SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Download to read offline
SELAMAT DATANG PAK JK,
TERIMA KASIH PAK BOED
SELAMAT DATANG PAK JK,
TERIMA KASIH PAK BOED
M A J A L A H T R I W U L A N S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N
MEDAN MERDEKA SELATAN Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
SELAMAT DATANG PAK JK,
TERIMA KASIH PAK BOED
SELAMAT DATANG PAK JK,
TERIMA KASIH PAK BOED
M A J A L A H T R I W U L A N S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N
MEDAN MERDEKA SELATAN Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
DEWAN REDAKSI
Penasehat
MOHAMAD OEMAR,
Sekretaris Wakil Presiden
Penanggung Jawab
DEWI FORTUNA ANWAR,
Deputi Seswapres Bidang Politik
Penanggung Jawab Redaksi
BEY T. MACHMUDIN,
Asdep Dokumentasi & Diseminasi
Informasi
Redaktur Eksekutif
SUPRIYANTO,
Kabid Diseminasi Informasi
TRI HANDAYANI
Kabid Dokumentasi Peliputan
Editor/Reporter
PERY IRAWAN, M. IQBAL,
DARYANTI, SITI KHODIJAH,
YUDHY E. CHANDRA, TAUFIK
ABDULLAH, DIAN SIANIPAR
Redaktur Foto
EDY KASRODY
Fotografer
JERI WONGIYANTO,
MOCH. MUCHLIS
Disain Layout
HENI SOENARDJO
Sekretaris Redaksi
MEILANI SAECIRIA
Distributor
ARIEF HENDRATNO
Alamat Redaksi:
Sekretariat Wakil Presiden
Jl. Kebon Sirih No. 14,
Jakarta Pusat 10110
T. [021] 384 2780 ext. 1132
F. [021] 381 1774
Redaksi menerima sumbangan
artikel, masukan dan saran.
Silakan kirim ke:
Sekretariat Redaksi MERSELA,
Asdep Dokumentasi dan
Diseminasi Informasi,
Sekretariat Wakil Presiden
melalui
e-mail : mersela@wapresri.go.id
twitter : @majalah_mersela
Keterangan Foto:
Penyerahan Buku Memorandum
Akhir Masa Jabatan
Wakil Presiden Boediono
Periode 2009-2014
di Istana Wapres
Fotografer: Moch. Muchlis
DARI REDAKSI
Akhirnya tiba juga kita di penghujung tahun 2014. Berbagai peristiwa bersejarah
tanah air terjadi di tahun ini. Mulai dari Pemilihan Umum, hingga terpilihnya Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla periode 2014 – 2019 menggantikan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono yang bersama-
sama menjalankan roda pemerintahan periode 2009 – 2014.
Majalah MERSELA sebagai jendela informasi program-program Wakil Presiden
dan Sekretariat Wakil Presiden, tak ketinggalan mengabadikan momen pergantian
kepemimpinan ini. Semua terrangkum dalam format Edisi Khusus, yang jauh
berbeda dari edisi-edisi sebelumnya.
Mengambil tema ‘Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed’, Edisi Khusus
MERSELA kali ini menceritakan sepak terjang Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil
Presiden ke-11, Boediono. Cerita keduanya dikupas tuntas, mulai dari sosok pribadi,
bagian dari keluarga, hingga peran yang dilakukan untuk bangsa dan negara.
Di awal halaman, edisi ini menceritakan bagaimana tongkat kepemimpinan
Boediono, atau biasa disapa dengan ‘Pak Boed’, diserahkan kepada Jusuf Kalla,
atau yang lebih dikenal dengan ‘Pak JK’. Detik-detik berakhirnya tugas Pak Boed
sebagai Wapres yang kemudian dilanjutkan dengan Pak JK tergambar lengkap
dalam tulisan ‘Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed’.
Selanjutnya, kiprah Wapres Jusuf Kalla semenjak dilantik hingga saat ini dapat
diikuti oleh pembaca setia MERSELA. Walaupun baru sebulan menjadi Wapres,
berbagai kegiatan telah dilakukan Pak JK untuk mendukung program-program
strategis pemerintah. Dengan motto ‘lebih cepat lebih baik’ Pak JK langsung tancap
gas, bekerja penuh semangat demi kepentingan rakyat. ‘Selamat datang Pak JK’,
dengan pengalaman yang hebat, semoga dapat membawa Indonesia menjadi
bangsa yang lebih kuat dan bermartabat!
Sementara, segmen selanjutnya mengajak pembaca untuk menengok sejenak
perjalanan Pak Boed. Dibalik diamnya, Pak Boed melahirkan gagasan dan pemikiran
dalam mendukung rakyat menuju ke kesejahteraan. Dibalik kebersahajaannya,
Pak Boed memberi inspirasi, bahwa menjadi penguasa bukan berarti tidak bisa
hidup sederhana. Pak Boed begitu banyak berkontribusi, demi memajukan negeri.
‘Terima Kasih Pak Boed’, jasa dan pengabdianmu tak akan lekang oleh waktu!
08
03Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
DAFTAR ISI
04
30
04
Selamat Datang Pak JK,
Terima Kasih Pak Boed
08
SELAMAT DATANG PAK JK
• Langsung Tancap Gas
20
• Mengenal
Lebih Dekat Pak JK
26
GALERI FOTO
20
30
TERIMA KASIH PAK BOED
• Wawancara di
Akhir Masa Tugas
• Mendampingi
dengan Setia
44
• Bercermin dari Sosok
Seorang Anak Bangsa
50
• Silaturahim
Wakil Presiden beserta
Ibu Hj. Herawati
Boediono dengan
Keluarga Besar
Setwapres
• Kejutan untuk
Wapres Boediono
56
PENDAPAT MEREKA
SELAMAT DATANG PAK JK,
TERIMA KASIH PAK BOED
Hari itu suasana ibukota negara sangat cerah. Dibeberapa titik nampak kesibukan dan hiruk pikuk
menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2014-2019. Para pemangku
kepentingan sibuk untuk mempersiapkan pengaturannya, mulai pengamanan, protokol, humas
hingga insan pers. Rakyat pun dengan sangat antusias menantikannya.
04 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
DOK. SETWAPRES >
20 Oktober 2014, merupakan hari
bersejarah bagi bangsa ini. Sosok pilihan
rakyat yang akan membawa bangsa ini
menuju ke arah yang lebih baik, hari
itu dilantik. Sejak pagi, Istana Merdeka,
rumah dinas Gubernur Daerah Khusus Ibu
Kota (DKI) yang ditempati Presiden terpilih,
kediaman pribadi Wakil Presiden dan Wakil
Presiden terpilih, Gedung MPR/DPR sibuk
mempersiapkan perhelatan akbar ini. Pos-
pos strategis telah disiagakan lebih dari
24.000 aparat keamanan gabungan TNI/
Polri diterjunkan di lapangan. Masyarakat
berdatangan dari berbagai penjuru
untuk menyaksikan langsung peristiwa
bersejarah itu.
Upacara Pelantikan Presiden dan wakil
Presiden Periode 2014-2019
Sejak pukul 09.00, para undangan telah
berdatangan di gedung MPR/DPR, mulai
dari mantan Presiden dan Wakil Presiden,
para pejabat dan mantan pejabat negara,
tokohnasional,hinggabeberapaperwakilan
negara sahabatdiantaranyaYangDipertuan
Brunei Darussalam Sultan Hassanal
Bolkiah, Perdana Menteri Malaysia Najib
Razak, Perdana Menteri Singapura Lee
Hsien Loong, Perdana Menteri Australia
Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat
John Kerry. Suasana bertambah hangat,
ketika Prabowo Subianto, yang merupakan
rival dari pasangan Jokowi-JK saat pilpres
hadir dalam acara tersebut. Kehadirannya
langsung disambut applaus oleh para
undangan lainnya.
Pukul 10.00, MPR siap menggelar sidang
05Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Para undangan
yg hadir di acara
pelantikan Presiden
dan Wakil Presiden
periode 2014-1019
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
paripurna pelantikan Presiden dan
Wakil Presiden periode 2014-2019. Saat
Presiden dan Wapres terpilih memasuki
ruang sidang, lagu Indonesia Raya mulai
berkumandang. Suasana sidang sungguh
khidmat. Sidang dibuka oleh Ketua MPR,
Zulkifli Hasan, selanjutnya pembacaan
sumpah jabatan oleh Presiden dan Wakil
Presiden Terpilih secara bergantian
dan penandantanganan berita acara
pelantikan oleh Presiden RI Joko Widodo,
Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan pimpinan
MPR. Usai penandatanganan berita
acara, selanjutnya Presiden ke-6 Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) mengucapkan
selamat pada Presiden Jokowi, sementara
Wakil Presiden ke-11 Boediono memberi
ucapan selamat kepada Wakil Presiden
Jusuf Kalla, dan kedua pasangan bertukar
tempat duduk.
Saat menyampaikan sambutan perdana
di awal masa jabatannya, Jokowi berjanji
untuk memastikan bahwa setiap rakyat
merasakan kehadiran pemerintah,
menyerukan rakyat Indonesia untuk
bersatu dan bekerja keras dan bertekad
mengembalikan kejayaan maritim
Indonesia. “Kita harus bekerja sekeras-
kerasnya untuk mengembalikan Indonesia
sebagai negara maritim, samudera,
laut, selat dan teluk adalah masa depan
peradaban kita,” tegas Presiden Jokowi.
Selain itu Jokowi juga mengucapkan terima
kasih kepada Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono,
dan menegaskan kepada pemimpin
internasional bahwa Indonesia akan terus
menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
Yang tak kalah menarik dari pidatonya
adalah ketika Presiden Jokowi menyebut
Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa
sebagai rekan dan sahabat baiknya.
Prabowo yang saat itu duduk menyaksikan
jalannya sidang, langsung berdiri dan
memberi hormat.
Keseluruhan acara sidang paripurna yang
berlangsung khidmad dan itu disaksikan
oleh berjuta pasang mata dari seluruh
dunia. Sungguh merupakan momen
bersejarah yang tiada duanya, peralihan
kepemimpinan nasional kali ini berjalan
aman dan damai.
Kirap Budaya
Usai dilantik, Presiden Jokowi dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla meninggalkan
gedung MPR/DPR menuju Bundaran Hotel
Indonesia (HI). Nampak rombongan tak
putus beriringan, kirap budaya ini dimulai
dari Bundaran HI, dimana Presiden dan
Wapres naik kereta kuda, sementara ribuan
relawan berjalan bersama mengiringinya
menuju Istana Merdeka. Kehadiran
pasangan ini mendapatkan sambutan
hangat dari masyarakat yang berjubel di
kanan kiri jalan, mulai Jembatan Semanggi
hingga Istana Merdeka. Antusiasme
masyarakat menyambut kehadiran
pasangan ini menunjukkan tingginya
harapan kepada pemimpin baru selama
lima tahun ke depan. Suasana kirap
bertambah semarak dengan adanya pesta
kuliner gratis dari asosiasi pedagang dan
makanan di sepanjang jalan Sudirman –
Thamrin.
06 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Sesampai di Istana Merdeka, iring-
iringan Presiden dan Wapres di sambut
oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang
Yudhoyono beserta Ibu Ani Bambang
Yudhoyono bersama jajaran Menteri
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Acara
pisah sambut antara Presiden dengan
Wapres dilaksanakan terpisah. Presiden
Jokowi melakukan pisah sambut dengan
Presiden SBY di Istana Merdeka, sementara
Wapres RI ke-11 Boediono dan Wapres
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
Wakil Presiden
Jusuf Kalla
membacakan
Sumpah Jabatan
Wakil Presiden
Pasangan Presiden
dan Wakil Presiden
diarak dari
Bundaran HI menuju
Istana Merdeka
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
07Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Wapres dan ibu
Hj. Mufidah Jusuf
Kalla melepas Wakil
Presiden ke-11
Boediono di teras
Istana Wakil Presiden
Jusuf Kalla melakukan pisah sambut di
Istana Wakil Presiden Jl. Merdeka Selatan.
Pisah Sambut Wakil Presiden
Banyaknya perhatian masyarakat
menyambut kehadiran pasangan Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
sepanjang jalan dari Jembatan Semanggi
hingga Istana Negara, menunjukkan
tingginya harapan kepada pasangan yang
memimpin Indonesia selama lima tahun ke
depan. “Ekspektasi masyarakat kepada kita
luarbiasa,”ujarWapresdalamsambutannya
pada Penyerahan Buku Memorandum Akhir
Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono
periode 2009-2014 di Istana Wakil Presiden,
Senin 20 Oktober 2014.
Acara yang dihadiri Ibu Hj. Mufidah Jusuf
Kalla dan Ibu Hj. Herawati Boediono ini
merupakan acara pertama Jusuf Kalla
di Istana Wakil Presiden usai dirinya
mengucapkan sumpah sebagai Wakil
Presiden RI ke-12 di Gedung MPR beberapa
jam sebelumnya. Turut pula menyaksikan
penyerahan Buku Memorandum Akhir
Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono
periode 2009-2014 pejabat dan pegawai
di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden
(Setwapres).
Wapres mengatakan ia dan jajaran
Sekretariat Wakil Pressiden (Setwapres)
akan bekerjasama untuk mewujudkan
harapan masyarakat. Beberapa program
dari pemerintahan SBY-Boediono yang
termuat dalam Buku Memorandum Akhir
Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono
periode 2009-2014 akan dilanjutkan.
“Pemerintah itu berkelanjutan, Wapres
boleh berganti tapi program jalan bersama-
sama, agar negeri ini berkesinambungan,”
ujar Wapres.
Diakui Wapres, Wapres ke-11 Boediono
telah memberikan pandangan apa yang
sebaiknya dilakukan. Masalah bangsa
itu, kata Wapres, bukan masalah mudah,
seperti masalah ekonomi Amerika Serikat
dan turunnya harga komoditas. “Tantangan
bagi kita untuk selesaikan dan perbaiki,”
tutur Wapres.
Sebelumnya, Boediono mengatakan bahwa
lima tahun yang lalu dirinya melaksanakan
hal yang sama dengan hari ini bersama
Jusuf Kalla. “Nampaknya acara hari ini
mengembalikan apa yang saya pinjam lima
tahun lalu,” kata Boediono.
Boediono mengatakan bahwa ia masih
terngiang-ngiang dengan ucapan Jusuf
Kalla ketika itu. “Pak Boediono sebagai
Wapres jangan hanya jadi ban serep,”
ucap Boediono. Tapi, dikatakan Boediono,
kadangkala di saat Presiden tidak dapat
menghadiri suatu kegiatan maka Wapres
harus menggantikannya.
Bagi Boediono, tantangan lima tahun ke
depan tidaklah mudah, tetapi dengan
kemampuan yang dimiliki Wapres, ia yakin
Indonesia yang maju dan sejahtera akan
terwujud. Boediono pun berharap agar
jajaranSetwapresmendukungWapres.“Saya
mengharapkan Anda semua membantu Pak
JK, bahkan lebih baik lagi karena tantangan
sangat besar,” ujar Boediono.
Acara diakhiri jabat tangan Wakil Presiden
Ke-11 Boediono dengan seluruh pejabat
dan staf di lingkungan Setwapres dan
selanjutnya dilepas oleh Wakil Presiden
beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla, di teras
Istana Wakil Presiden.
Terima kasih Pak Boed........ (*)
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
SELAMAT DATANG PAK JK
08 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Langsung Tancap Gas
Eratkan hubungan bilateral
Sehari setelah pelantikannya pada 21
Oktober 2014, Wapres Jusuf Kalla segera
menyingsingkan lengan baju untuk segera
bekerja. Bekerja di 2 kantor berbeda, yaitu
Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan,
dan Kantor Wakil Presiden, Merdeka
Utara, Wapres tetap gesit melaksanakan
tugas-tugasnya yang baru. Dimulai dengan
menerima kunjungan dari berbagai negara
di dunia yang tujuannya untuk mengeratkan
hubungan bilateral yang telah terjalin
selama ini.
Di Istana Wakil Presiden, Wapres menerima
ucapan selamat dari berbagai utusan
negara-negara sahabat, yaitu Vietnam,
Sri Lanka, Korea, Belanda, dan Thailand.
Mereka mengharapkan komitmen
pemerintah Indonesia untuk meningkatkan
kerjasama bilateral mereka. Wapres sangat
meyambut baik hal tersebut. Kepada
Sosok yang selalu tersenyum, ramah dan bersahaja, yang kini menjadi Wakil Presiden (Wapres) RI
ke -12 selalu mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Bagi Wapres
Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, tidak ada istilah berdiam diri setelah dilantik pada 20 Oktober
2014 karena rakyat telah memberinya kepercayaan untuk memangku kembali jabatan tersebut.
Wapres Jusuf Kalla pernah berkata, “Wakil Presiden boleh berganti tapi program untuk rakyat harus
terus berjalan, agar negeri ini berkesinambungan.” Wapres akan totalitas memberikan sumbangsih
waktu, tenaga dan pemikirannya demi menyejahterakan kehidupan masyarakat negeri ini.
DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
Utusan Khusus Republik Vietnam Dao
Viet Trung, Wapres mengatakan bahwa
hubungan Indonesia-Vietnam sangatlah
penting. “Kerjasama yang dilakukan
selama ini sudah baik, seperti di bidang
perdagangan dan industri. Kita harus
tingkatkan terus kerjasama kedua negara,”
ucap Wapres. Utusan Khusus Republik
Vietnam pun mengharapkan agar rencana
aksi dari kemitraan yang telah dilakukan
kedua negara direalisasikan, terlebih lagi
tahun depan merupakan peringatan 60
tahun Indonesia-Vietnam.
Begitu juga dengan Utusan Khusus
Republik Sri Lanka yang juga merangkap
Menteri Industri Perminyakan Anura
Priyadharsana, Wapres mengatakan hal
yang serupa, bahwa hubungan kedua
negara sangat baik. “Kami mengekspor
minyak kelapa sawit ke Sri Lanka. Ke depan
dapat dijajaki kerjasama perdagangan dan
usaha lainnya, tutur Wapres. Lebih jauh
Wapres mengatakan bahwa peran Sri
Lanka di Konferensi Asia Afrika tahun 1955
sangat besar. Tentunya kehadiran Presiden
Sri Lanka pada peringatan 60 tahun
Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun
depan akan meningkatkan hubungan kedua
negara ini. Sejalan dengan Wapres, Utusan
Khusus Republik Sri Lanka mengharapkan
peningkatan hubungan kerjasama antara
Indonesia-Sri Lanka karena Indonesia
adalah sahabat dan juga negara yang
sering membantu Sri Lanka pada forum
internasional.
Tak jauh berbeda, kepada Utusan Khusus
Presiden Republik Korea Kim Tae-Whan,
Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa
hubungan Indonesia dan Republik Korea
semakin erat. “Banyak kerjasama yang
dilakukan, terutama bidang perdagangan
dan investasi. Investasi pengusaha dari
Republik Korea selalu meningkat,” ujar
Wapres. Masyarakat Republik Korea
merupakan warga negara asing paling
banyak di Indonesia di banding negara lain,
sehingga selain hubungan kedua negara
akan semakin meningkat, dapat pula
bertukar pengalaman di bidang teknologi
dan industri yang akan dapat memajukan
industri di dalam negeri Indonesia.
Selanjutnya Wapres menekankan bahwa
banyak pemuda Indonesia yang bekerja
di Korea mencari pengalaman dan
mereka tidak hanya bekerja, tetapi dapat
melakukan transfer teknologi sehingga
dapat membangun hubungan kedua
belah negara yang semakin baik di masa
mendatang. Sementara Utusan Khusus
Presiden Republik Korea mengharapkan
09Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Kunjungan
Utusan Khusus
Republik Vietnam
Kiri :
Utusan Khusus
Republik Sri Lanka
Kanan :
Utusan Khusus
Presiden Republik
Korea
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
SELAMAT DATANG PAK JK
hubungan kedua negara semakin baik
dan konsisten untuk 40 tahun mendatang
setelah tahun lalu adalah peringatan 40
tahun Indonesia-Republik Korea.
Komitmen Wapres Jusuf Kalla dalam
mempererat hubungan bilateral,
ditunjukkan pula ketika menerima
kunjungan kehormatan Utusan Khusus
Pemerintah Belanda Herman Diederik
Tjeenk Willink. Pada pertemuan tersebut
Wapres menyampaikan hubungan kedua
negara sangat baik karena banyak
kerjasama yang telah dilakukan selama ini,
misalnya di bidang pengairan dan kelautan.
“Terkadang negara Anda memiliki banyak
pengalaman yang lebih baik dibandingkan
kami. Selain itu, hukum dasar di Indonesia
ada yang mengacu dari hukum di Belanda,”
ujar Wapres. Sementara Utusan Khusus
Pemerintah Belanda mengatakan bahwa
kerjasama antara kedua negara dapat
terus ditingkatkan, dan harus sama-
sama belajar dan berbagi pengalaman.
“Walaupun hukum di Indonesia berasal
dari hukum Belanda, tetapi Belanda tidak
memiliki Mahkamah Konstitusi,” ungkap
Wilink. Pada tahun 2015 nanti, Perdana
Menteri Belanda akan datang ke Indonesia.
Wapres mengatakan bahwa kehadiran
PM Belanda di Indonesia akan semakin
meningkatkan hubungan kedua negara.
Selain di Istana Wapres, Merdeka Selatan,
agenda-agenda Wapres juga dilakukan di
Kantor Wapres, Merdeka Utara, yang baru
ditempati pada 23 Oktober 2014.
Pada 31 Oktober 2014, Wapres menerima
kunjungan Presiden Rwanda Paul Kagame.
Kunjungan Presiden Rwanda ke Indonesia
ini merupakan kunjungan yang pertama
untuk mencari peluang-peluang dalam
meningkatkan kerjasama yang bisa dijajaki
dengan Indonesia terutama dalam bidang
perdagangan dan investasi, tetapi tidak
menutup kemungkinan dalam bidang
pendidikan dan kebudayaan juga. Dalam
pertemuan ini Wapres menjelaskan bahwa
Rwanda adalah sebuah negara yang pernah
dilanda konflik dalam negeri, tetapi dapat
diselesaikan dengan baik. Indonesia dapat
belajar pula bagaimana menyelesaikan
konflik dan membuat kemajuan setelah itu.
Di hari yang sama, Wapres Jusuf
Kalla menyaksikan penandatanganan
kesepakatan kerjasama antara Pertamina-
Sonangol EP bersama Wakil Presiden
Angola Manuel Domingos. Kesepakatan
kerjasama tersebut dituangkan dalam
Framework Agreement yang dilakukan oleh
Plt. Direktur Utama Pertamina Muhamad
Husen dan Administrator of Sonangol
EP Mateus Neto. Framework Agreement
tersebut akan menjadi kerangka
kerjasama Pertamina-Sonangol EP dalam
pengembangan bisnis hulu, proyek kilang
petroleum dan petrokimia serta kerjasama
impor dan ekspor produk kilang, minyak
mentah dan gas bumi. Kesepakatan yang
merupakan hasil kerjasama government to
government (G to G) ini, selanjutnya akan
10 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Atas :
Kunjungan
Utusan Khusus
Pemerintah Belanda
Bawah :
Kunjungan Presiden
Rwanda
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUSDOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
11Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
menjadi landasan bagi kedua perusahaan
untuk membentuk perusahaan patungan
yang akan mengelola proyek-proyek hasil
kerjasama tersebut.
Usai menyaksikan penandatanganan
kerjasama, dalam kesempatan tersebut
Wapres mengatakan bahwa Angola yang
dulunya negara bergolak, kini menjadi
negara yang terkaya di Afrika karena
memilki minyak, gas dan mineral lainnya.
Kerjasama yang dilakukan di antara
kedua negara ini tidak terlepas karena
peran Indonesia dalam Konferensi Afrika.
“Momentum itu sehingga banyak negara
Afrika merdeka. Jadi hubungan kita dengan
negara Afrika itu sangat baik,” ujar Wapres.
Selanjutnya Wapres mengatakan bahwa
kebutuhan minyak dalam negeri adalah
sebesar 1,6 juta barel sehari, sedangkan
kemampuan produksi hanya 800 ribu barel.
“Jadi kita impor 800 ribu barel per hari. Kita
harus mempunyai suplai yang cukup dari
beberapa negara,” tutur Wapres. Wapres
menekankan pula bahwa Indonesia tidak
ingin suplai minyaknya hanya berasal dari
Penandatanganan
Kesepakatan
Kerjasama
Indonesia-Angola
satu negara saja. “Nanti kalau ada masalah
di negeri itu bahaya. Nah, salah satu negara
itu Angola,” ungkap Wapres.
Pada kesempatan lain, 3 November 2014
Wapres Jusuf Kalla menerima kunjungan
kehormatan Ketua Asian Peace and
Reconciliation Council (APRC) Surakiart
Sathirathai di Kantor Wakil Presiden,
Merdeka Utara. Dalam pertemuan itu,
Sathirathai menyampaikan maksudnya
untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina
Selatan. APRC berinisiatif untuk melakukan
pendekatan kerjasama ekonomi di antara
lima negara di kawasan Asia dan Republik
Rakyat Tiongkok (RRT). “Mereka dapat
bekerja sama ekonomi di Laut Cina Selatan.
Kami memberikan contoh dalam kerjasama
yang terjadi antara Thailand dan Malaysia
tahun 1976,” ujar Sathiratahai. Kerjasama
Thailand dan Malaysia terjadi di wilayah
yang diperdebatkan antara kedua negara
tersebut. Akhirnya kedua negara tersebut
sepakat membangun usaha bersama
dengan sistem pembagian keuntungan
di bidang minyak dan gas. Kerjasama
bisnis seperti ini dapat ditiru oleh kelima
negara dari kawasan Asia dan Republik
Rakyat Tiongkok (RRT). SRRT meski dalam
keadaan yang sulit, mereka mau memulai
percakapan tentang kerjasama ekonomi di
Laut Cina Selatan ini.
Wapres menyambut baik inisiatif yang
disampaikan Sathirathai untuk mengurangi
ketegangan di Laut Cina Selatan. “Dalam
penyelesaian ketegangan melalui dialog
pasti akan memberikan win-win solution
bagi negara yang terlibat,” ujar Wapres.
Tetapi ia mengingatkan agar kerjasama
ekonomi yang digagas APRC dibahas
secara detil tentang skema yang akan
digunakan, jangan sampai menimbulkan
masalah baru.
Pada 4 November 2014, Wapres Jusuf Kalla
menerima Presiden Islamic Development
Bank (IDB) M. Ali di Kantor Wakil Presiden.
Kehadiran Ali di Indonesia untuk menghadiri
Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF)
atau Festival Ekonomi dan Keuangan
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
Kunjungan Ketua
Asian Peace and
Reconciliation Council
(APRC)
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
SELAMAT DATANG PAK JK
Syariah (FES) 2014 di Surabaya. Dalam acara
tersebut juga digelar pertemuan Gubernur
Bank Sentral Negara Anggota Organisasi
Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation
of the Islamic Cooperation (OIC). Dikatakan
Ali, kegiatan di Surabaya tersebut dapat
meningkatkan peran Indonesia di tingkat
global dan IDB akan segera membuka kantor
di Jakarta, sehingga dapat bekerjasama
dengan lebih baik lagi dengan Indonesia.
Wapres menyambut baik kehadiran IDB di
Jakarta. “Kami sudah lama menantikan
kehadiran IDB di Indonesia, karena kami
adalah negara dengan penduduk muslim
terbesar,” ujar Wapres. Wapres berharap
kerjasama dengan IDB dan negara-negara
muslim lain dapat ditingkatkan. Kehadiran
IDB di Jakarta dapat menjadi alternatif
pembiayaan pembangunan di tanah air.“ Jika
kami menggunakan APBN ada prosedur
penganggaran yang harus kami lewati.
Mudah-mudahan menggunakan IDB lebih
mudah dan tentunya murah,” ujar Wapres.
Pada hari yang sama di Kantor Wakil
Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima
Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat
Arab (UEA) Sheikh Abdullah Bin Zayed
Al Nahyan. Wapres menyampaikan saat
ini, hubungan perdagangan dan investasi
dengan negara-negara Timur Tengah
meningkat. “Kehadiran Anda di sini, tentu
membuka peluang bagi kedua negara,”
ujar Wapres. Nahyan menekankan bahwa
kerjasama yang akan dibangun di Indonesia
tidak hanya pada sektor pariwisata
tetapi juga energi, infrastruktur, dan juga
pertanian. Sektor perbankan juga tidak
kalah pentingnya, tidak hanya sektor
keuangan, tetapi sektor keuangan yang
islami. Sementara untuk sektor energi,
pemerintah UEA menawarkan kerjasama
dalam bidang energi terbarukan. Wapres
menyambut baik tawaran kerjasama yang
disampaikan Nahyan, khususnya dalam
bidang infrastruktur. Wapres berharap
investasidapatdilakukanuntukmembangun
jalan tol, highway, dan pelabuhan. “Kuatnya
hubungan kedua negara dilihat dari
bagaimana mereka membangun sektor
bisnis dan investasi,” tegas Wapres.
12 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Bekerja untuk rakyat
Sudah menjadi sifat Wapres Jusuf
Kalla yang spontan dan fleksibel untuk
bekerja dan terus bekerja. Semua untuk
