3. QS. Al-Qasas ayat 79
Maka keluarlah Karun kepada kaumnya dalam kemegahannya.
Berkatalah orang-orang yang menghendaki kehidupan dunia: "Moga-
moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan
kepada Karun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar".
4. Tafsir Ibnu Katsir :
Allah Swt. menceritakan bahwa Qarun pada suatu hari keluar memamerkan dirinya kepada
kaumnya dengan segala kemewahan dan perhiasan yang dimilikinya, termasuk iringan
kendaraannya, juga pakaiannya yang gemerlapan serta para pelayan dan para pembantu
terdekatnya. Tatkala orang-orang yang menghendaki kehidupan duniawi dan silau dengan
perhiasan dan kemewahannya melihat apa yang ditampilkan oleh Qarun, maka hati mereka
berharap seandainya saja mereka memperoleh seperti apa yang dimiliki oleh Qarun. Hal ini
disitir oleh firman-Nya:
Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun,
sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar. (Al Qashash:79)
Yakni mempunyai keberuntungan dunia yang berlimpah.
5. QS. Al-Qasas ayat 80
Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah
bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang
yang sabar".
6. Tafsir Ibnu Katsir :
Ketika orang-orang yang bermanfaat ilmunya mendengar ucapan ahli dunia itu, maka mereka menjawabnya:
‘Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh.’
(Al Qashash:80)
- Maksudnya, balasan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin lagi saleh di negeri akhirat lebih baik daripada
apa yang kamu lihat sekarang. Sebagaimana yang disebutkan di dalam sebuah hadis sahih yang mengatakan:
- Allah Swt. berfirman, "Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh apa (pahala) yang belum pernah
dilihat oleh mata, dan belum pernah didengar (kisahnya) oleh telinga serta belum pernah terdelik (keindahannya) di
dalam hati seorang manusia pun.” Selanjutnya Nabi Saw. bersabda, "Bacalah oleh kalian firman Allah Swt. berikut jika
kalian suka," yaitu: Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam
nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (As Sajdah:17)
- Adapun firman Allah Swt.: ‘dan tidak diperoleh pahala itu kecuali oleh orang-orang yang sabar.’ (Al Qashash:80)
- As-Saddi mengatakan bahwa tiada seorang pun yang memperoleh surga kecuali hanyalah orang-orang yang sabar,
seakan-akan kalimat ini merupakan kelanjutan dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang dianugerahi ilmu. Ibnu
Jarir mengatakan bahwa kalimat seperti itu tidaklah dikatakan kecuali hanyalah oleh orang-orang yang sabar, yaitu
orang-orang yang tidak menginginkan duniawi dan hanya berharap kepada pahala Allah di negeri akhirat. Takwil ini
berarti bahwa seakan-akan kalimat ini terpisah dari ucapan orang-orang yang dianugerahi ilmu, dan menjadikannya
sebagai Kalamullah serta pemberitaan dari-Nya tentang hal tersebut.
7. QS. Al-Qasas ayat 81
Maka Kami benamkanlah Karun beserta rumahnya ke dalam bumi. Maka
tidak ada baginya suatu golonganpun yang menolongnya terhadap azab
Allah. Dan tiadalah ia termasuk orang-orang (yang dapat) membela
(dirinya).
8. Tafsir Ibnu Katsir :
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami An-Nadr ibnu Ismail Abul Mugirah Al-Qas, telah
menceritakan kepada kami Al-A'masy, dari Atiyyah, dari Abu Sa'id yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw.
pernah bersabda: Ketika seorang lelaki dari kalangan orang yang terdahulu sebelum kalian keluar dengan
memakai dua lapis kain burdah berwarna hijau dengan langkah yang angkuh, maka Allah memerintahkan kepada
bumi (untuk membenamkannya). Lalu bumi menelannya dan ia terus terbenam ke dalam bumi sampai hari
kiamat.Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa bumi menelan mereka sampai hari kiamat. Qatadah mengatakan,
telah diceritakan kepada kami bahwa bumi membenamkan mereka setiap harinya sedalam tinggi tubuh mereka,
maka mereka terus-menerus tenggelam ke dalam bumi sampai hari kiamat. Sehubungan dengan kisah ini banyak
riwayat yang bersumber dari kisah israiliyat yang aneh-aneh, tetapi kami tidak menganggapnya.
