2. 2
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manu-
sia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi
diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)
3.
4. 4
Kata Pengantar
Teknologi dalam pembangunan infrastruktur adalah hal mendasar yang
membedakan pembangunan infrastruktur di masa yang lampau dan pem-
bangunan modern sekarang ini. Teknologi sangat membantu dunia kon-
struksi untuk dapat membangun dengan tingkat koordinasi, akurasi, dan
efisiensi, dan akurasi yang tinggi. AutoCAD Civil 3D adalah software terkini
dari AutoDesk yang sangat bermanfaat, dan telah digunakan secara luas oleh
professional professional ternama di bidang desain dan konstruksi infras-
truktur.
AutoCAD Civil 3D, sebagai produk mutakhir dari AutoDesk, membawa
proses desain infrastruktur ke level yang terbaik dan tingkat intuitif yang
tertinggi. Berbeda dengan software desain “tradisional” yang memanfaatkan
gambar dalam bentuk 2D, metode desain dengan menggunakan teknologi
3D canggih yang diusung oleh AutoCAD Civil 3D sangat mutakhir, mudah
dimengerti, dan kompatibilitas nya dengan teknologi terkini Building Infor-
mation Modeling (BIM) telah terbukti meningkatkan efisiensi koordinasi
dalam konstruksi.
Buku ini telah dirancang dan sangat bermanfaat untuk membantu rekan re-
kan di bidang desain dan konstruksi infrastruktur untuk secara mudah me-
mahami dan menguasai teknologi terkini yang dimiliki oleh AutoCAD Civil
3D. Penjelasan penjelasan yang dimuat ringkas namun to the point sehingga
kami yakin Anda pasti akan menyukai dan menikmati pembelajaran dan
penggunaan AutoCAD Civil 3D.
Selamat menikmati isi buku ini dan mari maju ke teknologi terkini konstruk-
si dengan menggunakan AutoCAD Civil 3D!
Jeremy (jr@encsoftware.com)
ENC Software - Solusi untuk customisasi BIM, CAD & 3D.
Member of AutoDesk Developer Network.
5.
6. 6
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………….................... 4
Daftar Isi …………………………….…………………................... 5
Bab 1 Earth Works …........................................................................ 9
1.1 Apa Itu Earth Works ............................................................... 9
1.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Tanah ................................. 11
Bab 2 Persiapan Data Point ……………....…................................. 14
2.1 Apa Itu Point ............................................................................ 14
2.2 Format File Yang Di Dukung ................................................. 15
Bab 3 Import Data Point ……………....…..................................... 19
Bab 4 Konsep TIN Dalam Civil 3D ………….....……....….......... 25
Bab 5 Pembuatan Surface Dari Point Group .................................. 30
Bab 6 Pembuatan Surface Dari Kontur ............................................ 77
Bab 7 Multiple Surface ………......................................................... 42
Bab 8 Mengatur Tampilan Object ………....................................... 50
Bab 9 Verifikasi Software Civil 3D ................................................... 57
9.1 Pad Building (Bentuk Kubus) ................................................ 57
9.2 Tabung 6 Segment ................................................................... 65
9.3 Tabung 8 Segment ................................................................... 68
9.4 Tabung 10 Segment ................................................................. 70
9.5 Tabung 20 Segment ................................................................. 72
9.6 Tabung 40 Segment ................................................................. 75
9.7 Akurasi Perhitungan Composite Volume ............................ 77
Bab 10 Perhitungan Volume Coal Stock Pile ................................... 80
10.1 Apa Itu Coal Stock Pile ........................................................... 80
10.2 Metode Perhitungan Coal Stock Pile .................................... 81
10.3 Metode Perhitungan Dengan Survey .................................... 82
10.4 Import Data Point .................................................................... 85
7. 7
10.4 Import Data Point .................................................................... 85
10.5 Pembuatan Surface ………………....…................................ 88
10.6 Multiple Surface ....................................................................... 91
10.7 Perhitungan Volume Composite ............................................ 99
Bab 11 Reklamasi Pantai ...................................................................... 104
11.1 Apa Itu Reklamasi ..................................................................... 104
11.2 Reklamasi di Dunia ................................................................... 105
11.3 Perhitungan Volume Reklamasi .............................................. 110
Bab 12 Earthwork Pada Konstruksi Bangunan .................................. 117
12.1 Surface Dari Data Kontur ........................................................ 130
12.2 Pembuatan Feature Line .......................................................... 136
12.3 Feature Line Sebagai Surface Breakline ................................. 140
12.4 Menambahkan TIN Volume Surface ..................................... 144
12.5 Menampilkan Volume Hitungan ........................................... 148
12.6 Menampilkan Elevation Color Range ................................... 151
12.7 Menampilkan Surface Tabel Legend ...................................... 157
12.8 Optimasi Volume Cut And Fill .............................................. 161
Tentang Penulis …............................................................................…. 164
Lampiran 1 (Stock Pile) …..............................................................…. 166
Lampiran 2 (Existing Ground) …..................................................…. 181
8.
9. 9
BAB 1
EARTH WORKS (PEKERJAAN TANAH)
1.1 Apa Itu Pekerjaan Tanah ?
Secara harfiah earthmoving adalah istilah dalam bahasa inggris yang
artinya pekerjaan atau suatu kegiatan yang berkaitan dengan memindahkan
material baik itu tanah biasa, material tambang dan lain sebagainya.
Hampir setiap pekerjaan konstruksi maupun pertambangan selalu di
awali dengan pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan pekerjaan peminda-
han tanah dari satu lokasi ke lokasi lain sesuai dengan bentuk dan tujuannya.
Berdasarkan tujuannya, pekerjaan tanah bisa diklasifikasikan ke
dalam beberapa kategori antara lain : Stripping, penggalian untuk jalan,
penggalian saluran drainase, penggalian jembatan, penggalian footing, peng-
galian bawah tanah dan lain sebagainya.
Pekerjaan pemindahan tanah ini kelihatannya sederhana, akan teta-
pi karena melibatkan jumlah massa tanah dalam jumlah yang besar maka
mengakibatkan pekerjaan ini menjadi sangat mahal dan seringkali melibat-
kan peralatan berat tergantung dari jenis tanah, kondisi medan, serta metode
pengerjaannya.
Kekeliruan dalam perhitungan volume pekerjaan akan menyebab-
kan pembengkakan dengan biaya yang tidak sedikit, sehingga perlu untuk
mendapat perhatian yang serius.
10. 10
Gambar 1.2 Pekerjaan Cut And Fill
Wikipedia.org
Salah satu aktifitas dari pekerjaan tanah adalah aktifitas cut and fill
atau gali dan urug yaitu proses pengerjaan tanah dimana sejumlah massa
tanah digali untuk kemudian ditimbun di tempat lain.
Proses cut and fill dilakukan secara terencana sehingga jumlah tanah
yang dibuang ke atau diambil dari tempat lain minimal sehingga mengurangi
biaya transportasi. Ilustrasi pekerjaan cut and fill diperlihatan pada Gambar
1.2
Gambar 1.1 Pekerjaan Tanah Pada Proyek Konstruksi
Youtube.com
11. 11
1.2 Perhitungan Volume Pekerjaan Tanah
Untuk perhitungan volume pekerjaan tanah biasa, bisa dilakukan
dengan cara-cara matematika sederhana. Seperti galian pondasi pada kon-
struksi bangunan yang mempunyai bentuk dan penampang yang teratur.
Akan tetapi untuk penghitungan bentuk yang tidak teratur seperti
perhitungan volume stock pile pada pertambangan, perhitungan volume
pekerjaan timbunan reklamasi pulau akan sangat sulit dilakukan dengan
cara-cara manual biasa.
Salah satu metode yang populer adalah dengan penggunaan laser,
RTK GPS dimana surveyor mengambil point-point di lapangan dan selan-
jutnya data point di olah dengan menggunakan software semisal Civil 3D,
Minescape Mincom, Surpac Vision, dan lain sebagainya. Dimana dari berba-
gai hasil penelitian, perhitungan dengan mempergunakan software-software
tersebut menghasilkan selisih yang tidak terlalu signifikan antara satu den-
gan yang lainnya.
Metode lain yang tidak kalah populer adalah penggunaan aerial pho-
togrammetry atau UAV survey dengan mempergunakan pesawat tanpa awak
untuk kemudian foto-foto di olah dengan software tertentu semisal Agisoft,
namun tidak akan dibahas pada buku ini.
12. 12
Gambar 1.3 Ilustrasi Stok Pile Pertambangan
Gambar 1.4 Ilustrasi Masterplan Reklamasi Teluk Benoa
abc.net.au
image.google.com
13.
