Dokumen tersebut memberikan nasihat untuk tidak bergantung pada selain Allah dan hanya mengandalkan-Nya. Bergantung pada manusia, materi, atau hal-hal lain di dunia hanya akan menimbulkan penyesalan karena hanya Allah yang dapat memberikan pertolongan sejati.
2. BERGANTUNG PADA MANUSIA
Setiap makhluk yang di
ciptakan Allah Harus
menggantungkan diri
kepada-Nya. Apabila
kita bergantung pada
makhluk ciptaan
Allah, pasti dia tidak
akan bisa memberikan
pertolongan, karena
Sesungguahnya segala
sesuatu hanya bisa
terjadi karena kehendak
Allah SWT
Seseorang yang
bergantung pada
makhluk ciptaan
Allah, pasti dia akan
menyesal dan tidak akan
bahagia. Namun kita
harus bisa memposisikan
diri kita sebagai makhluk
ciptaan Allah, agar kita
tidak terkena rayuan
syaithon yang dibisikkan
ke kita melalui perantara
manusia / hal apa yang
ada di dunia ini.
3. BERGANTUNG PADA MATERI
Banyak orang yang silau dengan
kemilauan dunia, sehingga bisa
merangkul berbagai kalangan yang
akhirnya menjadi korban dan
bergantung padanya, lalu mereka
akan tenggelam dalam hingar
bingarnya materi yang akhirnya
mengakibatkan lupa akan dirinya
sendiri dan siapa yang sebenarnya
memberikan materi(rizqi). Kalau
kita bergantung pada
apapun(Selain Allah), seharusnya
kita berfiqir dulu kenapa kita
bergantung pada hal yang tidak
mempunyai
Kekuasaan, keabadian, dan sejauh
mana manfaatnya kepada kita.
Orang yang bergantung pada
materi, pasti mereka senang
menggunakan hukum alam yang
menyatakan orang kaya adalah
raja. Sehingga ada unsur
kebanggaan bagi pemilik materi
dan dia melupakan siapa
sebenarnya pemilik segalanya. Jadi
kita harus memposisikan materi
sesuai dengan fungsinya, agar kita
tidak tertipu olehnya. Maka kita
jangan menggantungkan pada
materi dan sebagainya.
4. Qaala Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallama :
Andaikan kalian(Insan) bertawakkal kepada Allah dengan
sebenar-benarnya tawakkal, niscaya Dia(Allah SWT) akan
menganugrahkan rizqi kepada kalian sebagaimana Dia(Allah
SWT) menganugrahkan rizqi kepada burung, yang pergi pada
pagi hari dalam keadaan lapar, lalu kembali pada sore hari
dalam keadaan kenyang.