Dokumen tersebut merupakan pedoman rencana induk revitalisasi pengembangan fasilitas SMK yang mencakup tipologi pengembangan master plan, panduan desain ruang pembelajaran, dan panduan pengembangan kompetensi keahlian teknik otomasi industri, pendingin dan tata udara, pemesinan, serta pengelasan. Pedoman ini memberikan panduan praktis dalam merencanakan dan membangun ruang pembelajaran yang memenuhi standar.
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Oleh Gabriel Wan Berci, S.Pdbertolomeuskokong22
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan fokus pada penguatan karakter. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa, mengurangi beban akademik, dan mendorong kreativitas guru.
Aksi Nyata Kurikulum Merdeka Oleh Gabriel Wan Berci, S.Pdbertolomeuskokong22
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menerapkan pembelajaran yang lebih mendalam, sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan fokus pada penguatan karakter. Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mengembangkan potensi dan minat belajar siswa, mengurangi beban akademik, dan mendorong kreativitas guru.
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
PEDOMAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
2017
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
Pedoman RIR Pengembangan Fasilitas - MANUFAKTUR 1(2).pdf
1. RENCANA INDUK REVITALISASI
PENGEMBANGAN FASILITAS SMK
P E D O M A N
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI | TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA
TEKNIK PEMESINAN | TEKNIK PENGELASAN
2. Pedoman Rencana Induk Revitalisasi
Pengembangan Fasilitas SMK
Pengarah :
Dr. Ir. M. Bakrun, MM
Direktur Pembinaan SMK
Penanggung Jawab :
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak
Kasubdit Program & Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK
Mochammad Widiyanto, S.Pd, MT
Kasubdit Kurikulum, Dit.PSMK
Saryadi ST.,MBA
Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri, Dit.PSMK
Drs. Haryono MM
Kasubdit Sarana dan Prasarana, Dit.PSMK
Tim Penyusun :
Muhammad Subhan S.T., M.T
Aditya Nandiwardhana S.T
Muhammad Akram B.Sc
Desain & Tata Letak :
Muhammad Akram B.Sc
Penerbit :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktoran Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
3. Dalam upaya meningkatkan
layanan pendidikan kejuruan,
pemerintah merumuskan
revitaliasasi yang ditempuh
dengan berbagai strategi.
Salah satu skenario yang
ditempuh yaitu melakukan
pengembangan fasiltas atau
sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana
pendidikan kejuruan
umumnya mencakup fasilitas
yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, seperti
Ruang Belajar atau kelas,
Peralatan praktik atau media
pembelajaran lainnya. Dalam
hal in juga akan mencakup
hal-hal yang secara tidak
langsung menunjang jalannya
proses pendidikan, seperti
halaman sekolah, taman
dan lingkungan yang dapat
meningkatkan kenyamanan
dalam proses belajar
mengajar dan menstimulus
capaian kualitas lulusan
pendidian kejuruan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala
rahmat-NYA sehingga
“Panduan Rencana Induk
Revitalisasi Sarana dan
Prasarana SMK bidang
Pariwisata” dapat tersusun
hingga selesai.
Panduan ini telah kami
susun dengan maksimal
dan mendapatkan
bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan
panduan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi
dalam pembuatan panduan
ini.
Ide, pemikiran dan informasi
yang disajikan dalam
panduan ini merupakan
gabungan hasil riset lapangan
dan hasil penggunaan
berbagai metode
pengkajian . Panduan ini
dimaksudkan untuk berbagi
pengetahuan dalam upaya
mengembangkan konsep,
prinsip, pendekatan, dan
lain-lain yang berhubungan
dengan Revitalisasi Sarana
dan Prasarana SMK.
Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan
baik dari penyusunan
panduan ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan
kritik yang membangun agar
kami dapat memperbaiki
panduan ini.
Akhir kata kami berharap
semoga panduan dapat
dipedomani dalam
pelaksanaan revitalisasi
sarana dan prasarana SMK.
Jakarta, 28 Oktober 2019
Direktur Pembinaan SMK
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M
NIP 19650412199021002
Kata
Pengantar
4. Ruang belajar memegang
peranan penting dan harus
terencana dengan baik,
cermat dan terperinci. Sikap
aspiratif dan menaruh harapan
yang tinggi tentang cara
pembelajaran harus menjadi
prioritas dalam sebuah institusi
pendidikan. Penentuan standar
yang tinggi dalam ranah ini
menjadi sebuah keharusan.
5. • Tipologi Pengembangan
Master Plan
• Panduan Desain
Pengembangan Bidang
Kompetensi Teknik
Otomasi Industri
• Panduan Desain
Pengembangan
Kompetensi Keahlian
Teknik Pendingin dan Tata
Udara
• Panduan Desain
Pengembangan
Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan
• Panduan Desain
Pengembangan
Kompetensi Keahlian
Teknik Pengelasan
1 3
5
2
4
Pendahuluan Panduan Pengembangan
Ruang
Panduan Desain
Masterplan dan
Kompetensi Keahlian
Prinsip-prinsip
Perencanaan Ruang
Pembelajaran
Panduan Pengembangan
Ruang Belajar Kejuruan
• Perencanaan Ruang
Pembelajaran
• Pemetaan & Analisa
• Inspirasi Referensi
• Rencana Masa Depan
• Pendampingan Tenaga
Kontruksi Profesional
• Proses Review &
Persetujuan
• Suasana
• Penyimpanan
• Pencahayaan
• Akustik
• Sirkulasi Udara
• Lantai
• Dinding & elemen
pembatas
• Plumbing
• Furniture
• Toilet & ruang pendukung.
• Penggunaan ruang
• Pembiayaan
• Anggaran
• Interaksi
• Teknologi & Digital
• Lingkungan
• Lokasi & Dimensi
• Fleksibilitas
• Aksesibilitas
• Ruang Pembelajaran
Umum
• Ruang Praktik Siswa
• Ruang Pendukung
Informal & Ruang Luar
Daftar Isi
6. 1
Pendahuluan
Ruang yang berfungsi dan
memenuhi syarat teknis untuk fungsi
pembelajaran akan memungkinkan
sebuah intitusi pendidikan memenuhi
kebutuhannya secara luas, sehingga
memungkinkan pengguna untuk
dapat mengembangkan kegiatan
pembelajaran dan pengembangannya
secara lebih baik.
Lingkungan tempat kita membangun
pengetahuan / pembelajaran akan
memiliki dampak pada apa dan
bagaimana kita belajar. Ruang belajar
yang baik memungkinkan pengguna
untuk mengeksplorasi diri dalam proses
pembelajaran secara optimal.
Pedoman ini berisi banyak hal praktis
fungsional sebagai pertimbangan dalam
merencanakan dan membangun ruang
pembelajaran.
Sebagai contoh, ruang belajar yang
memiliki ventilasi yang cukup dan
pencahayaan alami serta akustik yang
baik adalah keniscayaan: dimana akan
ada pencapaian dan pengalaman
peserta didik menggunakan ruang
itu yang berimbas pada proses
pembelajarannya.
Kami berharap informasi praktis
dalam pedoman ini akan membantu
stake holder sekolah membangun
/ mengembangkan kembali /
meningkatkan / mengelola ruang belajar
dalam institusinya.
Daftar-daftar Pertanyaan pada buku
panduan ini akan memandu secara
praktis dalam menyusun referensi
awal dalam kegiatan Rencana Induk
Revitalisasi (RIR) SMK.
Perencanaan Ruang Pembelajaran
Pemetaan & Analisa
Inspirasi Referensi
Rencana Masa Depan
Pendampingan Tenaga Kontruksi
Profesional
Proses Review & Persetujuan
8. Perencanaan Ruang Pembelajaran
Langkah pertama dalam merencanakan
ruang belajar, baik membangun ruang
baru ataupun merenovasi adalah Proses
Perencanaan (pemetaan, pendataan,
analisa, alternatif solusi, hingga proses
desain perancangan).
Melalui proses perencanaan ini,
pimpinan sekolah harus mendata
jumlah peserta didik eksisting, proyeksi
pengembangan peserta didik, jenis
kegiatan sekolah, fokus unggulan
kompetensi keahlian, alur/jenis kegiatan
yang harus diwadahi dan waktu
penggunaan fasilitas pembelajaran
tersebut.
Hal ini akan berguna untuk
mengembangkan lingkup dan aspek
aktivitas dimana seluruh civitas
sekolah memikirkan setiap aspek
detail, dari memasuki gedung untuk
kemudian bergerak melalui lobi, ruang
pembelajaran, toilet, halaman, hingga
ruang makan/kafetaria, dan kemudian
pulang kembali, sehingga kegiatan yang
ingin dilakukan segenap civitas tidak
semata di dalam ruang belajar.
