SlideShare a Scribd company logo
RENCANA INDUK REVITALISASI
PENGEMBANGAN FASILITAS SMK
P E D O M A N
TEKNIK OTOMASI INDUSTRI | TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA
TEKNIK PEMESINAN | TEKNIK PENGELASAN
Pedoman Rencana Induk Revitalisasi
Pengembangan Fasilitas SMK
Pengarah :
Dr. Ir. M. Bakrun, MM
Direktur Pembinaan SMK
Penanggung Jawab :
Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak
Kasubdit Program & Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK
Mochammad Widiyanto, S.Pd, MT
Kasubdit Kurikulum, Dit.PSMK
Saryadi ST.,MBA
Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri, Dit.PSMK
Drs. Haryono MM
Kasubdit Sarana dan Prasarana, Dit.PSMK
Tim Penyusun :
Muhammad Subhan S.T., M.T
Aditya Nandiwardhana S.T
Muhammad Akram B.Sc
Desain & Tata Letak :
Muhammad Akram B.Sc
Penerbit :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktoran Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Dalam upaya meningkatkan
layanan pendidikan kejuruan,
pemerintah merumuskan
revitaliasasi yang ditempuh
dengan berbagai strategi.
Salah satu skenario yang
ditempuh yaitu melakukan
pengembangan fasiltas atau
sarana dan prasarana.
Sarana dan prasarana
pendidikan kejuruan
umumnya mencakup fasilitas
yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang
proses pendidikan, seperti
Ruang Belajar atau kelas,
Peralatan praktik atau media
pembelajaran lainnya. Dalam
hal in juga akan mencakup
hal-hal yang secara tidak
langsung menunjang jalannya
proses pendidikan, seperti
halaman sekolah, taman
dan lingkungan yang dapat
meningkatkan kenyamanan
dalam proses belajar
mengajar dan menstimulus
capaian kualitas lulusan
pendidian kejuruan.
Puji syukur kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa atas segala
rahmat-NYA sehingga
“Panduan Rencana Induk
Revitalisasi Sarana dan
Prasarana SMK bidang
Pariwisata” dapat tersusun
hingga selesai.
Panduan ini telah kami
susun dengan maksimal
dan mendapatkan
bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan
panduan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi
dalam pembuatan panduan
ini.
Ide, pemikiran dan informasi
yang disajikan dalam
panduan ini merupakan
gabungan hasil riset lapangan
dan hasil penggunaan
berbagai metode
pengkajian . Panduan ini
dimaksudkan untuk berbagi
pengetahuan dalam upaya
mengembangkan konsep,
prinsip, pendekatan, dan
lain-lain yang berhubungan
dengan Revitalisasi Sarana
dan Prasarana SMK.
Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan
baik dari penyusunan
panduan ini. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan
kritik yang membangun agar
kami dapat memperbaiki
panduan ini.
Akhir kata kami berharap
semoga panduan dapat
dipedomani dalam
pelaksanaan revitalisasi
sarana dan prasarana SMK.
Jakarta, 28 Oktober 2019
Direktur Pembinaan SMK
Dr. Ir. M. Bakrun, M.M
NIP 19650412199021002
Kata
Pengantar
Ruang belajar memegang
peranan penting dan harus
terencana dengan baik,
cermat dan terperinci. Sikap
aspiratif dan menaruh harapan
yang tinggi tentang cara
pembelajaran harus menjadi
prioritas dalam sebuah institusi
pendidikan. Penentuan standar
yang tinggi dalam ranah ini
menjadi sebuah keharusan.
• Tipologi Pengembangan
Master Plan
• Panduan Desain
Pengembangan Bidang
Kompetensi Teknik
Otomasi Industri
• Panduan Desain
Pengembangan
Kompetensi Keahlian
Teknik Pendingin dan Tata
Udara
• Panduan Desain
Pengembangan
Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan
• Panduan Desain
Pengembangan
Kompetensi Keahlian
Teknik Pengelasan
1 3
5
2
4
Pendahuluan Panduan Pengembangan
Ruang
Panduan Desain
Masterplan dan
Kompetensi Keahlian
Prinsip-prinsip
Perencanaan Ruang
Pembelajaran
Panduan Pengembangan
Ruang Belajar Kejuruan
• Perencanaan Ruang
Pembelajaran
• Pemetaan & Analisa
• Inspirasi Referensi
• Rencana Masa Depan
• Pendampingan Tenaga
Kontruksi Profesional
• Proses Review &
Persetujuan
• Suasana
• Penyimpanan
• Pencahayaan
• Akustik
• Sirkulasi Udara
• Lantai
• Dinding & elemen
pembatas
• Plumbing
• Furniture
• Toilet & ruang pendukung.
• Penggunaan ruang
• Pembiayaan
• Anggaran
• Interaksi
• Teknologi & Digital
• Lingkungan
• Lokasi & Dimensi
• Fleksibilitas
• Aksesibilitas
• Ruang Pembelajaran
Umum
• Ruang Praktik Siswa
• Ruang Pendukung
Informal & Ruang Luar
Daftar Isi
1
Pendahuluan
Ruang yang berfungsi dan
memenuhi syarat teknis untuk fungsi
pembelajaran akan memungkinkan
sebuah intitusi pendidikan memenuhi
kebutuhannya secara luas, sehingga
memungkinkan pengguna untuk
dapat mengembangkan kegiatan
pembelajaran dan pengembangannya
secara lebih baik.
Lingkungan tempat kita membangun
pengetahuan / pembelajaran akan
memiliki dampak pada apa dan
bagaimana kita belajar. Ruang belajar
yang baik memungkinkan pengguna
untuk mengeksplorasi diri dalam proses
pembelajaran secara optimal.
Pedoman ini berisi banyak hal praktis
fungsional sebagai pertimbangan dalam
merencanakan dan membangun ruang
pembelajaran.
Sebagai contoh, ruang belajar yang
memiliki ventilasi yang cukup dan
pencahayaan alami serta akustik yang
baik adalah keniscayaan: dimana akan
ada pencapaian dan pengalaman
peserta didik menggunakan ruang
itu yang berimbas pada proses
pembelajarannya.
Kami berharap informasi praktis
dalam pedoman ini akan membantu
stake holder sekolah membangun
/ mengembangkan kembali /
meningkatkan / mengelola ruang belajar
dalam institusinya.
Daftar-daftar Pertanyaan pada buku
panduan ini akan memandu secara
praktis dalam menyusun referensi
awal dalam kegiatan Rencana Induk
Revitalisasi (RIR) SMK.
Perencanaan Ruang Pembelajaran
Pemetaan & Analisa
Inspirasi Referensi
Rencana Masa Depan
Pendampingan Tenaga Kontruksi
Profesional
Proses Review & Persetujuan
Mulailah dengan mengidentifikasi
keinginan dan kebutuhan institusi
pendidikan
Kegiatan Belajar Mengajar
Pendidikan Abad 21
Perencanaan Ruang Pembelajaran
Langkah pertama dalam merencanakan
ruang belajar, baik membangun ruang
baru ataupun merenovasi adalah Proses
Perencanaan (pemetaan, pendataan,
analisa, alternatif solusi, hingga proses
desain perancangan).
Melalui proses perencanaan ini,
pimpinan sekolah harus mendata
jumlah peserta didik eksisting, proyeksi
pengembangan peserta didik, jenis
kegiatan sekolah, fokus unggulan
kompetensi keahlian, alur/jenis kegiatan
yang harus diwadahi dan waktu
penggunaan fasilitas pembelajaran
tersebut.
Hal ini akan berguna untuk
mengembangkan lingkup dan aspek
aktivitas dimana seluruh civitas
sekolah memikirkan setiap aspek
detail, dari memasuki gedung untuk
kemudian bergerak melalui lobi, ruang
pembelajaran, toilet, halaman, hingga
ruang makan/kafetaria, dan kemudian
pulang kembali, sehingga kegiatan yang
ingin dilakukan segenap civitas tidak
semata di dalam ruang belajar.
Informasi ini akan memungkinkan
stake holder untuk mengembangkan
dan menentukan konsekuensi dari
kebutuhan diatas sebagai anggaran
awal. Ruang pembelajaran aktif & fleksibel
Mulailah dengan mengidentifikasi
keinginan dan kebutuhan institusi
pendidikan, beberapa poin yang bisa
didiskusikan adalah :
O
O Bagaimana civitas melakukan proses
belajar-mengajar ?
O
O Mengapa institusi memiliki /
membutuhkan ruang belajar ?
O
O Bagaimana Anda memungkinkan
pembelajaran terjadi sesuai dengan
kurikulum?
O
O Apa visi-misi dari layanan
institusi sehingga Anda ingin
mempertahankan atau membangun
atau memperbaiki ruang Anda?
O
O Siapa orang-orang kunci yang
dapat membantu mengembangkan
pemikiran Anda tentang masa depan
sekolah ?
Selasar sebagai sirkulasi antar ruang
O
O Siapa pengguna yang perlu dilayani
ruang belajar sekolah?
O
O Apakah proses belajar-mengajar
mengalami perubahan di masa
depan?
O
O Setelah itu Anda perlu
mengidentifikasi pengguna saat
ini dan proyeksi masa depan, serta
pendekatan proses pedagogis yang
dibutuhkan dalam ruang belajar
tersebut.
Langkah-langkah diatas bertujuan
memahami apa yang dibutuhkan dan
dinginkan pengguna dari sebuah ruang
belajar.
Pengguna
Proses konsultasi dengan pengguna
(guru & siswa), bertujuan untuk
Pemetaan & Analisa
Internal Stakeholder
Langkah pertama adalah bekerja
bersama tim internal institusi sekolah
yang merencanakan dan menjalankan
program pembelajaran di sekolah, serta
berdiskusi juga dengan tim internal
lainnya (para pemangku kepentingan).
Langkah kedua adalah membuka ruang
untuk berdiskusi dengan pihak eksternal
(komite, orang tua, dan masyarakat)
untuk membangun pemahaman mereka
tentang bagaimana ruang belajar itu
nantinya.
O
O Apa aspirasi para pemangku
kepentingan agar memiliki visi
masa depan, dan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan dari ruang
pembelajaran dalam mewujudkan visi
masa depan tersebut.
Proses konsultasi bertujuan untuk
memahami kebutuhan pada hasil
yang diinginkan pada masa yang
datang. Hal penting yang perlu
