SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
--MANUFACTURING HOPE 49 --
Temuan Inefisiensi yang
Mestinya Melebihi Rp37 T


Oleh Dahlan Iskan
Menteri BUMN


Benarkah BPK menemukan inefisiensi di PLN sebesar Rp37 triliun ketika saya jadi Dirut-
nya? Sangat benar. Bahkan, angka itu rasanya masih terlalu kecil. BPK seharusnya
menemukan jauh lebih besar daripada itu.
Contohnya ini: Rabu subuh kemarin saya mencuri waktu sebelum mengikuti acara
peresmian pelabuhan kontainer Kariangau, Balikpapan, oleh Bapak Presiden SBY. Masih
ada sedikit waktu untuk saya menyelinap ke Senipah. Jaraknya memang 1,5 jam dari
Balikpapan, tapi dengan sedikit ngebut masih akan oke.
Di Senipah sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 80 MW. Awalnya,
sebelum saya menjabat Dirut PLN, proyek itu menghadapi persoalan birokrasi besar.
Saya datang ke Senipah di dekat muara Sungai Mahakam itu. Persoalan selesai. Proyek
bisa dibangun.
Ini penting bukan saja agar kekurangan listrik di Kaltim segera teratasi, tapi PLN pun
bisa berhemat triliunan rupiah. Lebih efisien. Kasus Kaltim itu (juga Kalselteng) sangat
memalukan bangsa. Daerah yang kaya energi justru krisis listriknya terparah.
Kini ketika pembangunan PLTG Senipah itu hampir selesai, ada persoalan lagi. Untuk
membawa listrik itu ke Balikpapan dan Samarinda, harus melewati tanah Pertamina. Saya
pun harus mencarikan jalan keluar. Beres. Tiga bulan lagi proyek itu sudah
menghasilkan listrik. Efisiensi triliunan rupiah segera terwujud.
Dengan kata lain, selama ini telah terjadi inefisiensi triliunan rupiah di Kaltim. Inefisiensi
itu tidak ditemukan oleh BPK.
Contoh lain lagi: Krisis listrik di Jambi juga termasuk yang paling parah. Padahal, di
Jambi ditemukan banyak sumber gas. Tapi, PLN membangkitkan listrik dengan BBM.
Terjadilah inefisiensi triliunan rupiah di Jambi. BPK juga tidak menemukan inefisiensi di
Jambi itu.
Saya segera memutuskan, pembangkit yang sudah nganggur di Madura dibawa ke
Jambi. Sejak kabel listrik untuk Madura dilewatkan Jembatan Suramadu, tidak ada lagi
kekhawatiran Madura kekurangan listrik. Jambi pun lebih efisien.
Ada lagi gas Jambi yang sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Berapa triliun rupiah
inefisiensi telah terjadi. Itu juga tidak ditemukan BPK. Saya segera memutuskan
membangun CNG (compressed natural gas) di Sei Gelam, di luar Kota Jambi. Agar gas
yang ditelantarkan bertahun-tahun itu bisa dimanfaatkan.
Minggu lalu, tengah malam, dalam rangkaian meninjau proyek sapi di Jambi, saya
bersama Gubernur Jambi Hasan Basri Agus meninjau proyek CNG itu. Sudah hampir
selesai. Saya bayangkan betapa besar efisiensinya. Bahkan, Jambi yang dulu krisis listrik
akan bisa ’’ekspor’’ listrik.
Contoh lagi: Suatu saat pemerintah membuat keputusan yang tepat, yakni gas jatah PLN
dialihkan untuk industri yang kehilangan pasokan gas. Jatah gas PLN dikurangi.
Akibatnya, PLN berada dalam dilema: menggunakan BBM atau mematikan saja listrik
Jakarta. Pembangkit besar di Jakarta itu (Muara Karang dan Muara Tawar) memang hanya
bisa dihidupkan dengan gas atau BBM. Tidak bisa dengan bahan bakar lain.
Tentu PLN tidak mungkin memilih memadamkan listrik Jakarta. Bayangkan kalau listrik
Jakarta dipadamkan selama berbulan-bulan. Maka, digunakanlah BBM.
Kalau keputusan tidak memadamkan listrik Jakarta itu salah, saya siap menanggung
risikonya. Saya berprinsip seorang pemimpin itu tidak boleh hanya mau jabatannya, tapi
tidak mau risikonya. Maka, dia harus berani mengambil keputusan dan menanggung
risikonya.
Kalau misalnya sekarang saya harus masuk penjara karena keputusan saya itu, saya
akan jalani dengan ikhlas seikhlas-ikhlasnya! Saya pilih masuk penjara daripada listrik
Jakarta padam secara masif berbulan-bulan, bahkan bisa setahun, lamanya. Saya
membayangkan, mati listrik dua jam saja, orang sudah marah, apalagi mati listriknya