Informasi ini akan memungkinkan
stake holder untuk mengembangkan
dan menentukan konsekuensi dari
kebutuhan diatas sebagai anggaran
awal. Ruang pembelajaran aktif & fleksibel
9. Mulailah dengan mengidentifikasi
keinginan dan kebutuhan institusi
pendidikan, beberapa poin yang bisa
didiskusikan adalah :
O
O Bagaimana civitas melakukan proses
belajar-mengajar ?
O
O Mengapa institusi memiliki /
membutuhkan ruang belajar ?
O
O Bagaimana Anda memungkinkan
pembelajaran terjadi sesuai dengan
kurikulum?
O
O Apa visi-misi dari layanan
institusi sehingga Anda ingin
mempertahankan atau membangun
atau memperbaiki ruang Anda?
O
O Siapa orang-orang kunci yang
dapat membantu mengembangkan
pemikiran Anda tentang masa depan
sekolah ?
Selasar sebagai sirkulasi antar ruang
10. O
O Siapa pengguna yang perlu dilayani
ruang belajar sekolah?
O
O Apakah proses belajar-mengajar
mengalami perubahan di masa
depan?
O
O Setelah itu Anda perlu
mengidentifikasi pengguna saat
ini dan proyeksi masa depan, serta
pendekatan proses pedagogis yang
dibutuhkan dalam ruang belajar
tersebut.
Langkah-langkah diatas bertujuan
memahami apa yang dibutuhkan dan
dinginkan pengguna dari sebuah ruang
belajar.
Pengguna
Proses konsultasi dengan pengguna
(guru & siswa), bertujuan untuk
Pemetaan & Analisa
Internal Stakeholder
Langkah pertama adalah bekerja
bersama tim internal institusi sekolah
yang merencanakan dan menjalankan
program pembelajaran di sekolah, serta
berdiskusi juga dengan tim internal
lainnya (para pemangku kepentingan).
Langkah kedua adalah membuka ruang
untuk berdiskusi dengan pihak eksternal
(komite, orang tua, dan masyarakat)
untuk membangun pemahaman mereka
tentang bagaimana ruang belajar itu
nantinya.
O
O Apa aspirasi para pemangku
kepentingan agar memiliki visi
masa depan, dan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dari ruang
pembelajaran dalam mewujudkan visi
masa depan tersebut.
Proses konsultasi bertujuan untuk
memahami kebutuhan pada hasil
yang diinginkan pada masa yang
datang. Hal penting yang perlu
didapatkan sebagai pedoman
dalam merencanakan ruang
belajar
11. memahami kebutuhan mereka, tetapi
fokusnya pada hasil yang diinginkan
pada masa yang datang, bukan pada
detail desain. Hal penting yang perlu
didapatkan sebagai pedoman dalam
merencanakan ruang belajar ini adalah
O
O Bagaimana mereka merasakan ruang
belajar saat ini.
O
O Hal-hal apa yang mereka inginkan
agar bisa melakukan kegiatan belajar
secara optimal di ruang belajar yang
akan dibangun pada masa datang.
Pendataan ini bertujuan untuk
bagaimana menjangkau semua
keinginan pengguna, dan memahami
cara mereka dalam memberikan umpan
balik.
Pertanyaan yang mungkin Anda
sertakan adalah:
O
O Apa tujuan mereka datang ke
sekolah?
O
O Apa yang dibutuhkan oleh masing-
masing individu ?
O
O Apa model pembelajaran yang
mereka sukai?
O
O Fasilitas dan lingkungan seperti
apa yang akan mendukung proses
pembelajaran mereka ?
O
O Apakah ada referensi ruang belajar
yang pernah mereka alami ?
Kegiatan luar ruangan
12. Inspirasi Referensi
Ruang belajar yang baik
memungkinkan pengguna untuk
mengeksplorasi diri dalam proses
pembelajaran secara optimal.
Kuantitas referensi dari mengutip,
mengunjungi sekolah lain, dan
berdiskusi dengan rekan sejawat
tentang pengalaman mereka dalam
ruang pembelajaran yang mereka alami
merupakan hal yang akan menginspirasi
ketika merencanakan ruang baru atau
merenovasi ruang belajar. Banyak hal
yang akan didapatkan dari pengalaman
ini, baik mengambil manfaat atau hal
baik yang bisa diimplementasikan,
maupun menghindari membuat
kesalahan yang sama dalam proses
pengembangan sekolah.
Kami sangat menyarankan untuk
melakukan hal ini.
13. Rencana Masa Depan
Baik membangun ruang belajar baru
ataupun merenovasi ruang belajar,
pertimbangan utamanya adalah
bagaimana mengadaptasi perubahan
keadaan saat ini atau kebutuhan masa
depan.
Teknologi tentu saja akan menjadi salah
satu aspek dari ruang belajar yang
paling dipertimbangkan untuk masa
depan.
Sebagai bagian dari proses konsultasi,
Anda perlu mengidentifikasi beberapa
hal dibawah ini :
O
O Kelompok dan tipe individu
yang akan menggunakan ruang
pembelajaran termasuk staf.
O
O Bagaimana adaptasi perubahan
kurikulum terhadap tantangan masa
depan.
O
O Rentang usia para pengguna ruang
belajar.
O
O Apakah lokasi dan tata ruang ruang
sesuai dengan usia yang berbeda
dan kemampuan fisik semua
pengguna?
O
O Apakah alat kelengkapan, furnitur,
peralatan dan bahan sesuai dengan
rentang pengguna?
O
O Apakah semua jenis pengguna dapat
mengembangkan diri, sosial, serta
dapat merasakan ‘kepemilikan’ ruang
tersebut ?
Ruang Pembelajaran
14. Pendampingan Tenaga Kontruksi
Profesional
Kesuksesan hasil yang dinginkan dalam
melakukan proses perubahan dalam
Rencana Induk Revitalisasi pada lingkup
Fasilitas, tidak bisa mengesampingkan
kebenaran proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasannya.
Undang-Undang Kontruksi No 2
Tahun 2017 sudah mengatur proses
kontruksi, mulai dari perencanaan,
perancangan, pelaksanaan, pengawasan,
hingga manajemen kontruksi secara
terintegrasi.
15. Perencanaan
Kesuksesan hasil dari membangun
baru maupun merenovasi ruang
pembelajaran akan ditentukan oleh
perencanaan dan perancangan yang
baik. Hal tersebut akan diawali dengan
pemahaman yang baik antara stake
holder sekolah dan arsitek tentang apa
yang dibutuhkan dan diinginkan. Proses
diskusi (menyampaikan dan mendengar)
antara kedua pihak adalah dasar dalam
merencanakan dan merancang.
Arsitek/Perencana adalah individu atau
kelompok professional yang terlibat,
dan dengan kemampuan mereka
untuk melakukan kolaborasi secara
efektif, akan menentukan keberhasilan
hubungan klien-arsitek. Hal ini berarti
pemahaman kedekatan dan kebutuhan
satu sama lain dalam menentukan
arahan desain dan penempatan ruang;
serta mengidentifikasi dan menganalisa
bersama atas kebutuhan-kebutuhan
pihak sekolah dengan wawasan serta
pengetahuan solutif dari pihak arsitek/
perencana.
Ketika seorang arsitek sudah menjadi
bagian dari proses ini, tugas stake
holder sekolah adalah memutuskan
apa yang dibutuhkan dan memberikan
‘starter brief’ sebagai panduan awal
dalam merencanakan dan merancang
ruang pembelajaran. Tugas arsitek
adalah untuk menambah nilai dan
16. beberapa solusi desain, untuk
menerjemahkan ‘brief’ itu dan mencapai
tujuan yang diinginkan.
Singkatnya, ini adalah proses dua arah.
Dalam beberapa kasus, arsitek dapat
memberikan wawasan baru tentang
lokasi, bentuk, dan konten ruang
pembelajaran, tetapi jangan berharap
arsitek tahu segala sesuatu tentang
kegiatan belajar dan kegiatan sekolah.
Dalam mengembangkan ‘brief’ institusi
sekolah, banyak sumber yang akan
berguna untuk membawa arsitek
mempelajari dan mengidentifikasi riset
desain mereka, bahkan melakukan studi
banding untuk mendapatkan hasil yang
lebih optimal.
Kunjungan ini bisa juga efektif dengan
melibatkan pemangku kepentingan
internal sekolah untuk menghasilkan
kesuksesan dalam proses revitalisasi ini.
Studi kasus menunjukkan bahwa
yang terbaik adalah institusi sekolah
menunjuk orang yang bertindak
sebagai penghubung utama antara
sekolah dan arsitek. Lakukan konsultasi
bersama secara teratur dan langsung,
bagaimana pun ini tergantung pada
budaya organisasi sekolah dan struktur
kepegawaian, tetapi perhatikan
beberapa poin penting dibawah ini
O
O Jangan biarkan hierarki organisasi
membatasi keterlibatan tim sekolah
dalam proses konsultasi dan
pengambilan keputusan apa pun.
