SlideShare a Scribd company logo
1 of 184
Download to read offline
ii Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
Penulis			 : Saring Santosa
Penelaah Materi 		 : Jo Priastana Dwidyanata
Penyunting Bahasa : Badan Bahasa
Penata Letak 		 : Cindyawan
Penyelia Penerbitan : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Cetakan ke – 1 2017
Disusun dengan huruf Bookman Old Style, 12 pt
Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti –SMALB-Tunarungu
Buku Siswa/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. – Jakarta :
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017
x, 174 hlm.: 21 x 29,7 cm
UNTUK SMALB TUNARUNGU KELAS X
ISBN xxx-xxx-xxx-xxx-x (jilid lengkap)
ISBN xxx-xxx-xxx-xxx-x (jilid I)
Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti-Studi dan Pengajaran I.
Judul
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
iii
Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Kata Pengantar
Ucap syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
Tiratana. Dengan dukungan kebajikan semua pihak dan karma baik yang
penulis miliki, penyusunan buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti untuk Kelas X Tunarungu ini selesai dengan baik.
Anak-anakku yang baik. Buku yang ada di tangan kalian ini adalah
buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Pendidikan agama Budha
dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata ajar yang wajib kalian pelajari
dan terapkan dalam kehidupan kalian sehari-hari. Buku ini diharapkan
menjadi panduan bagi kalian untuk mempermudah pemahaman tentang
Agama Buddha dan Budi Pekerti.
Materi dalam buku ini disajikan secara sederhana dan didukung oleh
ilustrasi-ilustrasi yang menarik. Penyajian materi dimulai dari hal-hal yang
mudah menuju sulit, dengan dilengkapi berbagai aktifitas dan kreatifitas
untuk menunjang dan menumbuhkan kreatifitas kalian. Bapak dan Ibu
Guru akan mendampingi dan membimbingmu mencapai kompetensi.
Selamat belajar, semoga kalian dapat belajar dengan baik. Dapat
berubah secara nyata, memiliki pengetahuan luas, keterampilan yang
mumpuni, dan memiliki sikap sosial dan spiritual yang baik.
							 Jakarta, 2017
							 Penulis
iv Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Cara Menggunakan Buku
Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti untuk SMALB
Tunarungu Kelas X ini terdiri atas delapan pelajaran. Setiap pelajaran
terdiri atas 2 atau 5 kegiatan belajar. Pada semester 1 terdapat 18 kegiatan
belajar. Semester 2 terdiri atas 12 kegiatan belajar. Total dalam setahun
adalah 30 kegiatan belajar.
Setiap mengawali kegiatan belajar kalian harus berdoa. Pertama-tama
dilakukan doa pembuka belajar, kemudian duduk hening dan diakhiri
dengan doa penutup belajar. Secara umum kegiatan tersebut adalah
sebagai berikut.
Doa Pembuka Belajar.
Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa,
Terpujilah Triratna
Semoga saya dapat belajar dengan baik,
untuk menjadi anak yang pandai dan berbudi luhur.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Sadhu sadhu sadhu.
Ayo kita duduk hening.
Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari nafas, katakan 		
dalam hati:
“Nafas masuk ... aku tahu”
“Nafas keluar ... aku tahu”
“Nafas masuk ... aku tenang”
“Nafas keluar ... aku bahagia”
v
Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
			 Doa Penutup Belajar.
			 Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa,
			 Terpujilah Triratna
			 Terima kasih kepada semua orang
			 Yang telah membantuku belajar hari ini.
			 Semoga mereka diberkati kesehatan.
			 Semoga ilmu yang kupelajari
			 berguna bagi diriku dan orang lain.
			 Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
			 Sadhu sadhu sadhu.
Dalam kegiatan belajar kalian harus menggunakan segenap indra untuk
mengamati. Setelah mengamati melalui mendengar, melihat, membaca,
dan lainnya kalian harus mencatat hal-hal penting yang belum kamu
ketahui atau hal-hal yang ingin kamu ketahui lebih lanjut. Jangan lupa
bertanya untuk mencari tahu atau pun mencoba agar kamu menguasai
pengetahuan dan memiliki keterampilan dengan baik.
Akhirnya selamat belajar. Semoga Pengetahuan, keterampilan dan sikap
kalian semakin hari semakin baik.
Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Sadhu. Sadhu. Sadhu.
vi Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Daftar Isi
Kata Pengantar.
......................................................................... iii
Cara Menggunakan Buku Ini ..................................................... iv
Daftar Isi................................................................................... vi
Daftar Gambar .......................................................................... viii
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia..... 1
Pembelajaran 1.1 Zaman Kerajaan Mataram Kuno.... 3
Pembelajaran 1.2 Zaman Kerajaan Sriwijaya............. 8
Pembelajaran 1.3 Zaman Penjajahan......................... 17
Pembelajaran 1.4 Agama Buddha Zaman
Kemerdekaan.............................................................. 22
Pembelajaran 1.5 Peran Para Tokoh Perkembangan
Agama Buddha setelah Kemerdekaan.
....................... 25
Uji Kompetensi ......................................................... 28
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan.......................................... 29
Pembelajaran 2.1 Refleksi Agama bagi Kehidupan..... 31
Pembelajaran 2.2 Agama dan Kerukunan.................. 34
Pembelajaran 2.3 Sikap Keberagaman dalam Agama... 37
Pembelajaran 2.4 Eklusivisme dan Eklektivisme .
.......... 42
Pembelajaran 2.5 Universalisme .
.................................... 45
Uji Kompetensi.......................................................... 48
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama............................................ 49
Pembelajaran 3.1 Agama-agama yang Diakui
Pemerintah.
............................................................... 51
Pembelajaran 3.2 Keunikan Agama Buddha.............. 57
Pembelajaran 3.3 Agama Buddha Mengajarkan Diri
Sendiri sebagai Pelindung.
................................................ 61
Pembelajaran 3.4 Agama Buddha Merupakan Agama
Antikekerasan................................................................... 64
Uji Kompetensi ......................................................... 68
Pelajaran 4 Perlindungan........................................................ 69
Pembelajaran 4.1 Ajaran Agama Buddha................... 70
Pembelajaran 4.2 Berlindung Kepada Buddha........... 74
Pembelajaran 4.3 Berlindung Kepada Dhamma......... 77
vii
Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Pembelajaran 4.4 Berlindung Kepada Sangha.
........... 80
Uji Kompetensi ......................................................... 83
Soal Ulangan Akhir Semester 1 ................................................. 84
Pelajaran 5 Agama Buddha, Sains, dan Modern.
....................... 89
Pembelajaran 5.1 Definisi Ilmu Pengetahuan............. 91
Pembelajaran 5.2 Syarat Ilmu Pengetahuan.
.............. 94
Pembelajaran 5.3 Definisi Teknologi.......................... 96
Pembelajaran 5.4 Budaya dan Teknologi................... 101
Pembelajaran 5.5 Teknologi dalam Pandangan Agama 		
Buddha..................................................................... 106
Uji Kompetensi ......................................................... 110
Pelajaran 6 Seni dan Budaya Buddhis.
..................................... 111
Pembelajaran 6.1 Pengertian Seni dan Kebudayaan.
.. 113
Pembelajaran 6.2 Seni dan Apresiasi......................... 117
Pembelajaran 6.3 Seni dan Budaya Buddhis............. 121
Uji Kompetensi ......................................................... 128
Pelajaran 7 Fenomena Alam dan Kehidupan .
.......................... 129
Pembelajaran 7.1 Fenomena Buddha dalam
Kehidupan.
................................................................ 131
Pembelajaran 7.2 Berbagai Fenomena Kehidupan..... 135
Uji Kompetensi ......................................................... 140
Pelajaran 8 Hukum Tertib Kosmis (Niyaka) .
............................ 141
Pembelajaran 8.1 Doktrin Agama Buddha................. 143
Pembelajaran 8.2 Niyama dan Konsep Penciptaan..... 151
Uji Kompetensi ......................................................... 156
Uji Kompetensi Semester 1.
....................................................... 157
Uji Kompetensi Semester 2.
....................................................... 160
Glosarium .
............................................................................ 165
Daftar Pustaka .
......................................................................... 168
Biodata Penulis .
........................................................................ 172
Biodata Penelaah ...................................................................... 174
viii Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Daftar Gambar
Gambar 1.1 Candi Astana, muaro jambi, peninggalan Sriwijaya....... 1
Gambar 1.3 Prasasti pada zaman Mataram kuno .
............................ 6
Gambar 1.4 Candi muaro Jambi .
..................................................... 8
Gambar 1.5 Ilustrasi kerajaan zaman Sriwijaya................................ 9
Gambar 1.6. Ilustrasi raja Balaputradewa.
......................................... 10
Gambar 1.7 Ilustrasi Itsing............................................................... 14
Gambar 1.8 Foto Kwee Tek Hoay...................................................... 18
Gambar 1.9 Bhikkhu Narada Mahathera.......................................... 19
Gambar 1.10 Bhikkhu Asin Jinarakkhita........................................... 25
Gambar 1.11 Konferensi Waisak Pers Waisak Nasional 1.................... 26
Gambar 1.12 Bhikkhu Girirakkhito.................................................... 26
Gambar 2.1 Tempat peribadatan agama di Indonesia .
...................... 29
Gambar 2.2 Ilustrasi orangtua menasihati anaknya .
........................ 31
Gambar 2.3 Ilustrasi kasih sayang orangtua kepada anaknya ......... 32
Gambar 2.4 Ilustrasi kasih sayang ibu kepada anaknya................... 33
Gambar 2.5 Ilustrasi kerukunan beragama .
..................................... 35
Gambar 2.6 Gambar bikkhu berbagai sangga................................... 37
Gambar 2.7 Ilustrasi gambar keberagaman...................................... 38
Gambar 2.8 Sikap dalam keberagamaan antaragama yang perlu
dicontoh........................................................................ 40
Gambar 2.9 Ilustrasi orang buta menyatakan Gajah .
....................... 42
Gambar 2.10 Ilustrasi perbedaan ada persamaan............................... 45
Gambar 2.11 Ilustrasi toleransi antarumat beragama ........................ 46
Gambar 3.1 Tempat peribadatan agama di Indonesia .
...................... 49
Gambar 3.3 Ilustrasi Buddha dengan suku kalama.......................... 54
Gambar 3.4 Ilustrasi Buddha kembangkan cinta kasih .
................... 59
Gambar 3.5 Ilustrasi diri sendiri sebagai pelindung.......................... 61
Gambar 3.6 Ilustrasi dalam beragama.............................................. 64
Gambar 4.1 Ilustrasi makna perlindungan .
...................................... 69
Gambar 4.2 Orang berpayungan dan memegang payung .
................. 71
Gambar 4.3 Ilustrasi Pengendara motor tanpa perlindungan fisik .
... 71
ix
Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Gambar 4.4 Ilustrasi Pengendara motor dengan perlidungan fisik .
... 71
Gambar 4.5 Ilustrasi manfaat perlindungan dalam agama Buddha.
.. 72
Gambar 4.6 Ilustrasi perlindungan pada Buddha............................. 74
Gambar 4.7 Ilustrasi simbol berlindung kepada Dhamma .
............... 78
Gambar 4.8 Ilustrasi berlindung pada Sangha ................................. 80
Gambar 5.1 Ilustrasi angkasa .......................................................... 89
Gambar 5.2 Ilustrasi guru sedang mengajar..................................... 91
Gambar 5.3 Ilustrasi Laboratorium.
.................................................. 94
Gambar 5.4 Pesawat terbang canggih............................................... 96
Gambar 5.5 Orang membajak sawah menggunakan kerbau .
............ 97
Gambar 5.6 Orang membajak menggunakan mesin.......................... 97
Gambar 5.7 Orang berkomunikasi melalui surat.............................. 97
Gambar 5.8 Orang berkomunikasi melalui telepon........................... 97
Gambar 5.9 Ilustrasi perpaduan budaya dan teknologi..................... 101
Gambar 5.10 Bhikkhu yang menggunakan teknologi.......................... 107
Gambar 6.2 Altar buddha................................................................. 113
Gambar 6.3 Kebudayaan Indonesia.................................................. 114
Gambar 6.4 Raja dan pengemis........................................................ 122
Gambar 6.5 Ilustrasi tari Kecak di bali .
............................................ 124
Gambar 6.6 Ilustrasi seni tari Buddhis kebudayaan Indonesia ........ 125
Gambar 6.7 Ilustrasi seni rupa Buddhis........................................... 126
Gambar 6.8 Relief Borobudur.......................................................... 126
Gambar 6.9 Stupa............................................................................ 126
Gambar 6.10 Patung Buddha............................................................. 126
Gambar 7.1 Ilutrasi fenomena alam ................................................ 129
Gambar 7.2 Gunung Meletus .
.......................................................... 132
Gambar 7.3 Ilustrasi Tsunami di Aceh ............................................. 133
Gambar 7.4 Ilustrasi orang yang usianya panjang............................ 135
Gambar 7.5 Ilustrasi orang bahagia ................................................. 136
Gambar 7.6 Ilustrasi orang miskin .
.................................................. 138
Gambar 7.7 Ilustrasi orang kaya .
..................................................... 138
x Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Gambar 8.1 Ilutrasi Pangeran Sidharta lahir .
.................................. 141
Gambar 8.2 Angin puting beliung..................................................... 144
Gambar 8.3 Pertumbuhan tanamam .
............................................... 145
Gambar 8.4 Ilustrasi umat berdana kepada Buddha .
....................... 146
Gambar 8.4 Ilustrasi orang sedang berdana .
.................................... 147
Gambar 8.5 Donor darah umat Buddha .
.......................................... 147
Gambar 8.7 Ilustrasi Pikiran .
........................................................... 147
Gambar 8.8 Berpikir positif ............................................................. 148
Gambar 8.9 Berpikir positif .
............................................................. 148
Gambar 8.10 Berpikir positif .
............................................................. 148
Gambar 8.11 Ilustrasi Buddha menunjukan keajaiban ganda .
........... 149
Gambar 8.12 Ilustari munculnya banyak matahari yang terbakar...... 154
Gambar 8.13 Ilustrasi dunia setelah kiamat....................................... 155
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 1
Pelajaran 1
SEJARAH PENYIARAN AGAMA BUDDHA
DI INDONESIA
Gambar 1.1: Candi Astana, muaro jambi, peninggalan Sriwijaya
Sumber: https://www.cbnex.com
Tahukah Kamu?
Apa yang kamu ketahui tentang Kerajaan Mataram Kuno?
Kapan dan di mana kerajaan ini berdiri?
Siapakah raja yang memerintahnya?
Apa hubungannya dengan agama Buddha?
Bukti-bukti apa yang mendukung?
2 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Namo Buddhaya
Dalam bab ini kalian akan mempelajari tentang:
1.1 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Mataram Kuno
1.2 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Sriwijaya
1.3 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Penjajah
1.4 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Setelah Kemerdekaan
1.5 Tokoh Perkembangan Agama Buddha Setelah Kemerdekaan
Sejarah Penyiaran
Agama Buddha
di Indonesia
Zaman
Kerajaan
Mataram
Kuno
Zaman
Kerajaan
Sriwijaya
Zaman
Penjajahan
Buddha
Zaman
Kemerdekaan
Republik
Indonesia
Tokoh
Perkembangan
Agama
Buddha
setelah
Kemerdekaan
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 3
Pembelajaran 1.1
A. Zaman Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah.
Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan
Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris (pertanian).
Ada tiga Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram
Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana.
Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi
yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan Kerajaan
Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan,
Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari,
Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan,
yang paling terkenal adalah Candi Borobudur.
No. Nama Candi Gambar Candi Katerangan
1. Candi Sewu Jl. Raya Yogya-Solo
KM.15, Kalasan,
Kabupaten Sleman,
Indonesia
2. Candi
Borobudur
Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah,
Indonesia
4 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
3. Candi mendut Desa Mendut,
Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah
4. Candi Pawon Kecamatan
Borobudur,
Kabupaten Magelang,
Provinsi Jawa Tengah
Pasangkan nama-nama candi di bawah ini!
1. Candi Pawon ....
2. Candi Mendut ....
3. Candi Borobudur ....
4. Candi Sewu ....
a.
b.
c.
d.
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 5
Bukti sejarah peradapan kerajaan Mataram kuno adanya prasasti, yaitu
maksud kegiatan para raja pada waktu itu, seperti prasasti di bawah ini:
1. Prasasti Sojomerto (sekitar Abad
ke-7) Prasasti berbahasa Melayu
Kuno yang ditemukan di desa
Sojomerto, Kabupaten Pekalongan ini
menjelaskan bahwa Syailendra adalah
penganut agama Budha.
2. Prasasti Kalasan (778 M) Prasasti
ini berisi tentang kabar seorang raja
Dinasti Syailendra yang membujuk
Rakai Panangkaran agar mendirikan
bangunan suci untuk Dewi Tara dan
sebuah vihara bagi para pendeta
Buddha.
3. Prasasti Klurak (782 M) Prasasti yang
ditemukan di daerah Prambanan
ini berisi tentang berita pembuatan
arca Manjusri sebagai wujud Sang
Buddha, Wisnu, dan Sanggha. Prasasti
peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
ini juga menyebut nama Raja Indra
sebagai raja yang berkuasa pada saat
itu.
6 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
4. Prasasti Ratu Boko (856 M) Prasasti
ini berisi berita kekalahan Balaputra
Dewadalamperangmelawankakaknya
Rakai Pikatan atau Pramodhawardani
dalam perebutan kekuasaan.
5. Prasasti Nalanda (860 M) Prasasti ini
berisi tentang asal-usul Balaputra
Dewa yang adalah cucu dari Raja Indra
dan putra dari Raja Samarottungga.
Gambar1.3: Prasasti pada zaman Mataram kuno
Sumber:http://kisahasalusul.blogspot.com
1. Tuliskan nama Prasasti di atas yang merupakan berhubugan dengan
agama Buddha?
2. Bagaiman pendapatmu jika ada orang merusak peninggalan sejarah?
3. Prasasti apakah yang menyatakan bahwa syalendra beragama Buddha?
4. Prasasti apakah yang menyataka asal-usul raja Balaputradewa?
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 7
Rangkuman
Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, Ada 3 Wangsa (dinasti)
yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya,
Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana.
Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain; Candi
Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi
Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan,
Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, yang
paling terkenal adalah Candi Borobudur.
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 1.1
tentang “Sejarah Penyiaran agama Buddha pada Zaman mataram kuno”,
ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
8 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Pembelajaran 1.2
B. Zaman Kerajaan Sriwijaya
Coba amati candi pada
gambar di samping! Candi
tersebut merupakan
peninggalan Kerajaan
Sriwijaya yang berlokasi
di Muara Jambi, provinsi
Jambi.
Gambar 1.4: candi muaro Jambi
Sumber: http://indonesiaexplorer.net
Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai
jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai
hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera,
Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya
menjadi pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea
cukai kepadaa setiap kapal yang lewat. Hal ini karena Sriwijaya menjadi
penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya
juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang
perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India. Raja pada zaman
Kerajaan Sriwijaya.
1. Agama dan Budaya
Kerajaan Sriwijaya didirikan sekitar abad VII. Sriwijaya bukan saja
termasyur karena angkatan perangnya, khususnya angkatan lautnya.
Banyak kerajaan kecil termasuk di Jawa disatukan.
Pada umumnya raja yang berkuasa di Sriwijaya menganut agama
Buddha. Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan bahwa di ibukota terdapat
perguruan tinggi agama buddha yang didirikan oleh raja. Di perguruan
tinggi ini banyak bhikkhu yang belajr berbagai macam ilmu, yaitu agama
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 9
dan ilmu pengetahuan lainnya. Juga di kerajaan ini tinggal pujangga agama
Buddha terkenal seperti Dharmapal dan Sakyakirti yang pernah mengajar di
perguruan tinggi tersebut. Pada tahun 671 Itsing (sarjana agama Buddha dari
cina) berziarah (dharmayatra) ke tempat-tempat suci di India dan singgah di
Sriwijaya selama enam bulan untuk mempelajari tata bahasa Sansekerta
sebagai persiapan ke India.
Pada tahun 688 sekembalinya dari Nalanda, India, Itsing menetap
selama tujuh tahun. Dalam catatan Itsing , antara lain di katakan keadaan
agama Budha di Sriwijaya: “Di ibukota Foshih (Sriwijaya) yang dikelilingi
benteng terdapat seribu pendeta Buddha, mereka melakukan penelitian
dan mempelajari berbagai ilmu yang ada pada waktu itu tidak berbeda
dengan di Madhyadesa di India....”. Sekitar tahun 1377 kerajaan sriwijaya
runtuh dan akhirnya lenyap.
2. Perdagangan
Amati gambar di samping!
Gambar tersebut merupakan
suasana perdagangan pada
zaman Sriwuijaya.
Gambar 1.5: ilustrasi kerajaan zaman Sriwijaya
Sumber: http://www.satujam.com
Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan
antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka
dan Selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka
komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkih, pala, kepulaga,
gading, emas, dan timah, yang membuat raja-raja Sriwijaya kaya. Kekayaan
yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari
vassal-vassal-nya di seluruh Asia Tenggara. Untuk memperkuat posisinya
atas penguasaan kawasan Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan
diplomasi dengan kekaisaran China, dan secara teratur mengantarkan
utusan beserta upeti.
10 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
3. Para Maharaja Sriwijaya
Amati gambar di samping!
Gambar1.6: ilustrasi raja balaputradewa
Sumber: http://kerajasrivijaya.blogspot.co.id
Nama Balaputradewa adalah salah satu tokoh dalam sejarah nusantara
yang sangat berpengaruh. Pengaruhnya tidak hanya di wilayah Asia bagian
tenggara, melainkan meluas hingga ke daratan India. Seorang Raja yang