berbulan-bulan.
Sikap ini sama dengan yang saya ambil ketika mengatasi krisis listrik di Palu. Waktu itu
saya sampai menangis di komisi VII. Saya juga menyatakan siap masuk penjara.
Daripada seluruh rakyat Palu menderita terus bertahun-tahun.
Akibat keputusan saya untuk tidak memadamkan listrik Jakarta itu memang berat. PLN
mengalami inefisiensi triliunan rupiah. Tapi, pabrik-pabrik tidak tutup, PHK ribuan
buruh terhindarkan, dan Jakarta tidak padam selama setahun!
Apakah PLN harus memberontak terhadap putusan pemerintah itu? Tentu tidak. Putusan
itu sendiri sangat logis. Kalau industri tidak dapat gas, berapa banyak pabrik yang harus
tutup. Berapa ribu karyawan yang kehilangan pekerjaan. Alangkah ributnya. Indonesia
pun kehilangan kepercayaan.
Sekali lagi, jangankan dipanggil komisi VII, masuk penjara pun saya jalani dengan sikap
ikhlas seikhlas-ikhlasnya! Ini mirip Pertamina yang juga tidak mungkin tidak
menyalurkan BBM ke masyarakat meski kuota BBM bersubsidinya sudah habis. Atau juga
seperti BUMN lain, PT Pupuk Indonesia, yang November/Desember nanti tidak mungkin
tidak menyalurkan pupuk ke petani. Padahal, kuota pupuk subsidi sudah akan habis.
Saya tahu pepatah ini: Kian tinggi, kian kencang anginnya. Tapi, saya juga tahu lelucon
ini: Kian besar kembung perut, kian besar buang anginnya!
Contoh lain lagi: Secara mendadak, saat menjadi Dirut PLN saya memutuskan
membangun transmisi dari Tentena ke Palu lewat Poso. Sejauh 60 km. Harus melewati
hutan dan gunung. Tahun depan transmisi tersebut harus jadi. Itu akan bisa
mengalirkan listrik dari PLTA Poso milik Pak Kalla yang begitu murah tarifnya ke Kota
Palu.
Kalau tidak ada transmisi itu, PLTA di Sulteng tidak bisa untuk melistriki Sulteng, tapi
justru melistriki provinsi lain. Akibatnya, inefisiensi di PLN Sulteng akan terus terjadi.
Dengan nilai triliunan rupiah. Itu juga tidak ditemukan oleh BPK.
Saya terus memonitor pembangunan transmisi tersebut agar inefisiensi yang sudah
terjadi bertahun-tahun itu segera berakhir. Belakangan ini ada masalah besar di proyek
itu. Terutama sejak dua polisi Poso tewas di hutan oleh teroris. Para pekerja yang
memasang transmisi itu tidak berani masuk hutan. Dua polisi tersebut pernah ikut
mengamankan proyek itu.
Karena begitu pentingnya proyek itu, saya minta PLN tidak menyerah terhadap ancaman
teroris. Kalau perlu, minta tolong Zeni TNI-AD untuk mengerjakannya.
Efisiensi yang akan terjadi triliunan rupiah. Listrik untuk Palu pun lebih terjamin.
Program itu tidak boleh gagal oleh gertakan teroris.
Contoh lain yang lebih menarik: Di laut utara Semarang ditemukan sumber gas. Pemilik
sumur gas itu sudah setuju menjual gasnya ke PLN. Harganya pun sudah disepakati.
Tapi, bertahun-tahun perusahaan yang memenangi tender untuk membangun pipa
gasnya tidak kunjung mengerjakannya. Bukan PLN yang mengadakan tender. PLN hanya
konsumen.
PLN gagal mendapatkan gas sampai 100 MMBtu. Di sini PLN mengalami inefisiensi
triliunan rupiah. BPK juga belum menemukan inefisiensi itu.
Contoh-contoh inefisiensi seperti itu luar biasa banyaknya. Triliunan rupiah nilainya.
Itulah sebabnya saya benar-benar ingin menjabat Dirut PLN sedikit lebih lama lagi. Agar
saya bisa melihat hasil-hasil pemberantasan inefisiensi di PLN lebih banyak lagi.
Apakah Komisi VII DPR tidak tahu semua itu? Sehingga memanggil saya untuk
menjelaskannya?
Saya tegaskan: Komisi VII sangat tahu semua itu. Kalaupun merasa tidak tahu, kan ada
Dirut PLN yang baru, Nur Pamudji. Pak Nur bisa menjelaskan dengan baik, bahkan bisa
lebih baik daripada saya. Apalagi waktu itu beliau menjabat direktur PLN urusan energi
primer.
Hampir tidak ada relevansinya memanggil menteri BUMN ke komisi VII. Tapi, kalaupun
saya dipanggil lagi, saya akan hadir. Saya juga sudah kangen kepada mereka. Mungkin,
mereka juga sudah kangen saya. Sudah setahun saya tidak melucu di komisi VII. (ary)