14. 14
BAB 2
PERSIAPAN DATA POINT
2.1 Apa itu Point?
Point atau titik menunjukkan informasi posisi atau lokasi yang dalam
ruang Euclidean dua dimensi, titik dinyatakan oleh pasangan berurut (x,y)
dimana bilangan pertama yang menurut konvensi menyatakan horizontal,
dan bilangan kedua secara konvensional menyatakan vertikal sebagaimana
diperlihatkan pada ilustrasi Gambar 1.1
Gambar 2.1 Himpunan Titik Dalam Ruang Euclid 2 Dimensi
Wikipedia.org
Dan dalam dunia survey kemudian dikenal istilah Easting yang
merujuk pada jarak ke arah timur atau arah horisontal, dan Northing yang
merujuk pada arah utara atau arah vertikal.
15. 15
Apabila bekerja dalam ruang tiga dimensi kemudian ditambahkan lagi den-
gan sumbu Z yang merupakan elevasi.
2.2 Format File Yang Di Dukung
Untuk bisa mengimport data point hasil survey beberapa format file
di dukung oleh Civil 3D. Diantaranya adalah *csv (comma separated value),
*txt (text file), *nez, *pnt, *xyz, *auf dan lain sebagainya, sebagaimana diper-
lihatkan pada Gambar 2.2
Gambar 2.2 Data Point Survey (*txt File)
16. 16
Gambar 2.3 Data Point Survey (*txt File)
Dan berikut ditampilkan beberapa contoh data point yang di down-
load dari sebuah perangkat total station dengan format *txt dan *csv,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2.3 dan Gambar 2.4
17. 17
Gambar 2.4 Data Point Survey (*Csv File)
Sedangkan untuk data point cloud Civil 3D juga banyak mendukung
format file seperti Leica PTS Files (*.pts), Leica PTX Files (*ptx), TopCon
CLR Files (*.clr), TopCon CL3 Files (*.cl3), LAS, ASCII XYZ, ESRI ASC, dan
lain sebagainya. Untuk pembahasan point cloud bisa dibaca pada buku seri
pertama yaitu “Autocad Civil 3D To The Point” yang di tulis oleh penulis
yang sama.
18.
19. 19
BAB 3
IMPORT DATA POINT
Untuk memperoleh hasil hitungan volume, maka salah satu langkah yang
bisa ditempuh adalah dengan membandingkan antara 2 surface yang saling
bertumpuk. Dan sebagaimana di jelaskan pada bab sebelumnya bahwa sur-
face terbentuk dari sekumpulan triangulasi 3 buah data point yang saling
terhubung. Dan kali ini kita akan membuat 2 buah surface dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
t Kita pilih tab Insert dan selanjutnya pilih “Points From File”, seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Insert Point From File
t Selanjutnya akan muncul pop-up window baru, dan pada spesifika-
si point kita pilih format point PENZ. Lalu kita klik tanda “+” untuk
melakukan pemilihan (browse) file yang akan kita import, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 3.2
20. 20
Gambar 3.2 Browse File
t Selanjutnya kita pilih file dalam hal ini kita pilih file “existing ground.
csv” dan pada type filenya kita pilih format *csv, sebagaimana diperlihat-
kan pada Gambar 3.3
Gambar 3.3 Seleksi File
21. 21
t Selanjutnya kita pilih check box “Add points to Point Group”, dan kita
klik tanda “+” untuk menambahkan group. Dan kita berikan nama
group dalam hal ini adalah “Existing Ground”, dan terakhir klik tombol
“OK” untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
3.4 dan Gambar 3.5
Gambar 3.4 Add Point Group
Gambar 3.5 Konfirmasi Akhir
22. 22
t Sesaat setelah kita menekan tombol “OK” pada halaman layar terlihat
tidak memuncukan sebaran point, maka untuk menampilkannya kita
akses point groups “Existing Ground” pada toolspace sebelah kiri layar
dan lakukan klik kanan “zoom to” sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 3.6
Gambar 3.6 Menampilkan Data Point Group
t Dan selanjutnya akan muncul seluruh data point group yang sebelumnya
sudah kita lakukan import. Untuk menampilkan tampilan yang terbaik,
kita cukup mengatur skala gambarnya, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 3.7
23. 23
Gambar 3.7 Setting Skala Gambar
t Dan sejauh ini kita telah berhasil mengimport data point, menjadikan-
nya point group serta memunculkannya dalam layar, sebagaimana diper-
lihatkan pada Gambar 3.8
Gambar 3.8 Setting Skala Gambar
24.
25. 25
BAB 4
KONSEP TIN DALAM CIVIL 3D
Surface pada Civil 3D terbentuk atas komputasi geometrik yang didasarkan
pada konsep TIN (Triangulated irregular Network) yang dikenal dengan Tri-
angulasi Delaunay. Adapun penjelasan mengenai konsep tersebut adalah se-
bagai berikut :
Misal kita memiliki 4 buah titik yaitu A, B, C, D dan E. Maka ada beberapa
jalan untuk membuat triangulasi berdasarkan titik-titik tersebut. Setidaknya
ada tiga buah kemungkinan sebagaimana diperihatkan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Beberapa Kemungkinan Triangulasi
Selanjutnya untuk memecahkan permasalahan tersebut Boris Nikolaevich
Delaunay (seorang ahli matematika dari Russia) pada tahun 1934, membuat
metode sendiri yang kini dikenal dengan metode triangulasi Delaunay. Ada-
pun karakteristik dari metode tersebut adalah dengan melewatkan sebuah
lingkaran melalui tiga buah titik hingga menghasilkan sebuah segitiga (tri-
angle), sedangkan pada sisi dalam lingkaran tidak terdapat titik yang lain
(kosong), sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.2
26. 26
Gambar 4.2 Perbandingan Triangulasi Delaunay
Triangulasi Delaunay bisa dibuat secara 2 dimensi yang melibatkan sumbu
X dan Y, maupun 3 dimensi dengan penambahan elevasi atau sumbu Z. Dan
berikut diberikan ilustrasi satu set data dari sebuah gunung sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 4.3 hingga Gambar 4.5
Gambar 4.3 Ilustrasi Sebaran Data Point
27. 27
Gambar 4.5 Ilustrasi Triangulasi Delaunay (X,Y,Z)
Gambar 4.4 Ilustrasi Triangulasi Delaunay (X,Y)
28. 28
Berdasarkan proses pendekatan pembentukan surface tersebut, maka se-
makin banyak data point yang bisa kita kumpulkan maka akan semakin
halus dan semakin baik surface yang terbentuk atau dengan kata lain akan
semakin meningkatkan akurasi perhitungan sesuai dengan kenyataan yang
sesungguhnya di lapangan.
29.
30. 30
BAB 5
PEMBUATAN SURFACE DARI POINT GROUP
Sebagaimana pada bab sebelumnya, kita bisa membuat surface dari se-
kumpulan point survey yang kita kumpulkan sebelumnya dalam bentuk
point group. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut:
t Langkah berikutnya adalah membuat surface dari point group yaitu den-
gan mengakses “Surface” pada Toolspace sebelah kiri layar. Kita lakukan
klik kanan Create Surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
5.1
Gambar 5.1 Pembuatan Surface
t Selanjutnya akan muncul pop-up window baru yang mana tinggal kita
isikan beberapa informasi, misalnya pada bagian “name” kita beri nama
“Existing Ground”, pada bagian “Style” kita atur interval konturnya baik
mayor maupun minornya dan terakhir kita tekan tombol “OK” untuk
konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.9 dan
Gambar 5.2
32. 32
t Sampai dengan tahap ini kita baru mendefinisikan surface saja, maka
selanjutnya kita akan menambahkan point group dan menjadikannya
sebagai surface dengan cara melakukan klik kanan pada “Point Group”
dan memilih “Add”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.4
Gambar 5.4 Menambahkan Point Group
t Selanjutnya akan muncul pop-up window baru dan kita pilih point group
yang telah sebelunya kita buat yaitu “Existing Ground”, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 5.5
33. 33
t Dan kini kita telah memiliki surface baru, dengan nama “Exiting
Ground”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.6
Gambar 5.5 Seleksi Point Group
Gambar 5.6 Tampilan Surface
34.
35. 35
BAB 6
PEMBUATAN SURFACE DARI DATA KONTUR
Pada bab 5 sebelumnya kita telah berhasil membuat surface dari data
point group. Dan ada kalanya data point tidak tersedia dan yang tersedia
hanya data kontur 2D polyline dalam format Autocad *dwg.
Dan pada bab ini akan dipelajari bagaimana membuat surface dari
data kontur polyline 2D dengan mempergunakan software Autocad Civil 3D.