Kepala sekolah harus selalu menjadi
bagian dari tim manajemen dan
dilihat sebagai kunci penanggung
jawab dalam merencanakan proyek
ruang belajar ini
O
O Pastikan semua orang terlibat
dalam proses konsultasi dengan
cara yang efektif, transparan dan
saling percaya. Banyak institusi telah
menggunakan presentasi atau desain
tatap muka dalam bentuk lokakarya
untuk berkomunikasi secara bersama.
O
O Presentasi visual akan dapat
membantu, untuk menghindari hal-
hal yang tidak sesuai tentang ruang
belajar yang direncanakan.
17. O
O Pastikan proses pengembangan
desain mencakup apa yang menjadi
kebutuhan dan buatlah catatan untuk
semua keputusan yang diambil
O
O Sisihkan waktu untuk semua yang
terlibat untuk terlibat pengembangan
desain yang direncanakan.
O
O Pastikan semua orang mengerti
apa sedang diusulkan. Jelaskan
istilah teknis dan gambar dan jargon
arsitektur. Proses komunikasi dua
arah yang efektif sangat dibutuhkan
O
O Arsitek sangat menghargai klien
yang tahu apa yang mereka inginkan
dan kompeten untuk menulis brief
kerja yang baik
O
O Carilah arsitek dalam praktiknya
berpengalaman dan bertanggung
jawab atas desain untuk sekolah /
ruang belajar
18. Pelaksanaan
Pelaksanan kontruksi baik sipil,
arsitektur, mekanikal dan elektrikal, serta
pengadaan kelengkapan fasilitasnya
diatur sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pelaksanaan kontruksi mengacu
pada undang-undang kontruksi no
2 tahun 2017, dimana baik dengan
model pelaksanaan oleh pelaksana
kontruksi maupun swakelola dengan
pendampingan manajemen kontruksi
sudah diatur dalam ketentuan tersebut.
Studi membuktikan bahwa pelaksanaan
yang dikerjakan oleh tenaga kontruksi
yang terdidik dan profesional
merupakan kunci atas keberhasilan
perwujudan/penerjemahan perencanaan
dalam proses pelaksanaan kontruksi.
Stake holder sekolah seharusnya
berkomitmen secara penuh akan
hal ini, sebagaimana dalam proses
perencanaan diatas. Penunjukan salah
satu personel internal sekolah sebagai
penanggung jawab dan penghubung
baik dengan kontraktor pelaksana atau
manajemen kontruksi dalam swakelola
merupakan prasyarat utama dalam
proses pelaksanaan kontruksi ini. Pihak
penanggungjawab sekolah dapat
dimudahkan dalam proses pengawasan
pembiayaan dan evaluasi selama proses
konstruksi ini berlangsung sesuai
dengan perencanaan yang diinginkan.
Pengawasan
Salah satu elemen penting yang tidak
bisa terlepaskan dari proses kontruksi
ini adalah pengawasan. Pengawasan
merupakan pihak independen yang
memastikan kesesuaian pelaksanaan
dengan perencanaan, baik itu teknis
maupun pembiayaan dan administratif
lainnya. Institusi sekolah seharusnya
menunjuk pengawas konstruksi dimana
Fasad bangunan
19. kecakapan dan pemahaman teknis
sangat diperlukan, dimana seringkali
pihak internal sekolah mempunyai
keterbatasan dalam hal ini. Pengawas
bisa dalam bentuk individu professional
ataupun tim yang dibentuk oleh sekolah
selama mempunyai kecakapan dan
keterpenuhan syarat dalam ketentuan
perundangan.
Tangga sebagai sirkulasi vertikal
20. Proses Review & Persetujuan
Penyusunan dokumen rencana induk
revitalisasi (RIR) SMK merupakan
rangkaian proses yang saling terkait
dalam lingkup perencanaannya.
Perhatikan diagram diatas untuk
memahami rangkaian proses dan ranah
tahapannya.
• Konsep & Kerangka Program
• Desain Skematik
• Persetujuan Approval
O
O Tim Revitalisasi SMK
O
O DitPSMK
O
O Sekolah Sasaran Program O
O Sekolah Sasaran Program
O
O DitPSMK
• Pengembangan Desain
• Dokumen Kontruksi (DED, RKS,
RAB)
• Pengajuan Approval
• Pelaksanaan Kontruksi
• Pengawasan & Komisioning
Panduan RIR Penyusunan RIR Pelaksanaan RIR
23. Interaksi
Kehadiran ruang pembelajaran harus
mewadahi beberapa aktivitas dan
model-model pembelajaran. Bagaimana
ruang tersebut dapat menjadi ruang
yang memacu keaktifan, interaksi
yang intens dan kolaborasi di antara
pengguna (siswa ke siswa, siswa ke
guru, hingga internal tim guru). Maka
beberapa poin dibawah ini harus
menjadi catatan, antara lain:
a. Apakah furniture yang ada dapat
mendukung kolaborasi dan kerja
sama kelompok.
b. Apakah peserta dapat bergerak di
sekitar ruangan dengan mudah dan
leluasa, serta proses pengajaran
dapat terjadi dimana saja dan dalam
bentuk apa saja di dalam ruangan
tersebut.
c. Apakah sistem akustik sudah sesuai
untuk berbagai kegiatan sehingga
semua peserta dapat secara efektif
mendengar satu sama lainnya.
d. Apakah permukaan meja dan
dinding dapat mendukung pekerjaan
siswa (tersedia papan kreasi dan
penanda utama, permukaan dinding
dapat menjadi bidang proyeksi /
tampilan video, tersedianya peralatan
pendukung kreativitas).
24. Untuk mewujudkan hal diatas, perlu
disusun pertanyaan sebagai daftar
pemeriksa proses desain perencanaan
dan perancangan ruang pembelajaran,
antara lain:
O
O Apakah tata ruang dan sirkulasi
mendukung gerakan pengguna di
seluruh ruang, dan apakah guru
mendapatkan kesempatan untuk
melakukan kontak mata dengan
siswa?
O
O Apakah tata ruang dan furnitur akan
mendukung model kolaborasi, dan
diskusi dalam pekerjaan siswa yang
berbasis dengan alat bantu yang
sesuai?
25. Teknologi & Digital
Institusi sekolah harus
mempertimbangkan peran teknologi
dan sumber daya digital dalam program
pembelajarannya. Perkembangan jaman
menunjukkan bahwa penggunaan
perangkat keras dalam lingkungan
belajar semakin berkurang, dan mulai
beralih menggunakan perangkat lunak
atau digital.
Hal ini menjadi penting untuk lebih
memastikan ketersediaan bandwidth
yang cukup dan akses daya listrik untuk
perangkat selulernya. Banyak peserta
didik sudah membawa alat digital
mereka sendiri dalam bentuk tablet atau
ponsel pintar, sehingga peningkatan
akses informasi semakin cepat.
Dalam jangka pendek, institusi sekolah
mungkin perlu untuk menyediakan
beberapa perangkat keras, misalnya:
tablet dan laptop untuk digunakan di
sekolah. Peran institusi sekolah adalah
Penyediaan teknologi yang tepat
guna harus mendukung beragam
kegiatan pembelajaran dan
memperkaya ragam pengalaman
belajar.
Penggunaan teknologi dalam flipped class
26. untuk mengatur dan mengontrol
penggunaannya, agar selalu dalam
lingkup tujuan pembelajaran di sekolah.
Kunci kesuksesan pengaturan dan
kontrol tersebut akan semakin mudah
bila sekolah sebagai penyedia akses
dan daya Internet. Sehingga ranah
kebijakan kontrol dan manajemen teknis
pengawasannya dapat lebih baik.
Ruang belajar mungkin perlu
menyediakan cukup Bandwidth Wi-Fi
untuk penggunaan bersama, minimal
dalam satu rombel yaitu minimal
36 siswa. Konsultasi intensif dengan
in-house pakar digital sekolah
tentang berapa bandwidth yang akan
dibutuhkan sangatlah penting.
Tidak mungkin kita bisa memprediksi
dengan benar tentang masa depan
dalam hal IT, karena teknologi bergerak
sangat cepat. Sebaliknya, anggaplah
investasi peralatan itu akan memiliki
masa hidup yang relatif singkat,
sehingga kita berpandangan untuk
melakukan beberapa kali perubahan
perangkat kerasnya.
27. Beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk tujuan tersebut adalah :
a. Desain ruang belajar harus merespon
keseimbangan antara syarat teknis
teknologi pembelajaran, dengan
fleksibilitas ruang, dan interaksi antar
furnitur dalam ruang tersebut.
b. Kapasitas teknologi yang
diperuntukkan bagi kegiatan belajar
siswa harus memproyeksikan proses
belajarnya atau menampilkan hasil
pembelajaran secara tepat waktu dan
ruang.
c. Akses internet berkualitas
tinggi untuk mendukung proses
pembelajaran.
d. Aplikasi untuk mendapatkan sumber
pembelajaran termasuk presentasi
konten dan interaksi antar peserta
didik.
e. Sistem pencahayaan ruangan dan
audio yang dapat memfasilitasi
semua kebutuhan proses
pembelajaran (misalnya: interaksi
antar peserta, alat proyeksi gambar,
kontrol pencahayaan).
f. Teknologi dan aplikasi harus
dapat memediasi interaksi yang
sesuai (misal: aplikasi dalam
sistem komunikasi / presentasi
pembelajaran).
g. Infrastruktur yang dapat
memfasilitasi penggunaan teknologi
secara bersama di masa mendatang.
Daftar pertanyaan dalam mengecek
hasil desain:
O
O Jenis teknologi dan media apa yang
dibutuhkan untuk membuat ruang
yang efektif untuk pembelajaran
dan pengajaran? Bagaimana desain
ruang anda dapat mendukung
proses pembelajaran dan apakah
sudah mempertimbangkan jika ada
kebutuhan ruang untuk kegiatan
video konferensi atau kolaborasi
pembelajaran dengan institusi lain ?
O
O Sudahkah sekolah
mempertimbangkan sepenuhnya
lokasi, desain, dan jumlah sumber
daya yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut ?
Penggunaan teknologi dalam
ruang praktik
28. Lingkungan
Rancangan lingkungan yang
berkelanjutan dan kondusif untuk
pembelajaran, akan mendukung
penggunaan ruang secara jangka
panjang. Maka beberapa poin dibawah
ini harus menjadi perhatian utama oleh
para stake holder sekolah.
a. Sistem penghawaan buatan,
plumbing, kontrol akustik dan
tingkat kebisingan sekitar, serta
pencahayaan yang ada dalam ruang
pembelajaran harus sepenuhnya
mendukung proses pembelajaran
yang dimaksudkan serta aspek
pedagogis.
b. Perabotan yang nyaman, ergonomis,
dan kuat.
c. Suasana ruang yang dapat
mengundang pengguna dan ramah
untuk mendukung aksesibilitas.
d. Pendekatan pelaksanaan kegiatan
sekolah yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan dalam
membangun, mengoperasikan, dan
menyesuaikan kebutuhan ruang
belajar.
29. e. Bahan dan infrastruktur teknis yang
kuat sehingga menghasilkan umur
yang panjang, serta kemudahan
servis perawatannya.
f. Kontrol ruang yang intuitif, mudah
dioperasikan, dan terintegrasi penuh
dengan sistem sekolah, merupakan
prinsip-prinsip dasarnya.
Pertanyaan daftar periksa desain:
O
O Bagaimana Anda ‘membuktikan di
masa depan’ desain perencanaan
ruang belajar akan membuatnya
berkelanjutan secara operasional
dalam hal pembersihan,
pemeliharaan, limbah pembuangan,
hingga hal teknis seperti penggantian
bola lampu?
O
O Warna, bahan, cahaya, akustik,
kebisingan sekitar, dan suhu dapat
memiliki efek pada pengalaman
belajar dan kesejahteraan
penggunanya. Sudahkah Anda
mempertimbangkan sepenuhnya
faktor-faktor diatas? Bagaimana
Anda membuat fitur ini dalam desain
Anda kondusif untuk belajar?
Skylight sebagai pencahayaan alami
30. Lokasi & Dimensi
Ruang pembelajaran yang ideal tidak
terletak pada area yang terpencil, tetapi
harus merupakan inti ataupun landmark
dari institusi sekolah, dan dialokasikan
secara optimal untuk memungkinkan
berbagai kegiatan yang diwadahinya.
Ruang pembelajaran seyogyanya
terletak di dekat area pintu
masuk, dan mempunyai akses
yang mudah ke fasilitas lainnya.
Kantor manajemen yang berada di
sebelah atau dekat dengan ruang
pembelajaran akan mempermudah
waktu dalam mengoperasikan ruang-
ruang pembelajaran tersebut, dan
memungkinkan kegiatan observasi
secara masif sesuai kebutuhan.
Ruang-ruang pembelajaran harus
memiliki akses ke pencahayaan alami.
Letak ruang pembelajaran akan
mengundang keterlibatan semua pihak
dan untuk mengirim pesan yang jelas
tentang bagaimana pembelajaran
dihargai pada sebuah institusi sekolah.
Pengalaman menunjukkan bahwa
di sebagian besar institusi sekolah
modern, ruang pembelajaran berada di
31. area premium dan kompromi tersebut
harus ditunjukkan. Dalam konteks
pembangunan gedung baru, zona
pembelajaran harus menjadi prioritas,
dibandingkan dengan ruang lain yang
berfungsi sebagai area pendukung.
Kami merekomendasikan area minimal
108 m2 per ruang pembelajaran umum.
RPU 108m2 akan memungkinkan sebuah
rombongan belajar sejumlah 36 siswa
SMK dengan 2 orang guru yang terlibat
dalam kegiatan belajar.
Dimensi ini tetap dengan
mempertimbangkan ruang
penyimpanan yang cukup untuk
berbagai kegiatan belajar.
Pada kasus renovasi, dimana tata letak
mungkin tidak dapat diubah atau
dinding dihilangkan, sering ada sedikit
pilihan tentang ukuran, yaitu dengan
menggabungkan beberapa fungsi yang
terkait didalamnya. Disinilah peran
arsitek perencana sangat penting untuk
mencari solusi desain dan kebutuhan
ruang.
Pada kasus bangunan baru, akan lebih
mudah menyikapi kebutuhan, jumlah
pengguna dan aktivitas yang harus
diwadahi.
32. Fleksibilitas
Beberapa kasus sekolah yang telah
berhasil mengembangkan ruang
pembelajaran, menunjukkan bahwa
fleksibilitas adalah hal yang paling
penting dalam menyusun perencanaan
sebuah ruang pembelajaran. Ruang
belajar yang ideal adalah sepenuhnya
ruang yang mudah beradaptasi,
fleksibel, cocok untuk beragam fungsi
guna, serta penggunanya beragam
usia. Di masa lalu, pembelajaran atau
pendidikan berarti hanya kegiatan yang
berlangsung di ruang sekolah atau
ruang kelas.
Ruang belajar di masa kini, harus
menyerupai ruang kegiatan yang
dituju secara riil dengan dunia usaha
dan industri yang dipelajarinya. Ruang
tersebut tidak bisa lagi seperti halnya
ruang-ruang belajar di institusi sekolah
saat ini pada umumnya, alih-alih masa
lalu. Ruang belajar yang baik harus
mengadaptasi apa yang terjadi saat
ini dan masa akan datang, tidak hanya
pada kegiatan yang diwadahi, tetapi
juga peralatan hingga pola ruang pada
dunia usaha dan industri
33. Aksesibilitas
Kepala Sekolah harus memastikan
bahwa inti dari merencanakan dan
merancang ruang pembelajaran adalah
memenuhi prinsip-prinsip aksesibilitas,
dan bahwa semua pengguna harus
mendapatkan pengalaman ruang
pembelajaran yang sama.
Dalam mendesain dan merancang
ruang baru harus dipastikan memenuhi
persyaratan ini, sedangkan dalam
merenovasi ruang pertimbangan praksis
aksesibilitas juga harus menjadi prioritas
utama. Beberapa hal pertimbangan
utama dalam memenuhi prinsip
aksesibiltas antara lain :
O
O Model dan lay out tempat duduk
harus dapat diakses sesuai jenis usia
pengguna.
O
O Pertimbangan desain rambu petunjuk
dalam sekolah yang mudah terbaca
dan dapat dipahami oleh semua
pengguna, berikan rute yang jelas
dan mudah diakses ke dan dari area
masuk bangunan, ke area dalam dan
di seluruh ruang belajar.
O
O Prinsip akustik sesuai dengan fungsi
ruang belajar.
O
O Pastikan bahwa ruang belajar
dapat diakses oleh mereka yang
menggunakan alat bantu khusus atau
mobilitas material lainnya.
O
O Desain kontrol pencahayaan, suara,
peralatan yang intuitif dan mudah
menggunakan.
Furnitur dengan penataan yang fleksibel
34. 3
Ruang belajar memegang peranan
penting dan harus terencana dengan
baik, cermat dan terperinci, terlepas dari
ukuran nilai proyek atau anggarannya.