didapatkan sebagai pedoman
dalam merencanakan ruang
belajar
memahami kebutuhan mereka, tetapi
fokusnya pada hasil yang diinginkan
pada masa yang datang, bukan pada
detail desain. Hal penting yang perlu
didapatkan sebagai pedoman dalam
merencanakan ruang belajar ini adalah
O
O Bagaimana mereka merasakan ruang
belajar saat ini.
O
O Hal-hal apa yang mereka inginkan
agar bisa melakukan kegiatan belajar
secara optimal di ruang belajar yang
akan dibangun pada masa datang.
Pendataan ini bertujuan untuk
bagaimana menjangkau semua
keinginan pengguna, dan memahami
cara mereka dalam memberikan umpan
balik.
Pertanyaan yang mungkin Anda
sertakan adalah:
O
O Apa tujuan mereka datang ke
sekolah?
O
O Apa yang dibutuhkan oleh masing-
masing individu ?
O
O Apa model pembelajaran yang
mereka sukai?
O
O Fasilitas dan lingkungan seperti
apa yang akan mendukung proses
pembelajaran mereka ?
O
O Apakah ada referensi ruang belajar
yang pernah mereka alami ?
Kegiatan luar ruangan
Inspirasi Referensi
Ruang belajar yang baik
memungkinkan pengguna untuk
mengeksplorasi diri dalam proses
pembelajaran secara optimal.
Kuantitas referensi dari mengutip,
mengunjungi sekolah lain, dan
berdiskusi dengan rekan sejawat
tentang pengalaman mereka dalam
ruang pembelajaran yang mereka alami
merupakan hal yang akan menginspirasi
ketika merencanakan ruang baru atau
merenovasi ruang belajar. Banyak hal
yang akan didapatkan dari pengalaman
ini, baik mengambil manfaat atau hal
baik yang bisa diimplementasikan,
maupun menghindari membuat
kesalahan yang sama dalam proses
pengembangan sekolah.
Kami sangat menyarankan untuk
melakukan hal ini.
Rencana Masa Depan
Baik membangun ruang belajar baru
ataupun merenovasi ruang belajar,
pertimbangan utamanya adalah
bagaimana mengadaptasi perubahan
keadaan saat ini atau kebutuhan masa
depan.
Teknologi tentu saja akan menjadi salah
satu aspek dari ruang belajar yang
paling dipertimbangkan untuk masa
depan.
Sebagai bagian dari proses konsultasi,
Anda perlu mengidentifikasi beberapa
hal dibawah ini :
O
O Kelompok dan tipe individu
yang akan menggunakan ruang
pembelajaran termasuk staf.
O
O Bagaimana adaptasi perubahan
kurikulum terhadap tantangan masa
depan.
O
O Rentang usia para pengguna ruang
belajar.
O
O Apakah lokasi dan tata ruang ruang
sesuai dengan usia yang berbeda
dan kemampuan fisik semua
pengguna?
O
O Apakah alat kelengkapan, furnitur,
peralatan dan bahan sesuai dengan
rentang pengguna?
O
O Apakah semua jenis pengguna dapat
mengembangkan diri, sosial, serta
dapat merasakan ‘kepemilikan’ ruang
tersebut ?
Ruang Pembelajaran
Pendampingan Tenaga Kontruksi
Profesional
Kesuksesan hasil yang dinginkan dalam
melakukan proses perubahan dalam
Rencana Induk Revitalisasi pada lingkup
Fasilitas, tidak bisa mengesampingkan
kebenaran proses perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasannya.
Undang-Undang Kontruksi No 2
Tahun 2017 sudah mengatur proses
kontruksi, mulai dari perencanaan,
perancangan, pelaksanaan, pengawasan,
hingga manajemen kontruksi secara
terintegrasi.
Perencanaan
Kesuksesan hasil dari membangun
baru maupun merenovasi ruang
pembelajaran akan ditentukan oleh
perencanaan dan perancangan yang
baik. Hal tersebut akan diawali dengan
pemahaman yang baik antara stake
holder sekolah dan arsitek tentang apa
yang dibutuhkan dan diinginkan. Proses
diskusi (menyampaikan dan mendengar)
antara kedua pihak adalah dasar dalam
merencanakan dan merancang.
Arsitek/Perencana adalah individu atau
kelompok professional yang terlibat,
dan dengan kemampuan mereka
untuk melakukan kolaborasi secara
efektif, akan menentukan keberhasilan
hubungan klien-arsitek. Hal ini berarti
pemahaman kedekatan dan kebutuhan
satu sama lain dalam menentukan
arahan desain dan penempatan ruang;
serta mengidentifikasi dan menganalisa
bersama atas kebutuhan-kebutuhan
pihak sekolah dengan wawasan serta
pengetahuan solutif dari pihak arsitek/
perencana.
Ketika seorang arsitek sudah menjadi
bagian dari proses ini, tugas stake
holder sekolah adalah memutuskan
apa yang dibutuhkan dan memberikan
‘starter brief’ sebagai panduan awal
dalam merencanakan dan merancang
ruang pembelajaran. Tugas arsitek
adalah untuk menambah nilai dan
beberapa solusi desain, untuk
menerjemahkan ‘brief’ itu dan mencapai
tujuan yang diinginkan.
Singkatnya, ini adalah proses dua arah.
Dalam beberapa kasus, arsitek dapat
memberikan wawasan baru tentang
lokasi, bentuk, dan konten ruang
pembelajaran, tetapi jangan berharap
arsitek tahu segala sesuatu tentang
kegiatan belajar dan kegiatan sekolah.
Dalam mengembangkan ‘brief’ institusi
sekolah, banyak sumber yang akan
berguna untuk membawa arsitek
mempelajari dan mengidentifikasi riset
desain mereka, bahkan melakukan studi
banding untuk mendapatkan hasil yang
lebih optimal.
Kunjungan ini bisa juga efektif dengan
melibatkan pemangku kepentingan
internal sekolah untuk menghasilkan
kesuksesan dalam proses revitalisasi ini.
Studi kasus menunjukkan bahwa
yang terbaik adalah institusi sekolah
menunjuk orang yang bertindak
sebagai penghubung utama antara
sekolah dan arsitek. Lakukan konsultasi
bersama secara teratur dan langsung,
bagaimana pun ini tergantung pada
budaya organisasi sekolah dan struktur
kepegawaian, tetapi perhatikan
beberapa poin penting dibawah ini
O
O Jangan biarkan hierarki organisasi
membatasi keterlibatan tim sekolah
dalam proses konsultasi dan
pengambilan keputusan apa pun.
Kepala sekolah harus selalu menjadi
bagian dari tim manajemen dan
dilihat sebagai kunci penanggung
jawab dalam merencanakan proyek
ruang belajar ini
O
O Pastikan semua orang terlibat
dalam proses konsultasi dengan
cara yang efektif, transparan dan
saling percaya. Banyak institusi telah
menggunakan presentasi atau desain
tatap muka dalam bentuk lokakarya
untuk berkomunikasi secara bersama.
O
O Presentasi visual akan dapat
membantu, untuk menghindari hal-
hal yang tidak sesuai tentang ruang
belajar yang direncanakan.
O
O Pastikan proses pengembangan
desain mencakup apa yang menjadi
kebutuhan dan buatlah catatan untuk
semua keputusan yang diambil
O
O Sisihkan waktu untuk semua yang
terlibat untuk terlibat pengembangan
desain yang direncanakan.
O
O Pastikan semua orang mengerti
apa sedang diusulkan. Jelaskan
istilah teknis dan gambar dan jargon
arsitektur. Proses komunikasi dua
arah yang efektif sangat dibutuhkan
O
O Arsitek sangat menghargai klien
yang tahu apa yang mereka inginkan
dan kompeten untuk menulis brief
kerja yang baik
O
O Carilah arsitek dalam praktiknya
berpengalaman dan bertanggung
jawab atas desain untuk sekolah /
ruang belajar
Pelaksanaan
Pelaksanan kontruksi baik sipil,
arsitektur, mekanikal dan elektrikal, serta
pengadaan kelengkapan fasilitasnya
diatur sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Pelaksanaan kontruksi mengacu
pada undang-undang kontruksi no
2 tahun 2017, dimana baik dengan
model pelaksanaan oleh pelaksana
kontruksi maupun swakelola dengan
pendampingan manajemen kontruksi
sudah diatur dalam ketentuan tersebut.
Studi membuktikan bahwa pelaksanaan
yang dikerjakan oleh tenaga kontruksi
yang terdidik dan profesional
merupakan kunci atas keberhasilan
perwujudan/penerjemahan perencanaan
dalam proses pelaksanaan kontruksi.
Stake holder sekolah seharusnya
berkomitmen secara penuh akan
hal ini, sebagaimana dalam proses
perencanaan diatas. Penunjukan salah
satu personel internal sekolah sebagai
penanggung jawab dan penghubung
baik dengan kontraktor pelaksana atau
manajemen kontruksi dalam swakelola
merupakan prasyarat utama dalam
proses pelaksanaan kontruksi ini. Pihak
penanggungjawab sekolah dapat
dimudahkan dalam proses pengawasan
pembiayaan dan evaluasi selama proses
konstruksi ini berlangsung sesuai
dengan perencanaan yang diinginkan.
Pengawasan
Salah satu elemen penting yang tidak
bisa terlepaskan dari proses kontruksi
ini adalah pengawasan. Pengawasan
merupakan pihak independen yang
memastikan kesesuaian pelaksanaan
dengan perencanaan, baik itu teknis
maupun pembiayaan dan administratif
lainnya. Institusi sekolah seharusnya
menunjuk pengawas konstruksi dimana
Fasad bangunan
kecakapan dan pemahaman teknis
sangat diperlukan, dimana seringkali
pihak internal sekolah mempunyai
keterbatasan dalam hal ini. Pengawas
bisa dalam bentuk individu professional
ataupun tim yang dibentuk oleh sekolah
selama mempunyai kecakapan dan
keterpenuhan syarat dalam ketentuan
perundangan.
Tangga sebagai sirkulasi vertikal
Proses Review & Persetujuan
Penyusunan dokumen rencana induk
revitalisasi (RIR) SMK merupakan
rangkaian proses yang saling terkait
dalam lingkup perencanaannya.
Perhatikan diagram diatas untuk
memahami rangkaian proses dan ranah
tahapannya.
• Konsep & Kerangka Program
• Desain Skematik
• Persetujuan Approval