More Related Content

Viewers also liked

B T C1 M S Y.
B T C1  M S Y.B T C1  M S Y.
B T C1 M S Y.patmsy
 
Soal latihan ujian mat ke 1
Soal latihan ujian mat ke 1Soal latihan ujian mat ke 1
Soal latihan ujian mat ke 1Sisilia Herjanti
 
The Sandwhich Generation
The Sandwhich GenerationThe Sandwhich Generation
The Sandwhich GenerationJudith O'Brien
 
Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5Sisilia Herjanti
 
Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6Sisilia Herjanti
 
Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5 Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5 Sisilia Herjanti
 
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6 Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6 Sisilia Herjanti
 
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8Sisilia Herjanti
 
Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4
Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4 Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4
Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4 Sisilia Herjanti
 
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku GuruPerkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku GuruSisilia Herjanti
 
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Guru
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku GuruPerubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Guru
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku GuruSisilia Herjanti
 

Viewers also liked (16)

Inquirer into death report
Inquirer into death reportInquirer into death report
Inquirer into death report
 
Floris
FlorisFloris
Floris
 
B T C1 M S Y.
B T C1  M S Y.B T C1  M S Y.
B T C1 M S Y.
 
Kisi inggris 06
Kisi inggris 06Kisi inggris 06
Kisi inggris 06
 
Uts bi 3 2-13
Uts bi 3 2-13Uts bi 3 2-13
Uts bi 3 2-13
 
Soal latihan ujian mat ke 1
Soal latihan ujian mat ke 1Soal latihan ujian mat ke 1
Soal latihan ujian mat ke 1
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
The Sandwhich Generation
The Sandwhich GenerationThe Sandwhich Generation
The Sandwhich Generation
 
Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Guru Kelas 3 tema 5
 
Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Pegangan Guru Kelas 3 tema 6
 
Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5 Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5
Permainan Tradisional Buku Siswa Kelas 3 tema 5
 
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6 Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
Indahnya Persahabatan Buku Siswa Kelas 3 tema 6
 
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
Bumi dan Alam Semesta Buku Guru Kelas 3 tema 8
 
Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4
Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4 Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4
Peduli Lingkungan Sosial Buku Siswa Kelas 3 tema 4
 
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku GuruPerkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Guru
 
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Guru
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku GuruPerubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Guru
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Guru
 

More from Sisilia Herjanti

1. prof deni modul workshop i spring presenter
1. prof deni modul workshop i spring presenter1. prof deni modul workshop i spring presenter
1. prof deni modul workshop i spring presenterSisilia Herjanti
 