kesinambungan roda pembangunan yang
telah berjalan di negeri ini. Berbagai
program terus dilanjutkan dan berbagai
inisiatif baru terus bergulir untuk
diimplementasikan. Arahan-arahan
langsung diberikannya pada Kementerian/
Lembaga (K/L) terkait.
1 minggu pasca dilantik menjadi Wakil
Presiden, tepatnya 28 Oktober 2014, di
Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla
menerima Menteri Koordinator bidang
Kemaritiman Indroyono Soesilo. Pada
pertemuan tersebut, Wapres memberi
arahan bahwa dalam melaksanakan
program-programnya, Kementerian
Koordinator (Kemenko) Kemaritiman
diharapkan untuk memprioritaskan
hal-hal yang terkait dengan kebutuhan
pada masing-masing kementerian
dibawah koordinasi Kementerian ini,
yaitu Kementerian Energi Sumber Daya
Minyak (ESDM), Pariwisata, Kelautan dan
Perikanan, serta Perhubungan. Untuk
Kementerian ESDM, Wapres meminta
agar Menteri koordinator (Menko)
Kemaritiman untuk meningkatkan daya
listrik dari 3 sumber yang ada, yaitu
batubara, hydro dan geothermal. Untuk
Pariwisata, fokus pada culture, natural,
dan hospitality. Berkaitan dengan masalah
perhubungan, Wapres menekankan agar
Kunjungan Presiden
Islamic Development
Bank (IDB)
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
13Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
pembangunan pelabuhan perikanan yang
sedang dibangun agar cepat diselesaikan,
termasuk masalah peningkatan listriknya.
Berkaitan dengan transportasi, diupayakan
adanya sistem perizinan yang berkaitan
dengan hal-hal transportasi ini
Setelah menerima Kemenko Kemaritiman,
Wapres pun pada hari dan tempat yang
sama menerima Menteri Koordinator
(Menko) bidang Perekonomian, Sofyan
Djalil. Dalam kesempatan tersebut Wapres
memberi arahan bahwa birokrasi tidak
menghambatpercepatandaripertumbuhan
ekonomi, salah satu penyebabnya adalah
perizinan yang menjadi faktor lambatnya
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan terkait
tol laut, program ini merupakan program
baru sehingga akan dimasukkan ke
dalam APBN.
Inti dari pembangunan tol laut adalah
bagaimana membangun pelabuhan-
pelabuhan besar di Medan, Jakarta,
Surabaya, Makassar, dan Papua. Sebagian
besar pelabuhan itu pengerjaannya dapat
dikerjakan oleh swasta tanpa memerlukan
anggaran khusus. Jika pelabuhan-
pelabuhan besar sudah siap maka kapal-
kapal besar juga akan berlayar. Intinya
adalah bagaimana biaya logistik itu bisa
diturunkan karena Indonesia masih besar
biaya pengiriman logistiknya dibanding
negara lain. Tol laut ini nantinya akan
seperti highway di Amerika, yang menjadi
penghubung antara satu negara dengan
negara bagian lainnya. Sementara untuk
negara kepulauan Indonesia, tolnya adalah
laut, karena ini yang paling murah dan
tidak perlu pembebasan lahan. Dengan
membangun infrastruktur, memperbaiki
izin, maka akan mengurangi sebagian
besar dari biaya logistik.
Pada 29 Oktober 2014, Wapres Jusuf Kalla
ketika menerima Pimpinan BPK di Kantor
Wakil Presiden “Badan Pemeriksaan
Keuangan (BPK) sesuai amanat konsitusi
bertugas untuk memeriksa keuangan
negara (post audit). Hasil dari pemeriksaan
itu sebaiknya efektif sehingga hasil
pemeriksaanjugamemberikanrasadiawasi,
tidak hanya bangga mengejar status Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP). Laporan BPK
sebelum difinalkan hendaknya diperbaiki,
dan lembaganya juga diperingatkan,
sehingga memilki unsur preventif
dan pendidikan. Kalau ada kesalahan,
panggil menterinya,” ujar Wapres. Dalam
pertemuan tersebut, Wapres menerima
buku hasil pemeriksaan pemerintahan oleh
BPK selama 5 tahun yang diserahkan oleh
Pimpinan BPK. Perkembangan pengelolaan
pemeriksaan keuangan negara yang selama
ini dilakukan dan dilaporkan ke DPR dan
ditembuskan ke Presiden.
Pada 6 November 2014, di Kantor Wakil
Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Adhyaksa Dault. Dalam pertemuan itu,
Adhyaksa melaporkan berbagai macam
kegiatan yang telah dilakukan Gerakan
Pramuka. Keberadaan kepramukaan
Kunjungan Menteri
Luar Negeri (Menlu)
Uni Emirat Arab (UEA)
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
Terima Menko
Bidang Kemaritiman
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
SELAMAT DATANG PAK JK
di kawasan Asia Pasifik cukup
diperhitungkan, bahkan juga di kegiatan
internasional. Bahkan Indonesia salah satu
negara dengan jumlah anggota pramuka
terbesar di dunia, sebanyak 22 juta dari 163
negara. Indonesia juga akan menjadi tuan
rumah Asia Pacific Regional Scout Leaders
Summit atau Konferensi Pramuka se-Asia
Pasifik tahun 2017. Indonesia juga akan
mengirimkan peserta ke Jambore dunia di
Jepang sebanyak 400 peserta.
Wapres berharap kegiatan kepramukaan
tidak hanya diramaikan oleh penggunaan
seragam pramuka saja, tetapi juga dilihat
kembali fungsinya. Saat ia bertemu dengan
tamu dari luar negeri, banyak yang terkejut
dengan jumlah pramuka di tanah air. Tetapi
menurut Wapres, Indonesia harus mulai
bicara kualitas. “Yang banyak bajunya,
jiwanya belum berubah,” ujar Wapres.
Kegiatan kepramukaan seharusnya dapat
memberikan manfaat bagi siswa sekolah
dan dilakukan lintas sekolah. “Seandainya
dilakukan lintas sekolah akan timbul
persatuan yang kuat di antara pelajar di
suatu daerah. Kalau hanya di dalam sekolah
akan seperti OSIS,” ujar Wapres. Kegiatan
kepramukaan itu tidak boleh dipaksakan,
tetapi harus berdasarkan minat, sehingga
mengemas kegiatan pramuka harus
menarik minat para pelajar. Kwarnas
jangan bangga hanya dari jumlah anggota
pramuka, tetapi kegiatan kepramukaan
dilakukan pelajar karena kecintaan mereka
dan menimbulkan kebanggaan kepada
anak-anak. “Jangan hanya camping di
sekolah, tetapi di pinggir hutan, agar
kegiatan kepramukaan dikembalikan ke
alam,” ucap Wapres. Wapres memberi
contoh, saat ini Palang Merah Remaja
(PMR) tidak lagi hanya sekedar memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan
(PPPK), tetapi juga diberikan target atau
fokus yang harus dicapai.“ Jika terjadi
bencana, PMR harus dapat mencapai lokasi
dalam 6 jam,” ujar Wapres.
Mengenai pendanaan, Wapres
mengingatkan agar Kwarnas tidak hanya
mengandalkan dana yang disiapkan
pemerintah, tetapi juga melalui kegiatan-
kegiatan yang menarik minat masyarakat.
“Bukan kita mencari dana untuk kegiatan,
tapi dana yang mencari kita, sehingga
masyarakat tertarik membantu karena
melihat kegiatan yang dilakukan bukan
dari proposal yang ditawarkan. Demikian
14 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Terima Badan
Pemeriksaan
Keuangan (BPK)
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
Kiri :
Terima Ketua Kwartir
Nasional Gerakan
Pramuka
Kanan :
Rakor Kwarnas
Daerah se-Indonesia
dan Pertemuan
Sekretaris Kwarda
Tahun 2014
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
15Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
juga negara, negara membantu program
kegiatan bukan organisasi,” ucap Wapres
Lebih cepat lebih baik
Di awal jabatannya sebagai Wakil Presiden,
Wapres Jusuf Kalla langsung tancap gas
melakukan berbagai kegiatan yang bukan
hanya di dalam kantor saja, tetapi juga
kegiatan-kegiatan di luar kantor yang
langsung menyentuh masyarakat.
Pada 5 November 2014 di Lapangan
Makodam V Brawijaya, Surabaya, Wapres
Jusuf Kalla membuka Festival Ekonomi
Syariah Indonesia 2014. Dalam kesempatan
tersebut, Wapres mengemukakan bahwa
bank syariah adalah jenis perbankan
yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Tentunya umat Islam terbantu dengan
adanya kegiatan perbankan tersebut. Tetapi
keberadaan bank syariah di Indonesia tidak
hanya memerlukan kerja keras, tetapi juga
partisipasi masyarakat. Selain itu, bank
syariah juga memberikan amal ibadah
dengan menciptakan lapangan pekerjaan.
Penyelenggaraan festival untuk
mengenalkan produk-produk ekonomi dan
syariah khususnya pesantren-pesantren
di Indonesia dan memperkenalkan kepada
dunia internasional tentang perkembangan
ekonomi syariah di Indonesia. Pada
kesempatan tersebut, Indonesia pun
mendapatkan kehormatan untuk menjadi
tuan rumah pertemuan Gubernur Bank
Sentral dan Otoritas Moneter dari negara-
negara Organsiasi Kerjasama Islam (OKI).
Wapres Jusuf Kalla pada hari yang sama
di Jakarta Convention Center membuka
Indonesia Infrastructure Week 2014. Dalam
kesempatan tersebut Wapres mengatakan
bahwa banyak pihak yang pesimis dengan
negeri ini karena begitu banyaknya
masalah. “Tetapi tanpa banyak infrastruktur
yang dibangun, jalan yang agak rusak, dan
pendidikan yang baru tumbuh, ekonomi
kita bisa tumbuh 5,5 persen. Jadi hanya
dengan sedikit saja perbaikan bisa sampai
7 persen,” ujar Wapres.
Pertumbuhan ekonomi 7 persen akan lebih
mudah dicapai dibanding negara lain. “Mari
kita tumbuh 7-8 persen, sekarang saatnya
kita bersama-sama melaksanakannya, asal
just do it,” lanjut Wapres. Pembangunan
infrastruktur adalah hal yang sangat
penting. Jalan, listrik, pelabuhan, bandara
akan sangat mempengaruhi kehidupan
ekonomi suatu negara. “Semua adalah
prioritas, sehingga terbukanya ruang
kesempatan pembangunan harus kita
sikapi dengan optimisme karena banyak
yang kita bisa lakukan,” ujar Wapres.
Pemerintah berkomitmen untuk
memberikan kesempatan pelaksanaan
program pembangunan infrastuktur yang
Pembukaan Festival
Ekonomi Syariah
Indonesia 2014
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
SELAMAT DATANG PAK JK
16 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
layak secara bisnis akan diserahkan
kepada swasta, sedangkan untuk program
pembangunan infrastruktur yang tidak
layak secara bisnis tapi diperlukan akan
menjadi tugas pemerintah sehingga
pembangunan infrastruktur akan menjadi
merata di seluruh wilayah indonesia.
“Pembangunan bendungan dan jalan
desa misalnya, akan menjadi tanggungan
pemerintah,” ujar Wapres.
Mengenai beberapa persoalan
pembangunan adalah masalah lahan.
Tetapi kini, pemerintah akan memberikan
dukungan terhadap penyelesaian
pembebasan lahan dengan syarat investor
harus dapat memberikan ganti untung
kepada masyarakat.
Wapres menjelaskan begitu tingginya
kebutuhan akan listrik saat ini. Lima tahun
yang lalu, kita perlu listrik 10 ribu MW,
walau belum tuntas, tetapi kini hampir
selesai. “Kita membutuhkan 35.000 MW
dlm 5 thn, 7.000 MW pertahun. Sehingga
pembangunan listrik merupakan prioritas
utama,” ujar Wapres. Dalam minggu
ini, Wapres ia menerima kesanggupan
beberapa lembaga internasional seperti
Islamic Development Bank, World
Bank untuk menguncurkan dana untuk
infrastruktur, khususnya pembangunan
pembangkit lsitrik.
Wapres mengingatkan bahwa waktu
investasi terbaik adalah saat ekonomi
turun atau melemah, karena harga-
harga material dan komponen sedang
turun dan pemerintah menjamin siap
membayar. Selain itu, pemerintah juga
akan memberikan percepatan dalam
memproses izin, tapi jika izin tidak segera
dilaksanakan dalam 1 tahun izin akan
dicabut. “Itulah sebabnya tantangan
ini bukan untuk diseminarkan tapi
direalisasikan,” tegas Wapres.
Wapres memberi contoh bahwa dirinya
yang juga pengusaha pernah membangun
pembangkit listrik di daerah konflik di
Poso. “Intinya, kita harus bertekad untuk
membangun negeri ini demi kemajuan
bangsa. Bahkan teknologi yang digunakan
semuanya dari dalam negeri. Jangan
pernah ragu dengan keahlian Anda semua”
ucap Wapres. Ia mengingatkan bahwa
setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi 1
persen memerlukan energi 1,5 persen.
Terkait dengan perizinan, Wapres
menegaskannya ketika menerima Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN) di Kantor
Wakil Presiden, 6 November 2014. “Selama
tidak melanggar peraturan, keputusan
harus diambil secara cepat. Birokrasi
bukan hanya pemilihan, tetapi bagaimana
keberanian pemerintah kasih perintah.
Lebih cepat lebih baik” ujar Wapres.
Lambannya pengambilan keputusan,
dapat menimbulkan korupsi. “Pengusaha
berani suap, karena ingin cepat melakukan
usaha, mereka mau membeli waktu,”
lanjut Wapres.
Wapres juga menyambut gembira
pembentukan KASN ini karena sejalan
dengan wacana moratorium Pegawai
Negeri Sipil (PNS) selama 5 tahun yang
menjadi kebijakan pemerintahan saat ini.
Wapres mengakui, reformasi birokrasi
bukanlah hal yang mudah dan tentu saja
tidak dapat memberikan kepuasan bagi
semua PNS. Namun hal tersebut dilakukan
untuk kebaikan.
Untuk mendukung KASN ini, Wapres
menyarankan beberapa hal yang harus
diupayakan. Pertama, sistem perekrutan
perlu diperbaiki lagi, misalnya Eselon I
Wakil Presiden
Jusuf Kalla
memberikan
sambutan pada
pembukaan Indonesia
Infastructure Week
2014
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
17Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
dipilih berdasarkan Tim Penilai Akhir (TPA).
Yang kedua, pejabat yang dipilih harus
berani mengambil keputusan sehingga
proses birokrasi dapat dipotong.
Upaya lainnya adalah mengefektifkan
yang sudah ada, dengan cara moratorium
pegawai. Wapres memberikan contoh,
misalnya Direktur Jenderal (Ditjen)
Pajak memerlukan 3000 pegawai,
dapat mengambil dari BPKP, kemudian
dilakukan tes kompetensi. Selanjutnya,
tidak membuat kantor ataupun gedung
baru. “Kalau dibuat kantor baru, biasanya
meja dan kursinya ditambah, pegawainya
juga ditambah,” tandas Wapres.
Dalam pertemuan tersebut Ketua
Aparatur Sipil Negara (ASN) Sofian Effendi
menjelaskan pula bahwa KASN merupakan
perintah Undang-undang No.5 tentang
Aparatur Sipil Negara. UU ASN ini dianggap
sangat penting, karena mengatur jabatan-
jabatan yang dinamakan Aparatur Sipil
Negara yang menjadi salah satu prasyarat
untuk mencapai cita-cita pemerintahan
Indonesia hebat. Pertumbuhan ekonomi
yang mencapai 8 - 9 persen membuat
Indonesia dapat keluar dari middle income
trap. Untuk keluar dari middle income trap
berdasarkan pengalaman-pengalaman
negara-negara Asia Timur seperti Jepang,
Korea Selatan, China dan India, ada dua
hal yang harus dibenahi, yaitu pendidikan
tinggi dan birokrasi. KASN dibentuk
untuk membenahi birokrasi di Indonesia.
Mempersiapkan birokrasi yang profesional,
yang bersih dari korupsi, berbudaya
dengan organisasi, dan dinamis, yang
menyesuaikan dengan perubahan.
Peningkatan anggaran akan terus
diupayakan pemerintah melalui berbagai
cara yang efektif. Wapres Jusuf Kalla
berharap anggota Kabinet Kerja dapat
meningkatkan anggaran secara signifikan
dan mengurangi defisit anggaran. Salah
satunya adalah dengan mengurangi defisit
yang disebabkan impor, dan membuat
bagaimana masyarakat bekerja untuk
menghasilkan produk yang baik, misalnya
dalam pertanian sehingga tidak perlu lagi
mengimpor. “Tidak perlu membuat sawah
yang baru, tetapi bagaimana meningkatkan
produktivitas, karena produktivitas
membuat orang mendapatkan pendapatan
yang lebih tinggi,” jelas Wapres ketika
menerima Direktur Bank Dunia untuk
Indonesia Rodrigo Chaves di Kantor Wakil
Presiden, 13 November 2014.
Dalam menjalankan pemerintahan,
dua instrumen yang sangat penting
adalah anggaran dan kebijakan. Wapres
menginginkan kedua hal tersebut dapat
direalisasikan dalam waktu yang cepat.
“Dua hal ini harus diperbaiki dengan cepat
karena masyarakat memiliki harapan yang
sangat tinggi dengan pemerintah yang
baru. Kalau kita tidak menyampaikannya
secara cepat, mereka akan kecewa,”
tegas Wapres.
Dalam kesempatan tersebut Wapres juga
menyampaikan beberapa hal yang menjadi
kendala dalam memperbaiki anggaran
dan kebijakan di Indonesia. Kendala-
kendala tersebut diantaranya, subsidi yang
terlalu besar, biaya birokrasi yang tinggi
karena adanya desentralisasi, dan juga
pinjaman ketika krisis terjadi yang sampai
saat ini masih harus dibayar. Tidak kalah
pentingnya, masalah kesetaraan, baik
kesetaraan antara masyarakat, antara
daerah, maupun antara sosial.
Wapres mengingatkan, target
Wakil Presiden
Jusuf Kalla berdiskusi
dengan Komisi ASN di
Kantor Wakil Presiden
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
SELAMAT DATANG PAK JK
18 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
pembangunan infrastruktur yang sudah
direncanakan harus dijalankan, tanpa
perpanjangan waktu. “Perpanjangan
hanya membuat orang tidak bekerja,” ucap
Wapres. Infrastuktur yang dibangun harus
layak baik dari sisi ekonomi maupun bisnis.
Tidak hanya menarik untuk kepentingan
umum tetapi juga kepentingan swasta.
Dalam kesempatan tersebut, Chaves
menyampaikan beberapa hal yang
terkait dengan solusi bagaimana
membuat anggaran dengan baik, yaitu
dengan meningkatkan pendapatan
dan membelanjakannya dengan lebih
efisien.Sementara, untuk menggunakan
anggaran seefisien mungkin, dana yang
ada atau yang nanti diperoleh harus
difokuskan untuk mengurangi kemiskinan
dan meningkatkan kesejahteraan. Untuk
meningkatkan pendapatan negara, Chaves
mengatakan, salah satunya dengan
pengumpulan pajak.
Terkait dengan kebijakan, Wapres Jusuf
Kalla mengakui bahwa setiap mengambil
keputusan, tidak terlepas dari resiko.
“Pemerintah menaikkan harga BBM, ada
risikonya, tapi ada manfaatnya, karena itu
kita ambil,” ujar Wapres ketika membuka
Risk and Governance Summit 2014 di Hotel
Dharmawangsa Jakarta, 18 November 2014.
Dalam pertemuan tersebut, Wapres
menegaskan, “Kita tidak bisa memilih tanpa
risiko. Tiap hari kita berbicara kemungkinan
risiko dan ujungnya diupayakan agar
diperoleh manfaat yang lebih besar dari
risikonya. Di situlah perlu tata kelola,
memperkecil risiko dan meningkatkan
manfaat.” Bahkan menurut Wapres,
pengumuman keputusan kenaikan harga
bahanbakarminyak(BBM)subsididilakukan
sendiri oleh Presiden Joko Widodo. “Kita
putuskan jam-jam terakhir untuk dibacakan
Presiden. Kita siap menanggung risiko dan
siap tidak popular,” ujar Wapres.
Kenaikan harga BBM subsidi karena subsidi
sudah tidak tepat sasaran. Dan kenaikan
ini dilakukan untuk mengalihkan subsidi
konsumtif menjadi subsidi yang produktif,
seperti dialihkan ke bidang kesehatan,
pendidikan dan infrastruktur. Terlalu
besarnya anggaran pemerintah untuk
pengeluaran rutin, birokrasi dan subsidi
adalah penyebab ketidakmampuan APBN
menstimulasi perekonomian negara. APBN
iniadalahsalahsatudariduainstrumenyang
dimiliki pemerintah untuk mempengaruhi
ekonomi nasional. “Anggaran negara
dibelanjakan kepada sektor-sektor
konsumtif yang tidak memberikan multiplier
effects,” ucap Wapres.
Pemerintahjugaakanmenetapkanstandar-
standar dalam kebijakan berinvestasi.
Aturan-aturan tentang pembangunan
pembangkit listrik, jalan tol dan investasi
di bidang energi akan diperjelas. “Tanpa
APBN yang baik dan kebijakan yang lambat
akan memberikan pengaruh buruk pada
perekonomian,” ujar Wapres.
Tetapi kondisi APBN yang sangat
timpang dalam beberapa tahun ini, justru
memberikan keyakinan Wapres bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat dipacu hingga
7 persen. “Kalau kita ingin tumbuh 7 persen
ada idle capacity yang dapat ditingkatkan.
Anggaran kita perbaiki, kecepatan kita
perbaiki,” tegas Wapres.
Selanjutnya Wapres menjelaskan, Wapres
menganalogikan bidang keuangan di
sektor perbankan, pasar modal, lembaga
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
Wakil Presiden
Jusuf Kalla berjabat
tangan dengan
Direktur Bank Dunia
untuk Indonesia
Rodrigo Chaves
19Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
keuangan seperti aliran darah di dalam
tubuh. Tidak ada kegiatan yang tidak
melibatkan sektor keuangan. Seperti
sakit apapun bisa dilihat dengan melihat
hasil cek darah. Demikian pula dengan
sebuah perusahaan, maju atau tidaknya
dapat dilihat dari sisi neraca keuangan.
Dengan tata kelola perusahaan yang baik,
sistem kita dapat mengurangi risiko. “Dan
tentunya lembaga itu dapat berkembang
sekaligus punya manfaat,” ucap Wapres.
Dalampengelolaankeuangannegara,unsur
kehati-hatian pun harus dikedepankan.
Parameter yang digunakan dalam ekonomi
suatu negara adalah besarnya suku bunga,
inflasi dan juga besarnya defisit keuangan
negara. Pengalaman dari krisis yang terjadi
pada tahun 1998 menunjukkan bahwa
dampak yang ditimbulkan karena tindakan
yang keliru tersebut hingga kini masih
terasa. Wapres mengatakan bahwa krisis
yang berawal di Thailand dan berimbas
ke Indonesia ini, hingga kini tidak kurang
Rp. 125 Triliun atau 6 persen dari APBN
untuk membayar hutang-hutang lama.
“Begitu besar efeknya karena kesalahan
yang terjadi,” ucap Wapres.
Sekarang ini pemerintah dan otoritas
keuangan dituntut untuk dapat
mengantisipasi krisis. Pemerintah perlu
melakukan tata kelola yang baik dan
mulai memperhitungkan risiko-risiko yang
dihadapi saat terjadi krisis, serta dituntut
untuk mengambil keputusan secara cepat.
Beberapa perubahan yang terjadi pada
sektor keuangan setelah reformasi tahun
1998 adalah terbentuknya Bank Indonesia
sebagai bank sentral yang independen dan
juga Otoritas Jasa keuangan (OJK) yang
independen. Risiko di bidang keuangan
tidak pernah berdiri sendiri. Hari-hari ini
misalnya, bank yang memberikan kredit
ke sektor pertembangan mulai mengalami
kesulitan. “Bukan salah menghitung tapi
karena kondisi eksternal. Harga batubara
turun, karet turun, tentu di luar perhitungan
analis,” ujar Wapres.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan (DK OJK) Muliaman Hadad turut
menjelaskan dalam kesempatan tersebut
bahwa membangun good governance
merupakan kebutuhan dasar untuk
mewujudkan industri keuangan yang kuat
dan memiliki daya saing secara global.
Bagaimana mengkombinasikan beberapa
aktivitas governance dalam suatu
organisasi adalah penting dan merupakan
usaha yang tidak kecil. Perlu membangun
prinsip-prinsip good corporate governance
agar lebih resilience.
Untuk melaksanakan pembangunan lebih
cepat dengan hasil yang juga lebih baik,
Wapres mengajak semua pihak untuk
bersama-sama membangun bangsa. “Niat
baik dan kemampuan dan juga upaya
bersama yang menjadikan negara ini
menjadi besar,” tutur Wapres.
Lima tahun roda pemerintahan Kabinet
Kerja sudah mulai bergulir. Bekerja untuk
kesejahteraan masyarakat di negeri ini
menjadi tujuan utama. Wapres Jusuf Kalla,
pemimpin yang selalu turun langsung ke
sumber masalah dan spontan mencari
solusi akan selalu berkiprah melalui
berbagai pengabdiannya yang tulus mulai
saat ini. (*Tim Mersela)
Wapres Jusuf Kalla
menerima buku
Inisiatif Model Good
Governance dan
Model Combined
Assurance OJK
dari Ketua DK OJK
Muliaman Hadad
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
SELAMAT DATANG PAK JK
Mengenal Lebih Dekat Pak JK
Mengenal lebih dekat sosok Wakil Presiden (Wapres) pengganti Boediono ini tidaklah sulit karena
Wapres ke-12 ini pernah menjabat sebagai Wapres ke-10. Pengabdian dan sepak terjangnya telah
menghiasi wajah pembangunan negeri ini.
Wapres Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla atau
masyarakat Indonesia biasa memanggil Wapres Jusuf
Kalla atau Pak JK, lahir di Watampone, Kabupaten
Bone, Sulawesi Selatan 72 tahun yang lalu, tepatnya
pada 15 Mei 1942. Terlahir sebagai anak kedua dari
17 orang bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan
Athirah, seorang pengusaha keturunan Bugis yang
dikenal usahanya dengan sebutan ‘Kalla Group’.
Menikah dengan Mufidah, dengan nama lengkap
Mufidah Mi’ad Saad lahir pada 12 Februari 1943 di
kota Sibolga, Sumatera Utara, putri dari H. Buya Mi’ad
(ayah) dan Sitti Baheram (ibu). Dari perkawinanya ini
telah dikaruniai seorang putra dan empat putri, yakni
Muchlisa Kalla, Muswirah Kalla, Imelda Kalla, Solichin
Kalla, dan Chaerani Kalla, serta telah mempunyai
sepuluh orang cucu. Di Makassar, Jusuf Kalla yang
mempunyai hobi membaca dan menulis ini dikenal
akrab dengan panggilan Daeng Ucu oleh masyarakat
setempat.
Nama Jusuf Kalla mulai dikenal pada tahun 1968
ketika menjadi Chief Executive Officer (CEO) NV
Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla
lah, perusahaan milik Kalla Group berkembang kian
pesat. Semula yang hanya membidangi bisnis ekspor-
impor menjadi kian melebarkan sayap, antara lain ke
bidang perhotelan, konstruksi penjualan kendaraan,
kelapa sawit, perkapalan, real estate, transportasi,
peternakan udang, dan telekomunikasi.
DOK. SETWAPRES >
20 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Selain menggeluti bidang usaha, Pak JK juga
banyak berkiprah dibidang politik, pemerintahan
serta kemanusiaan. Di dunia politik, Pak JK pernah
menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar. Suatu
posisi yang paling bergengsi di dunia perpolitikan
Indonesia. Sementara di bidang pemerintahan, ia
pernah beberapa kali menduduki jabatan menteri,
mulai dari pemerintahan Abdurrahman Wahid, hingga
Megawati Soekarnoputri. Dan semasa pemerintahan
Susilo Bambang Yudhoyono, Pak JK menjabat sebagai
Wakil Presiden. Keberhasilan karier sosok Jusuf
Kalla tentu tidak terlepas dari peran aktifnya dalam
organisasi kepemudaan saat menjadi mahasiswa di
perguruan tinggi. Pengalaman berkecimpung dalam
organisasi inilah yang menjadikan salah satu modal
mengantarkannya menjadi orang nomor 2 di Indonesia.
Pengabdiannya tidak pernah selesai sampai disitu,
ia selalu membaktikan diri pada negeri ini, hingga
terpilih kembali menjadi Wakil Presiden untuk 5 tahun
mendatang di periode 2014-2019.
Perjalanan pengabdian 5 tahun Wapres Jusuf
Kalla baru akan di mulai kembali. Walaupun sudah
lima tahun menjauh dari hingar-bingar politik dan
pemerintahan, kemudian mengabdikan diri untuk
kemanusiaan dengan memimpin Palang Merah
Indonesia (PMI). Di bawah kepemimpinannya, kiprah
PMI makin sigap dalam menangani bencana, baik di
dalam maupun di luar negeri, sehingga membawa
nama baik Indonesia di dunia internasional. Namun
Indonesia masih membutuhkan seorang Jusuf Kalla
yang dikenal karena kemampuannya menemukan
jalan keluar dari berbagai persoalan bangsa, hingga
menjadi juru damai pertikaian di berbagai pelosok
negeri, seperti di Ambon, Poso dan juga Aceh.
Wapres Jusuf Kalla akan mengemban kembali
amanat rakyat. Segenap masyarakat negeri ini
tentu kembali mengingat berbagai kiprah yang telah
dilakukannya pada masa lalu. Harapan masyarakat
