SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Khaerudin 
Artikel about : RAID 0-6 
Kata Pengantar 
Pada mainboard generasi sekarang, banyak sekali yang sudah dilengkapi dengan fitur RAID, 
terutama pada mainboard hi-end. Namun, mungkin banyak diantara pemirsa blog ini yang belum 
tahu atau mengerti mengenai teknologi tersebut. 
Pendahuluan 
RAID, Redundant Array of Inexpensive(Independent) Disks, adalah suatu sistem yang terbentuk 
dari beberapa harddisk/drive. Secara sederhana, kita biasa membuat beberapa partisi dalam satu 
harddisk. Nah, dengan RAID, kita dapat membuat satu partisi dari beberapa harddisk. 
Batasan Masalah 
Dikarenakan masih dalam proses belajar, maka tulisan ini hanya membahas konfigurasi standar 
RAID, tidak membahas konfgurasi lanjut RAID (nested dan non-standard/proprietary). 
RAID 0 
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah 
menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya "terlihat" sebuah 
harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk). 
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari 
beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. 
Misalnya: 
Kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 500GB. Harga sebuah harddisk berukuran 100GB 
adalah Rp.500.000,- sedangkan harga harddisk berukuran 500GB adalah Rp.5.000.000,-. Nah, kita 
dapat membetuk suatu partisi berukuran 500GB dari 5 unit harddisk berukuran 100GB dengan 
menggunakan RAID 0. Tentunya skenario ini lebih murah karena memakan biaya lebih murah: 5 x 
Rp.500.000,- = Rp.2.500.000,-. Lebih murah daripada harus membeli harddisk yang berukuran 
500GB. Itulah kenapa pada awalnya disebut redundant array of inexpensive disk. 
Contoh lain: 
Pada saat ini ukuran harddisk terbesar yang tersedia di pasaran adalah 500GB, sedangkan kita 
membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 2TB. Nah, kita dapat membeli 4 unit harddisk 
berkapasitas 500GB dan mengkonfigurasinya dengan RAID 0, sehingga kita dapat memiliki suatu 
partisi berkururan 2TB tanpa harus menunggu harddisk dengan kapasitas sebesar itu tersedia di 
pasar. 
Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana 
fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk 
mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali. 
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih 
cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer 
juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
RAID 1 
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah 
menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara 
fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya. 
Contoh: 
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi 
RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data 
pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan 
semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan. 
RAID 2 
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti 
hamming, sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan 
adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming 
code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. 
Contoh: 
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 
40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka 
kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, 
D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi 
pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu 
harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode 
hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
RAID 3 
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk 
reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah 
harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk 
menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. 
Contoh kasus: 
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 
40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka 
kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk 
penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk 
lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), 
maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika 
harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya. 
RAID 4 
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. 
Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
RAID 5 
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak 
menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke 
seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). 
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses 
harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja. 
RAID 6 
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). 
Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti 
sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. 
Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut 
terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan 
tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
Kesimpulan dan Saran 
Banyak manfaat yang didapat dengan konfigurasi RAID, yakni kecepatan, reliabilitas data, dan 
toleransi kesalahan. Namun belum lengkap rasanya jika membahas RAID tanpa membahas hot-swappable 
harddisk, juga beberapa konfigurasi lanjut seperti RAID 0+1 atau RAID 1+0. Mungkin 
akan dibahas di lain waktu. 
Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi pemirsa sekalian. 
Another : 
----------------------------- 
RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah teknologi yang menggabungkan beberapa 
HDD (bisa 2, 3, 4, dst) menjadi satu dan terbaca sebagai 1 harddisk. Ada istilahnya RAID 0, RAID 
1, RAID 1+0, RAID 2 dst yang akan menentukan jenisnya. 
Sebagai perbandingan, bila sistem operasi yang digunakan adalah windows, maka drive pada RAID 
yang muncul hanya C saja. Beda halnya jika konfigurasi RAID tidak digunakan maka drive yang 
muncul adalah C, D dan E atau bahkan lebih (satu drive untuk satu harddisk) tergantung berapa 
banyak harddisk yang digunakan. 
Tujuan RAID sendiri sebenarnya cuma ada 3, yaitu kecepatan data (stripping), keamanan data 
(mirroring) maupun keduanya. 
Awalnya RAID hanya digunakan untuk server saja, dimana keamanan data & kecepatan sangat 
mutlak diperlukan. Dan untuk membuat konfigurasi RAID ini awalnya perlu RAID card tersendiri 
yang harganya sangat mahal. Namun beberapa tahun terakhir Intel menyelipkan fasilitas RAID 
controller kedalam chipset ICHxR mereka sehingga RAID bisa dinikmati oleh user lewat onboard 