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7 Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7 Sisilia Herjanti
 
Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7Sisilia Herjanti
 
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Siswa
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku SiswaPerkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Siswa
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku SiswaSisilia Herjanti
 
Peduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku Guru
Peduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku GuruPeduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku Guru
Peduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku GuruSisilia Herjanti
 
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Siswa
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku SiswaPerubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Siswa
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku SiswaSisilia Herjanti
 
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Siswa
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku SiswaPerkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Siswa
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku SiswaSisilia Herjanti
 
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku GuruPerkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku GuruSisilia Herjanti
 

More from Sisilia Herjanti (15)

1. prof deni modul workshop i spring presenter
1. prof deni modul workshop i spring presenter1. prof deni modul workshop i spring presenter
1. prof deni modul workshop i spring presenter
 
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7 Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3  tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Siswa Kelas 3 tema 7
 
Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7
Energi dan Perubahannya Buku Guru Kelas 3 tema 7
 
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Siswa
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku SiswaPerkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Siswa
Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Kelas 3 tema1 Buku Siswa
 
Peduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku Guru
Peduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku GuruPeduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku Guru
Peduli Lingkungan Sosial Kelas 3 tema 4 Buku Guru
 
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Siswa
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku SiswaPerubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Siswa
Perubahan di Alam Kelas 3 tema 3 Buku Siswa
 
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Siswa
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku SiswaPerkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Siswa
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Siswa
 
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku GuruPerkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
Perkembangan Teknologi Kelas 3 tema 2 Buku Guru
 
Uts p kn 3 2-13
Uts p kn 3 2-13Uts p kn 3 2-13
Uts p kn 3 2-13
 
Uts mat 3 2-13
Uts mat 3 2-13Uts mat 3 2-13
Uts mat 3 2-13
 
Uts ips 3 2-13
Uts ips 3 2-13Uts ips 3 2-13
Uts ips 3 2-13
 
Uts bd 3 2-13
Uts bd 3 2-13Uts bd 3 2-13
Uts bd 3 2-13
 
Uts ipa 3 2-13
Uts ipa 3 2-13Uts ipa 3 2-13
Uts ipa 3 2-13
 
Resep soto betawi spesial
Resep soto betawi spesialResep soto betawi spesial
Resep soto betawi spesial
 
Guru tersayang lyric
Guru tersayang lyricGuru tersayang lyric
Guru tersayang lyric
 

