Kelompok 14 melakukan observasi di SMA Kemala Bhayangkari I Medan. Sekolah ini memiliki berbagai fasilitas seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan lapangan olahraga. Kelompok mengamati pelajaran Fisika di kelas X dan menerapkan teori-teori perkembangan siswa menurut Piaget, Vygotsky, dan interferensi.
1. KELOMPOK 14
Ketua : Yuha Nuraini (13-021)
Anggota : Westley (09-084)
Delilah Wahyuni (13-005)
Indah Sari (13-045)
Rika Arcella Putri (13-093)
2. Nama sekolah : SMA Kemala Bhayangkari I Medan
Alamat : Jalan K.H.Wahid Hasyim No.1M
Uang Sekolah :
Anak umum Rp. 215.000
Anak guru Rp. 160.000
Anak polisi Rp. 160.000
Uang sarana prasarana Rp. 1.000.000
Akreditasi sekolah : A
Jumlah kelas : 13 kelas
Fasilitas sekolah : Ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang
TU, ruang BK, ruang kelas, ruang osis,ruang alat marcing
band, lapangan basket, lapangan futsal, laboratorium fisika &
elektronika, laboratorium bahasa, laboratorium biologi &
kimia, laboratorium komputer, perpustakaan, mushola, aula,
UKS, kantin, rumah penjaga sekolah, parkiran, pos satpam,
kamar mandi, 4 buah infokus (2 buah dakam keadaan rusak),
dan wifi.
Profil Sekolah
4. • Kelas observasi : X-3
• Mata pelajaran : Fisika (materi : pemuaian)
• Jumlah siswa :28 siswa/32 siswa
• Barang-barang yang ada dalam kelas :
35 buah kursi, 1 buah white board, 1 buah
penghapus, 1 buah meja dan kursi guru, 1 buah
lemari, 1 buah globe, 1 buah gambar presiden dan
wakil, 2 buah gambar pahlawan, 3 buah peta (India,
Asia Selatan, kekuasaan kerajaan Tarumanegara), 1
buah sistem periodik unsur-unsur, 1 buah TV, 1 buah
DVD, 1 buah kipas angin, 1 buah jam dinding, dan 4
buah lampu.
• Lama observasi : 45 menit
Lanjutan…
5. Perencanaan pelajaran berupa teacher-centered, yaitu menciptakan sasaran
behavioral, menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi instruksional.
Adanya interaksi timbal balik antara murid dan guru yang berupa tanya
jawab antara murid dengan guru.
Keadaan siswa yang duduk dibelakang kurang fokus terhadap materi yang
diberikan guru dan cenderung bercerita, sedangkan siswa yang duduk di
depan lebih fokus dan serius terhadap materi yang diberikan guru.
Guru menerangkan materi dengan memberikan contoh yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari sehingga murid lebih mudah mengerti.
Guru mengajar dengan baik yang disertai sedikit humor sehingga siswa ikut
berperan dan aktif terhadap pelajaran yang diberikan guru.
Guru yang cenderung mengajar disertai humor juga memiliki sisi negatif
yang berupa murid tidak lagi takut terhadap guru dan merasa guru adalah
teman sebaya nya sehingga rasa segan terhadap guru berkurang.
Ulangan diberikan kepada murid tiga kali dalam satu semester (2 bulan
sekali).
poin-poin hasil observasi
6. Guru mengatakan bahwa murid kelas X sangat berbeda dengan
murid-murid yang sebelumnya, karena 70% murid masih tidak
hapal dengan perkalian, inisiatif dan kreativitas siswa kelas X juga
sangat kurang sekali dan rata-rata siswa kelas X masih membawa
sifat SMP nya.
Penggunaan laboratorium dalam belajar-mengajar setiap pergantian
materi baru yaitu kurang lebih 1 bulan sekali.
Laboratorium antara SMA dengan SMP jadi satu maka sangat
mengganggu siswa dalam penggunaan laboratorium karena harus
sesuaikan jadwal terlebih dahulu antara SMA dengan SMP, hanya
laboratorium komputer saja yang terpisah antara SMA dengan SMP.
Penggunaan infokus dalam belajar-mengajar tergantung kebutuhan
guru untuk menyampaikan materi.
Tata letak ruangan kelas kurang tepat karena dekat dengan
lapangan futsal dan lapangan basket yang digunakan oleh siswa
yang sedang berolahraga, sehingga keadaan kelas sangat terganggu
oleh suara-suara siswa yang sedang berolahraga tersebut.
7. Tata letak alat-alat belajarnya sudah cukup baik, tetapi susunan
barang-barang yang ada di dalam kelas masih kurang rapi seperti
adanya salah satu peta yang berada di lantai, dan susunan kursi
yang kurang rapi.