controller pada motherboard. 
RAID sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan, karena prinsip dasarnya RAID sebenarnya 
hanya ada 2, yaitu : stripping dan mirroring. 
Stripping adalah membagi kerja 2 atau lebih hardisk untuk mengolah 1 data pada saat bersamaan. 
Jadi misalnya Anda menyimpan data sebesar 1GB di 2 HDD yang distripping, maka 2 hardisk itu 
akan menyimpan masing2 500GB. Demikian juga dengan loading data, 2 HDD tersebut akan kerja 
bersamaan untuk membaca data. Hasilnya adalah waktu yang jauh lebih singkat (2x lebih cepat). 
Kelemahan stripping adalah jika salah satu dari array HDD macet, maka separuh data yang 
disimpan di HDD yang lainpun tidak akan bisa terbaca. 
Nah, kalau Mirroring artinya Anda akan membackup data yang sama persis di HDD lain secara 
realtime. Jadi ini ditujukan untuk keamanan data. Kelemahannya adalah kerugian kapasitas.
Misalnya Anda punya 2 x HDD 2TB yang dimirroring, maka itu artinya Anda hanya memiliki 2TB 
data dan 2TB data mirror. Beda dengan stripping yang artinya jika Anda memiliki 2x HDD 2 TB, 
maka kapasitas totalnya adalah 4 TB. 
RAID yang umum digunakan untuk pengguna di rumah adalah RAID 0, RAID 1, dan RAID 0+1. 
RAID 0 banyak memberikan keuntungan secara speed & ekonomis. Peningkatan kecepatan yang 
akan Anda dapatkan adalah sebanding dengan jumlah HDD yang Anda stripping. Jadi misalnya 4 
HDD bisa 400MB/s kecepatannya. Berarti bisa mengalahkan kecepatan sebuah SSD yang hanya 
rata-rata 180 MB/s. 
Tabel Level RAID 
RAID0 
Level ini menerapkan stripping, tapi tidak mem-back-up data. Dengan demikian, kinerja 
PC bisa meningkat, kapasitas HDD meningkat 2x lipat, tetapi tak ada cadangan/backup 
data. 
RAID1 
Level ini dikenal juga dengan nama mirroring. RAID1 membuat salinan data yang ada di 
harddisk lain sebagai back-up. Hal ini sangat berguna ketika data yang ada di harddisk 
adalah data yang sangat penting dan tidak boleh rusak. Akan tetapi, RAID1 tidak 
menawarkan peningkatan performa. Kinerja server maupun PC tetap biasa saja. 
RAID2 
RAID2 menggunakan stripping antara harddisk yang digunakan. Hanya saja, beberapa 
harddisk digunakan untuk menyimpan informasi mengenai pemeriksaan error dan 
koreksi, Error Checking dan Correscting(ECC). 
RAID3 
Tipe RAID ini menggunakan stripping dan menggunakan 1 harddisk untuk menyimpan 
informasi mengenai pariti (parity). RAID3 juga digunakan untuk mendeteksi adanya 
error. RAID3 berguna untuk sistem yang digunakan oleh 1 orang yang berisi data yang 
amat panjang. 
RAID4 
RAID4 menggunakan stripe yang besar. Dengan demikian, sistem bisa membaca data 
dari 1 drive. Sistem yang meggunakan RAID4 bisa mengambil keuntungan dari adanya 
pembacaan data secara bersamaan. 
RAID5 
Tipe RAID ini memiliki array parity. Semua penulisan dan pembacaan data dapat 
dilakukan bersamaan. RAID5 menyimpan data parity, tetapi tidak bisa melakukan back-up. 
RAID5 paling tidak butuh 3 harddisk. Tapi biasanya 5 harddisk yang digunakan. 
RAID6 Mirip dengan RAID5, tetapi memiliki pariti kedua yang tersebar di beberapa harddisk 
sehingga menawarkan back-up yang luar biasa. 
RAID7 RAID7 membuat sistem operasi sebagai controller, caching menggunakan jalur cepat. 
RAID 0 
Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah 
menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah 
harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk). 
Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari 
beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut 
terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh 
harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat 
dibaca sama sekali. 
Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih 
cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer
juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya. 
RAID 1 
Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah 
menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara 
fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya. 
Contoh: 
Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi 
RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data 
pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan 
semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan. 
RAID 2 
RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti 
hamming, sehingga data menjadi lebihreliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah 
minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari 
hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. 
Contoh: 
Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 
40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka 
kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, 
D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi 
pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu 
harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode 
hamming yang ada di harddisk C, D, dan E. 
RAID 3 
RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk 
reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah 
harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk 
menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. 
Contoh kasus: 
Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 
40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka 
kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk 
penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk 
lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), 
maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika 
harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya. 
RAID 4 
Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. 
Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). 
RAID 5 
RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak 
menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke 
seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). 
Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindaribottleneck yang terjadi karena akses 
harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
RAID 6 
Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). 
Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti 
sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. 
Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut 
terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan 
tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.

