SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
OlahragaMINGGU 12 JULI 2015 34
JAKARTA – Kamis adalah
hari yang menguras fisik
Carmelita Cassandra,wani-
ta 33 tahun yang beker-
ja sebagai staf humas di
salah satu kantor kedutaan
negara sahabat di Jakarta.
Karena itu, dia selalu
menyempatkan diri tidur
selama 30 menit di meja
kerjanya pada jam istirahat
siang.
Setelah bekerja, sekitar
pukul 16.30, Carmelita
berangkat menggunakan
bus Transjakarta dari Jalan
Thamrin menuju Gelora
Bung Karno, Senayan. Di
punggungnya menggantung
tas ransel berisi pakaian
renang, snorkel, masker
selam, pelindung telinga,
stick hoki air,sarung tangan,
dan perlengkapan mandi.
Sedangkan kedua tangan-
nya mendekap sepasang fin.
Semua peralatan itu akan
iagunakanuntukmenjalani
latihan hoki air (underwa-
terhockey)bersamaJakarta
Underwater Hockey Club
di Stadion Renang Gelora
Bung Karno.
“Tas yang saya bawa
tidak ringan, lho. Jadi
membawanya adalah perju-
angan,”kata Carmelita saat
menuturkan kegiatannya
itu, Kamis dua pekan lalu.
“Tapi, karena saya menyu-
kai hoki air dan memang
peralatan itu harus dibawa,
ya, dijalani saja.”
Tibadikolamrenangseki-
tar pukul 18.00, Carmelita
menyempatkan diri untuk
makan. Sebab, dia harus
mendapatkan tenaga buat
menjalani latihan pada
pukul 19.00. Isi latihannya:
30 menit latihan ketahanan
fisik, 30 menit latihan skill,
dan60menitberlatihdalam
sebuah permainan. Semua
aktivitas itu selesai sete-
ngah jam lewat pukul sem-
bilan malam. Sesudahnya,
Carmelita harus menempuh
perjalanan sekitar satu jam
menggunakan bus dan ojek
untuk sampai ke rumah-
nya di Tangerang, Banten.
Ia tiba di rumah sekitar
pukul 11 malam. Keesokan
harinya, ia sudah harus
berangkat lagi pada pukul
setengah enam pagi.
Latihan-latihan itu dija-
lani sebagai bagian dari
persiapan Carmelita dan
teman-temannya mewakili
Akibat
‘Keracunan
Kaporit’
Beberapa
pekerja Ibu Kota
menyambi sebagai
atlet hoki air.
Pernah mewakili
Indonesia di
Kejuaraan Asia.
Gadi Makitan
gadi.kurniawan@tempo.co.id
Indonesia dalam Kejuaraan
Asia Hoki Air, yang akan
berlangsung di Universitas
Pelita Harapan Karawaci,
Tangerang,13-15November
2015. Mereka juga berlatih
setiap Senin malam pada
waktu yang sama.
Seperti Carmelita,anggo-
ta tim lain juga merupakan
pekerja-pekerja Ibu Kota.
“Olahraga ini memang
ditawarkan untuk mereka
yang setelah bekerja ingin
mencari penyegaran,” kata
ArifJunus,PresidenJakarta
Underwater Hockey Club
(JUHC). Bagaimanapun,
Arif ingin anggota klubnya
merasakan atmosfer kom-
petisi setingkat Asia.
“Kebetulan, tahun ini
kita dipercaya menjadi
tuan rumah. Jadi, teman-
teman tidak perlu menge-
luarkan biaya transpor-
tasi untuk pergi ke luar
negeri,” kata Arif. Adapun
negara-negara Asia yang
bakal berpartisipasi adalah
Filipina, Singapura, Cina,
dan Jepang. Tim Indonesia
sendiri dibagi menjadi tiga,
yaitu tim putra A, tim putra
B, dan tim putri.
Juru bicara JUHC, Shasa
Sigit, mengatakan tahun
ini adalah ketiga kalinya
tim Indonesia berparti-
sipasi dalam Kejuaraan
Asia yang berlangsung dua
tahun sekali itu. Pada 2011,
kejuaraan tersebut diada-
kan di Singapura. Dua
tahun kemudian, Filipina
menjadi tuan rumah.
“Kami tidak menang, tapi
pencapaiannya sudah
jauh lebih baik daripada
2011,” kata dia. Saat itu,
tim putra Indonesia finis di
posisi keempat. Tahun ini,
tim putra itu ditargetkan
menjadi runner-up.
Menurut Arif, setelah
Ramadan selesai nanti,
latihan tim akan semakin
intens.“Negara-negara lain
sebenarnya sama dengan
kita—anggota-anggota tim
mereka adalah pekerja-
pekerja,” ujarnya. “Tapi,
menjelang kejuaraan, mere-
ka biasanya berlatih setiap
hari. Kami ingin menge-
jar mereka. Jadi, setelah
Lebaran,latihan kami tidak
hanya di hari Senin dan
Kamis, tapi juga Sabtu-