Ilustrasi kontur 2D dalam autocad sebagaimana terlihat pada Gambar 6.1
Gambar 6.1 Kontur Dalam Autocad
t 6OUVLNFMBLVLBOJNQPSUĕMFEXHVUPDBE
MBOHLBIQFSUBNBBEB-
lah klik icon Civil 3D pada pojok kiri atas, pilih menu “Open” dan selan-
jutnya kita pilih “Drawing”, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.2
36. 36
Gambar 6.2 Open File
Gambar 6.3 Pilih File Dan Lokasinya
t 4FMBOKVUOZBQJMJIĕMFEBOMPLBTJOZBZBOHBLBOLJUBCVLBEBO
kita tekan tombol “Open”, sebagaimana terlihat pada Gambar 6.3
37. 37
t 'JMFUFMBICFSIBTJMLJUBCVLBQBEBTPęXBSF$JWJM%EBOUBNQJMBOOZB
sama persis dengan tampilan pada program Autocad yaitu masih berupa pol-
yline 2D dan bukan merupakan surface, sebagaimana terlihat pada Gambar
6.4
Gambar 6.4 Tampilan Object Dalam Civil 3D
t %BOTFMBOKVUOZBVOUVLNFOHVCBIOZBNFOKBEJ4VSGBDF
QJMJIiSur-
face” lalu klik kanan dan pilih “Create Surface”, sebagaimana terlihat pada
Gambar 6.5
38. 38
Gambar 6.5 Membuat Surface
t %BOTFMBOKVUOZBBLBONVODVMKFOEFMBCBSVEBOQBEBCBHJBO/BNF
isikan namanya lalu klik tombol “OK” untuk melakukan konfirmasi, seba-
gaimana terlihat pada Gambar 6.6
Gambar 6.6 Informasi Surface
39. 39
Gambar 6.7 List Surface
t 4FMBOKVUOZBLJUBBLBONFOBNCBILBOLPOUVSEFOHBODBSBMBLVLBO
klik kanan pada “Contour” dan selanjutnya kita pilih “Add”, sebagaimana
terlihat pada Gambar 6.8
t %BOTFTBBUTFUFMBINFOFLBOUPNCPMi0,w
NBLBTVEBIEJNBTVLLBO
dalam list surface pada jendela prospector, sebagaimana terlihat pada Gam-
bar 6.7
40. 40
t Pada bagian description data kontur kita ketikkan penjelasan apa saja
mengenai surface yang kita buat, kemudian kita tekan tombol “OK” den-
gan menerima seluruh nilai default dari program, sebagaimana terlihat
pada Gambar 6.9
Gambar 6.8 Menambahkan Data Kontur
Gambar 6.9 Menambahkan Data Kontur
41. 41
t 4FUFMBIJUVLJUBQJMJITFNVBQPMZMJOFZBOHBEBEJMBZBSVUBNB
untuk proses pembuatan surface, sebagaimana terlihat pada Gambar
6.10
Gambar 6.10 Pilih Seluruh Polyline
t .BLBTFUFMBITFMVSVIQSPTFTEJTFMFTBJLBOLJUBUFMBICFSIBTJMNFN-
buat surface dari data kontur polyline 2D. Dan dengan tool object viewer
tampilan surface akan terlihat Gambar 6.11
44. 44
BAB 7
MULTIPLE SURFACE
Pada program Civil 3D, kita diberikan keleluasaan untuk membuat
banyak surface dalam suatu file drawing. Sebagai contoh misal : surface exist-
ing ground, surface pad building, dan lain sebagainya.
Dengan memberikan penamaan surface yang berbeda-beda kita da-
pat dengan mudah untuk membuat perhitungan volume antar surface. Ada-
pun langkah-langkah pembuatan surface baru tersebut adaah sebagai beri-
kut:
t Misal kita sudah memiliki surface “Existing Ground” yang kita buat
dari point group sebagaimana pembahasan pada bab 5 sebelumnya, se-
bagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.1
Gambar 7.1 Surface Existing Ground
45. 45
t Selanjutnya untuk menambahkan surface yang baru maka pada bagian
“Surface” kita lakukan klik kanan “Create Surface , sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 7.2
Gambar 7.2 Menambahkan Surface
t Selanjutnya akan muncul jendela baru yang tinggal kita isikan nama
surface, style, dan lain sebagainya. Apabila telah selesai mengisikan se-
mua maka kita tekan tombol “OK” untuk konfirmasi akhir sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 7.3
46. 46
Gambar 7.3 Menambahkan Informasi Surface Baru
t Selanjutnya surface baru telah berhasil kita buat sebagaimana diperliat-
kan pada list surface pada Propector, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 7.4
Gambar 7.4 Surface Baru Dalam Daftar
47. 47
t Untuk menambahkan data point pada surface maka kita lakukan klik
kanan pada bagian “Point File” “Add”, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 7.5
Gambar 7.5 Menambahkan Data Point
t Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita klik tombol “+”, seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 7.6
Gambar 7.6 Menambahkan Data Point
48. 48
t Selanjutnya kita pilih file data point yang telah kita siapakan sebelumnya
dan kita tekan tombol “Open”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
7.7
Gambar 7.7 Seleksi File
t Selanjutnya kita pilih formst fle yang sesuai dengan file kita dalam hal
ini misal kita pergunakan format PENZ dan terakhir kita tekan tombol
“OK” untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
7.8
49. 49
Gambar 7.8 Menambahkan Data Point
t Dan kini kita telah berhasil membuat surface tambahan dengan nama
“Building Pad” dengan di tandai garis hijau yang merupakan boundary
dari surface tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 7.9
Gambar 7.9 Surface Tambahan Berhasil Dibuat
50. 50
t Dan apabila kita mempergunakan tool “Object Viewer”, maka akan ter-
lihat surface tambahan tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 7.10
Gambar 7.10 Dua Surface Berhasil Di Buat
51.
52. 52
BAB 8
MENGATUR TAMPILAN OBJECT
Object suface yang sudah kita buat sebelumnya bisa kita atur tampilannya.
Beberapa tampilan bisa di pilih, antara lain: Realistic, 3D Hidden, 3D Wire-
frame, Conceptual, Hidden, Shaded, Shaded with Edges, Shaded of Grey,
Sketchy, Wireframe dan X-Ray. Adapun langkah-langkah yang bisa kita
tempuh adalah sebagai berikut:
t Pertama kita bisa memilih surface dan selanjutnya lakukan klik kanan
dan kita pilih “Object Viewer”, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 8.1
Gambar 8.1 Object Viewer
t Selanjutnya kita bisa mengatur tampilan dengan cara memilih pada drop
down menu, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.2 hingga Gam-
bar 8.12
60. 60
BAB 9
VERIFIKASI SOFTWARE CIVIL 3D
Untuk lebih meyakini hasil keluaran atau output dari sebuah soft-
ware, maka biasanya diperlukan verifikasi hitungan dengan membanding-
kannya dengan cara manual.
Maka kali ini kita akan melakukan uji coba dengan membanding-
kan perhitungan software Autocad Civil 3D dengan cara manual. Dan untuk
kemudahan kita akan melakukan pengujian dengan bentuk primitif yang se-
derhana yaitu pad buiding (kubus) dan tangki (tabung) dengan berbagai
variasi interval data point.
8.1 Pad Building (Bentuk Kubus)
Untuk contoh pertama akan dilakukan perbandingan perhitungan
volume sebuah pad building yang berada pada sebidang tanah datar, yang
dengan perhitungan matematika sederhana volumenya adalah 3m x 3m x 3m
= 27 m3, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.1
61. 61
Gambar 9.1 Ilustrasi Pad Building
Untuk bisa mendapatkan volume, maka setidaknya kita harus memiliki 2
buah surface yang akan kita bandingkan. Surface pertama kita jadikan seba-
gai base surface dan surface kedua sebagai comparison surface (pemband-
ing).
Data koordinat dari base surface (existing ground) kita ambil memperguna-
kan GPS Geodetik sebanyak 4 titik, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel
9.1
Tabel 9.1 Data Koordinat Existing Ground
62. 62
Sedangkan data koordinat Pad Building bisa dilihat pada Tabel 9.2 dibawah
berikut.
Tabel 9.2 Data Koordinat Pad Building
Selanjutnya kita akan melakukan perhitungan volume kubus dengan lang-
kah-langkah sebagai berikut :
t Asumsi kita telah memiliki 2 buah surface yaitu “Existing Ground” dan
“Building Pad”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.2
Gambar 9.2 Dua Surface Awal
63. 63
t Selanjutnya kita akses Analyze Volume, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 9.3 dan Gambar 9.4
Gambar 9.3 Akses Menu Volume
Gambar 9.4 Akses Menu Volume
64. 64
t Selanjutnya kita klik icon “New Volume”, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 9.5
Gambar 9.5 Perhitungan Volume Baru
t Selanjutnya kita klik drop down menu pada bagian “Base Surface” den-
gan memilih “Existing Ground”, dan pada drop down menu “Compari-
son Surface” kita pilih “Kubus”, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 9.6 dan Gambar 9.7
66. 66
t Selanjutnya pada kolom bagian “Cut” dan kolom bagian “Fill” akan
memberikan nilai hitungan software, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.8
Gambar 9.8 Hasil Perhitungan Software
t Sehingga dari hasil tersebut memberikan kita informasi bahwa hitungan
software sama persis dengan hasil perhitungan secara manual yaitu 27
m3.