More Related Content

What's hot

disket , harddisk , dan cdrom
disket , harddisk , dan cdromdisket , harddisk , dan cdrom
disket , harddisk , dan cdromAprilia Ningsih
 
V3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power point
V3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power pointV3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power point
V3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power pointYusufHerlambang
 
Presentasi Harddisk dan RAM
Presentasi Harddisk dan RAMPresentasi Harddisk dan RAM
Presentasi Harddisk dan RAMmikaeldanis
 
Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...
Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...
Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...Ari Septiawan
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpanangermai
 
Disket,hard disk, dan cdrom
Disket,hard disk, dan cdromDisket,hard disk, dan cdrom
Disket,hard disk, dan cdrommelaniahmad
 
Disket,harddisk dan cd-rom
Disket,harddisk dan cd-romDisket,harddisk dan cd-rom
Disket,harddisk dan cd-romsatrio eko
 
Bab 6 media penyimpanan data
Bab 6 media penyimpanan dataBab 6 media penyimpanan data
Bab 6 media penyimpanan dataaulia sriwahyuni
 
Laporan harddisk
Laporan harddiskLaporan harddisk
Laporan harddiskArmanManalu
 
Pengertian harddisk dan casing pada komputer ii
Pengertian harddisk dan casing pada komputer iiPengertian harddisk dan casing pada komputer ii
Pengertian harddisk dan casing pada komputer iifauzan_adhim
 

What's hot (14)

DISK
DISKDISK
DISK
 
MATERI HARDWARE
MATERI HARDWAREMATERI HARDWARE
MATERI HARDWARE
 
disket , harddisk , dan cdrom
disket , harddisk , dan cdromdisket , harddisk , dan cdrom
disket , harddisk , dan cdrom
 
V3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power point
V3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power pointV3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power point
V3420077 yusuf bagus sungging herlambang tic_power point
 
Presentasi Harddisk dan RAM
Presentasi Harddisk dan RAMPresentasi Harddisk dan RAM
Presentasi Harddisk dan RAM
 
Makalah hardisk
Makalah hardiskMakalah hardisk
Makalah hardisk
 
Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...
Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...
Makalah tentang Hardisk - Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Amik Mit...
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpanan
 
Disket,hard disk, dan cdrom
Disket,hard disk, dan cdromDisket,hard disk, dan cdrom
Disket,hard disk, dan cdrom
 
Disket,harddisk dan cd-rom
Disket,harddisk dan cd-romDisket,harddisk dan cd-rom
Disket,harddisk dan cd-rom
 