Sikap aspiratif dan menaruh harapan
yang tinggi tentang cara pembelajaran
harus menjadi prioritas dalam sebuah
institusi pendidikan. Penentuan standar
yang tinggi dalam wilayah ini menjadi
sebuah keharusan.
Stake holder harus memetakan apa nilai
kekhasan dalam aktivitas rutin kegiatan
ruang belajar sekolah, termasuk
kegiatan pada akhir pekan dan hari
libur. Pertimbangkan semua kegiatan
kelompok, termasuk kedatangan,
kepulangan, aktivitas pendukung
pendidikan termasuk kantin, ruang
makan, dan toilet.
Panduan ini akan membantu
membentuk brief steak holder sekolah
dan memberikan informasi dengan
lebih baik kepada arsitek, pelaksana
konstruksi, pengawas atau pihak lain
yang berkaitan dengan Rencana Induk
Revitalisasi SMK tentang kebutuhan
institusi sekolah.
Suasana
Penyimpanan
Pencahayaan
Akustik
Penghawaan
Lantai
Dinding & elemen pembatas
Plumbing
Furniture
Toilet & ruang pendukung
Penggunaan ruang
Pembiayaan
Anggaran
Panduan
Pengembangan
Ruang
35. Suasana
Ruang perlu mempunyai kesan
‘menyambut dan memikat’.
Perlengkapan furnitur dan alat-alat,
pencahayaan, serta suasana akan
berbicara banyak dan langsung
memberi kesan apakah ini sebuah
ruang kelas, studio kreatif, laboratorium
pembelajaran, kafetaria, atau sebuah
ruang administratif / manajemen.
O
O Ruang yang kosong tidak akan
memberi kesan apapun, alih-alih
apabila tanpa perawatan.
O
O Bagaimana ruang bisa terlihat hidup
dan merangsang penggunaannya
setiap saat?
36. Kegiatan yang aktif pada sebuah
ruangan, tidak bisa terelakkan salah
satunya adalah faktor stimulus dari
suasana ruang itu sendiri. Ruang akan
hidup dengan segala ornamen display
didalamnya yang mendukung kegiatan
yang diwadahinya. Seringkali kita
terjebak dengan ornamen display yang
terpasang, tanpa pertimbangan faktor
perawatan ketika memasangnya.
Bukaan-bukaan (jendela) pada sebuah
ruang akan sangat berguna untuk
memperlihatkan aktivitas ruang kepada
publik, dimana akan berfungsi untuk
mengiklankan program/kegiatan yang
ditawarkan untuk menarik publik
bergabung atau mencari tahu lebih
lanjut kegiatan pembelajaran di institusi
sekolah. Bahkan di ruang kelas yang
tertutup, panel pintu kaca dapat
memberikan kesan keterbukaan apa
yang terjadi, sekaligus sebagai fungsi
kontrol pada internal institusi sekolah.
Ketika aktivitas ruang pembelajaran
tidak ditampilankan pada poster-poster
sekolah, tetapi akan jauh lebih menarik,
dalam kegiatan pembelajaran yang
37. Penyimpanan
Salah satu permasalahan pada ruang
belajar, adalah tidak adanya ruang
penyimpanan yang memadai. Beberapa
poin yang perlu diperhatikan adalah:
O
O Jumlah stok yang bisa disimpan
langsung terkait dengan rentang
aktivitas. Lebih banyak stok dan
peralatan = serangkaian program
praktis yang lebih luas.
O
O Semakin besar rentang usia dan jenis
peserta yang dilayani, akan semakin
besar variasi stok yang dibutuhkan.
digambarkan secara sederhana dan
inklusif melalui bukaan-bukaan di ruang
pembelajaran sekolah tersebut.
Setiap institusi sekolah tentunya
mempunyai nilai yang berbeda, dengan
karakteristiknya sendiri, dan ruang
pembelajarannya harus mencerminkan
perbedaan itu dengan penuh
kepercayaan diri mengungkapkan jati
diri sekolah tersebut.
O
O Gudang terpisah adalah solusi ideal.
Namun, sebagian besar ruang belajar
tidak memiliki ruang penyimpanan
khusus, dan disinilah pola penyimpanan
internal pada ruang belajar adalah
kuncinya. Berbagai model penyimpanan
akan menjadi solusi yang cukup baik,
dibutuhkan data inventarisasi spesifikasi
teknis baik dimensi, jenis bahan atau
alat yang akan disimpan, hingga
durasi waktu penyimpanannya, untuk
menentukan model penyimpanan yang
tepat. Kemudahan akses pencapaian
juga merupakan salah satu faktor yang
perlu diperhatikan.
Pastikan bahwa rak penyimpanan
Tempat penyimpanan
38. Pencahayaan
Pencahayaan yang baik adalah
persyaratan dasar. Sebagian besar
ruang belajar ini berfungsi pada siang
hari sehingga sumber pencahayaan
dari jendela atau kaca atap yang
terang menjadi prioritas dibandingkan
dengan pencahayaan buatan. Seringkali
beberapa ruang belajar membutuhkan
spesifikasi pencahayaan khusus
karena kegiatan atau bahan yang
mensyaratkannya.
Rencana pencahayaan harus menjadi
pertimbangan utama, baik pencahayaan
alami maupun pencahayaan buatan.
Misalnya, kapan ruangan perlu
digelapkan dengan satu sentuhan
tombol, ketika digunakan untuk acara
seni, presentasi atau peluncuran karya
pendidikan.
Di beberapa sistem pencahayaan yang
modern, lampu utama dapat disesuaikan
dengan berbagai pengaturan yang
berbeda sesuai dengan aktivitas yang
dibutuhkannya.
internal cukup menampung dan
cukup kuat sehingga mereka dapat
menahan beban berat bahan/alat yang
bertumpuk.
Jika institusi sekolah memilih untuk
berinvestasi dalam peralatan digital,
maka perlu dipertimbangkan
penyimpanan yang aman serta sekaligus
yang memiliki fasilitas pengisian daya
baterei.
Kegiatan yang aktif pada sebuah
ruangan, tidak bisa terelakkan
salah satunya adalah faktor
stimulus dari suasana ruang itu
sendiri.
Pencahayaan alami
39. Akustik
Kemampuan untuk mendengar instruksi
dan informasi adalah hal yang utama
dalam proses pembelajaran, terutama di
lingkungan yang sangat tinggi intensitas
polusi suara, karena berkontribusi
terhadap rasa nyaman dan keamanan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa
hal ini sangat penting untuk anak usia
sekolah agar dapat mendengar dengan
jelas. Panduan standar arsitektur
untuk sekolah menetapkan batas
atas untuk kebisingan antara tingkat
35 dan 45 desibel. Tindakan untuk
mencegah gema juga diharuskan, untuk
memastikan kenyamanan akustik di
ruang belajar. Rencana akustik mungkin
termasuk lapisan permukaan akustik
di dinding atau langit-langit dan
bahkan pada furnitur. Ingat, bahwa
jenis lantai yang digunakan juga akan
mempengaruhi tingkat kebisingan pada
ruangan tersebut.
40. Sirkulasi Udara
Kemampuan untuk mengontrol suhu
di suatu ruang juga penting untuk
pembelajaran, seperti ventilasi udara
untuk memastikan kualitas udara
yang baik. Bukti menunjukkan bahwa
tingkat CO yang tinggi pada ruang
kelas akan merusak pencapaian anak-
anak dan menambah jumlah hari
absensi sakit yang diambil oleh para
guru. Rencanakan ventilasi yang baik,
diwujudkan dengan sirkulai udara silang
dan idealnya sudah ada bukaan atau
41. Lantai
Lantai ruang belajar harus mempunyai
sifat tahan lama, anti slip, dan mudah
dibersihkan. Penutup lantai harus
mampu mengatasi beban peralatan
dan kegiatan diatasnya, demikian pula
dengan kegiatan yang basah. Kesalahan
sering terjadi dalam pemilihan warna
lantai, tingkat kepucatan atau terang
warna; sehingga ini tidak praktis dalam
pembersihannya sehingga noda tetap
terlihat. Jenis lantai yang digunakan
juga akan memengaruhi tingkat
kebisingan.
jendela yang bisa dibuka. Jika ini tidak
memungkinkan, rencanakan bagaimana
Anda akan mengkondisikan udara
dengan penghawaan buatan.
Dalam bangunan baru, desain harus
memungkinkan kecukupan pendinginan
melalui desain penghawaan yang
baik, dengan meminimalkan sistem
penghawaan buatan, sehingga
menghasilkan peningkatan aliran udara
alami. Untuk renovasi, hal ini adalah
permasalahan kondisi yang sudah ada;
tetapi dalam kedua kasus diatas, harus
diambil peluang untuk menemukan
solusi yang efisien.