telah memberikan landasan bagi politik dan diplomasi internasional.
Sehingga mampu mengantarkan kerajaan yang dipimpinnya menjadi lebih
besar dan juga dikenal di beberapa peradaban di zamannya.
Nama Raja Tahun Ibukota Prasasti dan Catatan Sejarah
Dapunta Hyang
atau
Sri Jayanasa
671
Srivijaya
Shih-li-fo-shih
Catatan perjalanan I Tsing pada
tahun 671-685, Penaklukan
Malayu, penaklukan Jawa.
Prasasti Kedukan Bukit (683),
Talang Tuo (684), Kota Kapur
(686), Karang Brahi dan Palas
Pasemah
Rudra Vikraman
Lieou-t’eng-wei-
kong
728
Sriwijaya
Shih-li-fo-shih Utusan ke Tiongkok 728-742
743-774 Belum ada berita pada periode ini
Sri Indrawarman
Shih-li-t-’o-pa-
mo
702
Sriwijaya
Shih-li-fo-shih Utusan ke Tiongkok 702-716, 724
Sri Maharaja 775 Sriwijaya
Prasasti Ligor B tahun 775 di
Nakhon Si Thammarat, selatan
Thailand dan menaklukkan
Kamboja.
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 11
Pindah ke
Jawa (Jawa
Tengah atau
Yogyakarta
Wangsa Sailendra mengantikan
Wangsa Sanjaya
Dharanindra
atau
Rakai
Panangkaran
778 Jawa
Prasasti Kelurak 782 di sebelah
utara kompleks Candi Prambanan
Prasasti Kalasan tahun 778 di
Candi Kalasan
Samaragrawira
atau
Rakai Warak
782 Jawa
Prasasti Nalanda dan prasasti
Mantyasih tahun 907
Samaratungga
atau
Rakai Garung
792 Jawa
Prasasti Karang Tengah tahun
824, 825 menyelesaikan
pembangunan candi Borobudur
840
Kebangkitan Wangsa Sanjaya,
Rakai Pikatan
Balaputradewa 856 Suwarnadwipa
Kehilangan kekuasaan di Jawa,
dan kembali ke Suwarnadwipa.
Prasasti Nalanda tahun 860, India
861-959 Belum ada berita pada periode ini
Sri Udayaditya
Warmadewa
Se-li-hou-ta-hia-
li-tan
960
Sriwijaya
San-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 960, & 962
980
Utusan ke Tiongkok 980 & 983:
dengan raja, Hie-tche (Haji)
Sri Cudamani
Warmadewa
Se-li-chu-la-wu-
ni-fu-ma-tian-
hwa
988
Sriwijaya
Malayagiri
(Suwarnadwipa)
San-fo-ts’i
990 Jawa menyerang Sriwijaya,
Catatan Atiśa. Utusan ke
Tiongkok 988-992-1003.
Pembangunan candi untuk kaisar
Cina yang diberi nama cheng tien
wan shou
Sri Mara-
Vijayottunggawarman
Se-li-ma-la-pi 1008
San-fo-ts’i
Kataha
Prasasti Leiden & utusan ke
Tiongkok 1008
1017
Utusan San-fo-ts’i ke Tiongkok
1017: dengan raja, Ha-ch’i-su-
wa-ch’a-p’u (Haji Sumatrabhumi
(?)); gelar haji biasanya untuk raja
bawahan
12 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Sangrama-
Vijayottunggawarman 1025
Sriwijaya
Kadaram
Diserang oleh Rajendra Chola I
dan menjadi tawanan. Prasasti
Tanjore bertarikh 1030 pada candi
Rajaraja, Tanjore, India
1030
Dibawah Dinasti Chola dari
Koromandel
1079
Utusan San-fo-ts’i dengan raja
Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-
lo) ke Tiongkok 1079 membantu
memperbaiki candi Tien Ching di
Kuang Cho (dekat Kanton)
1082
Utusan San-fo-ts’i dari Kien-pi
(Jambi) ke Tiongkok 1082 dan
1088
1089-
1177
Belum ada berita
1178
Laporan Chou-Ju-Kua dalam
buku Chu-fan-chi berisi daftar
koloni San-fo-ts’i
Srimat
Trailokyaraja
Maulibhusana
Warmadewa
1183 Dharmasraya
Dibawah Dinasti Mauli, Kerajaan
Melayu, Prasasti Grahi tahun
1183 di selatan Thailand
Isikan pengetahuanmu tentang nama-nama raja pada zaman kerajaan
sriwijaya sesuai tahun dari sumber lain.
No. Nama Raja Tahun
1. 671
2. 728
3. 775
4. 778
5. 1025
4. Warisan sejarah
Hasil peninggalan kebudayaan dari Kerajaan Sriwijaya berupa candi dan
prasasti dalam pemerintahan raja kerajaan Sriwijaya yang dibangun pada
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 13
masa raja tersebut atau biasa disebut dengan silsilah kerajaan Sriwijaya.
Candi peninggalan kerajaan Sriwijaya adalah Candi Muara Takus. Prasasti-
prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya ditulis dengan huruf Pallawa dan
bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai berikut.
No. Nama Prasasti Lokasi
1. Prasasti Palas Pasemah Lampung Selatan
2. Prasasti Kedukan Bukit Palembang
3. Prasasti Kota Kapur Bangka
4. Prasasti Talang Tuo Palembang
5. Prasasti Karang Berahi Sungai Batang Hari daerah Jambi
6. Prasasti Telaga Batu Sungai Batang Hari daerah Jambi
5. Zaman Keemasan
Kerajaan Sriwijaya berada dalam masa kejayaan pada abad ke 9-10 Masehi.
Saat itu, kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim yang ada
di Asia Tenggara. Dominasi Sriwijaya atas Selat Malaka dan Selat Sunda,
menjadikan kerajaan ini sebagai pengendali rute perdagangan rempah
dan perdagangan lokal. Bahkan, kerajaan Sriwijaya juga mengenakan bea
dan cukai atas setiap kapal yang melewati dua selat tersebut. Sriwijaya
mengumpulkan kekayaan dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan,
khususnya pasar Tiongkok dan India.
6. Masa Keruntuhan
Kekuasaan yang begitu luas, ternyata Kerajaan Sriwijaya juga dapat
mengalami keruntuhan. Berakhirnya kejayaan kerajaan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor.
a. Kerajaan Sriwijaya menerima serangan yang berhasil menghancurkan
armada perangnya. Kejadian itu terjadi pada tahun 1017 dan 1025.
Sriwijaya diserang oleh Rajendra Chola I, seseorang dari dinasti Cholda
di Koromande, India Selatan.
b. Ada beberapa daerah taklukan Sriwijaya melepaskan diri karena
kekuaan militernya melemah. Sampai muncul Dharmasraya dan
Pagaruyung.
14 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
c. Berkurangnya pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di
Kerajaan Sriwijaya. Hal itu disebabkan karena daerah strategis yang
dulu merupakan bagian dari Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja di
sekitarnya.
d. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang
sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya. Selain itu ada juga kerajaan
Singasari yang tercatat pernah melakukan sebuah ekspedisi yang
bernama ekspedisi Pamalayu. Hingga akhirnya kerajaan Sriwijaya
pun runtuh di tangan kerajaan Majapahit pada abad ke-13.
7. Pandita Buddha
Amati gambar di samping!
Gambar1.7: Ilustrasi Itsing
Sumber: https://id.wikipedia.org
I Ching atau dieja I Tsing (635 - 713) adalah seorang bhiksu Buddha
Tionghoa yang berkelana lewat laut ke India melalui Jalur Sutra untuk
mendapatkan teks agama Buddha dalam bahasa Sanskerta.
Dia kemudian membawanya pulang ke Tiongkok dan menerjemah-
kannya ke dalam bahasa Tionghoa.
Semasa perjalanannya, dia pernah mengunjungi kerajaan Sriwijaya
(Palembang) di Sumatra, Indonesia pada tahun 671 dan tulisannya
mengenai kerajaan tersebut adalah salah satu dari sedikit sumber mengenai
Sriwijaya.
Dalam buku kenangannya, ia menceritakan bahwa sang peziarah
Hui Ning memutuskan perjalanannya selama tiga tahun di pulau Jawa
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 15
(664/5–667/8) untuk menterjemahkan sebuah sutra, kemungkinan besar
dari mazhab Hinayana, mengenai Nirwana yang agung.
Penterjemahannya dibantu seorang pakar Jawa yang bernama
Jñânabhadra. Sedangkan I Ching sendiri menghargai pusat-pusat studi
agama Buddha di Sumatra secara tinggi. Hal ini terbukti dari fakta bahwa
ia tinggal selama enam bulan di Sriwijaya (Palembang) dan dua bulan di
Malayu (Jambi) dalam perjalanannya ke India pada tahun 671 dan setelah
itu selama sepuluh tahun di Sriwijaya (685-695).
Selain itu ia juga meringkaskan bahwa agama Buddha dipeluk di
negeri-negeri yang dikunjunginya dan sebagian besar, mazhab Hinayana
yang dianut, kecuali di Malayu di mana ada pula beberapa penganut
Mahayana. I Ching menerjemahkan sekitar 60 sutra (teks agama Buddha)
ke dalam bahasa Tionghoa, termasuk:
a. Saravanabhava Vinaya
b. Avadana, (Kisah-kisah kebajikan pada tahun 710).
c. Suvarnaprabhascottamaraja-sutra, (Sutra Raja yang paling dimuliakan
pada tahun 703).
Kerjakan bersama kawanmu secara individual di bawah ini
1. Prasasti apa yang ada di lampung selatan?
2. Prasasti apa yang isinya menyatakan bahwa Dapunta Hyang
mengadakan perjalanan suci?
3. Ceritakan secara singkat masa kejayaan Sriwijaya!
4. Apa penyebab kerajaan Sriwijaya runtuh?
5. Siapakah I tsing itu?
Rangkuman
Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi.kerajaan Sriwijaya
di dirikan sekitar abad VII. Pada umumnya raja yang berkuasa di
Sriwijaya menganut agama Buddha. Hal ini dapat di lihat dari catatan-
catatan bahwa di ibukota terdapat perguruan tinggi agama buddha
yang didirikan oleh raja.
16 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Nama Balaputradewa adalah salah satu tokoh dalam sejarah
nusantara yang sangat berpengaruh.
Berakhirnya kejayaan kerajaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
a. Kerajaan Sriwijaya menerima serangan yang berhasil
menghancurkan armada perangnya.
b. Ada beberapa daerah taklukan Sriwijaya melepaskan diri karena
kekuaan militernya melemah.
c. Berkurangnya pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan
di kerajaan Sriwijaya.
d. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya
yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya.
I Ching atau kadang dieja I Tsing (635 - 713) adalah seorang bhiksu
Buddha Tionghoa.
I Ching menerjemahkan sekitar 60 sutra (teks agama Buddha) ke
dalam bahasa Tionghoa, termasuk:
a. Saravanabhava Vinaya.
b. Avadana, (Kisah-kisah kebajikan pada tahun 710.
c. Suvarnaprabhascottamaraja-sutra, (Sutra Raja yang Paling
Dimuliakan pada tahun 703).
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang
kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
1.2 tentang “sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Sriwijaya”,
ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 17
Pembelajaran 1.3
C. Zaman Penjajahan
1. Masa Gelap Agama Buddha
Pada masa penjajah di Indonesia hanya dikenal adanya tiga agama
yaitu agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam.
Agama Buddha tidak disebut-sebut meskipun Candi Borobudur telah
kembali diketemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles,
Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa.
Dengan demikian agama Buddha dianggap sudah sirna di bumi Indonesia,
tetapi secara tersirat di dalam sanubari bangsa Indonesia, Agama Buddha masih
tetap terasa antara ada dan tiada.
Pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda di Batavia (sekarang
Jakarta) didirikan Perhimpunan Theosofi oleh orang-orang Belanda
terpelajar.
Tujuan dari Theosofi ini mempelajari inti kebjaksanaan semua agama
dan untuk menciptakan inti persaudaraan yang universal. Theosofi
mengajarkan pula kebijaksanaan dari Agama Buddha, di mana seluruh
anggota Theosofi tanpa memandang perbedaan agama, juga mempelajari
agama Buddha.
Dari ceramah-ceramah dan meditasi agama Buddha yang diberikan
di Loji Theosofi di Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan
sebagainya, agama Buddha mulai dikenal, dipelajari dan dihayati.
2. Masa Kebangkitan Agama Buddha
Pada masa penjajahan Belanda, di Jakarta timbul usaha-usaha untuk
melestarikan ajaran agama Buddha, Konghucu, dan Laotse yang kemudian
melahirkan organisasi Sam Kauw Hwee yang bertujuan untuk mempelajari
ketiga ajaran tersebut.
Kemudian penganut agama Buddha yang dalam zaman kemerdekaan
bangkit dan berkembang. Pada tahun 1932, di Jakarta telah berdiri
International Buddhist Mission.
Di daerah bagian Jawa dan Yosias van Dienst menjabat sebagai Deputy
Director General. Pada tahun 1934, telah diangkat A van Der Velde di Bogor
dan J.W. de Wilt di Jakarta masing-masing sebagai Asistan Direktur yang
membantu Yosias van Dienst.
18 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Setahun sebelum berdirinya International Buddhist Mission Bagian
Jawa, tepatnya tahun 1931, di Jakarta terbit majalah Mustika Dharma
yang dipimpin oleh Kwee Tek Hoay.
3. Tokoh Kebangkitan Agama Buddha di Indonesia pada Jaman
Penjajah
a. Kwee Tek Hoay
Amati gambar di samping!
Beliau tokoh yang
mengembangkan mazab
Tridharma (agama Buddha).
Gambar 1.8: Foto Kwee Tek Hoay
Sumber: https://www.tokohindonesia.com
Kwee Tek Hoay lahir di Bogor, Jawa Barat, 31 Juli 1886 – meninggal
di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, 4 Juli 1951 pada umur 64 tahun adalah
sastrawan Melayu Tionghoa dan tokoh ajaran Tridharma (Sam Kauw Hwee).
Tahun 1925, Kwee Tek Hoay menjadi kepala redaksi di Harian Sin
Bin di Bandung. Menjabat pemimpin redaksi mingguan Panorama (1926-
1932), majalah Moestika Panorama (1930-1932) yang berganti nama
menjadi Moestika Romans.
Pada tahun 1932-1934, Kwee Tek Hoay mendirikan mingguan
Moestika Dharma dan majalah bulanan Sam Kauw Gwat Po (1934-1947)
yang khusus membahas agama, filsafat, dan theosofi.
Pada tahun 1932, Kwee Tek Hoay mendirikan sebuah percetakan dan
bernama Moestika, yang semula berkantor di Batavia (sekarang dikenal
sebagai Jakarta) dan dipindahkan ke Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat pada
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 19
tahun 1935. Karya-karya beliau di bidang keagamaan antara lain adalah
(1) Buddha Gautama (1931-1933); (2) Sembahyang dan Meditasi (1932);
dan (3) Omong-omong tentang Agama Buddha (1935). Karyanya di bidang
sosial politik, yaitu (1) Asal Moelahnja Timboel Pergerakan Tionghoa yang
Modern di Indonesia (1936-1937) diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris
oleh Lea Williams dan (2) The Origins of the Modern Chinese Movement in
Indonesia (Southeast Asia Program, Cornell University, 1969).
Beliau wafat di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 4 Juli
1951, pada usia 64 tahun akibat dianiaya perampok yang menyatroni
rumahnya. Dia merupakan orang pertama yang minta jenasahnya
diperabukan dan sejak saat itu banyak orang Tionghoa mengikuti jejaknya.
b. Bhikkhu Narada Mahathera
Amati gambar di samping!
Beliau tokoh penceramah
dari luar negeri, dan
mengembangkan agama Buddha
di Indonesia.
Gambar 1.9: Bhikkhu Narada Mahathera
Sumber: https://dhammavijja.web.id
Narada Maha Thera, lahir dengan nama Sumanapala Perera (14
Juli 1898 – 2 Oktober 1983) adalah seorang biksu Buddha Theravada
dan penerjemah, merupakan sesepuh di Vihara Vajirarama di Kolombo.
Sumanaphala menerima pabbaja pada usia 18 tahun dengan nama Narada,
dan memperoleh upasampada pada usia 20 tahun.
Kemudian, beliau memasuki Ceylon University College sebagai
mahasiswa pendengar mengikuti kuliah Etika, Logika dan Filsafat yang
kemudian ternyata amat berguna bagi beliau sebagai Dharmaduta. Di
negara Kamboja beliau mendapat gelar keagamaan “Sri Maha Sadhu” dari
Raja Kamboja
20 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Bhikkhu Narada ke Indonesia pada tahun 1934 pertama kalinya adalah
untuk berziarah ke Candi Borobudur, kemudian berkeliling Jawa Timur,
Jawa Tengah, dan Jawa Barat melaksanakan misi sebagai Dharmaduta
untuk meyebarkan agama Buddha.
Bhikkhu Narada telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Memberikan khotbah-khotbah dan pelajaran-pelajaran Buddha
Dharma di beberapa tempat di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
b. Memberkahi penanaman pohon Bodhi di pekarangan Candi Borobudur
pada tanggal 10 Maret 1934.
c. Membantu dalam pendirian Java Buddhist Association (Perhimpunan
agama Buddha yang pertama) di Bogor dan Jakarta.
d. Menjalin kerja sama yang erat dengan bhikshu-bhikshu (hweshio-
hweshio) dari kelenteng-kelenteng Kim Tek Ie, Kwan Im Tong dan Toeng
San Tong di Jakarta, kelenteng Hok Tek Bio di Bogor, kelenteng Kwan
Im Tong di Bandung, kelenteng Tin Kok Sih di Solo dan perhimpunan-
perhimpunan Theosofie di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, dan Jawa
Tengah.
e. Melantik upasaka-upasaka dan upasika-upasika di tempat-tempat
yang beliau kunjungi. Bapak Maha Upasaka S. Mangunkawotjo, tokoh
umat Buddha Jawa Tengah dan anggota MPR telah dilantik menjadi
upasaka di Yogyakarta oleh Bhikkhu Narada pada tanggal 10 Maret
1934.
Jawablah Pertanyaan di bawah ini
1. Siapakah Bhante Narada Maha Thera?
2. Apa tugas utama bhante Narada di Indonesia?
3. Jelaskan tujuan berdirinya Theosofi!
4. Tuliskan karya Kwee Tek Hoay!
5. Pada zaman penjajah Konnghucu dan taoisme tergabung dalam
agama Buddha yaitu ... .
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 21
Rangkuman
Pada masa penjajah di Indonesia hanya dikenal adanya tiga agama
yaitu agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam sedangkan Agama
Buddha tidak disebut-sebut meskipun Candi Borobudur telah
kembali diketemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford
Raffles
Pada masa penjajahan Belanda, di Jakarta timbul usaha-usaha
untuk melestarikan ajaran agama Buddha
Di daerah bagian Jawa dan Yosias van Dienst menjabat sebagai
Deputy Director General. Pada tahun 1934
Kwee Tek Hoay (lahir di Bogor, Jawa Barat, 31 Juli 1886 – meninggal
di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, 4 Juli 1951
Narada Maha Thera, lahir dengan nama Sumanapala Perera (14 Juli
1898 – 2 Oktober 1983) adalah seorang biksu Buddha Theravada
dan penerjemah
Bhikkhu Narada ke Indonesia pada tahun 1934 pertama kalinya
adalah untuk berziarah ke Candi Borobudur
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang
kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelahmengikutiserangkaianpembelajaranpadamateripembelajaran
1.3 tentang “sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman penjajah”,
ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
22 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Pembelajaran 1.4
D. Agama Buddha Zaman Kemerdekaan
1. Tokoh Agama Buddha Setelah Kemerdekaan RI
Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat Buddha
melalui Theosofi antara lain M.S. Mangunkawatja, Ida Bagus Jelanti, The
Boan An, Drs. Khoe Soe Khiam, Sadono, R.A. Parwati, Ananda Suyono, I Ketut
Tangkas, Slamet Pudjono, Satyadharma, lbu Jamhir, Ny. Tjoa Hm Hoey, Oka
Diputhera dan lain-lainnya.
The Boan An yang menjadi pimpinan GSKI dan Perhimpunan Pemuda
Theosofi Indonesia, kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu di Burma
dengan nama Bhikkhu Ashin Jinarakkhita.
Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat
kebangkitan kembali agama Buddha di bumi Indonesia, Bhikkhu Ashin
Jinarakkhita yang memimpin kebangkitan kembali agama Buddha ke
seluruh lndonesia. Karena itu Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dinyatakan
sebagai Pelopor Kebangkitan agama Buddha secara nasional di Indonesia.
Nama-nama yang mendampingi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dalam
mempelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam era 2500 tahun
Buddha Jayanti tahun 1956 antara lain M.S. Mangunkawatja, Sariputra
Sadono, Sasanasobhana, Sosro Utomo, I Ketut Tangkas, Ananda Suyono,
R.A. Parwati, Satyadharma, lbu Jayadevi Djamhir, Pannasiri Go Eng Djan,
Ida Bagus Giri, Drs. Khoe Soe Khiam, Ny. Tjoa Hin Hoey, Harsa Swabodhi,
Krishnaputra, Oka Diputhera dan sebagainya.
Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merestui berdirinya Perhimpunan
Buddhis Indonesia tahun 1958 dengan Ketua Umumnya Sariputra Sodono
dan Sek. Jen. Sasana Sobhana.
Kemudian Ketua Umum PERBUDHI adalah Soemantri MS dengan
Sekjen. Oka Diputhera. Perbudhi kemudian dilebur menjadi Budhi
bersama-sama dengan organisasi Buddhis lainnya.
Pada tahun 1958 berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian ganti
nama menjadi Maha Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia kemudian
pecah melahirkan Sangha Indonesia. Dengan demikian di Indonesia
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 23
terdapat dua Sangha yakni Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia.
Maha Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dan
Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Girirakkhito.
Setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta tahun
1978, terdapat tiga kelompok Sangha di Indonesia, yakni Sangha Agung
Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia
yang sernuanya tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia
(WALUBI).
2. Organisasi-organisasi Agama Buddha yang Berkembang di
Indonesia setelah Kemerdekaan
Perkembangan perkumpulan atau organisasi agama Buddha semakin
meningkat diantaranya:
a. Tahun 1952, perkumpulan Sam Kauw Hwee kehilangan ketuanya,
Kwee Tek Hoay.
b. Tahun 1955-1956, berdirilah persaudaraan Upasaka-Upasika
Indonesia (PUUI)
c. Tahun 1970, Perbudi menjadi PERBUDHI
d. Tahun 1959, terjadi peristiwa istimewa, yaitu umat Buddha pertama
kalinya mengadakan upacara perayaan Waisak di Candi Borobudur
secara besar-besaran dalam rangka menyongsong Buddha Jayanti.
Semua mazhab agama Buddha mempunyai keyakinan adanya Tuhan
Yang Maha Esa yang sebutannya berbeda-beda yang pada hakikatnya
adalah satu dan sama, Semua mazhab mengakui Buddha Gotama/
Sakyamuni sebagai Guru Agung/Nabi. Kongres menghasilkan ketetapan
berkenaan Kriteria Agama Buddha yang berkembang antara lain:
a. Adanya Tuhan Yang Maha Esa
b. Adanya Triratna/Tiratana
c. Cattari Ariya Saccani
d. Kamma/Karma
e. Punarbhava/Punabhava
f. Tilakkhana
g. Nirvana/Nibbana
h. Bodhisattva
i. Paticcasamupadda
24 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Jawablah dengan benar!
1. Apa peran bhante Ahin Jinarakhita?
2. Siapa nama asli bhante Girirakito?
3. Kapan agama Buddha mengalami Buddha Jayanti?
4. Kapan PERBUDHI terbentuk?
5. Kapan pertama kali umat Buddha mengadakan perayaan waisak di
candi Borobudur?
Rangkuman
Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat
Buddha melalui Theosofi antara lain M.S. Mangunkawatja
Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat
kebangkitan kembali agama Buddha di bumi Indonesia, Bhikkhu
Ashin Jinarakkhita-lah yang memimpin kebangkitan kembali agama
Buddha
Pada tahun 1958 berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian
ganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia
Setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta tahun 1978,
terdapat tiga kelompok Sangha di Indonesia, yakni Sangha Agung
Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana
Indonesia yang sernuanya tergabung dalam Perwakilan Umat
Buddha Indonesia (WALUBI).
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 25
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
4 tentang “ penyiaran agama pada zaman kemerdekaan dan peran tokoh
pada waktu itu ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 1.5
E. Peran Para Tokoh Perkembangan Agama Buddha setelah
Kemerdekan
1. Peran Tokoh pada Waktu Sangat Penting, Demi Perkembangan
Agama Buddha.
a. Bhikkhu Asin Jinarakkhita
Amati gambar di samping!
Bhikkhu Asin Jinarakkhita
dilahirkan di Bogor pada tanggal
23 Januari 1923 dengan nama
The Boan An.
Gambar 1.10: Bhikkhu Asin Jinarakkhita
Sumber: kemendikbud
26 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Beliau pernah kuliah di THS Bandung (sekarang ITB) dan di
Universiteit Groningen, Belanda. Di Groningen, di luar kuliah resmi, beliau
mengikuti kuliah filsafat serta bahasa Sanskrit dan Pali. Selain itu, beliau
juga mengikuti kursus kebatinan yang diberikan oleh Dr. J.E. van de Stok,
Profesor Emeritus pada Landbouw Hogeschool Wageningen.
Pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk sebagai Ketua Gabungan
Sam Kauw Indonesia sekaligus juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda
Theosofi Indonesia. Beliau mengorganisasi peringatan Hari Tri Suci Waisak
secara nasional di Borobudur yang pertama sejak agama Buddha di
Indonesia.
b. Bhikkhu Girirakkhito
Amati gambar di samping!
Bhikkhu Girirakkhito sangat
terkenal di Indonesia beliau
adalah duta.
Kegiatan Bhante Giri dalam masa kehidupannya yang cukup panjang.
Masa kehidupan Bhante yang memiliki nama Pabajja Jinagiri ini biasa
terbagi dua hal besar.
Gambar 1.11: Konferensi Waisak Pers Waisak Nasional 1