Minggu.”
Kendati mereka bukan
atlet profesional, ada bebe-
rapa standar yang dibeban-
kan kepada setiap pemain
agar bisa layak tampil di
Hoki Air: Menyodok
Piringan di Dasar Kolam
H
oki air dimainkan di kolam berukuran 25 x 15
meter dengan kedalaman 2-4 meter. Setiap game
dimainkan dua tim yang masing-masing terdiri atas
10 orang. Enam orang berada di area permainan, sedang-
kan empat lainnya berada di pinggir. Empat orang itu bisa
mengganti enam orang yang berada di area permainan
kapan saja dalam satu game.
Tujuan permainan ini sederhana: memasukkan puck
(piringan berdiameter 8,4 sentimeter, dengan tebal 3
sentimeter, dan berat 1,5 kilogram) ke gawang lawan. Pada
awal permainan, puck tersebut diletakkan di dasar kolam,
di tengah-tengah area permainan. Kedua tim bersiap di sisi
masing-masing, dengan satu tangan menempel di dinding
kolam. Begitu peluit dibunyikan, kedua tim, di mana
masing-masing pemain memegang stick untuk menggiring
puck, langsung berlomba menyelam ke dasar kolam untuk
merebut puck dan berusaha memasukkannya ke gawang
lawan. Setiap game terdiri atas 3 x 15 menit permainan,
dengan selingan istirahat selama tiga menit.
Kejuaraan Asia nanti.
“Yang pertama, soal fisik.
Kami biasanya melakukan
beep test (untuk mengu-
kur kapasitas penyerapan
oksigen oleh paru-paru) di
kolam renang. Ada angka
yang kami tetapkan,” kata
salah satu pelatih, Andreas
Yufan.
Selain faktor fisik,
Andreas melanjutkan, tim
pelatih melihat skill pema-
in. “Misalnya, bagaimana
stickworkmereka—apakah
mereka bisa menggiring
puck dengan baik,”ujarnya.
“Pemahaman formasi juga
penting. Dia harus tahu
bagaimana memposisikan
diri karena kami tidak bisa
banyak berkomunikasi di
dalam air.”
Tentu saja, terampil ber-
main hoki air sesuai dengan
harapan Andreas membu-
tuhkan usaha ekstra,seperti
yang dialami Irene Fedelia
Sirait, seorang teknisi di
sebuah perusahaan jasa
operator komunikasi. Irene
mengenal olahraga hoki air
pada April 2014. Awalnya,
dia agak malas bergabung
lantaran olahraga itu meli-
batkan aktivitas berenang.
Tapi dia lalu memutuskan
mencobanya dan akhirnya
ketagihan. Saat ini, dia
dipercaya sebagai wakil
kapten tim putri.
Irene memulai dari awal
dengan belajar bagaimana
berenang dengan baik dan
benar.Setelah itu,dia mem-
pelajari keterampilan-kete-
rampilan dasar yang harus
dimiliki seorang pemain
hoki air. Yang paling dasar
dan penting adalah bebera-
pa teknik menenggelamkan
diri ke dasar kolam, meng-
ingat olahraga itu memang
dimainkan di dasar kolam.
“Frog-dive,” kata Irene,
menyebut salah satu tek-
nik menenggelamkan diri
dengan posisi badan tegak
lurus. Irene membutuhkan
waktu dua bulan untuk
mempelajari teknik terse-
but. Belum lagi gerakan
tambahan yang mengikuti-
nya. “Kita harus turun,
bertahan di dalam air, lalu
membentuk posisi kobra.
Itu berat. Dada terasa
panas, seperti sesak napas
dan ditekan. Untuk gerak-
an ini, saya membutuhkan
satu bulan lagi untuk mem-
pelajarinya,”kata dia.
Selain teknik meneng-
gelamkan diri, Irene harus
mempelajari keterampilan-
keterampilan lain, seperti
menggiring dan menembak
puck (kepingan hoki), serta
membengkokkan tubuh
untukmelindungipuck.Hal
itu juga tidak mudah lan-
taran semuanya dilakukan
dengan menahan napas.
Tapi, alih-alih menyerah,
Irene malah merasa ter-
tantang. “Saya penasaran,”
ujarnya.
Rasa penasaran itu, kata
Irene, membuat dirinya dan
teman-teman lain hampir
tidak pernah absen dalam
sesi-sesi latihan setiap
Senin dan Kamis, seberat
apa pun menu latihannya.
Mereka pun memiliki isti-
lah untuk menyebut keta-
gihan bermain hoki air.
“Yang rajin berlatih bia-
sanya diolok rekan sesama
tim, ‘Tuh, dia udah mulai
keracunan kaporit’,” tutur
Irene.
TEMPO/DHEMAS REVIYANTO
Irene Fedelia Sirait