tentu bukan sekedar harapan kosong, karena mereka
telah meyakini bahwa sosok Wapres Jusuf Kalla
sebagai pasangan Jokowi akan mampu berbuat untuk
menyejahterakan kembali negeri ini.
21Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Pembukaan
Temu Karya Nasional
Relawan PMI,
di Malang
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTODOK.SETWAPRES>
22 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Tak pernah ragu, memberi Solusi
Begitu bahagianya masyarakat Sulawesi Selatan
khususnya kota Makassar ketika Pak JK terpilih
kembali sebagai Wapres untuk masa bakti 5 tahun
mendatang. Kebahagiaan itu terlihat saat pasangan
Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang Pilpres
Agustus lalu oleh Mahkamah Konstitusi, masyarakat
melakukan sholat Maghrib berjamaah di Masjid
Terapung sebagai ungkapan rasa syukur. Begitu
besar terlihat kecintaan mereka terhadap Wapres JK.
Mengapa?
Menurut pandangan Wali Kota Makassar yang
baru saja dilantik untuk periode 2014-2019, Ir. H.
Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang lebih
dikenal dengan Danny Pomanto ini, Wapres Jusuf
Kalla ibarat lampunya orang Indonesia Timur yang
selalu membawa sinar, bukan hanya untuk Indonesia
Timur tetapi juga seluruh Indonesia. “Beliau itu setiap
saat selalu mempunyai solusi terhadap persoalan-
persoalan negara ini. dan yang paling masuk ke
dalam hati setiap orang Indonesia adalah beliau itu
selalu berada pada kondisi yang berat seperti pada
saat konflik, tetapi beliau selalu mempunyai solusi-
solusi yang cerdas,” ungkap Danny yang terkenal
dengan julukan “Si anak Lorong’na Makassar. Bagi
Danny, tidak semua orang yang menjadi pemimpin
dapat membuat solusi untuk semua masalah karena
untuk seorang pemimpin itu tidak mudah. Itulah yang
membuat Wapres Jusuf Kalla sangat dicintai banyak
orang. Terbukti dengan terpilihnya kembali sebagai
Wakil Presiden RI untuk menggantikan Wapres ke-
11 Boediono. “Kemarin saya kira pertama di dunia
seorang wapres terpilih kedua kalinya. Satu wapres
dengan dua presiden,” ujarnya dengan bangga.
Sebuah bentuk kepemimpinan yang dapat menjadi
contoh bahwa di Indonesia terdapat orang seperti Pak
JK yang selalu menjadi penyejuk, dengan spontan
selalu mempunyai solusi untuk berbagai persoalan
yang datang dengan tiba-tiba. Ia mempunyai sense of
solution, sense of crisis, konsekuen, konsisten. dan
tidak pernah ragu. Sebagai pemimpin, Pak JK selalu
mempunyai keberanian untuk menghadapi persoalan
dengan cepat dan selalu mempunyai bukti. Sebagai
contoh, dukungan Pak JK terhadap pantai Losari,
pembangunan Bandar udara, jalan tol, dan persoalan
jalan trans Sulawesi. Banyak kebutuhan masyarakat
yang berasal dari inisiatif Wapres Jusuf Kalla dan ia
selalu berhasil mewujudkannya. “Saya kira kenapa
beliau tidak terlalu susah terpilih yang kedua kalinya.
Trust-nya sudah ada,” lanjut Danny.
Semua sifat-sifat Wapres Jusuf Kalla dapat menjadi
contoh bagi sebuah kepemimpinan, tetapi menurut
Walikota yang memiliki 3 anak ini harus dimulai dari
diri sendiri dahulu. Apa yang dapat dilaksanakan
harus dilaksanakan, dengan mencontoh Wapres Jusuf
Kalla yang selalu konkrit melaksanakan apa yang
dibicarakannya. Semua dilakukan Wapres berdasarkan
aturan (by rules, by regulation, by system) karena
Wapres selalu melihat ke depan, detail, dan sangat
menguasai masalah. Seperti contohnya slum area di
kota Makassar yang harus dibenahi selama 5 tahun
ke depan untuk kepentingan kota Makassar yang ingin
berkembang seperti negara Singapura.
Danny Pomanto yang sudah mengenal Wapres Jusuf
Kalla sejak 1999 ketika ia mendesain masjid Raya
Makassar, merasakan bahwa Pak JK tidak pernah
berubah sejak menjadi tokoh di Makassar, kemudian
setelah menjadi menteri dan Wakil Presiden. Sifat-
sifat dari sosok Pak JK sudah menjadi trade mark
yang tidak pernah hilang. Satu pengalaman yang tidak
dapat dilupakannya, bila muncul persoalan, Wapres
Jusuf Kalla tidak sekedar hanya membaca dari koran
saja, tetapi akan segera turun ke sumber persoalan
untuk mencari solusi bersama para wartawan.
Sehingga hasil upaya Wapres dalam menyelesaikan
persoalan dapat segera terlihat oleh masyarakat.
Sense of entrepreneurship Wapres Jusuf Kalla
pun menjadi inspirasi bagi National Public Private
Partnership (NPPP). Wapres selalu menyarankan
bagaimana sesuatu dapat terwujud dengan baik dalam
dunia bisnis.
SELAMAT DATANG PAK JK
Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto
Wali Kota Makassar periode 2014-2019
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
Sebagai Wali Kota Makassar, Danny berusaha untuk
selalu meneladani kepemimpinan Pak JK. Ia berusaha
untuk membuat kota Makassar bertambah baik dua
kali. Proyek yang akan dibuatnya untuk kota ini berupa
kawasan reklamasi yang luasnya 400 hektar. Hal ini
disebabkan mitigasi pertama Indonesia berada di
pantai kota Makassar. Rencana Danny untuk menahan
kenaikan air laut, akan dibangun sebuah kota dengan
folder pengendalian-pengendalian banjirnya. Sebuah
kota hijau yang tidak merusak lingkungan dengan
green belt sepanjang 100 m yang akan menjadi
sebuah investasi. Selain itu, di bidang infrastruktur,
pengembangan bandara karena awalnya didesain
untuk 3 juta penumpang, sekarang sudah melebih
kapasitas menjadi 11,2 juta penumpang, serta
pembuatan jalan tol dalam kota. Danny mengharapkan
dengan hadirnya Wapres Jusuf Kalla semua dapat
terwujud.
Pada masa pemerintahan pasca 20 Oktober 2014,
perbedaan umur antara Presiden Jokowi dan
Wapres Jusuf Kalla tidak akan menjadi jurang untuk
menjalankan pemerintahan. Banyaknya pengalaman
yang dimiliki Wapres Jusuf Kalla terutama pengalaman
secara politik akan mampu mengatasi persoalan-
persoalan yang timbul. Memiliki kemampuan adaptive
leadership yang sangat besar, Pak JK akan mampu
menyesuaikan diri dengan kondisi sebagai wapres.
Menurut Danny, itulah ilmu modern pemerintahan
yang sebenarnya. Adaptive leadership. “Di manapun
berada, beliau selalu menyesuaikan tetapi mempunyai
warna sendiri. Ibarat dalam suatu larutan, dapat
memberi warna dan rasa sendiri. Melengkapi rasa
yang sudah ada,” ungkapnya menjelaskan.
Terdapat 3 hal yang mengikat antara Presiden Jokowi
dan Wapres Jusuf Kalla sehingga dapat menjadi
seirama dalam menjalankan pemerintahan, yaitu
sama-sama berpikiran simpel, antara persoalan dan
solusi selalu dekat, serta selalu dekat dengan rakyat.
Sehingga perbedaan umur dan pengalaman politik
tidak akan mejadi kendala sama sekali.
23Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Peninjauan Kantor Pos Rawamangun
DOK.SETWAPRES>
Kebaikan yang selalu diingat
Dimas Jayadiningrat adalah seorang anak SMP
Muhammadiyah kelas 1 di Bontoala, Makassar. Setiap
pergi sekolah selalu berjalan kaki karena letak sekolah
tidak terlalu jauh dari rumahnya. Cita-citanya adalah
ingin menjadi seorang polisi, karena di matanya, polisi
adalah sosok yang baik yang selalu menolong orang.
Sepeninggal ayahnya, sejak 3 tahun yang lalu, Dimas
beserta ketiga orang kakak perempuannya selalu
membantu keluarga dengan berjualan. Ia sendiri
berjualan telur puyuh sehabis belajar di sekolah.
Dengan harga 8000 rupiah per kotak kecil, Dimas
mendapatkan honor 1000 rupiah. Apabila laku 15 buah,
maka ia akan mendapatkan 15.000 rupiah. Uang hasil
penjualan dipakainya untuk membiayai keperluan
sekolah.
Bagi Dimas, Pak JK adalah sosok yang sangat baik.
Sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakannya
adalah pertemuannya dengan Pak JK setahun yang
lalu. Saat itu, Pak JK sedang berada di sebuah rumah
makan di jalan Somba Opu, Makassar. Saat Dimas
berjualan telur puyuh, Pak JK tiba-tiba memanggilnya.
Ia kemudian membeli satu kotak telur puyuh dengan
harga 100.000 rupiah. Betapa senangnya Dimas kala itu
dan menceritakan hal tersebut kepada ibunya sepulang
ia berjualan. Pengalaman akan kebaikan hati Pak JK,
masih membekas di benaknya hingga kini.
Dimas
Penjual telur di Makasar
DOK.SETWAPRES>PERYIRAWAN
24 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Ucapan terima kasih yang tulus
Cerita lain tentang sosok Pak JK datang dari Wahidah,
seorang wanita paruh baya, yang telah menjalani
profesi sebagai penjual pisang epe selama 12 tahun di
Lamaddukelleng, Makasar. Pisang epe adalah pisang
mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, lalu
dicampur dengan air gula merah sebagai santapan
ringan, Wahidah menuturkan, “berjualan pisang epe
pada awalnya terasa sangat sulit, selain kurangnya
modal, juga sulit untuk mendapatkan tempat
berjualan.” Ini disebabkan pada awal tahun 2011 ada
larangan berjualan pisang epe di sekitar pantai Losari,
namun menjelang akhir tahun, larangan tersebut
dicabut oleh Pemkot Makasar. “Alhamdulillah, setelah
larangan tersebut dicabut, mulai ada seberkas titik
terang dalam hidup kami, diikuti dengan mulainya
bergulirnya pinjaman lunak dari perbankan setempat.
Hingga saat ini, menjelang akhir tahun 2014, kami
mampu menyekolahkan putra-putri hingga ke jenjang
pendidikan menengah,” ungkap Wahidah bangga.
Wahidah akhirnya memahami bahwa keberhasilannya
ini, walaupun secara tidak langsung, adalah berkat
andil Pak JK setelah menjabat sebagai Wakil Presiden
2004-2009.
Sebagai perwujudan rasa syukurnya atas perbaikan
taraf hidupnya kini, dalam setiap Idul Fitri, Wahidah
selalu berusaha untuk mengunjungi kediaman Pak JK
dengan maksud tidak semata-mata untuk menghadiri
acara Open House-nya, namun yang lebih utama
adalah untuk menyampaikan ucapan selamat dan doa
untuk kesehatan dan keselamatan Wapres Jusuf Kalla.
“Terima kasih Bapak Jusuf Kalla”, pungkas Wahidah.
Wahidah
Penjual pisang epe di Pantai Losari, Makasar
DOK.SETWAPRES>PERYIRAWAN
SELAMAT DATANG PAK JK
25Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Saat ini masyarakat mempercayai kredibilitas
partnership Jokowi-JK dan kinerja Wapres Jusuf Kalla
selama 5 tahun ke depan. Namun, tetap perlu dibangun
sebuah kepercayaan yang bukan sekedar polesan citra
diri. Wapres Jusuf Kalla mampu menyentuh banyak
orang dari banyak generasi dan dari banyak lapisan.
Sentuhan langsung kepada masyarakat yang sudah
pernah dilakukan Wapres sepuluh tahun yang lalu ketika
menjabat sebagai Wakil Presiden RI periode 2004-2009.
Sentuhan langsung yang diberikan bukan hanya
sekedar menyentuh masyarakat, tetapi merangkul
masyarakat yang belum mempercayai kepiawaiannya
melalui penyelesaian berbagai persoalan yang akan
datang dengan solusi terbaik, dan melalui kiprah nyata
dalam pembangunan di negeri ini yang muaranya tentu
saja pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. [*PI, SK]
Seluruh rekam jejakmu sudah pernah terukir,
pengabdian itu masih dibutuhkan di negeri ini,
banyak pekerjaan menanti untuk terselesaikan,
dengan sebuah kepercayaan masyarakat menilai,
Selamat datang Wapres Jusuf Kalla
Wapres Jusuf Kalla ketika menyapa rakyat Makassar di
Menara Bosowa, Makassar, Minggu 1 November 2014
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
26 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
GALERI FOTO
DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
RAKORNAS KABINET KERJA 2014
Wapres menyampaikan sambutan pada
Rapat Koordinasi Nasional Kabinet
Kerja dalam rangka Sinergitas Kinerja
Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun 2014,
di Kementerian Dalam Negeri,
4 November 2014.
PEMBUKAAN INDONESIA
INFRASTRUKTUR WEEK 2014
Wapres Jusuf Kalla melakukan
peninjauan dibeberapa stand
setelah membuka acara Indonesia
Infrastruktur Week,
di Jakarta Convention Center,
5 November 2014.
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
MUNAS
ALIM ULAMA NU
Wapres Jusuf Kalla
menyampaikan sambutan
pada acara Pembukaan
Musyawarah Nasional
Alim Ulama - Konferensi
Besar Nahdlatul Ulama
denga tema “Konsolidasi
NU untuk Memperkokoh
Kedaulatan RI’,
di kantor PBNU Jakarta,
1 November 2014.
PEMBUKAAN INDO DEFENCE 2014
EXPO DAN FORUM
Wapres Jusuf Kalla melakukan
peninjauan di beberapa
pameran setelah membuka acara
Indo Defence 2014 Expo dan Forum,
di Ji Expo Kemayoran Jakarta,
5 November 2014.
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
PEMBUKAAN
INDONESIA
ECONOMIC OUTLOOK
2015
Wapres Jusuf Kalla
menjadi Keynote Speaker
pada acara Indonesia
Economic Outlook 2015
dengan tema “New Era
for Better Oportunities”
di Four Seasons Hotel
Kuningan, Jakarta,
12 November 2014
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
27Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
SIDAK KANTOR POS
Wapres Jusuf Kalla melakukan
inspeksi mendadak (Sidak) di
kantor Pos Pusat Pasar Baru Jakarta,
19 November 2014
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
SIDAK DI KANTOR STWAPRES
Wapres melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di
beberapa ruang kerja di lingkungan Setwapres
dan santap siang bersama dengan beberapa staf di
Kantin Setwapres, 14 November 2014.
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
HUT MATA NAJWA
Wapres Jusuf Kalla
menjadi salah satu
narasumber Program
Khusus pada Ulang Tahun
ke-5 Mata Najwa,
di Grand Studio
Metro TV Jakarta,
19 November 2014
PEMBUKAAN PASAR INDONESIA DAN
FASHION FESTIVAL
Ibu Mufidah Jusuf Kalla, didampingi Ibu Herawati Boediono
menabuh bedug sebagai tanda dibukanya Pasar Indonesia
dan Fashion Festival, dilanjutkan
peninjauan stand pameran yang
menampilkan produk kreatif dan
kuliner binaan Bank Mandiri di Jakarta
Convention Center, 22 Oktober 2014
DOK.SETWAPRES>
DOK.SETWAPRES>
DOK.SETWAPRES>
DOK.SETWAPRES>DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
SERAH TERIMA KEPENGURUSAN
DEKRANAS
Serah terima Kepengurusan
Dekranas dari Ibu Hj. Herawati
Boediono kepada
Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla
di Rumah Kriya Dekranas,
21 Oktober 2014.
GALERI FOTO
28 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
HUT YPAC
Ibu Mufidah Jusuf Kalla saat mengunjungi
yayasan anak cacat pada peringatan Ulang
Tahun Yayasan Pembinaan Anak Cacat ke-60
di Jakarta, 5 November 2014
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA
Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau pameran produk
pangan dan hortikultura setelah mengikuti acara
Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-34
di Makassar, 6 November 2014.
DOK.SEaTWAPRES>JERIWONGIYANTO
29Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
RAPAT PARIPURNA PERHIMPUNAN ANGGREK
Ibu Mufidah Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dan
penghargaan pada acara Rapat Paripurna Nasional,
Perhimpunan Anggrek Indonesia di Makassar,
7 November 2014.
Wawancara di Akhir Masa Tugas
Pada 26 September 2014, sebuah
wawancara terakhir telah dilakukan
di Istana Wakil Presiden. Wawancara
eksklusif yang hampir memakan waktu
1 jam ini memberi banyak ulasan yang
mencerminkanpemikiranBoedionoselama
lima tahun melaksanakan pembangunan di
negeri ini.
Perjalanan pengabdian lima tahun Wakil Presiden (Wapres) RI ke-11, Prof. Dr. Boediono, M.Ec yang
tanpa pamrih, sarat akan pujian dan kritikan telah berakhir. Sebuah dedikasi dan pengorbanan yang
tulus telah dipersembahkannya bagi bangsa ini. Memang 5 tahun terasa singkat, tetapi berbagai
program kerja yang lahir dari benak seorang pemimpin panutan ini telah berhasil dirasakan di
setiap sendi kehidupan. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukannya, semua hanya untuk suatu
keberhasilan yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia.
DOK. SETWAPRES >
30 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
TERIMA KASIH PAK BOED
31Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Memiliki jabatan Wakil Presiden (Wapres) adalah tanggung jawab yang amat besar dan berat karena
mengemban amanat dari seluruh rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. Bagaimana kesan-kesan serta suka
duka Bapak selama menjabat sebagai Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Red:
Presiden RI ke-6)?
Kalau diinventarisasi suka dukanya selama lima tahun
inibanyaksekali.Barangkalisayasampaikansajasecara
umum. Setiap kehidupan itu ada suka dukanya. Dalam
masa karier saya pun berbagai tahapan itu ada suka
dukanya. Jadi secara umum saya tidak melihat bahwa
tugas saya sebagai Wapres itu sesuatu yang berbeda
sekali dengan apa yang saya lakukan sebelumnya.
Jadi sukanya ada, dukanya ada. Dan terus terang saja,
sebetulnya banyak suka atau kebanggaan. Bukan suka
dalam arti saya bisa mendapatkan kesempatan untuk
melakukan sesuatu pada tingkat yang sekarang ini. Jadi
sebetulnya banyak rasa bangga dan senang. Senang
karena ada kesempatan, bukannya duka juga istilahnya.
Ini tantangan, kadang kala ada kritikan, hujatan, tapi itu
tergantung yang menerima. Kalau sesuatu itu akhirnya
saya anggap sebagai bagian dari pekerjaan. Jadi intinya
tidak ada yang sangat khusus. Jadi Anda semua nanti
kalau naik ke pohon yang lebih tinggi akhirnya sama saja
(Red: Semakin tinggi pohon semakin kuat hembusan
anginnya, semakin tinggi jabatan seseorang semakin
berat pula cobaannya). Tinggal kita sendiri melihat atau
menerima suka dalam duka ini sebagai apa.
Hubungan dengan Pak SBY bagus, Insya Allah sampai
akhir masa jabatan saya (Red: 20 Oktober 2014). Jadi
itu salah satu hal yang saya anggap sesuatu yang perlu
saya syukuri. Dengan para menteri juga baik, saya tidak
ada ganjalan yang berarti. Dalam pergaulan kerja, itu
selalu ada yang tidak pas, ada yang tidak nyambung.
Tapi itu lumrah (Red: wajar). Jadi sekali lagi tidak ada
yang membuat saya suka atau duka karena berbeda.
Biasa-biasa sajalah.
Berbagai program strategis yang telah Bapak canangkan dan laksanakan seperti Unit Percepatan
Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Reformasi Birokrasi, pengentasan kemiskinan melalui Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pembangunan infrastruktur seperti jalan dan
jembatan, jalan tol, bandar udara, pelabuhan, dan rel kereta api, apakah seluruhnya sudah selesai dan
berjalan sesuai rencana?
Ada yang sudah, ada yang belum. Ada yang rencananya
pas,adayangmelesetjugakarenarealitadilapanganbisa
berbeda. Hal-hal yang Anda sebutkan tadi kemajuannya
sebetulnya cukup berarti. Penuntasannya ada yang
harus diselesaikan dengan pekerjaan tambahan,
misalnya di bidang reformasi birokrasi. Ini tugas yang
tidak akan ada akhirnya, jangka panjang, membutuhkan
kesabaran, ketekunan untuk memperbaiki tahap demi
tahap, aspek demi aspek kehidupan birokrasi kita ini.
Jadi apa yang saya dan teman-teman para menteri dan
para pejabat laksanakan selama lima tahun ini baru
satu penggal saja (Red: Program Reformasi Birokrasi),
tidak akan selesai, tapi ada hal yang telah kita letakkan
sebagai landasan untuk dilanjutkan dan ditingkatkan di
kemudian hari oleh pemerintahan yang akan datang.
DOK.SETWAPRES>
TERIMA KASIH PAK BOED
32 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Menyingung pernyataan Bapak bahwa ada program-program yang sebagian belum selesai dan sudah selesai.
Seperti program Kurikulum 2013 yang merupakan program di bidang pendidikan yang sangat bagus.
Tetapi dilapangan, masyarakat masih banyak yang kurang puas. Mungkin ke depannya apa yang kira-kira
perlu dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang?
Kurikulum 2013 ini sekali lagi hasil kerja banyak
orang, teman-teman dari Kemendikbud juga. Saya
mendorong. Kalau dari sisi substansi sebenarnya
tidak ada masalah. Apa yang kita ingin berikan dalam
kurikulum 2013 ini sesuatu yang sesuai dengan tren
pendidikan, pengajaran di banyak negara sekarang
ini, membuka ruang untuk kreatifitas, pembentukan
pribadi untuk melakukan sesuatu yang terkait
langsung dengan dunia nyata, dengan alam.
Hal-hal seperti ini kita tahu belum terakomodasi
dalam kurikulum yang lama. Oleh sebab itu, ini
mulai dibuka semua. Nah, ini memang suatu langkah
lompatan, lompatan dalam arti bukan hanya kita harus
merombak secara logistik, tetapi banyak sekolah mulai
dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah
Atas (SMA), merombak dalam arti cara mengajarnya,
bahannya, tetapi juga merombak mindset (pola pikir).
Ini yang lebih penting. Bukan fisiknya tetapi pola
pikirnya, terutama dari para guru. Nah ini memakan
waktu. Memang sudah dilakukan pelatihan dan
sebagainya, tetapi itu hanya langkah kecil awal.
Langkah selanjutnya adalah suatu proses nanti. Di
mana guru itu sudah dapat merasakan nanti. Oh ya
peran saya dalam mengajarkan kurikulum yang baru
ini begini. Ini hanya bisa didapatkan dalam praktek,
dalam proses dia mempraktekkan nanti.
Saya kira masalah yang dikomplain sekarang itu
misalnya masalah distribusi buku. Memang ini ada
hal-hal di lapangan yang harusnya untuk putaran
berikutnya diperbaiki. Nanti untuk tender berikutnya,
untuk cara mendistribusikannya ke sekolah-sekolah
harus diperbaiki, tetapi ini sebetulnya pekerjaan besar.
Kita itu mendistribusikan kalau tidak salah 253 juta
buku ke 250 ribu sekolah. Ini pekerjaan raksasa
memang. Kalau kita mengatakan kok ada bolongnya.
Ya betul, memang pekerjaan besar.
Tetapi kalau kita mengatakan sudahlah jangan di
lakukan dulu, salah itu, salah sekali. Harus berani
dengan segala kekurangannya harus kita gulirkan.
Kalau kita tetap hanya dengan cara pilot project, hanya
dengan beberapa ribu itu saja, enggak ada dampaknya
nanti. Jadi dampaknya akan besar kalau ini dilakukan
secara skala besar, meskipun kita tahu ini ada
hambatan-hambatan yang luar biasa. Ya itu, kita lihat
saja hambatannya apa, kita tangani.
Di sini memang peran dari semua, bukan hanya
Dikbud, Mendikbud, Kemendikbud, Kemendagri,
tetapi juga semua stakeholder dari semua komunitas
pendidikan kita ini. Di daerah, terutama SD sampai
SMA tanggung jawab daerah. Jadi memang daerah
harus aktif, sekarang itu belum bangun semua.
Daerah itu masih banyak yang menunggu. Ada yang
sudah maju, proaktif, ada yang nunggu. Jadi ini sekali
lagi, pola pikir untuk mengubah gurunya, muridnya.
Kalau gurunya sudah gelinding caranya, muridnya
akan ikut, orang tua juga harus ikut. Nanti akan ada
kegiatan-kegiatan yang menyangkut keluarga dan
sebagainya, kemudian pemerintah daerah. Tapi kalau
dilihat apa yang kita lakukan, sudah betul, kiita harus
perbaiki yang belum.
33Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Untuk Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang merupakan program yang belum selesai juga,
tetapi masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Menurut pendapat Bapak, untuk ke depannya bagaimana
Puskesmas sebagai penjaga gawang, dapatkah memberikan pelayanan yang paripurna?
Ini satu lompatan lagi loh. Lompatan di bidang
kesejahteraan sosial, selain pendidikan suatu lompatan
dari segi kurikulum pengajaran, ini lompatan besar. Kita
melompat ke suatu tataran di mana jaminan kesehatan
terbuka bagi semuasekarang. Prinsipnya itu terbuka
bagi semua warga negara Indonesia.
Ini lompatan dari sesuatu yang dulunya ada batas-
batas yang hanya parsial sekali. Banyak sebelum ini
dibuka yang tidak punya akses terhadap pelayanan yang
paling dasar yang ada di puskesmas dan sebagainya.
Tetapi sekarang sistemnya jaminan, artinya dijamin
bayarnya, kalau yang miskin enggak bayar malah. Jadi
ada jaminan pasti sekarang itu, hak untuk itu. Tetapi
masalahnya ini lompatan besar sehingga kalau kita
lihat jumlah mereka yang terdaftar sebagai peserta
JKN itu sudah 120 juta lebih. Itu suatu lompatan, dan itu
bisa kita lihat dari berbagai antrean di berbagai pusat
pelayanan kesehatan, baik yang primer apalagi yang di
sekundernya.
Itu kelihatan mulai banyak antrean, banyak waktu yang
harus diberikan bagi para pasien untuk mendapatkan
pelayanan. Sebelumnya jumlah mereka yang punya
akses tidak banyak, artinya tidak sebanyak sekarang.
Nah oleh sebab itulah maka ada ketimpangan, sekarang
antara mereka yang butuh pelayanan atau demand
(permintaan)-nya dan kemampuan dari pusat-pusat
pelayanan yang untuk melayani, supply (persediaan)-
nya. Jadi permintaannya melonjak dengan adanya
sistem baru ini, universal coverage.
Kayaknya ada celah yang mendadak menganga dalam
waktu singkat ini, jawabnya memang harus ada
peningkatan dari persediaan secara bertahap. Jadi
kalau ada komplain, dulu lebih mudah enggak perlu
antri banyak. Itu karena memang dulu beliau-beliau
ini yang sudah dapat kemudahan ini, tidak ingat bahwa
ada yang belum mendapat kemudahan ini. Sekarang
dibuka. Ya ini memang lompatan besar dan ini adalah
sistem modern, sistem untuk negara modern untuk
jaminan kesehatan itu tentu seperti ini. Belum pas
juga, artinya baru sekitar dibenahi sedikit-sedikit,
tetapi kua sistem ya seperti inilah yang ada di negara-
negara modern. Tinggal nanti kita harus benahi.
persediaannya dibenahi, lalu koleksi dari preminya
harus benar, ngitungnya harus benar, paketnya harus
mulai makin tajam. Paket pelayanannya kalau terbuka
sama sekali mestinya harus ada yang nanggung. Yang
nanggung siapa? Ya APBN nanti, kuat enggak APBN-
nya. Kalau enggak kuat ya harus kita sesuaikan,
preminya harus kita sesuaikan, jangan murah
sekali,bebannya hanya menggeser saja ke APBN. Jadi
harus ada imbangan-imbangannya.
Lompatan besar ini, ke depan saya kira sisi
persediaannya harus kita tingkatkan. Penyesuaian
denganbaik,apalayananyangharusatausisipersediaan
yang diberikan oleh negara dan sisi persediaan yang
merupakan keikutsertaan swasta. Ini penting, yang pas
itu bagaimana, supaya swasta juga ikut.
Jadi waktu rapat dengan bapak-bapak di sini, swasta
tidak menjadi free rider, artinya hanya dapat yang
dagingnya tapi enggak mau tulangnya. Hal seperti ini
harus kita benahi. Tetapi keikutsertaan swasta harus
untuk sisi persediaannya. Itu penting.
Jadi harus ada pencegahan yang pas, swasta berminat
dan tidak rugi. Tetapi juga jangan berlebihan nanti
bebannya juga pada APBN. Peserta juga harus
dibebani. Premi sekarang sekian berapa, itu kalau yang
Rp. 19.200, kita lihat juga. siapa yang harus membayar.