Manufacturing hope 49

  • 1. --MANUFACTURING HOPE 49 -- Temuan Inefisiensi yang Mestinya Melebihi Rp37 T Oleh Dahlan Iskan Menteri BUMN Benarkah BPK menemukan inefisiensi di PLN sebesar Rp37 triliun ketika saya jadi Dirut- nya? Sangat benar. Bahkan, angka itu rasanya masih terlalu kecil. BPK seharusnya menemukan jauh lebih besar daripada itu. Contohnya ini: Rabu subuh kemarin saya mencuri waktu sebelum mengikuti acara peresmian pelabuhan kontainer Kariangau, Balikpapan, oleh Bapak Presiden SBY. Masih ada sedikit waktu untuk saya menyelinap ke Senipah. Jaraknya memang 1,5 jam dari Balikpapan, tapi dengan sedikit ngebut masih akan oke. Di Senipah sedang dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) 80 MW. Awalnya, sebelum saya menjabat Dirut PLN, proyek itu menghadapi persoalan birokrasi besar. Saya datang ke Senipah di dekat muara Sungai Mahakam itu. Persoalan selesai. Proyek bisa dibangun. Ini penting bukan saja agar kekurangan listrik di Kaltim segera teratasi, tapi PLN pun bisa berhemat triliunan rupiah. Lebih efisien. Kasus Kaltim itu (juga Kalselteng) sangat memalukan bangsa. Daerah yang kaya energi justru krisis listriknya terparah.
  • 2. Kini ketika pembangunan PLTG Senipah itu hampir selesai, ada persoalan lagi. Untuk membawa listrik itu ke Balikpapan dan Samarinda, harus melewati tanah Pertamina. Saya pun harus mencarikan jalan keluar. Beres. Tiga bulan lagi proyek itu sudah menghasilkan listrik. Efisiensi triliunan rupiah segera terwujud. Dengan kata lain, selama ini telah terjadi inefisiensi triliunan rupiah di Kaltim. Inefisiensi itu tidak ditemukan oleh BPK. Contoh lain lagi: Krisis listrik di Jambi juga termasuk yang paling parah. Padahal, di Jambi ditemukan banyak sumber gas. Tapi, PLN membangkitkan listrik dengan BBM. Terjadilah inefisiensi triliunan rupiah di Jambi. BPK juga tidak menemukan inefisiensi di Jambi itu. Saya segera memutuskan, pembangkit yang sudah nganggur di Madura dibawa ke Jambi. Sejak kabel listrik untuk Madura dilewatkan Jembatan Suramadu, tidak ada lagi kekhawatiran Madura kekurangan listrik. Jambi pun lebih efisien. Ada lagi gas Jambi yang sudah bertahun-tahun tidak digunakan. Berapa triliun rupiah inefisiensi telah terjadi. Itu juga tidak ditemukan BPK. Saya segera memutuskan membangun CNG (compressed natural gas) di Sei Gelam, di luar Kota Jambi. Agar gas yang ditelantarkan bertahun-tahun itu bisa dimanfaatkan. Minggu lalu, tengah malam, dalam rangkaian meninjau proyek sapi di Jambi, saya bersama Gubernur Jambi Hasan Basri Agus meninjau proyek CNG itu. Sudah hampir selesai. Saya bayangkan betapa besar efisiensinya. Bahkan, Jambi yang dulu krisis listrik akan bisa ’’ekspor’’ listrik.
  • 3. Contoh lagi: Suatu saat pemerintah membuat keputusan yang tepat, yakni gas jatah PLN dialihkan untuk industri yang kehilangan pasokan gas. Jatah gas PLN dikurangi. Akibatnya, PLN berada dalam dilema: menggunakan BBM atau mematikan saja listrik Jakarta. Pembangkit besar di Jakarta itu (Muara Karang dan Muara Tawar) memang hanya bisa dihidupkan dengan gas atau BBM. Tidak bisa dengan bahan bakar lain. Tentu PLN tidak mungkin memilih memadamkan listrik Jakarta. Bayangkan kalau listrik Jakarta dipadamkan selama berbulan-bulan. Maka, digunakanlah BBM. Kalau keputusan tidak memadamkan listrik Jakarta itu salah, saya siap menanggung risikonya. Saya berprinsip seorang pemimpin itu tidak boleh hanya mau jabatannya, tapi tidak mau risikonya. Maka, dia harus berani mengambil keputusan dan menanggung risikonya. Kalau misalnya sekarang saya harus masuk penjara karena keputusan saya itu, saya akan jalani dengan ikhlas seikhlas-ikhlasnya! Saya pilih masuk penjara daripada listrik Jakarta padam secara masif berbulan-bulan, bahkan bisa setahun, lamanya. Saya membayangkan, mati listrik dua jam saja, orang sudah marah, apalagi mati listriknya berbulan-bulan. Sikap ini sama dengan yang saya ambil ketika mengatasi krisis listrik di Palu. Waktu itu saya sampai menangis di komisi VII. Saya juga menyatakan siap masuk penjara. Daripada seluruh rakyat Palu menderita terus bertahun-tahun. Akibat keputusan saya untuk tidak memadamkan listrik Jakarta itu memang berat. PLN mengalami inefisiensi triliunan rupiah. Tapi, pabrik-pabrik tidak tutup, PHK ribuan