O
O Tim Revitalisasi SMK
O
O DitPSMK
O
O Sekolah Sasaran Program O
O Sekolah Sasaran Program
O
O DitPSMK
• Pengembangan Desain
• Dokumen Kontruksi (DED, RKS,
RAB)
• Pengajuan Approval
• Pelaksanaan Kontruksi
• Pengawasan & Komisioning
Panduan RIR Penyusunan RIR Pelaksanaan RIR
Interaksi
Teknologi & Digital
Lingkungan
Lokasi & Dimensi
Fleksibilitas
Aksesibilitas
2
Prinsip - prinsip
Perencanaan Ruang
Pembelajaran
Interaksi
Kehadiran ruang pembelajaran harus
mewadahi beberapa aktivitas dan
model-model pembelajaran. Bagaimana
ruang tersebut dapat menjadi ruang
yang memacu keaktifan, interaksi
yang intens dan kolaborasi di antara
pengguna (siswa ke siswa, siswa ke
guru, hingga internal tim guru). Maka
beberapa poin dibawah ini harus
menjadi catatan, antara lain:
a. Apakah furniture yang ada dapat
mendukung kolaborasi dan kerja
sama kelompok.
b. Apakah peserta dapat bergerak di
sekitar ruangan dengan mudah dan
leluasa, serta proses pengajaran
dapat terjadi dimana saja dan dalam
bentuk apa saja di dalam ruangan
tersebut.
c. Apakah sistem akustik sudah sesuai
untuk berbagai kegiatan sehingga
semua peserta dapat secara efektif
mendengar satu sama lainnya.
d. Apakah permukaan meja dan
dinding dapat mendukung pekerjaan
siswa (tersedia papan kreasi dan
penanda utama, permukaan dinding
dapat menjadi bidang proyeksi /
tampilan video, tersedianya peralatan
pendukung kreativitas).
Untuk mewujudkan hal diatas, perlu
disusun pertanyaan sebagai daftar
pemeriksa proses desain perencanaan
dan perancangan ruang pembelajaran,
antara lain:
O
O Apakah tata ruang dan sirkulasi
mendukung gerakan pengguna di
seluruh ruang, dan apakah guru
mendapatkan kesempatan untuk
melakukan kontak mata dengan
siswa?
O
O Apakah tata ruang dan furnitur akan
mendukung model kolaborasi, dan
diskusi dalam pekerjaan siswa yang
berbasis dengan alat bantu yang
sesuai?
Teknologi & Digital
Institusi sekolah harus
mempertimbangkan peran teknologi
dan sumber daya digital dalam program
pembelajarannya. Perkembangan jaman
menunjukkan bahwa penggunaan
perangkat keras dalam lingkungan
belajar semakin berkurang, dan mulai
beralih menggunakan perangkat lunak
atau digital.
Hal ini menjadi penting untuk lebih
memastikan ketersediaan bandwidth
yang cukup dan akses daya listrik untuk
perangkat selulernya. Banyak peserta
didik sudah membawa alat digital
mereka sendiri dalam bentuk tablet atau
ponsel pintar, sehingga peningkatan
akses informasi semakin cepat.
Dalam jangka pendek, institusi sekolah
mungkin perlu untuk menyediakan
beberapa perangkat keras, misalnya:
tablet dan laptop untuk digunakan di
sekolah. Peran institusi sekolah adalah
Penyediaan teknologi yang tepat
guna harus mendukung beragam
kegiatan pembelajaran dan
memperkaya ragam pengalaman
belajar.
Penggunaan teknologi dalam flipped class
untuk mengatur dan mengontrol
penggunaannya, agar selalu dalam
lingkup tujuan pembelajaran di sekolah.
Kunci kesuksesan pengaturan dan
kontrol tersebut akan semakin mudah
bila sekolah sebagai penyedia akses
dan daya Internet. Sehingga ranah
kebijakan kontrol dan manajemen teknis
pengawasannya dapat lebih baik.
Ruang belajar mungkin perlu
menyediakan cukup Bandwidth Wi-Fi
untuk penggunaan bersama, minimal
dalam satu rombel yaitu minimal
36 siswa. Konsultasi intensif dengan
in-house pakar digital sekolah
tentang berapa bandwidth yang akan
dibutuhkan sangatlah penting.
Tidak mungkin kita bisa memprediksi
dengan benar tentang masa depan
dalam hal IT, karena teknologi bergerak
sangat cepat. Sebaliknya, anggaplah
investasi peralatan itu akan memiliki
masa hidup yang relatif singkat,
sehingga kita berpandangan untuk
melakukan beberapa kali perubahan
perangkat kerasnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk tujuan tersebut adalah :
a. Desain ruang belajar harus merespon
keseimbangan antara syarat teknis
teknologi pembelajaran, dengan
fleksibilitas ruang, dan interaksi antar
furnitur dalam ruang tersebut.
b. Kapasitas teknologi yang
diperuntukkan bagi kegiatan belajar
siswa harus memproyeksikan proses
belajarnya atau menampilkan hasil
pembelajaran secara tepat waktu dan
ruang.
c. Akses internet berkualitas
tinggi untuk mendukung proses
pembelajaran.
d. Aplikasi untuk mendapatkan sumber
pembelajaran termasuk presentasi
konten dan interaksi antar peserta
didik.
e. Sistem pencahayaan ruangan dan
audio yang dapat memfasilitasi
semua kebutuhan proses
pembelajaran (misalnya: interaksi
antar peserta, alat proyeksi gambar,
kontrol pencahayaan).
f. Teknologi dan aplikasi harus
dapat memediasi interaksi yang
sesuai (misal: aplikasi dalam
sistem komunikasi / presentasi
pembelajaran).
g. Infrastruktur yang dapat
memfasilitasi penggunaan teknologi
secara bersama di masa mendatang.
Daftar pertanyaan dalam mengecek
hasil desain:
O
O Jenis teknologi dan media apa yang
dibutuhkan untuk membuat ruang
yang efektif untuk pembelajaran
dan pengajaran? Bagaimana desain
ruang anda dapat mendukung
proses pembelajaran dan apakah
sudah mempertimbangkan jika ada
kebutuhan ruang untuk kegiatan
video konferensi atau kolaborasi
pembelajaran dengan institusi lain ?
O
O Sudahkah sekolah
mempertimbangkan sepenuhnya
lokasi, desain, dan jumlah sumber
daya yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut ?
Penggunaan teknologi dalam
ruang praktik
Lingkungan
Rancangan lingkungan yang
berkelanjutan dan kondusif untuk
pembelajaran, akan mendukung
penggunaan ruang secara jangka
panjang. Maka beberapa poin dibawah
ini harus menjadi perhatian utama oleh
para stake holder sekolah.
a. Sistem penghawaan buatan,
plumbing, kontrol akustik dan
tingkat kebisingan sekitar, serta
pencahayaan yang ada dalam ruang
pembelajaran harus sepenuhnya
mendukung proses pembelajaran
yang dimaksudkan serta aspek
pedagogis.
b. Perabotan yang nyaman, ergonomis,
dan kuat.
c. Suasana ruang yang dapat
mengundang pengguna dan ramah
untuk mendukung aksesibilitas.
d. Pendekatan pelaksanaan kegiatan
sekolah yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan dalam
membangun, mengoperasikan, dan
menyesuaikan kebutuhan ruang
belajar.
e. Bahan dan infrastruktur teknis yang
kuat sehingga menghasilkan umur
yang panjang, serta kemudahan
servis perawatannya.
f. Kontrol ruang yang intuitif, mudah
dioperasikan, dan terintegrasi penuh
dengan sistem sekolah, merupakan
prinsip-prinsip dasarnya.
Pertanyaan daftar periksa desain:
O
O Bagaimana Anda ‘membuktikan di
masa depan’ desain perencanaan
ruang belajar akan membuatnya
berkelanjutan secara operasional
dalam hal pembersihan,
pemeliharaan, limbah pembuangan,
hingga hal teknis seperti penggantian
bola lampu?
O
O Warna, bahan, cahaya, akustik,
kebisingan sekitar, dan suhu dapat
memiliki efek pada pengalaman
belajar dan kesejahteraan
penggunanya. Sudahkah Anda
mempertimbangkan sepenuhnya
faktor-faktor diatas? Bagaimana
Anda membuat fitur ini dalam desain
Anda kondusif untuk belajar?
Skylight sebagai pencahayaan alami
Lokasi & Dimensi
Ruang pembelajaran yang ideal tidak
terletak pada area yang terpencil, tetapi
harus merupakan inti ataupun landmark
dari institusi sekolah, dan dialokasikan
secara optimal untuk memungkinkan
berbagai kegiatan yang diwadahinya.
Ruang pembelajaran seyogyanya
terletak di dekat area pintu
masuk, dan mempunyai akses
yang mudah ke fasilitas lainnya.
Kantor manajemen yang berada di
sebelah atau dekat dengan ruang
pembelajaran akan mempermudah
waktu dalam mengoperasikan ruang-
ruang pembelajaran tersebut, dan
memungkinkan kegiatan observasi
secara masif sesuai kebutuhan.
Ruang-ruang pembelajaran harus
memiliki akses ke pencahayaan alami.
Letak ruang pembelajaran akan
mengundang keterlibatan semua pihak
dan untuk mengirim pesan yang jelas
tentang bagaimana pembelajaran
dihargai pada sebuah institusi sekolah.
Pengalaman menunjukkan bahwa
di sebagian besar institusi sekolah
modern, ruang pembelajaran berada di
area premium dan kompromi tersebut
harus ditunjukkan. Dalam konteks
pembangunan gedung baru, zona
pembelajaran harus menjadi prioritas,
dibandingkan dengan ruang lain yang
berfungsi sebagai area pendukung.
Kami merekomendasikan area minimal
108 m2 per ruang pembelajaran umum.
RPU 108m2 akan memungkinkan sebuah
rombongan belajar sejumlah 36 siswa
SMK dengan 2 orang guru yang terlibat
dalam kegiatan belajar.
Dimensi ini tetap dengan
mempertimbangkan ruang
penyimpanan yang cukup untuk
berbagai kegiatan belajar.
Pada kasus renovasi, dimana tata letak
mungkin tidak dapat diubah atau
dinding dihilangkan, sering ada sedikit
pilihan tentang ukuran, yaitu dengan
menggabungkan beberapa fungsi yang
terkait didalamnya. Disinilah peran
arsitek perencana sangat penting untuk
mencari solusi desain dan kebutuhan
ruang.
Pada kasus bangunan baru, akan lebih
mudah menyikapi kebutuhan, jumlah