Nanti makin lama harus kita sesuaikan, yang mampu
bayar, membayar. Selain itu, ya perbaikan sistemlah
nanti ke depan.
Tetapi sekali lagi, ini batu pondasi yang diletakkan
oleh pemerintah sekarang ini, nanti dibangun yang
lebih baik. Tanpa kita berani melakukan ini, sekali lagi
seperti tadi, kita takut-takut saja, enggak mungkin
maju menuju ke masyarakat modern. Di bidang jaminan
kesehatan, di bidang jaminan tenaga kerja tahun depan.
Nah ini lompatan-lompatan juga, tetapi mesti hati-hati,
hati-hati sekali. Kalau kita keliru ngitung-ngitungnya,
maka bebannya kembali kepada APBN. Jadi masalah
kesinambungannya nanti terhenti. Itu yang bahaya
kalau tidak hati-hati.
34 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
TERIMA KASIH PAK BOED
Bagaimana pandangan Bapak dalam hal mengukur keberhasilan kinerja dari suatu instansi atau
lembaga yang selama ini sudah berjalan?
Ukurannya? Ukurannya memang dari outcome dan
outputnya. Outcome dan outputnya ini bisa merupakan
hasil pelayanan yang langsung sampai ke masyarakat.
Jadi ada instansi yang punya loket yang langsung
melayani masyarakat, ada instansi yang outcome-
nya tidak langsung ke masyarakat tetapi merupakan
input dari instansi lain, atau input untuk mengambil
keputusan atau kebijakan. Ini penting juga. Jadi
output dari suatu lembaga itu tidak harus semuanya
menjangkau masyarakat umum, tetapi hasilnya
bagaimana, misalnya di bidang keuangan yang tidak
semuanya punya loket langsung ke masyarakat. Tetapi
bagaimana menelurkan suatu keputusan publik yaitu
kebijakan yang bagus. Kualitas dari keputusan publik
ini biasanya hasil dari outcome dari banyak orang, dan
inilah ukurannya harus dilihat dari situ.
Jadi, kalau saya secara umum saya katakan, kinerja
dari suatu instasi itu diukur dari kepuasan masyarakat
dalam hal pelayanan instansi, bagi instansi yang
punya loket langsung. Tetapi bagi instansi yang tidak
mempunyai loket langsung, indikatornya adalah
apakah keputusan publik, kebijakan yang dihasilkan itu
kuaitasnya meningkat atau tidak. Kalau masih ngaco
saja, buat SK Menteri yang tabrakan dengan yang lain
dan bahkan merusak keadaan, itu artinya belum bagus.
Artinya, kalau itu makin baik, makin sinkron, bukan
hanya dengan pihak di dalam instansi itu sendiri, tetapi
dengan pihak di luar instansi sebagai suatu kesatuan
birokrasi yang menelurkan keputusan atau kebijakan
publik. Di sana harus diukur. Saya kira itu sudah ada
upaya untuk mengukurnya. Kualitas pelayanan itu saya
kira sudah mulai berjalan di sini. Publik ditanya ini
makin puas enggak, tapi juga kualitas kebijakan publik
ini juga harus ada. Termasuk tentu masalah apakah
keuangannya makin baik, aspek pengelolaan keuangan
yang bagus atau enggak, efektif atau tidak, tidak ada
korupsi dan sebagainya. Ini juga perlu kita lihat. Sebagai
indikator kemajuan dari suatu instansi publik.
Kita sama-sama mengetahui dalam beberapa bulan ini, Indonesia memasuki Komunitas Masyarakat Ekonomi
ASEAN. Sebagai ahli ekonomi, bagaimana pandangan Bapak terhadap kesiapan masyarakat Indonesia
khususnya pemerintah dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean ini, terutama dalam bidang kesiapan
infrastruktur, sumber daya manusia dan daya saingnya. Kemudian apakah regulasi yang telah dibuat oleh
pemerintah saat ini mampu mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi masyarakat
ekonomi ASEAN.
Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN ini
kesepakatan waktu itu. Kita sudah sepakat. Jadi
mestinya kita upayakan untuk memenuhi komitmen
kita, tapi juga sekaligus menyiapkan diri kita jangan
sampai dampak negatif yang tidak terpikirkan dulu
kemudian menjadi realita. Barangkali kalau memang
kita ingin dipercaya di dunia internasional, komitmen
yang kita berikan harus kita upayakan, kita penuhi
sebaik mungkin. Jadi intinya apa yang sudah tercantum
itu kita harus upayakan, kita penuhi. Tapi dalam proses
ini, memang menurut saya masih banyak hal-hal yang
perlu kita siapkan.
Waktunya memang pendek tetapi itupun tidak harus
kita tuntaskan pada 2015. Ini’kan suatu proses. Jadi
kita bisa menyiapkan diri kita. Ada bagian-bagian,
bidang-bidang yang barangkali harus kita kejar
persiapannya, ada yang sudah siap. Ada yang sudah
siap di bidang-bidang yang kita memang sudah terbiasa
dengan berinteraksi dengan luar, bidang ekonomi dan
perdagangan, segmen-segmen tertentu itu enggak ada
masalah untuk kita, tetapi bidang-bidang yang baru
kita harus siapkan.
Tetapi jangan sampai kita lupa pada komitmen itu.
Itu enggak baik, kita upayakan semaksimal mungkin.
Dengan komitmen ini, komitmen negara, jadi pada
akhirnya ada kepercayaan negara lain pada kita.
35Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Masyarakat memberi apresiasi positif terhadap program yang telah dilaksanakan tadi, yang merupakan
inisiatif dan di bawah kendali Bapak. Akan tetapi kami melihat Bapak seperti tidak mau mengakui bahwa
pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah hasil jerih payah Bapak sebagai Wapres. Bagaimana pendapat Bapak
tentang hal tersebut?
Saya merasa apa yang telah kita capai, kita selesaikan
di sini maupun di forum lain, itu hasil kerja dari banyak
orang. Kalau saya mengatakan, saya mengklaim bahwa
saya yang paling berjasa, itu tidak cocok. Saya kira Anda
juga demikian. Jadi mengaku kredit yang bukan haknya
itu bukan sesuatu yang enak menurut saya. Barangkali
mungkin itulah saya, saya kira dari dulu saya begitu,
enggak berubah sejak jadi dosen sampai sekarang.
Saya sudah terbentuk oleh keadaan pada masa-masa
pembentukan saya waktu itu, saya sulit untuk berubah.
Jadi barangkali enggak ada yang istimewa. Itulah saya.
Apa pesan dan harapan Bapak untuk pemerintahan selanjutnya terkait dengan berbagai program kerja yang
telah Bapak laksanakan, khususnya keberlanjutan dan kesinambungannya?
Sudah ada pertemuan saya dengan tim transisi.
Saya menyampaikan beberapa poin. Itupun tentu
tergantung pemerintahan yang akan datang. Mau
diubah, mau diarahkan kembali kemana, atau bahkan
mau di drop (Red: hilangkan) itu terserah. Tetapi
ada beberapa hal yang saya sampaikan, yang sudah
dipublikasikan juga. Intinya ada hal yang barangkali
menurut saya patut dilanjutkan, misalnya masalah
penanganan kemiskinan. Ini sangat banyak terkait
dengan kantor kita di sini. Itu menunjukkan hasil-hasil
yang baik, paling tidak dari segi peletakan dasar untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik, termasuk
sasaran-sasarannya yang lebih baik. Memang kalau kita
lihat data yang sekarang, penurunan kemiskinannya itu
makin melambat, karena berbagai sebab.
Tapi meletakkan suatu perbaikan dari sistem
pengambilan keputusan, saya kira sudah kita letakkan
dan saya harapkan apa yang sudah ada ini dilanjutkan
dan ditingkatkan. Itu mengenai kemiskinan.
Birokrasisudahsayasebutkan,bahwakitamencobalima
tahun ini meletakkan beberapa landasan lebih lanjut.
Kalau yang lain, infrastruktur, ini sedang berjalan, tidak
bisa kita stop, bahkan harus ditingkatkan. Banyak sekali
yang perlu dilanjutkan, dan saya yakin pemerintah yang
akan datang melihat itu.
DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
Kalau ke anak-anak, Bapak juga melakukannya?
Nah ini, sekarang itu lebih sulit untuk membuat anak-
anak hemat seperti kita, seperti saya pada zaman itu,
karena situasinya lebih longgar dan Indonesia sekarang
itu katakan saja telur contohnya. Sekarang anak diberi
telur, diberi satu pun enggak mau. Dulu rebutan satu
itu dibagi.
Jadi itu sebagai salah satu contoh di mana kemajuan
membawa suatu suasana yang memang memerlukan
respon, Respon budaya ini ya. Saya tidak tahu anak-anak
saya kayaknya biasa-biasa saja tidak ada yang terlalu
boros. Meskipun dibandingkan zaman saya susah, boros
anak-anak ini. Seminggu 3 kali makan Kentucky Fried
Chicken, itu sudah mewah zaman dulu. Tetapi mungkin
caranya ya, mereka hanya melihat kita saja, ya hidupnya
seperti itu. Cara hidupnya mestinya mereka menangkap
dari situ memang, lalu ada pengaruh dari lain-lainnya.
Kemarin sewaktu mewawancarai Ibu Herawati Boediono, Ibu sedikit curhat. Sebagai wanita sebenarnya
suka belanja, tetapi semenjak dengan Bapak terbawa menjadi sederhana dan membeli hanya yang perlu-
perlu saja. Bapak’kan sebenarnya mampu untuk membeli apapun juga. Apa yang membuat Bapak itu sangat
berhati-hati atau artinya membeli yang perlu saja. Apakah karena Bapak seorang ekonom?
Sebelum jadi ekonom saya enggak punya duit berarti.
Jadi harus berhati-hati. (tertawa). Begini ya, ini cara
hidup ini, saya juga ditanya di tempat lain. Kita ini
terbentuk oleh hidup kita sewaktu kecil sampai dewasa,
dan situasi zaman saya kecil sampai setengah dewasa,
sampai dewasa. Itu zaman sulit waktu itu. Indonesia
zaman sulit.
Jadi kalau kita membuang makanan segala, itu lihatnya
enggak enak, dosa. Karena waktu itu harga beras saja
mahal. Telur waktu itu, anak-anak enggak pernah lihat
telur itu bulat. Biasanya lihat telur itu seperempat atau
seperberapa,zaman waktu itu begitu. Kita hidup dalam
suasana yang membentuk perilaku kita. Akhirnya
terbawa. Ibu ini sebetulnya enggak perlu komplain’
kan, karena beliau itu terbentuk zamannya zaman saya
juga. Keluarganya saya tahu bagaimana (tertawa). Jadi
beliau memang terbentuk sendiri dengan situasi untuk
jangan boros. Saya kira itu karena masa muda beliau
juga, bukan karena pengaruh saya.
36 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
TERIMA KASIH PAK BOED
DOK.SETWAPRES>
Setelah nanti Bapak tidak menjabat menjadi Wapres, apa rencana Bapak ke depan. Apakah tetap
berkontribusi di pemerintahan atau berkontribusi di bidang akademis kembali?
Jelas saya ingin melakukan hal yang bermanfaat.
Apakah itu di dalam pemerintahan tentu tidak secara
aktif karena saya sudah sampai pada akhir perjalanan
karier aktif. Tapi secara langsung atau tidak langsung,
maupun cara-cara yang lain, tentu tetap akan saya
berikan apa yang bisa saya berikan untuk kita semua,
untuk bangsa ini.
Apakah dalam bentuk di bidang akademis atau di luar
itu, saya belum memutuskan sekarang. Tapi seperti
yang Anda ketahui saya berasal dari dunia akademi,
pasti saya akan menyisihkan kembali waktu saya untuk
itu, dan juga saya akan melakukan hal-hal yang lain.
37Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Nanti bila sudah tidak aktif sebagai Wapres, Bapak akan aktif dengan follower Bapak di twitter?
Oh ya. Saya akan lebih langsung. Memang terus terang
sampai saat ini saya selalu menyampaikan itu lewat
teman-teman. Tapi kata-kata atau pesannya itu, pesan
saya. Tetapi nanti akan saya coba lebih banyak lagi
berinteraksi. Follower saya berapa? 400 ribu ya.
Bagaimana pandangan Bapak tentang media sosial sekarang ini, seperti twitter dan sebagainya?
Apa peranannya bagi pemerintah?
Mediasosialinirealita.Jadikitaharusmenerimasebagai
suatu kemajuan dalam bidang teknologi kehidupan
komunikasi, terutama dalam kehidupan manusia.
Seperti teknologi-teknologi yang lain harus kita terima,
karena ini dampak akhirnya akan positif, tiap kemajuan
teknologi. Tetapi memang ada dampak sisi negatifnya
yang harus kita olah. Jadi apa yang perlu kita respon di
sini adalah mencoba melihat penerapannya dari waktu
ke waktu bagi instansi kita terutama. Apa yang kita
perlukan bagi kita pribadi juga barangkali, tapi ini adalah
salah satu teknologi yang nantinya akan merombak cara
tata komunikasi antar manusia.
Jadi di bidang politik, ekonomi, yang saya maksud itu,
bisa merombak kemana-mana. Bidang sosial jelas,
bidang pelayanan dan sebagainya. Contoh sekarang
ini kalau kita pandai untuk menggunakan media sosial
bisa meningkatkan kinerja kita dengan baik. Jadi apa
yang bisa kita lakukan itu dilihat di konteks institusi kita
dulu apa. Misalnya di kantor Sekretariat Wakil Presiden
(Setwapres), di kantor Setwapres ini apa yang bisa
dilakukan. Banyak saya kira untuk menyebarkan apa,
untuk menampung apa.
Bagusnya, media sosial itu’kan interaktif. Jadi seperti
ngomong saja. Dulu itu satu arah, nunggu sampai satu
bulan dua bulan, kembali-kembali baru tahu. Sekarang
real time. Kita seperti ngomong antara seperti kita
ini. Itu suatu hal yang mengubah perilaku kita semua,
termasuk pejabat-pejabat harusnya menyesuaikan. Ini
harus dibuka, menurut saya harus dibuka. Bagi pejabat
untuk mendapatkan informasi dari masyarakat, bagi
masyarakat untuk mendapatkan informasi dari negara,
dari pemerintah. Kalau ini makin lancar, ya semakin
bagus, semakin gratis, semakin transparan, seharusnya
makin kurang penyimpangan-penyimpangan, harusnya.
Semuanya bagus kok, yang negatifnya ada, orang
yang tidak bertanggung jawab ngomong, yang tidak
bertanggung jawab pula pada akibatnya, ya ini anomali
saja. Caranya harus dicari bagaimana mengatasinya,
mungkin bukan dengan aturan umum tetapi dengan
sanksi sosial.
Bapak itu tidak pernah kelihatan marahnya, selalu positive thinking, tidak pernah menyalahkan.
Apa resepnya hingga Bapak dapat mengendalikan diri, mengendalikan emosi dengan sebaik-baiknya?
Ya kita sendirilah, Anda sendiri melakukan praktek.
Memang akhirnya kembali kepada praktek, interaksi
dengan rekan-rekan Anda, interaksi dengan anak buah.
Ini enggak ada di dalam teori-teori, tetapi yang benar
prakteknya bagaimana. Dan akhirnya orang itu’kan
sambung rasa tidak hanya dengan rasio, tetapi paling
mendasar sambung rasanya dengan hati. Ya itu belajar
saja ke sana, tetapi enggak ada resepnya.
DOK.SETWAPRES>
38 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
TERIMA KASIH PAK BOED
Bagaimana kesan-kesan Bapak terhadap staf-staf Bapak yang telah berusaha memberikan yang terbaik
dalam membantu Bapak selama ini?
Begini ya, bagus ini pertanyaannya. Saya itu lima tahun
itu merasa cepat sekali. Saya kira, saya katakan tadi
antara suka dan duka. Itu banyak suka dalam arti luas
tadi ya, rasa bangga, rasa senang. Kita bisa mengatasi
sesuatu masalah. Jadi kuncinya menurut saya adalah
saya mempunyai tim yang bagus, “good team”. Yang
didukung oleh teman-teman yang setiap Jumat itu
ketemu di sini.
Ini kuncinya mengapa kita bisa menyelesaikan berbagai
hal, itu karena ada komitmen dari teman-teman yang
sangat dekat membantu saya dan nampaknya ini efektif
karena komunikasinya dua arah, bukan saya memberi
komando ini.. ini.. ini.. Jadi kalau Anda melihat, pernah
merekam. Setiap Jumat itu diskusinya ramai, saya lebih
senang memang mendengar, sebelum saya memberi
komando, mendengarkan dulu karena teman-teman,
tim yang di sekitar saya itu mempunyai keahlian yang
mendalam di bidangnya masing-masing.
Jadi kalau saya sudah memberi komando tanpa
mendengarkan ‘kan aneh. Artinya saya sok tahu
semuanya, ternyata tidak. Enggak mungkin saya tahu
semuanya, jadi the art of listening (seni mendengarkan)
itusalahsatuyangadapadakamidarikitasemua,daritim
ini untuk bisa berinteraksi, akhirnya sampai pada suatu
kesepakatan atau kesimpulan yang baik bagi keputusan.
Di bawah lagi, saya merasakan Anda semua
membantu saya. Saya terima kasih sekali. Di luar
yang Jumat’an itu banyak yang saya dapatkan tentu
dengan komandonya, komandan utamanya beliau ini
pak Ses (sambil menunjuk ke Arah Sekretaris Wapres
Mohamad Oemar). Tapi misalnya saja program untuk
penghematan, penghematan listrik, air kalau tidak
ada rasa untuk ikut serta dari Anda-anda semua, ya
enggak jalan. Ini harusnya sebagai contoh di mana
instansi pemerintah sudah bisa menurunkan anggaran
untuk listrik dan lain-lain. Kecil memang, skala kecil,
tetapi itu menunjukkan bahwa komitmen ini merata
sampai ke bawah. Bukan hanya ngomong di atas
saja, bukan hanya slogan. Sebetulnya ini seharusnya
masuk dalam reformasi birokrasi, dan mendapatkan
piagam atau yang lain-lain. Anda semua saya anggap
sangat membantu saya, enggak ada yang memberikan
masalah yang terlalu besar.
Saya lihat Anda semua bekerja sesuai dengan apa yang
harus dikerjakan. Saya harapkan nanti Anda semua
makin memperbaiki kinerja kantor ini, kantor yang
strategis, sangat strategis. Kalau kinerjanya bagus
dampaknya itu melebar kemana-mana. Kinerja ini
termasuk memberikan persiapannya, input dari bawah
apapun, untuk melaksanakan monitoring yang baik,
yang benar-benar objektif dan berguna nanti untuk
pengambilan keputusan.
Kemampuan Anda semua untuk meningkatkan diri,
untuk komunikasi itu penting sekarang ini. Kaitannya
dengan sosial media. Anda semua nanti kedepannya
itu tidak lagi hanya menulis laporan, disampaikan.
Tapi pasti nanti ada demand (permintaan) untuk makin
komunikatif kepada sesama. Sekarang itu di mana-
mana tidak hanya di sini, pokoknya tugas saya ini, udah
ini. Nanti yang dibutuhkan suatu kantor yang efektif itu
komunikasi pelateral dari semua karyawan. Hingga
nanti menimbulkan hasil yang kolektif yang bagus.
Yang kurang, birokrasi kita itu komunikasi, interaksi
antar bagian. Nantinya harus dihilangkan sekat-
sekat itu, jadi semuanya seakan-akan itu bekal ya.
Apa istilahnya.. direct functional. Makin banyak arus
fungsional, jangan struktural, seperti kantor ini harus
banyak bersifat fungsional.
Adakah pesan dan harapan Bapak terhadap seluruh masyarakat jajaran aparatur, serta masyarakat Indonesia
seluruhnya, setelah nanti Bapak tidak lagi menjabat sebagai Wapres?
Harapan saya terutama instansi-instansi pemerintah
makin baik kinerjanya, berbenah diri lebih baik karena
itu merupakan ‘kunci’. Aparatur pemerintah itu dalam
membangun Indonesia ini ‘kunci’. Saya kemarin
sebutkan ini bisa menjadi pendorong, tetapi bisa juga
menjadi penghambat. Sudah banyak yang kita lakukan
di dalam perbaikan kinerja birokrasi, tinggal dilanjutkan
saja nanti. Kalau kepada masyarakat, saya kira kita
39Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
semua inginkan masyarakat kita makin mampu untuk
melaksanakan demokrasi kita dengan lebih baik
lagi, dan saya tahu kalau melihat hasil dari pemilu,
masyarakat kita itu cukup mampu berdemokrasi,
tinggal sisi supply (persediaan)-nya, sisi demand
(permintaan)-nya. Sisi supply-nya itu adalah orang-
orang yang perlu dipilih ini, yang kualitasnya harus
makin tinggi. Pemilihnya sudah cukup siap, tapi yang
dipilih ini makin banyak pilihannya yang makin baik.
Nah ini adalah proses demokrasi dari sisi supply-nya.
Pada sisi partai-partai harus menyediakan, menyiapkan
kader-kader yang lebih baik untuk dipilih. Kalau itu bisa
berjalan, ya bagus.
Apa kesan Bapak dari sekian banyak majalah MERSELA yang telah terbit, dan pesan Bapak untuk kami
(Redaksi) khususnya sebagai pengelola agar kedepannya menjadi lebih baik lagi?
Saya mempunyai kesan bahwa MERSELA dibanding
lima tahun yang lalu makin bagus, makin baik dari
formatnya, tapi isinya juga makin berbobot menurut
saya. Saya inginkan nanti untuk Anda semua, untuk
mengembangkan lebih lanjut. Sesuatu kegiatan itu
harus punya misi. Misi itu bayangan kedepan maunya
apa sih. Tidak hanya menerbitkan, lalu 3 bulan lagi
mencari bahan untuk diterbitkan. Buat misi, misnya
apa, rumuskan. Misi dari MERSELA menurut saya, bisa
membentuk suatu budaya.
MERSELA fokusnya pada kita, tapi juga kita berikan
pada instansi lain. Bagaimana membentuk budaya yang
baik di sini, budaya kerja. Mungkin barangkali ini misi,
tapi nanti Anda semua yang memutuskan misi besarnya
dari MERSELA. Tidak hanya meramu bahan kemudian
disebarkan, tetapi harus ada tujuannya. Kalau ini bisa
menimbulkan suatu interaksi yang saya katakan tadi,
interaksi di antara para karyawan lebih baik lagi, maka
output kinerja dari instansi ini makin lebih baik.
Tadi Anda sebutkan mengenai teknologi baru ya. Saya
kok punya bayangan ke depan ini, majalah seperti ini
harusnya bergerak kepada tahap yang interaktif ya.
Online, dalam arti bisa berinteraktif dengan konstituen
Anda, tidak hanya satu arah. Memang itu akan tetap
ada ya, tetapi kalau nanti ada tambahannya sebagai
alat untuk mencapai misi Anda tadi, online ya yang
interaktif dengan konstituen Anda, para pembaca. Itu
bisa meningkatkan kemampuan mereka, semacam
wahana pendidikan juga. Pendidikan, terus pelatihan,
kemudian misi. Menyampaikan misi, kebijakan tetapi
juga membuka untuk training. Mungkin bisa banyak itu
yang bisa dilakukan.
Harapan saya makin banyak darah segar baru, anak-
anak kita yang akan memperkuat Sekretariat Wapres ini.
Anda semua saya harapkan nanti bisa maju karier Anda,
kerja yang baik, tekun, Insya Allah maju semua nanti.
Oke selamat bekerja, terima kasih.
DOK.SETWAPRES>
Menyampaikan pengalamannya
selama mendampingi Wapres ke-
11, Prof. Dr. Boediono, M.Ec., dalam
setiap langkah kerjanya, Hj. Herawati
Boediono, sosok wanita yang selalu
tampil sederhana dan ramah ini
menuturkan dalam sebuah wawancara
yang penuh dengan keceriaan pada
24 September 2014.
Mendampingi dengan Setia
Bisa diceritakan bagaimana
Ibu bertemu dengan
Bapak Boediono?
Dan apa yang membuat
Ibu menyukai Bapak?
Kembali ke masa lalu. Saya tahu Pak Boediono itu sejak kecil, tahu keluarganya.
Kami ’kan tetangga, dan dia teman saya sejak kecil. Waktu itu dia tidak banyak
bicara. Itu yang paling saya kenang. Sejak kecil memang diam. Kalau ketemu
paling menyapa ‘darimana’. Itu saja pertanyaannya, (tertawa). Habis itu ya sudah
diam. Jadi dari dulu Bapak (Red: Bapak Boediono) memang sudah pendiam.
Enggak banyak ngomong. Ya ngomong tetapi enggak banyak.
Sejak 2009 sampai 2014
Bapak Boediono telah
menjadi Wakil Presiden, dan
sebentar lagi tidak menjabat
lagi. Bagaimana pengalaman
Ibu selama menjadi istri
seorang Wakil Presiden?
Banyak yang baru, yang
sebelumnya belum pernah saya
jalani terutama dikawal oleh
Paspampres. Seumur-umur baru
sekarang dikawal.
Bagaimana perasaan Ibu
dikawal seperti itu?
Campur-campur. Ada senangnya,
ada tidaknya. Senangnya bebas
macet. Selalu bisa dihitung waktu
tempuh dari satu tempat ke tempat yang dituju. Enggak enaknya, ya itu
enggak bisa belok-belok. Misalnya, saya mau ubah, mampir ke sana dulu, itu
enggak bisa. Apa yang dulu sering saya lakukan, seperti menjemput teman,
sudah enggak bisa. Dulu kalau saya pergi ke acara enggak pernah sendiri,
saya selalu mencari teman. Saya menjemput dulu atau saya dijemput dulu.
Sekarang ’kan enggak.
Apakah Ibu masih sering
berhubungan dengan
teman-teman?
Oh masih terus. Karena saya sadar bahwa jabatan ini tidak seumur hidup. Saya
akan kembali seperti dulu.
Kapan biasanya berkumpul
dengan teman-teman?
Ya kalau saya di Yogya. Ketika saya berada di Yogya, saya telepon mereka, nanti
mereka yang datang. Saya sudah enggak bisa bertemu teman saya satu persatu
lagi, jadi mereka yang datang. Kalau saya pulang ke Yogya, teman-teman selalu
ada yang datang karena saya kabari.
DOK.SETWAPRES>
40 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
TERIMA KASIH PAK BOED
DOK.SETWAPRES>
Pengalaman apa yang
paling berkesan selama
mendampingi Bapak?
Buat saya bahwa saya harus menjadi contoh. Itu yang paling saya ingat, baik
kata-kata saya maupun perilaku saya, hanya itu. Bahwa saya harus menjadi
contoh, menurut selera saya karena setiap orang mempunyai selera sendiri-
sendiri, ya ’kan? Pasti selera saya ada yang menyenangi dan ada yang tidak
menyenangi, itu pasti. Tapi dalam hati saya, saya ingin menjadi contoh yang
lebih baik, hanya itu, menurut selera saya. Misalkan kalau ngomong ya jangan
seenaknya, pada waktu makan malam, pada waktu acara-acara kumpul dengan
orang-orang banyak. Kalau ngomong harus mengingat perasaan orang lain.
Saya berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Andaikan itu terjadi, toh itu
karena tidak sengaja. Saya tidak ingin menyakiti siapapun, hanya itu
Apakah ada perbedaan
ketika mendampingi Bapak
sebelum menjadi
Wapres dan setelah
menjadi Wapres?
Di setiap posisi itu masing-masing mempunyai plus dan minus. Jadi sama. Di
semua posisi itu sama. Ada enak dan ada tidak enaknya.
Apakah ada pesan
untuk para istri pejabat
yang sekarang sedang
mendampingi para pejabat
di Indonesia?
Tidak, karena setiap orang mempunyai selera sendiri-sendiri. Saya hanya pesan
kepada semua saja, pejabat atau tidak, secara bersama-sama atau sendiri-
sendiri menurut seleranya, mari kita mendukung program, baik program
pemerintah maupun swasta, mendukung asal itu tujuannya untuk kebaikan
Indonesia.
Bapak itu kan dikenal
sangat sederhana,
bagaimana ibu melihat
kesederhanaan Bapak
selama ini?
Saya tidak tahu itu sederhana apa bukan, karena sejak dulu ya begitu itu. Enggak
ada perubahan. Ya sejak saya menikah sampai sekarang, Bapak ya begitu itu.
Begitu itu sederhana atau bukan, saya enggak tahu.
Jadi harus pintar-pintar
menahan keinginan
juga ya, Bu?
Oh iya menahan terus. Misalkan saja ada barang indah. Saya bilang ke Bapak,
“kursi itu bagus loh, yuk kita ganti kursinya”. Kemudian Bapak menjawab:
“memang kursinya sudah jebol?” Saya balas, “ya belum, kapan jebolnya?
(tertawa). Kalau misalkan memang perlu walaupun mahal, boleh. Tapi walaupun
murah kalau tidak dibutuhkan, Bapak akan bilang “apa sudah jebol?” Pokoknya
apa memang harus diganti. Kadang-kadang perempuan itu sama juga. Alamiah
loh kalau ingin barang bagus itu. Semua orang ingin barang bagus. Mana ada
yang mau barang jelek? (tertawa).
Apakah anak-anak
juga mengikuti
Pak Boediono seperti itu?
Yang saya lihat, anak-anak itu hemat. Itu saja. Kalau perasaannya, saya
tidak tahu ya. Kalau ingin beli terus ditahan, itu saya enggak tahu ya. Ya itu
hemat yang saya lihat. Dihitung. Mungkin karena gajinya pas-pasan ya semua
pada hemat.
Bagaimana ibu
mengimbangi
kesederhanan Bapak
tersebut?
Kebetulan pikiran kita sama. Malah yang sedikit enggak stabil itu saya. Kadang-
kadang kita sama-sama tahu ada barang yang indah. Kemudian saya ajak Bapak
untuk membeli. Tetapi ia selalu berkata, “memang kamu perlu barang itu, kalau
enggak perlu enggak usah, kalau perlu ya beli aja. Walaupun saya ingin beli, ya
enggak jadi beli (tertawa).
41Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014
Mersela Vol. 3 - Desember 2014