Sumber: http://harpin.wordpress.com
Gambar 1.12: Bhikkhu Girirakkhito
Sumber: kemendikbud
Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 27
Pertama adalah sebagai seorang pemuda pejuang, perumah tangga
dan tulang punggung keluarga.
Kedua atau sebagian dari hidupnya sampai berumur 70 tahun itu
dihabiskan dalam pengabdiannya kepada Buddha Dharma.
Bhante Giri tidak hanya dikenang sebagai seorang pejuang Dharma
tetapi juga seorang pejuang yang membaktikan dirinya kepada bangsa dan
negara.
Tahun 1960, Ida Bagus Giri sudah menjadi pandita, dan berkeliling
Indonesia memberikan ceramah Dharma. Tahun 1962 pada usia 35 tahun,
beliau menjadi samanera dengan nama Jinagiri. Pada tanggal 15 November
1966, Jinagiri ditahbiskan menjadi bhikkhu di Bangkok Thailand dengan
nama Girirakkhito.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar.
1. Dimanakah Bhikkhu Asin Jinarakkhita lahir?
2. Dimanakah Bhikkhu Girirakkhito ditabhiskan menjadi bhikku?
3. Carilah tahu tentang peran tokoh dalam perkembangan agama
Buddha di Indonesia!
4. Siapakah ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus juga
Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda Theosofi Indonesia?
Rangkuman
Bhikkhu Asin Jinarakhita pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk
sebagai Ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia.
Beliau pernah kuliah di THS Bandung (sekarang ITB) dan di
Universiteit Groningen, Belanda. Kegiatan Bhante Giri didalam masa
kehidupannya yang cukup panjang itu.
Tahun 1960, Ida Bagus Giri sudah menjadi pandita, dan berkeliling
Indonesia memberikan ceramah Dharma.
28 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
1.5 tentang “Peran para tokoh perkembangan agama buddha setelah
kemerdekan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Sebutkan Sangha yang ada di Indonesia!
2. Sebutkan wangsa yang ada pada zaman kerajaan Mataram Kuno?
3. Kapan agama buddha mencapai puncak kejayaan?
4. Ceritakan peran bhante Girirakhito untuk umat Buddha!
5. Bagiaman cara menhormati peninggalan zaman kerajaan buddha di
indonesia?
6. Sebutkan candi yang ada pada jaman Mataram kuno!
7. Pada zaman sekrang ini candi apa yang sangat terkenal?
8. Sebutkan sumber sejarah kerajaan mataram kuno?
9. Sebutkan tokoh yang tergabung dalam theosofi!
10. Kapan berdirinya Sangha suci Indonesia?
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 29
Pelajaran 2
AGAMA DAN KEHIDUPAN
Gambar 2.1: Tempat peribadatan agama di Indonesia
Sumber: jawaban.com
Tahukah Kamu?
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai kekacauan hidup
manusia, yang tentunya karena manusia tidak mau hidup berdasarkan
norma agama maupun masyarakat. Kekacauan masyarakat begitu banyak
sehingga menganggap agama tidak begitu penting untuk menyelaraskan
kehidupan. Sering dianalogikan kepada sebuah kenyataan, ketika sebuah
kejadian yang tidak diketahui sebabnya, tiba-tiba saja terjadi, maka
penyederhanaan kejadian itu adalah korban menjadi tumbal. Agama ada
dengan tujuan untuk menyelaraskan kehidupan agar tidak menyimpang
dan melakukan kejahatan. Jika tidak ada agama, mungkin kehancuran
dunia akan terjadi. Mari kita coba memahami ini semua.
30 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Namo Buddhaya
Dalam bab ini kalian akan mempelajari tentang:
2.1 Refleksi Agama Bagi Kehidupan
2.2. Agama dan kerukunan
2.3. Sikap keberagamaan dalam agama
2.4. Eklusivisme dan eklektivisme
2.5. Universalisme dan toleransi
Agama
dan Kehidupan
Refleksi
Agama Bagi
Kehidupan
Agama dan
kerukunan
Sikap
Keberagaman
dalam Agama
Eklusivisme
dan
eklektivisme
Universalisme
dan tolransi
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 31
Pembelajaran 2.1
A. Refleksi Agama Bagi Kehidupan
1. Peranan Agama
Kamu saat ini duduk di bangku SMA/SMK. Kamu hendaknya bersyukur
dapat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah. Sebagai wujud
rasa syukur, Kamu dapat meningkatkannya dengan lebih rajin belajar dan
senantiasa dapat mengembangkan diri sehingga menjadi Buddhis yang lebih
baik.
Perhatikan Gambar 2.1 Dari gambar tersebut, apa yang kamu lihat?
Tentukamudapatmelihataktivitaskehidupanmanusiayangdenganpercaya
dirinya melakukan perbuatan hidup yang tidak sejalan dengan norma
hukum bahkan norma agama. Salah satu perilaku manusia menganggap
hidup ini tidak perlu aturan agama, karena mereka memandang bahwa
agama tidak penting bagi kehidupan.
Gambar 2.2: Ilustrasi orangtua menasihati anaknya
Sumber: Dokumen penulis
32 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Buddha mengajarkan dengan jelas dan terdapat pada “Pancasila
Buddhis” “Musavada veramani sikkhapadamsama-diyami” yang artinya
aku bertekad akan melatih diri menghindari bicara kasar dan omong
kosong. Sila ini jelas sekali peranannya untuk mengingatkan manusia agar
hidup normal dan selaras dengan agama dan masyarakat.
Selain bertentangan dengan agama dan norma masyarakat juga
ancaman hukum negara sangat berat. Berkaitan dengan hal tersebut, bab
ini akan membahas tentang arti penting agama bagi kehidupan. Kamu
diharapkan mampu menganalisis betapa pentingnya agama bagi kehidupan
manusia, karena dalam kehidupan sebagian manusia memandang agama
tidak diperlukan lagi.
2. Penanaman Nilai Agama
Jika kehidupan tanpa mengetahui hukum kesunyataan (hukum
kebenaran mutlak), maka seseorang dengan hati-hati melakukan perbuatan
yang baik. namun demikian tidak tertutup kemungkinan kita berbuat yang
brutal, kasar, dan sebagainya.
Amati gambar di bawah ini
Gambar 2.3: Ilustrasi kasih sayang orangtua kepada anaknya
Sumber: http://beritabojonegoro.com
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 33
Gambar 2.4: Ilustrasi kasih sayang ibu kepada anaknya
Sumber: Dokumen penulis
1. Mengapa manusia mudah melakukan kekacauan dan kesemrawutan
dalam kehidupannya?
2. Apakah mereka tidak takut akan hukum negara?
3. Pada gambar 2.2. bagaimana menurut pendaptmu!
4. Amati Gambar 2.3 dan 2.4 Kemudian, jawablah pertanyaan berikut.
5. Apa pendapatmu tentang Gambar 2.3!
6. Apa pendapatmu tenang gambar 2.4!
Rangkuman
Tentu kamu dapat melihat aktivitas kehidupan manusia yang
dengan percaya dirinya melakukan perbuatan hidup yang tidak
sejalan dengan norma hukum bahkan norma agama.
“Pancasila Buddhis” “Musavada veramani sikkhapadamsama-
diyami” yang artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari
bicara kasar dan omong kosong.
34 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Berkaitan dengan hal tersebut, bab ini akan membahas tentang
arti penting agama bagi kehidupan. Kamu diharapkan mampu
menganalisis betapa pentingnya agama bagi kehidupan manusia.
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.1
tentang “Agama dan Kerukunan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 2.2
B. Agama dan Kerukunan
Di negara kita tidak dibenarkan sikap dan perbuatan melawan atau
antiagama dan tidak dibenarkan paham yang meniadakan Tuhan Yang
Maha Esa. Setiap warga negara Republik Indonesia harus percaya dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 35
Manusia Indonesia wajib saling menyayangi dan tidak berbuat dengki
dan dendam, kerusuhan dan memaksakan keyakinan kepada umat lainnya.
Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan
yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, hormat
menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai
dengan ajaran agama dan kepribadian Pancasila.
Kerukunan hidup umat beragama di Indonesia dipolakan dalam Trilogi
Kerukunan yaitu:
1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama yaitu
kerukunan di antara aliran-aliran atau paham-paham yang ada dalam
suatu agama.
2. Kerukunan di antara umat agama yang berbeda-beda yaitu kerukunan
di antara para pemeluk agama-agama yang berbeda-beda.
3. Kerukunan antar umat agama dengan pemerintah yaitu supaya
keserasian dan keselarasan di antara para pemeluk atau pejabat
agama dengan para pejabat pemerintah.
Coba amati gambar
di samping!
Gambar 2.5: Ilustrasi kerukunan beragama
Sumber: http://ellanariah.wordpress.com
Kerukunan antar agama yang dimaksudkan mengupayakan agar
terciptanya suatu keadaan yang tidak ada pertentangan intern dalam
masing-masing umat beragama, antar golongan-golongan agama yang
berbeda satu sama lain, antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk
agama yang lainnya, antara umat-umat beragama dengan pemerintah.
36 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Wujud dari Kerukunan antar umat beragama
1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agamanya.
2. Saling hormat menghormati dan bekerjasama intern pemeluk agama,
antar berbagai golongan agama dan umat-umat beragama dengan
pemerintah yang sama-sama bertanggung jawab mmbangun bangsa
dan Negara.
3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama
kepada orang lain.
1. Apakah setiap orang di Indonesia harus beragama?
2. Apa maksud kerukunan intern agama?
3. Apa maksud kerukunan antar agama?
4. Bagaimana jika di daerahmu terjadi hasutan yang menjelekkan
agama orang lain.
5. Apa manfaat pergi ke Vihara.
Rangkuman
Di negara kita tidak dibenarkan sikap dan perbuatan melawan atau
antiagama dan tidak dibenarkan paham yang meniadakan Tuhan
Yang Maha Esa.
Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan
yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera,
hormat menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong
royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian pancasila
Trilogi Kerukunan yaitu:
1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama.
2. Kerukunan di antara umat agama yang berbeda-beda
3. Kerukunan antar umat agama dengan pemerintah yaitu supaya
keserasian dan keselarasan .
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 37
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
2.2. tentang “agama dan kerukunan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi
kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 2.3
C. Sikap Keberagaman dalam Agama
Coba amati candi pada
gambar di samping! Ada
berapa warna jubah
bhikhu?
Gambar 2.6: Gambar bikkhu berbagai sangga
Sumber: http://buddha dan sains.infobudhis.blogspot.com
38 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Memiliki pandangan salah satu agama secara tidak langsung sudah
diwajibkan bagi Warga Negara Indonesia, karena negara Indonesia adalah
negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Enam agama yang secara resmi diakui oleh negara masing-masing
memiliki ciri, karakter, ajaran, bahkan berbeda dalam menyebarkan
paham ajaran mereka. Masing-masing agama yang diakui di Indonesia
ini terpecah-pecah menjadi sekte-sekte lagi yang memiliki paham yang
berbeda-beda juga.
Agama Buddha yang awalnya hanya satu kemudian muncul menjadi
banyak sekte sesaat setelah Buddha Parinibbana. Agama Buddha di India
saat itu terdapat 18 sekte.
Pada masa sekarang mazhab utama agama Buddha di dunia terdiri
dari 3 mazhab yaitu Mahayana, Theravada, dan Vajrayana. Masing-masing
pandangan ini juga terpecah lagi menjadi sub-sub sekte, seperti dalam
Mahayana terdapat sekte Pure Land (Tanah Suci) sekte Tzu Chi, dan
lainnya, sedangkan sekte Theravada di Thailand terdapat Mahanikay dan
Dhammayutt. Kemajemukan sekte dan sub sekte agama Buddha ini juga
mempengaruhi agama Buddha di Indonesia, yang perlu disikapi dengan
bijaksana.
1. Pluralisme dan Paralelisme
Gambar 2.7: Ilustrasi gambar keberagaman
Sumber:https://www.goodnewsfromindonesia.org
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 39
Keanekaragaman dalam berbagai kehidupan di dunia, juga di
masyarakat Indonesia melahirkan paham pluralisme atau yang juga disebut
dengan paralelisme.
Kata pluralisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa)
diartikan sebagai keadaan masyarakat yang majemuk. Pluralisme juga
diartikan sebagai sikap saling menghormati dan toleransi antara satu dan
lainnya sehingga tercipta kedamaian, tanpa konflik dan permusuhan.
Paralelisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa)
diartikan sebagai hal sejajar; kesejajaran; kemiripan. Pendapat lain
menyatakan bahwa paralelisme dapat terekspresi dalam macam-macam
rumusan misalnya: ”Agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama sah
untuk mencapai kebenaran yang sama”; ”Agama-agama lain berbicara
secara berbeda, tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah”;
atau setiap agama mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran.”
Pada intinya pengertian antara pluralisme dan paralelisme hampir sama.
1. Ada berapa warna jubah bhikkhu?
2. Bagaiamana pendapatmu perbedaan jubah untuk parabhikkhu?
3. Sebutkan 2 sekte agama Buddha di Thailand?
4. Perilaku seseorang yang menunjukkan pluralisme di masyarakat,
Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan pluralisme di
masyarakat!
5. Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan pluralisme di
lingkungan masyarakat!
40 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
2. Pandangan Inklusivisme Agama
Gambar 2.8: Sikap dalam keberagamaan antaragama yang perlu dicontoh.
Sumber: http://isbd-alv.blogspot.com
Pandangan ini berbeda dengan paham pluralisme, karena dalam
paham inklusivisme tidak menyamakan paham ajaran, tetapi menerima
kebenaran agama sendiri tanpa menolak adanya kebenaran dari agama
lainnya.
Sama halnya dalam agama Buddha bahwa setiap umat Buddha
hendaknya menyadari, agama Buddha tidak hanya terdapat sekte
Theravada, Mahayana, atau Vajrayana, tetapi ketiga-tiganya ada.
Umat Buddha harus menerima bahwa ada sekte atau sub sekte di
luar sekte yang mereka anut, yang juga mengajarkan ajaran Buddha untuk
menuju kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana.
Inklusivisme agama hadir dengan bentuk kebenaran yang lebih
longgar. Lain halnya dengan eksklusifisme agama, orang dengan paradigma
tersebut cenderung memiliki kepribadian tertutup, menutup ruang dialog
dengan pemeluk agama lain dan merasa bahwasanya hanya agama dan
alirannya saja yang benar, sementara agama dan aliran yang lainnya salah
dan dianggap sesat.
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 41
Inklusivisme bersifat lebih longgar terhadap sesuatu yang di luar
dirinya, tidak kaku dan memberi jalan kepada selain dirinya untuk
mengakui kebenaran mereka.
Jadi, asumsi dasar inklusivisme agama adalah mengakui bahwa
kebenaran hanya terdapat dalam agama sendiri, namun memberi
kesempatan atau jalan bagi mereka yang berlain keyakinan untuk mengakui
bahwa agama mereka juga benar.
1. Apa konsep inklusivisme dalam beragama?
2. Apa persamaan yang kamu ketahui sekte yang satu dengan yang
lain?
3. Setiap sekte dalam agama Buddha tidak boleh saling menjatuhkan,
bagaiman pendapatmu?
4. Jelaskan pengertian pluralisme?
5. Jelaskan manfaat memiliki sikap iklusivisme?
1.
Rangkuman
Memiliki pandangan salah satu agama secara tidak langsung sudah
diwajibkan bagi Warga Negara Indonesia, karena negara Indonesia
adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa.
Tiga mazhab yaitu Mahayana, Theravada, dan Vajrayana
Kata pluralisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat
Bahasa) diartikan sebagai keadaan masyarakat yang majemuk
(bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya)
Paralelisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa)
diartikan sebagai hal sejajar; kesejajaran; kemiripan
Inklusivisme tidak menyamakan paham ajaran, tetapi menerima
kebenaran agama sendiri tanpa menolak adanya kebenaran dari
agama lainnya.
42 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.3
tentang “sikap keberagamaan dalam agama, pluralisme dan pararelisme,
serta inklusivisme ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 2.4
D. Eklusivisme dan Eklektivisme
Coba amati gambar
di samping! Orang
buta ingin mengetahui
gajah, yang ia pegang
itulah gajah.
Gambar 2.9: Ilustrasi orang buta
menyatakan Gajah
Sumber: http://claude-c-kenni.
blogspot.com
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 43
1. Eklusivisme
Dalam analogi orang buta mendefinisikan binatang gajah, jika ia yang
memegang ekor maka gajah itu bulet kecai, sedangkan yang lain memegang
telinga maka gajah pipih dan lebar, sedangkan yang lain memegang perut,
ternyata gajah itu lebar dan berbulu. Jadi paham eklusivisme itu tidak ada
kebenaran dalam paham lain, hanya dalam paham dia yang benar.
Pandangan eksklusivisme berpandangan pada kebenaran, tidak ada
jalan lain selain orang membuang agama-agama lain, dan merangkul
agama dan masuk ke dalam lembaga tempat ibadahnya.
Orang yang menganut paham ini, tidak memiliki toleransi maupun
menghargai dan menghormati agama lain. Sikap orang dan kelompok
masyarakat seperti inilah yang mengancam kemajemukan, mengancam
perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan demikian, paham ini dapat menimbulkan peperangan dan
konflik bagi negara yang majemuk. Jika paham ini diterapkan di Negara
Indonesia, maka negara ini akan hancur. Paham eksklusivisme ini juga
tidak dapat diterapkan dalam agama Buddha yang memiliki banyak
sekte dan subsekte. Jika ada sekelompok umat Buddha yang bersikeras
menerapkan paham ini, maka agama Buddha akan habis. Agama Buddha
di Indonesia merupakan agama minoritas, karena itu paham eksklusivisme
ini harus dilenyapkan baik dalam hubungannya dengan intern umat
Buddha maupun antar umat agama lainnya.
2. Eklektivisme
Pandangan paham Eklektivisme ini, jika diterapkan dalam
keberagamaan dapat menimbulkan kesalahan dalam penerapan ajaran, ciri
khas dari agama tersebut akan kabur, serta menimbulkan pendangkalan
keberagamaan. Penerapan sikap ini jika diterapkan dalam kemajemukan
sekte agama Buddha juga akan menimbulkan pendangkalan terhadap
keberagaman sekte agama Buddha, meskipun sesungguh-nya keberagaman
sekte agama Buddha menimbulkan masalah.
Eklektivisme adalah sikap berfilsafat dengan mengambil teori yang
sudah ada dan memilah mana yang disetujui dan mana yang tidak
sehingga dapat selaras dengan semua teori itu. Hal ini dilakukan agar
dapat mengambil nilai yang berguna dan dapat diterima.
44 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
1. Benarkah dalam paham lain tidak ada kebenaran, bagaimana
pendapatmu?
2. Paham eklusivisme berbahaya bagi kerukunan intern maupun
ektern, bagimana pendapatmu?
3. Apa yang terjadi jika semua agama menganut paham eklusivisme?
4. Bagimana sikapmu jika dalam bergaul selalu memilih-milih yang
satu agama?
5.
Rangkuman
Eklusivisme itu tidak ada kebenaran dalam paham lain, hanya
dalam paham dia yang benar.
Pandangan paham eklektivisme ini, jika diterapkan dalam
keberagamaan dapat menimbulkan kesalahan dalam penerapan
ajaran, ciri khas dari agama tersebut akan kabur, serta menimbulkan
pendangkalan keberagamaan.
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
2.4. tentang “sikap dalam eklusivisme dan eklektivisme”, ungkapkan dan
tuliskan refleksi kalian:
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 45
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 2.5
E. Universalisme
Coba amati gambar di
samping! walau berbeda
agama ada persamaan.
Gambar 2.10: Ilustrasi perbedaan ada persamaan
Sumber: htttp://congo-objectif2050.over-blog.com
1. Pengertian Universalime
Pengertian paham Universalisme berdasarkan sejarah dalam agama
Buddha, menyatakan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada
prinsipnya penganutnya akan menikmati hidup sesuai dengan kebajikan
atau perbuatan.
Sedangkan dalam konteks pemahaman semua agama dapat diartikan
bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya manusia
akan diselamatkan. Jika diartikan dalam pemahaman Buddhis, meskipun
agama berbeda-beda pada prinsipnya semua agama memiliki tujuan yang
sama yaitu kebahagiaan yang bersifat universal.
46 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
2. Toleransi
Pengertian toleransi sebagai perilaku yang bersahabat dan adil
terhadap pendapat dan praktik atau terhadap orang yang memegang atau
mempraktikannya.
Buddha telah memberikan teladan sikap toleran ketika beliau
menghadapi kemajemukan kepercayaan pada masa kehidupan beliau.
Tokoh lain yang menunjukkan sikap toleransi adalah Raja Asoka dalam
Prasasti Batu Kalinga Nomor XXII mengatakan sebagai berikut.
”Janganlah kita menghormati agama kita sendiri dengan mencela
agama lain. Sebaliknya, agama lain pun hendaknya dihormati atas dasar-
dasar tertentu. Dengan berbuat demikian kita membuat agama kita sendiri
berkembang, selain menguntungkan pula agama lain. Jika kita menghina
agama lain hal itu akan merugikan agama kita sendiri, di samping merugikan
agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormati agamanya
sendiri dan mencela agama lain semata-mata terdorong rasa bakti kepada
agamanya sendiri dan dengan pikiran bagaimana aku dapat memuliakan
agamaku sendiri, justru dapat merugikan agamanya sendiri. Karena itu,
kerukunan dianjurkan dengan pengertian biarlah semua orang mendengar
dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain”.
Asoka telah menunjukkan bahwa penghormatan terhadap agama
sendiri bukanlah berarti dengan cara mencela agama orang lain. Justru
menghormat agama orang lain sampai batas-batas tertentu atas dasar
menghormati agama sendiri. Demikian juga penghormatan terhadap sekte
atau subsekte sendiri bukan berarti dengan mencela atau merendahkan
sekte orang lain, tetapi dengan menghargai sekte orang lain, maka akan
menghargai sekte sendiri dan sekte sendiri akan dihargai oleh sekte lain.
Gambar 2.11: Ilustrasi toleransi antarumat beragama
Sumber: http://toleransi-agama www.brilio.net
Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 47
Jawablah dengan benar!
1. Bagimana konsep universal dalam beragama?
2. Bagaimana jika stiap umat beragama memiliki pandangan
universalisme?
3. Apa makna bahwa setiap umat Buddha memiliki benih-benih
kebuddhaan?
4. Tulislah secara singkat Prasasti Batu Kalinga Nomor XXII
1.
Rangkuman
Pengertian paham universalisme berdasarkan sejarah dalam
Budhisme, paham ini menyatakan bahwa meskipun agama berbeda-
beda tetapi pada prinsipnya penganutnya akan menikmati hidup
sesuai dengan kebajikan atau perbuatan
Pengertian toleransi sebagai perilaku yang bersahabat dan adil
terhadap pendapat dan praktik atau terhadap orang yang memegang
atau mempraktikannya.
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
48 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
2.5. tentang “Universalisme dan Toleransi”, ungkapkan dan tuliskan
refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Apa peran agama dalam mengatasi kekerasan?
2. Bagaimana cara mengatasi kekerasan dengan cara konsep agama
Buddha?
3. Mabuk-mabukan merupakan pelanggaran sila ke barapa dalam
pancasila buddhis?
4. Apa akibat jika berkelahi?
5. Jelaskan kerukunan intern agama!
6. Sebutkan wujud dari kerukunan antar umat beragama!
7. Jelaskan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah
8. Jelaskan pengertian kerukunan!
9. Apakah hanya tokoh agama yang dapat menciptakan kerukunan?
10. Apa sajakah peran agama dalam menciptakan kedamaian dan
kebahagiaan?
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 49
Pelajaran 3
KEBEBASAN BERAGAMA
Gambar 3.1: Tempat peribadatan agama di Indonesia
Sumber: jawaban.com
Tahukah Kamu?
Kedamaian ada ketika kita mau menerima perbedaan.
50 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Namo Buddhaya
Dalam bab ini kalian akan mempelajari tentang Kebebasan umant
Beragama:
3.1 Agama-agama yang diakui pemerintah
3.2 Keunikan Agama Buddha
3.3 Agama buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung
3.4 Agama buddha merupakan agama antikekerasan