Bab 6 media penyimpanan data
Bab 6 media penyimpanan dataBab 6 media penyimpanan data
Bab 6 media penyimpanan data
 
Laporan harddisk
Laporan harddiskLaporan harddisk
Laporan harddisk
 
Pengertian harddisk dan casing pada komputer ii
Pengertian harddisk dan casing pada komputer iiPengertian harddisk dan casing pada komputer ii
Pengertian harddisk dan casing pada komputer ii
 
File system
File systemFile system
File system
 

Similar to Raid 0 6

Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...
Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...
Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...Sutni_Wulan_Sari_Puasa
 
ADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptx
ADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptxADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptx
ADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptxTenSiAjg
 
Laporan harddisk
Laporan harddiskLaporan harddisk
Laporan harddiskArmanManalu
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iiiMamoit
 
Pengelolaan Perangkat Keras 2
Pengelolaan Perangkat Keras 2Pengelolaan Perangkat Keras 2
Pengelolaan Perangkat Keras 2Dede Kurniadi
 
hardware.ppt
hardware.ppthardware.ppt
hardware.pptnajiba10
 
Kelompok 3.media penyimpanan data
Kelompok 3.media penyimpanan dataKelompok 3.media penyimpanan data
Kelompok 3.media penyimpanan dataKhairilJaa
 
Perangkat keras dan perangkat lunak
Perangkat keras dan perangkat lunakPerangkat keras dan perangkat lunak
Perangkat keras dan perangkat lunakaziz paloh
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpananJulio M
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpananedwin_and1
 

Similar to Raid 0 6 (20)

Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...
Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...
Tugas II SO II hybrid raid 1 (mirror) ram drive & sata hdd menggunakan lvm de...
 
Eksternal memory
Eksternal memoryEksternal memory
Eksternal memory
 
Modul 1-instalasi
Modul 1-instalasiModul 1-instalasi
Modul 1-instalasi
 
ADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptx
ADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptxADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptx
ADIB WILDAN RIYADI HARDDISK.pptx
 
Modul 1-instalasi
Modul 1-instalasiModul 1-instalasi
Modul 1-instalasi
 
Raid
RaidRaid
Raid
 
Laporan harddisk
Laporan harddiskLaporan harddisk
Laporan harddisk
 
Peralatan penyimpanan
Peralatan penyimpananPeralatan penyimpanan
Peralatan penyimpanan
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Pengelolaan Perangkat Keras 2
Pengelolaan Perangkat Keras 2Pengelolaan Perangkat Keras 2
Pengelolaan Perangkat Keras 2
 
hardware.ppt
hardware.ppthardware.ppt
hardware.ppt
 
hardware.ppt
hardware.ppthardware.ppt
hardware.ppt
 
Hardware
HardwareHardware
Hardware
 
Bab 4 storage hardware
Bab 4 storage hardwareBab 4 storage hardware
Bab 4 storage hardware
 
Kelompok 3.media penyimpanan data
Kelompok 3.media penyimpanan dataKelompok 3.media penyimpanan data
Kelompok 3.media penyimpanan data
 
Perangkat keras dan perangkat lunak
Perangkat keras dan perangkat lunakPerangkat keras dan perangkat lunak
Perangkat keras dan perangkat lunak
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpanan
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpanan
 
5 -media_penyimpanan
5  -media_penyimpanan5  -media_penyimpanan
5 -media_penyimpanan
 