More Related Content

Viewers also liked

Rodrick Hughes New Resume 2-2
Rodrick Hughes New Resume 2-2Rodrick Hughes New Resume 2-2
Rodrick Hughes New Resume 2-2rodrick hughes
 
NPSAPPS Showcase 2015
NPSAPPS Showcase 2015NPSAPPS Showcase 2015
NPSAPPS Showcase 2015NPSAPPS
 
TVG Presentation - ENTRANCE
TVG Presentation - ENTRANCETVG Presentation - ENTRANCE
TVG Presentation - ENTRANCEAlex Vantarakis
 
Hanh phuc tai tam
Hanh phuc tai tamHanh phuc tai tam
Hanh phuc tai tamĐặng Vui
 
THESIS DEFENSE
THESIS DEFENSETHESIS DEFENSE
THESIS DEFENSEJose Chapa
 
RESUME - Sam Vance - 8-21-15
RESUME - Sam Vance - 8-21-15RESUME - Sam Vance - 8-21-15
RESUME - Sam Vance - 8-21-15Sam Vance
 

Viewers also liked (7)

Rodrick Hughes New Resume 2-2
Rodrick Hughes New Resume 2-2Rodrick Hughes New Resume 2-2
Rodrick Hughes New Resume 2-2
 
NPSAPPS Showcase 2015
NPSAPPS Showcase 2015NPSAPPS Showcase 2015
NPSAPPS Showcase 2015
 
TVG Presentation - ENTRANCE
TVG Presentation - ENTRANCETVG Presentation - ENTRANCE
TVG Presentation - ENTRANCE
 
Hanh phuc tai tam
Hanh phuc tai tamHanh phuc tai tam
Hanh phuc tai tam
 
THESIS DEFENSE
THESIS DEFENSETHESIS DEFENSE
THESIS DEFENSE
 
RESUME - Sam Vance - 8-21-15
RESUME - Sam Vance - 8-21-15RESUME - Sam Vance - 8-21-15
RESUME - Sam Vance - 8-21-15
 
Guess the Translation
Guess the TranslationGuess the Translation
Guess the Translation
 