Tabel 9.3 Data Koordinat Existing Ground
67. 67
9.2 Tabung 6 Segment
Selanjutnya akan kita coba lagi untuk bentu yang lain yaitu bentuk lengkung
yaitu sebuah tabung dengan diameter 3 meter yang diletakkan pada sebuah
tanah datar, dengan ilustrasi sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 8.9
Gambar 9.9 Ilustrasi Tabung
Data koordinat dari base surface (existing ground) kita ambil memperguna-
kan GPS Geodetik sebanyak 4 titik, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel
9.4
Tabel 9.4 Data Koordinat Existing Ground
68. 68
Tabel 9.5 Data Koordinat Existing Ground
Data koordinat tabung diambil pada sisi atas sebanyak 6 titik, sebagaimana
diperlihatkan pada Tabel 9.5
Gambar 9.10 Dua Buah Surface
Selanjutnya kita buat dua buah surface yaitu “Exiting Ground” dan “Tabung
6 Segment” misalnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.10
69. 69
Gambar 9.11 Output Volume Software
t Selanjutnya kita akses Analyze Volume dan kita buat volume baru den-
gan “Existing Ground” kita jadikan sebagai base surface dan “Tabung 6
Segment” sebagai comparison surfacenya, dan selanjutnya software akan
memberikan output hitungan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
9.11
Tabel 9.6 Output Software
t Dari hasil output hitungan terdapat selisih sebesar -17.287 % dari hi-
tungan manual, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 8.6. Hal ini dis-
ebabkan kita hanya memberikan segment sebanyak 6 titik yang kurang
merepresentasikan sebagai bentuk lingkaran.
70. 70
9.3 Tabung 8 Segment
Selanjutnya akan kita coba menambahkan point lebih banyak lagi yaitu se-
banyak 8 buah segment dengan data koordinat sebagaimana diperlihatkan
pada Tabel 9.7
Tabel 9.7 Data Koordinat Tabung
Gambar 9.12 Pembuatan Dua Buah Surface
Selanjutnya kita buat dua buah surface yaitu “Exiting Ground” dan “Tabung
Segment 8” misalnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.12
71. 71
Gambar 9.13 Output Volume Software
t Selanjutnya kita akses Analyze Volume dan kita buat volume baru
dengan “Existing Ground” kita jadikan sebagai base surface dan “Tabung
Segment 8” sebagai comparison surfacenya, dan selanjutnya software
akan memberikan output hitungan, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.13
Tabel 9.8 Output Software
t Dari hasil output hitungan terdapat selisih sebesar -9.977 % dari hi-
tungan manual, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 8.8. Hal ini dis-
ebabkan kita hanya memberikan segment sebanyak 8 titik yang kurang
merepresentasikan sebagai bentuk lingkaran.
72. 72
9.4 Tabung 10 Segment
Selanjutnya akan kita coba menambahkan point lebih banyak lagi yaitu se-
banyak 8 buah segment dengan data koordinat sebagaimana diperlihatkan
pada Tabel 9.9
Tabel 9.9 Data Koordinat Tabung
Gambar 9.14 Pembuatan Dua Buah Surface
Selanjutnya kita buat dua buah surface yaitu “Exiting Ground” dan “Tabung
Segment 10” misalnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.14
73. 73
Gambar 9.15 Output Volume Software
t Selanjutnya kita akses Analyze Volume dan kita buat volume baru
dengan “Existing Ground” kita jadikan sebagai base surface dan “Tabung
Segment 10” sebagai comparison surfacenya, dan selanjutnya software
akan memberikan output hitungan, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.15
Tabel 9.10 Output Software
t Dari hasil output hitungan terdapat selisih sebesar -6.441 % dari hitun-
gan manual, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 9.10. Hal ini dis-
ebabkan kita hanya memberikan segment sebanyak 10 titik yang kurang
merepresentasikan sebagai bentuk lingkaran.
74. 74
9.5 Tabung 20 Segment
Selanjutnya akan kita coba menambahkan point lebih banyak lagi yaitu se-
banyak 20 buah segment dengan data koordinat sebagaimana diperlihatkan
pada Tabel 9.11
Tabel 9.11 Data Koordinat Tabung
75. 75
Gambar 9.16 Pembuatan Dua Buah Surface
Selanjutnya kita buat dua buah surface yaitu “Exiting Ground” dan “Tabung
Segment 20” misalnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.16
t Selanjutnya kita akses Analyze Volume dan kita buat volume baru
dengan “Existing Ground” kita jadikan sebagai base surface dan “Tabung
Segment 20” sebagai comparison surfacenya, dan selanjutnya software
akan memberikan output hitungan, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.17
76. 76
Gambar 9.17 Output Volume Software
Tabel 9.12 Output Software
t Dari hasil output hitungan terdapat selisih sebesar -1.631 % dari hitun-
gan manual, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 8.12. Hal ini dis-
ebabkan kita hanya memberikan segment sebanyak 20 titik yang sudah
sedikit merepresentasikan sebagai bentuk lingkaran.
77. 77
9.6 Tabung 40 Segment
Selanjutnya akan kita coba menambahkan point lebih banyak lagi yaitu se-
banyak 40 buah segment dengan data koordinat sebagaimana diperlihatkan
pada Tabel 9.13
Tabel 9.13 Data Koordinat Tabung
78. 78
Gambar 9.18 Pembuatan Dua Buah Surface
Selanjutnya kita buat dua buah surface yaitu “Exiting Ground” dan “Tabung
Segment 40” misalnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.18
79. 79
Gambar 9.19 Output Volume Software
t Selanjutnya kita akses Analyze Volume dan kita buat volume baru
dengan “Existing Ground” kita jadikan sebagai base surface dan “Tabung
Segment 40” sebagai comparison surfacenya, dan selanjutnya software
akan memberikan output hitungan, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 9.19
Tabel 9.14 Output Software
t Dari hasil output hitungan terdapat selisih sebesar -0.405 % dari hitun-
gan manual, sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 9.14. Hal ini sudah
cukup memberikan hasil yang sama dengan perhitungan secara manual.
80. 80
9.7 Akurasi Perhitungan Composite Volume
Dari beberapa variasi percobaan perhitungan, maka beberapa hal bisa disim-
pulkan antara lain :
t Pemilihan atau penempatan point sangat mempengaruhi akurasi hasil
perhitungan composite volume.
t Untuk bentuk lurus atau datar banyak dan sedikit poit tidak terlalu mem-
pengaruhi hasil perhitungan akhir
t Untuk bentuk lengkung diperlukan lebih banyak point untuk lebih
merepresentasikan kondisi yang sebenarnya.
81.
82. 82
BAB 10
PERHITUNGAN VOLUME COAL STOK PILE
10.1 Apa Itu Coal Stock Pile
Coal stock pile adalah tempat penyimpanan sementara batubara
sebelum di crusser atau diperjualbelikan atau dikapalkan. Kondisi volume
stock coal pile harus selalu di update dalam setiap interval waktu tertentu.
Stock pile berfungsi dalam proses homogenisasi dan atau pencam-
puran batubara untuk menyiapkan kualitas yang dipersyaratkan dimana
fluktuasi di dalam kualitas batubara maupun distribusi ukuran di samakan.
Proses penyimpanan, bisa dilakukan : di dekat tambang, bi-
asanya masih berupa lumpy coal; di dekat pelabuhan dan di tempat
pengguna batubara. Ilustrasi coal stock pile sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 10.1
Gambar 10.1 Ilustrasi Stock Pile
cnss.com.cn
83. 83
10.2 Perhitungan Coal Stock Pile
Biasanya untuk tambang batubara produksi dihitung dengan tonase.
Untuk menetukan tonase dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :
dengan timbangan, barging dan survey (Fujiono, 2004, dalam Saputra, 2012)
Cara penentuan tonase dengan cara timbangan dilakukan dengan
menimbang jumlah muatan batubara dalam dump truck yang melewati jem-
batan timbangan yaitu selisih antara berat dump truck sebelum dan sesudah
diberikan muatan.
Metode barging adalahperhitungan berat batubara pada saat dimuat
ke kapal togkang dengan mempergunakan prinsip hukum Archimedes den-
gan menghitung jumlah zat cair yang dipindahkan akibat dimuatnya batu
bara kedalam kapal tongkang.