Firman Allah Swt.:
Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah, dan tiadalah ia termasuk
orang-orang (yang dapat) membela (dirinya). (Al Qashash:81)
Artinya, harta benda yang mereka kumpulkan itu —juga pelayan-pelayannya serta para pembantunya— tidak
dapat memberi pertolongan kepadanya, tidak dapat pula membelanya dari siksa dan azab Allah serta pembalasan-
Nya. Qarun pun tidak dapat membela dirinya sendiri, serta tidak ada seorang pun yang dapat menolongnya.
9. QS. Al-Qasas ayat 82
Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Karun itu, berkata: "Aduhai,
benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambanya dan
menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah
membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari
(nikmat Allah)".
10. Tafsir Ibnu Katsir :
Firman Allah Swt.: ‘Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu.’ (Al Qashash:82)
Yakni orang-orang yang menginginkan hal seperti yang diperoleh Qarun yang bergelimang dengan perhiasannya saat
mereka melihatnya.
Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya ia benar-benar
mempunyai keberuntungan yang besar. (Al Qashash:79)
Tetapi setelah Qarun dibenamkan, mereka mengatakan: ‘Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang
Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya.’ (Al Qashash:82)
Maksudnya, harta benda itu bukanlah merupakan pertanda bahwa Allah rida kepada pemiliknya. Karena sesungguhnya
Allah memberi dan mencegah, menyempitkan dan melapangkan, dan merendahkan serta meninggikan. Apa yang
ditetapkan-Nya hanyalah mengandung hikmah yang sempurna dan hujah yang kuat, sebagaimana yang telah
disebutkan di dalam sebuah hadis marfu' yang diriwayatkan melalui Ibnu Mas'ud: Sesungguhnya Allah membagi
akhlak di antara kalian sebagaimana Dia membagi rezeki buat kalian. Dan sesungguhnya Allah memberi harta kepada
orang yang Dia cintai, juga orang yang tidak dicintainya, tetapi Dia tidak memberi iman kecuali hanya kepada orang
yang Dia sukai saja.
11. Firman Allah Swt.: ‘kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita
(pula).’ (Al Qashash:82)
Yakni seandainya tidak ada belas kasihan Allah dan kebaikan-Nya kepada kita tentulah Dia membenamkan kita ke
dalam bumi sebagaimana Qarun dibenamkan, sebab kami pernah mengharapkan hal yang semisal dengan Qarun.
Aduhai, benarlah tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah). (Al Qashash:82)
Mereka bermaksud bahwa Qarun adalah orang kafir, dan orang kafir itu tidak akan beruntung di hadapan Allah, baik di
dunia maupun di akhirat.
Ulama Nahwu berselisih pendapat sehubungan dengan makna lafaz { َّ
نََأكْي َو
} dalam ayat ini. Sebagian di antara mereka
mengatakan bahwa maknanya ialah 'celakalah, ketahuilah olehmu bahwa', tetapi bentuknya di- takhfif. Pendapat yang
lain mengatakan waika, dan harakat fathah yang ada pada an menunjukkan ada lafaz i'lam yang tidak disebutkan.
Pendapat ini dinilai lemah oleh Ibnu Jarir.
Tetapi pada lahiriahnya pendapat ini kuat dan tidak mengandung kemusykilan, melainkan hanya dari segi penulisannya
saja di dalam mus-haf, yaitu berbentuk muttasil. Sedangkan masalah penulisan merupakan masalah idiom dan
rujukannya adalah bersumber kepada bahasa Arab.
Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah sama dengan alam tara (tidakkah kamu perhatikan),
demikianlah menurut Qatadah. Menurut pendapat yang lainnya lagi, makna yang dimaksud ialah wai dan ka-anna secara
terpisah, wai bermakna ta'ajjub atau tanbih, sedangkan ka-anna bermakna azunnu atau ahtasibu.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat yang terkuat dalam masalah ini adalah pendapat yang dikemukakan oleh
Qatadah, yaitu bermakna alam tara (tidakkah engkau perhatikan).