeda.
4.4
Analisis Kuat Penerangan Cahaya
Pada Mesin Produksi III.
Sebagai asusmsi dasar kuat intensitas
penerangan
gedung
produksi
III
direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,
ukuran mesin produksi III= ( 30x 24 x 9 ) m,
langkah analisis dilakukan menggunakan 1
unit lampu terlebih dahulu, dalam hal ini
dipilih 120 Watt untuk mesin produksi III,
lumen 9.500 ( sesuai spesifikasi lampu
BMX-342-120 W)., sehingga analisisnya.
Kuat intensitas
penerang lampu diatas
permukaan lantai dengan ketinggian (d),
mengacu persamaan (2.31)
I
d2
9.500
E
9 x9
E 117,28 lux
E
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 11
12. Kuat penerangan cahaya pada gedung
produksi III = 117,28 lux masih belum
memenuhi standar PUIL untuk pabrik,
sehingga kuat penerangan tersebut masih
perlu dinaikan, dengan jalan menambah
jumlah lampu dan memperhatikan lumenitas
dari lampu.
4.5
Analisis Kuat Penerangan Cahaya
Pada Gedung Produksi IV.
Sebagai asusmsi dasar kuat intensitas
penerangan
gedung
produksi
IV
direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,
walaupun ukuran mesin produksi IV = ( 40 x
24 x 14) m . Langkah analisi dilakukan
menggunakan 1 unit lampu terlebih dahulu,
dalam hal ini dipilih 150 Watt untuk mesin
produksi III, lumen 12.000 (sesuai
spesifikasi lampu BMX-342-150 W).,
sehingga analisisnya
kuat intensitas
penerangan lampu diatas permukaan lantai
dengan ketinggian (d), mengacu persamaan
(2.37)
I
d2
12.000
E
14 x14
E 61, 22 lux
250 lux (30 x 24)
9.500 lumen x 0.9 x 1
n 21 unit
n
.
4.7
Sebagai asusmsi dasar, kuat intensitas
penerangan
gedung
Produksi
IV
direncanakan sama besarnya yaitu 250 lux,.
Ukuran gedung Produksi IV = ( 40 x 24 x
14) m. sehingga analisisnya : Kuat intensitas
penerangan lampu di atas permukaan lantai
dengan ketinggian (d), mengacu persamaan
(2.31). Kuat penerangan cahaya 63,22 lux
masih belum memenuhi standar PUIL untuk
pabrik, sehingga kuat penerangan tersebut
masih perlu dinaikkan. Jika Mesin Produksi
IV diinginkan kuat intensitas cahaya (E) =
250 lux, maka jumlah lampu yang
dibutuhkan mengacu persamaan (2.38)
untuk menentukan jumlah lampu:
n
E
Kuat penerangan cahaya pada mesin
produksi III = 117,27 lux dan mesin
produksi IV= 61,22
lux masih belum
memenuhi standar PUIL untuk pabrik,
sehingga kuat penerangan tersebut masih
perlu dinaikan, dengan jalan menambah
jumlah lampu dan memperhatikan lumenitas
dari lampu.
4.6
Analisis Kebutuhan Jumlah Lampu Pada Gedung Produksi III
Analisis Kebutuhan Jumlah Lampu Pada Gedung Produksi IV
.
E. A
I .U f .LL f
250 lux (24 x 40)
12.000 lumen x 0.9 x 0.8
n 28 unit
n
4.8
Pembagian Beban
Pembagian beban listrik yang digunakan
mengacu pada Gambar 7 tersebut di atas,
karena isi panel berupa MCB dan MCCB,
serta terminal penghubung. Ada dua panael
yang dibutuhkan. Masing-masing panel
dipasang dikedua sisi bangunan, hal tersebut
digunakan kemudahan untuk pemeliharaan
dan memperpendek jalur kabel. Bentuk
pemasangan
masing-masing
Panel
diperlihatkan pada Gambar 4.3 berikut:
Daya ( W)
MCB 4 A
Perencanaan menggunakan lampu BMX432, dengan daya 120 Watt dan lumen
mencapai 9.500. Jika mesin produksi III
ukuran = ( 30x 24 x 9 ) m diinginkan Kuat
intensitas cahaya (E) yang diperlukan, 250
lux, maka jumlah lampu yang dibutuhkan
mengacu persamaan (2.38)
untuk
menentukan jumlah lampu:
E. A
n
I .U f .LL f
R
S
T
300
300
300
300
300
300
300
MCCB 250 A
300
300
S
300
300
300
240
240
240
240
T
240
240
MCCB 125 A
Jumlah
Daya
(W)
300
300
R
240
240
240
240
23.500
23.500
70.500
24.700
MCCB 400 A
23.500
24.640
24.460
73.800
kWh 3Ø
Daya ( W)
MCB 4 A
R
S
T
300
R
300
300
300
300
300
300
MCCB 250 A
300
300
S
300
300
300
240
240
240
240
T
240
360
MCCB 125 A
Jumlah
Daya
(W)
300
300
240
240
240
360
23.500
23.500
70.500
24.700
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
23.500
24.640
24.520
73.920
Page 12
13. Panel 1
DAFTAR PUSTAKA
Pemasangan MCCB
dan MCB
1)
MCB 4
A
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
2)
MCB 4
A
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
3)
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
4)
MCB 4
A
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
O
N
O
FF
ON
O
N
O
N
O
F
F
O
N
O
N
MCCB 125
A
5)
6)
O
N
MCCB 250
A
OF
F
ON
ON
ON
7)
R
S
T
N
Sumber: PT. Mangul Jaya Bekasi
8)
Hasan Basri, 1997, Sistem
Distribusi Daya Listrik,ISTN.
AS Pabla, 1981, Electrik Power
Distribution, Jakarta.
AS Pabla, Abdul Kadir, 1986,
SistemDistribusi Daya Listrik,
Jakarta, 1986
P. Van Harten dan E. Setiawan,
Instalasi Listrik Arus Kuat “1”.
Penerbit BINACIPTA, Bandung
P. Van Harten dan E. Setiawan,
Instalasi Listrik Arus Kuat “3”.
Penerbit BINACIPTA, Bandung
Zuhal, 1995, Dasar Teknil Tenaga
Listrik, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Jiteng Marsudi, 2006, Operasi
Sistem Tenaga Listrik, Penerbit
Graha Ilmu, Jakarta.
http :// Dunia Listrik, Blogspo
Gambar :
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dapat disimpulkan:
a)
b)
Daya yang terpasang digedung PT.
Mangul Jaya Bantar Gebang Bekasi,
sebelum ada penambahan gedung
mesin produksi III dan IV sebesar
95,88 kW, dan setelah penambahan
gedung produksi III dan IV menjadi
205 kW.
Jenis lampu yang digunakan tipe
induksi, dengan daya 150 Watt yang
dipasang pada gedung produksi III
sebanyak 21 unit lampu dan pada
gedung produksi IV daya yang
digunakan 80 watt dengan jumlah
lampu sebanyak 28 unit, sehingga
kuat penerangan cahaya didalam
gedung produksi III dan IV 250 lux.
Penulis :
1).
2).
3).
Yardolitos B. Purba, Alumni (2013)
Program Studi Teknik Elektro FTUnpak.
Prof. DR. Ir.Didik Notosudjono M.sc
Staf Dosen Program Studi Teknik
Elektro FT-Unpak.
M.Hariansyah Ir.,MT Staf Dosen
Program Studi Teknik Elektro FTUnpak.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan
Page 13