More Related Content

What's hot

makalah sea games xxvii
makalah sea games xxviimakalah sea games xxvii
makalah sea games xxviidionadya p
 
Rancangan Pelaksana Porkab Kendy
Rancangan Pelaksana Porkab KendyRancangan Pelaksana Porkab Kendy
Rancangan Pelaksana Porkab Kendydelmuhtadin
 
Legie montafea
Legie montafeaLegie montafea
Legie montafeabellaaltia
 
KESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDA
KESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDAKESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDA
KESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDANurhafizahHalim
 
Proposal undangan
Proposal undanganProposal undangan
Proposal undanganTeksas
 
Sejarah bola voli
Sejarah bola voliSejarah bola voli
Sejarah bola voliParanody
 
8243606 bola-baling
8243606 bola-baling8243606 bola-baling
8243606 bola-balingSia Layteng
 
Sejarah permainan bola voli
Sejarah permainan bola voliSejarah permainan bola voli
Sejarah permainan bola voliKata Ely
 

What's hot (12)

Proposal undangan 2013
Proposal undangan 2013Proposal undangan 2013
Proposal undangan 2013
 
makalah sea games xxvii
makalah sea games xxviimakalah sea games xxvii
makalah sea games xxvii
 
Rancangan Pelaksana Porkab Kendy
Rancangan Pelaksana Porkab KendyRancangan Pelaksana Porkab Kendy
Rancangan Pelaksana Porkab Kendy
 
Legie montafea
Legie montafeaLegie montafea
Legie montafea
 
Olahraga1
Olahraga1Olahraga1
Olahraga1
 
KESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDA
KESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDAKESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDA
KESUSTERAAN MELAYU - NOVEL PELARI MUDA
 
Sea games
Sea gamesSea games
Sea games
 
Proposal undangan
Proposal undanganProposal undangan
Proposal undangan
 
Sejarah atletik di indonesia
Sejarah atletik di indonesiaSejarah atletik di indonesia
Sejarah atletik di indonesia
 
Sejarah bola voli
Sejarah bola voliSejarah bola voli
Sejarah bola voli
 
8243606 bola-baling
8243606 bola-baling8243606 bola-baling
8243606 bola-baling
 
Sejarah permainan bola voli
Sejarah permainan bola voliSejarah permainan bola voli
Sejarah permainan bola voli
 