O
O Bagaimana sekolah akan
mempertahankan suhu yang nyaman
di ruang belajar adalah pertimbangan
penting.
O
O Kenyamanan termal dicapai pada
kondisi 20 dan 24 derajat Celcius
O
O Peletakan bukaan atau arah jendela
menjadi penting dampaknya,
karena faktor arah matahari yang
mengakibatkan sinar matahari akan
memanaskan ruang belajar, faktor
naungan adalah salah satu solusinya.
42. Plumbing
Area wastafel adalah hal yang paling
mendasar tetapi sangat sering
diabaikan. Selain penggunaannya untuk
kegiatan praktik teknis, seni, maupun
kebersihan, hal itu sangat penting untuk
cuci tangan, terutama jika ada aktivitas
makan siang sebelum atau sesudah
praktik pembelajaran. Bagi sebagian
besar institusi sekolah, area wastafel
harus mudah diakses dan tidak
disembunyikan, maka pertimbangan
perawatan dan kemudahan
pembenahan apabila ada penyumbatan,
harus benar-benar diperhatikan.
Masalah umum yang sering terjadi
adalah bagaimana menentukan
wastafel, penutup dinding dan lantai
di area tersebut, agar mudah dalam
hal perencanaan plumbing dan
perawatannya.
Dinding & elemen pembatas
Dinding juga bisa menjadi media ruang
belajar. Civitas bisa menggunakan
dinding sebagai papan tulis yang mudah
dibersihkan (dengan menggunakan jenis
cat khusus) atau dinding kaca sebagai
dinding pembelajaran dalam sebuah
sesi kelompok untuk menulis dan
memposting ide dalam proses kegiatan
belajar.
Jika sekolah ingin menggunakan
dinding untuk memajang karya, perlu
mempertimbangkan masalah-masalah
seperti lokasi rak penyimpanan, bukaan
jendela ataupun tombol-tombol
mekanikal elektrikal.
43. Furniture
Faktor mobilitas furnitur dalam model
pembelajaran modern merupakan
faktor yang harus paling utama
dipertimbangkan. Meja dan kursi harus
dapat digerakkan secara teratur; karena
itu, furnitur yang mudah dioperasikan,
kuat, mudah disimpan dan mudah
dibersihkan adalah pilihan yang paling
praktis.
Kursi, bukan bangku, dibutuhkan untuk
kenyamanan dan keamanan
di mana usia pengguna yang
menggunakan ruangan, meskipun
berbeda usia. Dalam kasus desain
inklusif yang beragam model tempat
duduk, maka pilihan dari rangkaian
furnitur yang sama adalah yang terbaik.
Kursi untuk orang dewasa tentunya
berbeda dengan kursi untuk siswa,
tetapi faktor pertimbangan diatas
tetaplah sama, hanya berbeda dari
sisi dimensi teknis saja. Pertimbangan
menciptakan suasana nuansa kelas
juga harus dipertimbangkan sehingga
muncul stimulus kreatif yang penuh
dengan warna-warna yang tersedia.
Sehingga furniture bukan hanya sebagai
pengisi ruang fungsional saja, tetapi
juga pembentuk suasana ruang yang
menstimulasi proses pembelajarannya.
Furniture fleksibel dan modular
44. Toilet & ruang pendukung
Keberadaan ruang pembelajaran
tentunya tidak bisa berdiri sendiri,
diperlukan beberapa ruang pendukung
agar ruang pembelajaran tersebut
dapat berfungsi efektif. Beberapa ruang
pendukung itu antara lain :
O
O Ruang manajemen sekolah : Ruang
pimpinan sekolah, lounge guru, ruang
administrasi sekolah, ruang rapat,
hingga lobi sekolah.
O
O Ruang penyimpanan : Ruang
penyimpanan alat di RPU maupun
RPS, Loker siswa, Gudang peralatan
O
O Ruang pendukung lain : Kantin/
Kafetaria, ruang makan, toilet, UKS,
ruang kegiatan organisasi, fasilitas
olahraga, dan ruang auditorium.
Penempatan ruang-ruang diatas,
tentunya menjadi bagian yang
terintegrasi dengan penataan ruang
pembelajaran dalam rencana master
plan sekolah, tentunya dengan ruang
pembelajaran sebagai inti atau prioritas
utamanya. Hal ini tidak bisa terlepas dari
pertimbangan ketersediaan lahan dan
faktor regulasi teknis yang diatur dalam
perundangan.
Toilet
Ruang administrasi
45. Catatan khusus untuk beberapa hal
yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan penyediaan toilet adalah:
O
O Dimana toilet berada. Apakah sudah
dipertimbangkan penggunaan
toilet khusus untuk para pengguna
ruang belajar, apakah sudah
dipertimbangkan faktor-faktor
keamanan, dan kenyamanan untuk
para siswa dalam peletakan lokasi
maupun penggunaannya?
O
O Bagaimana sanitair dalam toilet
tersebut dipasang. Apakah sudah
sesuai dengan standar fit-out yang
berfungsi untuk semua pengguna,
termasuk siswa?
O
O Seberapa banyak toilet akan
digunakan. Apakah toilet akan
digunakan secara teratur sepanjang
hari atau hanya untuk jangka waktu
singkat? Akankah ketersediaan
toilet dapat mengatasi penggunaan
jangka waktu yang singkat, misalnya
pada waktu istirahat, 36 siswa dalam
waktu istirahat 15 menit?
O
O Toilet harus selalu dapat diakses
pengguna dengan cacat fisik. Apalagi
bila sekolah menampung pengguna
(siswa/tenaga pendidik) yang
mempunyai keterbatasan fisik ?
O
O Faktor biaya akan menentukan
beberapa pilihan sekolah tentang
penyediaan area toilet ini. Beberapa
sekolah memiliki toilet khusus untuk
pengguna dewasa dan anak-anak,
atau dapat diakses oleh keduanya
O
O Poin utama adalah bahwa fasilitas
harus dirancang dengan baik, kuat,
mudah diakses, mudah danmurah
untuk dirawat, ramah pengguna dan
aman.
Area komunal
46. Penggunaan Ruang
Faktor kunci keberhasilan ruang
pembelajaran adalah seberapa baik
ruang itu dapat digunakan, dikelola
dan dipelihara. Ruang tersebut harus
kompatibel dengan banyak kebutuhan
fisik dan pembelajaran, dan secara
efektif mewadahi beragam kegiatan
dengan rentang usia dan pola yang
berbeda dari para penggunanya. Ruang
tersebut juga harus mudah dijaga
kebersihannya, dioperasikan secara
efisien, serta mudah perbaikan dan
perawatannya.
Ruang yang memiliki beberapa fungsi
Ruang yang memiliki beberapa fungsi
47. Rencana manajemen untuk bagaimana
ruang belajar tersebut akan
dipelihara, diperbaiki dan diperbaharui
dari waktu ke waktu harus dibuat
dalam manajemen yang baik, sehingga
anggaran yang dibutuhkan juga harus
dialokasikan.
Apabila sekolah memungkinkan model
bisnis dengan penyewaan ruang-
ruang yang ada di sekolah tersebut,
maka fungsi utama sebagai ruang
pembelajaran tetap harus memegang
kendali atas semua pemesanannya.
Beberapa alternatifnya adalah
dengan mengatur durasi waktu
kemungkinannya, missal pada akhir
pekan. Prosedur pemesanan yang jelas
dan menunjukkan bahwa manajemen
sekolah dapat menunjukkan bahwa
ruang belajar akan digunakan untuk
fungsi lainnya. Rencana tersebut,
akan berimplikasi pada pengaturan
kepegawaian, misalnya : tenaga
pembantu, tenaga kebersihan dan
teknisi audio-visual maupun elektrikal.
Jika ruang belajar tersedia untuk
digunakan untuk berbagai kegiatan,
maka ruang akan perlu untuk
dibersihkan dan diatur secara efisien.
Pedoman standar operasional untuk
bagaimana ruang harus diatur dan
simpan siap untuk sesi berikutnya
sangatlah dibutuhkan.
Ruang yang memiliki beberapa fungsi
48. Pembiayaan
Rencana pembangunan ini akan
berhasil apabila mempertimbangkan
bagaimana caranya biaya operasional
ruang belajar dan pemeliharaannya
akan didanai. Ketika dalam proses
perencanaan, pertimbangkan elemen
program yang mana yang dapat
menghasilkan pendapatan, termasuk
target pasarnya. Kegiatan belajar harus
dapat diakses secara luas, jadi jika
Anda memutuskan untuk mendapatkan
pendapatan darinya, maka pikirkan
dengan hati-hati tentang bagaimana
sekolah bisa memastikan struktur harga
tidak menjadi penghalang bagi target
pasarnya.