Media penyimpan 1
Media penyimpan    1Media penyimpan    1
Media penyimpan 1
 

Raid 0 6

  • 1. Khaerudin Artikel about : RAID 0-6 Kata Pengantar Pada mainboard generasi sekarang, banyak sekali yang sudah dilengkapi dengan fitur RAID, terutama pada mainboard hi-end. Namun, mungkin banyak diantara pemirsa blog ini yang belum tahu atau mengerti mengenai teknologi tersebut. Pendahuluan RAID, Redundant Array of Inexpensive(Independent) Disks, adalah suatu sistem yang terbentuk dari beberapa harddisk/drive. Secara sederhana, kita biasa membuat beberapa partisi dalam satu harddisk. Nah, dengan RAID, kita dapat membuat satu partisi dari beberapa harddisk. Batasan Masalah Dikarenakan masih dalam proses belajar, maka tulisan ini hanya membahas konfigurasi standar RAID, tidak membahas konfgurasi lanjut RAID (nested dan non-standard/proprietary). RAID 0 Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya "terlihat" sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk). Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Misalnya: Kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 500GB. Harga sebuah harddisk berukuran 100GB adalah Rp.500.000,- sedangkan harga harddisk berukuran 500GB adalah Rp.5.000.000,-. Nah, kita dapat membetuk suatu partisi berukuran 500GB dari 5 unit harddisk berukuran 100GB dengan menggunakan RAID 0. Tentunya skenario ini lebih murah karena memakan biaya lebih murah: 5 x Rp.500.000,- = Rp.2.500.000,-. Lebih murah daripada harus membeli harddisk yang berukuran 500GB. Itulah kenapa pada awalnya disebut redundant array of inexpensive disk. Contoh lain: Pada saat ini ukuran harddisk terbesar yang tersedia di pasaran adalah 500GB, sedangkan kita membutuhkan suatu partisi dengan ukuran 2TB. Nah, kita dapat membeli 4 unit harddisk berkapasitas 500GB dan mengkonfigurasinya dengan RAID 0, sehingga kita dapat memiliki suatu partisi berkururan 2TB tanpa harus menunggu harddisk dengan kapasitas sebesar itu tersedia di pasar. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali. Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya.
  • 2. RAID 1 Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya. Contoh: Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan. RAID 2 RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebih reliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. Contoh: Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E.
  • 3. RAID 3 RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. Contoh kasus: Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya. RAID 4 Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1).
  • 4. RAID 5 RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindari bottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja. RAID 6 Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.
  • 5. Kesimpulan dan Saran Banyak manfaat yang didapat dengan konfigurasi RAID, yakni kecepatan, reliabilitas data, dan toleransi kesalahan. Namun belum lengkap rasanya jika membahas RAID tanpa membahas hot-swappable harddisk, juga beberapa konfigurasi lanjut seperti RAID 0+1 atau RAID 1+0. Mungkin akan dibahas di lain waktu. Mudah-mudahan tulisan singkat ini dapat bermanfaat bagi pemirsa sekalian. Another : ----------------------------- RAID (Redundant Array of Independent Disks) adalah teknologi yang menggabungkan beberapa HDD (bisa 2, 3, 4, dst) menjadi satu dan terbaca sebagai 1 harddisk. Ada istilahnya RAID 0, RAID 1, RAID 1+0, RAID 2 dst yang akan menentukan jenisnya. Sebagai perbandingan, bila sistem operasi yang digunakan adalah windows, maka drive pada RAID yang muncul hanya C saja. Beda halnya jika konfigurasi RAID tidak digunakan maka drive yang muncul adalah C, D dan E atau bahkan lebih (satu drive untuk satu harddisk) tergantung berapa banyak harddisk yang digunakan. Tujuan RAID sendiri sebenarnya cuma ada 3, yaitu kecepatan data (stripping), keamanan data (mirroring) maupun keduanya. Awalnya RAID hanya digunakan untuk server saja, dimana keamanan data & kecepatan sangat mutlak diperlukan. Dan untuk membuat konfigurasi RAID ini awalnya perlu RAID card tersendiri yang harganya sangat mahal. Namun beberapa tahun terakhir Intel menyelipkan fasilitas RAID controller kedalam chipset ICHxR mereka sehingga RAID bisa dinikmati oleh user lewat onboard controller pada motherboard. RAID sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan, karena prinsip dasarnya RAID sebenarnya hanya ada 2, yaitu : stripping dan mirroring. Stripping adalah membagi kerja 2 atau lebih hardisk untuk mengolah 1 data pada saat bersamaan. Jadi misalnya Anda menyimpan data sebesar 1GB di 2 HDD yang distripping, maka 2 hardisk itu akan menyimpan masing2 500GB. Demikian juga dengan loading data, 2 HDD tersebut akan kerja bersamaan untuk membaca data. Hasilnya adalah waktu yang jauh lebih singkat (2x lebih cepat). Kelemahan stripping adalah jika salah satu dari array HDD macet, maka separuh data yang disimpan di HDD yang lainpun tidak akan bisa terbaca. Nah, kalau Mirroring artinya Anda akan membackup data yang sama persis di HDD lain secara realtime. Jadi ini ditujukan untuk keamanan data. Kelemahannya adalah kerugian kapasitas.
  • 6. Misalnya Anda punya 2 x HDD 2TB yang dimirroring, maka itu artinya Anda hanya memiliki 2TB data dan 2TB data mirror. Beda dengan stripping yang artinya jika Anda memiliki 2x HDD 2 TB, maka kapasitas totalnya adalah 4 TB. RAID yang umum digunakan untuk pengguna di rumah adalah RAID 0, RAID 1, dan RAID 0+1. RAID 0 banyak memberikan keuntungan secara speed & ekonomis. Peningkatan kecepatan yang akan Anda dapatkan adalah sebanding dengan jumlah HDD yang Anda stripping. Jadi misalnya 4 HDD bisa 400MB/s kecepatannya. Berarti bisa mengalahkan kecepatan sebuah SSD yang hanya rata-rata 180 MB/s. Tabel Level RAID RAID0 Level ini menerapkan stripping, tapi tidak mem-back-up data. Dengan demikian, kinerja PC bisa meningkat, kapasitas HDD meningkat 2x lipat, tetapi tak ada cadangan/backup data. RAID1 Level ini dikenal juga dengan nama mirroring. RAID1 membuat salinan data yang ada di harddisk lain sebagai back-up. Hal ini sangat berguna ketika data yang ada di harddisk adalah data yang sangat penting dan tidak boleh rusak. Akan tetapi, RAID1 tidak menawarkan peningkatan performa. Kinerja server maupun PC tetap biasa saja. RAID2 RAID2 menggunakan stripping antara harddisk yang digunakan. Hanya saja, beberapa harddisk digunakan untuk menyimpan informasi mengenai pemeriksaan error dan koreksi, Error Checking dan Correscting(ECC). RAID3 Tipe RAID ini menggunakan stripping dan menggunakan 1 harddisk untuk menyimpan informasi mengenai pariti (parity). RAID3 juga digunakan untuk mendeteksi adanya error. RAID3 berguna untuk sistem yang digunakan oleh 1 orang yang berisi data yang amat panjang. RAID4 RAID4 menggunakan stripe yang besar. Dengan demikian, sistem bisa membaca data dari 1 drive. Sistem yang meggunakan RAID4 bisa mengambil keuntungan dari adanya pembacaan data secara bersamaan. RAID5 Tipe RAID ini memiliki array parity. Semua penulisan dan pembacaan data dapat dilakukan bersamaan. RAID5 menyimpan data parity, tetapi tidak bisa melakukan back-up. RAID5 paling tidak butuh 3 harddisk. Tapi biasanya 5 harddisk yang digunakan. RAID6 Mirip dengan RAID5, tetapi memiliki pariti kedua yang tersebar di beberapa harddisk sehingga menawarkan back-up yang luar biasa. RAID7 RAID7 membuat sistem operasi sebagai controller, caching menggunakan jalur cepat. RAID 0 Juga dikenal dengan modus stripping. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menggabungkan kapasitas dari beberapa harddisk. Sehingga secara logikal hanya “terlihat” sebuah harddisk dengan kapasitas yang besar (jumlah kapasitas keseluruhan harddisk). Pada awalnya, RAID 0, digunakan untuk membentuk sebuah partisi yang sangat besar dari beberapa harddisk dengan biaya yang efisien. Data yang ditulis pada harddisk-harddisk tersebut terbagi-bagi menjadi fragmen-fragmen. Dimana fragmen-fragmen tersebut disebar di seluruh harddisk. Sehingga, jika salah satu harddisk mengalami kerusakan fisik, maka data tidak dapat dibaca sama sekali. Namun ada keuntungan dengan adanya fragmen-fragmen ini: kecepatan. Data bisa diakses lebih cepat dengan RAID 0, karena saat komputer membaca sebuah fragmen di satu harddisk, komputer