Kebebasan
Beragama
Agama-agama
yang diakui
pemerintah
Keunikan
Agama Buddha
Agama
Buddha
mengajarkan
diri sendiri
sebagai
pelindung
Agama
Buddha
Merupakan
Agama
Antikekerasan
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 51
Pembelajaran 3.1
A. Agama-Agama yang Diakui Pemerintah
1. Agama Di Indonesia
Berdasarkan sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang
Mahaesa, serta Pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945 bahwa.
1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Mahaesa
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu.
Negara mengizinkan dan melindungi penduduk untuk menganut salah
satagama yang diakui di Indonesia.
Sejak awal masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, sampai
sekarang terdapat enam agama yang dianut penduduk Indonesia dan
diakui oleh pemerintah. Agama-agama tersebut, diakui karena memenuhi
kriteria sebagai berikut.
a. Mengajarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Mahaesa.
b. Mempunyai pendiri atau nabi.
c. Mempunyai kitab suci.
d. Mempunyai umat.
e. Mempunyai tempat ibadah.
f. Mempunyai kegiatan ritual.
Sebanyak 6 agama yang diakui pemerintah secara sah adalah sebagai
berikut.
a. Islam.
b. Kristen.
c. Katolik.
d. Hindu.
e. Buddha.
f. Kong Hu Chu (Konfusianisme)
52 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Agama-agama tersebut mengajarkan kebaikan, dan kebahagiaan
duniawi maupun surgawi.
Agama-agama tersebut memiliki ciri khas dan ruang ringkup
ajaran sendiri-sendiri dalam membimbing umatnya untuk mendapatkan
kebahagiaan. Ruang lingkup semua ajaran agama adalah mengajarkan
tentang keyakinan dan kemoralan, ibadah atau ritual, maupun
ketaatan. Agama mengajarkan umatnya agar memiliki keyakinan dengan
mengedepankan kemoralan.
Ajaran keyakinan dan kemoralan ini diharapkan manusia menjadi
bersusila, berbudi, beretika, dan bijaksana sehingga dapat menciptakan
hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang rukun dan damai.
Pasangkan gambar tempat peribadatan sesuai demgam agama yang ada di
Indonesia!
No. Gambar
1.
2.
3.
Agama Jawab
Hindu ....
Buddha ....
Kristen ....
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 53
Islam ....
Katolik ....
Konghucu ....
4.
5.
6.
2. Kebebasan Memilih Agama
Pembahas tentang kebebasan memilih agama, pilihan kita adalah
agama Buddha, maka kita ketahui bahwa begitu jelas Buddha mengajarkan
Dhamma, sehingga sering disebut (Buddha Dhamma)
Agama Buddha dipandang sebagai agama yang realistis artinya
kenyataan atau nyata, yaitu mengajarkan tentang kebenaran apa adanya
(baik dikatakan baik/buruk dikatakan buruk), bukan ajaran yang
pesimistis (melihat sisi buruknya saja) dan juga bukan optimistis (melihat
sisi baiknya saja).
Pandangan realistis, yang mempersilakan dengan berbagai latar
belakang keilmuan dipersilakan untuk ehipasiko menganalisis ajaran
Buddha. Ajaran Buddha diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
memahami ajarannya dengan apa adanya, dan penganut ajaran Buddha
tidak penah dipaksa untuk meyakini Dhamma tanpa merenungkan,
menganalisis, membuktikan. Dengan demikian jelas sekali bahwa agama
Buddha bukan agama dogmatis.
54 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Dogmatis artinya asal percaya/atau harus percaya dan tidak boleh
menolaknya. Ajaran Buddha tidak boleh menjadi bentuk kepercayaan
membuta, tetapi ajaran Buddha menuntut untuk dibuktikan kebenarannya.
Buddha membebaskan umatnya untuk menerima ajarannya tanpa harus
membuktikan.
Cerita Suku Kalama
Gambar 3.3: Ilustrasi Buddha dengan suku kalama
Sumber: http://jhodymaaf.blogspot.co.id
Demikianyangtelahsayadengar.PadasuatuketikaSangBuddhasedang
berkelana dengan diiringi Sangha para Bhikkhu yang besar jumlahnya.
Beliau tiba di kota suku Kalama yang bernama Kesaputta. Suku Kalama
dari Kesaputta mendengar, Dikabarkan bahwa petapa Gotama, putra Sakya
yang meninggalkan keluarga Sakya, telah tiba di kota Kesaputta. Ada laporan
yang baik tentang Guru Gotama yang beredar demikian : “ Yang Terberkahi
itu adalah Sang Arahat, yang telah sepenuhnya tercerahkan, yang terampil
dalam perilaku benar dan pengetahuan benar, yang maha tinggi, pengenal
dunia, pemimpin yang tak ada bandingnya bagi manusia yang harus
dijinakkan, guru bagi para dewa dan manusia, Yang telah Tercerahkan, Yang
Terberkahi. Beliau memperkenalkan dunia dengan para dewa, Mara, dan
Brahmanya, generasi dengan para petapa dan brahmananya, para dewa dan
manusianya, setelah merealisasikannya dengan pengetahuan langsung-nya
sendiri. Beliau mengajarkan Dhamma yang indah di awal, indah di tengah,
dan indah di akhir, dengan arti yang benar dan ungkapkan yang benar;
Beliau mengungkapkan kehidupan suci yang sepenuhnya lengkap murni.
“Adalah baik bila kita menemui Arahat seperti itu “.
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 55
Kemudian suku Kalama dari Kesaputta menemui Sang Buddha.
Beberapa memberi hormat pada Beliau dan duduk di satu sisi; beberapa
bertukar salam dengan Beliau dan setelah bertukar sapa, duduk di sati
sisi. Kemudian suku Kalama itu berkata kepada Sang Buddha :“ Yang
Mulia, ada beberapa petapa dan brahmana yang datang ke Kesaputta.
mereka menjelaskan dan menguraikan doktrin-doktrin mereka sendiri,
sambil menjelekkan, merendahkan, mencaci, serta mencemarkan doktrin
mereka yang lain. Kemudian beberapa petapa dan brahmana lain datang ke
Kesaputta, dan mereka juga menjelaskan dan menguraikan doktrin mereka
sendiri, sambil menjelekkan, merendahkan, mencaci, serta mencemarkan
doktrin yang lain. Kami, tuan, merasa bingung dan ragu.
Diantara petapa-petapa yang baik ini, yang manakah yang berbicara
benar dan yang manakah yang berbicara salah?” Memang pantas bagi
kalian untuk bingung, O suku kalama, memang pantas bagi kalian untuk
ragu. Keraguan telah muncul di dalam diri kalian tentang masalah yang
membingungkan.
Wahai, suku Kalama.
Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan,
ajaran turun-temurun,
kata orang,
koleksi kitab suci,
penalaran logis,
penalaran lewat kesimpulan,
perenungan tentang alasan,
penerimaan pandangan setelah memikirkannya,
pembicara yang kelihatannya meyakinkan,
atau karena kalian berpikir,
‘Petapa itu adalah guru kami’.
Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri,
‘ hal-hal ini adalah tidak bermanfaat,
hal-hal ini dapat dicela;
hal-hal ini dihindari oleh parabijaksana;
hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan,
akan menyebabkan kerugian dan penderitaan’,
maka kalian harus meninggalkannya.”
56 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Kita sudah belajar tentang memilih agama, berdiskusilah untuk menjawab
pertanyaan di bawah ini
1. Apa yang menyebabkan kalian memilih agama Buddha?
...........................................................................................
2. Sebutkan kelebihan agama Buddha menurut kamu?
...........................................................................................
3. Apakah orang tuamu beragama buddha?
...........................................................................................
4. Apakah kita sudah mempraktikkan ajaran Buddha?
...........................................................................................
5. Apakah agama Buddha sudah membuat kita bahagia?
...........................................................................................
Rangkuman
Sebanyak 6 agama yang diakui pemerintah secara sah adalah
sebagai berikut.
a. Islam.
b. Kristen.
c. Katolik.
d. Hindu.
e. Buddha.
f. Kong Hu Chu (Konfusianisme)
Setiap agama juga mengajarkan ibadah atau ritual sebagai bentuk
bakti manusia kepada agama dan Tuhan-Nya.
Agama Buddha dipandang sebagai agama yang realistis artinya
kenyataan atau nyata.
Memang pantas bagi kalian untuk bingung, O suku kalama, memang
pantas bagi kalian untuk ragu.
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 57
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
3.1 tentang “ agama yang diakui pemerintah dan kebebasan beragama”,
ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 3.2
B. Keunikan Agama Buddha
1. Kebebasan Berfikir
Kebebasan berpikir yang membuat agama Buddha sangat menarik
bagi kebanyakan orang. Di dalam Kalama Sutta (Anguttara Nikaya III, 65)
diceritakan bahwa Suku Kalama bingung oleh banyaknya ajaran, agama,
maupun kepercayaan yang menyebar dan saling mengatakan bahwa
agama, kepercayaan maupun ajaran mereka masing-masing yang terbaik
dan paling benar, di sinilah Buddha memberikan 10 panduan yang berlaku
sepanjang masa (kalama sutta), yaitu
58 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
a. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu karena turun-temurun
telah diberikan secara lisan.
b. Seseorang tidak seharusnya menerima mentah-mentah sesuatu
karena suatu tradisi dilakukan secara turun-temurun.
c. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu secara membuta
karena tersebar umum, dipercayai banyak orang.
d. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran
hanya karena sejalan dengan logika.
e. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran
hanya karena hipotesis, perkiraan maupun analisis dalam pemikiran
dan terburu-buru mengambil kesimpulan.
f. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran
hanya karena masuk akal seperti yang terlihat atau yang dirasa.
g. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran
hanya karena sesuai dengan anggapan sebelumnya.
h. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran
hanya karena kredibilitas, ketenaran, kharisma.
i. Sering kali kita memercayai perkataan seseorang yang berpendidikan
tinggi, dihormati atau disegani, padahal belum tentu hal tersebut
benar.
j. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran
hanya karena si pembicara adalah gurunya.
Kesepuluh cara ini membuat umat Buddha berpikir ulang sebelum
memercayai suatu hal. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah Buddha
bukan mengajarkan untuk menolak mentah-mentah suatu hal. Bukan
pula langsung menerima atau meyakini suatu hal dengan membabi buta.
Justru yang Sang Buddha harapkan adalah penyelidikan yang mendalam,
khususnya penyelidikan terhadap kebenaran (dhammawicaya) itu sendiri.
Beberapa keunikan agama Buddha sehingga sampai sekarang
agama Budha dikenal di seluruh dunia dari berbagai lapisan masyarakat,
mulai masyarakat primitif sampai masyarakat moderen, dari masyarakat
berpendidikan rendah sampai berpendidikan tinggi. Hal ini didasarkan
pada hal-hal sebagai berikut.
Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau menjadi
jahat bukan karena kasta, status sosial, bukan pula karena kepercayaan
atau keyakinanannya dalam menganut suatu ajaran agama tertentu.
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 59
2. Agama Buddha adalah Agama Damai dengan Ajaran 				
Welas Asih yang Universal
Coba amati gambar di
samping! Kepada siapa
Buddha mengembangkan
cinta kasih
Gambar 3.4: Ilustrasi Buddha kembangkan cinta kasih
Sumber: http://www.jendhamuni.com
Buddha mengajarkan manusia menjadi baik atau jahat bukan karena
kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu
kepercayaan.
Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat
jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang
menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang
kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana.
Ajaran Buddha mengajarkan belas kasih yang universal Buddha
mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta
kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah
membedakan bangsa. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya.
Metta harus dipancarkan kepada semua hewan termasuk yang terkecil
seperti serangga.
3. Tidak ada paksaan dalam ajaran Buddha
Buddha tidak pernah memaksa seseorang untuk mempercayai
ajaranNya. Semua adalah pilihan sendiri, tergantung pada hasil kajian
masing-masing individu. Buddha bahkan menyarankan, “Jangan
percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai kamu mengkaji dengan
kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan.”
60 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Ajaran Buddha tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dan
kritik-kritik terhadap ajaranNya.
Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Buddha memberikan kemerdekaan
atau kebebasan berpikir.
Jelaskan menurut Pendapatmu!
a. Jelaskan pendapatmu tentang kebebasan berfikir, bahwa kita tidak
tidak boleh mempercayai segala sesuatu dengan membabi buta!
b. Bagaimana tanggapanmu tentang hal-hal di bawah ini!
No. Konsep Tanggapan
1. Agama buddha adalah agama damai
dengan ajaran welas asih yang universal.
2. Tidak ada paksaan dalam ajaran
Buddha.
3. Agama buddha mengajarkan diri sendiri
sebagai pelindung.
Rangkuman
Kalama Sutta (Anguttara Nikaya III, 65) diceritakan bahwa
Suku Kalama bingung oleh banyaknya ajaran, agama, maupun
kepercayaan yang menyebar dan saling mengatakan bahwa agama,
kepercayaan maupun ajaran mereka masing-masing.
Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau menjadi
jahat bukan karena kasta, status sosial, bukan pula karena
kepercayaan atau keyakinanannya dalam menganut suatu ajaran
agama tertentu.
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 61
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
3.2 tentang “ Keunikan Agama Buddha ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi
kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
Pembelajaran 3.3
C. Agama Buddha Mengajarkan Diri Sendiri Sebagai
Pelindung
Coba amati gambar
di samping!
Gambar 3.5: Ilustrasi diri sendiri
sebagai pelindung
Sumber: http://artikelbuddhist.com
62 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Buddha menyatakan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri
sendiri. Kita yang mempelajari sejarah akan mengatakan bahwa sekarang
yang tinggal hanyalah Dhamma dan vinaya. Dhamma dan vinaya yang
menjadi wakil Buddha.
Hal ini dinyatakan oleh sendiri Buddha menjelang Beliau parinibbana.
Tetapi diantara kita ada yang berpikir dengan mengatakan bahwa Buddha
telah mencapai kebenaran Dhamma yang kekal, beliau ada dan tetap ada
selamanya.
Beliau ada didalam kebenaran Dhamma yang kekal. Ungkapan
tersebut bukanlah tanpa dasar, jika kita inginkan melihat Buddha kita harus
mempraktekan Dhamma, kita harus melestarikan Dhamma dengan melatih
konsentrasi dan membangun suatu kebijaksanaan.
Buddha telah menyatakan bahwa siapapun yang dapat melihat
kebenaran Dhamma berarti dapat melihat Buddha. Kesaksian tersebut
menegaskan bahwa Buddha ada dan benar-benar dapat dilihat.
Buddha bersabda, “Jadikanlah dirimu pelindung bagi dirimu sendiri.
Siapa lagi yang menjadi pelindungmu? Bagi orang yang telah berlatih
dengan sempurna, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik.” Ini bisa
dibandingkan dengan pepatah bahasa Inggris, “God helps those who help
themselves” Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri. Inilah
ajaran Buddha yang menyebabkan umat Buddha mencintai kebebasan dan
kemerdekaan, dan menentang segala bentuk perbudakan dan penjajahan.
Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau pun menjanjikan
seseorang ke surga, atau Nibbana; karena semua itu tergantung akibat
dari perbuatan tiap-tiap orang, sementara Buddha hanyalah guru atau
pemimpin. Seperti tertulis dalam Dhammapada, “Semua Buddha, termasuk
Saya, hanyalah penunjuk jalan.” Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau
tidak, tergantung pada orang yang bersangkutan.
Setelah mengamati gambar dan teks di atas kerjakan soal-soal di bawah
ini!
1. Apa makna berlindung pada dirinya sendiri?
2. Jelaskan makna berlindung pada Tisarana!
3. Apa peran Buddha dalam hal perlindungan terhadap umatnya?
4. Tuhan menolong mereka yang menolong .....
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 63
Rangkuman
Buddha menyatakan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri
sendiri
Kesaksian tersebut menegaskan bahwa SangBuddah ada dan benar-
benar dapat dilihat
Tri Ratna adalah merupakan satu bentuk perlindungan yang bukan
berlindung kepada kekosongan.
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi
yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi Pembelajaran
3 tentang “Agama Buddha Mengajarkan Diri Sendiri Sebagai Pelindung ”,
ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
64 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Pembelajaran 3.4
D. Agama Buddha Merupakan Agama Antikekerasan
1. Peranan Pikran
Dalam Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang
pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.” Pada saat
yang sama, Beliau memuji upaya menaklukkan diri sendiri. Beliau berkata,
“Seseorang yang menaklukkan ribuan orang dalam perang bukanlah penakluk
sejati. Tetapi seseorang yang hanya menaklukkan seorang saja yaitu dirinya
sendiri, dialah pemenang tertinggi.”
Coba amati gambar
di samping!
Bagaiama makna
gambar tersebut!
Gambar 3.6: Ilustrasi dalam beragama
Sumber: http://indonesia.ucanews.com
Menaklukkandirisendiriterletakpadabagaimanamengatasikekotoran
batin. misalnya semua orang menjadi umat Buddha, maka diharapkan
manusia akan damai dan kebahagiaan. Buddha mengatakan bahwa semua
makhluk harus dianggap sebagai sahabat atau saudara dalam kelahiran,
usia tua, penyakit, dan kematian. Beliau juga mengajarkan semua umat
Buddha untuk tidak menjadi musuh orang-orang tidak satu keyakinan
atau pun menganggap mereka sebagai orang yang bersalah.
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 65
Dalam Dhamma ada 3 dasar perilaku, yaitu:
a. Kerelaan,
b. Kemoralan dan
c. Konsentrasi. (Angutara Nikaya IV/241)
Ketiganya saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan. Bila dilaksanakan
akan membentuk sikap hidup yang baik lahir dan batin. Secara lahiriah.
Ketiganya akan dapat melaksanakan kebajikan sesuai tuntutan agama dan
semua harapan masyarakat luas.
Makna Kerelaan adalah mengurangi kemelekatan terhadap benda-
benda yang dimiliki. Jika seseorang melatih diri memberikan benda milik
yang sesuai kepada mereka yang membutuhkan.
Makna Kemoralan adalah latihan pengendalian diri agar tidak
melakukan 5 perbuatan tercela, yaitu pembunuhan, pencurian, pelanggaran
kesusilaan, kebohongan dan mabuk-mabukan. (Angutara Nikaya III, 203)
Sedangkan makna Konsentrasi adalah latihan menyadari segala
sesuatu yang sedang dipikirkan. Dalam hal ini bila timbul pikiran yang
baik segera dapat diwujudkan dengan perbuatan, sebaliknya bila timbul
pikiran yang tidak baik dapat dikendalikan sehingga tidak dilaksanakan.
Karena lemahnya pengendalian pikiran, banyak orang dalam
kehidupannya sehari-hari cenderung lebih mudah mencari kepuasan
dengan mengacu tiga perbuatan tersebut di atas.
Buddha mengajarkan adanya empat sifat baik yang wajib
dikembangkan, disebut Empat sifat luhur, yaitu:
a. Metta, yaitu sifat cinta kasih kepada semua makhluk.
b. Karuna , yaitu kasih sayang atau belas kasihan.
c. Mudita, yaitu sifat simpatik.
d. Upekkha, yaitu keseimbangan batin.
Manfaat dari mengembangkan empat sifat luhur demikian adalah bahwa
seseorang akan terhindar dari usaha pihak lain yang akan melakukan perbuatan
tercela terhadap kita, termasuk kekerasan.
2. Menghadapi Kekerasan
Umat Buddha percaya akan adanya Hukum Karma, yaitu Hukum
Sebab Akibat. Segala sesuatu yang terjadi adalah akibat karma kita. Orang
memahami ‘hukum karma’ sebagai ‘hukum tanaman’. Dalam filsafat Jawa
66 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
ada kata mutiara yang menyebutkan ‘sing nandur bakal ngunduh’. Arti
luas kata mutiara ini adalah Hukum Karma juga. Siapa yang menanam
kabaikan, ia akan menerima kebaikan atau keadaan yang baik pada
dirinya, sedangkan yang menanam perbuatan jelek akan mengalami hal
yang tidak baik pada dirinya.
Buddha mengajarkan bila orang lain melakukan kejahatan kepada
kita, maka kita tidak balas boleh membalasnya. Tidak membalas kejahatan
ini diteladani juga oleh Buddha.
Ketika Buddha menceriterakan kisah Pangeran Dirghayu yang ayahnya
Raja Dirgheti dibunuh oleh Raja Brahmadatta, Sang Buddha menjelaskan
bahwa sesaat sebelum wafat raja Dirgheti minta agar putranya tidak
membalas pembunuh ayahnya dengan cara yang sama.
“Kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian, tetapi
kebencian akan berakhir kalau dibalas dengan welah asih”. (Majjima Nikaya
128)
3. Tindakan Praktis
Menyadari diri sebagai bagian dari masyarakat, selayaknya kita punya
rasa tidak melekat pada apa yang kita miliki, namun juga rela melepaskan
kepada pihak lain. Rasa demikian ini diwujudkan dengan memberikan dana
kepada pihak yang membutuhkan. Kemelekatan bila dibiarkan tumbuh
akan berkembang menjadi keserakahan. Untuk melenyapkan keserakahan
inilah wajib dilakukan dana. Usahakanlah dana diberikan kepada yang
membutuhkan.
Seseorang beragama Buddha supaya tidak mendapatkan perilaku
kejahatan, kekejaman maupun kekerasan tekun melatih 5 sila sebagai
kemoralan sebagaimana disebutkan di atas, yaitu:
a. latihan agar tidak melakukan membunuh,
b. tidak melakukan mencuri,
c. tidak melakukan pelanggaran kesusilaan,
d. tidak melakukan berbohong,
e. tidak melakukan mabuk-mabukan.
Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 67
Lengkapi 5 pertanyaan yang berhubungan dengan materi agama buddha
merupakan nilai moral!
1. Saya berlatih untuk tidak melakukan .................................
2. Saya berlatih untuk tidak melakukan .................................
3. Saya berlatih untuk tidak melakukan .................................
4. Saya berlatih untuk tidak melakukan .................................
5. Saya berlatih untuk tidak melakukan .................................
Rangkuman
Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang
pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.”
Dalam Dhamma ada 3 dasar perilaku, yaitu kerelaan, kemoralan
dan konsentrasi.
Buddha mengajarkan adanya empat sifat baik yang wajib
dikembangkan:
a. Metta, yaitu sifat cinta kasih.
b. Karuna, yaitu kasih sayang atau belas kasihan.
c. Mudita, yaitu sifat simpatik.
d. Upekkha, yaitu keseimbangan batin.
Peran Aktif Bersama Orangtua
1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian!
2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang
kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan!
3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
68 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X
Refleksi
Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran
3.4. tentang “Agama buddha merupakan agama antikekerasan”, ungkapkan
dan tuliskan refleksi kalian:
1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh?
2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini?
3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini?
4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
1. DidalamUUD1945pasalberapakahyangmengaturtentangKetuhanan
yang Maha Esa dan negara menjamin tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing ….
2. Jumlah agama yang diakui secara resmi di Indonesia adalah ….
3. Sebutkan beberapa agama yang diakui secara resmi di Indonesia ….
4. 					 gambar di samping adalah 				
					 tempat ibadah agama ….
5. Tempat ibadah agama Buddha disebut ….
6. Arti kata perlindungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah ….
7. Makna berlindung kepada Buddha adalah ….
8. Arti dari “sattha Devamanussanam” dalam paritta Buddhanussati
adalah ….
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf
Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf

More Related Content

Similar to Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf

Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawatyKelas02 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty
andikafaika
 
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
RiyantiAnandita
 
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
safitrinita
 
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
muhamaddahlan
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Muzahimah
 
SD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwan
SD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwanSD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwan
SD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwan
sekolah maya
 
Kelas01 pkn suliasih
Kelas01 pkn suliasihKelas01 pkn suliasih
Kelas01 pkn suliasih
w0nd0
 
Sd1pkn p kn1 suliasih
Sd1pkn p kn1 suliasihSd1pkn p kn1 suliasih
Sd1pkn p kn1 suliasih
heri junior
 
SD-MI kelas01 ipa sri
SD-MI kelas01 ipa sriSD-MI kelas01 ipa sri
SD-MI kelas01 ipa sri
sekolah maya
 
Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)
asih yuliana
 

Similar to Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf (20)

Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawatyKelas02 senang belajar-ipa-rositawaty
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty
 
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
 
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
 
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
Kelas02 senang belajar-ipa-rositawaty_002
 
Senang belajar ipa untuk kelas 2 - s. rositawaty
Senang belajar ipa untuk kelas 2  - s. rositawatySenang belajar ipa untuk kelas 2  - s. rositawaty
Senang belajar ipa untuk kelas 2 - s. rositawaty
 
Buku PKN Kelas 7
Buku PKN Kelas 7Buku PKN Kelas 7
Buku PKN Kelas 7
 
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng pKelas 7 smp pkn_at sugeng p
Kelas 7 smp pkn_at sugeng p
 
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng pKelas vii smp pkn_at sugeng p
Kelas vii smp pkn_at sugeng p
 
SD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwan
SD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwanSD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwan
SD-MI kelas01 pkn suliasih priyati ridwan
 
Kelas01 pkn suliasih
Kelas01 pkn suliasihKelas01 pkn suliasih
Kelas01 pkn suliasih
 
Kelas v sd ips
Kelas v sd ipsKelas v sd ips
Kelas v sd ips
 
Sd1pkn p kn1 suliasih
Sd1pkn p kn1 suliasihSd1pkn p kn1 suliasih
Sd1pkn p kn1 suliasih
 
Sd1pkn p kn1 suliasih
Sd1pkn p kn1 suliasihSd1pkn p kn1 suliasih
Sd1pkn p kn1 suliasih
 
PKN Kelas 9
PKN Kelas 9PKN Kelas 9
PKN Kelas 9
 
BSE Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas 9
BSE Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas 9BSE Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas 9
BSE Pendidikan Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas 9
 
Buku PKN Kelas9 Contextual Teaching and Learning A.TSugeng Dkk150109221515- u...
Buku PKN Kelas9 Contextual Teaching and Learning A.TSugeng Dkk150109221515- u...Buku PKN Kelas9 Contextual Teaching and Learning A.TSugeng Dkk150109221515- u...
Buku PKN Kelas9 Contextual Teaching and Learning A.TSugeng Dkk150109221515- u...
 
