Tulisan ini membahas tujuh pelajaran yang dapat diambil dari kisah doa Nabi Musa ketika berada di Madyan. Pelajaran-pelajaran tersebut adalah (1) berbuat kebaikan tanpa mengharap balasan, (2) bersyukur dengan nikmat yang telah diberikan, dan (3) melihat setiap kesempatan untuk berbuat kebaikan guna menebus dosa.

1. Belajar Berdoa Bersama
Nabi Musa a.s.
Sunu Wibirama | 10 Maret 2021
Tujuh pelajaran dari QS. Al Qashash: 23-25

2. Pandemi berdampak besar terhadap semua bidang kehidupan kita
Bagaimana Al Quran mengajari kita di masa-masa sulit?
Mari belajar dari Nabi Musa a.s.

3. • Nabi Musa a.s. adalah salah satu nabi yang paling banyak
diceritakan dalam Al Quran
• Pada beberapa segmen, kisah Nabi Musa diceritakan untuk
menghibur Rasulullah SAW.
• Fragmen-fragmen kisah Nabi Musa sangat menarik:
• Pernah melakukan dosa besar (membunuh).
• Buron ke Madyan menghindari kejaran tentara Fir’aun
(eksodus 1)
• Menjadi menantu Nabi Syuaib a.s.
• Mengajak Allah SWT untuk berdialog
• Menghadapi Fir’aun
• Membimbing Bani Israil untuk keluar dari Mesir sekaligus
mengajarkan tauhid dan syukur kepada nikmat Allah
(eksodus 2)

4. ُ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ون‬ُ‫د‬ ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫د‬َ‫ج‬َ‫و‬َ‫و‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ق‬ ْ
‫س‬َ‫ي‬ ِ
‫اس‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫ن‬ِّ‫م‬ ً‫ة‬َّ‫م‬ُ‫أ‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫د‬َ‫ج‬َ‫و‬ َ‫ن‬َ‫ي‬ْ‫د‬َ‫م‬ َ‫ء‬‫ا‬َ‫م‬ َ‫د‬َ‫ر‬َ‫و‬ ‫ا‬َ َّ‫مل‬َ‫و‬
َ‫ر‬ِ‫د‬ ْ
‫ص‬ُ‫ي‬ ٰ‫ى‬َّ‫ت‬َ‫ح‬ ‫ي‬ِ‫ق‬ ْ
‫س‬َ‫ن‬ َ
‫ال‬ ‫ا‬َ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ۖ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫ب‬ْ‫ط‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ۖ ِ‫ان‬َ‫د‬‫و‬ُ‫ذ‬َ‫ت‬ ِ ْ
‫ني‬َ‫ت‬َ‫أ‬َ‫ر‬ْ‫م‬‫ا‬
٢٣﴾﴿ ٌ‫ير‬ِ‫ب‬َ‫ك‬ ٌ‫خ‬ْ‫ي‬ َ
‫ش‬ ‫ا‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫ب‬َ‫أ‬َ‫و‬ ۖ ُ‫ء‬‫ا‬َ‫ع‬ِّ‫الر‬
Dan tatkala ia sampai di sumber air negeri Madyan ia menjumpai di sana
sekumpulan orang yang sedang meminumkan (ternaknya), dan ia
menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang wanita yang sedang
menghambat (ternaknya).
Musa berkata: "Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?"
Kedua wanita itu menjawab: "Kami tidak dapat meminumkan (ternak kami),
sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan (ternaknya), sedang
bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya” (Al Qashash: 23)

5. َّ‫ي‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ز‬‫ن‬َ‫أ‬ ‫ا‬َ ِ‫مل‬ ‫ي‬ِّ‫ن‬ِ‫إ‬ ِّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ف‬ ِّ‫ل‬ِّ‫ظ‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬ِ‫إ‬ ٰ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫و‬َ‫ت‬ َّ‫م‬ُ‫ث‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ ٰ‫ى‬َ‫ق‬ َ
‫س‬َ‫ف‬
٢٤﴾﴿ ٌ‫ير‬ِ‫ق‬َ‫ف‬ ٍ‫ر‬ْ‫ي‬َ‫خ‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬
Maka Musa memberi minum ternak itu untuk (menolong)
keduanya, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu
berdoa: "Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan
sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku".
(Al Qashash: 24)

6. ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫أ‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫ت‬َ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ ٍ‫اء‬َ‫ي‬ْ‫ح‬ِ‫ت‬ ْ
‫اس‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ ِ‫ش‬ْ‫م‬َ‫ت‬ ‫ا‬َ‫م‬ُ‫ه‬‫ا‬َ‫د‬ْ‫ح‬ِ‫إ‬ ُ‫ه‬ْ‫ت‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬َ‫ف‬
ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ
‫ص‬َ‫ق‬َ‫و‬ ُ‫ه‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ج‬ ‫ا‬َّ‫م‬َ‫ل‬َ‫ف‬ ۚ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫ل‬ َ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ق‬ َ
‫س‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫أ‬ َ
‫ك‬َ‫ي‬ِ‫ز‬ْ‫ج‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ َ
‫وك‬ُ‫ع‬ْ‫د‬َ‫ي‬
٢٥﴾﴿ َ‫ني‬ِ ِ‫امل‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ت‬ْ‫و‬َ‫ج‬َ‫ن‬ ۖ ْ‫ف‬َ‫خ‬َ‫ت‬ َ
‫ال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ َ
‫ص‬ َ
‫ص‬َ‫ق‬ْ‫ل‬‫ا‬
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua wanita itu
berjalan kemalu-maluan, ia berkata: "Sesungguhnya bapakku
memanggil kamu agar ia memberikan balasan terhadap (kebaikan)mu
memberi minum (ternak) kami". Maka tatkala Musa mendatangi
bapaknya (Syu'aib) dan menceritakan kepadanya cerita (mengenai
dirinya), Syu'aib berkata: "Janganlah kamu takut. Kamu telah selamat
dari orang-orang yang zalim itu” (Al Qashash: 25)

7. •Pelajaran 1: jika kita sudah berniat untuk membantu
orang lain lillahi ta’ala, maka janganlah mengharapkan
balasan dari orang tersebut.
Nabi Musa memberikan ternak tersebut kepada dua
orang perempuan itu tanpa berucap sepatah katapun,
bahkan ia langsung meninggalkan mereka. Nabi Musa
lalu berteduh dan berdoa kepada Allah SWT.
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (1/7)

8. •Pelajaran 2: pada setiap kesempatan, fokuslah pada apa yang telah
Allah berikan kepada kita, bukan apa yang tidak kita miliki.
Nabi Musa berdoa menggunakan fi’il madhi (kata kerja lampau) yakni
َ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ز‬‫ن‬َ‫أ‬ . Artinya, apa yang SUDAH Allah turunkan, bukan sedang atau
akan. Faktanya, Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Musa dari
ganasnya padang pasir dan kejaran tentara Fir’aun hingga ia
menemukan tempat berteduh dan mata air, meski kondisinya saat itu
benar-benar miskin: tidak memiliki pakaian selain yang melekat,
berstatus buronan, tidak punya harta apapun, tidak berbekal apapun.
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (2/7)

9. •Pelajaran 3: berusaha pandai melihat peluang kebaikan untuk “menebus
dosa”dan “menambah saksi” di akhirat.
Nabi Musa pernah melakukan salah satu dosa besar, yakni membunuh.
Meski ia telah menyesalinya, tapi ia benar-benar melihat setiap peluang
kebaikan—sekecil apapun—untuk menutup dosanya yang telah lampau.
Memberi minum ternak adalah hal sepele dan tidak ada seorang pun mau
membantu dua orang perempuan tersebut. Tapi Nabi Musa menolong
mereka. Faktanya, ketika kita menolong seseorang, kitalah yang akan
mendapatkan kehormatan karena orang tersebut kelak akan menjadi
“saksi ahli” yang membela kita di akhirat.
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (3/7)

10. •Pelajaran 4: adab berdoa adalah meyakini Allah mengabulkan doa
kita dalam bentuk dan waktu yang dikehendaki-Nya, bukan yang
dikehendaki manusia.
Nabi Musa—dalam doanya—sama sekali tidak menyebut spesifik
apa yang ia minta, meski ia tahu bahwa ia butuh makanan,
minuman, perlindungan, rumah, pekerjaan dan sebagainya. Ia
hanya menyebutkan bahwa ia “faqir”. Faqir berbeda dengan
miskin karena faqir ibarat seseorang yang patah tulang
punggungnya, sehingga untuk makan pun ia harus disuapi.
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (4/7)