pengguna dan aktivitas yang harus
diwadahi.
Fleksibilitas
Beberapa kasus sekolah yang telah
berhasil mengembangkan ruang
pembelajaran, menunjukkan bahwa
fleksibilitas adalah hal yang paling
penting dalam menyusun perencanaan
sebuah ruang pembelajaran. Ruang
belajar yang ideal adalah sepenuhnya
ruang yang mudah beradaptasi,
fleksibel, cocok untuk beragam fungsi
guna, serta penggunanya beragam
usia. Di masa lalu, pembelajaran atau
pendidikan berarti hanya kegiatan yang
berlangsung di ruang sekolah atau
ruang kelas.
Ruang belajar di masa kini, harus
menyerupai ruang kegiatan yang
dituju secara riil dengan dunia usaha
dan industri yang dipelajarinya. Ruang
tersebut tidak bisa lagi seperti halnya
ruang-ruang belajar di institusi sekolah
saat ini pada umumnya, alih-alih masa
lalu. Ruang belajar yang baik harus
mengadaptasi apa yang terjadi saat
ini dan masa akan datang, tidak hanya
pada kegiatan yang diwadahi, tetapi
juga peralatan hingga pola ruang pada
dunia usaha dan industri
Aksesibilitas
Kepala Sekolah harus memastikan
bahwa inti dari merencanakan dan
merancang ruang pembelajaran adalah
memenuhi prinsip-prinsip aksesibilitas,
dan bahwa semua pengguna harus
mendapatkan pengalaman ruang
pembelajaran yang sama.
Dalam mendesain dan merancang
ruang baru harus dipastikan memenuhi
persyaratan ini, sedangkan dalam
merenovasi ruang pertimbangan praksis
aksesibilitas juga harus menjadi prioritas
utama. Beberapa hal pertimbangan
utama dalam memenuhi prinsip
aksesibiltas antara lain :
O
O Model dan lay out tempat duduk
harus dapat diakses sesuai jenis usia
pengguna.
O
O Pertimbangan desain rambu petunjuk
dalam sekolah yang mudah terbaca
dan dapat dipahami oleh semua
pengguna, berikan rute yang jelas
dan mudah diakses ke dan dari area
masuk bangunan, ke area dalam dan
di seluruh ruang belajar.
O
O Prinsip akustik sesuai dengan fungsi
ruang belajar.
O
O Pastikan bahwa ruang belajar
dapat diakses oleh mereka yang
menggunakan alat bantu khusus atau
mobilitas material lainnya.
O
O Desain kontrol pencahayaan, suara,
peralatan yang intuitif dan mudah
menggunakan.
Furnitur dengan penataan yang fleksibel
3
Ruang belajar memegang peranan
penting dan harus terencana dengan
baik, cermat dan terperinci, terlepas dari
ukuran nilai proyek atau anggarannya.
Sikap aspiratif dan menaruh harapan
yang tinggi tentang cara pembelajaran
harus menjadi prioritas dalam sebuah
institusi pendidikan. Penentuan standar
yang tinggi dalam wilayah ini menjadi
sebuah keharusan.
Stake holder harus memetakan apa nilai
kekhasan dalam aktivitas rutin kegiatan
ruang belajar sekolah, termasuk
kegiatan pada akhir pekan dan hari
libur. Pertimbangkan semua kegiatan
kelompok, termasuk kedatangan,
kepulangan, aktivitas pendukung
pendidikan termasuk kantin, ruang
makan, dan toilet.
Panduan ini akan membantu
membentuk brief steak holder sekolah
dan memberikan informasi dengan
lebih baik kepada arsitek, pelaksana
konstruksi, pengawas atau pihak lain
yang berkaitan dengan Rencana Induk
Revitalisasi SMK tentang kebutuhan
institusi sekolah.
Suasana
Penyimpanan
Pencahayaan
Akustik
Penghawaan
Lantai
Dinding & elemen pembatas
Plumbing
Furniture
Toilet & ruang pendukung
Penggunaan ruang
Pembiayaan
Anggaran
Panduan
Pengembangan
Ruang
Suasana
Ruang perlu mempunyai kesan
‘menyambut dan memikat’.
Perlengkapan furnitur dan alat-alat,
pencahayaan, serta suasana akan
berbicara banyak dan langsung
memberi kesan apakah ini sebuah
ruang kelas, studio kreatif, laboratorium
pembelajaran, kafetaria, atau sebuah
ruang administratif / manajemen.
O
O Ruang yang kosong tidak akan
memberi kesan apapun, alih-alih
apabila tanpa perawatan.
O
O Bagaimana ruang bisa terlihat hidup
dan merangsang penggunaannya
setiap saat?
Kegiatan yang aktif pada sebuah
ruangan, tidak bisa terelakkan salah
satunya adalah faktor stimulus dari
suasana ruang itu sendiri. Ruang akan
hidup dengan segala ornamen display
didalamnya yang mendukung kegiatan
yang diwadahinya. Seringkali kita
terjebak dengan ornamen display yang
terpasang, tanpa pertimbangan faktor
perawatan ketika memasangnya.
Bukaan-bukaan (jendela) pada sebuah
ruang akan sangat berguna untuk
memperlihatkan aktivitas ruang kepada
publik, dimana akan berfungsi untuk
mengiklankan program/kegiatan yang
ditawarkan untuk menarik publik
bergabung atau mencari tahu lebih
lanjut kegiatan pembelajaran di institusi
sekolah. Bahkan di ruang kelas yang
tertutup, panel pintu kaca dapat
memberikan kesan keterbukaan apa
yang terjadi, sekaligus sebagai fungsi
kontrol pada internal institusi sekolah.
Ketika aktivitas ruang pembelajaran
tidak ditampilankan pada poster-poster
sekolah, tetapi akan jauh lebih menarik,
dalam kegiatan pembelajaran yang
Penyimpanan
Salah satu permasalahan pada ruang
belajar, adalah tidak adanya ruang
penyimpanan yang memadai. Beberapa
poin yang perlu diperhatikan adalah:
O
O Jumlah stok yang bisa disimpan
langsung terkait dengan rentang
aktivitas. Lebih banyak stok dan
peralatan = serangkaian program
praktis yang lebih luas.
O
O Semakin besar rentang usia dan jenis
peserta yang dilayani, akan semakin
besar variasi stok yang dibutuhkan.
digambarkan secara sederhana dan
inklusif melalui bukaan-bukaan di ruang
pembelajaran sekolah tersebut.
Setiap institusi sekolah tentunya
mempunyai nilai yang berbeda, dengan
karakteristiknya sendiri, dan ruang
pembelajarannya harus mencerminkan
perbedaan itu dengan penuh
kepercayaan diri mengungkapkan jati
diri sekolah tersebut.
O
O Gudang terpisah adalah solusi ideal.
Namun, sebagian besar ruang belajar
tidak memiliki ruang penyimpanan
khusus, dan disinilah pola penyimpanan
internal pada ruang belajar adalah
kuncinya. Berbagai model penyimpanan
akan menjadi solusi yang cukup baik,
dibutuhkan data inventarisasi spesifikasi
teknis baik dimensi, jenis bahan atau
alat yang akan disimpan, hingga
durasi waktu penyimpanannya, untuk
menentukan model penyimpanan yang
tepat. Kemudahan akses pencapaian
juga merupakan salah satu faktor yang
perlu diperhatikan.
Pastikan bahwa rak penyimpanan
Tempat penyimpanan
Pencahayaan
Pencahayaan yang baik adalah
persyaratan dasar. Sebagian besar
ruang belajar ini berfungsi pada siang
hari sehingga sumber pencahayaan
dari jendela atau kaca atap yang
terang menjadi prioritas dibandingkan
dengan pencahayaan buatan. Seringkali
beberapa ruang belajar membutuhkan
spesifikasi pencahayaan khusus
karena kegiatan atau bahan yang
mensyaratkannya.
Rencana pencahayaan harus menjadi
pertimbangan utama, baik pencahayaan
alami maupun pencahayaan buatan.
Misalnya, kapan ruangan perlu
digelapkan dengan satu sentuhan
tombol, ketika digunakan untuk acara
seni, presentasi atau peluncuran karya
pendidikan.
Di beberapa sistem pencahayaan yang
modern, lampu utama dapat disesuaikan
dengan berbagai pengaturan yang
berbeda sesuai dengan aktivitas yang
dibutuhkannya.
internal cukup menampung dan
cukup kuat sehingga mereka dapat
menahan beban berat bahan/alat yang
bertumpuk.
Jika institusi sekolah memilih untuk
berinvestasi dalam peralatan digital,
maka perlu dipertimbangkan
penyimpanan yang aman serta sekaligus
yang memiliki fasilitas pengisian daya
baterei.
Kegiatan yang aktif pada sebuah
ruangan, tidak bisa terelakkan
salah satunya adalah faktor
stimulus dari suasana ruang itu
sendiri.
Pencahayaan alami
Akustik
Kemampuan untuk mendengar instruksi
dan informasi adalah hal yang utama
dalam proses pembelajaran, terutama di
lingkungan yang sangat tinggi intensitas
polusi suara, karena berkontribusi
terhadap rasa nyaman dan keamanan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa
hal ini sangat penting untuk anak usia
sekolah agar dapat mendengar dengan
jelas. Panduan standar arsitektur
untuk sekolah menetapkan batas
atas untuk kebisingan antara tingkat
35 dan 45 desibel. Tindakan untuk
mencegah gema juga diharuskan, untuk
memastikan kenyamanan akustik di
ruang belajar. Rencana akustik mungkin
termasuk lapisan permukaan akustik
di dinding atau langit-langit dan
bahkan pada furnitur. Ingat, bahwa
jenis lantai yang digunakan juga akan
mempengaruhi tingkat kebisingan pada
ruangan tersebut.
Sirkulasi Udara
Kemampuan untuk mengontrol suhu
di suatu ruang juga penting untuk
pembelajaran, seperti ventilasi udara
untuk memastikan kualitas udara
yang baik. Bukti menunjukkan bahwa
tingkat CO yang tinggi pada ruang
kelas akan merusak pencapaian anak-
anak dan menambah jumlah hari
absensi sakit yang diambil oleh para
guru. Rencanakan ventilasi yang baik,
diwujudkan dengan sirkulai udara silang
dan idealnya sudah ada bukaan atau
Lantai
Lantai ruang belajar harus mempunyai
sifat tahan lama, anti slip, dan mudah
dibersihkan. Penutup lantai harus
mampu mengatasi beban peralatan
dan kegiatan diatasnya, demikian pula