PKN SMP Kelas 7
PKN SMP Kelas 7PKN SMP Kelas 7
PKN SMP Kelas 7
 
Sd1ipa ipa sri purwati
Sd1ipa ipa sri purwatiSd1ipa ipa sri purwati
Sd1ipa ipa sri purwati
 
SD-MI kelas01 ipa sri
SD-MI kelas01 ipa sriSD-MI kelas01 ipa sri
SD-MI kelas01 ipa sri
 
Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)Pendidikan kewarganegaraan (1)
Pendidikan kewarganegaraan (1)
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 

Recently uploaded (20)

power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Kelas X_SMA LB TUNA RUNGU.pdf

  • 1.
  • 2. ii Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang Penulis : Saring Santosa Penelaah Materi : Jo Priastana Dwidyanata Penyunting Bahasa : Badan Bahasa Penata Letak : Cindyawan Penyelia Penerbitan : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Cetakan ke – 1 2017 Disusun dengan huruf Bookman Old Style, 12 pt Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti –SMALB-Tunarungu Buku Siswa/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. – Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017 x, 174 hlm.: 21 x 29,7 cm UNTUK SMALB TUNARUNGU KELAS X ISBN xxx-xxx-xxx-xxx-x (jilid lengkap) ISBN xxx-xxx-xxx-xxx-x (jilid I) Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti-Studi dan Pengajaran I. Judul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Milik Negara Tidak Diperdagangkan Katalog Dalam Terbitan (KDT)
  • 3. iii Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Kata Pengantar Ucap syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tiratana. Dengan dukungan kebajikan semua pihak dan karma baik yang penulis miliki, penyusunan buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti untuk Kelas X Tunarungu ini selesai dengan baik. Anak-anakku yang baik. Buku yang ada di tangan kalian ini adalah buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti. Pendidikan agama Budha dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata ajar yang wajib kalian pelajari dan terapkan dalam kehidupan kalian sehari-hari. Buku ini diharapkan menjadi panduan bagi kalian untuk mempermudah pemahaman tentang Agama Buddha dan Budi Pekerti. Materi dalam buku ini disajikan secara sederhana dan didukung oleh ilustrasi-ilustrasi yang menarik. Penyajian materi dimulai dari hal-hal yang mudah menuju sulit, dengan dilengkapi berbagai aktifitas dan kreatifitas untuk menunjang dan menumbuhkan kreatifitas kalian. Bapak dan Ibu Guru akan mendampingi dan membimbingmu mencapai kompetensi. Selamat belajar, semoga kalian dapat belajar dengan baik. Dapat berubah secara nyata, memiliki pengetahuan luas, keterampilan yang mumpuni, dan memiliki sikap sosial dan spiritual yang baik. Jakarta, 2017 Penulis
  • 4. iv Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Cara Menggunakan Buku Buku Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti untuk SMALB Tunarungu Kelas X ini terdiri atas delapan pelajaran. Setiap pelajaran terdiri atas 2 atau 5 kegiatan belajar. Pada semester 1 terdapat 18 kegiatan belajar. Semester 2 terdiri atas 12 kegiatan belajar. Total dalam setahun adalah 30 kegiatan belajar. Setiap mengawali kegiatan belajar kalian harus berdoa. Pertama-tama dilakukan doa pembuka belajar, kemudian duduk hening dan diakhiri dengan doa penutup belajar. Secara umum kegiatan tersebut adalah sebagai berikut. Doa Pembuka Belajar. Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Terpujilah Triratna Semoga saya dapat belajar dengan baik, untuk menjadi anak yang pandai dan berbudi luhur. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu sadhu sadhu. Ayo kita duduk hening. Duduklah dengan santai, mata terpejam, kita sadari nafas, katakan dalam hati: “Nafas masuk ... aku tahu” “Nafas keluar ... aku tahu” “Nafas masuk ... aku tenang” “Nafas keluar ... aku bahagia”
  • 5. v Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Doa Penutup Belajar. Terpujilah Tuhan Yang Maha Esa, Terpujilah Triratna Terima kasih kepada semua orang Yang telah membantuku belajar hari ini. Semoga mereka diberkati kesehatan. Semoga ilmu yang kupelajari berguna bagi diriku dan orang lain. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu sadhu sadhu. Dalam kegiatan belajar kalian harus menggunakan segenap indra untuk mengamati. Setelah mengamati melalui mendengar, melihat, membaca, dan lainnya kalian harus mencatat hal-hal penting yang belum kamu ketahui atau hal-hal yang ingin kamu ketahui lebih lanjut. Jangan lupa bertanya untuk mencari tahu atau pun mencoba agar kamu menguasai pengetahuan dan memiliki keterampilan dengan baik. Akhirnya selamat belajar. Semoga Pengetahuan, keterampilan dan sikap kalian semakin hari semakin baik. Semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu. Sadhu. Sadhu.
  • 6. vi Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Daftar Isi Kata Pengantar. ......................................................................... iii Cara Menggunakan Buku Ini ..................................................... iv Daftar Isi................................................................................... vi Daftar Gambar .......................................................................... viii Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia..... 1 Pembelajaran 1.1 Zaman Kerajaan Mataram Kuno.... 3 Pembelajaran 1.2 Zaman Kerajaan Sriwijaya............. 8 Pembelajaran 1.3 Zaman Penjajahan......................... 17 Pembelajaran 1.4 Agama Buddha Zaman Kemerdekaan.............................................................. 22 Pembelajaran 1.5 Peran Para Tokoh Perkembangan Agama Buddha setelah Kemerdekaan. ....................... 25 Uji Kompetensi ......................................................... 28 Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan.......................................... 29 Pembelajaran 2.1 Refleksi Agama bagi Kehidupan..... 31 Pembelajaran 2.2 Agama dan Kerukunan.................. 34 Pembelajaran 2.3 Sikap Keberagaman dalam Agama... 37 Pembelajaran 2.4 Eklusivisme dan Eklektivisme . .......... 42 Pembelajaran 2.5 Universalisme . .................................... 45 Uji Kompetensi.......................................................... 48 Pelajaran 3 Kebebasan Beragama............................................ 49 Pembelajaran 3.1 Agama-agama yang Diakui Pemerintah. ............................................................... 51 Pembelajaran 3.2 Keunikan Agama Buddha.............. 57 Pembelajaran 3.3 Agama Buddha Mengajarkan Diri Sendiri sebagai Pelindung. ................................................ 61 Pembelajaran 3.4 Agama Buddha Merupakan Agama Antikekerasan................................................................... 64 Uji Kompetensi ......................................................... 68 Pelajaran 4 Perlindungan........................................................ 69 Pembelajaran 4.1 Ajaran Agama Buddha................... 70 Pembelajaran 4.2 Berlindung Kepada Buddha........... 74 Pembelajaran 4.3 Berlindung Kepada Dhamma......... 77
  • 7. vii Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Pembelajaran 4.4 Berlindung Kepada Sangha. ........... 80 Uji Kompetensi ......................................................... 83 Soal Ulangan Akhir Semester 1 ................................................. 84 Pelajaran 5 Agama Buddha, Sains, dan Modern. ....................... 89 Pembelajaran 5.1 Definisi Ilmu Pengetahuan............. 91 Pembelajaran 5.2 Syarat Ilmu Pengetahuan. .............. 94 Pembelajaran 5.3 Definisi Teknologi.......................... 96 Pembelajaran 5.4 Budaya dan Teknologi................... 101 Pembelajaran 5.5 Teknologi dalam Pandangan Agama Buddha..................................................................... 106 Uji Kompetensi ......................................................... 110 Pelajaran 6 Seni dan Budaya Buddhis. ..................................... 111 Pembelajaran 6.1 Pengertian Seni dan Kebudayaan. .. 113 Pembelajaran 6.2 Seni dan Apresiasi......................... 117 Pembelajaran 6.3 Seni dan Budaya Buddhis............. 121 Uji Kompetensi ......................................................... 128 Pelajaran 7 Fenomena Alam dan Kehidupan . .......................... 129 Pembelajaran 7.1 Fenomena Buddha dalam Kehidupan. ................................................................ 131 Pembelajaran 7.2 Berbagai Fenomena Kehidupan..... 135 Uji Kompetensi ......................................................... 140 Pelajaran 8 Hukum Tertib Kosmis (Niyaka) . ............................ 141 Pembelajaran 8.1 Doktrin Agama Buddha................. 143 Pembelajaran 8.2 Niyama dan Konsep Penciptaan..... 151 Uji Kompetensi ......................................................... 156 Uji Kompetensi Semester 1. ....................................................... 157 Uji Kompetensi Semester 2. ....................................................... 160 Glosarium . ............................................................................ 165 Daftar Pustaka . ......................................................................... 168 Biodata Penulis . ........................................................................ 172 Biodata Penelaah ...................................................................... 174
  • 8. viii Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Daftar Gambar Gambar 1.1 Candi Astana, muaro jambi, peninggalan Sriwijaya....... 1 Gambar 1.3 Prasasti pada zaman Mataram kuno . ............................ 6 Gambar 1.4 Candi muaro Jambi . ..................................................... 8 Gambar 1.5 Ilustrasi kerajaan zaman Sriwijaya................................ 9 Gambar 1.6. Ilustrasi raja Balaputradewa. ......................................... 10 Gambar 1.7 Ilustrasi Itsing............................................................... 14 Gambar 1.8 Foto Kwee Tek Hoay...................................................... 18 Gambar 1.9 Bhikkhu Narada Mahathera.......................................... 19 Gambar 1.10 Bhikkhu Asin Jinarakkhita........................................... 25 Gambar 1.11 Konferensi Waisak Pers Waisak Nasional 1.................... 26 Gambar 1.12 Bhikkhu Girirakkhito.................................................... 26 Gambar 2.1 Tempat peribadatan agama di Indonesia . ...................... 29 Gambar 2.2 Ilustrasi orangtua menasihati anaknya . ........................ 31 Gambar 2.3 Ilustrasi kasih sayang orangtua kepada anaknya ......... 32 Gambar 2.4 Ilustrasi kasih sayang ibu kepada anaknya................... 33 Gambar 2.5 Ilustrasi kerukunan beragama . ..................................... 35 Gambar 2.6 Gambar bikkhu berbagai sangga................................... 37 Gambar 2.7 Ilustrasi gambar keberagaman...................................... 38 Gambar 2.8 Sikap dalam keberagamaan antaragama yang perlu dicontoh........................................................................ 40 Gambar 2.9 Ilustrasi orang buta menyatakan Gajah . ....................... 42 Gambar 2.10 Ilustrasi perbedaan ada persamaan............................... 45 Gambar 2.11 Ilustrasi toleransi antarumat beragama ........................ 46 Gambar 3.1 Tempat peribadatan agama di Indonesia . ...................... 49 Gambar 3.3 Ilustrasi Buddha dengan suku kalama.......................... 54 Gambar 3.4 Ilustrasi Buddha kembangkan cinta kasih . ................... 59 Gambar 3.5 Ilustrasi diri sendiri sebagai pelindung.......................... 61 Gambar 3.6 Ilustrasi dalam beragama.............................................. 64 Gambar 4.1 Ilustrasi makna perlindungan . ...................................... 69 Gambar 4.2 Orang berpayungan dan memegang payung . ................. 71 Gambar 4.3 Ilustrasi Pengendara motor tanpa perlindungan fisik . ... 71
  • 9. ix Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Gambar 4.4 Ilustrasi Pengendara motor dengan perlidungan fisik . ... 71 Gambar 4.5 Ilustrasi manfaat perlindungan dalam agama Buddha. .. 72 Gambar 4.6 Ilustrasi perlindungan pada Buddha............................. 74 Gambar 4.7 Ilustrasi simbol berlindung kepada Dhamma . ............... 78 Gambar 4.8 Ilustrasi berlindung pada Sangha ................................. 80 Gambar 5.1 Ilustrasi angkasa .......................................................... 89 Gambar 5.2 Ilustrasi guru sedang mengajar..................................... 91 Gambar 5.3 Ilustrasi Laboratorium. .................................................. 94 Gambar 5.4 Pesawat terbang canggih............................................... 96 Gambar 5.5 Orang membajak sawah menggunakan kerbau . ............ 97 Gambar 5.6 Orang membajak menggunakan mesin.......................... 97 Gambar 5.7 Orang berkomunikasi melalui surat.............................. 97 Gambar 5.8 Orang berkomunikasi melalui telepon........................... 97 Gambar 5.9 Ilustrasi perpaduan budaya dan teknologi..................... 101 Gambar 5.10 Bhikkhu yang menggunakan teknologi.......................... 107 Gambar 6.2 Altar buddha................................................................. 113 Gambar 6.3 Kebudayaan Indonesia.................................................. 114 Gambar 6.4 Raja dan pengemis........................................................ 122 Gambar 6.5 Ilustrasi tari Kecak di bali . ............................................ 124 Gambar 6.6 Ilustrasi seni tari Buddhis kebudayaan Indonesia ........ 125 Gambar 6.7 Ilustrasi seni rupa Buddhis........................................... 126 Gambar 6.8 Relief Borobudur.......................................................... 126 Gambar 6.9 Stupa............................................................................ 126 Gambar 6.10 Patung Buddha............................................................. 126 Gambar 7.1 Ilutrasi fenomena alam ................................................ 129 Gambar 7.2 Gunung Meletus . .......................................................... 132 Gambar 7.3 Ilustrasi Tsunami di Aceh ............................................. 133 Gambar 7.4 Ilustrasi orang yang usianya panjang............................ 135 Gambar 7.5 Ilustrasi orang bahagia ................................................. 136 Gambar 7.6 Ilustrasi orang miskin . .................................................. 138 Gambar 7.7 Ilustrasi orang kaya . ..................................................... 138
  • 10. x Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Gambar 8.1 Ilutrasi Pangeran Sidharta lahir . .................................. 141 Gambar 8.2 Angin puting beliung..................................................... 144 Gambar 8.3 Pertumbuhan tanamam . ............................................... 145 Gambar 8.4 Ilustrasi umat berdana kepada Buddha . ....................... 146 Gambar 8.4 Ilustrasi orang sedang berdana . .................................... 147 Gambar 8.5 Donor darah umat Buddha . .......................................... 147 Gambar 8.7 Ilustrasi Pikiran . ........................................................... 147 Gambar 8.8 Berpikir positif ............................................................. 148 Gambar 8.9 Berpikir positif . ............................................................. 148 Gambar 8.10 Berpikir positif . ............................................................. 148 Gambar 8.11 Ilustrasi Buddha menunjukan keajaiban ganda . ........... 149 Gambar 8.12 Ilustari munculnya banyak matahari yang terbakar...... 154 Gambar 8.13 Ilustrasi dunia setelah kiamat....................................... 155
  • 11. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 1 Pelajaran 1 SEJARAH PENYIARAN AGAMA BUDDHA DI INDONESIA Gambar 1.1: Candi Astana, muaro jambi, peninggalan Sriwijaya Sumber: https://www.cbnex.com Tahukah Kamu? Apa yang kamu ketahui tentang Kerajaan Mataram Kuno? Kapan dan di mana kerajaan ini berdiri? Siapakah raja yang memerintahnya? Apa hubungannya dengan agama Buddha? Bukti-bukti apa yang mendukung?
  • 12. 2 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Namo Buddhaya Dalam bab ini kalian akan mempelajari tentang: 1.1 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Mataram Kuno 1.2 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Sriwijaya 1.3 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Penjajah 1.4 Sejarah Perkembangan Agama Buddha zaman Setelah Kemerdekaan 1.5 Tokoh Perkembangan Agama Buddha Setelah Kemerdekaan Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia Zaman Kerajaan Mataram Kuno Zaman Kerajaan Sriwijaya Zaman Penjajahan Buddha Zaman Kemerdekaan Republik Indonesia Tokoh Perkembangan Agama Buddha setelah Kemerdekaan
  • 13. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 3 Pembelajaran 1.1 A. Zaman Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah. Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris (pertanian). Ada tiga Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, yang paling terkenal adalah Candi Borobudur. No. Nama Candi Gambar Candi Katerangan 1. Candi Sewu Jl. Raya Yogya-Solo KM.15, Kalasan, Kabupaten Sleman, Indonesia 2. Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
  • 14. 4 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X 3. Candi mendut Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 4. Candi Pawon Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah Pasangkan nama-nama candi di bawah ini! 1. Candi Pawon .... 2. Candi Mendut .... 3. Candi Borobudur .... 4. Candi Sewu .... a. b. c. d.
  • 15. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 5 Bukti sejarah peradapan kerajaan Mataram kuno adanya prasasti, yaitu maksud kegiatan para raja pada waktu itu, seperti prasasti di bawah ini: 1. Prasasti Sojomerto (sekitar Abad ke-7) Prasasti berbahasa Melayu Kuno yang ditemukan di desa Sojomerto, Kabupaten Pekalongan ini menjelaskan bahwa Syailendra adalah penganut agama Budha. 2. Prasasti Kalasan (778 M) Prasasti ini berisi tentang kabar seorang raja Dinasti Syailendra yang membujuk Rakai Panangkaran agar mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah vihara bagi para pendeta Buddha. 3. Prasasti Klurak (782 M) Prasasti yang ditemukan di daerah Prambanan ini berisi tentang berita pembuatan arca Manjusri sebagai wujud Sang Buddha, Wisnu, dan Sanggha. Prasasti peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ini juga menyebut nama Raja Indra sebagai raja yang berkuasa pada saat itu.
  • 16. 6 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X 4. Prasasti Ratu Boko (856 M) Prasasti ini berisi berita kekalahan Balaputra Dewadalamperangmelawankakaknya Rakai Pikatan atau Pramodhawardani dalam perebutan kekuasaan. 5. Prasasti Nalanda (860 M) Prasasti ini berisi tentang asal-usul Balaputra Dewa yang adalah cucu dari Raja Indra dan putra dari Raja Samarottungga. Gambar1.3: Prasasti pada zaman Mataram kuno Sumber:http://kisahasalusul.blogspot.com 1. Tuliskan nama Prasasti di atas yang merupakan berhubugan dengan agama Buddha? 2. Bagaiman pendapatmu jika ada orang merusak peninggalan sejarah? 3. Prasasti apakah yang menyatakan bahwa syalendra beragama Buddha? 4. Prasasti apakah yang menyataka asal-usul raja Balaputradewa?
  • 17. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 7 Rangkuman Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, Ada 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain; Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, yang paling terkenal adalah Candi Borobudur. Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 1.1 tentang “Sejarah Penyiaran agama Buddha pada Zaman mataram kuno”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
  • 18. 8 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Pembelajaran 1.2 B. Zaman Kerajaan Sriwijaya Coba amati candi pada gambar di samping! Candi tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang berlokasi di Muara Jambi, provinsi Jambi. Gambar 1.4: candi muaro Jambi Sumber: http://indonesiaexplorer.net Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi pengendali rute perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepadaa setiap kapal yang lewat. Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu, Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India. Raja pada zaman Kerajaan Sriwijaya. 1. Agama dan Budaya Kerajaan Sriwijaya didirikan sekitar abad VII. Sriwijaya bukan saja termasyur karena angkatan perangnya, khususnya angkatan lautnya. Banyak kerajaan kecil termasuk di Jawa disatukan. Pada umumnya raja yang berkuasa di Sriwijaya menganut agama Buddha. Hal ini dapat dilihat dari catatan-catatan bahwa di ibukota terdapat perguruan tinggi agama buddha yang didirikan oleh raja. Di perguruan tinggi ini banyak bhikkhu yang belajr berbagai macam ilmu, yaitu agama
  • 19. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 9 dan ilmu pengetahuan lainnya. Juga di kerajaan ini tinggal pujangga agama Buddha terkenal seperti Dharmapal dan Sakyakirti yang pernah mengajar di perguruan tinggi tersebut. Pada tahun 671 Itsing (sarjana agama Buddha dari cina) berziarah (dharmayatra) ke tempat-tempat suci di India dan singgah di Sriwijaya selama enam bulan untuk mempelajari tata bahasa Sansekerta sebagai persiapan ke India. Pada tahun 688 sekembalinya dari Nalanda, India, Itsing menetap selama tujuh tahun. Dalam catatan Itsing , antara lain di katakan keadaan agama Budha di Sriwijaya: “Di ibukota Foshih (Sriwijaya) yang dikelilingi benteng terdapat seribu pendeta Buddha, mereka melakukan penelitian dan mempelajari berbagai ilmu yang ada pada waktu itu tidak berbeda dengan di Madhyadesa di India....”. Sekitar tahun 1377 kerajaan sriwijaya runtuh dan akhirnya lenyap. 2. Perdagangan Amati gambar di samping! Gambar tersebut merupakan suasana perdagangan pada zaman Sriwuijaya. Gambar 1.5: ilustrasi kerajaan zaman Sriwijaya Sumber: http://www.satujam.com Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India dan Tiongkok, yakni dengan penguasaan atas Selat Malaka dan Selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkih, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah, yang membuat raja-raja Sriwijaya kaya. Kekayaan yang melimpah ini telah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassal-nya di seluruh Asia Tenggara. Untuk memperkuat posisinya atas penguasaan kawasan Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, dan secara teratur mengantarkan utusan beserta upeti.
  • 20. 10 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X 3. Para Maharaja Sriwijaya Amati gambar di samping! Gambar1.6: ilustrasi raja balaputradewa Sumber: http://kerajasrivijaya.blogspot.co.id Nama Balaputradewa adalah salah satu tokoh dalam sejarah nusantara yang sangat berpengaruh. Pengaruhnya tidak hanya di wilayah Asia bagian tenggara, melainkan meluas hingga ke daratan India. Seorang Raja yang telah memberikan landasan bagi politik dan diplomasi internasional. Sehingga mampu mengantarkan kerajaan yang dipimpinnya menjadi lebih besar dan juga dikenal di beberapa peradaban di zamannya. Nama Raja Tahun Ibukota Prasasti dan Catatan Sejarah Dapunta Hyang atau Sri Jayanasa 671 Srivijaya Shih-li-fo-shih Catatan perjalanan I Tsing pada tahun 671-685, Penaklukan Malayu, penaklukan Jawa. Prasasti Kedukan Bukit (683), Talang Tuo (684), Kota Kapur (686), Karang Brahi dan Palas Pasemah Rudra Vikraman Lieou-t’eng-wei- kong 728 Sriwijaya Shih-li-fo-shih Utusan ke Tiongkok 728-742 743-774 Belum ada berita pada periode ini Sri Indrawarman Shih-li-t-’o-pa- mo 702 Sriwijaya Shih-li-fo-shih Utusan ke Tiongkok 702-716, 724 Sri Maharaja 775 Sriwijaya Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand dan menaklukkan Kamboja.
  • 21. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 11 Pindah ke Jawa (Jawa Tengah atau Yogyakarta Wangsa Sailendra mengantikan Wangsa Sanjaya Dharanindra atau Rakai Panangkaran 778 Jawa Prasasti Kelurak 782 di sebelah utara kompleks Candi Prambanan Prasasti Kalasan tahun 778 di Candi Kalasan Samaragrawira atau Rakai Warak 782 Jawa Prasasti Nalanda dan prasasti Mantyasih tahun 907 Samaratungga atau Rakai Garung 792 Jawa Prasasti Karang Tengah tahun 824, 825 menyelesaikan pembangunan candi Borobudur 840 Kebangkitan Wangsa Sanjaya, Rakai Pikatan Balaputradewa 856 Suwarnadwipa Kehilangan kekuasaan di Jawa, dan kembali ke Suwarnadwipa. Prasasti Nalanda tahun 860, India 861-959 Belum ada berita pada periode ini Sri Udayaditya Warmadewa Se-li-hou-ta-hia- li-tan 960 Sriwijaya San-fo-ts’i Utusan ke Tiongkok 960, & 962 980 Utusan ke Tiongkok 980 & 983: dengan raja, Hie-tche (Haji) Sri Cudamani Warmadewa Se-li-chu-la-wu- ni-fu-ma-tian- hwa 988 Sriwijaya Malayagiri (Suwarnadwipa) San-fo-ts’i 990 Jawa menyerang Sriwijaya, Catatan Atiśa. Utusan ke Tiongkok 988-992-1003. Pembangunan candi untuk kaisar Cina yang diberi nama cheng tien wan shou Sri Mara- Vijayottunggawarman Se-li-ma-la-pi 1008 San-fo-ts’i Kataha Prasasti Leiden & utusan ke Tiongkok 1008 1017 Utusan San-fo-ts’i ke Tiongkok 1017: dengan raja, Ha-ch’i-su- wa-ch’a-p’u (Haji Sumatrabhumi (?)); gelar haji biasanya untuk raja bawahan
  • 22. 12 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Sangrama- Vijayottunggawarman 1025 Sriwijaya Kadaram Diserang oleh Rajendra Chola I dan menjadi tawanan. Prasasti Tanjore bertarikh 1030 pada candi Rajaraja, Tanjore, India 1030 Dibawah Dinasti Chola dari Koromandel 1079 Utusan San-fo-ts’i dengan raja Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka- lo) ke Tiongkok 1079 membantu memperbaiki candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton) 1082 Utusan San-fo-ts’i dari Kien-pi (Jambi) ke Tiongkok 1082 dan 1088 1089- 1177 Belum ada berita 1178 Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-chi berisi daftar koloni San-fo-ts’i Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa 1183 Dharmasraya Dibawah Dinasti Mauli, Kerajaan Melayu, Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand Isikan pengetahuanmu tentang nama-nama raja pada zaman kerajaan sriwijaya sesuai tahun dari sumber lain. No. Nama Raja Tahun 1. 671 2. 728 3. 775 4. 778 5. 1025 4. Warisan sejarah Hasil peninggalan kebudayaan dari Kerajaan Sriwijaya berupa candi dan prasasti dalam pemerintahan raja kerajaan Sriwijaya yang dibangun pada
  • 23. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 13 masa raja tersebut atau biasa disebut dengan silsilah kerajaan Sriwijaya. Candi peninggalan kerajaan Sriwijaya adalah Candi Muara Takus. Prasasti- prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah sebagai berikut. No. Nama Prasasti Lokasi 1. Prasasti Palas Pasemah Lampung Selatan 2. Prasasti Kedukan Bukit Palembang 3. Prasasti Kota Kapur Bangka 4. Prasasti Talang Tuo Palembang 5. Prasasti Karang Berahi Sungai Batang Hari daerah Jambi 6. Prasasti Telaga Batu Sungai Batang Hari daerah Jambi 5. Zaman Keemasan Kerajaan Sriwijaya berada dalam masa kejayaan pada abad ke 9-10 Masehi. Saat itu, kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim yang ada di Asia Tenggara. Dominasi Sriwijaya atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan kerajaan ini sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal. Bahkan, kerajaan Sriwijaya juga mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang melewati dua selat tersebut. Sriwijaya mengumpulkan kekayaan dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan, khususnya pasar Tiongkok dan India. 6. Masa Keruntuhan Kekuasaan yang begitu luas, ternyata Kerajaan Sriwijaya juga dapat mengalami keruntuhan. Berakhirnya kejayaan kerajaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Kerajaan Sriwijaya menerima serangan yang berhasil menghancurkan armada perangnya. Kejadian itu terjadi pada tahun 1017 dan 1025. Sriwijaya diserang oleh Rajendra Chola I, seseorang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. b. Ada beberapa daerah taklukan Sriwijaya melepaskan diri karena kekuaan militernya melemah. Sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung.
  • 24. 14 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X c. Berkurangnya pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya. Hal itu disebabkan karena daerah strategis yang dulu merupakan bagian dari Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja di sekitarnya. d. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya. Selain itu ada juga kerajaan Singasari yang tercatat pernah melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu. Hingga akhirnya kerajaan Sriwijaya pun runtuh di tangan kerajaan Majapahit pada abad ke-13. 7. Pandita Buddha Amati gambar di samping! Gambar1.7: Ilustrasi Itsing Sumber: https://id.wikipedia.org I Ching atau dieja I Tsing (635 - 713) adalah seorang bhiksu Buddha Tionghoa yang berkelana lewat laut ke India melalui Jalur Sutra untuk mendapatkan teks agama Buddha dalam bahasa Sanskerta. Dia kemudian membawanya pulang ke Tiongkok dan menerjemah- kannya ke dalam bahasa Tionghoa. Semasa perjalanannya, dia pernah mengunjungi kerajaan Sriwijaya (Palembang) di Sumatra, Indonesia pada tahun 671 dan tulisannya mengenai kerajaan tersebut adalah salah satu dari sedikit sumber mengenai Sriwijaya. Dalam buku kenangannya, ia menceritakan bahwa sang peziarah Hui Ning memutuskan perjalanannya selama tiga tahun di pulau Jawa
  • 25. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 15 (664/5–667/8) untuk menterjemahkan sebuah sutra, kemungkinan besar dari mazhab Hinayana, mengenai Nirwana yang agung. Penterjemahannya dibantu seorang pakar Jawa yang bernama Jñânabhadra. Sedangkan I Ching sendiri menghargai pusat-pusat studi agama Buddha di Sumatra secara tinggi. Hal ini terbukti dari fakta bahwa ia tinggal selama enam bulan di Sriwijaya (Palembang) dan dua bulan di Malayu (Jambi) dalam perjalanannya ke India pada tahun 671 dan setelah itu selama sepuluh tahun di Sriwijaya (685-695). Selain itu ia juga meringkaskan bahwa agama Buddha dipeluk di negeri-negeri yang dikunjunginya dan sebagian besar, mazhab Hinayana yang dianut, kecuali di Malayu di mana ada pula beberapa penganut Mahayana. I Ching menerjemahkan sekitar 60 sutra (teks agama Buddha) ke dalam bahasa Tionghoa, termasuk: a. Saravanabhava Vinaya b. Avadana, (Kisah-kisah kebajikan pada tahun 710). c. Suvarnaprabhascottamaraja-sutra, (Sutra Raja yang paling dimuliakan pada tahun 703). Kerjakan bersama kawanmu secara individual di bawah ini 1. Prasasti apa yang ada di lampung selatan? 2. Prasasti apa yang isinya menyatakan bahwa Dapunta Hyang mengadakan perjalanan suci? 3. Ceritakan secara singkat masa kejayaan Sriwijaya! 4. Apa penyebab kerajaan Sriwijaya runtuh? 5. Siapakah I tsing itu? Rangkuman Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi.kerajaan Sriwijaya di dirikan sekitar abad VII. Pada umumnya raja yang berkuasa di Sriwijaya menganut agama Buddha. Hal ini dapat di lihat dari catatan- catatan bahwa di ibukota terdapat perguruan tinggi agama buddha yang didirikan oleh raja.