Mersela Vol. 3 - Desember 2014

  • 1. SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED M A J A L A H T R I W U L A N S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N MEDAN MERDEKA SELATAN Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
  • 2. SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED M A J A L A H T R I W U L A N S E K R E TA R I AT W A K I L P R E S I D E N MEDAN MERDEKA SELATAN Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 DEWAN REDAKSI Penasehat MOHAMAD OEMAR, Sekretaris Wakil Presiden Penanggung Jawab DEWI FORTUNA ANWAR, Deputi Seswapres Bidang Politik Penanggung Jawab Redaksi BEY T. MACHMUDIN, Asdep Dokumentasi & Diseminasi Informasi Redaktur Eksekutif SUPRIYANTO, Kabid Diseminasi Informasi TRI HANDAYANI Kabid Dokumentasi Peliputan Editor/Reporter PERY IRAWAN, M. IQBAL, DARYANTI, SITI KHODIJAH, YUDHY E. CHANDRA, TAUFIK ABDULLAH, DIAN SIANIPAR Redaktur Foto EDY KASRODY Fotografer JERI WONGIYANTO, MOCH. MUCHLIS Disain Layout HENI SOENARDJO Sekretaris Redaksi MEILANI SAECIRIA Distributor ARIEF HENDRATNO Alamat Redaksi: Sekretariat Wakil Presiden Jl. Kebon Sirih No. 14, Jakarta Pusat 10110 T. [021] 384 2780 ext. 1132 F. [021] 381 1774 Redaksi menerima sumbangan artikel, masukan dan saran. Silakan kirim ke: Sekretariat Redaksi MERSELA, Asdep Dokumentasi dan Diseminasi Informasi, Sekretariat Wakil Presiden melalui e-mail : mersela@wapresri.go.id twitter : @majalah_mersela Keterangan Foto: Penyerahan Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono Periode 2009-2014 di Istana Wapres Fotografer: Moch. Muchlis DARI REDAKSI Akhirnya tiba juga kita di penghujung tahun 2014. Berbagai peristiwa bersejarah tanah air terjadi di tahun ini. Mulai dari Pemilihan Umum, hingga terpilihnya Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla periode 2014 – 2019 menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono yang bersama- sama menjalankan roda pemerintahan periode 2009 – 2014. Majalah MERSELA sebagai jendela informasi program-program Wakil Presiden dan Sekretariat Wakil Presiden, tak ketinggalan mengabadikan momen pergantian kepemimpinan ini. Semua terrangkum dalam format Edisi Khusus, yang jauh berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Mengambil tema ‘Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed’, Edisi Khusus MERSELA kali ini menceritakan sepak terjang Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wakil Presiden ke-11, Boediono. Cerita keduanya dikupas tuntas, mulai dari sosok pribadi, bagian dari keluarga, hingga peran yang dilakukan untuk bangsa dan negara. Di awal halaman, edisi ini menceritakan bagaimana tongkat kepemimpinan Boediono, atau biasa disapa dengan ‘Pak Boed’, diserahkan kepada Jusuf Kalla, atau yang lebih dikenal dengan ‘Pak JK’. Detik-detik berakhirnya tugas Pak Boed sebagai Wapres yang kemudian dilanjutkan dengan Pak JK tergambar lengkap dalam tulisan ‘Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed’. Selanjutnya, kiprah Wapres Jusuf Kalla semenjak dilantik hingga saat ini dapat diikuti oleh pembaca setia MERSELA. Walaupun baru sebulan menjadi Wapres, berbagai kegiatan telah dilakukan Pak JK untuk mendukung program-program strategis pemerintah. Dengan motto ‘lebih cepat lebih baik’ Pak JK langsung tancap gas, bekerja penuh semangat demi kepentingan rakyat. ‘Selamat datang Pak JK’, dengan pengalaman yang hebat, semoga dapat membawa Indonesia menjadi bangsa yang lebih kuat dan bermartabat! Sementara, segmen selanjutnya mengajak pembaca untuk menengok sejenak perjalanan Pak Boed. Dibalik diamnya, Pak Boed melahirkan gagasan dan pemikiran dalam mendukung rakyat menuju ke kesejahteraan. Dibalik kebersahajaannya, Pak Boed memberi inspirasi, bahwa menjadi penguasa bukan berarti tidak bisa hidup sederhana. Pak Boed begitu banyak berkontribusi, demi memajukan negeri. ‘Terima Kasih Pak Boed’, jasa dan pengabdianmu tak akan lekang oleh waktu!
  • 3. 08 03Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 DAFTAR ISI 04 30 04 Selamat Datang Pak JK, Terima Kasih Pak Boed 08 SELAMAT DATANG PAK JK • Langsung Tancap Gas 20 • Mengenal Lebih Dekat Pak JK 26 GALERI FOTO 20 30 TERIMA KASIH PAK BOED • Wawancara di Akhir Masa Tugas • Mendampingi dengan Setia 44 • Bercermin dari Sosok Seorang Anak Bangsa 50 • Silaturahim Wakil Presiden beserta Ibu Hj. Herawati Boediono dengan Keluarga Besar Setwapres • Kejutan untuk Wapres Boediono 56 PENDAPAT MEREKA
  • 4. SELAMAT DATANG PAK JK, TERIMA KASIH PAK BOED Hari itu suasana ibukota negara sangat cerah. Dibeberapa titik nampak kesibukan dan hiruk pikuk menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih periode 2014-2019. Para pemangku kepentingan sibuk untuk mempersiapkan pengaturannya, mulai pengamanan, protokol, humas hingga insan pers. Rakyat pun dengan sangat antusias menantikannya. 04 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 DOK. SETWAPRES >
  • 5. 20 Oktober 2014, merupakan hari bersejarah bagi bangsa ini. Sosok pilihan rakyat yang akan membawa bangsa ini menuju ke arah yang lebih baik, hari itu dilantik. Sejak pagi, Istana Merdeka, rumah dinas Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) yang ditempati Presiden terpilih, kediaman pribadi Wakil Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Gedung MPR/DPR sibuk mempersiapkan perhelatan akbar ini. Pos- pos strategis telah disiagakan lebih dari 24.000 aparat keamanan gabungan TNI/ Polri diterjunkan di lapangan. Masyarakat berdatangan dari berbagai penjuru untuk menyaksikan langsung peristiwa bersejarah itu. Upacara Pelantikan Presiden dan wakil Presiden Periode 2014-2019 Sejak pukul 09.00, para undangan telah berdatangan di gedung MPR/DPR, mulai dari mantan Presiden dan Wakil Presiden, para pejabat dan mantan pejabat negara, tokohnasional,hinggabeberapaperwakilan negara sahabatdiantaranyaYangDipertuan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Australia Tony Abbott, dan Menlu Amerika Serikat John Kerry. Suasana bertambah hangat, ketika Prabowo Subianto, yang merupakan rival dari pasangan Jokowi-JK saat pilpres hadir dalam acara tersebut. Kehadirannya langsung disambut applaus oleh para undangan lainnya. Pukul 10.00, MPR siap menggelar sidang 05Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Para undangan yg hadir di acara pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-1019 DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS paripurna pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019. Saat Presiden dan Wapres terpilih memasuki ruang sidang, lagu Indonesia Raya mulai berkumandang. Suasana sidang sungguh khidmat. Sidang dibuka oleh Ketua MPR, Zulkifli Hasan, selanjutnya pembacaan sumpah jabatan oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih secara bergantian dan penandantanganan berita acara pelantikan oleh Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan pimpinan MPR. Usai penandatanganan berita acara, selanjutnya Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengucapkan selamat pada Presiden Jokowi, sementara Wakil Presiden ke-11 Boediono memberi ucapan selamat kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan kedua pasangan bertukar tempat duduk. Saat menyampaikan sambutan perdana di awal masa jabatannya, Jokowi berjanji untuk memastikan bahwa setiap rakyat merasakan kehadiran pemerintah, menyerukan rakyat Indonesia untuk bersatu dan bekerja keras dan bertekad mengembalikan kejayaan maritim Indonesia. “Kita harus bekerja sekeras- kerasnya untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim, samudera, laut, selat dan teluk adalah masa depan peradaban kita,” tegas Presiden Jokowi. Selain itu Jokowi juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono, dan menegaskan kepada pemimpin internasional bahwa Indonesia akan terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Yang tak kalah menarik dari pidatonya adalah ketika Presiden Jokowi menyebut Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa sebagai rekan dan sahabat baiknya. Prabowo yang saat itu duduk menyaksikan jalannya sidang, langsung berdiri dan memberi hormat. Keseluruhan acara sidang paripurna yang berlangsung khidmad dan itu disaksikan oleh berjuta pasang mata dari seluruh
  • 6. dunia. Sungguh merupakan momen bersejarah yang tiada duanya, peralihan kepemimpinan nasional kali ini berjalan aman dan damai. Kirap Budaya Usai dilantik, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla meninggalkan gedung MPR/DPR menuju Bundaran Hotel Indonesia (HI). Nampak rombongan tak putus beriringan, kirap budaya ini dimulai dari Bundaran HI, dimana Presiden dan Wapres naik kereta kuda, sementara ribuan relawan berjalan bersama mengiringinya menuju Istana Merdeka. Kehadiran pasangan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat yang berjubel di kanan kiri jalan, mulai Jembatan Semanggi hingga Istana Merdeka. Antusiasme masyarakat menyambut kehadiran pasangan ini menunjukkan tingginya harapan kepada pemimpin baru selama lima tahun ke depan. Suasana kirap bertambah semarak dengan adanya pesta kuliner gratis dari asosiasi pedagang dan makanan di sepanjang jalan Sudirman – Thamrin. 06 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Sesampai di Istana Merdeka, iring- iringan Presiden dan Wapres di sambut oleh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Ani Bambang Yudhoyono bersama jajaran Menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Acara pisah sambut antara Presiden dengan Wapres dilaksanakan terpisah. Presiden Jokowi melakukan pisah sambut dengan Presiden SBY di Istana Merdeka, sementara Wapres RI ke-11 Boediono dan Wapres DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS Wakil Presiden Jusuf Kalla membacakan Sumpah Jabatan Wakil Presiden Pasangan Presiden dan Wakil Presiden diarak dari Bundaran HI menuju Istana Merdeka DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
  • 7. 07Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Wapres dan ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla melepas Wakil Presiden ke-11 Boediono di teras Istana Wakil Presiden Jusuf Kalla melakukan pisah sambut di Istana Wakil Presiden Jl. Merdeka Selatan. Pisah Sambut Wakil Presiden Banyaknya perhatian masyarakat menyambut kehadiran pasangan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sepanjang jalan dari Jembatan Semanggi hingga Istana Negara, menunjukkan tingginya harapan kepada pasangan yang memimpin Indonesia selama lima tahun ke depan. “Ekspektasi masyarakat kepada kita luarbiasa,”ujarWapresdalamsambutannya pada Penyerahan Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono periode 2009-2014 di Istana Wakil Presiden, Senin 20 Oktober 2014. Acara yang dihadiri Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla dan Ibu Hj. Herawati Boediono ini merupakan acara pertama Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden usai dirinya mengucapkan sumpah sebagai Wakil Presiden RI ke-12 di Gedung MPR beberapa jam sebelumnya. Turut pula menyaksikan penyerahan Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono periode 2009-2014 pejabat dan pegawai di lingkungan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres). Wapres mengatakan ia dan jajaran Sekretariat Wakil Pressiden (Setwapres) akan bekerjasama untuk mewujudkan harapan masyarakat. Beberapa program dari pemerintahan SBY-Boediono yang termuat dalam Buku Memorandum Akhir Masa Jabatan Wakil Presiden Boediono periode 2009-2014 akan dilanjutkan. “Pemerintah itu berkelanjutan, Wapres boleh berganti tapi program jalan bersama- sama, agar negeri ini berkesinambungan,” ujar Wapres. Diakui Wapres, Wapres ke-11 Boediono telah memberikan pandangan apa yang sebaiknya dilakukan. Masalah bangsa itu, kata Wapres, bukan masalah mudah, seperti masalah ekonomi Amerika Serikat dan turunnya harga komoditas. “Tantangan bagi kita untuk selesaikan dan perbaiki,” tutur Wapres. Sebelumnya, Boediono mengatakan bahwa lima tahun yang lalu dirinya melaksanakan hal yang sama dengan hari ini bersama Jusuf Kalla. “Nampaknya acara hari ini mengembalikan apa yang saya pinjam lima tahun lalu,” kata Boediono. Boediono mengatakan bahwa ia masih terngiang-ngiang dengan ucapan Jusuf Kalla ketika itu. “Pak Boediono sebagai Wapres jangan hanya jadi ban serep,” ucap Boediono. Tapi, dikatakan Boediono, kadangkala di saat Presiden tidak dapat menghadiri suatu kegiatan maka Wapres harus menggantikannya. Bagi Boediono, tantangan lima tahun ke depan tidaklah mudah, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki Wapres, ia yakin Indonesia yang maju dan sejahtera akan terwujud. Boediono pun berharap agar jajaranSetwapresmendukungWapres.“Saya mengharapkan Anda semua membantu Pak JK, bahkan lebih baik lagi karena tantangan sangat besar,” ujar Boediono. Acara diakhiri jabat tangan Wakil Presiden Ke-11 Boediono dengan seluruh pejabat dan staf di lingkungan Setwapres dan selanjutnya dilepas oleh Wakil Presiden beserta Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla, di teras Istana Wakil Presiden. Terima kasih Pak Boed........ (*) DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
  • 8. SELAMAT DATANG PAK JK 08 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Langsung Tancap Gas Eratkan hubungan bilateral Sehari setelah pelantikannya pada 21 Oktober 2014, Wapres Jusuf Kalla segera menyingsingkan lengan baju untuk segera bekerja. Bekerja di 2 kantor berbeda, yaitu Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, dan Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara, Wapres tetap gesit melaksanakan tugas-tugasnya yang baru. Dimulai dengan menerima kunjungan dari berbagai negara di dunia yang tujuannya untuk mengeratkan hubungan bilateral yang telah terjalin selama ini. Di Istana Wakil Presiden, Wapres menerima ucapan selamat dari berbagai utusan negara-negara sahabat, yaitu Vietnam, Sri Lanka, Korea, Belanda, dan Thailand. Mereka mengharapkan komitmen pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerjasama bilateral mereka. Wapres sangat meyambut baik hal tersebut. Kepada Sosok yang selalu tersenyum, ramah dan bersahaja, yang kini menjadi Wakil Presiden (Wapres) RI ke -12 selalu mengabdikan dirinya untuk kepentingan bangsa dan negara Indonesia. Bagi Wapres Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla, tidak ada istilah berdiam diri setelah dilantik pada 20 Oktober 2014 karena rakyat telah memberinya kepercayaan untuk memangku kembali jabatan tersebut. Wapres Jusuf Kalla pernah berkata, “Wakil Presiden boleh berganti tapi program untuk rakyat harus terus berjalan, agar negeri ini berkesinambungan.” Wapres akan totalitas memberikan sumbangsih waktu, tenaga dan pemikirannya demi menyejahterakan kehidupan masyarakat negeri ini. DOK. SETWAPRES > YOHANES LINIANDUS
  • 9. DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS Utusan Khusus Republik Vietnam Dao Viet Trung, Wapres mengatakan bahwa hubungan Indonesia-Vietnam sangatlah penting. “Kerjasama yang dilakukan selama ini sudah baik, seperti di bidang perdagangan dan industri. Kita harus tingkatkan terus kerjasama kedua negara,” ucap Wapres. Utusan Khusus Republik Vietnam pun mengharapkan agar rencana aksi dari kemitraan yang telah dilakukan kedua negara direalisasikan, terlebih lagi tahun depan merupakan peringatan 60 tahun Indonesia-Vietnam. Begitu juga dengan Utusan Khusus Republik Sri Lanka yang juga merangkap Menteri Industri Perminyakan Anura Priyadharsana, Wapres mengatakan hal yang serupa, bahwa hubungan kedua negara sangat baik. “Kami mengekspor minyak kelapa sawit ke Sri Lanka. Ke depan dapat dijajaki kerjasama perdagangan dan usaha lainnya, tutur Wapres. Lebih jauh Wapres mengatakan bahwa peran Sri Lanka di Konferensi Asia Afrika tahun 1955 sangat besar. Tentunya kehadiran Presiden Sri Lanka pada peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun depan akan meningkatkan hubungan kedua negara ini. Sejalan dengan Wapres, Utusan Khusus Republik Sri Lanka mengharapkan peningkatan hubungan kerjasama antara Indonesia-Sri Lanka karena Indonesia adalah sahabat dan juga negara yang sering membantu Sri Lanka pada forum internasional. Tak jauh berbeda, kepada Utusan Khusus Presiden Republik Korea Kim Tae-Whan, Wapres Jusuf Kalla mengatakan bahwa hubungan Indonesia dan Republik Korea semakin erat. “Banyak kerjasama yang dilakukan, terutama bidang perdagangan dan investasi. Investasi pengusaha dari Republik Korea selalu meningkat,” ujar Wapres. Masyarakat Republik Korea merupakan warga negara asing paling banyak di Indonesia di banding negara lain, sehingga selain hubungan kedua negara akan semakin meningkat, dapat pula bertukar pengalaman di bidang teknologi dan industri yang akan dapat memajukan industri di dalam negeri Indonesia. Selanjutnya Wapres menekankan bahwa banyak pemuda Indonesia yang bekerja di Korea mencari pengalaman dan mereka tidak hanya bekerja, tetapi dapat melakukan transfer teknologi sehingga dapat membangun hubungan kedua belah negara yang semakin baik di masa mendatang. Sementara Utusan Khusus Presiden Republik Korea mengharapkan 09Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Kunjungan Utusan Khusus Republik Vietnam Kiri : Utusan Khusus Republik Sri Lanka Kanan : Utusan Khusus Presiden Republik Korea DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 10. SELAMAT DATANG PAK JK hubungan kedua negara semakin baik dan konsisten untuk 40 tahun mendatang setelah tahun lalu adalah peringatan 40 tahun Indonesia-Republik Korea. Komitmen Wapres Jusuf Kalla dalam mempererat hubungan bilateral, ditunjukkan pula ketika menerima kunjungan kehormatan Utusan Khusus Pemerintah Belanda Herman Diederik Tjeenk Willink. Pada pertemuan tersebut Wapres menyampaikan hubungan kedua negara sangat baik karena banyak kerjasama yang telah dilakukan selama ini, misalnya di bidang pengairan dan kelautan. “Terkadang negara Anda memiliki banyak pengalaman yang lebih baik dibandingkan kami. Selain itu, hukum dasar di Indonesia ada yang mengacu dari hukum di Belanda,” ujar Wapres. Sementara Utusan Khusus Pemerintah Belanda mengatakan bahwa kerjasama antara kedua negara dapat terus ditingkatkan, dan harus sama- sama belajar dan berbagi pengalaman. “Walaupun hukum di Indonesia berasal dari hukum Belanda, tetapi Belanda tidak memiliki Mahkamah Konstitusi,” ungkap Wilink. Pada tahun 2015 nanti, Perdana Menteri Belanda akan datang ke Indonesia. Wapres mengatakan bahwa kehadiran PM Belanda di Indonesia akan semakin meningkatkan hubungan kedua negara. Selain di Istana Wapres, Merdeka Selatan, agenda-agenda Wapres juga dilakukan di Kantor Wapres, Merdeka Utara, yang baru ditempati pada 23 Oktober 2014. Pada 31 Oktober 2014, Wapres menerima kunjungan Presiden Rwanda Paul Kagame. Kunjungan Presiden Rwanda ke Indonesia ini merupakan kunjungan yang pertama untuk mencari peluang-peluang dalam meningkatkan kerjasama yang bisa dijajaki dengan Indonesia terutama dalam bidang perdagangan dan investasi, tetapi tidak menutup kemungkinan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan juga. Dalam pertemuan ini Wapres menjelaskan bahwa Rwanda adalah sebuah negara yang pernah dilanda konflik dalam negeri, tetapi dapat diselesaikan dengan baik. Indonesia dapat belajar pula bagaimana menyelesaikan konflik dan membuat kemajuan setelah itu. Di hari yang sama, Wapres Jusuf Kalla menyaksikan penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Pertamina- Sonangol EP bersama Wakil Presiden Angola Manuel Domingos. Kesepakatan kerjasama tersebut dituangkan dalam Framework Agreement yang dilakukan oleh Plt. Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen dan Administrator of Sonangol EP Mateus Neto. Framework Agreement tersebut akan menjadi kerangka kerjasama Pertamina-Sonangol EP dalam pengembangan bisnis hulu, proyek kilang petroleum dan petrokimia serta kerjasama impor dan ekspor produk kilang, minyak mentah dan gas bumi. Kesepakatan yang merupakan hasil kerjasama government to government (G to G) ini, selanjutnya akan 10 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Atas : Kunjungan Utusan Khusus Pemerintah Belanda Bawah : Kunjungan Presiden Rwanda DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUSDOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 11. 11Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk membentuk perusahaan patungan yang akan mengelola proyek-proyek hasil kerjasama tersebut. Usai menyaksikan penandatanganan kerjasama, dalam kesempatan tersebut Wapres mengatakan bahwa Angola yang dulunya negara bergolak, kini menjadi negara yang terkaya di Afrika karena memilki minyak, gas dan mineral lainnya. Kerjasama yang dilakukan di antara kedua negara ini tidak terlepas karena peran Indonesia dalam Konferensi Afrika. “Momentum itu sehingga banyak negara Afrika merdeka. Jadi hubungan kita dengan negara Afrika itu sangat baik,” ujar Wapres. Selanjutnya Wapres mengatakan bahwa kebutuhan minyak dalam negeri adalah sebesar 1,6 juta barel sehari, sedangkan kemampuan produksi hanya 800 ribu barel. “Jadi kita impor 800 ribu barel per hari. Kita harus mempunyai suplai yang cukup dari beberapa negara,” tutur Wapres. Wapres menekankan pula bahwa Indonesia tidak ingin suplai minyaknya hanya berasal dari Penandatanganan Kesepakatan Kerjasama Indonesia-Angola satu negara saja. “Nanti kalau ada masalah di negeri itu bahaya. Nah, salah satu negara itu Angola,” ungkap Wapres. Pada kesempatan lain, 3 November 2014 Wapres Jusuf Kalla menerima kunjungan kehormatan Ketua Asian Peace and Reconciliation Council (APRC) Surakiart Sathirathai di Kantor Wakil Presiden, Merdeka Utara. Dalam pertemuan itu, Sathirathai menyampaikan maksudnya untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan. APRC berinisiatif untuk melakukan pendekatan kerjasama ekonomi di antara lima negara di kawasan Asia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). “Mereka dapat bekerja sama ekonomi di Laut Cina Selatan. Kami memberikan contoh dalam kerjasama yang terjadi antara Thailand dan Malaysia tahun 1976,” ujar Sathiratahai. Kerjasama Thailand dan Malaysia terjadi di wilayah yang diperdebatkan antara kedua negara tersebut. Akhirnya kedua negara tersebut sepakat membangun usaha bersama dengan sistem pembagian keuntungan di bidang minyak dan gas. Kerjasama bisnis seperti ini dapat ditiru oleh kelima negara dari kawasan Asia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). SRRT meski dalam keadaan yang sulit, mereka mau memulai percakapan tentang kerjasama ekonomi di Laut Cina Selatan ini. Wapres menyambut baik inisiatif yang disampaikan Sathirathai untuk mengurangi ketegangan di Laut Cina Selatan. “Dalam penyelesaian ketegangan melalui dialog pasti akan memberikan win-win solution bagi negara yang terlibat,” ujar Wapres. Tetapi ia mengingatkan agar kerjasama ekonomi yang digagas APRC dibahas secara detil tentang skema yang akan digunakan, jangan sampai menimbulkan masalah baru. Pada 4 November 2014, Wapres Jusuf Kalla menerima Presiden Islamic Development Bank (IDB) M. Ali di Kantor Wakil Presiden. Kehadiran Ali di Indonesia untuk menghadiri Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) atau Festival Ekonomi dan Keuangan DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS Kunjungan Ketua Asian Peace and Reconciliation Council (APRC) DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 12. SELAMAT DATANG PAK JK Syariah (FES) 2014 di Surabaya. Dalam acara tersebut juga digelar pertemuan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) atau Organisation of the Islamic Cooperation (OIC). Dikatakan Ali, kegiatan di Surabaya tersebut dapat meningkatkan peran Indonesia di tingkat global dan IDB akan segera membuka kantor di Jakarta, sehingga dapat bekerjasama dengan lebih baik lagi dengan Indonesia. Wapres menyambut baik kehadiran IDB di Jakarta. “Kami sudah lama menantikan kehadiran IDB di Indonesia, karena kami adalah negara dengan penduduk muslim terbesar,” ujar Wapres. Wapres berharap kerjasama dengan IDB dan negara-negara muslim lain dapat ditingkatkan. Kehadiran IDB di Jakarta dapat menjadi alternatif pembiayaan pembangunan di tanah air.“ Jika kami menggunakan APBN ada prosedur penganggaran yang harus kami lewati. Mudah-mudahan menggunakan IDB lebih mudah dan tentunya murah,” ujar Wapres. Pada hari yang sama di Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah Bin Zayed Al Nahyan. Wapres menyampaikan saat ini, hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara Timur Tengah meningkat. “Kehadiran Anda di sini, tentu membuka peluang bagi kedua negara,” ujar Wapres. Nahyan menekankan bahwa kerjasama yang akan dibangun di Indonesia tidak hanya pada sektor pariwisata tetapi juga energi, infrastruktur, dan juga pertanian. Sektor perbankan juga tidak kalah pentingnya, tidak hanya sektor keuangan, tetapi sektor keuangan yang islami. Sementara untuk sektor energi, pemerintah UEA menawarkan kerjasama dalam bidang energi terbarukan. Wapres menyambut baik tawaran kerjasama yang disampaikan Nahyan, khususnya dalam bidang infrastruktur. Wapres berharap investasidapatdilakukanuntukmembangun jalan tol, highway, dan pelabuhan. “Kuatnya hubungan kedua negara dilihat dari bagaimana mereka membangun sektor bisnis dan investasi,” tegas Wapres. 12 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Bekerja untuk rakyat Sudah menjadi sifat Wapres Jusuf Kalla yang spontan dan fleksibel untuk bekerja dan terus bekerja. Semua untuk kesinambungan roda pembangunan yang telah berjalan di negeri ini. Berbagai program terus dilanjutkan dan berbagai inisiatif baru terus bergulir untuk diimplementasikan. Arahan-arahan langsung diberikannya pada Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait. 1 minggu pasca dilantik menjadi Wakil Presiden, tepatnya 28 Oktober 2014, di Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo. Pada pertemuan tersebut, Wapres memberi arahan bahwa dalam melaksanakan program-programnya, Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman diharapkan untuk memprioritaskan hal-hal yang terkait dengan kebutuhan pada masing-masing kementerian dibawah koordinasi Kementerian ini, yaitu Kementerian Energi Sumber Daya Minyak (ESDM), Pariwisata, Kelautan dan Perikanan, serta Perhubungan. Untuk Kementerian ESDM, Wapres meminta agar Menteri koordinator (Menko) Kemaritiman untuk meningkatkan daya listrik dari 3 sumber yang ada, yaitu batubara, hydro dan geothermal. Untuk Pariwisata, fokus pada culture, natural, dan hospitality. Berkaitan dengan masalah perhubungan, Wapres menekankan agar Kunjungan Presiden Islamic Development Bank (IDB) DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
  • 13. 13Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 pembangunan pelabuhan perikanan yang sedang dibangun agar cepat diselesaikan, termasuk masalah peningkatan listriknya. Berkaitan dengan transportasi, diupayakan adanya sistem perizinan yang berkaitan dengan hal-hal transportasi ini Setelah menerima Kemenko Kemaritiman, Wapres pun pada hari dan tempat yang sama menerima Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Dalam kesempatan tersebut Wapres memberi arahan bahwa birokrasi tidak menghambatpercepatandaripertumbuhan ekonomi, salah satu penyebabnya adalah perizinan yang menjadi faktor lambatnya pertumbuhan ekonomi. Sedangkan terkait tol laut, program ini merupakan program baru sehingga akan dimasukkan ke dalam APBN. Inti dari pembangunan tol laut adalah bagaimana membangun pelabuhan- pelabuhan besar di Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Papua. Sebagian besar pelabuhan itu pengerjaannya dapat dikerjakan oleh swasta tanpa memerlukan anggaran khusus. Jika pelabuhan- pelabuhan besar sudah siap maka kapal- kapal besar juga akan berlayar. Intinya adalah bagaimana biaya logistik itu bisa diturunkan karena Indonesia masih besar biaya pengiriman logistiknya dibanding negara lain. Tol laut ini nantinya akan seperti highway di Amerika, yang menjadi penghubung antara satu negara dengan negara bagian lainnya. Sementara untuk negara kepulauan Indonesia, tolnya adalah laut, karena ini yang paling murah dan tidak perlu pembebasan lahan. Dengan membangun infrastruktur, memperbaiki izin, maka akan mengurangi sebagian besar dari biaya logistik. Pada 29 Oktober 2014, Wapres Jusuf Kalla ketika menerima Pimpinan BPK di Kantor Wakil Presiden “Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) sesuai amanat konsitusi bertugas untuk memeriksa keuangan negara (post audit). Hasil dari pemeriksaan itu sebaiknya efektif sehingga hasil pemeriksaanjugamemberikanrasadiawasi, tidak hanya bangga mengejar status Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Laporan BPK sebelum difinalkan hendaknya diperbaiki, dan lembaganya juga diperingatkan, sehingga memilki unsur preventif dan pendidikan. Kalau ada kesalahan, panggil menterinya,” ujar Wapres. Dalam pertemuan tersebut, Wapres menerima buku hasil pemeriksaan pemerintahan oleh BPK selama 5 tahun yang diserahkan oleh Pimpinan BPK. Perkembangan pengelolaan pemeriksaan keuangan negara yang selama ini dilakukan dan dilaporkan ke DPR dan ditembuskan ke Presiden. Pada 6 November 2014, di Kantor Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla menerima Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. Dalam pertemuan itu, Adhyaksa melaporkan berbagai macam kegiatan yang telah dilakukan Gerakan Pramuka. Keberadaan kepramukaan Kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Uni Emirat Arab (UEA) DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO Terima Menko Bidang Kemaritiman DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
  • 14. SELAMAT DATANG PAK JK di kawasan Asia Pasifik cukup diperhitungkan, bahkan juga di kegiatan internasional. Bahkan Indonesia salah satu negara dengan jumlah anggota pramuka terbesar di dunia, sebanyak 22 juta dari 163 negara. Indonesia juga akan menjadi tuan rumah Asia Pacific Regional Scout Leaders Summit atau Konferensi Pramuka se-Asia Pasifik tahun 2017. Indonesia juga akan mengirimkan peserta ke Jambore dunia di Jepang sebanyak 400 peserta. Wapres berharap kegiatan kepramukaan tidak hanya diramaikan oleh penggunaan seragam pramuka saja, tetapi juga dilihat kembali fungsinya. Saat ia bertemu dengan tamu dari luar negeri, banyak yang terkejut dengan jumlah pramuka di tanah air. Tetapi menurut Wapres, Indonesia harus mulai bicara kualitas. “Yang banyak bajunya, jiwanya belum berubah,” ujar Wapres. Kegiatan kepramukaan seharusnya dapat memberikan manfaat bagi siswa sekolah dan dilakukan lintas sekolah. “Seandainya dilakukan lintas sekolah akan timbul persatuan yang kuat di antara pelajar di suatu daerah. Kalau hanya di dalam sekolah akan seperti OSIS,” ujar Wapres. Kegiatan kepramukaan itu tidak boleh dipaksakan, tetapi harus berdasarkan minat, sehingga mengemas kegiatan pramuka harus menarik minat para pelajar. Kwarnas jangan bangga hanya dari jumlah anggota pramuka, tetapi kegiatan kepramukaan dilakukan pelajar karena kecintaan mereka dan menimbulkan kebanggaan kepada anak-anak. “Jangan hanya camping di sekolah, tetapi di pinggir hutan, agar kegiatan kepramukaan dikembalikan ke alam,” ucap Wapres. Wapres memberi contoh, saat ini Palang Merah Remaja (PMR) tidak lagi hanya sekedar memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK), tetapi juga diberikan target atau fokus yang harus dicapai.“ Jika terjadi bencana, PMR harus dapat mencapai lokasi dalam 6 jam,” ujar Wapres. Mengenai pendanaan, Wapres mengingatkan agar Kwarnas tidak hanya mengandalkan dana yang disiapkan pemerintah, tetapi juga melalui kegiatan- kegiatan yang menarik minat masyarakat. “Bukan kita mencari dana untuk kegiatan, tapi dana yang mencari kita, sehingga masyarakat tertarik membantu karena melihat kegiatan yang dilakukan bukan dari proposal yang ditawarkan. Demikian 14 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Terima Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS Kiri : Terima Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kanan : Rakor Kwarnas Daerah se-Indonesia dan Pertemuan Sekretaris Kwarda Tahun 2014 DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 15. 15Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 juga negara, negara membantu program kegiatan bukan organisasi,” ucap Wapres Lebih cepat lebih baik Di awal jabatannya sebagai Wakil Presiden, Wapres Jusuf Kalla langsung tancap gas melakukan berbagai kegiatan yang bukan hanya di dalam kantor saja, tetapi juga kegiatan-kegiatan di luar kantor yang langsung menyentuh masyarakat. Pada 5 November 2014 di Lapangan Makodam V Brawijaya, Surabaya, Wapres Jusuf Kalla membuka Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2014. Dalam kesempatan tersebut, Wapres mengemukakan bahwa bank syariah adalah jenis perbankan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Tentunya umat Islam terbantu dengan adanya kegiatan perbankan tersebut. Tetapi keberadaan bank syariah di Indonesia tidak hanya memerlukan kerja keras, tetapi juga partisipasi masyarakat. Selain itu, bank syariah juga memberikan amal ibadah dengan menciptakan lapangan pekerjaan. Penyelenggaraan festival untuk mengenalkan produk-produk ekonomi dan syariah khususnya pesantren-pesantren di Indonesia dan memperkenalkan kepada dunia internasional tentang perkembangan ekonomi syariah di Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Indonesia pun mendapatkan kehormatan untuk menjadi tuan rumah pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Otoritas Moneter dari negara- negara Organsiasi Kerjasama Islam (OKI). Wapres Jusuf Kalla pada hari yang sama di Jakarta Convention Center membuka Indonesia Infrastructure Week 2014. Dalam kesempatan tersebut Wapres mengatakan bahwa banyak pihak yang pesimis dengan negeri ini karena begitu banyaknya masalah. “Tetapi tanpa banyak infrastruktur yang dibangun, jalan yang agak rusak, dan pendidikan yang baru tumbuh, ekonomi kita bisa tumbuh 5,5 persen. Jadi hanya dengan sedikit saja perbaikan bisa sampai 7 persen,” ujar Wapres. Pertumbuhan ekonomi 7 persen akan lebih mudah dicapai dibanding negara lain. “Mari kita tumbuh 7-8 persen, sekarang saatnya kita bersama-sama melaksanakannya, asal just do it,” lanjut Wapres. Pembangunan infrastruktur adalah hal yang sangat penting. Jalan, listrik, pelabuhan, bandara akan sangat mempengaruhi kehidupan ekonomi suatu negara. “Semua adalah prioritas, sehingga terbukanya ruang kesempatan pembangunan harus kita sikapi dengan optimisme karena banyak yang kita bisa lakukan,” ujar Wapres. Pemerintah berkomitmen untuk memberikan kesempatan pelaksanaan program pembangunan infrastuktur yang Pembukaan Festival Ekonomi Syariah Indonesia 2014 DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