dengan kegiatan yang basah. Kesalahan
sering terjadi dalam pemilihan warna
lantai, tingkat kepucatan atau terang
warna; sehingga ini tidak praktis dalam
pembersihannya sehingga noda tetap
terlihat. Jenis lantai yang digunakan
juga akan memengaruhi tingkat
kebisingan.
jendela yang bisa dibuka. Jika ini tidak
memungkinkan, rencanakan bagaimana
Anda akan mengkondisikan udara
dengan penghawaan buatan.
Dalam bangunan baru, desain harus
memungkinkan kecukupan pendinginan
melalui desain penghawaan yang
baik, dengan meminimalkan sistem
penghawaan buatan, sehingga
menghasilkan peningkatan aliran udara
alami. Untuk renovasi, hal ini adalah
permasalahan kondisi yang sudah ada;
tetapi dalam kedua kasus diatas, harus
diambil peluang untuk menemukan
solusi yang efisien.
O
O Bagaimana sekolah akan
mempertahankan suhu yang nyaman
di ruang belajar adalah pertimbangan
penting.
O
O Kenyamanan termal dicapai pada
kondisi 20 dan 24 derajat Celcius
O
O Peletakan bukaan atau arah jendela
menjadi penting dampaknya,
karena faktor arah matahari yang
mengakibatkan sinar matahari akan
memanaskan ruang belajar, faktor
naungan adalah salah satu solusinya.
Plumbing
Area wastafel adalah hal yang paling
mendasar tetapi sangat sering
diabaikan. Selain penggunaannya untuk
kegiatan praktik teknis, seni, maupun
kebersihan, hal itu sangat penting untuk
cuci tangan, terutama jika ada aktivitas
makan siang sebelum atau sesudah
praktik pembelajaran. Bagi sebagian
besar institusi sekolah, area wastafel
harus mudah diakses dan tidak
disembunyikan, maka pertimbangan
perawatan dan kemudahan
pembenahan apabila ada penyumbatan,
harus benar-benar diperhatikan.
Masalah umum yang sering terjadi
adalah bagaimana menentukan
wastafel, penutup dinding dan lantai
di area tersebut, agar mudah dalam
hal perencanaan plumbing dan
perawatannya.
Dinding & elemen pembatas
Dinding juga bisa menjadi media ruang
belajar. Civitas bisa menggunakan
dinding sebagai papan tulis yang mudah
dibersihkan (dengan menggunakan jenis
cat khusus) atau dinding kaca sebagai
dinding pembelajaran dalam sebuah
sesi kelompok untuk menulis dan
memposting ide dalam proses kegiatan
belajar.
Jika sekolah ingin menggunakan
dinding untuk memajang karya, perlu
mempertimbangkan masalah-masalah
seperti lokasi rak penyimpanan, bukaan
jendela ataupun tombol-tombol
mekanikal elektrikal.
Furniture
Faktor mobilitas furnitur dalam model
pembelajaran modern merupakan
faktor yang harus paling utama
dipertimbangkan. Meja dan kursi harus
dapat digerakkan secara teratur; karena
itu, furnitur yang mudah dioperasikan,
kuat, mudah disimpan dan mudah
dibersihkan adalah pilihan yang paling
praktis.
Kursi, bukan bangku, dibutuhkan untuk
kenyamanan dan keamanan
di mana usia pengguna yang
menggunakan ruangan, meskipun
berbeda usia. Dalam kasus desain
inklusif yang beragam model tempat
duduk, maka pilihan dari rangkaian
furnitur yang sama adalah yang terbaik.
Kursi untuk orang dewasa tentunya
berbeda dengan kursi untuk siswa,
tetapi faktor pertimbangan diatas
tetaplah sama, hanya berbeda dari
sisi dimensi teknis saja. Pertimbangan
menciptakan suasana nuansa kelas
juga harus dipertimbangkan sehingga
muncul stimulus kreatif yang penuh
dengan warna-warna yang tersedia.
Sehingga furniture bukan hanya sebagai
pengisi ruang fungsional saja, tetapi
juga pembentuk suasana ruang yang
menstimulasi proses pembelajarannya.
Furniture fleksibel dan modular
Toilet & ruang pendukung
Keberadaan ruang pembelajaran
tentunya tidak bisa berdiri sendiri,
diperlukan beberapa ruang pendukung
agar ruang pembelajaran tersebut
dapat berfungsi efektif. Beberapa ruang
pendukung itu antara lain :
O
O Ruang manajemen sekolah : Ruang
pimpinan sekolah, lounge guru, ruang
administrasi sekolah, ruang rapat,
hingga lobi sekolah.
O
O Ruang penyimpanan : Ruang
penyimpanan alat di RPU maupun
RPS, Loker siswa, Gudang peralatan
O
O Ruang pendukung lain : Kantin/
Kafetaria, ruang makan, toilet, UKS,
ruang kegiatan organisasi, fasilitas
olahraga, dan ruang auditorium.
Penempatan ruang-ruang diatas,
tentunya menjadi bagian yang
terintegrasi dengan penataan ruang
pembelajaran dalam rencana master
plan sekolah, tentunya dengan ruang
pembelajaran sebagai inti atau prioritas
utamanya. Hal ini tidak bisa terlepas dari
pertimbangan ketersediaan lahan dan
faktor regulasi teknis yang diatur dalam
perundangan.
Toilet
Ruang administrasi
Catatan khusus untuk beberapa hal
yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan penyediaan toilet adalah:
O
O Dimana toilet berada. Apakah sudah
dipertimbangkan penggunaan
toilet khusus untuk para pengguna
ruang belajar, apakah sudah
dipertimbangkan faktor-faktor
keamanan, dan kenyamanan untuk
para siswa dalam peletakan lokasi
maupun penggunaannya?
O
O Bagaimana sanitair dalam toilet
tersebut dipasang. Apakah sudah
sesuai dengan standar fit-out yang
berfungsi untuk semua pengguna,
termasuk siswa?
O
O Seberapa banyak toilet akan
digunakan. Apakah toilet akan
digunakan secara teratur sepanjang
hari atau hanya untuk jangka waktu
singkat? Akankah ketersediaan
toilet dapat mengatasi penggunaan
jangka waktu yang singkat, misalnya
pada waktu istirahat, 36 siswa dalam
waktu istirahat 15 menit?
O
O Toilet harus selalu dapat diakses
pengguna dengan cacat fisik. Apalagi
bila sekolah menampung pengguna
(siswa/tenaga pendidik) yang
mempunyai keterbatasan fisik ?
O
O Faktor biaya akan menentukan
beberapa pilihan sekolah tentang
penyediaan area toilet ini. Beberapa
sekolah memiliki toilet khusus untuk
pengguna dewasa dan anak-anak,
atau dapat diakses oleh keduanya
O
O Poin utama adalah bahwa fasilitas
harus dirancang dengan baik, kuat,
mudah diakses, mudah danmurah
untuk dirawat, ramah pengguna dan
aman.
Area komunal
Penggunaan Ruang
Faktor kunci keberhasilan ruang
pembelajaran adalah seberapa baik
ruang itu dapat digunakan, dikelola
dan dipelihara. Ruang tersebut harus
kompatibel dengan banyak kebutuhan
fisik dan pembelajaran, dan secara
efektif mewadahi beragam kegiatan
dengan rentang usia dan pola yang
berbeda dari para penggunanya. Ruang
tersebut juga harus mudah dijaga
kebersihannya, dioperasikan secara
efisien, serta mudah perbaikan dan
perawatannya.
Ruang yang memiliki beberapa fungsi
Ruang yang memiliki beberapa fungsi
Rencana manajemen untuk bagaimana
ruang belajar tersebut akan
dipelihara, diperbaiki dan diperbaharui
dari waktu ke waktu harus dibuat
dalam manajemen yang baik, sehingga
anggaran yang dibutuhkan juga harus
dialokasikan.
Apabila sekolah memungkinkan model
bisnis dengan penyewaan ruang-
ruang yang ada di sekolah tersebut,
maka fungsi utama sebagai ruang
pembelajaran tetap harus memegang
kendali atas semua pemesanannya.
Beberapa alternatifnya adalah
dengan mengatur durasi waktu
kemungkinannya, missal pada akhir
pekan. Prosedur pemesanan yang jelas
dan menunjukkan bahwa manajemen
sekolah dapat menunjukkan bahwa
ruang belajar akan digunakan untuk
fungsi lainnya. Rencana tersebut,
akan berimplikasi pada pengaturan
kepegawaian, misalnya : tenaga
pembantu, tenaga kebersihan dan
teknisi audio-visual maupun elektrikal.
Jika ruang belajar tersedia untuk
digunakan untuk berbagai kegiatan,
maka ruang akan perlu untuk
dibersihkan dan diatur secara efisien.
Pedoman standar operasional untuk
bagaimana ruang harus diatur dan
simpan siap untuk sesi berikutnya
sangatlah dibutuhkan.
Ruang yang memiliki beberapa fungsi
Pembiayaan
Rencana pembangunan ini akan
berhasil apabila mempertimbangkan
bagaimana caranya biaya operasional
ruang belajar dan pemeliharaannya
akan didanai. Ketika dalam proses
perencanaan, pertimbangkan elemen
program yang mana yang dapat
menghasilkan pendapatan, termasuk
target pasarnya. Kegiatan belajar harus
dapat diakses secara luas, jadi jika
Anda memutuskan untuk mendapatkan
pendapatan darinya, maka pikirkan
dengan hati-hati tentang bagaimana
sekolah bisa memastikan struktur harga
tidak menjadi penghalang bagi target
pasarnya.
Namun, sekolah harus memastikan
bahwa fungsi utama suatu
ruang pembelajaran tidak dapat
dikompromikan, sehingga
keseimbangan kegiatan menyewakan
atau memperoleh pendapatan dan
membuka akses harus selalu sesuai
dengan tujuan sekolah dan kebutuhan
penggunanya.
Penyewaan ruang belajar dapat
menjadi bagian dari model penghasilan
pembiayaan, tetapi yang pertama dan
terpenting adalah ruang belajar harus
untuk kegiatan belajar: penggunaan
lainnya harus dilihat sebagai skala
sekunder, termasuk dalam hal ini adalah
penggunaan untuk kegiatan sebuah
institusi secara terbuka maupun untuk
rapat internal , harus dipertimbangkan
dengan cermat, terencana dan terkelola
dengan baik.
Pada awal panduan ini disebutkan
bahwa salah satu prinsip perencanaan
ruang pembelajaran adalah fleksibilitas.
Faktor fleksibilitas memastikan