  • 26. 16 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Nama Balaputradewa adalah salah satu tokoh dalam sejarah nusantara yang sangat berpengaruh. Berakhirnya kejayaan kerajaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. a. Kerajaan Sriwijaya menerima serangan yang berhasil menghancurkan armada perangnya. b. Ada beberapa daerah taklukan Sriwijaya melepaskan diri karena kekuaan militernya melemah. c. Berkurangnya pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di kerajaan Sriwijaya. d. Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya. I Ching atau kadang dieja I Tsing (635 - 713) adalah seorang bhiksu Buddha Tionghoa. I Ching menerjemahkan sekitar 60 sutra (teks agama Buddha) ke dalam bahasa Tionghoa, termasuk: a. Saravanabhava Vinaya. b. Avadana, (Kisah-kisah kebajikan pada tahun 710. c. Suvarnaprabhascottamaraja-sutra, (Sutra Raja yang Paling Dimuliakan pada tahun 703). Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 1.2 tentang “sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman Sriwijaya”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
  • 27. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 17 Pembelajaran 1.3 C. Zaman Penjajahan 1. Masa Gelap Agama Buddha Pada masa penjajah di Indonesia hanya dikenal adanya tiga agama yaitu agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam. Agama Buddha tidak disebut-sebut meskipun Candi Borobudur telah kembali diketemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa. Dengan demikian agama Buddha dianggap sudah sirna di bumi Indonesia, tetapi secara tersirat di dalam sanubari bangsa Indonesia, Agama Buddha masih tetap terasa antara ada dan tiada. Pada zaman Pemerintahan Kolonial Belanda di Batavia (sekarang Jakarta) didirikan Perhimpunan Theosofi oleh orang-orang Belanda terpelajar. Tujuan dari Theosofi ini mempelajari inti kebjaksanaan semua agama dan untuk menciptakan inti persaudaraan yang universal. Theosofi mengajarkan pula kebijaksanaan dari Agama Buddha, di mana seluruh anggota Theosofi tanpa memandang perbedaan agama, juga mempelajari agama Buddha. Dari ceramah-ceramah dan meditasi agama Buddha yang diberikan di Loji Theosofi di Jakarta, Bandung, Medan, Yogyakarta, Surabaya dan sebagainya, agama Buddha mulai dikenal, dipelajari dan dihayati. 2. Masa Kebangkitan Agama Buddha Pada masa penjajahan Belanda, di Jakarta timbul usaha-usaha untuk melestarikan ajaran agama Buddha, Konghucu, dan Laotse yang kemudian melahirkan organisasi Sam Kauw Hwee yang bertujuan untuk mempelajari ketiga ajaran tersebut. Kemudian penganut agama Buddha yang dalam zaman kemerdekaan bangkit dan berkembang. Pada tahun 1932, di Jakarta telah berdiri International Buddhist Mission. Di daerah bagian Jawa dan Yosias van Dienst menjabat sebagai Deputy Director General. Pada tahun 1934, telah diangkat A van Der Velde di Bogor dan J.W. de Wilt di Jakarta masing-masing sebagai Asistan Direktur yang membantu Yosias van Dienst.
  • 28. 18 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Setahun sebelum berdirinya International Buddhist Mission Bagian Jawa, tepatnya tahun 1931, di Jakarta terbit majalah Mustika Dharma yang dipimpin oleh Kwee Tek Hoay. 3. Tokoh Kebangkitan Agama Buddha di Indonesia pada Jaman Penjajah a. Kwee Tek Hoay Amati gambar di samping! Beliau tokoh yang mengembangkan mazab Tridharma (agama Buddha). Gambar 1.8: Foto Kwee Tek Hoay Sumber: https://www.tokohindonesia.com Kwee Tek Hoay lahir di Bogor, Jawa Barat, 31 Juli 1886 – meninggal di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, 4 Juli 1951 pada umur 64 tahun adalah sastrawan Melayu Tionghoa dan tokoh ajaran Tridharma (Sam Kauw Hwee). Tahun 1925, Kwee Tek Hoay menjadi kepala redaksi di Harian Sin Bin di Bandung. Menjabat pemimpin redaksi mingguan Panorama (1926- 1932), majalah Moestika Panorama (1930-1932) yang berganti nama menjadi Moestika Romans. Pada tahun 1932-1934, Kwee Tek Hoay mendirikan mingguan Moestika Dharma dan majalah bulanan Sam Kauw Gwat Po (1934-1947) yang khusus membahas agama, filsafat, dan theosofi. Pada tahun 1932, Kwee Tek Hoay mendirikan sebuah percetakan dan bernama Moestika, yang semula berkantor di Batavia (sekarang dikenal sebagai Jakarta) dan dipindahkan ke Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat pada
  • 29. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 19 tahun 1935. Karya-karya beliau di bidang keagamaan antara lain adalah (1) Buddha Gautama (1931-1933); (2) Sembahyang dan Meditasi (1932); dan (3) Omong-omong tentang Agama Buddha (1935). Karyanya di bidang sosial politik, yaitu (1) Asal Moelahnja Timboel Pergerakan Tionghoa yang Modern di Indonesia (1936-1937) diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Lea Williams dan (2) The Origins of the Modern Chinese Movement in Indonesia (Southeast Asia Program, Cornell University, 1969). Beliau wafat di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat pada tanggal 4 Juli 1951, pada usia 64 tahun akibat dianiaya perampok yang menyatroni rumahnya. Dia merupakan orang pertama yang minta jenasahnya diperabukan dan sejak saat itu banyak orang Tionghoa mengikuti jejaknya. b. Bhikkhu Narada Mahathera Amati gambar di samping! Beliau tokoh penceramah dari luar negeri, dan mengembangkan agama Buddha di Indonesia. Gambar 1.9: Bhikkhu Narada Mahathera Sumber: https://dhammavijja.web.id Narada Maha Thera, lahir dengan nama Sumanapala Perera (14 Juli 1898 – 2 Oktober 1983) adalah seorang biksu Buddha Theravada dan penerjemah, merupakan sesepuh di Vihara Vajirarama di Kolombo. Sumanaphala menerima pabbaja pada usia 18 tahun dengan nama Narada, dan memperoleh upasampada pada usia 20 tahun. Kemudian, beliau memasuki Ceylon University College sebagai mahasiswa pendengar mengikuti kuliah Etika, Logika dan Filsafat yang kemudian ternyata amat berguna bagi beliau sebagai Dharmaduta. Di negara Kamboja beliau mendapat gelar keagamaan “Sri Maha Sadhu” dari Raja Kamboja
  • 30. 20 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Bhikkhu Narada ke Indonesia pada tahun 1934 pertama kalinya adalah untuk berziarah ke Candi Borobudur, kemudian berkeliling Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat melaksanakan misi sebagai Dharmaduta untuk meyebarkan agama Buddha. Bhikkhu Narada telah melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a. Memberikan khotbah-khotbah dan pelajaran-pelajaran Buddha Dharma di beberapa tempat di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. b. Memberkahi penanaman pohon Bodhi di pekarangan Candi Borobudur pada tanggal 10 Maret 1934. c. Membantu dalam pendirian Java Buddhist Association (Perhimpunan agama Buddha yang pertama) di Bogor dan Jakarta. d. Menjalin kerja sama yang erat dengan bhikshu-bhikshu (hweshio- hweshio) dari kelenteng-kelenteng Kim Tek Ie, Kwan Im Tong dan Toeng San Tong di Jakarta, kelenteng Hok Tek Bio di Bogor, kelenteng Kwan Im Tong di Bandung, kelenteng Tin Kok Sih di Solo dan perhimpunan- perhimpunan Theosofie di Jakarta, Bogor, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. e. Melantik upasaka-upasaka dan upasika-upasika di tempat-tempat yang beliau kunjungi. Bapak Maha Upasaka S. Mangunkawotjo, tokoh umat Buddha Jawa Tengah dan anggota MPR telah dilantik menjadi upasaka di Yogyakarta oleh Bhikkhu Narada pada tanggal 10 Maret 1934. Jawablah Pertanyaan di bawah ini 1. Siapakah Bhante Narada Maha Thera? 2. Apa tugas utama bhante Narada di Indonesia? 3. Jelaskan tujuan berdirinya Theosofi! 4. Tuliskan karya Kwee Tek Hoay! 5. Pada zaman penjajah Konnghucu dan taoisme tergabung dalam agama Buddha yaitu ... .
  • 31. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 21 Rangkuman Pada masa penjajah di Indonesia hanya dikenal adanya tiga agama yaitu agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam sedangkan Agama Buddha tidak disebut-sebut meskipun Candi Borobudur telah kembali diketemukan pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles Pada masa penjajahan Belanda, di Jakarta timbul usaha-usaha untuk melestarikan ajaran agama Buddha Di daerah bagian Jawa dan Yosias van Dienst menjabat sebagai Deputy Director General. Pada tahun 1934 Kwee Tek Hoay (lahir di Bogor, Jawa Barat, 31 Juli 1886 – meninggal di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, 4 Juli 1951 Narada Maha Thera, lahir dengan nama Sumanapala Perera (14 Juli 1898 – 2 Oktober 1983) adalah seorang biksu Buddha Theravada dan penerjemah Bhikkhu Narada ke Indonesia pada tahun 1934 pertama kalinya adalah untuk berziarah ke Candi Borobudur Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelahmengikutiserangkaianpembelajaranpadamateripembelajaran 1.3 tentang “sejarah penyiaran agama Buddha pada zaman penjajah”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
  • 32. 22 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Pembelajaran 1.4 D. Agama Buddha Zaman Kemerdekaan 1. Tokoh Agama Buddha Setelah Kemerdekaan RI Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat Buddha melalui Theosofi antara lain M.S. Mangunkawatja, Ida Bagus Jelanti, The Boan An, Drs. Khoe Soe Khiam, Sadono, R.A. Parwati, Ananda Suyono, I Ketut Tangkas, Slamet Pudjono, Satyadharma, lbu Jamhir, Ny. Tjoa Hm Hoey, Oka Diputhera dan lain-lainnya. The Boan An yang menjadi pimpinan GSKI dan Perhimpunan Pemuda Theosofi Indonesia, kemudian ditahbiskan menjadi Bhikkhu di Burma dengan nama Bhikkhu Ashin Jinarakkhita. Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat kebangkitan kembali agama Buddha di bumi Indonesia, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita yang memimpin kebangkitan kembali agama Buddha ke seluruh lndonesia. Karena itu Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dinyatakan sebagai Pelopor Kebangkitan agama Buddha secara nasional di Indonesia. Nama-nama yang mendampingi Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dalam mempelopori kebangkitan kembali agama Buddha dalam era 2500 tahun Buddha Jayanti tahun 1956 antara lain M.S. Mangunkawatja, Sariputra Sadono, Sasanasobhana, Sosro Utomo, I Ketut Tangkas, Ananda Suyono, R.A. Parwati, Satyadharma, lbu Jayadevi Djamhir, Pannasiri Go Eng Djan, Ida Bagus Giri, Drs. Khoe Soe Khiam, Ny. Tjoa Hin Hoey, Harsa Swabodhi, Krishnaputra, Oka Diputhera dan sebagainya. Bhikkhu Ashin Jinarakkhita merestui berdirinya Perhimpunan Buddhis Indonesia tahun 1958 dengan Ketua Umumnya Sariputra Sodono dan Sek. Jen. Sasana Sobhana. Kemudian Ketua Umum PERBUDHI adalah Soemantri MS dengan Sekjen. Oka Diputhera. Perbudhi kemudian dilebur menjadi Budhi bersama-sama dengan organisasi Buddhis lainnya. Pada tahun 1958 berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian ganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia kemudian pecah melahirkan Sangha Indonesia. Dengan demikian di Indonesia
  • 33. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 23 terdapat dua Sangha yakni Maha Sangha Indonesia dan Sangha Indonesia. Maha Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Ashin Jinarakkhita dan Sangha Indonesia dipimpin oleh Bhikkhu Girirakkhito. Setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta tahun 1978, terdapat tiga kelompok Sangha di Indonesia, yakni Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia yang sernuanya tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI). 2. Organisasi-organisasi Agama Buddha yang Berkembang di Indonesia setelah Kemerdekaan Perkembangan perkumpulan atau organisasi agama Buddha semakin meningkat diantaranya: a. Tahun 1952, perkumpulan Sam Kauw Hwee kehilangan ketuanya, Kwee Tek Hoay. b. Tahun 1955-1956, berdirilah persaudaraan Upasaka-Upasika Indonesia (PUUI) c. Tahun 1970, Perbudi menjadi PERBUDHI d. Tahun 1959, terjadi peristiwa istimewa, yaitu umat Buddha pertama kalinya mengadakan upacara perayaan Waisak di Candi Borobudur secara besar-besaran dalam rangka menyongsong Buddha Jayanti. Semua mazhab agama Buddha mempunyai keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang sebutannya berbeda-beda yang pada hakikatnya adalah satu dan sama, Semua mazhab mengakui Buddha Gotama/ Sakyamuni sebagai Guru Agung/Nabi. Kongres menghasilkan ketetapan berkenaan Kriteria Agama Buddha yang berkembang antara lain: a. Adanya Tuhan Yang Maha Esa b. Adanya Triratna/Tiratana c. Cattari Ariya Saccani d. Kamma/Karma e. Punarbhava/Punabhava f. Tilakkhana g. Nirvana/Nibbana h. Bodhisattva i. Paticcasamupadda
  • 34. 24 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Jawablah dengan benar! 1. Apa peran bhante Ahin Jinarakhita? 2. Siapa nama asli bhante Girirakito? 3. Kapan agama Buddha mengalami Buddha Jayanti? 4. Kapan PERBUDHI terbentuk? 5. Kapan pertama kali umat Buddha mengadakan perayaan waisak di candi Borobudur? Rangkuman Orang-orang Indonesia terpelajar yang kemudian menjadi umat Buddha melalui Theosofi antara lain M.S. Mangunkawatja Sejak 2500 tahun Buddha Jayanti, tepatnya tahun 1956 saat kebangkitan kembali agama Buddha di bumi Indonesia, Bhikkhu Ashin Jinarakkhita-lah yang memimpin kebangkitan kembali agama Buddha Pada tahun 1958 berdiri Sangha Suci Indonesia yang kemudian ganti nama menjadi Maha Sangha Indonesia Setelah Kongres Umat Buddha Indonesia di Yogyakarta tahun 1978, terdapat tiga kelompok Sangha di Indonesia, yakni Sangha Agung Indonesia, Sangha Theravada Indonesia dan Sangha Mahayana Indonesia yang sernuanya tergabung dalam Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI). Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
  • 35. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 25 Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 4 tentang “ penyiaran agama pada zaman kemerdekaan dan peran tokoh pada waktu itu ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 1.5 E. Peran Para Tokoh Perkembangan Agama Buddha setelah Kemerdekan 1. Peran Tokoh pada Waktu Sangat Penting, Demi Perkembangan Agama Buddha. a. Bhikkhu Asin Jinarakkhita Amati gambar di samping! Bhikkhu Asin Jinarakkhita dilahirkan di Bogor pada tanggal 23 Januari 1923 dengan nama The Boan An. Gambar 1.10: Bhikkhu Asin Jinarakkhita Sumber: kemendikbud
  • 36. 26 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Beliau pernah kuliah di THS Bandung (sekarang ITB) dan di Universiteit Groningen, Belanda. Di Groningen, di luar kuliah resmi, beliau mengikuti kuliah filsafat serta bahasa Sanskrit dan Pali. Selain itu, beliau juga mengikuti kursus kebatinan yang diberikan oleh Dr. J.E. van de Stok, Profesor Emeritus pada Landbouw Hogeschool Wageningen. Pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk sebagai Ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda Theosofi Indonesia. Beliau mengorganisasi peringatan Hari Tri Suci Waisak secara nasional di Borobudur yang pertama sejak agama Buddha di Indonesia. b. Bhikkhu Girirakkhito Amati gambar di samping! Bhikkhu Girirakkhito sangat terkenal di Indonesia beliau adalah duta. Kegiatan Bhante Giri dalam masa kehidupannya yang cukup panjang. Masa kehidupan Bhante yang memiliki nama Pabajja Jinagiri ini biasa terbagi dua hal besar. Gambar 1.11: Konferensi Waisak Pers Waisak Nasional 1 Sumber: http://harpin.wordpress.com Gambar 1.12: Bhikkhu Girirakkhito Sumber: kemendikbud
  • 37. Pelajaran 1 Sejarah Penyiaran Agama Buddha di Indonesia 27 Pertama adalah sebagai seorang pemuda pejuang, perumah tangga dan tulang punggung keluarga. Kedua atau sebagian dari hidupnya sampai berumur 70 tahun itu dihabiskan dalam pengabdiannya kepada Buddha Dharma. Bhante Giri tidak hanya dikenang sebagai seorang pejuang Dharma tetapi juga seorang pejuang yang membaktikan dirinya kepada bangsa dan negara. Tahun 1960, Ida Bagus Giri sudah menjadi pandita, dan berkeliling Indonesia memberikan ceramah Dharma. Tahun 1962 pada usia 35 tahun, beliau menjadi samanera dengan nama Jinagiri. Pada tanggal 15 November 1966, Jinagiri ditahbiskan menjadi bhikkhu di Bangkok Thailand dengan nama Girirakkhito. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar. 1. Dimanakah Bhikkhu Asin Jinarakkhita lahir? 2. Dimanakah Bhikkhu Girirakkhito ditabhiskan menjadi bhikku? 3. Carilah tahu tentang peran tokoh dalam perkembangan agama Buddha di Indonesia! 4. Siapakah ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia sekaligus juga Wakil Ketua Pengurus Pusat Pemuda Theosofi Indonesia? Rangkuman Bhikkhu Asin Jinarakhita pada tanggal 22 Mei 1953, beliau ditunjuk sebagai Ketua Gabungan Sam Kauw Indonesia. Beliau pernah kuliah di THS Bandung (sekarang ITB) dan di Universiteit Groningen, Belanda. Kegiatan Bhante Giri didalam masa kehidupannya yang cukup panjang itu. Tahun 1960, Ida Bagus Giri sudah menjadi pandita, dan berkeliling Indonesia memberikan ceramah Dharma.
  • 38. 28 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 1.5 tentang “Peran para tokoh perkembangan agama buddha setelah kemerdekan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar! 1. Sebutkan Sangha yang ada di Indonesia! 2. Sebutkan wangsa yang ada pada zaman kerajaan Mataram Kuno? 3. Kapan agama buddha mencapai puncak kejayaan? 4. Ceritakan peran bhante Girirakhito untuk umat Buddha! 5. Bagiaman cara menhormati peninggalan zaman kerajaan buddha di indonesia? 6. Sebutkan candi yang ada pada jaman Mataram kuno! 7. Pada zaman sekrang ini candi apa yang sangat terkenal? 8. Sebutkan sumber sejarah kerajaan mataram kuno? 9. Sebutkan tokoh yang tergabung dalam theosofi! 10. Kapan berdirinya Sangha suci Indonesia?
  • 39. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 29 Pelajaran 2 AGAMA DAN KEHIDUPAN Gambar 2.1: Tempat peribadatan agama di Indonesia Sumber: jawaban.com Tahukah Kamu? Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpai kekacauan hidup manusia, yang tentunya karena manusia tidak mau hidup berdasarkan norma agama maupun masyarakat. Kekacauan masyarakat begitu banyak sehingga menganggap agama tidak begitu penting untuk menyelaraskan kehidupan. Sering dianalogikan kepada sebuah kenyataan, ketika sebuah kejadian yang tidak diketahui sebabnya, tiba-tiba saja terjadi, maka penyederhanaan kejadian itu adalah korban menjadi tumbal. Agama ada dengan tujuan untuk menyelaraskan kehidupan agar tidak menyimpang dan melakukan kejahatan. Jika tidak ada agama, mungkin kehancuran dunia akan terjadi. Mari kita coba memahami ini semua.
  • 40. 30 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Namo Buddhaya Dalam bab ini kalian akan mempelajari tentang: 2.1 Refleksi Agama Bagi Kehidupan 2.2. Agama dan kerukunan 2.3. Sikap keberagamaan dalam agama 2.4. Eklusivisme dan eklektivisme 2.5. Universalisme dan toleransi Agama dan Kehidupan Refleksi Agama Bagi Kehidupan Agama dan kerukunan Sikap Keberagaman dalam Agama Eklusivisme dan eklektivisme Universalisme dan tolransi
  • 41. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 31 Pembelajaran 2.1 A. Refleksi Agama Bagi Kehidupan 1. Peranan Agama Kamu saat ini duduk di bangku SMA/SMK. Kamu hendaknya bersyukur dapat melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan menengah. Sebagai wujud rasa syukur, Kamu dapat meningkatkannya dengan lebih rajin belajar dan senantiasa dapat mengembangkan diri sehingga menjadi Buddhis yang lebih baik. Perhatikan Gambar 2.1 Dari gambar tersebut, apa yang kamu lihat? Tentukamudapatmelihataktivitaskehidupanmanusiayangdenganpercaya dirinya melakukan perbuatan hidup yang tidak sejalan dengan norma hukum bahkan norma agama. Salah satu perilaku manusia menganggap hidup ini tidak perlu aturan agama, karena mereka memandang bahwa agama tidak penting bagi kehidupan. Gambar 2.2: Ilustrasi orangtua menasihati anaknya Sumber: Dokumen penulis
  • 42. 32 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Buddha mengajarkan dengan jelas dan terdapat pada “Pancasila Buddhis” “Musavada veramani sikkhapadamsama-diyami” yang artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari bicara kasar dan omong kosong. Sila ini jelas sekali peranannya untuk mengingatkan manusia agar hidup normal dan selaras dengan agama dan masyarakat. Selain bertentangan dengan agama dan norma masyarakat juga ancaman hukum negara sangat berat. Berkaitan dengan hal tersebut, bab ini akan membahas tentang arti penting agama bagi kehidupan. Kamu diharapkan mampu menganalisis betapa pentingnya agama bagi kehidupan manusia, karena dalam kehidupan sebagian manusia memandang agama tidak diperlukan lagi. 2. Penanaman Nilai Agama Jika kehidupan tanpa mengetahui hukum kesunyataan (hukum kebenaran mutlak), maka seseorang dengan hati-hati melakukan perbuatan yang baik. namun demikian tidak tertutup kemungkinan kita berbuat yang brutal, kasar, dan sebagainya. Amati gambar di bawah ini Gambar 2.3: Ilustrasi kasih sayang orangtua kepada anaknya Sumber: http://beritabojonegoro.com
  • 43. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 33 Gambar 2.4: Ilustrasi kasih sayang ibu kepada anaknya Sumber: Dokumen penulis 1. Mengapa manusia mudah melakukan kekacauan dan kesemrawutan dalam kehidupannya? 2. Apakah mereka tidak takut akan hukum negara? 3. Pada gambar 2.2. bagaimana menurut pendaptmu! 4. Amati Gambar 2.3 dan 2.4 Kemudian, jawablah pertanyaan berikut. 5. Apa pendapatmu tentang Gambar 2.3! 6. Apa pendapatmu tenang gambar 2.4! Rangkuman Tentu kamu dapat melihat aktivitas kehidupan manusia yang dengan percaya dirinya melakukan perbuatan hidup yang tidak sejalan dengan norma hukum bahkan norma agama. “Pancasila Buddhis” “Musavada veramani sikkhapadamsama- diyami” yang artinya aku bertekad akan melatih diri menghindari bicara kasar dan omong kosong.
  • 44. 34 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Berkaitan dengan hal tersebut, bab ini akan membahas tentang arti penting agama bagi kehidupan. Kamu diharapkan mampu menganalisis betapa pentingnya agama bagi kehidupan manusia. Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.1 tentang “Agama dan Kerukunan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 2.2 B. Agama dan Kerukunan Di negara kita tidak dibenarkan sikap dan perbuatan melawan atau antiagama dan tidak dibenarkan paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap warga negara Republik Indonesia harus percaya dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
  • 45. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 35 Manusia Indonesia wajib saling menyayangi dan tidak berbuat dengki dan dendam, kerusuhan dan memaksakan keyakinan kepada umat lainnya. Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, hormat menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian Pancasila. Kerukunan hidup umat beragama di Indonesia dipolakan dalam Trilogi Kerukunan yaitu: 1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama yaitu kerukunan di antara aliran-aliran atau paham-paham yang ada dalam suatu agama. 2. Kerukunan di antara umat agama yang berbeda-beda yaitu kerukunan di antara para pemeluk agama-agama yang berbeda-beda. 3. Kerukunan antar umat agama dengan pemerintah yaitu supaya keserasian dan keselarasan di antara para pemeluk atau pejabat agama dengan para pejabat pemerintah. Coba amati gambar di samping! Gambar 2.5: Ilustrasi kerukunan beragama Sumber: http://ellanariah.wordpress.com Kerukunan antar agama yang dimaksudkan mengupayakan agar terciptanya suatu keadaan yang tidak ada pertentangan intern dalam masing-masing umat beragama, antar golongan-golongan agama yang berbeda satu sama lain, antara pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama yang lainnya, antara umat-umat beragama dengan pemerintah.
  • 46. 36 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Wujud dari Kerukunan antar umat beragama 1. Saling hormat menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. 2. Saling hormat menghormati dan bekerjasama intern pemeluk agama, antar berbagai golongan agama dan umat-umat beragama dengan pemerintah yang sama-sama bertanggung jawab mmbangun bangsa dan Negara. 3. Saling tenggang rasa dan toleransi dengan tidak memaksa agama kepada orang lain. 1. Apakah setiap orang di Indonesia harus beragama? 2. Apa maksud kerukunan intern agama? 3. Apa maksud kerukunan antar agama? 4. Bagaimana jika di daerahmu terjadi hasutan yang menjelekkan agama orang lain. 5. Apa manfaat pergi ke Vihara. Rangkuman Di negara kita tidak dibenarkan sikap dan perbuatan melawan atau antiagama dan tidak dibenarkan paham yang meniadakan Tuhan Yang Maha Esa. Kerukunan dapat diartikan sebagai kondisi hidup dan kehidupan yang mencerminkan suasana damai, tertib, tentram, sejahtera, hormat menghormati, harga menghargai, tenggang rasa, gotong royong sesuai dengan ajaran agama dan kepribadian pancasila Trilogi Kerukunan yaitu: 1. Kerukunan intern masing-masing umat dalam satu agama. 2. Kerukunan di antara umat agama yang berbeda-beda 3. Kerukunan antar umat agama dengan pemerintah yaitu supaya keserasian dan keselarasan .
  • 47. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 37 Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.2. tentang “agama dan kerukunan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 2.3 C. Sikap Keberagaman dalam Agama Coba amati candi pada gambar di samping! Ada berapa warna jubah bhikhu? Gambar 2.6: Gambar bikkhu berbagai sangga Sumber: http://buddha dan sains.infobudhis.blogspot.com
  • 48. 38 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Memiliki pandangan salah satu agama secara tidak langsung sudah diwajibkan bagi Warga Negara Indonesia, karena negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Enam agama yang secara resmi diakui oleh negara masing-masing memiliki ciri, karakter, ajaran, bahkan berbeda dalam menyebarkan paham ajaran mereka. Masing-masing agama yang diakui di Indonesia ini terpecah-pecah menjadi sekte-sekte lagi yang memiliki paham yang berbeda-beda juga. Agama Buddha yang awalnya hanya satu kemudian muncul menjadi banyak sekte sesaat setelah Buddha Parinibbana. Agama Buddha di India saat itu terdapat 18 sekte. Pada masa sekarang mazhab utama agama Buddha di dunia terdiri dari 3 mazhab yaitu Mahayana, Theravada, dan Vajrayana. Masing-masing pandangan ini juga terpecah lagi menjadi sub-sub sekte, seperti dalam Mahayana terdapat sekte Pure Land (Tanah Suci) sekte Tzu Chi, dan lainnya, sedangkan sekte Theravada di Thailand terdapat Mahanikay dan Dhammayutt. Kemajemukan sekte dan sub sekte agama Buddha ini juga mempengaruhi agama Buddha di Indonesia, yang perlu disikapi dengan bijaksana. 1. Pluralisme dan Paralelisme Gambar 2.7: Ilustrasi gambar keberagaman Sumber:https://www.goodnewsfromindonesia.org
  • 49. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 39 Keanekaragaman dalam berbagai kehidupan di dunia, juga di masyarakat Indonesia melahirkan paham pluralisme atau yang juga disebut dengan paralelisme. Kata pluralisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) diartikan sebagai keadaan masyarakat yang majemuk. Pluralisme juga diartikan sebagai sikap saling menghormati dan toleransi antara satu dan lainnya sehingga tercipta kedamaian, tanpa konflik dan permusuhan. Paralelisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) diartikan sebagai hal sejajar; kesejajaran; kemiripan. Pendapat lain menyatakan bahwa paralelisme dapat terekspresi dalam macam-macam rumusan misalnya: ”Agama-agama lain adalah jalan yang sama-sama sah untuk mencapai kebenaran yang sama”; ”Agama-agama lain berbicara secara berbeda, tetapi merupakan kebenaran-kebenaran yang sama sah”; atau setiap agama mengekspresikan bagian penting sebuah kebenaran.” Pada intinya pengertian antara pluralisme dan paralelisme hampir sama. 1. Ada berapa warna jubah bhikkhu? 2. Bagaiamana pendapatmu perbedaan jubah untuk parabhikkhu? 3. Sebutkan 2 sekte agama Buddha di Thailand? 4. Perilaku seseorang yang menunjukkan pluralisme di masyarakat, Tuliskan contoh perbuatan yang mencerminkan pluralisme di masyarakat! 5. Tuliskan contoh perbuatan yang tidak mencerminkan pluralisme di lingkungan masyarakat!
  • 50. 40 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X 2. Pandangan Inklusivisme Agama Gambar 2.8: Sikap dalam keberagamaan antaragama yang perlu dicontoh. Sumber: http://isbd-alv.blogspot.com Pandangan ini berbeda dengan paham pluralisme, karena dalam paham inklusivisme tidak menyamakan paham ajaran, tetapi menerima kebenaran agama sendiri tanpa menolak adanya kebenaran dari agama lainnya. Sama halnya dalam agama Buddha bahwa setiap umat Buddha hendaknya menyadari, agama Buddha tidak hanya terdapat sekte Theravada, Mahayana, atau Vajrayana, tetapi ketiga-tiganya ada. Umat Buddha harus menerima bahwa ada sekte atau sub sekte di luar sekte yang mereka anut, yang juga mengajarkan ajaran Buddha untuk menuju kebahagiaan tertinggi yaitu Nibbana. Inklusivisme agama hadir dengan bentuk kebenaran yang lebih longgar. Lain halnya dengan eksklusifisme agama, orang dengan paradigma tersebut cenderung memiliki kepribadian tertutup, menutup ruang dialog dengan pemeluk agama lain dan merasa bahwasanya hanya agama dan alirannya saja yang benar, sementara agama dan aliran yang lainnya salah dan dianggap sesat.
  • 51. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 41 Inklusivisme bersifat lebih longgar terhadap sesuatu yang di luar dirinya, tidak kaku dan memberi jalan kepada selain dirinya untuk mengakui kebenaran mereka. Jadi, asumsi dasar inklusivisme agama adalah mengakui bahwa kebenaran hanya terdapat dalam agama sendiri, namun memberi kesempatan atau jalan bagi mereka yang berlain keyakinan untuk mengakui bahwa agama mereka juga benar. 1. Apa konsep inklusivisme dalam beragama? 2. Apa persamaan yang kamu ketahui sekte yang satu dengan yang lain? 3. Setiap sekte dalam agama Buddha tidak boleh saling menjatuhkan, bagaiman pendapatmu? 4. Jelaskan pengertian pluralisme? 5. Jelaskan manfaat memiliki sikap iklusivisme? 1. Rangkuman Memiliki pandangan salah satu agama secara tidak langsung sudah diwajibkan bagi Warga Negara Indonesia, karena negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa. Tiga mazhab yaitu Mahayana, Theravada, dan Vajrayana Kata pluralisme, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) diartikan sebagai keadaan masyarakat yang majemuk (bersangkutan dengan sistem sosial dan politiknya) Paralelisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa) diartikan sebagai hal sejajar; kesejajaran; kemiripan Inklusivisme tidak menyamakan paham ajaran, tetapi menerima kebenaran agama sendiri tanpa menolak adanya kebenaran dari agama lainnya.
  • 52. 42 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.3 tentang “sikap keberagamaan dalam agama, pluralisme dan pararelisme, serta inklusivisme ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 2.4 D. Eklusivisme dan Eklektivisme Coba amati gambar di samping! Orang buta ingin mengetahui gajah, yang ia pegang itulah gajah. Gambar 2.9: Ilustrasi orang buta menyatakan Gajah Sumber: http://claude-c-kenni. blogspot.com