Namun, sekolah harus memastikan
bahwa fungsi utama suatu
ruang pembelajaran tidak dapat
dikompromikan, sehingga
keseimbangan kegiatan menyewakan
atau memperoleh pendapatan dan
membuka akses harus selalu sesuai
dengan tujuan sekolah dan kebutuhan
penggunanya.
Penyewaan ruang belajar dapat
menjadi bagian dari model penghasilan
pembiayaan, tetapi yang pertama dan
terpenting adalah ruang belajar harus
untuk kegiatan belajar: penggunaan
lainnya harus dilihat sebagai skala
sekunder, termasuk dalam hal ini adalah
penggunaan untuk kegiatan sebuah
institusi secara terbuka maupun untuk
rapat internal , harus dipertimbangkan
dengan cermat, terencana dan terkelola
dengan baik.
Pada awal panduan ini disebutkan
bahwa salah satu prinsip perencanaan
ruang pembelajaran adalah fleksibilitas.
Faktor fleksibilitas memastikan
bahwa ruang dapat digunakan untuk
berbagai audiens, berbagai kegiatan,
serta menarik untuk digunakan pihak
lain dalam kegiatannya. Sehingga
sekolah dimungkinkan mendapatkan
pembiayaan tambahan untuk membuat
ruang yang dapat digunakan fungsi
yang berbeda ini.
49. Anggaran
Dalam pekerjaan kontruksi, maka akan
timbul tiga jenis biaya yang terkait,
yaitu:
O
O Biaya perencanaan – misalnya:
penelitian, konsultasi, hingga
perencanaan dan perancangannya
O
O Biaya pelaksanaan dan pengawasan,
yaitu termasuk bangunan, furnitur,
perlengkapan dan peralatan,
hingga aspek pengawasan dalam
pelaksanaan kontruksinya.
O
O Biaya perawatan dalam menjalankan
atau memelihara ruang, termasuk
biaya staf dan sumber daya lainnya.
50. O
O Bandingkan berbagai bahan, perabot,
perlengkapan dan peralatan sebelum
membuat pilihan.
O
O Perkirakan biaya operasional
untuk ruang belajar ketika sudah
beroperasi, termasuk bahan yang
dibutuhkan, dan perawatan sehari-
hari
O
O Bersikap realistis tentang apa yang
sekolah mampu, jika tetap harus
memenuhi kebutuhan sekolah, maka
tahapannya adalah berpikir kreatif
tentang solusi lain, nilai implikasi
dari kompromi yang diambil, dan
kemudian membuat keputusan.
O
O Rancang proyeksi masa depan
untuk membeli apa yang tidak bisa
diberikan dalam fit-out awal
O
O Buat rencana bisnis untuk
mempertahankan rencana yang
berkelanjutan di masa akan dating,
sehingga sekolah harus berkompromi
pada biaya. Tinjau kembali kebutuhan
sekolah bernegosiasilah untuk apa
yang bisa di kompromikan oleh
sekolah dari rencana awal sekolah.
O
O Konsultasikan dengan para
pengguna untuk memprioritaskan
kebutuhan ruang, dan untuk
membuat keputusan yang konsisten
tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dikompromikan.
Selalu ajukan tiga pertanyaan saat
menentukan biaya:
O
O Apa yang penting dan tidak dapat
dikompromikan?
O
O Apa yang bisa dikesampingkan
atau ditinggalkan tanpa
mengesampingkan prioritas atau
prinsip sekolah?
O
O Apa yang bisa dilakukan atau
diwujudkan di masa depan?
Ingatlah untuk memperhitungkan
faktor dalam biaya yang terkait untuk
memastikan bahwa banyak orang
dapat berpartisipasi dalam proses
konsultasi, termasuk biaya perjalanan
dan biaya untuk fasilitator. Dalam tahap
pelaksanaan pembangunan, disana akan
muncul biaya modal bangunan termasuk
dalam renovasi bangunan.
Beberapa faktor yang harus menjadi
pertimbangan adalah
O
O Sediakan faktor dana cadangan dan
perkiraan inflasi bila pelaksanaan
pembangunan dalam rentang waktu
yang cukup lama.
O
O Libatkan seseorang dalam tim yang
mengerti menyusun biaya dan neraca
keuangan.
O
O Bersiaplah untuk bernegosiasi untuk
apa yang sekolah inginkan, dan
lakukan negosiasi ulang alokasi dana
yang tidak sesuai.
O
O Tetapkan standar kualitas untuk
bahan yang digunakan, dan untuk
perabotan, perlengkapan, dan
peralatan yang dibeli.
51.
52. Ruang Pembelajaran Umum
Ruang Praktik Siswa
Ruang Pendukung Informal & Ruang
Luar
4
Panduan
Pengembangan
Ruang Belajar
Kejuruan
53. Ruang Pembelajaran Umum
Salah satu jenis konsepsi ruang
pembelajaran dalam standar fasilitas
disebut ruang pembelajaran umum
(RPU), RPU ini mewadahi kegiatan
pembelajaran yang bersifat umum dan
atau teori.
Pada pendidikan kejuruan, RPU ini harus
mewadahi juga kegiatan pembelajaran
yang menuntut keterpenuhan
kompetensi dasar keahlian masing-
masing bidang. Sehingga secara teknis,
RPU pada sekolah kejuruan tidak bisa
disamakan kualifikasi teknisnya dengan
sekolah menengah atas atau sekolah
menengah pertama. Pada banyak
konsep pendekatan desain di sekolah
modern, ruang pembelajaran umum
atau bisa disebut dengan kelas, sudah
bertransformasi melengkapi dirinya
dengan fasilitas untuk memenuhi
kompetensi dasar sesuai dengan
peruntukan ruang tersebut, misalnya
ruang kelas kimia sudah dilengkapi
dengan kebutuhan dasar laboratorium
kimia didalamnya.
Maka seyogyanya demikian pula pada
sekolah kejuruan, yang mana tercermin
dalam struktur kurikulumnya bahwa
materi kurikulum setiap kompetensi
keahlian mencerminkan proporsi teori
praktik, dan pengajaran pelajaran umum
serta pelajaran kompetensi keahlian.
Bahkan secara umum, seyogyanya
jumlah ruang pembelajaran umum
(RPU) tidaklah mencerminkan jumlah
rombongan belajar secara linier.
Transformasi ruang pembelajaran umum
ini haruslah menjadi skala prioritas
dalam merevitalisasi setiap sekolah
kejuruan, dengan alasan sebagai berikut
:
O
O Revitalisasi ruang pembelajaran
umum merupakan strategi mendasar
untuk memenuhi kebutuhan
akan ketercapaian kompetensi
dasar masing-masing kompetensi
keahlian. Dimana setiap RPU
akan mencerminkan kompetensi
keahlian rombongan belajar yang
menggunakannya.
O
O Penyediaan RPU model baru pada
revitalisasi SMK ini merupakan
bagian dari proses pendekatan atau
pembiasaan antara pola di sekolah
dengan dunia usaha dan industri,
sehingga kompetensi dasar setiap
kompetensi keahlian dapat diajarkan
dan dilatih pada level awal di ruang
pembelajaran umum.
54.
55. Ruang Praktik Siswa
Jika pola pembelajaran untuk memenuhi
kompetensi dasar sudah terwadahi
di ruang pembelajaran umum (RPU),
maka ruang praktik siswa dituntut untuk
dapat memenuhi kebutuhan pada level
berikutnya.
Ruang praktik siswa (RPS) haruslah
dapat mewadahi beragam model
pembelajaran yang menjawab
perkembangan kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri. RPS harus
bertransformasi secara efektif dan
efisien serta fungsional dengan
perkembangan DUDI yang cepat.
Pemutakhiran peralatan, metode dan
alur kerja, serta tuntutan produk sesuai
dengan zamannya tentulah menjadi
skala prioritas dalam mendesain dan
merancang ruang praktik siswa ini.
Faktor pemanfaatan teknologi
haruslah menjadi salah satu faktor
yang dipertimbangkan ketika sekolah
melakukan tahapan ini, sehingga
kesinambungan pola pembelajaran
dengan dukungan fasilitas menjadi lebih
optimal.
Ruang praktik siswa haruslah
mempertimbangkan faktor-faktor
dibawah ini :
O
O RPS harus mengadaptasi
perkembangan pola alur kegiatan
dan kerja pada setiap kompetensi
keahliannya. Adaptasi kurikulum
dengan perkembangan dunia usaha
dan industri menjadi kunci utama
dalam melakukan perencanaan dan
desain RPS yang efektif, efisien, dan
fungsional.
O
O Pola pengadaptasian kurikulum
ini tidaklah semata berbasis
dengan jenis spesifikasi fasilitas
di dunia usaha dan industri, tetapi
harus mempertimbangkan aspek
fungsional yang dibutuhkan. Proporsi
kegiatan proses maupun hasilnya
haruslah dilakukan dengan cermat
dalam penentuan skala ukuran dan
teknis RPS maupun peralatannya.