Sedangkan perhitungan secara survey adalah perhitungan volume
prisma yang dibentuk dari dua buah surface, dimana kedua surface terbentu
dari jaring-jaring segitiga (TIN-Triangulated Irregular Network). Selanjutnya
untuk mendapatkan tonase maka seluruh volume dikalikan dengan densitas
batu bara (Kg/m3). Dan perhitungan secara survey lebih banyak dipilih ka-
rena bisa dilakukan setiap saat dan dengan waktu yang paling singkat.
84. 84
10.3 Perhitungan Dengan Survey
Seiring dengan peningkatan teknologi survey, peralatan survey dan metode
semakin berkembang dengan sangat pesat. Untuk peralatan survey pada mu-
lanya dimulai dengan penggunaan theodolit yang tentunya memakan wak-
tu yang sangat lama, kemudian berkembang menjadi total station dan kini
muncul Terestrial Laser Scanner (TLS) dan RTK GNSS menjadikan pengam-
bilan data lapangan lebih cepat dan dengan akurasi yang semakin tinggi.
Metode lain yang tidak kalah populer adalah metode closerange fo-
togrametry dimana akuisisi data dilakukan dengan drone atau wahana tanpa
awak. Foto-foto dengan resolusi yang tinggi diolah untuk kemudian diexp-
port menjadi point cloud.
Dalam pembahasan buku ini dibahas mengenai penggunaan sotware
Autocad Civil 3D dimana software ini bisa sekaligus menangani dan mengo-
lah data yang dihasilkan oleh alat total station, lasser scan, lidar dalam format
point cloud.
Untuk pembahasan penggunaan software Autocad Civil 3D untuk
menangani point cloud bisa dibaca pada buku “Autocad Civil 3D To The
Point” dengan penulis yang sama.
85. 85
Gambar 10.2 Insert Point From File
t Selanjutnya akan muncul pop-up window baru, dan pada spesifikasi
point kita pilih format point ENZ (Space Delimited). Lalu kita klik tanda
“+” untuk melakukan pemilihan (browse) file yang akan kita import,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.3
10.4 Import Data Point
Kali ini untuk contoh kita akan mengimport data stock pile lapangan yang
diambil dengan mempergunakan total station. Tabel data ditampilkan seba-
gian pada Tabel-1 Data Coal Stock Pile, sedangkan data existing ground
bisa diakses pada Tabel-2 Existing Ground pada halaman lampiran. Untuk
data penuh dilampirkan pada file yang terpisah dari buku.
Selanjutnya adalah langkah-langkah import data point adalah sebagai beri-
kut:
t Klik tab Insert dan kita akses “Points From File”, sebagaimana diperli-
hatkan pada Gambar 10.2
86. 86
Gambar 10.3 Browse File
t Selanjutnya kita pilih file dalam hal ini kita pilih file “Stock Pile.csv” dan
pada type filenya kita pilih format *csv, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 10.4
Gambar 10.4 Seleksi File
87. 87
t Selanjutnya kita pilih check box “Add points to Point Group”, dan kita
klik tanda “+” untuk menambahkan group. Dan kita berikan nama
group dalam hal ini adalah “Stock Pile”, dan terakhir klik tombol “OK”
untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 9.5
dan Gambar 10.6
Gambar 10.5 Add Point Group
Gambar 10.6 Konfirmasi Akhir
88. 88
t Sesaat setelah kita menekan tombol “OK” pada halaman layar terlihat
tidak memuncukan sebaran point, maka untuk menampilkannya kita
akses point groups “Stock Pile” pada toolspace sebelah kiri layar dan
lakukan klik kanan “zoom to” sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 10.7
Gambar 10.7 Menampilkan Data Point Group
t Dan selanjutnya akan muncul seluruh data point group yang sebelumnya
sudah kita lakukan import. Untuk menampilkan tampilan yang terbaik,
kita cukup mengatur skala gambarnya, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 10.8
89. 89
Gambar 10.8 Setting Skala Gambar
t Dan sejauh ini kita telah berhasil mengimport data point, menjadikan-
nya point group serta memunculkannya dalam layar, sebagaimana diper-
lihatkan pada Gambar 10.9
Gambar 10.9 Tampilan Data Point Group
90. 90
10.3 Pembuatan Surface
Setelah kita berhasil melakukan insert data point dan menjadikannya point
group, maka langkah selanjutnya adalah pembuatan surfacae dari point
group tersebut.
t Langkah berikutnya adalah membuat surface dari point group yaitu den-
gan mengakses “Surface” pada Toolspace sebelah kiri layar. Kita lakukan
klik kanan Create Surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
10.10
Gambar 10.10 Pembuatan Surface
t Selanjutnya akan muncul pop-up window baru yang mana tinggal kita
isikan beberapa informasi, misalnya pada bagian “name” kita beri nama
“Existing Ground”, pada bagian “Style” kita atur interval konturnya baik
mayor maupun minornya dan terakhir kita tekan tombol “OK” untuk
konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.11 dan
Gambar 10.12
92. 92
t Sampai dengan tahap ini kita baru mendefinisikan surface saja, maka
selanjutnya kita akan menambahkan point group dan menjadikannya
sebagai surface dengan cara melakukan klik kanan pada “Point Group”
dan memilih “Add”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.13
Gambar 10.13 Menambahkan Point Group
t Selanjutnya akan muncul pop-up window baru dan kita pilih point group
yang telah sebelunya kita buat yaitu “Existing Ground”, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 10.14
93. 93
t Dan kini kita telah memiliki surface baru, dengan nama “Stock Pile”, se-
bagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.15 dan Gambar 10.16
Gambar 10.14 Seleksi Point Group
Gambar 10.15 Tampilan Surface
95. 95
10.4 Multiple Surface
Multiple surface diperlukan untuk menghitung volume, dan untuk menamb-
hakan surface baru, maka kali ini kita akan membuat sebuah surface “Exist-
ing Ground” dari sebuah file. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
t Sebelumnya sudah kita buat sebuah surface dari point group dengan
nama “Stock Pile”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.16
Gambar 10.16 Surface Stock Pile
t Selanjutnya untuk menambahkan surface yang baru maka pada bagian
“Surface” kita lakukan klik kanan “Create Surface , sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 10.17
96. 96
Gambar 10.17 Menambahkan Surface
t Selanjutnya akan muncul jendela baru yang tinggal kita isikan nama
surface, style, dan lain sebagainya. Apabila telah selesai mengisikan se-
mua maka kita tekan tombol “OK” untuk konfirmasi akhir sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 10.18
Gambar 10.18 Menambahkan Informasi Surface Baru
97. 97
t Selanjutnya surface baru telah berhasil kita buat sebagaimana diperliat-
kan pada list surface pada Propector, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 10.19
Gambar 10.19 Surface Baru Dalam Daftar
t Untuk menambahkan data point pada surface maka kita lakukan klik
kanan pada bagian “Point File” “Add”, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 10.20
Gambar 10.20 Menambahkan Data Point
98. 98
t Selanjutnya akan muncul jendela baru dan kita klik tombol “+”, seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 10.21
Gambar 10.21 Menambahkan Data Point
t Selanjutnya kita pilih file data point yang telah kita siapakan sebelumnya
dan kita tekan tombol “Open”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
10.22
Gambar 10.22 Seleksi File
99. 99
t Selanjutnya kita pilih formst fle yang sesuai dengan file kita dalam hal ini
misal kita pergunakan format ENZ dan terakhir kita tekan tombol “OK”
untuk konfirmasi akhir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.23
t Dan kini kita telah berhasil membuat surface tambahan dengan nama
“Building Pad” dengan di tandai garis hijau yang merupakan boundary
dari surface tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.24
Gambar 10.23 Seleksi File
100. 100
Gambar 10.24 Surface Tambahan Berhasil Dibuat
Gambar 10.25 Tampilan Dengan Object Viewer
t Dan apabila kita mempergunakan tool “Object Viewer”, maka akan ter-
lihat surface tambahan tersebut, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 10.25
101. 101
10.5 Perhitungan Volume Composite
Selanjutnya untuk menghitung volume Stock Pile adalah dengan memband-
ingkan surface “Stock Pile” dan surface “Existing Ground’. Adapun langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut :
t Kita akses tab Analyze Volume, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 10.26
Gambar 10.26 Akses Menu Volume
t Selanjutnya kita klik icon “New Volume”, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar10.27
102. 102
Gambar 10.27 Perhitungan Volume Baru
t Selanjutnya kita klik drop down menu pada bagian “Base Surface” den-
gan memilih “Existing Ground”, dan pada drop down menu “Compari-
son Surface” kita pilih “Stock Pile”, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 10.28 dan Gambar 10.29
Gambar 10.28 Menentukan Base Surface
103. 103
Gambar 10.29 Menentukan Comparison Surface
t Selanjutnya pada kolom bagian “Cut” dan kolom bagian “Fill” akan
menampilkan nilai hitungan software, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 10.30
Gambar 10.30 Hasil Hitungan Softaware
104. 104
t Sehingga dari hasil tersebut memberikan kita informasi bahwa
volume stock pile adalah 73380.94 M3
105.