bahwa ruang dapat digunakan untuk
berbagai audiens, berbagai kegiatan,
serta menarik untuk digunakan pihak
lain dalam kegiatannya. Sehingga
sekolah dimungkinkan mendapatkan
pembiayaan tambahan untuk membuat
ruang yang dapat digunakan fungsi
yang berbeda ini.
Anggaran
Dalam pekerjaan kontruksi, maka akan
timbul tiga jenis biaya yang terkait,
yaitu:
O
O Biaya perencanaan – misalnya:
penelitian, konsultasi, hingga
perencanaan dan perancangannya
O
O Biaya pelaksanaan dan pengawasan,
yaitu termasuk bangunan, furnitur,
perlengkapan dan peralatan,
hingga aspek pengawasan dalam
pelaksanaan kontruksinya.
O
O Biaya perawatan dalam menjalankan
atau memelihara ruang, termasuk
biaya staf dan sumber daya lainnya.
O
O Bandingkan berbagai bahan, perabot,
perlengkapan dan peralatan sebelum
membuat pilihan.
O
O Perkirakan biaya operasional
untuk ruang belajar ketika sudah
beroperasi, termasuk bahan yang
dibutuhkan, dan perawatan sehari-
hari
O
O Bersikap realistis tentang apa yang
sekolah mampu, jika tetap harus
memenuhi kebutuhan sekolah, maka
tahapannya adalah berpikir kreatif
tentang solusi lain, nilai implikasi
dari kompromi yang diambil, dan
kemudian membuat keputusan.
O
O Rancang proyeksi masa depan
untuk membeli apa yang tidak bisa
diberikan dalam fit-out awal
O
O Buat rencana bisnis untuk
mempertahankan rencana yang
berkelanjutan di masa akan dating,
sehingga sekolah harus berkompromi
pada biaya. Tinjau kembali kebutuhan
sekolah bernegosiasilah untuk apa
yang bisa di kompromikan oleh
sekolah dari rencana awal sekolah.
O
O Konsultasikan dengan para
pengguna untuk memprioritaskan
kebutuhan ruang, dan untuk
membuat keputusan yang konsisten
tentang apa yang bisa dan tidak bisa
dikompromikan.
Selalu ajukan tiga pertanyaan saat
menentukan biaya:
O
O Apa yang penting dan tidak dapat
dikompromikan?
O
O Apa yang bisa dikesampingkan
atau ditinggalkan tanpa
mengesampingkan prioritas atau
prinsip sekolah?
O
O Apa yang bisa dilakukan atau
diwujudkan di masa depan?
Ingatlah untuk memperhitungkan
faktor dalam biaya yang terkait untuk
memastikan bahwa banyak orang
dapat berpartisipasi dalam proses
konsultasi, termasuk biaya perjalanan
dan biaya untuk fasilitator. Dalam tahap
pelaksanaan pembangunan, disana akan
muncul biaya modal bangunan termasuk
dalam renovasi bangunan.
Beberapa faktor yang harus menjadi
pertimbangan adalah
O
O Sediakan faktor dana cadangan dan
perkiraan inflasi bila pelaksanaan
pembangunan dalam rentang waktu
yang cukup lama.
O
O Libatkan seseorang dalam tim yang
mengerti menyusun biaya dan neraca
keuangan.
O
O Bersiaplah untuk bernegosiasi untuk
apa yang sekolah inginkan, dan
lakukan negosiasi ulang alokasi dana
yang tidak sesuai.
O
O Tetapkan standar kualitas untuk
bahan yang digunakan, dan untuk
perabotan, perlengkapan, dan
peralatan yang dibeli.
Ruang Pembelajaran Umum
Ruang Praktik Siswa
Ruang Pendukung Informal & Ruang
Luar
4
Panduan
Pengembangan
Ruang Belajar
Kejuruan
Ruang Pembelajaran Umum
Salah satu jenis konsepsi ruang
pembelajaran dalam standar fasilitas
disebut ruang pembelajaran umum
(RPU), RPU ini mewadahi kegiatan
pembelajaran yang bersifat umum dan
atau teori.
Pada pendidikan kejuruan, RPU ini harus
mewadahi juga kegiatan pembelajaran
yang menuntut keterpenuhan
kompetensi dasar keahlian masing-
masing bidang. Sehingga secara teknis,
RPU pada sekolah kejuruan tidak bisa
disamakan kualifikasi teknisnya dengan
sekolah menengah atas atau sekolah
menengah pertama. Pada banyak
konsep pendekatan desain di sekolah
modern, ruang pembelajaran umum
atau bisa disebut dengan kelas, sudah
bertransformasi melengkapi dirinya
dengan fasilitas untuk memenuhi
kompetensi dasar sesuai dengan
peruntukan ruang tersebut, misalnya
ruang kelas kimia sudah dilengkapi
dengan kebutuhan dasar laboratorium
kimia didalamnya.
Maka seyogyanya demikian pula pada
sekolah kejuruan, yang mana tercermin
dalam struktur kurikulumnya bahwa
materi kurikulum setiap kompetensi
keahlian mencerminkan proporsi teori
praktik, dan pengajaran pelajaran umum
serta pelajaran kompetensi keahlian.
Bahkan secara umum, seyogyanya
jumlah ruang pembelajaran umum
(RPU) tidaklah mencerminkan jumlah
rombongan belajar secara linier.
Transformasi ruang pembelajaran umum
ini haruslah menjadi skala prioritas
dalam merevitalisasi setiap sekolah
kejuruan, dengan alasan sebagai berikut
:
O
O Revitalisasi ruang pembelajaran
umum merupakan strategi mendasar
untuk memenuhi kebutuhan
akan ketercapaian kompetensi
dasar masing-masing kompetensi
keahlian. Dimana setiap RPU
akan mencerminkan kompetensi
keahlian rombongan belajar yang
menggunakannya.
O
O Penyediaan RPU model baru pada
revitalisasi SMK ini merupakan
bagian dari proses pendekatan atau
pembiasaan antara pola di sekolah
dengan dunia usaha dan industri,
sehingga kompetensi dasar setiap
kompetensi keahlian dapat diajarkan
dan dilatih pada level awal di ruang
pembelajaran umum.
Ruang Praktik Siswa
Jika pola pembelajaran untuk memenuhi
kompetensi dasar sudah terwadahi
di ruang pembelajaran umum (RPU),
maka ruang praktik siswa dituntut untuk
dapat memenuhi kebutuhan pada level
berikutnya.
Ruang praktik siswa (RPS) haruslah
dapat mewadahi beragam model
pembelajaran yang menjawab
perkembangan kebutuhan dunia
usaha dan dunia industri. RPS harus
bertransformasi secara efektif dan
efisien serta fungsional dengan
perkembangan DUDI yang cepat.
Pemutakhiran peralatan, metode dan
alur kerja, serta tuntutan produk sesuai
dengan zamannya tentulah menjadi
skala prioritas dalam mendesain dan
merancang ruang praktik siswa ini.
Faktor pemanfaatan teknologi
haruslah menjadi salah satu faktor
yang dipertimbangkan ketika sekolah
melakukan tahapan ini, sehingga
kesinambungan pola pembelajaran
dengan dukungan fasilitas menjadi lebih
optimal.
Ruang praktik siswa haruslah
mempertimbangkan faktor-faktor
dibawah ini :
O
O RPS harus mengadaptasi
perkembangan pola alur kegiatan
dan kerja pada setiap kompetensi
keahliannya. Adaptasi kurikulum
dengan perkembangan dunia usaha
dan industri menjadi kunci utama
dalam melakukan perencanaan dan
desain RPS yang efektif, efisien, dan
fungsional.
O
O Pola pengadaptasian kurikulum
ini tidaklah semata berbasis
dengan jenis spesifikasi fasilitas
di dunia usaha dan industri, tetapi
harus mempertimbangkan aspek
fungsional yang dibutuhkan. Proporsi
kegiatan proses maupun hasilnya
haruslah dilakukan dengan cermat
dalam penentuan skala ukuran dan
teknis RPS maupun peralatannya.
Sehingga sekolah bisa mencegah
over spesifikasi maupun down
spesifikasi dalam proses perencanaan
hingga pelaksanaannya.
Selain ruang pembelajaran umum
dan ruang praktik siswa sebagai inti
fasilitas kegiatan pembelajaran, maka
ada beberapa ruang pendukung dan
ruang luar yang menjadi bagian tidak
terpisahkan dari revitalisasi sekolah
menengah kejuruan ini. Ruang-ruang
tersebut juga harus mendapatkan
perhatian khusus dalam perencanaan
dan perancangannya. Ruang tersebut
antara lain :
O
O Ruang manajemen sekolah yang
harus dapat mencerminkan
prinsip-prinsip dalam panduan
ini, bagaimana ruang administrasi
sekolah harus bisa menggambarkan
penerapan teknologi dalam
kegiatannya, bagaimana ruang
manajemen sekolah dapat
menunjukkan efektivitas dan efisiensi
O
O Ruang guru yang bertransformasi
menjadi lounge guru, transformasi ini
menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari proses revitalisasi ini dengan
dasar pertimbangan bahwa ruang
bagi setiap guru adalah ruang
pembelajaran aktif baik itu ruang
pembelajaran umum maupun ruang
praktik siswa. RPU dan RPS ini
adalah ruang kegiatan utama bagi
setiap guru/instruktur, sehingga
sudah seyogyanya para guru/
instruktur mendapatkan tempat
berkolaborasinya. Ruang guru
akan menjadi ruang bersosialisasi,
beristirahat, dan berkoordinasi yang
diwujudkan dalam bentuk desain
lounge.
O
O Ruang luar adalah bagian yang
tak terpisahkan dari lingkungan
sekolah, beragam aktivitas harus
diwadahi pada ruang luar ini. Mulai
dengan fungsi ruang olahraga, ruang
pembentukan karakter, hingga ruang
gerak sosialisasi siswa maupun
civitas yang lainnya.
Ruang Pendukung Informal &
Ruang Luar
Tipologi Pengembangan Master Plan
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Perhotelan
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Kuliner
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Kecantikan
Panduan Desain Pengembangan
Kompetensi Keahlian Fesyen
5
Panduan Desain
Tipologi Pengembangan
Master Plan
Revitalisasi SMK sebagai sebuah fasilitas
pendidikan haruslah dimulai dari
perencanaan makro fasilitas nya, dalam
hal ini adalah master plan. Problem
terbesar dari mayoritas lembaga
pendidikan adalah ketidakbaruan
atau bahkan ketidakadaan masterplan
sebagai bagian dari rencana makro
sebuah institusi pendidikan.