Sehingga sekolah bisa mencegah
over spesifikasi maupun down
spesifikasi dalam proses perencanaan
hingga pelaksanaannya.
56. Selain ruang pembelajaran umum
dan ruang praktik siswa sebagai inti
fasilitas kegiatan pembelajaran, maka
ada beberapa ruang pendukung dan
ruang luar yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari revitalisasi sekolah
menengah kejuruan ini. Ruang-ruang
tersebut juga harus mendapatkan
perhatian khusus dalam perencanaan
dan perancangannya. Ruang tersebut
antara lain :
O
O Ruang manajemen sekolah yang
harus dapat mencerminkan
prinsip-prinsip dalam panduan
ini, bagaimana ruang administrasi
sekolah harus bisa menggambarkan
penerapan teknologi dalam
kegiatannya, bagaimana ruang
manajemen sekolah dapat
menunjukkan efektivitas dan efisiensi
O
O Ruang guru yang bertransformasi
menjadi lounge guru, transformasi ini
menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari proses revitalisasi ini dengan
dasar pertimbangan bahwa ruang
bagi setiap guru adalah ruang
pembelajaran aktif baik itu ruang
pembelajaran umum maupun ruang
praktik siswa. RPU dan RPS ini
adalah ruang kegiatan utama bagi
setiap guru/instruktur, sehingga
sudah seyogyanya para guru/
instruktur mendapatkan tempat
berkolaborasinya. Ruang guru
akan menjadi ruang bersosialisasi,
beristirahat, dan berkoordinasi yang
diwujudkan dalam bentuk desain
lounge.
O
O Ruang luar adalah bagian yang
tak terpisahkan dari lingkungan
sekolah, beragam aktivitas harus
diwadahi pada ruang luar ini. Mulai
dengan fungsi ruang olahraga, ruang
pembentukan karakter, hingga ruang
gerak sosialisasi siswa maupun
civitas yang lainnya.
Ruang Pendukung Informal &
Ruang Luar
57.
58. Tipologi Pengembangan Master Plan
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Perhotelan
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Kuliner
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Kecantikan
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Fesyen
5
Panduan Desain
59.
60. Tipologi Pengembangan
Master Plan
Revitalisasi SMK sebagai sebuah fasilitas
pendidikan haruslah dimulai dari
perencanaan makro fasilitas nya, dalam
hal ini adalah master plan. Problem
terbesar dari mayoritas lembaga
pendidikan adalah ketidakbaruan
atau bahkan ketidakadaan masterplan
sebagai bagian dari rencana makro
sebuah institusi pendidikan.
Dalam perencanaan dan perancangan
sebuah masterplan institusi pendidikan
tidaklah membahas faktor lahan,
bangunan, dan peralatan saja. Akan
tetapi, sebuah masterplan akan
menunjukkan visi-misi institusi
pendidikan tersebut, dari mana sekolah
ini berawal, proyeksi masa depannya
baik dalam kuantitas civitas bahkan
hingga kualitas pendidikannya, hingga
bagaimana para stake holder akan
mewujudkan visi misi tersebut.
Pendekatan paradigma perencanaan
masterplan pada institusi sekolah di
Indonesia masih belum ada perubahan
yang sesuai dengan perkembangan
jaman dan perkembangan dunia
pendidikan, mayoritas masih dengan
satu model yang sudah ditetapkan sejak
jaman dahulu.
Maka, pada program revitalisasi ini,
pendekatan masterplan sebuah sekolah
akan berdasarkan pada beberapa
alternatif model desain yang disesuaikan
dengan beberapa faktor, antara lain :
O
O Kondisi tapak masing-masing
sekolah.
O
O Kompetensi keahlian yang menjadi
refocusing, karena setiap kompetensi
keahlian tentunya mempunyai model
kegiatan yang berbeda.
O
O Kuantitas pengguna baik guru, siswa,
hingga pengguna lainnya.
O
O Tujuan khusus yang menjadi ciri khas
setiap institusi sekolah tersebut.
O
O Pola identifikasi khusus, baik
pendekatan nilai arsitektur lokal,
peninggalan dan cagar budaya,
hingga pendekatan kontruksi
tanggap bencana setempat
61. Master plan eksisting di kebanyakan sekolah
Tipologi Pengembangan
Master Plan
akses vertikal
selasar
jalan lingkungan
ruang terbuka
ruang pembelajaran
ruang pembelajaran
62. Master Plan Model D
Master Plan Model A
Master Plan Model C
Master Plan Model B
Model-Model Pengembangan
Master Plan
63. Kondisi Eksisting
• Kondisi Tapak
• Kompetensi Keahlian
• Kuantitas Pengguna
• Tujuan Khusus
• Pola Identifikasi Khusus
Analisis
Master Plan Model D
Master Plan Model A
Master Plan Model C
Master Plan Model B
Langkah Pengembangan
Master Plan
96. Pola & Alur Kegiatan
Chiller
Study
Domestic
Refrigerant
Ice
Maker
General
Refrigerant
97. Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
Lab Chiller Study &
Domestic Refrigerant
Lab A Lab B
Lab Ice Maker & General
Refrigerant
98. Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
99. Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
115. Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
Potongan Axonometric
116. Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
001 Work
bench
1500mm x
750mm x
810mm
Weight: 46kg
Supply vari-
ous hooks, 16
hooks equiped
Meja kerja
002 Bench
Lathe 1
Meter
1920x750x760
mm
Untuk membubut
benda kerja dari
logam sesuai dengan
yang diinginkan
dengan panjang
maksimal 1 meter
003 Milling
Machine
470 X 810 X
1750 mm
Untuk proses frais
pada benda kerja
yang dikehendaki
004 CNC
Lathe Ma-
chine
1655 x 1075 x
1530 mm
Untuk membubut
benda kerja memakai
program computer
CNC-controlled Flat
Bed Lathe Machine
117. Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
005 CNC
Milling
Machine
2100 x 1970 x
2170 mm
Mesin untuk
memfrais yang
sudah dikontrol oleh
computer
006 Surface
Grinding
Machine
520 x 1133 x
1173mm
Untuk menggerinda
dan menghaluskan
permukaan benda
kerja
007 Drilling/
Milling
Machine
1760 x 800 x
2050 mm
Untuk memfrais dan
mengebor/membuat
lubang benda kerja
sesuai dengan
kebutuhan
008 Band Saw
Machine
3600 x 1600 x
2300 mm
Untuk keterampilan
memotong bahan
baku produksi
menggunakan band
saw machine.
118. Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
009 CNC Mini
Trainer
Untuk pelatihan
penggunaan CNC
baik diaplikasikan
kepada aplikasi
bubut komputer
maupun frais
komputer
129. Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
Potongan Axonometric
130. Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
001 Oxy-
Acetylene
Welding
Kit
Power: 220V,
50Hz
Untuk keterampilan
mengelas dan
memotong logam
menggunakan gas
oksigen dan asetilin.
002 SMAW
Welding
Machine
720 x 490 x
660 mm
Input Voltage
(V) 3 Phase
380 ±10%
Untuk pekerjaan las
jenis SMAW.
003 GMAW
Welding
Machine
820 x 490 x
1090
Input Voltage
(V) 380V ±10%
Untuk pekerjaan las
jenis GMAW.
004 TIG Weld-
ing Ma-
chine
62.5 x 39.5 x
53.5CM
Untuk pekerjaan las
jenis GTAW.
131. Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
005 Plasma
Cutting
Welding
Machine
Untuk keterampilan
memotong
menggunakan las
plasma cutting
welding machine.
006 Welding
Table
Dimensi :
approx. 50 x
80 x 70 cm
Untuk meletakkan
benda kerja yang
akan dilas
007 Work
Bench
1500mm x
750mm x
810mm
Weight: 46kg
Supply vari-
ous hooks, 16
hooks equiped
008 Pedestal
Grinding
Machine
Grinding
diameter
Outside :
approx 200
mm
Untuk menggerinda
hasil pengelasan
atau
pemotongan benda
kerja
132. Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
009 Manual
Sheet
Metal
Cutting
Machine
Width (mm)
1000,
Untuk memotong
bahan benda kerja
010 Horisontal
Bandsaw
Round bar up
to 300mm
Square bar up
to300x300mm
Obliquesaw45°
Blade
motor3.75 kW
Untuk memotong
benda kerja yang
besar menjadi bagian
kecil
011 Electrode
Oven
Digunakan untuk
memanaskan/
menghangatkan
kawat lasmembantu
untuk mencapai suhu
terbaiknya.
012 Augment-
ed Train-
ing for
Welding
Welding Training
Menggunakan
Teknologi
Augmented Reality