106. 106
BAB 11
REKLAMASI PANTAI
11.1 Apa Itu Reklamasi
Reklamasi adalah suatu pekerjaan atau usaha memanfaatkan ka-
wasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong atau berair
menjadi lahan yang berguna dengan cara pengurukan atau pengeringan.
Kota-kota besar dengan laju pertumbuhan yang pesat mengalami
kendala dengan semakin menyempitnya lahan. Dengan kondisi tersebut
maka diperlukan pemekaran kearah horisontal dengan cara penambahan
luas daratan (reklamasi) atau dengan alternatif lain yaitu pemekaran kearah
vertikal. Ilustrasi reklamasi sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.1
Gambar 11.1 Ilustrasi Reklamasi
gressnews.com
107. 107
11.2 Manfaat Reklamasi
Kegiatan reklamasi merupakan upaya teknologi yang dilakukan oleh
manusia untuk merubah sutau lingkungan alam menjadi lingkungan buatan
yang tentunya akan memberikan dampak positif maupun negatif. Namun
dengan perencanaan yang tepat, dampak negatif reklamasi pantai umumnya
tidak bersifat permanen atau bahkan mungkin tidak akan terjadi.
Dan berikut beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari program re-
klamasi antara lain :
t Bagi pulau atau kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi,
reklamasi dapat digunakan untuk mengatasi kendala keterbatasan lahan.
t Daerah sekitar reklamasi akan terlindung dari abrasi karena konstruksi
pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat menahan gem-
puran ombak laut.
t Pesisir pantai yang sebelumnya rusak, menjadi lebih baik dan berman-
faat.
11.3 Beberapa Contoh Reklamasi Di Dunia
Reklamasi bukanlah merupakan hal baru di dunia. Dan banyak ne-
gara memiliki proyek reklamasi seperti Singapura, Hongkong, Belanda, dan
lain sebagainya. Berikut diberikan beberapa contoh reklamasi yang berhasil
dan mampu menjadikan icon pariwisata dan kemajuan suatu negara :
108. 108
Gambar 11.2 Palm Jumeirah
t Palm Jumeirah
Palm Jumeirah merupakan pulau buatan bagian dari 3 pulau yang
disebut 3 Palm Islands (Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali dan Palm Deira) ter-
letak di Uni Emirat Arab (UEA).
Dibutuhkan setidaknya 94 juta m3 pasir dan 7 juta ton batu untuk
membangun pulau dengan luas 572.1 ha ini. Dan Nakheel (perusahaan yang
dimiiki oleh pemerintah Dubai) adalah perusahaan yang melaksanakan
pebangunan pulau ini dengan cara reklamasi.
Dan pada awal Oktober 2007, palm pulau ini telah menjadi pulau
buatan manusia terbesar di dunia dan menjadi icon pariwisata dunia. Foto
ilsutrasi Palm Jumeirah diperlihatkan pada Gambar 11.2
109. 109
t Hongkong International Airport
Proyek mega reklamasi dilakukan oleh pemerintah Hongkong pada
tahun 90-an untuk membangun Hongkong International Airport. Para engi-
neer bekerja keras untuk mewujudkan ambisi tersebut dimana permasalahan
bermula dari Bandara Kai Tak yang berada di pusat kota sudah tidak mampu
lagi manampung jumlah penumpang dan kargo yang masuk setiap harinya.
Reklamasi yang dilakukan Hongkong dilakukan untuk memusatkan
aktivitas perkotaan dan ekonomi di wilayah pantai, sehingga wilayah daratan
mereka tidak banyak terganggu. Foto ilustrasi Hongkong International Air-
port diperlihatan pada Gambar 11.3
Gambar 11.3 Hongkong International Airport
110. 110
t Venetian Island
Proyek kepulauan Venetian di Biscayne Bay adalah kumpulan pu-
lau buatan yang dihubungkan oleh jembatan dari daratan Miami ke Miami
Beach di Florida. Selurhnya ada tujuh pulau antara lain : Pulau Biscayne, San
Marco Island, San Marino Island, Di Lido Island, Rivo Alto Island, Belle Isle
dan Flagler Monumen.
Kepulauan ini dkembangkan oleh perusahaan Biscayne Bay Im-
provement pada tahun 1922 yang pada awal desainnya memiliki ukuran yang
lebih besar dari saat ini. Ilustasi Venetian island sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 11.4
Gambar 11.4 Venetian Island
111. 111
t The Pearl Qatar Pearl
The Pearl sesuai dengan namanya merupakan pulau buatan yang
di bangun di Doha, Qatar oleh United Development Copany adalah sebuah
kompleks perumahan mewah yang juga dilengkapi dengan villa pribadi,
apartemen, hotel restoran dan lain sebagainya.
Pulau ini dibuat di atas tanah reklamasi seluas 4 km2 dan berjarak 32
kilometer dari garis pantai baru Populasi pulau ini terus meningkat dengan
cepat dari populasi sebesar 3.000 orang di tahun 2011 menjadi 12.000 orang
di tahun 2015.
Gambar 11.5 The Pearl Qatar
112. 112
11.3 Perhitungan Volume Reklamasi
Apabila desain sebuah pulau buatan telah di selesaikan, maka ta-
hapan berikutnya adalah melakukan perhitungan volume timbunan. Ber-
beda dengan contoh sebelumnya dimana menghitung timbunan yang sudah
ada dilapangan sehingga kita tinggal melakukan survey dan memperoleh
data survey.
Maka kali ini kita akan mencoba melakukan perhitungan volume
timbunan dari sebuah data berupa drawing kontur rencana berupa garis-
garis polyline yang menggambarkan elevasi yang sama, sebagaimana diper-
lihatkan pada Gambar 11.6
Gambar 11.6 Gambar Kontur Pulau Buatan
113. 113
Gambar 11.7 Menambahkan Surface
t Untuk membuat surface dari data kontur maka kita mendefinisi-
kan surface terlebih dahulu dengan memilih “Surface” pada pros-
pector, kita lakukan klik kanan “Create Surface”, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 11.7
t Selanjutnya akan muncul jendela baru yang tinggal kita isikan
nama surface, style, dan lain sebagainya. Apabila telah selesai
mengisikan semua maka kita tekan tombol “OK” untuk konfirmasi
akhir sebagaimana, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.8
114. 114
Gambar 11.8 Setting Informasi Surface
Gambar 11.9 Menambahkan Kontur
t Selanjutnya surface baru telah di definisikan dan muncul pada list
surface. Untuk menambahkan kontur dan menjadikannya surface
maka kita akses “Contour” lakukan klik kanan Add, sebagaima-
na diperlihatkan pada Gambar 11.9
115. 115
Gambar 11.10 Menambahkan Kontur Data
t Selanjutnya akan muncul jendela baru dimana kita bisa menam-
bahkan kontur data. Misal pada bagian deskripsi kita beri nama
“Island”, dan lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 11.10
t Selanjutnya adalah memilih polyline atau kontur yang ada pada
layar yang menunjukkan “island”, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 11.11 dan Gambar 11.12
117. 117
Gambar 11.13 TIN Surface “Island” Terbentuk
Gambar 11.14 Tampilan Surface “Island” Dengan Object Viewer
t Sesaat setelah kita menekan tombol enter, maka TIN surface telah
terbentuk dengan di tandai adanya tampilan boundary, , seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 11.13
t Untuk memperjelas tampilan secara 3D bisa kita pergunakan tool
“Object Viewer” , , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 10.14
118. 118
Gambar 11.15 Surface List
t Sampai denga tahapan ini, kita baru membuat satu buah suface,
yaitu surface “Island”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
11.15
t Selanjutnya kita kembali akan membuat surface baru dengan cara
yang sama pada tahap sebelumnya yaitu dengan mengakses “Sur-
face” lakukan klik kanan dan kita pilih “Create Surface”, seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 11.16
119. 119
Gambar 11.16 Pembuatan Surface Baru
Gambar 11.17 Setting Informasi Surface “Water Level”
t Selanjutnya akan muncul jendela baru dimana kita bisa menam-
bahkan kontur data. Misal pada bagian deskripsi kita beri nama
“Water Level”, dan lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 11.17
120. 120
Gambar 11.18 Menambahkan Kontur
t Selanjutnya surface baru, yaitu surface “WaterLevel” telah di defin-
isikan dan muncul pada list surface. Untuk menambahkan kontur
dan menjadikannya surface maka kita akses “Contour” lakukan
klik kanan Add, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.18
t Selanjutnya akan muncul jendela baru dimana kita bisa menam-
bahkan kontur data. Misal pada bagian deskripsi kita beri nama
“Water Level”, dan lain sebagainya, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 11.19
121. 121
Gambar 11.20 Ilustrasi Reklamasi Benoa
Gambar 11.19 Kontur Data
t Selanjutnya adalah memilih polyline atau kontur yang ada pada la-
yar yang menunjukkan “Water Level” yaitu garis berbentuk perse-
gi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.20
122. 122
Gambar 11.21 TIN Surface Water Level Terbentuk
t Sesaat setelah kita menekan tombol enter, maka TIN surface telah
terbentuk dengan di tandai adanya tampilan boundary, , seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 11.21
t Untuk memperjelas tampilan secara 3D bisa kita pergunakan tool
“Object Viewer”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 11.22
123. 123
Gambar 11.22 Tampilan Surface “Water Level” Dengan Object Viewer
Gambar 11.23 Tampilan Dua Surfaces Dengan Object Viewer
t Dan kita bisa juga menampilkan dua object surface secara ber-
samaan dengan Object Viewer”, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 11.23
124. 124
11.5 Perhitungan Volume Composite
Selanjutnya untuk menghitung volume timbunan reklamasi
adalah dengan membandingkan surface “Island” dan surface “Water
Level”. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
t Kita akses tab Analyze Volume”, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 11.24
Gambar 11.24 Akses Menu Volume
t Selanjutnya kita klik icon “New Volume”, sebagaimana diperlihat-
kan pada Gambar 11.25
125. 125
Gambar 11.25 Perhitungan Volume Baru
t Selanjutnya kita klik drop down menu pada bagian “Base Surface” den-
gan memilih “Water Level”, dan pada drop down menu “Comparison
Surface” kita pilih “Island”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
11.26 dan Gambar 11.27
Gambar 11.26 Menentukan Base Surface
126. 126
Gambar 11.27 Menentukan Comparison Surface
t Selanjutnya pada kolom bagian “Cut” dan kolom bagian “Fill” akan
menampilkan nilai hitungan software, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 11.28
Gambar 11.28 Hasil Hitungan Softaware
127. 127
t Sehingga dari hasil tersebut memberikan kita informasi bahwa
volume timbunan reklamasi adalah 2718124.83 M3
128.