Dalam perencanaan dan perancangan
sebuah masterplan institusi pendidikan
tidaklah membahas faktor lahan,
bangunan, dan peralatan saja. Akan
tetapi, sebuah masterplan akan
menunjukkan visi-misi institusi
pendidikan tersebut, dari mana sekolah
ini berawal, proyeksi masa depannya
baik dalam kuantitas civitas bahkan
hingga kualitas pendidikannya, hingga
bagaimana para stake holder akan
mewujudkan visi misi tersebut.
Pendekatan paradigma perencanaan
masterplan pada institusi sekolah di
Indonesia masih belum ada perubahan
yang sesuai dengan perkembangan
jaman dan perkembangan dunia
pendidikan, mayoritas masih dengan
satu model yang sudah ditetapkan sejak
jaman dahulu.
Maka, pada program revitalisasi ini,
pendekatan masterplan sebuah sekolah
akan berdasarkan pada beberapa
alternatif model desain yang disesuaikan
dengan beberapa faktor, antara lain :
O
O Kondisi tapak masing-masing
sekolah.
O
O Kompetensi keahlian yang menjadi
refocusing, karena setiap kompetensi
keahlian tentunya mempunyai model
kegiatan yang berbeda.
O
O Kuantitas pengguna baik guru, siswa,
hingga pengguna lainnya.
O
O Tujuan khusus yang menjadi ciri khas
setiap institusi sekolah tersebut.
O
O Pola identifikasi khusus, baik
pendekatan nilai arsitektur lokal,
peninggalan dan cagar budaya,
hingga pendekatan kontruksi
tanggap bencana setempat
Master plan eksisting di kebanyakan sekolah
Tipologi Pengembangan
Master Plan
akses vertikal
selasar
jalan lingkungan
ruang terbuka
ruang pembelajaran
ruang pembelajaran
Master Plan Model D
Master Plan Model A
Master Plan Model C
Master Plan Model B
Model-Model Pengembangan
Master Plan
Kondisi Eksisting
• Kondisi Tapak
• Kompetensi Keahlian
• Kuantitas Pengguna
• Tujuan Khusus
• Pola Identifikasi Khusus
Analisis
Master Plan Model D
Master Plan Model A
Master Plan Model C
Master Plan Model B
Langkah Pengembangan
Master Plan
MODEL
A
bangunan baru
bangunan lama
selasar diperbesar
Master Plan Model A
MODEL
A
bangunan baru
ruang pembelajaran atrium / courtyard ruang pembelajaran
selasar diperbesar bangunan lama
Master Plan Model A
MODEL
B
bangunan lama
selasar diperbesar
Master Plan Model B
MODEL
B
bangunan lama selasar diperbesar
ruang pembelajaran
ruang teori
ruang pembelajaran dasar
atrium
ruang praktik
Master Plan Model B
MODEL
C
bangunan baru
selasar
bangunan lama
Master Plan Model C
MODEL
C
bangunan baru bangunan lama
selasar
ruang pembelajaran ruang pembelajaran
Master Plan Model C
MODEL
D
bangunan lama
selasar digabung
Master Plan Model D
MODEL
D
bangunan digabung
tahapan pekerjaan awal tahapan pekerjaan 2 tahapan pekerjaan 3 tahapan pekerjaan akhir
ruang praktik
Master Plan Model D
Teknik Otomasi Industri
Kompetensi Keahlian
Pola & Alur Kegiatan
Lay Out Pengembangan Tata Ruang
Daftar Alat dan Spesifikasi
Kompetensi Keahlian
pneumatik & hidrolik kendali elektronik otomasi industri
Pola & Alur Kegiatan
18
12 12 12
Pneumatic
Electro
Pneumatic
Hydraulic
Electro
Hydraulic
Laboratoriun Pneumatik dan Hidrolik 18
Proximity
Sensor
Servo
MCU
Stepper
Laboratoriun Kendali Elektronik
Laboratoriun Industri 4.0
Laboratoriun Otomasi Industri
PLC
MPS I4.0
Distributing
Handling
Testing Processing
Sorting
Robotic
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Otomasi Industri
Lab Pneumatik &
Kendali Elektronik
Lab Otomasi Industri
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Otomasi Industri
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Otomasi Industri
Teknik Pendinginan dan
Tata Udara
Kompetensi Keahlian
Pola & Alur Kegiatan
Lay Out Pengembangan Tata Ruang
Daftar Alat dan Spesifikasi
Kompetensi Keahlian
Study of A Chiller Domestic Refrigeration
Ice Maker General Refrigeration
Pola & Alur Kegiatan
Chiller
Study
Domestic
Refrigerant
Ice
Maker
General
Refrigerant
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
Lab Chiller Study &
Domestic Refrigerant
Lab A Lab B
Lab Ice Maker & General
Refrigerant
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pendinginan dan Tata Udara
Teknik Pemesinan
Kompetensi Keahlian
Pola & Alur Kegiatan
Lay Out Pengembangan Tata Ruang
Daftar Alat dan Spesifikasi
Kompetensi Keahlian
kerja bangku
teknik gerinda
teknik bubut teknik frais
teknologi CNC
Pola & Alur Kegiatan
Pengukuran
Teknik
Bubut
Teknik
Frais
Teknik
Gerinda
Kerja
Bangku
Teknologi
CNC
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
lantai 1
Lathe Machine
Milling Machine
CNC Turning
Machine
CNC Milling
Machine
Universal
Surface Grinding
Work
Bench
Drilling
Machine
Bandsaw
Machine
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
lantai 2
Machinery
Classroom
Work
Bench
Engineer
Room
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
lantai 1
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
lantai 1
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
lantai 2
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
lantai 2
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pemesinan
Potongan Axonometric
Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
001 Work
bench
1500mm x
750mm x
810mm
Weight: 46kg
Supply vari-
ous hooks, 16
hooks equiped
Meja kerja
002 Bench
Lathe 1
Meter
1920x750x760
mm
Untuk membubut
benda kerja dari
logam sesuai dengan
yang diinginkan
dengan panjang
maksimal 1 meter
003 Milling
Machine
470 X 810 X
1750 mm
Untuk proses frais
pada benda kerja
yang dikehendaki
004 CNC
Lathe Ma-
chine
1655 x 1075 x
1530 mm
Untuk membubut
benda kerja memakai
program computer
CNC-controlled Flat
Bed Lathe Machine
Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
005 CNC
Milling
Machine
2100 x 1970 x
2170 mm
Mesin untuk
memfrais yang
sudah dikontrol oleh
computer
006 Surface
Grinding
Machine
520 x 1133 x
1173mm
Untuk menggerinda
dan menghaluskan
permukaan benda
kerja
007 Drilling/
Milling
Machine
1760 x 800 x
2050 mm
Untuk memfrais dan
mengebor/membuat
lubang benda kerja
sesuai dengan
kebutuhan
008 Band Saw
Machine
3600 x 1600 x
2300 mm
Untuk keterampilan
memotong bahan
baku produksi
menggunakan band
saw machine.
Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
009 CNC Mini
Trainer
Untuk pelatihan
penggunaan CNC
baik diaplikasikan
kepada aplikasi
bubut komputer
maupun frais
komputer
Teknik Pengelasan
Kompetensi Keahlian
Pola & Alur Kegiatan
Lay Out Pengembangan Tata Ruang
Daftar Alat dan Spesifikasi
work bench welding technology welding quality control
Kompetensi Keahlian
Pola & Alur Kegiatan
Pengukuran
OAW SMAW
Welding Technology
GMAW GTAW
Kerja
Bangku
Welding Quality
Control
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
lantai 1
Plasma
Cutting
Welding Booth
Welding Booth
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
lantai 2
Welding Classroom
Work
Bench
Welding Engineer
Room
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
lantai 1
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
lantai 1
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
lantai 2
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
lantai 2
Lay Out Pengembangan Tata
Ruang
Ruang Praktik Siswa
Teknik Pengelasan
Potongan Axonometric
Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
001 Oxy-
Acetylene
Welding
Kit
Power: 220V,
50Hz
Untuk keterampilan
mengelas dan
memotong logam
menggunakan gas
oksigen dan asetilin.
002 SMAW
Welding
Machine
720 x 490 x
660 mm
Input Voltage
(V) 3 Phase
380 ±10%
Untuk pekerjaan las
jenis SMAW.
003 GMAW
Welding
Machine
820 x 490 x
1090
Input Voltage
(V) 380V ±10%
Untuk pekerjaan las
jenis GMAW.
004 TIG Weld-
ing Ma-
chine
62.5 x 39.5 x
53.5CM
Untuk pekerjaan las
jenis GTAW.
Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
005 Plasma
Cutting
Welding
Machine
Untuk keterampilan
memotong
menggunakan las
plasma cutting
welding machine.
006 Welding
Table
Dimensi :
approx. 50 x
80 x 70 cm
Untuk meletakkan
benda kerja yang
akan dilas
007 Work
Bench
1500mm x
750mm x
810mm
Weight: 46kg
Supply vari-
ous hooks, 16
hooks equiped
008 Pedestal
Grinding
Machine
Grinding
diameter
Outside :
approx 200
mm
Untuk menggerinda
hasil pengelasan
atau
pemotongan benda
kerja
Daftar Alat & Spesifikasi
CODE KIKD NAMA
PRODUK
SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI
(TUJUAN / FUNGSI)
KETERANGAN FOTO PRODUK
009 Manual
Sheet
Metal
Cutting
Machine
Width (mm)
1000,
Untuk memotong
bahan benda kerja
010 Horisontal
Bandsaw
Round bar up
to 300mm
Square bar up
to300x300mm
Obliquesaw45°
Blade
motor3.75 kW
Untuk memotong
benda kerja yang
besar menjadi bagian
kecil
011 Electrode
Oven
Digunakan untuk
memanaskan/
menghangatkan
kawat lasmembantu
untuk mencapai suhu
terbaiknya.
012 Augment-
ed Train-
ing for
Welding
Welding Training
Menggunakan
Teknologi
Augmented Reality
Pedoman RIR Pengembangan Fasilitas - MANUFAKTUR 1(2).pdf
Pedoman RIR Pengembangan Fasilitas - MANUFAKTUR 1(2).pdf