Siswa terbukti tidak peduli dengan kebersihan kelas, yaitu terdapat
banyak sampah di dalam kelas.
Terdapatnya tempat duduk di halaman sekolah, tetapi tempat duduk
tersebut ditutupi oleh kendaraan-kendaraan siswa yang parkir
sehingga tempat duduk nya tidak dapat dipergunakan dengan baik
oleh siswa.
Kebersihan halaman sekolah cukup bersih, tetapi kamar mandi
dalam sekolah tidak bersih karena terdapat bau yang sangat tidak
sedap dalam kamar mandi tersebut.
Rumah ibadah yang ada dalam sekolah hanya mushola, yang di
dalamnya terdapat sajaddah dan mukenah yang dapat digunakan
oleh siswa ataupun guru.
UKS pada sekolah beroperasi dengan baik, dan terdapat bidan yang
bertugas di dalam UKS tersebut.
8. Berdasarkan hasil pengamatan kami metode yang di berikan guru
saat menyampaikan materi sesuai dengan teori yang dikemukakan
oleh E.L Thorndike. Thorndike berpendapat bahwa salah satu tugas
pendidikan di sekolah adalah menanamkan keahlian penalaran anak.
Hal ini sesuai dengan apa yang digunakan guru ketika
menyampaikan materi pemuaian lewat contoh dalam kehidupan
sehari-hari. Guru tidak secara langsung menyampaikan pengertian
pemuain kepada siswanya. Lewat contoh tersebut para siswa
menganalisis serta mengembangkan penalarannya bahwa pemuain
adalah bertambahnya ukuran suatu benda karena pengaruh
perubahan suhu atau bertambahnya ukuran suatu benda karena
menerima kalor.
Berdasarkan observasi yang telah kami lakukan di sekolah, terdapat
analisis prilaku terapan yang berupa“Prompt” pada saat proses
belajar-mengajar berlangsung.”Prompt” adalah stimulus tambahan
atau isyarat tambahan yang diberikan sebelum respons dan
meningkatkan kemungkinan respons itu akan terjadi. Sebagai
contoh dari hasil pengamatan kami yaitu saat guru menjelaskan
tentang materi(fisika:pemuaian) guru menanyakan contoh dari
pemuaian yang murid lihat di kehidupansehari-harinya, kemudian
murid sulit untuk mengatakan contoh tersebut sehingga guru
melakukan sebuah“prompt”(tambahan isyarat) dengan cara guru
mengatakan ciri-ciri spesifik dari contoh tersebut dan akhirnya
dengan cepat murid menjawabnya.
Analisis Teori Berdasarkan Hasil Observasi
9. Kami mengobservasi siswa kelas X SMA, sesuai tahap perkembangan
kognitif menurut Piaget seusia murid ini termasuk kedalam tahap
operasional formal. Dimana pada tahap ini remaja berpikir secara
lebih abstrak, idealistis, dan logis. Tetapi belum secara keseluruhan
siswa berpikir lebih abstrak, idealistis maupun logis.
Dalam periode perkembangan, siswa kelas X SMA termasuk kedalam
periode perkembangan adolescence. Dimana pada periode
perkembangan ini siswa mengalami perubahan fisik, semakin ingin
bebas, dan mencari jati diri.
Dalam teori interferensi menyatakan bahwa kita lupa bukan karena
kita kehilangan memori dari tempat penympanan, tetapi karena ada
informasi lain yang menghambat upaya kita untuk mengingat
informasi yang kita inginkan. Berdasarkan hasil observasi kami teori
interferensi tampak jelas terjadi pada siswa-siswa. Ketika guru
bertanya tentang apa yang baru dijelaskan yaitu pengertian dari
pemuaian, murid dapat menjawab. Tetapi ketika guru menanyakan
kembali apa pengertian dari pemuaian itu disaat guru sudah
menambahkan penjelasannya yang berupa contoh dan rumus dari
pemuaian, murid sudah tidak dapat mengingat kembali apa
pengertian dari pemuaian tersebut.
10. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa memainkan peran utama dalam
perkembangan kognitif anak. Bahasa adalah sebentuk komunikasi
lisan maupun tulisan yang didasarkan pada sistem simbol. Anak
SMA kelas X rata-rata berusia 15 tahun, maka perkembangan
bahasanya berupa dapat memahami karya sastra dewasa.
Berdasarkan hasil observasi kami, sekolah menggunakan
perencanaan pelajaran teacher-centered. Yaitu menggunakan tiga
alat umum yang berupa menciptakan sasaran behavioral,
menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi instruksional.