129. 129
BAB 12
EARTHWORK DALAM KONSTRUKSI BANGUNAN
Dalam setiap pekerjaan kontrsuksi, hampir selalu di temui pekerjaan
galian atau urugan tanah. Misalnya saja untuk pekerjaan pondasi baik untuk
pondasi setempat maupun pondasi lajur. Untuk penampang yang bentuknya
teratur akan dengan mudah dilakukan dengan perhitungan biasa.
Untuk contoh kali ini, akan diberikan contoh penggunaan software
Civil 3D untuk menghitung volume galian maupun timbunan dengan han-
ya mengambil finish level dari bangunan tersebut dengan membandingkan
dengan surface dari existing ground. Untuk detail perhitungan yang lain
dipersilahkan untuk mengembangkan dengan konsep yang sama.
2D masterplan drawing diambil dari bibliocad yaitu sebuah master-
plan dari sebuah institusi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.1
Gambar 12.1 Tampilan Masterplan Institusi
130. 130
Gambar 12.2 Tampilan Kontur Topografi
12.1 Pembuatan Surface dari Data Kontur
Sebagaimana pada bab 6 sebelumnya kita bisa melakukan pem-
buatan surface dari data kontur berupa polyline 2D. Dan untuk contoh
kali ini asumsi kita telah memiliki data kontur lapangan sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 12.2
t %BOTFMBOKVUOZBVOUVLNFOHVCBIOZBNFOKBEJ4VSGBDF
QJMJIiSur-
face” lalu klik kanan dan pilih “Create Surface”, sebagaimana terlihat pada
Gambar 12.3
131. 131
Gambar 12.4 Setting Surface Properties
Gambar 12.3 Pembuatan Surface Baru
t %BOTFMBOKVUOZBBLBONVODVMKFOEFMBCBSVEBOQBEBCBHJBO/BNF
isikan namanya lalu klik tombol “OK” untuk melakukan konfirmasi, seba-
gaimana terlihat pada Gambar 12.4
132. 132
Gambar 12.5 Surface Existing Ground Dalam List
t %BOTFTBBUTFUFMBINFOFLBOUPNCPMi0,w
NBLBTVEBIEJNBTVLLBO
dalam list surface pada jendela prospector, sebagaimana terlihat pada Gam-
bar 12.5
t 4FMBOKVUOZBLJUBBLBONFOBNCBILBOLPOUVSEFOHBODBSBMBLVLBO
klik kanan pada “Contour” dan selanjutnya kita pilih “Add”, sebagaimana
terlihat pada Gambar 12.6
Gambar 12.6 Menambahkan Garis Kontur
133. 133
Gambar 12.7 Menambahkan Data Kontur
t Pada bagian description data kontur kita ketikkan penjelasan apa saja
mengenai surface yang kita buat, kemudian kita tekan tombol “OK” den-
gan menerima seluruh nilai default dari program, sebagaimana terlihat
pada Gambar 12.7
t 4FUFMBIJUVLJUBQJMJITFNVBQPMZMJOFZBOHBEBEJMBZBSVUBNBVOUVL
proses pembuatan surface, sebagaimana terlihat pada Gambar 12.8
134. 134
Gambar 12.9 TIN Surface “Existing Ground” Terbentuk
Gambar 12.8 Memilih Garis Kontur
t .BLBTFUFMBITFMVSVIQSPTFTEJTFMFTBJLBOLJUBUFMBICFSIBTJMNFN-
buat surface dari data kontur polyline 2D yang ditandai dengan munculnya
boundary berupa garis berwarna kuning sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 12.9 dan Gambar 12.10
136. 136
Gambar 12.12 Pembuatan Feature Lines
12.2 Pembuatan Feature Line
Feature line dibuat untuk nantinya kita pergunakan dalam proses
pembuatan surface. Dengan feature line juga nantinya kita akan mudah un-
tuk menaikkan atau menurunkan elevasi sebuah surface sehingga bisa kita
manfaatkan untuk optimasi volume galian dan timbunan.
Adapun tahapan pembuatan feature line adalah sebagai beriku :
t Kita lakukan klik pada drop down menu Feature Line Create Feature
Line, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.11
t Selanjutya akan muncul jendela baru yang bisa kita lakukan beberapa
perubahan atau kita biarkan saja default dengan menekan tombol “OK”,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.13
137. 137
Gambar 12.14 Menentukan Titik Awal
Gambar 12.13 Pembuatan Feature Lines
t Kali ini kita hanya akan menganggap bahwa seluruh masterplan me-
miliki elevasi yang sama (rata) sehingga kita hanya akan membuat satu
buah feature line yang mengelilingi masterplan drawing. Dan kita tentu-
kan titik awalnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.14
138. 138
Gambar 12.15 Menentukan Elevasi Feature Lines
Gambar 12.16 Menentukan Titik Berikutnya
t Selanjutnya kita tentukan elevasi finish misalnya 13, sebagaimana diper-
lihatkan pada Gambar 12.15
t Setelah menentukan elevasi maka selanjutnya kita tentukan titik selan-
jutnya, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.16
139. 139
Gambar 12.17 Feature Lines Grade
Gambar 12.18 Feature Lines Dibuat
t Selanjutnya kita tentukan grade nya dan kita biarkan saja dengan nilai
default yaitu 0.00, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.17
t Dan kita teruskan mengikuti seluruh boundary dari masterplan dengan
mengakhirinya dengan menekan tombol “C” atau Close. Sehingga fea-
ture line berhasil kita buat, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
12.18
140. 140
12.3 Feature Line Sebagai Surface Breakline
Selanjutnya feature line yang telah kita buat sebelumnya akan
kita jadikan surface dengan nama “Proposed Surface”. Adapun tahapan
pembuatannya adalah sebagai berikut:
t Kita pilih feature line terlebih dahulu, selanjutnya kita klik tom-
bol Add to Surface as Breakline, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 12.19
Gambar 12.19 Surface Breakline
t Selanjutny akan muncul pop up window baru dan kita tekan tombol “+”
untuk menambahkan surface, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
12.20
141. 141
Gambar 12.20 Menambahkan Surface
Gambar 12.21 Setting Surface Properties
t Selanjutnya akan muncul jendela baru berupa setting property surface
baru yang tinggal kita isikan misalnya nama “Proposed Surface” dan lain
sebagainya. Dan terakhir kita tekan tombol “OK” untuk konfirmasi akh-
ir, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.21 dan Gambar 12.22
143. 143
Gambar 12.24 Surface Baru Terbentuk
t Dan kini kita telah berhasil membuat surface baru yaitu “Proposed Sur-
face” dan telah di tampilkan dalam list pada prospector sisi kiri layar,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.24
144. 144
Gambar 12.25 Menambahkan TIN Volume Surface
12.4 Menambahkan TIN Volume Surface
Selanjutnya kita akan membuat satu lagi surface dengan type
TIN Volume. TIN Volume surface akan menggabungkan antara dua
buah surface yatu surface existing ground sebagai “Base Surface” dan
proposed surface sebagai “Comparison Surface” nya. Adapun tahapan
pembuatannya adalah sebagai berikut:
t Pada bagian surface kita lakukan klik kanan Create Surface, se-
bagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.25
t Selanjutnya akan muncul jendela property baru dimana pada bagian
Type kita pilih menu drop down dengan memilih “TIN Volume Surface”,
dan pada bagian name kita berikan nama misalnya “Earthwork”, seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 12.26
145. 145
Gambar 12.27 Menentukan Base Surface
Gambar 12.26 Menentukan Surface Property
t Selanjutnya pada base surface kita pilih existing ground dan pada com-
parison surface kita pilih propsosed surface, sebagaimana diperlihatkan
pada Gambar 12.27 dan Gambar 12.28
146. 146
Gambar 12.28 Menentukan Comparison Surface
t Dan terakhir kita klik tombol “OK” untuk konfimrasi akhir sehingga
kita berhasil membuat satu buah surface baru dengan type TIN Volume
surface dan dengan nama “earthwork” sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 12.29 dan Gambar 12.30
Gambar 12.29 Konfirmasi Akhir
148. 148
Gambar 12.31 Earthworks Surface Properties
12.5 Menampilkan Volume Hitungan
Sejauh ini kita telah membuat satu buah surface dengan type
TIN Volume surface yang mana dengan surface tersebut dapat mem-
peroleh informasi volume galian atau timbunan antara dua buah sur-
face yang saling bertumpuk.