Olahraga_korantempo edisi 12 Juli 2015 -2

  • 1. OlahragaMINGGU 12 JULI 2015 34 JAKARTA – Kamis adalah hari yang menguras fisik Carmelita Cassandra,wani- ta 33 tahun yang beker- ja sebagai staf humas di salah satu kantor kedutaan negara sahabat di Jakarta. Karena itu, dia selalu menyempatkan diri tidur selama 30 menit di meja kerjanya pada jam istirahat siang. Setelah bekerja, sekitar pukul 16.30, Carmelita berangkat menggunakan bus Transjakarta dari Jalan Thamrin menuju Gelora Bung Karno, Senayan. Di punggungnya menggantung tas ransel berisi pakaian renang, snorkel, masker selam, pelindung telinga, stick hoki air,sarung tangan, dan perlengkapan mandi. Sedangkan kedua tangan- nya mendekap sepasang fin. Semua peralatan itu akan iagunakanuntukmenjalani latihan hoki air (underwa- terhockey)bersamaJakarta Underwater Hockey Club di Stadion Renang Gelora Bung Karno. “Tas yang saya bawa tidak ringan, lho. Jadi membawanya adalah perju- angan,”kata Carmelita saat menuturkan kegiatannya itu, Kamis dua pekan lalu. “Tapi, karena saya menyu- kai hoki air dan memang peralatan itu harus dibawa, ya, dijalani saja.” Tibadikolamrenangseki- tar pukul 18.00, Carmelita menyempatkan diri untuk makan. Sebab, dia harus mendapatkan tenaga buat menjalani latihan pada pukul 19.00. Isi latihannya: 30 menit latihan ketahanan fisik, 30 menit latihan skill, dan60menitberlatihdalam sebuah permainan. Semua aktivitas itu selesai sete- ngah jam lewat pukul sem- bilan malam. Sesudahnya, Carmelita harus menempuh perjalanan sekitar satu jam menggunakan bus dan ojek untuk sampai ke rumah- nya di Tangerang, Banten. Ia tiba di rumah sekitar pukul 11 malam. Keesokan harinya, ia sudah harus berangkat lagi pada pukul setengah enam pagi. Latihan-latihan itu dija- lani sebagai bagian dari persiapan Carmelita dan teman-temannya mewakili Akibat ‘Keracunan Kaporit’ Beberapa pekerja Ibu Kota menyambi sebagai atlet hoki air. Pernah mewakili Indonesia di Kejuaraan Asia. Gadi Makitan gadi.kurniawan@tempo.co.id Indonesia dalam Kejuaraan Asia Hoki Air, yang akan berlangsung di Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang,13-15November 2015. Mereka juga berlatih setiap Senin malam pada waktu yang sama. Seperti Carmelita,anggo- ta tim lain juga merupakan pekerja-pekerja Ibu Kota. “Olahraga ini memang ditawarkan untuk mereka yang setelah bekerja ingin mencari penyegaran,” kata ArifJunus,PresidenJakarta Underwater Hockey Club (JUHC). Bagaimanapun, Arif ingin anggota klubnya merasakan atmosfer kom- petisi setingkat Asia. “Kebetulan, tahun ini kita dipercaya menjadi tuan rumah. Jadi, teman- teman tidak perlu menge- luarkan biaya transpor- tasi untuk pergi ke luar negeri,” kata Arif. Adapun negara-negara Asia yang bakal berpartisipasi adalah Filipina, Singapura, Cina, dan Jepang. Tim Indonesia sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu tim putra A, tim putra B, dan tim putri. Juru bicara JUHC, Shasa Sigit, mengatakan tahun ini adalah ketiga kalinya tim Indonesia berparti- sipasi dalam Kejuaraan Asia yang berlangsung dua tahun sekali itu. Pada 2011, kejuaraan tersebut diada- kan di Singapura. Dua tahun kemudian, Filipina menjadi tuan rumah. “Kami tidak menang, tapi pencapaiannya sudah jauh lebih baik daripada 2011,” kata dia. Saat itu, tim putra Indonesia finis di posisi keempat. Tahun ini, tim putra itu ditargetkan menjadi runner-up. Menurut Arif, setelah Ramadan selesai nanti, latihan tim akan semakin intens.