Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Kompasiana 11 October 2010 | 10-52 Pertumbuhan Ekonomi Tinggi - Penting atau Tidak
1. 4/27/15 10:48 AMPertumbuhan Ekonomi Tinggi - Penting atau Tidak???
Page 1 of 4http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/10/11/pertumbuhan-ekonomi-tinggi-penting-atau-tidak-286289.html
Pertumbuhan Ekonomi Tinggi - Penting
atau Tidak???
Direktur Perencanaan Ekonomi Makro Kementerian
PPN/Bappenas Bambang Pridjambodo menerangkan laju
pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hingga tahun depan
akan tumbuh tinggi sepanjang tidak terjadi gejolak ekonomi di
kawasan Asia. “Angka pertumbuhan 6% [tahun ini] itu pasti
tercapai, bahkan bisa lebih dari itu,” katanya (Bisnis Indonesia 6
Oktober 2010).
Kapan siih pemerintah, atau setidaknya pejabat pemerintah bisa
mengerti bahwa untuk masyarakat pertumbuhn ekonomi “tidak
begitu penting”! Tetapi, kalau ternyata pejabat pemerintah
sebetulnya sudah mengerti, maka statement semacam itu
kayaknya hanya untuk “konsumsi politik” ya. Jadi apa sih yang
lebih penting??
Dihari yang sama juga ada berita: “Ketua MUI Slamet Effendi
Yusuf mengatakan meskipun kebijakan ekonomi makro Indonesia
sudah baik, namun belum menyentuh ke level masyarakat bawah
sehingga terjadi kesenjangan yang cukup tinggi”. Kemudian
disambung dengan “MUI mendesak agar pemerintah secepatnya
melakukan pemerataan ekonomi untuk mengurangi ketimpangan
ekonomi. Pemerataan ekonomi ini merupakan salah satu cara
untuk mengurangi potensi konflik antarmasyarakat miskin”.
Nah kalau (pejabat) pemerintah mau tahu maka yang dikatakan
2. 4/27/15 10:48 AMPertumbuhan Ekonomi Tinggi - Penting atau Tidak???
Page 2 of 4http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/10/11/pertumbuhan-ekonomi-tinggi-penting-atau-tidak-286289.html
MUI itulah yang PENTING. “Pemerataan Pendapatan”, itulah yang
penting, Kalau lebih jelasnya lagi kata MUI, pendapatan hasil dari
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu “belum menyentuh ke
level masyarakat bawah, sehingga terjadi kesenjangan yang tinggi”.
Itu looh pemerintaaaah …. Lha caranya bagaimana yaa???
Yang banyak orang orang pinter berulang ulang mengatakan
adalah, dalam bahasa kerennya “fokus ke riil sektor”. Lha riil
sektor itu apa seeh?? Kalau gampangnya, ya sektor industri
manufaktur, pertanian, perkebunan, yang bisa menambah
“lapangan kerja” supaya itu laju pertumbuhan bisa terasa
manfaatnya buat orang orang :biasa” ..gitu loooo. Lha kenapa kok
ada pertumbuhan ekonomi tapi kata MUI belum nyampe ke
masyarakat bawah.
Karena uang muternya cuma kebanyakan hanya di sektor
keuangan, yang bahasa kerennya di jual beli “saham” doang. Jadi
pertumbuhan ekonomi itu pada dasarnya hanya dinikmati oleh
para empunya uang banyak, bukan dinikmati yang gak punya uang
…. Jadi gimana supaya sektor riil bisa berkembang? Naah disini
biang keladinya …..
Kalau kita ambil contoh industri pergulaan, berawal dari
perkebunan tebu kemudian ke pabrik penggilingan dan berakhir di
distribusi, maka selama ini yang terdengar lebih banyak adalah
bahwa masalah rendahnya produksi nasional adalah karena petani
kita sering berpindah pindah dari tanam tebu ketanaman lainnya
seperti beras ataupun jagung. Tetapi pertanyaan kenapa demikian?
3. 4/27/15 10:48 AMPertumbuhan Ekonomi Tinggi - Penting atau Tidak???
Page 3 of 4http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/10/11/pertumbuhan-ekonomi-tinggi-penting-atau-tidak-286289.html
Hampir bisa dipastikan ini disebabkan “return” petani yang
dianggap tidak sesuai. Kenapa? Salah satu penyebabnya adalah
karena pabrik penggilingan memberikan “rendemen” yang sangat
rendah. Nah, 70% pabrik penggilingan tebu di Indonesia adalah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN), padahal dinegara lain
penghasil gula utama seperti Brazil, India maupun Thailand semua
sudah merupakan usaha swasta. Efisiensi di pabrik BUMN yang
sangat rendah, berimbas ke pemberian rendemen yang rendah
pula. Jadi siapa yang dirugikan, ya tentu petani.
Persoalan diatas kayaknya sudah sangat diketahui oleh para
pejabat maupun pengusaha tetapi kenapa seolah olah tidak bisa
dibuat kebijakan untuk menangani dan membetulkannya?
Bayangkan, Indonesia di jaman Belanda sangat terkenal dengan
hasil perkebunannya: kopi, gula (terbesar didunia), kelapa sawit,
rempah. Semua ini sebagian besar dibawah naungan BUMN (baca
PTPN). Kelapa sawit bisa perkembang sangat pesat karena
diimbangi oleh produksi perkebunan swasta, sehingga sekarang
menjadi produsen utama dunia. Bagaimana dengan hasil
perkebunan Indonesia lainnya?? Lucunya, program revitalisasi
gula Departemen Pertanian ditahun 2010 memperkirakan
produksi gula petani mencapai 2.9 juta ton ditahun 2010. Padahal
ditahun 2009, produksi nasional turun dari perkiraan 2,7 juta ton
menjadi hanya 2,4 juta ton. Kata sumber resmi turunnya produksi
2009 karena curah hujan berlebihan. Lha kenapa untuk tahun
2010 kemudian bisa muncul perkiraan malahan menjadi 2.9 juta
ton? Akhirnya apa yang terjadi, menurut kalangan dunia usaha,
produksi tahun 2010 malahan akan lebih rendah dari 2009. Quo
4. 4/27/15 10:48 AMPertumbuhan Ekonomi Tinggi - Penting atau Tidak???
Page 4 of 4http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2010/10/11/pertumbuhan-ekonomi-tinggi-penting-atau-tidak-286289.html
vadis? Bermula dari tidak mengakui, tetapi akhirnya keluar
kebijakan untuk mengimpor gula. Apakah ini tidak sama dengan
sebuah pengakuan ….Walahualam
Kompasiana adalah Media Warga. Setiap berita/opini di
Kompasiana menjadi tanggung jawab Penulis.