  • 4. buruh terhindarkan, dan Jakarta tidak padam selama setahun! Apakah PLN harus memberontak terhadap putusan pemerintah itu? Tentu tidak. Putusan itu sendiri sangat logis. Kalau industri tidak dapat gas, berapa banyak pabrik yang harus tutup. Berapa ribu karyawan yang kehilangan pekerjaan. Alangkah ributnya. Indonesia pun kehilangan kepercayaan. Sekali lagi, jangankan dipanggil komisi VII, masuk penjara pun saya jalani dengan sikap ikhlas seikhlas-ikhlasnya! Ini mirip Pertamina yang juga tidak mungkin tidak menyalurkan BBM ke masyarakat meski kuota BBM bersubsidinya sudah habis. Atau juga seperti BUMN lain, PT Pupuk Indonesia, yang November/Desember nanti tidak mungkin tidak menyalurkan pupuk ke petani. Padahal, kuota pupuk subsidi sudah akan habis. Saya tahu pepatah ini: Kian tinggi, kian kencang anginnya. Tapi, saya juga tahu lelucon ini: Kian besar kembung perut, kian besar buang anginnya! Contoh lain lagi: Secara mendadak, saat menjadi Dirut PLN saya memutuskan membangun transmisi dari Tentena ke Palu lewat Poso. Sejauh 60 km. Harus melewati hutan dan gunung. Tahun depan transmisi tersebut harus jadi. Itu akan bisa mengalirkan listrik dari PLTA Poso milik Pak Kalla yang begitu murah tarifnya ke Kota Palu. Kalau tidak ada transmisi itu, PLTA di Sulteng tidak bisa untuk melistriki Sulteng, tapi justru melistriki provinsi lain. Akibatnya, inefisiensi di PLN Sulteng akan terus terjadi. Dengan nilai triliunan rupiah. Itu juga tidak ditemukan oleh BPK. Saya terus memonitor pembangunan transmisi tersebut agar inefisiensi yang sudah
  • 5. terjadi bertahun-tahun itu segera berakhir. Belakangan ini ada masalah besar di proyek itu. Terutama sejak dua polisi Poso tewas di hutan oleh teroris. Para pekerja yang memasang transmisi itu tidak berani masuk hutan. Dua polisi tersebut pernah ikut mengamankan proyek itu. Karena begitu pentingnya proyek itu, saya minta PLN tidak menyerah terhadap ancaman teroris. Kalau perlu, minta tolong Zeni TNI-AD untuk mengerjakannya. Efisiensi yang akan terjadi triliunan rupiah. Listrik untuk Palu pun lebih terjamin. Program itu tidak boleh gagal oleh gertakan teroris. Contoh lain yang lebih menarik: Di laut utara Semarang ditemukan sumber gas. Pemilik sumur gas itu sudah setuju menjual gasnya ke PLN. Harganya pun sudah disepakati. Tapi, bertahun-tahun perusahaan yang memenangi tender untuk membangun pipa gasnya tidak kunjung mengerjakannya. Bukan PLN yang mengadakan tender. PLN hanya konsumen. PLN gagal mendapatkan gas sampai 100 MMBtu. Di sini PLN mengalami inefisiensi triliunan rupiah. BPK juga belum menemukan inefisiensi itu. Contoh-contoh inefisiensi seperti itu luar biasa banyaknya. Triliunan rupiah nilainya. Itulah sebabnya saya benar-benar ingin menjabat Dirut PLN sedikit lebih lama lagi. Agar saya bisa melihat hasil-hasil pemberantasan inefisiensi di PLN lebih banyak lagi. Apakah Komisi VII DPR tidak tahu semua itu? Sehingga memanggil saya untuk menjelaskannya? Saya tegaskan: Komisi VII sangat tahu semua itu. Kalaupun merasa tidak tahu, kan ada
  • 6. Dirut PLN yang baru, Nur Pamudji. Pak Nur bisa menjelaskan dengan baik, bahkan bisa lebih baik daripada saya. Apalagi waktu itu beliau menjabat direktur PLN urusan energi primer. Hampir tidak ada relevansinya memanggil menteri BUMN ke komisi VII. Tapi, kalaupun saya dipanggil lagi, saya akan hadir. Saya juga sudah kangen kepada mereka. Mungkin, mereka juga sudah kangen saya. Sudah setahun saya tidak melucu di komisi VII. (ary)