  • 16. SELAMAT DATANG PAK JK 16 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 layak secara bisnis akan diserahkan kepada swasta, sedangkan untuk program pembangunan infrastruktur yang tidak layak secara bisnis tapi diperlukan akan menjadi tugas pemerintah sehingga pembangunan infrastruktur akan menjadi merata di seluruh wilayah indonesia. “Pembangunan bendungan dan jalan desa misalnya, akan menjadi tanggungan pemerintah,” ujar Wapres. Mengenai beberapa persoalan pembangunan adalah masalah lahan. Tetapi kini, pemerintah akan memberikan dukungan terhadap penyelesaian pembebasan lahan dengan syarat investor harus dapat memberikan ganti untung kepada masyarakat. Wapres menjelaskan begitu tingginya kebutuhan akan listrik saat ini. Lima tahun yang lalu, kita perlu listrik 10 ribu MW, walau belum tuntas, tetapi kini hampir selesai. “Kita membutuhkan 35.000 MW dlm 5 thn, 7.000 MW pertahun. Sehingga pembangunan listrik merupakan prioritas utama,” ujar Wapres. Dalam minggu ini, Wapres ia menerima kesanggupan beberapa lembaga internasional seperti Islamic Development Bank, World Bank untuk menguncurkan dana untuk infrastruktur, khususnya pembangunan pembangkit lsitrik. Wapres mengingatkan bahwa waktu investasi terbaik adalah saat ekonomi turun atau melemah, karena harga- harga material dan komponen sedang turun dan pemerintah menjamin siap membayar. Selain itu, pemerintah juga akan memberikan percepatan dalam memproses izin, tapi jika izin tidak segera dilaksanakan dalam 1 tahun izin akan dicabut. “Itulah sebabnya tantangan ini bukan untuk diseminarkan tapi direalisasikan,” tegas Wapres. Wapres memberi contoh bahwa dirinya yang juga pengusaha pernah membangun pembangkit listrik di daerah konflik di Poso. “Intinya, kita harus bertekad untuk membangun negeri ini demi kemajuan bangsa. Bahkan teknologi yang digunakan semuanya dari dalam negeri. Jangan pernah ragu dengan keahlian Anda semua” ucap Wapres. Ia mengingatkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi 1 persen memerlukan energi 1,5 persen. Terkait dengan perizinan, Wapres menegaskannya ketika menerima Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) di Kantor Wakil Presiden, 6 November 2014. “Selama tidak melanggar peraturan, keputusan harus diambil secara cepat. Birokrasi bukan hanya pemilihan, tetapi bagaimana keberanian pemerintah kasih perintah. Lebih cepat lebih baik” ujar Wapres. Lambannya pengambilan keputusan, dapat menimbulkan korupsi. “Pengusaha berani suap, karena ingin cepat melakukan usaha, mereka mau membeli waktu,” lanjut Wapres. Wapres juga menyambut gembira pembentukan KASN ini karena sejalan dengan wacana moratorium Pegawai Negeri Sipil (PNS) selama 5 tahun yang menjadi kebijakan pemerintahan saat ini. Wapres mengakui, reformasi birokrasi bukanlah hal yang mudah dan tentu saja tidak dapat memberikan kepuasan bagi semua PNS. Namun hal tersebut dilakukan untuk kebaikan. Untuk mendukung KASN ini, Wapres menyarankan beberapa hal yang harus diupayakan. Pertama, sistem perekrutan perlu diperbaiki lagi, misalnya Eselon I Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan pada pembukaan Indonesia Infastructure Week 2014 DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 17. 17Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 dipilih berdasarkan Tim Penilai Akhir (TPA). Yang kedua, pejabat yang dipilih harus berani mengambil keputusan sehingga proses birokrasi dapat dipotong. Upaya lainnya adalah mengefektifkan yang sudah ada, dengan cara moratorium pegawai. Wapres memberikan contoh, misalnya Direktur Jenderal (Ditjen) Pajak memerlukan 3000 pegawai, dapat mengambil dari BPKP, kemudian dilakukan tes kompetensi. Selanjutnya, tidak membuat kantor ataupun gedung baru. “Kalau dibuat kantor baru, biasanya meja dan kursinya ditambah, pegawainya juga ditambah,” tandas Wapres. Dalam pertemuan tersebut Ketua Aparatur Sipil Negara (ASN) Sofian Effendi menjelaskan pula bahwa KASN merupakan perintah Undang-undang No.5 tentang Aparatur Sipil Negara. UU ASN ini dianggap sangat penting, karena mengatur jabatan- jabatan yang dinamakan Aparatur Sipil Negara yang menjadi salah satu prasyarat untuk mencapai cita-cita pemerintahan Indonesia hebat. Pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8 - 9 persen membuat Indonesia dapat keluar dari middle income trap. Untuk keluar dari middle income trap berdasarkan pengalaman-pengalaman negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, China dan India, ada dua hal yang harus dibenahi, yaitu pendidikan tinggi dan birokrasi. KASN dibentuk untuk membenahi birokrasi di Indonesia. Mempersiapkan birokrasi yang profesional, yang bersih dari korupsi, berbudaya dengan organisasi, dan dinamis, yang menyesuaikan dengan perubahan. Peningkatan anggaran akan terus diupayakan pemerintah melalui berbagai cara yang efektif. Wapres Jusuf Kalla berharap anggota Kabinet Kerja dapat meningkatkan anggaran secara signifikan dan mengurangi defisit anggaran. Salah satunya adalah dengan mengurangi defisit yang disebabkan impor, dan membuat bagaimana masyarakat bekerja untuk menghasilkan produk yang baik, misalnya dalam pertanian sehingga tidak perlu lagi mengimpor. “Tidak perlu membuat sawah yang baru, tetapi bagaimana meningkatkan produktivitas, karena produktivitas membuat orang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi,” jelas Wapres ketika menerima Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves di Kantor Wakil Presiden, 13 November 2014. Dalam menjalankan pemerintahan, dua instrumen yang sangat penting adalah anggaran dan kebijakan. Wapres menginginkan kedua hal tersebut dapat direalisasikan dalam waktu yang cepat. “Dua hal ini harus diperbaiki dengan cepat karena masyarakat memiliki harapan yang sangat tinggi dengan pemerintah yang baru. Kalau kita tidak menyampaikannya secara cepat, mereka akan kecewa,” tegas Wapres. Dalam kesempatan tersebut Wapres juga menyampaikan beberapa hal yang menjadi kendala dalam memperbaiki anggaran dan kebijakan di Indonesia. Kendala- kendala tersebut diantaranya, subsidi yang terlalu besar, biaya birokrasi yang tinggi karena adanya desentralisasi, dan juga pinjaman ketika krisis terjadi yang sampai saat ini masih harus dibayar. Tidak kalah pentingnya, masalah kesetaraan, baik kesetaraan antara masyarakat, antara daerah, maupun antara sosial. Wapres mengingatkan, target Wakil Presiden Jusuf Kalla berdiskusi dengan Komisi ASN di Kantor Wakil Presiden DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 18. SELAMAT DATANG PAK JK 18 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan harus dijalankan, tanpa perpanjangan waktu. “Perpanjangan hanya membuat orang tidak bekerja,” ucap Wapres. Infrastuktur yang dibangun harus layak baik dari sisi ekonomi maupun bisnis. Tidak hanya menarik untuk kepentingan umum tetapi juga kepentingan swasta. Dalam kesempatan tersebut, Chaves menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan solusi bagaimana membuat anggaran dengan baik, yaitu dengan meningkatkan pendapatan dan membelanjakannya dengan lebih efisien.Sementara, untuk menggunakan anggaran seefisien mungkin, dana yang ada atau yang nanti diperoleh harus difokuskan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan. Untuk meningkatkan pendapatan negara, Chaves mengatakan, salah satunya dengan pengumpulan pajak. Terkait dengan kebijakan, Wapres Jusuf Kalla mengakui bahwa setiap mengambil keputusan, tidak terlepas dari resiko. “Pemerintah menaikkan harga BBM, ada risikonya, tapi ada manfaatnya, karena itu kita ambil,” ujar Wapres ketika membuka Risk and Governance Summit 2014 di Hotel Dharmawangsa Jakarta, 18 November 2014. Dalam pertemuan tersebut, Wapres menegaskan, “Kita tidak bisa memilih tanpa risiko. Tiap hari kita berbicara kemungkinan risiko dan ujungnya diupayakan agar diperoleh manfaat yang lebih besar dari risikonya. Di situlah perlu tata kelola, memperkecil risiko dan meningkatkan manfaat.” Bahkan menurut Wapres, pengumuman keputusan kenaikan harga bahanbakarminyak(BBM)subsididilakukan sendiri oleh Presiden Joko Widodo. “Kita putuskan jam-jam terakhir untuk dibacakan Presiden. Kita siap menanggung risiko dan siap tidak popular,” ujar Wapres. Kenaikan harga BBM subsidi karena subsidi sudah tidak tepat sasaran. Dan kenaikan ini dilakukan untuk mengalihkan subsidi konsumtif menjadi subsidi yang produktif, seperti dialihkan ke bidang kesehatan, pendidikan dan infrastruktur. Terlalu besarnya anggaran pemerintah untuk pengeluaran rutin, birokrasi dan subsidi adalah penyebab ketidakmampuan APBN menstimulasi perekonomian negara. APBN iniadalahsalahsatudariduainstrumenyang dimiliki pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi nasional. “Anggaran negara dibelanjakan kepada sektor-sektor konsumtif yang tidak memberikan multiplier effects,” ucap Wapres. Pemerintahjugaakanmenetapkanstandar- standar dalam kebijakan berinvestasi. Aturan-aturan tentang pembangunan pembangkit listrik, jalan tol dan investasi di bidang energi akan diperjelas. “Tanpa APBN yang baik dan kebijakan yang lambat akan memberikan pengaruh buruk pada perekonomian,” ujar Wapres. Tetapi kondisi APBN yang sangat timpang dalam beberapa tahun ini, justru memberikan keyakinan Wapres bahwa pertumbuhan ekonomi dapat dipacu hingga 7 persen. “Kalau kita ingin tumbuh 7 persen ada idle capacity yang dapat ditingkatkan. Anggaran kita perbaiki, kecepatan kita perbaiki,” tegas Wapres. Selanjutnya Wapres menjelaskan, Wapres menganalogikan bidang keuangan di sektor perbankan, pasar modal, lembaga DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS Wakil Presiden Jusuf Kalla berjabat tangan dengan Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chaves
  • 19. 19Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 keuangan seperti aliran darah di dalam tubuh. Tidak ada kegiatan yang tidak melibatkan sektor keuangan. Seperti sakit apapun bisa dilihat dengan melihat hasil cek darah. Demikian pula dengan sebuah perusahaan, maju atau tidaknya dapat dilihat dari sisi neraca keuangan. Dengan tata kelola perusahaan yang baik, sistem kita dapat mengurangi risiko. “Dan tentunya lembaga itu dapat berkembang sekaligus punya manfaat,” ucap Wapres. Dalampengelolaankeuangannegara,unsur kehati-hatian pun harus dikedepankan. Parameter yang digunakan dalam ekonomi suatu negara adalah besarnya suku bunga, inflasi dan juga besarnya defisit keuangan negara. Pengalaman dari krisis yang terjadi pada tahun 1998 menunjukkan bahwa dampak yang ditimbulkan karena tindakan yang keliru tersebut hingga kini masih terasa. Wapres mengatakan bahwa krisis yang berawal di Thailand dan berimbas ke Indonesia ini, hingga kini tidak kurang Rp. 125 Triliun atau 6 persen dari APBN untuk membayar hutang-hutang lama. “Begitu besar efeknya karena kesalahan yang terjadi,” ucap Wapres. Sekarang ini pemerintah dan otoritas keuangan dituntut untuk dapat mengantisipasi krisis. Pemerintah perlu melakukan tata kelola yang baik dan mulai memperhitungkan risiko-risiko yang dihadapi saat terjadi krisis, serta dituntut untuk mengambil keputusan secara cepat. Beberapa perubahan yang terjadi pada sektor keuangan setelah reformasi tahun 1998 adalah terbentuknya Bank Indonesia sebagai bank sentral yang independen dan juga Otoritas Jasa keuangan (OJK) yang independen. Risiko di bidang keuangan tidak pernah berdiri sendiri. Hari-hari ini misalnya, bank yang memberikan kredit ke sektor pertembangan mulai mengalami kesulitan. “Bukan salah menghitung tapi karena kondisi eksternal. Harga batubara turun, karet turun, tentu di luar perhitungan analis,” ujar Wapres. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Muliaman Hadad turut menjelaskan dalam kesempatan tersebut bahwa membangun good governance merupakan kebutuhan dasar untuk mewujudkan industri keuangan yang kuat dan memiliki daya saing secara global. Bagaimana mengkombinasikan beberapa aktivitas governance dalam suatu organisasi adalah penting dan merupakan usaha yang tidak kecil. Perlu membangun prinsip-prinsip good corporate governance agar lebih resilience. Untuk melaksanakan pembangunan lebih cepat dengan hasil yang juga lebih baik, Wapres mengajak semua pihak untuk bersama-sama membangun bangsa. “Niat baik dan kemampuan dan juga upaya bersama yang menjadikan negara ini menjadi besar,” tutur Wapres. Lima tahun roda pemerintahan Kabinet Kerja sudah mulai bergulir. Bekerja untuk kesejahteraan masyarakat di negeri ini menjadi tujuan utama. Wapres Jusuf Kalla, pemimpin yang selalu turun langsung ke sumber masalah dan spontan mencari solusi akan selalu berkiprah melalui berbagai pengabdiannya yang tulus mulai saat ini. (*Tim Mersela) Wapres Jusuf Kalla menerima buku Inisiatif Model Good Governance dan Model Combined Assurance OJK dari Ketua DK OJK Muliaman Hadad DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS
  • 20. SELAMAT DATANG PAK JK Mengenal Lebih Dekat Pak JK Mengenal lebih dekat sosok Wakil Presiden (Wapres) pengganti Boediono ini tidaklah sulit karena Wapres ke-12 ini pernah menjabat sebagai Wapres ke-10. Pengabdian dan sepak terjangnya telah menghiasi wajah pembangunan negeri ini. Wapres Drs. H. Muhammad Jusuf Kalla atau masyarakat Indonesia biasa memanggil Wapres Jusuf Kalla atau Pak JK, lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan 72 tahun yang lalu, tepatnya pada 15 Mei 1942. Terlahir sebagai anak kedua dari 17 orang bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah, seorang pengusaha keturunan Bugis yang dikenal usahanya dengan sebutan ‘Kalla Group’. Menikah dengan Mufidah, dengan nama lengkap Mufidah Mi’ad Saad lahir pada 12 Februari 1943 di kota Sibolga, Sumatera Utara, putri dari H. Buya Mi’ad (ayah) dan Sitti Baheram (ibu). Dari perkawinanya ini telah dikaruniai seorang putra dan empat putri, yakni Muchlisa Kalla, Muswirah Kalla, Imelda Kalla, Solichin Kalla, dan Chaerani Kalla, serta telah mempunyai sepuluh orang cucu. Di Makassar, Jusuf Kalla yang mempunyai hobi membaca dan menulis ini dikenal akrab dengan panggilan Daeng Ucu oleh masyarakat setempat. Nama Jusuf Kalla mulai dikenal pada tahun 1968 ketika menjadi Chief Executive Officer (CEO) NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinan Jusuf Kalla lah, perusahaan milik Kalla Group berkembang kian pesat. Semula yang hanya membidangi bisnis ekspor- impor menjadi kian melebarkan sayap, antara lain ke bidang perhotelan, konstruksi penjualan kendaraan, kelapa sawit, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, dan telekomunikasi. DOK. SETWAPRES > 20 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014
  • 21. Selain menggeluti bidang usaha, Pak JK juga banyak berkiprah dibidang politik, pemerintahan serta kemanusiaan. Di dunia politik, Pak JK pernah menduduki posisi Ketua Umum Partai Golkar. Suatu posisi yang paling bergengsi di dunia perpolitikan Indonesia. Sementara di bidang pemerintahan, ia pernah beberapa kali menduduki jabatan menteri, mulai dari pemerintahan Abdurrahman Wahid, hingga Megawati Soekarnoputri. Dan semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Pak JK menjabat sebagai Wakil Presiden. Keberhasilan karier sosok Jusuf Kalla tentu tidak terlepas dari peran aktifnya dalam organisasi kepemudaan saat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi. Pengalaman berkecimpung dalam organisasi inilah yang menjadikan salah satu modal mengantarkannya menjadi orang nomor 2 di Indonesia. Pengabdiannya tidak pernah selesai sampai disitu, ia selalu membaktikan diri pada negeri ini, hingga terpilih kembali menjadi Wakil Presiden untuk 5 tahun mendatang di periode 2014-2019. Perjalanan pengabdian 5 tahun Wapres Jusuf Kalla baru akan di mulai kembali. Walaupun sudah lima tahun menjauh dari hingar-bingar politik dan pemerintahan, kemudian mengabdikan diri untuk kemanusiaan dengan memimpin Palang Merah Indonesia (PMI). Di bawah kepemimpinannya, kiprah PMI makin sigap dalam menangani bencana, baik di dalam maupun di luar negeri, sehingga membawa nama baik Indonesia di dunia internasional. Namun Indonesia masih membutuhkan seorang Jusuf Kalla yang dikenal karena kemampuannya menemukan jalan keluar dari berbagai persoalan bangsa, hingga menjadi juru damai pertikaian di berbagai pelosok negeri, seperti di Ambon, Poso dan juga Aceh. Wapres Jusuf Kalla akan mengemban kembali amanat rakyat. Segenap masyarakat negeri ini tentu kembali mengingat berbagai kiprah yang telah dilakukannya pada masa lalu. Harapan masyarakat tentu bukan sekedar harapan kosong, karena mereka telah meyakini bahwa sosok Wapres Jusuf Kalla sebagai pasangan Jokowi akan mampu berbuat untuk menyejahterakan kembali negeri ini. 21Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Pembukaan Temu Karya Nasional Relawan PMI, di Malang DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTODOK.SETWAPRES>
  • 22. 22 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Tak pernah ragu, memberi Solusi Begitu bahagianya masyarakat Sulawesi Selatan khususnya kota Makassar ketika Pak JK terpilih kembali sebagai Wapres untuk masa bakti 5 tahun mendatang. Kebahagiaan itu terlihat saat pasangan Jokowi-JK ditetapkan sebagai pemenang Pilpres Agustus lalu oleh Mahkamah Konstitusi, masyarakat melakukan sholat Maghrib berjamaah di Masjid Terapung sebagai ungkapan rasa syukur. Begitu besar terlihat kecintaan mereka terhadap Wapres JK. Mengapa? Menurut pandangan Wali Kota Makassar yang baru saja dilantik untuk periode 2014-2019, Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto atau yang lebih dikenal dengan Danny Pomanto ini, Wapres Jusuf Kalla ibarat lampunya orang Indonesia Timur yang selalu membawa sinar, bukan hanya untuk Indonesia Timur tetapi juga seluruh Indonesia. “Beliau itu setiap saat selalu mempunyai solusi terhadap persoalan- persoalan negara ini. dan yang paling masuk ke dalam hati setiap orang Indonesia adalah beliau itu selalu berada pada kondisi yang berat seperti pada saat konflik, tetapi beliau selalu mempunyai solusi- solusi yang cerdas,” ungkap Danny yang terkenal dengan julukan “Si anak Lorong’na Makassar. Bagi Danny, tidak semua orang yang menjadi pemimpin dapat membuat solusi untuk semua masalah karena untuk seorang pemimpin itu tidak mudah. Itulah yang membuat Wapres Jusuf Kalla sangat dicintai banyak orang. Terbukti dengan terpilihnya kembali sebagai Wakil Presiden RI untuk menggantikan Wapres ke- 11 Boediono. “Kemarin saya kira pertama di dunia seorang wapres terpilih kedua kalinya. Satu wapres dengan dua presiden,” ujarnya dengan bangga. Sebuah bentuk kepemimpinan yang dapat menjadi contoh bahwa di Indonesia terdapat orang seperti Pak JK yang selalu menjadi penyejuk, dengan spontan selalu mempunyai solusi untuk berbagai persoalan yang datang dengan tiba-tiba. Ia mempunyai sense of solution, sense of crisis, konsekuen, konsisten. dan tidak pernah ragu. Sebagai pemimpin, Pak JK selalu mempunyai keberanian untuk menghadapi persoalan dengan cepat dan selalu mempunyai bukti. Sebagai contoh, dukungan Pak JK terhadap pantai Losari, pembangunan Bandar udara, jalan tol, dan persoalan jalan trans Sulawesi. Banyak kebutuhan masyarakat yang berasal dari inisiatif Wapres Jusuf Kalla dan ia selalu berhasil mewujudkannya. “Saya kira kenapa beliau tidak terlalu susah terpilih yang kedua kalinya. Trust-nya sudah ada,” lanjut Danny. Semua sifat-sifat Wapres Jusuf Kalla dapat menjadi contoh bagi sebuah kepemimpinan, tetapi menurut Walikota yang memiliki 3 anak ini harus dimulai dari diri sendiri dahulu. Apa yang dapat dilaksanakan harus dilaksanakan, dengan mencontoh Wapres Jusuf Kalla yang selalu konkrit melaksanakan apa yang dibicarakannya. Semua dilakukan Wapres berdasarkan aturan (by rules, by regulation, by system) karena Wapres selalu melihat ke depan, detail, dan sangat menguasai masalah. Seperti contohnya slum area di kota Makassar yang harus dibenahi selama 5 tahun ke depan untuk kepentingan kota Makassar yang ingin berkembang seperti negara Singapura. Danny Pomanto yang sudah mengenal Wapres Jusuf Kalla sejak 1999 ketika ia mendesain masjid Raya Makassar, merasakan bahwa Pak JK tidak pernah berubah sejak menjadi tokoh di Makassar, kemudian setelah menjadi menteri dan Wakil Presiden. Sifat- sifat dari sosok Pak JK sudah menjadi trade mark yang tidak pernah hilang. Satu pengalaman yang tidak dapat dilupakannya, bila muncul persoalan, Wapres Jusuf Kalla tidak sekedar hanya membaca dari koran saja, tetapi akan segera turun ke sumber persoalan untuk mencari solusi bersama para wartawan. Sehingga hasil upaya Wapres dalam menyelesaikan persoalan dapat segera terlihat oleh masyarakat. Sense of entrepreneurship Wapres Jusuf Kalla pun menjadi inspirasi bagi National Public Private Partnership (NPPP). Wapres selalu menyarankan bagaimana sesuatu dapat terwujud dengan baik dalam dunia bisnis. SELAMAT DATANG PAK JK Ir. H. Mohammad Ramdhan Pomanto Wali Kota Makassar periode 2014-2019 DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
  • 23. Sebagai Wali Kota Makassar, Danny berusaha untuk selalu meneladani kepemimpinan Pak JK. Ia berusaha untuk membuat kota Makassar bertambah baik dua kali. Proyek yang akan dibuatnya untuk kota ini berupa kawasan reklamasi yang luasnya 400 hektar. Hal ini disebabkan mitigasi pertama Indonesia berada di pantai kota Makassar. Rencana Danny untuk menahan kenaikan air laut, akan dibangun sebuah kota dengan folder pengendalian-pengendalian banjirnya. Sebuah kota hijau yang tidak merusak lingkungan dengan green belt sepanjang 100 m yang akan menjadi sebuah investasi. Selain itu, di bidang infrastruktur, pengembangan bandara karena awalnya didesain untuk 3 juta penumpang, sekarang sudah melebih kapasitas menjadi 11,2 juta penumpang, serta pembuatan jalan tol dalam kota. Danny mengharapkan dengan hadirnya Wapres Jusuf Kalla semua dapat terwujud. Pada masa pemerintahan pasca 20 Oktober 2014, perbedaan umur antara Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla tidak akan menjadi jurang untuk menjalankan pemerintahan. Banyaknya pengalaman yang dimiliki Wapres Jusuf Kalla terutama pengalaman secara politik akan mampu mengatasi persoalan- persoalan yang timbul. Memiliki kemampuan adaptive leadership yang sangat besar, Pak JK akan mampu menyesuaikan diri dengan kondisi sebagai wapres. Menurut Danny, itulah ilmu modern pemerintahan yang sebenarnya. Adaptive leadership. “Di manapun berada, beliau selalu menyesuaikan tetapi mempunyai warna sendiri. Ibarat dalam suatu larutan, dapat memberi warna dan rasa sendiri. Melengkapi rasa yang sudah ada,” ungkapnya menjelaskan. Terdapat 3 hal yang mengikat antara Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sehingga dapat menjadi seirama dalam menjalankan pemerintahan, yaitu sama-sama berpikiran simpel, antara persoalan dan solusi selalu dekat, serta selalu dekat dengan rakyat. Sehingga perbedaan umur dan pengalaman politik tidak akan mejadi kendala sama sekali. 23Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Peninjauan Kantor Pos Rawamangun DOK.SETWAPRES>
  • 24. Kebaikan yang selalu diingat Dimas Jayadiningrat adalah seorang anak SMP Muhammadiyah kelas 1 di Bontoala, Makassar. Setiap pergi sekolah selalu berjalan kaki karena letak sekolah tidak terlalu jauh dari rumahnya. Cita-citanya adalah ingin menjadi seorang polisi, karena di matanya, polisi adalah sosok yang baik yang selalu menolong orang. Sepeninggal ayahnya, sejak 3 tahun yang lalu, Dimas beserta ketiga orang kakak perempuannya selalu membantu keluarga dengan berjualan. Ia sendiri berjualan telur puyuh sehabis belajar di sekolah. Dengan harga 8000 rupiah per kotak kecil, Dimas mendapatkan honor 1000 rupiah. Apabila laku 15 buah, maka ia akan mendapatkan 15.000 rupiah. Uang hasil penjualan dipakainya untuk membiayai keperluan sekolah. Bagi Dimas, Pak JK adalah sosok yang sangat baik. Sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakannya adalah pertemuannya dengan Pak JK setahun yang lalu. Saat itu, Pak JK sedang berada di sebuah rumah makan di jalan Somba Opu, Makassar. Saat Dimas berjualan telur puyuh, Pak JK tiba-tiba memanggilnya. Ia kemudian membeli satu kotak telur puyuh dengan harga 100.000 rupiah. Betapa senangnya Dimas kala itu dan menceritakan hal tersebut kepada ibunya sepulang ia berjualan. Pengalaman akan kebaikan hati Pak JK, masih membekas di benaknya hingga kini. Dimas Penjual telur di Makasar DOK.SETWAPRES>PERYIRAWAN 24 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Ucapan terima kasih yang tulus Cerita lain tentang sosok Pak JK datang dari Wahidah, seorang wanita paruh baya, yang telah menjalani profesi sebagai penjual pisang epe selama 12 tahun di Lamaddukelleng, Makasar. Pisang epe adalah pisang mentah yang dibakar, kemudian dibuat pipih, lalu dicampur dengan air gula merah sebagai santapan ringan, Wahidah menuturkan, “berjualan pisang epe pada awalnya terasa sangat sulit, selain kurangnya modal, juga sulit untuk mendapatkan tempat berjualan.” Ini disebabkan pada awal tahun 2011 ada larangan berjualan pisang epe di sekitar pantai Losari, namun menjelang akhir tahun, larangan tersebut dicabut oleh Pemkot Makasar. “Alhamdulillah, setelah larangan tersebut dicabut, mulai ada seberkas titik terang dalam hidup kami, diikuti dengan mulainya bergulirnya pinjaman lunak dari perbankan setempat. Hingga saat ini, menjelang akhir tahun 2014, kami mampu menyekolahkan putra-putri hingga ke jenjang pendidikan menengah,” ungkap Wahidah bangga. Wahidah akhirnya memahami bahwa keberhasilannya ini, walaupun secara tidak langsung, adalah berkat andil Pak JK setelah menjabat sebagai Wakil Presiden 2004-2009. Sebagai perwujudan rasa syukurnya atas perbaikan taraf hidupnya kini, dalam setiap Idul Fitri, Wahidah selalu berusaha untuk mengunjungi kediaman Pak JK dengan maksud tidak semata-mata untuk menghadiri acara Open House-nya, namun yang lebih utama adalah untuk menyampaikan ucapan selamat dan doa untuk kesehatan dan keselamatan Wapres Jusuf Kalla. “Terima kasih Bapak Jusuf Kalla”, pungkas Wahidah. Wahidah Penjual pisang epe di Pantai Losari, Makasar DOK.SETWAPRES>PERYIRAWAN SELAMAT DATANG PAK JK
  • 25. 25Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Saat ini masyarakat mempercayai kredibilitas partnership Jokowi-JK dan kinerja Wapres Jusuf Kalla selama 5 tahun ke depan. Namun, tetap perlu dibangun sebuah kepercayaan yang bukan sekedar polesan citra diri. Wapres Jusuf Kalla mampu menyentuh banyak orang dari banyak generasi dan dari banyak lapisan. Sentuhan langsung kepada masyarakat yang sudah pernah dilakukan Wapres sepuluh tahun yang lalu ketika menjabat sebagai Wakil Presiden RI periode 2004-2009. Sentuhan langsung yang diberikan bukan hanya sekedar menyentuh masyarakat, tetapi merangkul masyarakat yang belum mempercayai kepiawaiannya melalui penyelesaian berbagai persoalan yang akan datang dengan solusi terbaik, dan melalui kiprah nyata dalam pembangunan di negeri ini yang muaranya tentu saja pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. [*PI, SK] Seluruh rekam jejakmu sudah pernah terukir, pengabdian itu masih dibutuhkan di negeri ini, banyak pekerjaan menanti untuk terselesaikan, dengan sebuah kepercayaan masyarakat menilai, Selamat datang Wapres Jusuf Kalla Wapres Jusuf Kalla ketika menyapa rakyat Makassar di Menara Bosowa, Makassar, Minggu 1 November 2014 DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
  • 26. DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS 26 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 GALERI FOTO DOK.SETWAPRES>YOHANESLINIANDUS RAKORNAS KABINET KERJA 2014 Wapres menyampaikan sambutan pada Rapat Koordinasi Nasional Kabinet Kerja dalam rangka Sinergitas Kinerja Pemerintah Pusat dan Daerah Tahun 2014, di Kementerian Dalam Negeri, 4 November 2014. PEMBUKAAN INDONESIA INFRASTRUKTUR WEEK 2014 Wapres Jusuf Kalla melakukan peninjauan dibeberapa stand setelah membuka acara Indonesia Infrastruktur Week, di Jakarta Convention Center, 5 November 2014. DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS MUNAS ALIM ULAMA NU Wapres Jusuf Kalla menyampaikan sambutan pada acara Pembukaan Musyawarah Nasional Alim Ulama - Konferensi Besar Nahdlatul Ulama denga tema “Konsolidasi NU untuk Memperkokoh Kedaulatan RI’, di kantor PBNU Jakarta, 1 November 2014. PEMBUKAAN INDO DEFENCE 2014 EXPO DAN FORUM Wapres Jusuf Kalla melakukan peninjauan di beberapa pameran setelah membuka acara Indo Defence 2014 Expo dan Forum, di Ji Expo Kemayoran Jakarta, 5 November 2014. DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO
  • 27. PEMBUKAAN INDONESIA ECONOMIC OUTLOOK 2015 Wapres Jusuf Kalla menjadi Keynote Speaker pada acara Indonesia Economic Outlook 2015 dengan tema “New Era for Better Oportunities” di Four Seasons Hotel Kuningan, Jakarta, 12 November 2014 DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS 27Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO SIDAK KANTOR POS Wapres Jusuf Kalla melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di kantor Pos Pusat Pasar Baru Jakarta, 19 November 2014 DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS SIDAK DI KANTOR STWAPRES Wapres melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di beberapa ruang kerja di lingkungan Setwapres dan santap siang bersama dengan beberapa staf di Kantin Setwapres, 14 November 2014. DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO HUT MATA NAJWA Wapres Jusuf Kalla menjadi salah satu narasumber Program Khusus pada Ulang Tahun ke-5 Mata Najwa, di Grand Studio Metro TV Jakarta, 19 November 2014
  • 28. PEMBUKAAN PASAR INDONESIA DAN FASHION FESTIVAL Ibu Mufidah Jusuf Kalla, didampingi Ibu Herawati Boediono menabuh bedug sebagai tanda dibukanya Pasar Indonesia dan Fashion Festival, dilanjutkan peninjauan stand pameran yang menampilkan produk kreatif dan kuliner binaan Bank Mandiri di Jakarta Convention Center, 22 Oktober 2014 DOK.SETWAPRES> DOK.SETWAPRES> DOK.SETWAPRES> DOK.SETWAPRES>DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS SERAH TERIMA KEPENGURUSAN DEKRANAS Serah terima Kepengurusan Dekranas dari Ibu Hj. Herawati Boediono kepada Ibu Hj. Mufidah Jusuf Kalla di Rumah Kriya Dekranas, 21 Oktober 2014. GALERI FOTO 28 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 HUT YPAC Ibu Mufidah Jusuf Kalla saat mengunjungi yayasan anak cacat pada peringatan Ulang Tahun Yayasan Pembinaan Anak Cacat ke-60 di Jakarta, 5 November 2014
  • 29. DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA Ibu Mufidah Jusuf Kalla meninjau pameran produk pangan dan hortikultura setelah mengikuti acara Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-34 di Makassar, 6 November 2014. DOK.SEaTWAPRES>JERIWONGIYANTO 29Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO DOK.SETWAPRES>JERIWONGIYANTO RAPAT PARIPURNA PERHIMPUNAN ANGGREK Ibu Mufidah Jusuf Kalla menyampaikan sambutan dan penghargaan pada acara Rapat Paripurna Nasional, Perhimpunan Anggrek Indonesia di Makassar, 7 November 2014.
  • 30. Wawancara di Akhir Masa Tugas Pada 26 September 2014, sebuah wawancara terakhir telah dilakukan di Istana Wakil Presiden. Wawancara eksklusif yang hampir memakan waktu 1 jam ini memberi banyak ulasan yang mencerminkanpemikiranBoedionoselama lima tahun melaksanakan pembangunan di negeri ini. Perjalanan pengabdian lima tahun Wakil Presiden (Wapres) RI ke-11, Prof. Dr. Boediono, M.Ec yang tanpa pamrih, sarat akan pujian dan kritikan telah berakhir. Sebuah dedikasi dan pengorbanan yang tulus telah dipersembahkannya bagi bangsa ini. Memang 5 tahun terasa singkat, tetapi berbagai program kerja yang lahir dari benak seorang pemimpin panutan ini telah berhasil dirasakan di setiap sendi kehidupan. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukannya, semua hanya untuk suatu keberhasilan yang muaranya adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia. DOK. SETWAPRES > 30 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 TERIMA KASIH PAK BOED
  • 31. 31Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Memiliki jabatan Wakil Presiden (Wapres) adalah tanggung jawab yang amat besar dan berat karena mengemban amanat dari seluruh rakyat, bangsa, dan negara Indonesia. Bagaimana kesan-kesan serta suka duka Bapak selama menjabat sebagai Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (Red: Presiden RI ke-6)? Kalau diinventarisasi suka dukanya selama lima tahun inibanyaksekali.Barangkalisayasampaikansajasecara umum. Setiap kehidupan itu ada suka dukanya. Dalam masa karier saya pun berbagai tahapan itu ada suka dukanya. Jadi secara umum saya tidak melihat bahwa tugas saya sebagai Wapres itu sesuatu yang berbeda sekali dengan apa yang saya lakukan sebelumnya. Jadi sukanya ada, dukanya ada. Dan terus terang saja, sebetulnya banyak suka atau kebanggaan. Bukan suka dalam arti saya bisa mendapatkan kesempatan untuk melakukan sesuatu pada tingkat yang sekarang ini. Jadi sebetulnya banyak rasa bangga dan senang. Senang karena ada kesempatan, bukannya duka juga istilahnya. Ini tantangan, kadang kala ada kritikan, hujatan, tapi itu tergantung yang menerima. Kalau sesuatu itu akhirnya saya anggap sebagai bagian dari pekerjaan. Jadi intinya tidak ada yang sangat khusus. Jadi Anda semua nanti kalau naik ke pohon yang lebih tinggi akhirnya sama saja (Red: Semakin tinggi pohon semakin kuat hembusan anginnya, semakin tinggi jabatan seseorang semakin berat pula cobaannya). Tinggal kita sendiri melihat atau menerima suka dalam duka ini sebagai apa. Hubungan dengan Pak SBY bagus, Insya Allah sampai akhir masa jabatan saya (Red: 20 Oktober 2014). Jadi itu salah satu hal yang saya anggap sesuatu yang perlu saya syukuri. Dengan para menteri juga baik, saya tidak ada ganjalan yang berarti. Dalam pergaulan kerja, itu selalu ada yang tidak pas, ada yang tidak nyambung. Tapi itu lumrah (Red: wajar). Jadi sekali lagi tidak ada yang membuat saya suka atau duka karena berbeda. Biasa-biasa sajalah. Berbagai program strategis yang telah Bapak canangkan dan laksanakan seperti Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B), Reformasi Birokrasi, pengentasan kemiskinan melalui Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan, jalan tol, bandar udara, pelabuhan, dan rel kereta api, apakah seluruhnya sudah selesai dan berjalan sesuai rencana? Ada yang sudah, ada yang belum. Ada yang rencananya pas,adayangmelesetjugakarenarealitadilapanganbisa berbeda. Hal-hal yang Anda sebutkan tadi kemajuannya sebetulnya cukup berarti. Penuntasannya ada yang harus diselesaikan dengan pekerjaan tambahan, misalnya di bidang reformasi birokrasi. Ini tugas yang tidak akan ada akhirnya, jangka panjang, membutuhkan kesabaran, ketekunan untuk memperbaiki tahap demi tahap, aspek demi aspek kehidupan birokrasi kita ini. Jadi apa yang saya dan teman-teman para menteri dan para pejabat laksanakan selama lima tahun ini baru satu penggal saja (Red: Program Reformasi Birokrasi), tidak akan selesai, tapi ada hal yang telah kita letakkan sebagai landasan untuk dilanjutkan dan ditingkatkan di kemudian hari oleh pemerintahan yang akan datang. DOK.SETWAPRES>