11. •Pelajaran 5: tidak komplain dengan apa yang diberikan oleh Allah
SWT. Kita meyakini sepenuhnya, apapun yang telah diberikan
Allah adalah pemberian terbaik, sesuai dengan kapasitas kita.
Nabi Musa—dalam doanya—sama sekali tidak pernah
menunjukkan komplain pada kondisi yang ia alami. Ia ridho
dengan apa yang diberikan Allah dan yakin bahwa pemberian
Allah (dalam kondisi buron saat itu) adalah pemberian terbaik.
Bahkan ia berterima kasih karena mendapatkan kesempatan
beramal baik untuk menutup kesalahannya yang lampau.
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (5/7)

12. •Pelajaran 6: jika kita bersyukur, Allah akan menambahkan
nikmat kepada kita.
Al Qashash: 25 menyebutkan bahwa hanya dengan satu kali
doa, Allah membalas doa tersebut melalui Nabi Syu’aib dan
putrinya. Nabi Musa bahkan mendapatkan lebih dari yang ia
minta. Ia mendapatkan perlindungan (suaka), makanan,
minuman, keluarga, rumah, dan pekerjaan.
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (6/7)

13. •Pelajaran 7: Nabi Musa mengajarkan kepada Bani Israil hal pokok
saat beliau eksodus untuk kedua kalinya—barangsiapa bersyukur,
maka Allah akan menambah nikmat kepadanya.
Bani Israil—sebagaimana dalam QS. Al Baqarah—adalah kaum
yang miskin sikap qona’ah dan kemampuan mensyukuri nikmat
Allah. Maka Allah SWT mengutus Nabi Musa, salah satunya
adalah untuk mengajarkan kepada mereka sikap mental qona’ah,
bersabar, dan mensyukuri nikmat Allah. Beliau mengajarkan apa
yang sudah ia alami sendiri secara personal (best practices)
Tujuh Pelajaran dari Doa Nabi Musa (7/7)

14. َ‫ن‬ْ‫و‬َ‫ع‬ْ‫ر‬ِ‫ف‬ ِ‫آل‬ ْ‫ن‬ِّ‫م‬ ‫م‬ُ‫ك‬‫ا‬َ‫نج‬َ‫أ‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫ـه‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ة‬َ‫م‬ْ‫ع‬ِ‫ن‬ ‫وا‬ُ‫ر‬ُ‫ك‬ْ‫ذ‬‫ا‬ ِ‫ه‬ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ق‬ِ‫ل‬ ٰ‫ى‬ َ
‫وس‬ُ‫م‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬
‫ي‬ِ‫ف‬َ‫و‬ ۚ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬ َ
‫س‬ِ‫ن‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ي‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ ْ
‫س‬َ‫ي‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ء‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ب‬َ‫أ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫ح‬ِّ‫ب‬َ‫ذ‬ُ‫ي‬َ‫و‬ ِ‫اب‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ َ‫ء‬‫و‬ ُ
‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬‫و‬ ُ
‫س‬َ‫ي‬
ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ر‬َ‫ك‬ َ
‫ش‬ ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ب‬َ‫ر‬ َ‫ن‬َّ‫ذ‬َ‫أ‬َ‫ت‬ ْ‫ذ‬ِ‫إ‬ َ‫و‬ ﴾٦﴿ ٌ‫م‬‫ي‬ِ‫ظ‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ب‬َّ‫ر‬ ‫ن‬ِّ‫م‬ ٌ‫ء‬ َ
‫ال‬َ‫ب‬ ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َٰ‫ذ‬
٧﴾﴿ ٌ‫د‬‫ي‬ِ‫د‬ َ
‫ش‬َ‫ل‬ ‫ي‬ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ذ‬َ‫ع‬ َّ‫ن‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ر‬َ‫ف‬َ‫ك‬ ‫ن‬ِ‫ئ‬َ‫ل‬َ‫و‬ ۖ ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬َ‫د‬‫ي‬ِ‫ز‬َ َ
‫أل‬
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atasmu
ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya, mereka
menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu,
membiarkan hidup anak-anak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan
yang besar dari Tuhanmu” (Ibrahim: 6).
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"(Ibrahim: 7).

15. Wallahu a’lam bi
ash-shawab