Untuk menampilkan volume surface maka langkah-langkah
yang bisa kita tempuh adalah sebagai berikut :
t Pada bagian surface “Earthwork” kita lakukan klik kanan dan kita
pilih “Surface Properties”, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 12.31
t Selanjutnya akan muncul jendela surface properties dan kita pilih tab
“Statistic”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.32
149. 149
Gambar 12.31 Surface Statistics
Gambar 12.32 Copy Clipboard Statistics
t Selanjutnya apabila kita menginginkan data tersebut ditampilkan pada
drawing, maka kita tinggal lakukan klik kanan dan kita lakukan “copy
clipboard”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.32
150. 150
Gambar 12.42 Hasil Hitungan Dalam Multiline Text
Gambar 12.33 Paste Clipboard
t Selanjutnya pada bagian layar yang kosong kita lakukan klik kanan dan
kita pilih “Paste” , sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.33
t Sehingga kita dapatkan informasi dalam multiline text yang bisa kita
lakukan pengeditan, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.34
151. 151
Gambar 12.43 Menyembunyikan Object
12.6 Menampilkan Elevation Color Range
Untuk lebih menampilkan sebuah tampilan yang atraktif kita bisa
juga menampilkan data dalam bentuk “Elevation Color Range” dan berikut
adalah tahapan untuk menampilkan elevation color range
t Sebelumnya kita sembunyikan dulu hatch apabila drawing kita men-
gandung hatch yang berwarna dengan cara memilih object yang akan
kita sembunyikan klik kanan Isolated Object Hide Selected Ob-
jects, sebagaimana diperlihatan pada Gambar 12.43
t Sehingga object yang kita pilih berhasil kita sembunyikan, sebagaimana
diperlihatkan pada Gambar 12.44
152. 152
Gambar 12.44 Object Terpilih Telah Disembuyikan
Gambar 12.45 Earthworks Surface Properties
t Selanjutnya kita pilih earthwork surface kembali Surface Properties,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.45
153. 153
Gambar 12.46 Tab Analysis
t Selanjutnya akan muncul jendela baru yaitu surface property earthwork
surface. Kita pilih tab Analysis dan pada bagian ranges bisa kita pilih
beberapa pilihan yaitu number of ranges, Ranges Interval dan range
Interval With Datum, tinggal kita pilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Dan untuk contoh kali ini kita pilih number of ranges dengan jumlah 8
dan kita lakukan “Run Analysis”, sebagaimana diperlihatkan pada Gam-
bar 12.46
154. 154
Gambar 12.47 Range Details
t Selanjutnya akan muncul range detail dan tinggal kita tekan tombol
“OK”, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.47
t Dan tahap terakhir adalah menampilkan layer visibility nya dengan cara
kita pilih kembali surface earthwork klik kanan Edit Surface Style,
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.48
155. 155
Gambar 12.48 Edit Surface Style
t Selanjutnya kita aktifkan layer Elevations dengan cara melakukan klik
pada gambar lampu dan terakhir kita klik kembali tombol “OK” untuk
mengkonfirmasi, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.49
156. 156
Gambar 12.49 Mengaktifkan Layer Elevations
Gambar 12.50 Hasil Hitungan Softaware
t Dan pada layar akan menampilkan range elevation, sebagaimana diper-
lihatkan pada Gambar 12.50
157. 157
12.7 Menampilkan Tabel Surface Legend
Untuk lebih memberikan makna Elevation Color Range, kita bisa
menambahkan Tabel Surface Legend juga menampilkan data dalam bentuk
“Elevation Color Range” dan berikut adalah tahapan untuk menampilkan-
nya :
t Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu surfacenya dan selanjutnya kita
akses menu “Add Legend”, sebagaimana diperlihatan pada Gambar
12.51
Gambar 12.51 Menambahkan Legend
158. 158
Gambar 12.53 Behavior Type Dynamic
Gambar 12.52 Memilih Tipe Table
t Selanjutnya kita pilih “Elevation” pada pilihan Enter Table Type, , seba-
gaimana diperlihatkan pada Gambar 12.52
t Selanjutnya pada behavior kita pilih “Dynamic” untuk bisa melakukan
perubahan secara dinamis, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
12.53
159. 159
Gambar 12.54 Penempatan Tabel
Gambar 12.55 Tabel Elevasi
t Selanjutnya kita tentukan penempatan tabel pada layar yang kosong, se-
bagaimana diperlihatkan pada Gambar 12.54
t Dan kini kita telah mendapatkan tabel elevasi, sebagaimana diperlihat-
kan pada Gambar 12.55
160. 160
Gambar 12.56 Pemilihan Warna
Gambar 12.57 Perubahan Warna
t Untuk mengubah skema warna tinggal kita ulang lagi perintah sebel-
umnya dan melakukan perubahan sesuai dengan kebutuhan, sebagaima-
na diperlihatkan pada Gambar 12.56 hingga Gambar 12.58
161. 161
Gambar 12.58 Perubahan Warna Pada Tabel
12.8 Optimasi Volume Cut And Fill
Untuk mendapatkan volume galian dan timbunan yang sama kita
perlu melakukan pengaturan elevasi pada Feature Line. Sehingg kita tidak
perlu mendatangkan material tambahan untuk Fill atau membuang material
karena kelebihan pekerjaan Cut.
Adapun caranya adalah melakukan pengaturan pada Feature Line
dengan menaikkan atau menurunkannya. Dan berikut adalah tahapan untuk
menaikkan (raise) atau menurunkan (Lower) Feature Line :
t Sebelumnya kita pilih terlebih dahulu Feature Line dan selanjutnya kita
lakukan klik kanan dan kita pilih Raise/Lower, sebagaimana diperlihatan
pada Gambar 12.59
162. 162
Gambar 12.60 Behavior Type Dynamic
t Dan kita lakukan secara bertahap untuk menaikkan atau menurunkan el-
evasi dari feature line, sehingga kita memperoleh volume yang mendeka-
ti antara volume Cut dan Volume Fill, sebagaimana diperlihatkan pada
Gambar 12.60
163.
164. 164
Edi Supriyanto
Lahir di Kebumen, Jawa Tengah dan selanjutnya menyelesaikan studinya
pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Udayana Bali. Semenjak itu
penulis telah banyak berkecimpung di dalam dunia konstruksi baik untuk
pembangunan gedung maupun pembangunan infrastruktur, baik pada tahap
desain maupun tahap supervisi lapangan.
Mempunyai minat yang besar terhadap dunia survey serta penguasaan soft-
ware-software populer teknik sipil.
Kecintaannya untuk berbagi dituangkan dalam bentuk penulisan beberapa
buku teknik, training software, baik untuk pribadi maupun perusahaan.
Penulis bisa dihubungi melalui :
Email : edi@supriyanto.web.id
Mobile : +6281338718071
Whatsapp : +6281338718071