  • 32. TERIMA KASIH PAK BOED 32 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Menyingung pernyataan Bapak bahwa ada program-program yang sebagian belum selesai dan sudah selesai. Seperti program Kurikulum 2013 yang merupakan program di bidang pendidikan yang sangat bagus. Tetapi dilapangan, masyarakat masih banyak yang kurang puas. Mungkin ke depannya apa yang kira-kira perlu dilanjutkan oleh pemerintahan yang akan datang? Kurikulum 2013 ini sekali lagi hasil kerja banyak orang, teman-teman dari Kemendikbud juga. Saya mendorong. Kalau dari sisi substansi sebenarnya tidak ada masalah. Apa yang kita ingin berikan dalam kurikulum 2013 ini sesuatu yang sesuai dengan tren pendidikan, pengajaran di banyak negara sekarang ini, membuka ruang untuk kreatifitas, pembentukan pribadi untuk melakukan sesuatu yang terkait langsung dengan dunia nyata, dengan alam. Hal-hal seperti ini kita tahu belum terakomodasi dalam kurikulum yang lama. Oleh sebab itu, ini mulai dibuka semua. Nah, ini memang suatu langkah lompatan, lompatan dalam arti bukan hanya kita harus merombak secara logistik, tetapi banyak sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), merombak dalam arti cara mengajarnya, bahannya, tetapi juga merombak mindset (pola pikir). Ini yang lebih penting. Bukan fisiknya tetapi pola pikirnya, terutama dari para guru. Nah ini memakan waktu. Memang sudah dilakukan pelatihan dan sebagainya, tetapi itu hanya langkah kecil awal. Langkah selanjutnya adalah suatu proses nanti. Di mana guru itu sudah dapat merasakan nanti. Oh ya peran saya dalam mengajarkan kurikulum yang baru ini begini. Ini hanya bisa didapatkan dalam praktek, dalam proses dia mempraktekkan nanti. Saya kira masalah yang dikomplain sekarang itu misalnya masalah distribusi buku. Memang ini ada hal-hal di lapangan yang harusnya untuk putaran berikutnya diperbaiki. Nanti untuk tender berikutnya, untuk cara mendistribusikannya ke sekolah-sekolah harus diperbaiki, tetapi ini sebetulnya pekerjaan besar. Kita itu mendistribusikan kalau tidak salah 253 juta buku ke 250 ribu sekolah. Ini pekerjaan raksasa memang. Kalau kita mengatakan kok ada bolongnya. Ya betul, memang pekerjaan besar. Tetapi kalau kita mengatakan sudahlah jangan di lakukan dulu, salah itu, salah sekali. Harus berani dengan segala kekurangannya harus kita gulirkan. Kalau kita tetap hanya dengan cara pilot project, hanya dengan beberapa ribu itu saja, enggak ada dampaknya nanti. Jadi dampaknya akan besar kalau ini dilakukan secara skala besar, meskipun kita tahu ini ada hambatan-hambatan yang luar biasa. Ya itu, kita lihat saja hambatannya apa, kita tangani. Di sini memang peran dari semua, bukan hanya Dikbud, Mendikbud, Kemendikbud, Kemendagri, tetapi juga semua stakeholder dari semua komunitas pendidikan kita ini. Di daerah, terutama SD sampai SMA tanggung jawab daerah. Jadi memang daerah harus aktif, sekarang itu belum bangun semua. Daerah itu masih banyak yang menunggu. Ada yang sudah maju, proaktif, ada yang nunggu. Jadi ini sekali lagi, pola pikir untuk mengubah gurunya, muridnya. Kalau gurunya sudah gelinding caranya, muridnya akan ikut, orang tua juga harus ikut. Nanti akan ada kegiatan-kegiatan yang menyangkut keluarga dan sebagainya, kemudian pemerintah daerah. Tapi kalau dilihat apa yang kita lakukan, sudah betul, kiita harus perbaiki yang belum.
  • 33. 33Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Untuk Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang merupakan program yang belum selesai juga, tetapi masyarakat sudah merasakan manfaatnya. Menurut pendapat Bapak, untuk ke depannya bagaimana Puskesmas sebagai penjaga gawang, dapatkah memberikan pelayanan yang paripurna? Ini satu lompatan lagi loh. Lompatan di bidang kesejahteraan sosial, selain pendidikan suatu lompatan dari segi kurikulum pengajaran, ini lompatan besar. Kita melompat ke suatu tataran di mana jaminan kesehatan terbuka bagi semuasekarang. Prinsipnya itu terbuka bagi semua warga negara Indonesia. Ini lompatan dari sesuatu yang dulunya ada batas- batas yang hanya parsial sekali. Banyak sebelum ini dibuka yang tidak punya akses terhadap pelayanan yang paling dasar yang ada di puskesmas dan sebagainya. Tetapi sekarang sistemnya jaminan, artinya dijamin bayarnya, kalau yang miskin enggak bayar malah. Jadi ada jaminan pasti sekarang itu, hak untuk itu. Tetapi masalahnya ini lompatan besar sehingga kalau kita lihat jumlah mereka yang terdaftar sebagai peserta JKN itu sudah 120 juta lebih. Itu suatu lompatan, dan itu bisa kita lihat dari berbagai antrean di berbagai pusat pelayanan kesehatan, baik yang primer apalagi yang di sekundernya. Itu kelihatan mulai banyak antrean, banyak waktu yang harus diberikan bagi para pasien untuk mendapatkan pelayanan. Sebelumnya jumlah mereka yang punya akses tidak banyak, artinya tidak sebanyak sekarang. Nah oleh sebab itulah maka ada ketimpangan, sekarang antara mereka yang butuh pelayanan atau demand (permintaan)-nya dan kemampuan dari pusat-pusat pelayanan yang untuk melayani, supply (persediaan)- nya. Jadi permintaannya melonjak dengan adanya sistem baru ini, universal coverage. Kayaknya ada celah yang mendadak menganga dalam waktu singkat ini, jawabnya memang harus ada peningkatan dari persediaan secara bertahap. Jadi kalau ada komplain, dulu lebih mudah enggak perlu antri banyak. Itu karena memang dulu beliau-beliau ini yang sudah dapat kemudahan ini, tidak ingat bahwa ada yang belum mendapat kemudahan ini. Sekarang dibuka. Ya ini memang lompatan besar dan ini adalah sistem modern, sistem untuk negara modern untuk jaminan kesehatan itu tentu seperti ini. Belum pas juga, artinya baru sekitar dibenahi sedikit-sedikit, tetapi kua sistem ya seperti inilah yang ada di negara- negara modern. Tinggal nanti kita harus benahi. persediaannya dibenahi, lalu koleksi dari preminya harus benar, ngitungnya harus benar, paketnya harus mulai makin tajam. Paket pelayanannya kalau terbuka sama sekali mestinya harus ada yang nanggung. Yang nanggung siapa? Ya APBN nanti, kuat enggak APBN- nya. Kalau enggak kuat ya harus kita sesuaikan, preminya harus kita sesuaikan, jangan murah sekali,bebannya hanya menggeser saja ke APBN. Jadi harus ada imbangan-imbangannya. Lompatan besar ini, ke depan saya kira sisi persediaannya harus kita tingkatkan. Penyesuaian denganbaik,apalayananyangharusatausisipersediaan yang diberikan oleh negara dan sisi persediaan yang merupakan keikutsertaan swasta. Ini penting, yang pas itu bagaimana, supaya swasta juga ikut. Jadi waktu rapat dengan bapak-bapak di sini, swasta tidak menjadi free rider, artinya hanya dapat yang dagingnya tapi enggak mau tulangnya. Hal seperti ini harus kita benahi. Tetapi keikutsertaan swasta harus untuk sisi persediaannya. Itu penting. Jadi harus ada pencegahan yang pas, swasta berminat dan tidak rugi. Tetapi juga jangan berlebihan nanti bebannya juga pada APBN. Peserta juga harus dibebani. Premi sekarang sekian berapa, itu kalau yang Rp. 19.200, kita lihat juga. siapa yang harus membayar. Nanti makin lama harus kita sesuaikan, yang mampu bayar, membayar. Selain itu, ya perbaikan sistemlah nanti ke depan. Tetapi sekali lagi, ini batu pondasi yang diletakkan oleh pemerintah sekarang ini, nanti dibangun yang lebih baik. Tanpa kita berani melakukan ini, sekali lagi seperti tadi, kita takut-takut saja, enggak mungkin maju menuju ke masyarakat modern. Di bidang jaminan kesehatan, di bidang jaminan tenaga kerja tahun depan. Nah ini lompatan-lompatan juga, tetapi mesti hati-hati, hati-hati sekali. Kalau kita keliru ngitung-ngitungnya, maka bebannya kembali kepada APBN. Jadi masalah kesinambungannya nanti terhenti. Itu yang bahaya kalau tidak hati-hati.
  • 34. 34 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 TERIMA KASIH PAK BOED Bagaimana pandangan Bapak dalam hal mengukur keberhasilan kinerja dari suatu instansi atau lembaga yang selama ini sudah berjalan? Ukurannya? Ukurannya memang dari outcome dan outputnya. Outcome dan outputnya ini bisa merupakan hasil pelayanan yang langsung sampai ke masyarakat. Jadi ada instansi yang punya loket yang langsung melayani masyarakat, ada instansi yang outcome- nya tidak langsung ke masyarakat tetapi merupakan input dari instansi lain, atau input untuk mengambil keputusan atau kebijakan. Ini penting juga. Jadi output dari suatu lembaga itu tidak harus semuanya menjangkau masyarakat umum, tetapi hasilnya bagaimana, misalnya di bidang keuangan yang tidak semuanya punya loket langsung ke masyarakat. Tetapi bagaimana menelurkan suatu keputusan publik yaitu kebijakan yang bagus. Kualitas dari keputusan publik ini biasanya hasil dari outcome dari banyak orang, dan inilah ukurannya harus dilihat dari situ. Jadi, kalau saya secara umum saya katakan, kinerja dari suatu instasi itu diukur dari kepuasan masyarakat dalam hal pelayanan instansi, bagi instansi yang punya loket langsung. Tetapi bagi instansi yang tidak mempunyai loket langsung, indikatornya adalah apakah keputusan publik, kebijakan yang dihasilkan itu kuaitasnya meningkat atau tidak. Kalau masih ngaco saja, buat SK Menteri yang tabrakan dengan yang lain dan bahkan merusak keadaan, itu artinya belum bagus. Artinya, kalau itu makin baik, makin sinkron, bukan hanya dengan pihak di dalam instansi itu sendiri, tetapi dengan pihak di luar instansi sebagai suatu kesatuan birokrasi yang menelurkan keputusan atau kebijakan publik. Di sana harus diukur. Saya kira itu sudah ada upaya untuk mengukurnya. Kualitas pelayanan itu saya kira sudah mulai berjalan di sini. Publik ditanya ini makin puas enggak, tapi juga kualitas kebijakan publik ini juga harus ada. Termasuk tentu masalah apakah keuangannya makin baik, aspek pengelolaan keuangan yang bagus atau enggak, efektif atau tidak, tidak ada korupsi dan sebagainya. Ini juga perlu kita lihat. Sebagai indikator kemajuan dari suatu instansi publik. Kita sama-sama mengetahui dalam beberapa bulan ini, Indonesia memasuki Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sebagai ahli ekonomi, bagaimana pandangan Bapak terhadap kesiapan masyarakat Indonesia khususnya pemerintah dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean ini, terutama dalam bidang kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia dan daya saingnya. Kemudian apakah regulasi yang telah dibuat oleh pemerintah saat ini mampu mendukung kesiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN. Komunitas Masyarakat Ekonomi ASEAN ini kesepakatan waktu itu. Kita sudah sepakat. Jadi mestinya kita upayakan untuk memenuhi komitmen kita, tapi juga sekaligus menyiapkan diri kita jangan sampai dampak negatif yang tidak terpikirkan dulu kemudian menjadi realita. Barangkali kalau memang kita ingin dipercaya di dunia internasional, komitmen yang kita berikan harus kita upayakan, kita penuhi sebaik mungkin. Jadi intinya apa yang sudah tercantum itu kita harus upayakan, kita penuhi. Tapi dalam proses ini, memang menurut saya masih banyak hal-hal yang perlu kita siapkan. Waktunya memang pendek tetapi itupun tidak harus kita tuntaskan pada 2015. Ini’kan suatu proses. Jadi kita bisa menyiapkan diri kita. Ada bagian-bagian, bidang-bidang yang barangkali harus kita kejar persiapannya, ada yang sudah siap. Ada yang sudah siap di bidang-bidang yang kita memang sudah terbiasa dengan berinteraksi dengan luar, bidang ekonomi dan perdagangan, segmen-segmen tertentu itu enggak ada masalah untuk kita, tetapi bidang-bidang yang baru kita harus siapkan. Tetapi jangan sampai kita lupa pada komitmen itu. Itu enggak baik, kita upayakan semaksimal mungkin. Dengan komitmen ini, komitmen negara, jadi pada akhirnya ada kepercayaan negara lain pada kita.
  • 35. 35Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Masyarakat memberi apresiasi positif terhadap program yang telah dilaksanakan tadi, yang merupakan inisiatif dan di bawah kendali Bapak. Akan tetapi kami melihat Bapak seperti tidak mau mengakui bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah hasil jerih payah Bapak sebagai Wapres. Bagaimana pendapat Bapak tentang hal tersebut? Saya merasa apa yang telah kita capai, kita selesaikan di sini maupun di forum lain, itu hasil kerja dari banyak orang. Kalau saya mengatakan, saya mengklaim bahwa saya yang paling berjasa, itu tidak cocok. Saya kira Anda juga demikian. Jadi mengaku kredit yang bukan haknya itu bukan sesuatu yang enak menurut saya. Barangkali mungkin itulah saya, saya kira dari dulu saya begitu, enggak berubah sejak jadi dosen sampai sekarang. Saya sudah terbentuk oleh keadaan pada masa-masa pembentukan saya waktu itu, saya sulit untuk berubah. Jadi barangkali enggak ada yang istimewa. Itulah saya. Apa pesan dan harapan Bapak untuk pemerintahan selanjutnya terkait dengan berbagai program kerja yang telah Bapak laksanakan, khususnya keberlanjutan dan kesinambungannya? Sudah ada pertemuan saya dengan tim transisi. Saya menyampaikan beberapa poin. Itupun tentu tergantung pemerintahan yang akan datang. Mau diubah, mau diarahkan kembali kemana, atau bahkan mau di drop (Red: hilangkan) itu terserah. Tetapi ada beberapa hal yang saya sampaikan, yang sudah dipublikasikan juga. Intinya ada hal yang barangkali menurut saya patut dilanjutkan, misalnya masalah penanganan kemiskinan. Ini sangat banyak terkait dengan kantor kita di sini. Itu menunjukkan hasil-hasil yang baik, paling tidak dari segi peletakan dasar untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, termasuk sasaran-sasarannya yang lebih baik. Memang kalau kita lihat data yang sekarang, penurunan kemiskinannya itu makin melambat, karena berbagai sebab. Tapi meletakkan suatu perbaikan dari sistem pengambilan keputusan, saya kira sudah kita letakkan dan saya harapkan apa yang sudah ada ini dilanjutkan dan ditingkatkan. Itu mengenai kemiskinan. Birokrasisudahsayasebutkan,bahwakitamencobalima tahun ini meletakkan beberapa landasan lebih lanjut. Kalau yang lain, infrastruktur, ini sedang berjalan, tidak bisa kita stop, bahkan harus ditingkatkan. Banyak sekali yang perlu dilanjutkan, dan saya yakin pemerintah yang akan datang melihat itu. DOK.SETWAPRES>MOCH.MUCHLIS
  • 36. Kalau ke anak-anak, Bapak juga melakukannya? Nah ini, sekarang itu lebih sulit untuk membuat anak- anak hemat seperti kita, seperti saya pada zaman itu, karena situasinya lebih longgar dan Indonesia sekarang itu katakan saja telur contohnya. Sekarang anak diberi telur, diberi satu pun enggak mau. Dulu rebutan satu itu dibagi. Jadi itu sebagai salah satu contoh di mana kemajuan membawa suatu suasana yang memang memerlukan respon, Respon budaya ini ya. Saya tidak tahu anak-anak saya kayaknya biasa-biasa saja tidak ada yang terlalu boros. Meskipun dibandingkan zaman saya susah, boros anak-anak ini. Seminggu 3 kali makan Kentucky Fried Chicken, itu sudah mewah zaman dulu. Tetapi mungkin caranya ya, mereka hanya melihat kita saja, ya hidupnya seperti itu. Cara hidupnya mestinya mereka menangkap dari situ memang, lalu ada pengaruh dari lain-lainnya. Kemarin sewaktu mewawancarai Ibu Herawati Boediono, Ibu sedikit curhat. Sebagai wanita sebenarnya suka belanja, tetapi semenjak dengan Bapak terbawa menjadi sederhana dan membeli hanya yang perlu- perlu saja. Bapak’kan sebenarnya mampu untuk membeli apapun juga. Apa yang membuat Bapak itu sangat berhati-hati atau artinya membeli yang perlu saja. Apakah karena Bapak seorang ekonom? Sebelum jadi ekonom saya enggak punya duit berarti. Jadi harus berhati-hati. (tertawa). Begini ya, ini cara hidup ini, saya juga ditanya di tempat lain. Kita ini terbentuk oleh hidup kita sewaktu kecil sampai dewasa, dan situasi zaman saya kecil sampai setengah dewasa, sampai dewasa. Itu zaman sulit waktu itu. Indonesia zaman sulit. Jadi kalau kita membuang makanan segala, itu lihatnya enggak enak, dosa. Karena waktu itu harga beras saja mahal. Telur waktu itu, anak-anak enggak pernah lihat telur itu bulat. Biasanya lihat telur itu seperempat atau seperberapa,zaman waktu itu begitu. Kita hidup dalam suasana yang membentuk perilaku kita. Akhirnya terbawa. Ibu ini sebetulnya enggak perlu komplain’ kan, karena beliau itu terbentuk zamannya zaman saya juga. Keluarganya saya tahu bagaimana (tertawa). Jadi beliau memang terbentuk sendiri dengan situasi untuk jangan boros. Saya kira itu karena masa muda beliau juga, bukan karena pengaruh saya. 36 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 TERIMA KASIH PAK BOED DOK.SETWAPRES> Setelah nanti Bapak tidak menjabat menjadi Wapres, apa rencana Bapak ke depan. Apakah tetap berkontribusi di pemerintahan atau berkontribusi di bidang akademis kembali? Jelas saya ingin melakukan hal yang bermanfaat. Apakah itu di dalam pemerintahan tentu tidak secara aktif karena saya sudah sampai pada akhir perjalanan karier aktif. Tapi secara langsung atau tidak langsung, maupun cara-cara yang lain, tentu tetap akan saya berikan apa yang bisa saya berikan untuk kita semua, untuk bangsa ini. Apakah dalam bentuk di bidang akademis atau di luar itu, saya belum memutuskan sekarang. Tapi seperti yang Anda ketahui saya berasal dari dunia akademi, pasti saya akan menyisihkan kembali waktu saya untuk itu, dan juga saya akan melakukan hal-hal yang lain.
  • 37. 37Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 Nanti bila sudah tidak aktif sebagai Wapres, Bapak akan aktif dengan follower Bapak di twitter? Oh ya. Saya akan lebih langsung. Memang terus terang sampai saat ini saya selalu menyampaikan itu lewat teman-teman. Tapi kata-kata atau pesannya itu, pesan saya. Tetapi nanti akan saya coba lebih banyak lagi berinteraksi. Follower saya berapa? 400 ribu ya. Bagaimana pandangan Bapak tentang media sosial sekarang ini, seperti twitter dan sebagainya? Apa peranannya bagi pemerintah? Mediasosialinirealita.Jadikitaharusmenerimasebagai suatu kemajuan dalam bidang teknologi kehidupan komunikasi, terutama dalam kehidupan manusia. Seperti teknologi-teknologi yang lain harus kita terima, karena ini dampak akhirnya akan positif, tiap kemajuan teknologi. Tetapi memang ada dampak sisi negatifnya yang harus kita olah. Jadi apa yang perlu kita respon di sini adalah mencoba melihat penerapannya dari waktu ke waktu bagi instansi kita terutama. Apa yang kita perlukan bagi kita pribadi juga barangkali, tapi ini adalah salah satu teknologi yang nantinya akan merombak cara tata komunikasi antar manusia. Jadi di bidang politik, ekonomi, yang saya maksud itu, bisa merombak kemana-mana. Bidang sosial jelas, bidang pelayanan dan sebagainya. Contoh sekarang ini kalau kita pandai untuk menggunakan media sosial bisa meningkatkan kinerja kita dengan baik. Jadi apa yang bisa kita lakukan itu dilihat di konteks institusi kita dulu apa. Misalnya di kantor Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres), di kantor Setwapres ini apa yang bisa dilakukan. Banyak saya kira untuk menyebarkan apa, untuk menampung apa. Bagusnya, media sosial itu’kan interaktif. Jadi seperti ngomong saja. Dulu itu satu arah, nunggu sampai satu bulan dua bulan, kembali-kembali baru tahu. Sekarang real time. Kita seperti ngomong antara seperti kita ini. Itu suatu hal yang mengubah perilaku kita semua, termasuk pejabat-pejabat harusnya menyesuaikan. Ini harus dibuka, menurut saya harus dibuka. Bagi pejabat untuk mendapatkan informasi dari masyarakat, bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi dari negara, dari pemerintah. Kalau ini makin lancar, ya semakin bagus, semakin gratis, semakin transparan, seharusnya makin kurang penyimpangan-penyimpangan, harusnya. Semuanya bagus kok, yang negatifnya ada, orang yang tidak bertanggung jawab ngomong, yang tidak bertanggung jawab pula pada akibatnya, ya ini anomali saja. Caranya harus dicari bagaimana mengatasinya, mungkin bukan dengan aturan umum tetapi dengan sanksi sosial. Bapak itu tidak pernah kelihatan marahnya, selalu positive thinking, tidak pernah menyalahkan. Apa resepnya hingga Bapak dapat mengendalikan diri, mengendalikan emosi dengan sebaik-baiknya? Ya kita sendirilah, Anda sendiri melakukan praktek. Memang akhirnya kembali kepada praktek, interaksi dengan rekan-rekan Anda, interaksi dengan anak buah. Ini enggak ada di dalam teori-teori, tetapi yang benar prakteknya bagaimana. Dan akhirnya orang itu’kan sambung rasa tidak hanya dengan rasio, tetapi paling mendasar sambung rasanya dengan hati. Ya itu belajar saja ke sana, tetapi enggak ada resepnya. DOK.SETWAPRES>
  • 38. 38 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 TERIMA KASIH PAK BOED Bagaimana kesan-kesan Bapak terhadap staf-staf Bapak yang telah berusaha memberikan yang terbaik dalam membantu Bapak selama ini? Begini ya, bagus ini pertanyaannya. Saya itu lima tahun itu merasa cepat sekali. Saya kira, saya katakan tadi antara suka dan duka. Itu banyak suka dalam arti luas tadi ya, rasa bangga, rasa senang. Kita bisa mengatasi sesuatu masalah. Jadi kuncinya menurut saya adalah saya mempunyai tim yang bagus, “good team”. Yang didukung oleh teman-teman yang setiap Jumat itu ketemu di sini. Ini kuncinya mengapa kita bisa menyelesaikan berbagai hal, itu karena ada komitmen dari teman-teman yang sangat dekat membantu saya dan nampaknya ini efektif karena komunikasinya dua arah, bukan saya memberi komando ini.. ini.. ini.. Jadi kalau Anda melihat, pernah merekam. Setiap Jumat itu diskusinya ramai, saya lebih senang memang mendengar, sebelum saya memberi komando, mendengarkan dulu karena teman-teman, tim yang di sekitar saya itu mempunyai keahlian yang mendalam di bidangnya masing-masing. Jadi kalau saya sudah memberi komando tanpa mendengarkan ‘kan aneh. Artinya saya sok tahu semuanya, ternyata tidak. Enggak mungkin saya tahu semuanya, jadi the art of listening (seni mendengarkan) itusalahsatuyangadapadakamidarikitasemua,daritim ini untuk bisa berinteraksi, akhirnya sampai pada suatu kesepakatan atau kesimpulan yang baik bagi keputusan. Di bawah lagi, saya merasakan Anda semua membantu saya. Saya terima kasih sekali. Di luar yang Jumat’an itu banyak yang saya dapatkan tentu dengan komandonya, komandan utamanya beliau ini pak Ses (sambil menunjuk ke Arah Sekretaris Wapres Mohamad Oemar). Tapi misalnya saja program untuk penghematan, penghematan listrik, air kalau tidak ada rasa untuk ikut serta dari Anda-anda semua, ya enggak jalan. Ini harusnya sebagai contoh di mana instansi pemerintah sudah bisa menurunkan anggaran untuk listrik dan lain-lain. Kecil memang, skala kecil, tetapi itu menunjukkan bahwa komitmen ini merata sampai ke bawah. Bukan hanya ngomong di atas saja, bukan hanya slogan. Sebetulnya ini seharusnya masuk dalam reformasi birokrasi, dan mendapatkan piagam atau yang lain-lain. Anda semua saya anggap sangat membantu saya, enggak ada yang memberikan masalah yang terlalu besar. Saya lihat Anda semua bekerja sesuai dengan apa yang harus dikerjakan. Saya harapkan nanti Anda semua makin memperbaiki kinerja kantor ini, kantor yang strategis, sangat strategis. Kalau kinerjanya bagus dampaknya itu melebar kemana-mana. Kinerja ini termasuk memberikan persiapannya, input dari bawah apapun, untuk melaksanakan monitoring yang baik, yang benar-benar objektif dan berguna nanti untuk pengambilan keputusan. Kemampuan Anda semua untuk meningkatkan diri, untuk komunikasi itu penting sekarang ini. Kaitannya dengan sosial media. Anda semua nanti kedepannya itu tidak lagi hanya menulis laporan, disampaikan. Tapi pasti nanti ada demand (permintaan) untuk makin komunikatif kepada sesama. Sekarang itu di mana- mana tidak hanya di sini, pokoknya tugas saya ini, udah ini. Nanti yang dibutuhkan suatu kantor yang efektif itu komunikasi pelateral dari semua karyawan. Hingga nanti menimbulkan hasil yang kolektif yang bagus. Yang kurang, birokrasi kita itu komunikasi, interaksi antar bagian. Nantinya harus dihilangkan sekat- sekat itu, jadi semuanya seakan-akan itu bekal ya. Apa istilahnya.. direct functional. Makin banyak arus fungsional, jangan struktural, seperti kantor ini harus banyak bersifat fungsional. Adakah pesan dan harapan Bapak terhadap seluruh masyarakat jajaran aparatur, serta masyarakat Indonesia seluruhnya, setelah nanti Bapak tidak lagi menjabat sebagai Wapres? Harapan saya terutama instansi-instansi pemerintah makin baik kinerjanya, berbenah diri lebih baik karena itu merupakan ‘kunci’. Aparatur pemerintah itu dalam membangun Indonesia ini ‘kunci’. Saya kemarin sebutkan ini bisa menjadi pendorong, tetapi bisa juga menjadi penghambat. Sudah banyak yang kita lakukan di dalam perbaikan kinerja birokrasi, tinggal dilanjutkan saja nanti. Kalau kepada masyarakat, saya kira kita
  • 39. 39Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 semua inginkan masyarakat kita makin mampu untuk melaksanakan demokrasi kita dengan lebih baik lagi, dan saya tahu kalau melihat hasil dari pemilu, masyarakat kita itu cukup mampu berdemokrasi, tinggal sisi supply (persediaan)-nya, sisi demand (permintaan)-nya. Sisi supply-nya itu adalah orang- orang yang perlu dipilih ini, yang kualitasnya harus makin tinggi. Pemilihnya sudah cukup siap, tapi yang dipilih ini makin banyak pilihannya yang makin baik. Nah ini adalah proses demokrasi dari sisi supply-nya. Pada sisi partai-partai harus menyediakan, menyiapkan kader-kader yang lebih baik untuk dipilih. Kalau itu bisa berjalan, ya bagus. Apa kesan Bapak dari sekian banyak majalah MERSELA yang telah terbit, dan pesan Bapak untuk kami (Redaksi) khususnya sebagai pengelola agar kedepannya menjadi lebih baik lagi? Saya mempunyai kesan bahwa MERSELA dibanding lima tahun yang lalu makin bagus, makin baik dari formatnya, tapi isinya juga makin berbobot menurut saya. Saya inginkan nanti untuk Anda semua, untuk mengembangkan lebih lanjut. Sesuatu kegiatan itu harus punya misi. Misi itu bayangan kedepan maunya apa sih. Tidak hanya menerbitkan, lalu 3 bulan lagi mencari bahan untuk diterbitkan. Buat misi, misnya apa, rumuskan. Misi dari MERSELA menurut saya, bisa membentuk suatu budaya. MERSELA fokusnya pada kita, tapi juga kita berikan pada instansi lain. Bagaimana membentuk budaya yang baik di sini, budaya kerja. Mungkin barangkali ini misi, tapi nanti Anda semua yang memutuskan misi besarnya dari MERSELA. Tidak hanya meramu bahan kemudian disebarkan, tetapi harus ada tujuannya. Kalau ini bisa menimbulkan suatu interaksi yang saya katakan tadi, interaksi di antara para karyawan lebih baik lagi, maka output kinerja dari instansi ini makin lebih baik. Tadi Anda sebutkan mengenai teknologi baru ya. Saya kok punya bayangan ke depan ini, majalah seperti ini harusnya bergerak kepada tahap yang interaktif ya. Online, dalam arti bisa berinteraktif dengan konstituen Anda, tidak hanya satu arah. Memang itu akan tetap ada ya, tetapi kalau nanti ada tambahannya sebagai alat untuk mencapai misi Anda tadi, online ya yang interaktif dengan konstituen Anda, para pembaca. Itu bisa meningkatkan kemampuan mereka, semacam wahana pendidikan juga. Pendidikan, terus pelatihan, kemudian misi. Menyampaikan misi, kebijakan tetapi juga membuka untuk training. Mungkin bisa banyak itu yang bisa dilakukan. Harapan saya makin banyak darah segar baru, anak- anak kita yang akan memperkuat Sekretariat Wapres ini. Anda semua saya harapkan nanti bisa maju karier Anda, kerja yang baik, tekun, Insya Allah maju semua nanti. Oke selamat bekerja, terima kasih. DOK.SETWAPRES>
  • 40. Menyampaikan pengalamannya selama mendampingi Wapres ke- 11, Prof. Dr. Boediono, M.Ec., dalam setiap langkah kerjanya, Hj. Herawati Boediono, sosok wanita yang selalu tampil sederhana dan ramah ini menuturkan dalam sebuah wawancara yang penuh dengan keceriaan pada 24 September 2014. Mendampingi dengan Setia Bisa diceritakan bagaimana Ibu bertemu dengan Bapak Boediono? Dan apa yang membuat Ibu menyukai Bapak? Kembali ke masa lalu. Saya tahu Pak Boediono itu sejak kecil, tahu keluarganya. Kami ’kan tetangga, dan dia teman saya sejak kecil. Waktu itu dia tidak banyak bicara. Itu yang paling saya kenang. Sejak kecil memang diam. Kalau ketemu paling menyapa ‘darimana’. Itu saja pertanyaannya, (tertawa). Habis itu ya sudah diam. Jadi dari dulu Bapak (Red: Bapak Boediono) memang sudah pendiam. Enggak banyak ngomong. Ya ngomong tetapi enggak banyak. Sejak 2009 sampai 2014 Bapak Boediono telah menjadi Wakil Presiden, dan sebentar lagi tidak menjabat lagi. Bagaimana pengalaman Ibu selama menjadi istri seorang Wakil Presiden? Banyak yang baru, yang sebelumnya belum pernah saya jalani terutama dikawal oleh Paspampres. Seumur-umur baru sekarang dikawal. Bagaimana perasaan Ibu dikawal seperti itu? Campur-campur. Ada senangnya, ada tidaknya. Senangnya bebas macet. Selalu bisa dihitung waktu tempuh dari satu tempat ke tempat yang dituju. Enggak enaknya, ya itu enggak bisa belok-belok. Misalnya, saya mau ubah, mampir ke sana dulu, itu enggak bisa. Apa yang dulu sering saya lakukan, seperti menjemput teman, sudah enggak bisa. Dulu kalau saya pergi ke acara enggak pernah sendiri, saya selalu mencari teman. Saya menjemput dulu atau saya dijemput dulu. Sekarang ’kan enggak. Apakah Ibu masih sering berhubungan dengan teman-teman? Oh masih terus. Karena saya sadar bahwa jabatan ini tidak seumur hidup. Saya akan kembali seperti dulu. Kapan biasanya berkumpul dengan teman-teman? Ya kalau saya di Yogya. Ketika saya berada di Yogya, saya telepon mereka, nanti mereka yang datang. Saya sudah enggak bisa bertemu teman saya satu persatu lagi, jadi mereka yang datang. Kalau saya pulang ke Yogya, teman-teman selalu ada yang datang karena saya kabari. DOK.SETWAPRES> 40 Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014 TERIMA KASIH PAK BOED DOK.SETWAPRES>
  • 41. Pengalaman apa yang paling berkesan selama mendampingi Bapak? Buat saya bahwa saya harus menjadi contoh. Itu yang paling saya ingat, baik kata-kata saya maupun perilaku saya, hanya itu. Bahwa saya harus menjadi contoh, menurut selera saya karena setiap orang mempunyai selera sendiri- sendiri, ya ’kan? Pasti selera saya ada yang menyenangi dan ada yang tidak menyenangi, itu pasti. Tapi dalam hati saya, saya ingin menjadi contoh yang lebih baik, hanya itu, menurut selera saya. Misalkan kalau ngomong ya jangan seenaknya, pada waktu makan malam, pada waktu acara-acara kumpul dengan orang-orang banyak. Kalau ngomong harus mengingat perasaan orang lain. Saya berusaha untuk tidak menyakiti orang lain. Andaikan itu terjadi, toh itu karena tidak sengaja. Saya tidak ingin menyakiti siapapun, hanya itu Apakah ada perbedaan ketika mendampingi Bapak sebelum menjadi Wapres dan setelah menjadi Wapres? Di setiap posisi itu masing-masing mempunyai plus dan minus. Jadi sama. Di semua posisi itu sama. Ada enak dan ada tidak enaknya. Apakah ada pesan untuk para istri pejabat yang sekarang sedang mendampingi para pejabat di Indonesia? Tidak, karena setiap orang mempunyai selera sendiri-sendiri. Saya hanya pesan kepada semua saja, pejabat atau tidak, secara bersama-sama atau sendiri- sendiri menurut seleranya, mari kita mendukung program, baik program pemerintah maupun swasta, mendukung asal itu tujuannya untuk kebaikan Indonesia. Bapak itu kan dikenal sangat sederhana, bagaimana ibu melihat kesederhanaan Bapak selama ini? Saya tidak tahu itu sederhana apa bukan, karena sejak dulu ya begitu itu. Enggak ada perubahan. Ya sejak saya menikah sampai sekarang, Bapak ya begitu itu. Begitu itu sederhana atau bukan, saya enggak tahu. Jadi harus pintar-pintar menahan keinginan juga ya, Bu? Oh iya menahan terus. Misalkan saja ada barang indah. Saya bilang ke Bapak, “kursi itu bagus loh, yuk kita ganti kursinya”. Kemudian Bapak menjawab: “memang kursinya sudah jebol?” Saya balas, “ya belum, kapan jebolnya? (tertawa). Kalau misalkan memang perlu walaupun mahal, boleh. Tapi walaupun murah kalau tidak dibutuhkan, Bapak akan bilang “apa sudah jebol?” Pokoknya apa memang harus diganti. Kadang-kadang perempuan itu sama juga. Alamiah loh kalau ingin barang bagus itu. Semua orang ingin barang bagus. Mana ada yang mau barang jelek? (tertawa). Apakah anak-anak juga mengikuti Pak Boediono seperti itu? Yang saya lihat, anak-anak itu hemat. Itu saja. Kalau perasaannya, saya tidak tahu ya. Kalau ingin beli terus ditahan, itu saya enggak tahu ya. Ya itu hemat yang saya lihat. Dihitung. Mungkin karena gajinya pas-pasan ya semua pada hemat. Bagaimana ibu mengimbangi kesederhanan Bapak tersebut? Kebetulan pikiran kita sama. Malah yang sedikit enggak stabil itu saya. Kadang- kadang kita sama-sama tahu ada barang yang indah. Kemudian saya ajak Bapak untuk membeli. Tetapi ia selalu berkata, “memang kamu perlu barang itu, kalau enggak perlu enggak usah, kalau perlu ya beli aja. Walaupun saya ingin beli, ya enggak jadi beli (tertawa). 41Volume 3 / Tahun IX / Desember 2014