  • 7. juga dapat membaca fragmen lain di harddisk lainnya. RAID 1 Biasa disebut dengan modus mirroring. Membutuhkan minimal 2 harddisk. Sistemnya adalah menyalin isi sebuah harddisk ke harddisk lain dengan tujuan: jika salah satu harddisk rusak secara fisik, maka data tetap dapat diakses dari harddisk lainnya. Contoh: Sebuah server memiliki 2 unit harddisk yang berkapasitas masing-masing 80GB dan dikonfigurasi RAID 1. Setelah beberapa tahun, salah satu harddisknya mengalami kerusakan fisik. Namun data pada harddisk lainnya masih dapat dibaca, sehingga data masih dapat diselamatkan selama bukan semua harddisk yang mengalami kerusakan fisik secara bersamaan. RAID 2 RAID 2, juga menggunakan sistem stripping. Namun ditambahkan tiga harddisk lagi untuk pariti hamming, sehingga data menjadi lebihreliable. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 5 (n+3, n > 1). Ketiga harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan hamming code dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. Contoh: Kita memiliki 5 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, D, dan E) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 2, maka kapasitas yang didapat adalah: 2 x 40GB = 80GB (dari harddisk A dan B). Sedangkan harddisk C, D, dan E tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi pariti hamming dari dua harddisk lainnya: A, dan B. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A atau B), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan pariti kode hamming yang ada di harddisk C, D, dan E. RAID 3 RAID 3, juga menggunakan sistem stripping. Juga menggunakan harddisk tambahan untuk reliability, namun hanya ditambahkan sebuah harddisk lagi untuk parity.. Karena itu, jumlah harddisk yang dibutuhkan adalah minimal 3 (n+1 ; n > 1). Harddisk terakhir digunakan untuk menyimpan parity dari hasil perhitungan tiap bit-bit yang ada di harddisk lainnya. Contoh kasus: Kita memiliki 4 harddisk (sebut saja harddisk A,B,C, dan D) dengan ukuran yang sama, masing-masing 40GB. Jika kita mengkonfigurasi keempat harddisk tersebut dengan RAID 3, maka kapasitas yang didapat adalah: 3 x 40GB = 120GB. Sedangkan harddisk D tidak digunakan untuk penyimpanan data, melainkan hanya untuk menyimpan informasi parity dari ketiga harddisk lainnya: A, B, dan C. Ketika terjadi kerusakan fisik pada salah satu harddisk utama (A, B, atau C), maka data tetap dapat dibaca dengan memperhitungkan parity yang ada di harddisk D. Namun, jika harddisk D yang mengalami kerusakan, maka data tetap dapat dibaca dari ketiga harddisk lainnya. RAID 4 Sama dengan sistem RAID 3, namun menggunakan parity dari tiap block harddisk, bukan bit. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). RAID 5 RAID 5 pada dasarnya sama dengan RAID 4, namun dengan pariti yang terdistribusi. Yakni, tidak menggunakan harddisk khusus untuk menyimpan paritinya, namun paritinya tersebut disebar ke seluruh harddisk. Kebutuhan harddisk minimalnya juga sama, 3 (n+1 ; n >1). Hal ini dilakukan untuk mempercepat akses dan menghindaribottleneck yang terjadi karena akses harddisk tidak terfokus kepada kumpulan harddisk yang berisi data saja.
  • 8. RAID 6 Secara umum adalah peningkatan dari RAID 5, yakni dengan penambahan parity menjadi 2 (p+q). Sehingga jumlah harddisk minimalnya adalah 4 (n+2 ; n > 1). Dengan adanya penambahan pariti sekunder ini, maka kerusakan dua buah harddisk pada saat yang bersamaan masih dapat ditoleransi. Misalnya jika sebuah harddisk mengalami kerusakan, saat proses pertukaran harddisk tersebut terjadi kerusakan lagi di salah satu harddisk yang lain, maka hal ini masih dapat ditoleransi dan tidak mengakibatkan kerusakan data di harddisk bersistem RAID 6.