  • 53. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 43 1. Eklusivisme Dalam analogi orang buta mendefinisikan binatang gajah, jika ia yang memegang ekor maka gajah itu bulet kecai, sedangkan yang lain memegang telinga maka gajah pipih dan lebar, sedangkan yang lain memegang perut, ternyata gajah itu lebar dan berbulu. Jadi paham eklusivisme itu tidak ada kebenaran dalam paham lain, hanya dalam paham dia yang benar. Pandangan eksklusivisme berpandangan pada kebenaran, tidak ada jalan lain selain orang membuang agama-agama lain, dan merangkul agama dan masuk ke dalam lembaga tempat ibadahnya. Orang yang menganut paham ini, tidak memiliki toleransi maupun menghargai dan menghormati agama lain. Sikap orang dan kelompok masyarakat seperti inilah yang mengancam kemajemukan, mengancam perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, paham ini dapat menimbulkan peperangan dan konflik bagi negara yang majemuk. Jika paham ini diterapkan di Negara Indonesia, maka negara ini akan hancur. Paham eksklusivisme ini juga tidak dapat diterapkan dalam agama Buddha yang memiliki banyak sekte dan subsekte. Jika ada sekelompok umat Buddha yang bersikeras menerapkan paham ini, maka agama Buddha akan habis. Agama Buddha di Indonesia merupakan agama minoritas, karena itu paham eksklusivisme ini harus dilenyapkan baik dalam hubungannya dengan intern umat Buddha maupun antar umat agama lainnya. 2. Eklektivisme Pandangan paham Eklektivisme ini, jika diterapkan dalam keberagamaan dapat menimbulkan kesalahan dalam penerapan ajaran, ciri khas dari agama tersebut akan kabur, serta menimbulkan pendangkalan keberagamaan. Penerapan sikap ini jika diterapkan dalam kemajemukan sekte agama Buddha juga akan menimbulkan pendangkalan terhadap keberagaman sekte agama Buddha, meskipun sesungguh-nya keberagaman sekte agama Buddha menimbulkan masalah. Eklektivisme adalah sikap berfilsafat dengan mengambil teori yang sudah ada dan memilah mana yang disetujui dan mana yang tidak sehingga dapat selaras dengan semua teori itu. Hal ini dilakukan agar dapat mengambil nilai yang berguna dan dapat diterima.
  • 54. 44 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X 1. Benarkah dalam paham lain tidak ada kebenaran, bagaimana pendapatmu? 2. Paham eklusivisme berbahaya bagi kerukunan intern maupun ektern, bagimana pendapatmu? 3. Apa yang terjadi jika semua agama menganut paham eklusivisme? 4. Bagimana sikapmu jika dalam bergaul selalu memilih-milih yang satu agama? 5. Rangkuman Eklusivisme itu tidak ada kebenaran dalam paham lain, hanya dalam paham dia yang benar. Pandangan paham eklektivisme ini, jika diterapkan dalam keberagamaan dapat menimbulkan kesalahan dalam penerapan ajaran, ciri khas dari agama tersebut akan kabur, serta menimbulkan pendangkalan keberagamaan. Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.4. tentang “sikap dalam eklusivisme dan eklektivisme”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian:
  • 55. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 45 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 2.5 E. Universalisme Coba amati gambar di samping! walau berbeda agama ada persamaan. Gambar 2.10: Ilustrasi perbedaan ada persamaan Sumber: htttp://congo-objectif2050.over-blog.com 1. Pengertian Universalime Pengertian paham Universalisme berdasarkan sejarah dalam agama Buddha, menyatakan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya penganutnya akan menikmati hidup sesuai dengan kebajikan atau perbuatan. Sedangkan dalam konteks pemahaman semua agama dapat diartikan bahwa meskipun agama berbeda-beda tetapi pada prinsipnya manusia akan diselamatkan. Jika diartikan dalam pemahaman Buddhis, meskipun agama berbeda-beda pada prinsipnya semua agama memiliki tujuan yang sama yaitu kebahagiaan yang bersifat universal.
  • 56. 46 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X 2. Toleransi Pengertian toleransi sebagai perilaku yang bersahabat dan adil terhadap pendapat dan praktik atau terhadap orang yang memegang atau mempraktikannya. Buddha telah memberikan teladan sikap toleran ketika beliau menghadapi kemajemukan kepercayaan pada masa kehidupan beliau. Tokoh lain yang menunjukkan sikap toleransi adalah Raja Asoka dalam Prasasti Batu Kalinga Nomor XXII mengatakan sebagai berikut. ”Janganlah kita menghormati agama kita sendiri dengan mencela agama lain. Sebaliknya, agama lain pun hendaknya dihormati atas dasar- dasar tertentu. Dengan berbuat demikian kita membuat agama kita sendiri berkembang, selain menguntungkan pula agama lain. Jika kita menghina agama lain hal itu akan merugikan agama kita sendiri, di samping merugikan agama orang lain. Oleh karena itu, barang siapa menghormati agamanya sendiri dan mencela agama lain semata-mata terdorong rasa bakti kepada agamanya sendiri dan dengan pikiran bagaimana aku dapat memuliakan agamaku sendiri, justru dapat merugikan agamanya sendiri. Karena itu, kerukunan dianjurkan dengan pengertian biarlah semua orang mendengar dan bersedia mendengar ajaran yang dianut orang lain”. Asoka telah menunjukkan bahwa penghormatan terhadap agama sendiri bukanlah berarti dengan cara mencela agama orang lain. Justru menghormat agama orang lain sampai batas-batas tertentu atas dasar menghormati agama sendiri. Demikian juga penghormatan terhadap sekte atau subsekte sendiri bukan berarti dengan mencela atau merendahkan sekte orang lain, tetapi dengan menghargai sekte orang lain, maka akan menghargai sekte sendiri dan sekte sendiri akan dihargai oleh sekte lain. Gambar 2.11: Ilustrasi toleransi antarumat beragama Sumber: http://toleransi-agama www.brilio.net
  • 57. Pelajaran 2 Agama dan Kehidupan 47 Jawablah dengan benar! 1. Bagimana konsep universal dalam beragama? 2. Bagaimana jika stiap umat beragama memiliki pandangan universalisme? 3. Apa makna bahwa setiap umat Buddha memiliki benih-benih kebuddhaan? 4. Tulislah secara singkat Prasasti Batu Kalinga Nomor XXII 1. Rangkuman Pengertian paham universalisme berdasarkan sejarah dalam Budhisme, paham ini menyatakan bahwa meskipun agama berbeda- beda tetapi pada prinsipnya penganutnya akan menikmati hidup sesuai dengan kebajikan atau perbuatan Pengertian toleransi sebagai perilaku yang bersahabat dan adil terhadap pendapat dan praktik atau terhadap orang yang memegang atau mempraktikannya. Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
  • 58. 48 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 2.5. tentang “Universalisme dan Toleransi”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar! 1. Apa peran agama dalam mengatasi kekerasan? 2. Bagaimana cara mengatasi kekerasan dengan cara konsep agama Buddha? 3. Mabuk-mabukan merupakan pelanggaran sila ke barapa dalam pancasila buddhis? 4. Apa akibat jika berkelahi? 5. Jelaskan kerukunan intern agama! 6. Sebutkan wujud dari kerukunan antar umat beragama! 7. Jelaskan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah 8. Jelaskan pengertian kerukunan! 9. Apakah hanya tokoh agama yang dapat menciptakan kerukunan? 10. Apa sajakah peran agama dalam menciptakan kedamaian dan kebahagiaan?
  • 59. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 49 Pelajaran 3 KEBEBASAN BERAGAMA Gambar 3.1: Tempat peribadatan agama di Indonesia Sumber: jawaban.com Tahukah Kamu? Kedamaian ada ketika kita mau menerima perbedaan.
  • 60. 50 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Namo Buddhaya Dalam bab ini kalian akan mempelajari tentang Kebebasan umant Beragama: 3.1 Agama-agama yang diakui pemerintah 3.2 Keunikan Agama Buddha 3.3 Agama buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung 3.4 Agama buddha merupakan agama antikekerasan Kebebasan Beragama Agama-agama yang diakui pemerintah Keunikan Agama Buddha Agama Buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung Agama Buddha Merupakan Agama Antikekerasan
  • 61. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 51 Pembelajaran 3.1 A. Agama-Agama yang Diakui Pemerintah 1. Agama Di Indonesia Berdasarkan sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Mahaesa, serta Pasal 29 ayat 1 dan 2 UUD 1945 bahwa. 1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Mahaesa 2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Negara mengizinkan dan melindungi penduduk untuk menganut salah satagama yang diakui di Indonesia. Sejak awal masuknya agama Hindu dan Buddha ke Indonesia, sampai sekarang terdapat enam agama yang dianut penduduk Indonesia dan diakui oleh pemerintah. Agama-agama tersebut, diakui karena memenuhi kriteria sebagai berikut. a. Mengajarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Mahaesa. b. Mempunyai pendiri atau nabi. c. Mempunyai kitab suci. d. Mempunyai umat. e. Mempunyai tempat ibadah. f. Mempunyai kegiatan ritual. Sebanyak 6 agama yang diakui pemerintah secara sah adalah sebagai berikut. a. Islam. b. Kristen. c. Katolik. d. Hindu. e. Buddha. f. Kong Hu Chu (Konfusianisme)
  • 62. 52 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Agama-agama tersebut mengajarkan kebaikan, dan kebahagiaan duniawi maupun surgawi. Agama-agama tersebut memiliki ciri khas dan ruang ringkup ajaran sendiri-sendiri dalam membimbing umatnya untuk mendapatkan kebahagiaan. Ruang lingkup semua ajaran agama adalah mengajarkan tentang keyakinan dan kemoralan, ibadah atau ritual, maupun ketaatan. Agama mengajarkan umatnya agar memiliki keyakinan dengan mengedepankan kemoralan. Ajaran keyakinan dan kemoralan ini diharapkan manusia menjadi bersusila, berbudi, beretika, dan bijaksana sehingga dapat menciptakan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang rukun dan damai. Pasangkan gambar tempat peribadatan sesuai demgam agama yang ada di Indonesia! No. Gambar 1. 2. 3. Agama Jawab Hindu .... Buddha .... Kristen ....
  • 63. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 53 Islam .... Katolik .... Konghucu .... 4. 5. 6. 2. Kebebasan Memilih Agama Pembahas tentang kebebasan memilih agama, pilihan kita adalah agama Buddha, maka kita ketahui bahwa begitu jelas Buddha mengajarkan Dhamma, sehingga sering disebut (Buddha Dhamma) Agama Buddha dipandang sebagai agama yang realistis artinya kenyataan atau nyata, yaitu mengajarkan tentang kebenaran apa adanya (baik dikatakan baik/buruk dikatakan buruk), bukan ajaran yang pesimistis (melihat sisi buruknya saja) dan juga bukan optimistis (melihat sisi baiknya saja). Pandangan realistis, yang mempersilakan dengan berbagai latar belakang keilmuan dipersilakan untuk ehipasiko menganalisis ajaran Buddha. Ajaran Buddha diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memahami ajarannya dengan apa adanya, dan penganut ajaran Buddha tidak penah dipaksa untuk meyakini Dhamma tanpa merenungkan, menganalisis, membuktikan. Dengan demikian jelas sekali bahwa agama Buddha bukan agama dogmatis.
  • 64. 54 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Dogmatis artinya asal percaya/atau harus percaya dan tidak boleh menolaknya. Ajaran Buddha tidak boleh menjadi bentuk kepercayaan membuta, tetapi ajaran Buddha menuntut untuk dibuktikan kebenarannya. Buddha membebaskan umatnya untuk menerima ajarannya tanpa harus membuktikan. Cerita Suku Kalama Gambar 3.3: Ilustrasi Buddha dengan suku kalama Sumber: http://jhodymaaf.blogspot.co.id Demikianyangtelahsayadengar.PadasuatuketikaSangBuddhasedang berkelana dengan diiringi Sangha para Bhikkhu yang besar jumlahnya. Beliau tiba di kota suku Kalama yang bernama Kesaputta. Suku Kalama dari Kesaputta mendengar, Dikabarkan bahwa petapa Gotama, putra Sakya yang meninggalkan keluarga Sakya, telah tiba di kota Kesaputta. Ada laporan yang baik tentang Guru Gotama yang beredar demikian : “ Yang Terberkahi itu adalah Sang Arahat, yang telah sepenuhnya tercerahkan, yang terampil dalam perilaku benar dan pengetahuan benar, yang maha tinggi, pengenal dunia, pemimpin yang tak ada bandingnya bagi manusia yang harus dijinakkan, guru bagi para dewa dan manusia, Yang telah Tercerahkan, Yang Terberkahi. Beliau memperkenalkan dunia dengan para dewa, Mara, dan Brahmanya, generasi dengan para petapa dan brahmananya, para dewa dan manusianya, setelah merealisasikannya dengan pengetahuan langsung-nya sendiri. Beliau mengajarkan Dhamma yang indah di awal, indah di tengah, dan indah di akhir, dengan arti yang benar dan ungkapkan yang benar; Beliau mengungkapkan kehidupan suci yang sepenuhnya lengkap murni. “Adalah baik bila kita menemui Arahat seperti itu “.
  • 65. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 55 Kemudian suku Kalama dari Kesaputta menemui Sang Buddha. Beberapa memberi hormat pada Beliau dan duduk di satu sisi; beberapa bertukar salam dengan Beliau dan setelah bertukar sapa, duduk di sati sisi. Kemudian suku Kalama itu berkata kepada Sang Buddha :“ Yang Mulia, ada beberapa petapa dan brahmana yang datang ke Kesaputta. mereka menjelaskan dan menguraikan doktrin-doktrin mereka sendiri, sambil menjelekkan, merendahkan, mencaci, serta mencemarkan doktrin mereka yang lain. Kemudian beberapa petapa dan brahmana lain datang ke Kesaputta, dan mereka juga menjelaskan dan menguraikan doktrin mereka sendiri, sambil menjelekkan, merendahkan, mencaci, serta mencemarkan doktrin yang lain. Kami, tuan, merasa bingung dan ragu. Diantara petapa-petapa yang baik ini, yang manakah yang berbicara benar dan yang manakah yang berbicara salah?” Memang pantas bagi kalian untuk bingung, O suku kalama, memang pantas bagi kalian untuk ragu. Keraguan telah muncul di dalam diri kalian tentang masalah yang membingungkan. Wahai, suku Kalama. Jangan begitu saja mengikuti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kata orang, koleksi kitab suci, penalaran logis, penalaran lewat kesimpulan, perenungan tentang alasan, penerimaan pandangan setelah memikirkannya, pembicara yang kelihatannya meyakinkan, atau karena kalian berpikir, ‘Petapa itu adalah guru kami’. Tetapi setelah kalian mengetahui sendiri, ‘ hal-hal ini adalah tidak bermanfaat, hal-hal ini dapat dicela; hal-hal ini dihindari oleh parabijaksana; hal-hal ini, jika dilaksanakan dan dipraktekkan, akan menyebabkan kerugian dan penderitaan’, maka kalian harus meninggalkannya.”
  • 66. 56 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Kita sudah belajar tentang memilih agama, berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan di bawah ini 1. Apa yang menyebabkan kalian memilih agama Buddha? ........................................................................................... 2. Sebutkan kelebihan agama Buddha menurut kamu? ........................................................................................... 3. Apakah orang tuamu beragama buddha? ........................................................................................... 4. Apakah kita sudah mempraktikkan ajaran Buddha? ........................................................................................... 5. Apakah agama Buddha sudah membuat kita bahagia? ........................................................................................... Rangkuman Sebanyak 6 agama yang diakui pemerintah secara sah adalah sebagai berikut. a. Islam. b. Kristen. c. Katolik. d. Hindu. e. Buddha. f. Kong Hu Chu (Konfusianisme) Setiap agama juga mengajarkan ibadah atau ritual sebagai bentuk bakti manusia kepada agama dan Tuhan-Nya. Agama Buddha dipandang sebagai agama yang realistis artinya kenyataan atau nyata. Memang pantas bagi kalian untuk bingung, O suku kalama, memang pantas bagi kalian untuk ragu.
  • 67. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 57 Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 3.1 tentang “ agama yang diakui pemerintah dan kebebasan beragama”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 3.2 B. Keunikan Agama Buddha 1. Kebebasan Berfikir Kebebasan berpikir yang membuat agama Buddha sangat menarik bagi kebanyakan orang. Di dalam Kalama Sutta (Anguttara Nikaya III, 65) diceritakan bahwa Suku Kalama bingung oleh banyaknya ajaran, agama, maupun kepercayaan yang menyebar dan saling mengatakan bahwa agama, kepercayaan maupun ajaran mereka masing-masing yang terbaik dan paling benar, di sinilah Buddha memberikan 10 panduan yang berlaku sepanjang masa (kalama sutta), yaitu
  • 68. 58 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X a. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu karena turun-temurun telah diberikan secara lisan. b. Seseorang tidak seharusnya menerima mentah-mentah sesuatu karena suatu tradisi dilakukan secara turun-temurun. c. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu secara membuta karena tersebar umum, dipercayai banyak orang. d. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena sejalan dengan logika. e. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena hipotesis, perkiraan maupun analisis dalam pemikiran dan terburu-buru mengambil kesimpulan. f. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena masuk akal seperti yang terlihat atau yang dirasa. g. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena sesuai dengan anggapan sebelumnya. h. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena kredibilitas, ketenaran, kharisma. i. Sering kali kita memercayai perkataan seseorang yang berpendidikan tinggi, dihormati atau disegani, padahal belum tentu hal tersebut benar. j. Seseorang tidak seharusnya menerima sesuatu sebagai kebenaran hanya karena si pembicara adalah gurunya. Kesepuluh cara ini membuat umat Buddha berpikir ulang sebelum memercayai suatu hal. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah Buddha bukan mengajarkan untuk menolak mentah-mentah suatu hal. Bukan pula langsung menerima atau meyakini suatu hal dengan membabi buta. Justru yang Sang Buddha harapkan adalah penyelidikan yang mendalam, khususnya penyelidikan terhadap kebenaran (dhammawicaya) itu sendiri. Beberapa keunikan agama Buddha sehingga sampai sekarang agama Budha dikenal di seluruh dunia dari berbagai lapisan masyarakat, mulai masyarakat primitif sampai masyarakat moderen, dari masyarakat berpendidikan rendah sampai berpendidikan tinggi. Hal ini didasarkan pada hal-hal sebagai berikut. Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau menjadi jahat bukan karena kasta, status sosial, bukan pula karena kepercayaan atau keyakinanannya dalam menganut suatu ajaran agama tertentu.
  • 69. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 59 2. Agama Buddha adalah Agama Damai dengan Ajaran Welas Asih yang Universal Coba amati gambar di samping! Kepada siapa Buddha mengembangkan cinta kasih Gambar 3.4: Ilustrasi Buddha kembangkan cinta kasih Sumber: http://www.jendhamuni.com Buddha mengajarkan manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu kepercayaan. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana. Ajaran Buddha mengajarkan belas kasih yang universal Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah membedakan bangsa. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya. Metta harus dipancarkan kepada semua hewan termasuk yang terkecil seperti serangga. 3. Tidak ada paksaan dalam ajaran Buddha Buddha tidak pernah memaksa seseorang untuk mempercayai ajaranNya. Semua adalah pilihan sendiri, tergantung pada hasil kajian masing-masing individu. Buddha bahkan menyarankan, “Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai kamu mengkaji dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan.”
  • 70. 60 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Ajaran Buddha tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dan kritik-kritik terhadap ajaranNya. Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Buddha memberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir. Jelaskan menurut Pendapatmu! a. Jelaskan pendapatmu tentang kebebasan berfikir, bahwa kita tidak tidak boleh mempercayai segala sesuatu dengan membabi buta! b. Bagaimana tanggapanmu tentang hal-hal di bawah ini! No. Konsep Tanggapan 1. Agama buddha adalah agama damai dengan ajaran welas asih yang universal. 2. Tidak ada paksaan dalam ajaran Buddha. 3. Agama buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung. Rangkuman Kalama Sutta (Anguttara Nikaya III, 65) diceritakan bahwa Suku Kalama bingung oleh banyaknya ajaran, agama, maupun kepercayaan yang menyebar dan saling mengatakan bahwa agama, kepercayaan maupun ajaran mereka masing-masing. Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau menjadi jahat bukan karena kasta, status sosial, bukan pula karena kepercayaan atau keyakinanannya dalam menganut suatu ajaran agama tertentu.
  • 71. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 61 Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 3.2 tentang “ Keunikan Agama Buddha ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? Pembelajaran 3.3 C. Agama Buddha Mengajarkan Diri Sendiri Sebagai Pelindung Coba amati gambar di samping! Gambar 3.5: Ilustrasi diri sendiri sebagai pelindung Sumber: http://artikelbuddhist.com
  • 72. 62 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Buddha menyatakan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri. Kita yang mempelajari sejarah akan mengatakan bahwa sekarang yang tinggal hanyalah Dhamma dan vinaya. Dhamma dan vinaya yang menjadi wakil Buddha. Hal ini dinyatakan oleh sendiri Buddha menjelang Beliau parinibbana. Tetapi diantara kita ada yang berpikir dengan mengatakan bahwa Buddha telah mencapai kebenaran Dhamma yang kekal, beliau ada dan tetap ada selamanya. Beliau ada didalam kebenaran Dhamma yang kekal. Ungkapan tersebut bukanlah tanpa dasar, jika kita inginkan melihat Buddha kita harus mempraktekan Dhamma, kita harus melestarikan Dhamma dengan melatih konsentrasi dan membangun suatu kebijaksanaan. Buddha telah menyatakan bahwa siapapun yang dapat melihat kebenaran Dhamma berarti dapat melihat Buddha. Kesaksian tersebut menegaskan bahwa Buddha ada dan benar-benar dapat dilihat. Buddha bersabda, “Jadikanlah dirimu pelindung bagi dirimu sendiri. Siapa lagi yang menjadi pelindungmu? Bagi orang yang telah berlatih dengan sempurna, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik.” Ini bisa dibandingkan dengan pepatah bahasa Inggris, “God helps those who help themselves” Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri. Inilah ajaran Buddha yang menyebabkan umat Buddha mencintai kebebasan dan kemerdekaan, dan menentang segala bentuk perbudakan dan penjajahan. Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau pun menjanjikan seseorang ke surga, atau Nibbana; karena semua itu tergantung akibat dari perbuatan tiap-tiap orang, sementara Buddha hanyalah guru atau pemimpin. Seperti tertulis dalam Dhammapada, “Semua Buddha, termasuk Saya, hanyalah penunjuk jalan.” Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak, tergantung pada orang yang bersangkutan. Setelah mengamati gambar dan teks di atas kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Apa makna berlindung pada dirinya sendiri? 2. Jelaskan makna berlindung pada Tisarana! 3. Apa peran Buddha dalam hal perlindungan terhadap umatnya? 4. Tuhan menolong mereka yang menolong .....
  • 73. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 63 Rangkuman Buddha menyatakan bahwa diri sendiri adalah pelindung bagi diri sendiri Kesaksian tersebut menegaskan bahwa SangBuddah ada dan benar- benar dapat dilihat Tri Ratna adalah merupakan satu bentuk perlindungan yang bukan berlindung kepada kekosongan. Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian! Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi Pembelajaran 3 tentang “Agama Buddha Mengajarkan Diri Sendiri Sebagai Pelindung ”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada bab ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan?
  • 74. 64 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Pembelajaran 3.4 D. Agama Buddha Merupakan Agama Antikekerasan 1. Peranan Pikran Dalam Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.” Pada saat yang sama, Beliau memuji upaya menaklukkan diri sendiri. Beliau berkata, “Seseorang yang menaklukkan ribuan orang dalam perang bukanlah penakluk sejati. Tetapi seseorang yang hanya menaklukkan seorang saja yaitu dirinya sendiri, dialah pemenang tertinggi.” Coba amati gambar di samping! Bagaiama makna gambar tersebut! Gambar 3.6: Ilustrasi dalam beragama Sumber: http://indonesia.ucanews.com Menaklukkandirisendiriterletakpadabagaimanamengatasikekotoran batin. misalnya semua orang menjadi umat Buddha, maka diharapkan manusia akan damai dan kebahagiaan. Buddha mengatakan bahwa semua makhluk harus dianggap sebagai sahabat atau saudara dalam kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian. Beliau juga mengajarkan semua umat Buddha untuk tidak menjadi musuh orang-orang tidak satu keyakinan atau pun menganggap mereka sebagai orang yang bersalah.
  • 75. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 65 Dalam Dhamma ada 3 dasar perilaku, yaitu: a. Kerelaan, b. Kemoralan dan c. Konsentrasi. (Angutara Nikaya IV/241) Ketiganya saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan. Bila dilaksanakan akan membentuk sikap hidup yang baik lahir dan batin. Secara lahiriah. Ketiganya akan dapat melaksanakan kebajikan sesuai tuntutan agama dan semua harapan masyarakat luas. Makna Kerelaan adalah mengurangi kemelekatan terhadap benda- benda yang dimiliki. Jika seseorang melatih diri memberikan benda milik yang sesuai kepada mereka yang membutuhkan. Makna Kemoralan adalah latihan pengendalian diri agar tidak melakukan 5 perbuatan tercela, yaitu pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan dan mabuk-mabukan. (Angutara Nikaya III, 203) Sedangkan makna Konsentrasi adalah latihan menyadari segala sesuatu yang sedang dipikirkan. Dalam hal ini bila timbul pikiran yang baik segera dapat diwujudkan dengan perbuatan, sebaliknya bila timbul pikiran yang tidak baik dapat dikendalikan sehingga tidak dilaksanakan. Karena lemahnya pengendalian pikiran, banyak orang dalam kehidupannya sehari-hari cenderung lebih mudah mencari kepuasan dengan mengacu tiga perbuatan tersebut di atas. Buddha mengajarkan adanya empat sifat baik yang wajib dikembangkan, disebut Empat sifat luhur, yaitu: a. Metta, yaitu sifat cinta kasih kepada semua makhluk. b. Karuna , yaitu kasih sayang atau belas kasihan. c. Mudita, yaitu sifat simpatik. d. Upekkha, yaitu keseimbangan batin. Manfaat dari mengembangkan empat sifat luhur demikian adalah bahwa seseorang akan terhindar dari usaha pihak lain yang akan melakukan perbuatan tercela terhadap kita, termasuk kekerasan. 2. Menghadapi Kekerasan Umat Buddha percaya akan adanya Hukum Karma, yaitu Hukum Sebab Akibat. Segala sesuatu yang terjadi adalah akibat karma kita. Orang memahami ‘hukum karma’ sebagai ‘hukum tanaman’. Dalam filsafat Jawa
  • 76. 66 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X ada kata mutiara yang menyebutkan ‘sing nandur bakal ngunduh’. Arti luas kata mutiara ini adalah Hukum Karma juga. Siapa yang menanam kabaikan, ia akan menerima kebaikan atau keadaan yang baik pada dirinya, sedangkan yang menanam perbuatan jelek akan mengalami hal yang tidak baik pada dirinya. Buddha mengajarkan bila orang lain melakukan kejahatan kepada kita, maka kita tidak balas boleh membalasnya. Tidak membalas kejahatan ini diteladani juga oleh Buddha. Ketika Buddha menceriterakan kisah Pangeran Dirghayu yang ayahnya Raja Dirgheti dibunuh oleh Raja Brahmadatta, Sang Buddha menjelaskan bahwa sesaat sebelum wafat raja Dirgheti minta agar putranya tidak membalas pembunuh ayahnya dengan cara yang sama. “Kebencian tidak akan berakhir bila dibalas dengan kebencian, tetapi kebencian akan berakhir kalau dibalas dengan welah asih”. (Majjima Nikaya 128) 3. Tindakan Praktis Menyadari diri sebagai bagian dari masyarakat, selayaknya kita punya rasa tidak melekat pada apa yang kita miliki, namun juga rela melepaskan kepada pihak lain. Rasa demikian ini diwujudkan dengan memberikan dana kepada pihak yang membutuhkan. Kemelekatan bila dibiarkan tumbuh akan berkembang menjadi keserakahan. Untuk melenyapkan keserakahan inilah wajib dilakukan dana. Usahakanlah dana diberikan kepada yang membutuhkan. Seseorang beragama Buddha supaya tidak mendapatkan perilaku kejahatan, kekejaman maupun kekerasan tekun melatih 5 sila sebagai kemoralan sebagaimana disebutkan di atas, yaitu: a. latihan agar tidak melakukan membunuh, b. tidak melakukan mencuri, c. tidak melakukan pelanggaran kesusilaan, d. tidak melakukan berbohong, e. tidak melakukan mabuk-mabukan.
  • 77. Pelajaran 3 Kebebasan Beragama 67 Lengkapi 5 pertanyaan yang berhubungan dengan materi agama buddha merupakan nilai moral! 1. Saya berlatih untuk tidak melakukan ................................. 2. Saya berlatih untuk tidak melakukan ................................. 3. Saya berlatih untuk tidak melakukan ................................. 4. Saya berlatih untuk tidak melakukan ................................. 5. Saya berlatih untuk tidak melakukan ................................. Rangkuman Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.” Dalam Dhamma ada 3 dasar perilaku, yaitu kerelaan, kemoralan dan konsentrasi. Buddha mengajarkan adanya empat sifat baik yang wajib dikembangkan: a. Metta, yaitu sifat cinta kasih. b. Karuna, yaitu kasih sayang atau belas kasihan. c. Mudita, yaitu sifat simpatik. d. Upekkha, yaitu keseimbangan batin. Peran Aktif Bersama Orangtua 1. Konsultasikan tugas-tugas dengan orangtua kalian! 2. Mintalah pendapat orangtua kalian untuk memperkaya informasi yang kalian butuhkan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan! 3. Mintakan paraf kepada orangtua kalian!
  • 78. 68 Buku Siswa ~ Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ~ SMALB Tunarungu Kelas X Refleksi Setelah mengikuti serangkaian pembelajaran pada materi pembelajaran 3.4. tentang “Agama buddha merupakan agama antikekerasan”, ungkapkan dan tuliskan refleksi kalian: 1. Pengetahuan baru apa yang kalian peroleh? 2. Apa manfaat dari pembelajaran pada pembelajaran ini? 3. Sikap apa yang dapat kalian teladani dari pembelajaran ini? 4. Apa perilaku tindak lanjut yang akan kalian lakukan? 1. DidalamUUD1945pasalberapakahyangmengaturtentangKetuhanan yang Maha Esa dan negara menjamin tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing …. 2. Jumlah agama yang diakui secara resmi di Indonesia adalah …. 3. Sebutkan beberapa agama yang diakui secara resmi di Indonesia …. 4. gambar di samping adalah tempat ibadah agama …. 5. Tempat ibadah agama Buddha disebut …. 6. Arti kata perlindungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah …. 7. Makna berlindung kepada Buddha adalah …. 8. Arti dari “sattha Devamanussanam” dalam paritta Buddhanussati adalah ….