“Negara-negara lain sebenarnya sama dengan kita—anggota-anggota tim mereka adalah pekerja- pekerja,” ujarnya. “Tapi, menjelang kejuaraan, mere- ka biasanya berlatih setiap hari. Kami ingin menge- jar mereka. Jadi, setelah Lebaran,latihan kami tidak hanya di hari Senin dan Kamis, tapi juga Sabtu- Minggu.” Kendati mereka bukan atlet profesional, ada bebe- rapa standar yang dibeban- kan kepada setiap pemain agar bisa layak tampil di Hoki Air: Menyodok Piringan di Dasar Kolam H oki air dimainkan di kolam berukuran 25 x 15 meter dengan kedalaman 2-4 meter. Setiap game dimainkan dua tim yang masing-masing terdiri atas 10 orang. Enam orang berada di area permainan, sedang- kan empat lainnya berada di pinggir. Empat orang itu bisa mengganti enam orang yang berada di area permainan kapan saja dalam satu game. Tujuan permainan ini sederhana: memasukkan puck (piringan berdiameter 8,4 sentimeter, dengan tebal 3 sentimeter, dan berat 1,5 kilogram) ke gawang lawan. Pada awal permainan, puck tersebut diletakkan di dasar kolam, di tengah-tengah area permainan. Kedua tim bersiap di sisi masing-masing, dengan satu tangan menempel di dinding kolam. Begitu peluit dibunyikan, kedua tim, di mana masing-masing pemain memegang stick untuk menggiring puck, langsung berlomba menyelam ke dasar kolam untuk merebut puck dan berusaha memasukkannya ke gawang lawan. Setiap game terdiri atas 3 x 15 menit permainan, dengan selingan istirahat selama tiga menit. Kejuaraan Asia nanti. “Yang pertama, soal fisik. Kami biasanya melakukan beep test (untuk mengu- kur kapasitas penyerapan oksigen oleh paru-paru) di kolam renang. Ada angka yang kami tetapkan,” kata salah satu pelatih, Andreas Yufan. Selain faktor fisik, Andreas melanjutkan, tim pelatih melihat skill pema- in. “Misalnya, bagaimana stickworkmereka—apakah mereka bisa menggiring puck dengan baik,”ujarnya. “Pemahaman formasi juga penting. Dia harus tahu bagaimana memposisikan diri karena kami tidak bisa banyak berkomunikasi di dalam air.” Tentu saja, terampil ber- main hoki air sesuai dengan harapan Andreas membu- tuhkan usaha ekstra,seperti yang dialami Irene Fedelia Sirait, seorang teknisi di sebuah perusahaan jasa operator komunikasi. Irene mengenal olahraga hoki air pada April 2014. Awalnya, dia agak malas bergabung lantaran olahraga itu meli- batkan aktivitas berenang. Tapi dia lalu memutuskan mencobanya dan akhirnya ketagihan. Saat ini, dia dipercaya sebagai wakil kapten tim putri. Irene memulai dari awal dengan belajar bagaimana berenang dengan baik dan benar.Setelah itu,dia mem- pelajari keterampilan-kete- rampilan dasar yang harus dimiliki seorang pemain hoki air. Yang paling dasar dan penting adalah bebera- pa teknik menenggelamkan diri ke dasar kolam, meng- ingat olahraga itu memang dimainkan di dasar kolam. “Frog-dive,” kata Irene, menyebut salah satu tek- nik menenggelamkan diri dengan posisi badan tegak lurus. Irene membutuhkan waktu dua bulan untuk mempelajari teknik terse- but. Belum lagi gerakan tambahan yang mengikuti- nya. “Kita harus turun, bertahan di dalam air, lalu membentuk posisi kobra. Itu berat. Dada terasa panas, seperti sesak napas dan ditekan. Untuk gerak- an ini, saya membutuhkan satu bulan lagi untuk mem- pelajarinya,”kata dia. Selain teknik meneng- gelamkan diri, Irene harus mempelajari keterampilan- keterampilan lain, seperti menggiring dan menembak puck (kepingan hoki), serta membengkokkan tubuh untukmelindungipuck.Hal itu juga tidak mudah lan- taran semuanya dilakukan dengan menahan napas. Tapi, alih-alih menyerah, Irene malah merasa ter- tantang. “Saya penasaran,” ujarnya. Rasa penasaran itu, kata Irene, membuat dirinya dan teman-teman lain hampir tidak pernah absen dalam sesi-sesi latihan setiap Senin dan Kamis, seberat apa pun menu latihannya. Mereka pun memiliki isti- lah untuk menyebut keta- gihan bermain hoki air. “Yang rajin berlatih bia- sanya diolok rekan sesama tim, ‘Tuh, dia udah mulai keracunan kaporit’,” tutur Irene. TEMPO/DHEMAS REVIYANTO Irene Fedelia Sirait