More Related Content

Similar to Pedoman RIR Pengembangan Fasilitas - MANUFAKTUR 1(2).pdf

Raport td-tangan-dirjen-libre
Raport td-tangan-dirjen-libreRaport td-tangan-dirjen-libre
Raport td-tangan-dirjen-libre
Gus Fendi
 
RTL
RTLRTL
Panduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.com
Panduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.comPanduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.com
Panduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.com
Iwan Falahuddin
 
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx
DiasFadillah1
 
Asn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meetingAsn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meeting
KutsiyatinMSi
 
contoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkrcontoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkr
mjaenudin
 
Program kerja pkl
Program kerja pklProgram kerja pkl
Program kerja pkl
Agusgunadi6
 
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt
PutriSindyTaureza
 
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Laspri Anto
 
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
mir_din
 
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
jendralrudiyanto
 
4 pedoman pkl smk 310317
4 pedoman pkl smk 3103174 pedoman pkl smk 310317
4 pedoman pkl smk 310317
SMK Nahdlatul Ulama Balikpapan
 
Pedoman pkl-smk
Pedoman pkl-smkPedoman pkl-smk
Pedoman pkl-smk
Teguh Gunawan
 
01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx
01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx
01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx
ssuser83c7ab
 
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdfPanduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
ssuser638382
 
KURIKULUM 12.pptx
KURIKULUM 12.pptxKURIKULUM 12.pptx
KURIKULUM 12.pptx
HafizElmi1
 
Contoh Modul ajar PPLG.pdf
Contoh Modul ajar PPLG.pdfContoh Modul ajar PPLG.pdf
Contoh Modul ajar PPLG.pdf
thegreenbare22
 
Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg   Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg
SMAN1TelukjambeBarat
 
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxPPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
ilham597304
 

Similar to Pedoman RIR Pengembangan Fasilitas - MANUFAKTUR 1(2).pdf (20)

Raport td-tangan-dirjen-libre
Raport td-tangan-dirjen-libreRaport td-tangan-dirjen-libre
Raport td-tangan-dirjen-libre
 
RTL
RTLRTL
RTL
 
Panduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.com
Panduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.comPanduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.com
Panduan teknis penilaian di madrasah ibtidaiyah www.abdimadrasah.com
 
Panduan Penilaian Baru
Panduan Penilaian BaruPanduan Penilaian Baru
Panduan Penilaian Baru
 
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.pptx
 
Asn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meetingAsn corpu zoom meeting
Asn corpu zoom meeting
 
contoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkrcontoh laporan jurusan tkr
contoh laporan jurusan tkr
 
Program kerja pkl
Program kerja pklProgram kerja pkl
Program kerja pkl
 
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt
8 TEMA KEBEKERJAAN SMK.ppt
 
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
Panduanpenilaiandisekolahdasarversidirjen 131208075047-phpapp02
 
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
Panduan Penilaian Siswa SD berdasar Kurikulum 2013
 
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
3. 08_03_2022 Rev Panduan Pengembangan Kur Opr Sekolah (1).pdf
 
4 pedoman pkl smk 310317
4 pedoman pkl smk 3103174 pedoman pkl smk 310317
4 pedoman pkl smk 310317
 
Pedoman pkl-smk
Pedoman pkl-smkPedoman pkl-smk
Pedoman pkl-smk
 
01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx
01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx
01. MERANCANG PEMBELAJARAN BASIS PROJECT RILL - Copy.pptx
 
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdfPanduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
Panduan IHT 2023 Satuan Pendidikan.pdf
 
KURIKULUM 12.pptx
KURIKULUM 12.pptxKURIKULUM 12.pptx
KURIKULUM 12.pptx
 
Contoh Modul ajar PPLG.pdf
Contoh Modul ajar PPLG.pdfContoh Modul ajar PPLG.pdf
Contoh Modul ajar PPLG.pdf
 
Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg   Supervisi dan pkg
Supervisi dan pkg
 
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxPPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
PPT Menyusun Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptx
 

Pedoman RIR Pengembangan Fasilitas - MANUFAKTUR 1(2).pdf

  • 1. RENCANA INDUK REVITALISASI PENGEMBANGAN FASILITAS SMK P E D O M A N TEKNIK OTOMASI INDUSTRI | TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA TEKNIK PEMESINAN | TEKNIK PENGELASAN
  • 2. Pedoman Rencana Induk Revitalisasi Pengembangan Fasilitas SMK Pengarah : Dr. Ir. M. Bakrun, MM Direktur Pembinaan SMK Penanggung Jawab : Arie Wibowo Khurniawan, S.Si., M.Ak Kasubdit Program & Evaluasi, Direktorat Pembinaan SMK Mochammad Widiyanto, S.Pd, MT Kasubdit Kurikulum, Dit.PSMK Saryadi ST.,MBA Kasubdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerja Sama Industri, Dit.PSMK Drs. Haryono MM Kasubdit Sarana dan Prasarana, Dit.PSMK Tim Penyusun : Muhammad Subhan S.T., M.T Aditya Nandiwardhana S.T Muhammad Akram B.Sc Desain & Tata Letak : Muhammad Akram B.Sc Penerbit : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktoran Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
  • 3. Dalam upaya meningkatkan layanan pendidikan kejuruan, pemerintah merumuskan revitaliasasi yang ditempuh dengan berbagai strategi. Salah satu skenario yang ditempuh yaitu melakukan pengembangan fasiltas atau sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pendidikan kejuruan umumnya mencakup fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, seperti Ruang Belajar atau kelas, Peralatan praktik atau media pembelajaran lainnya. Dalam hal in juga akan mencakup hal-hal yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman sekolah, taman dan lingkungan yang dapat meningkatkan kenyamanan dalam proses belajar mengajar dan menstimulus capaian kualitas lulusan pendidian kejuruan. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga “Panduan Rencana Induk Revitalisasi Sarana dan Prasarana SMK bidang Pariwisata” dapat tersusun hingga selesai. Panduan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan panduan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan panduan ini. Ide, pemikiran dan informasi yang disajikan dalam panduan ini merupakan gabungan hasil riset lapangan dan hasil penggunaan berbagai metode pengkajian . Panduan ini dimaksudkan untuk berbagi pengetahuan dalam upaya mengembangkan konsep, prinsip, pendekatan, dan lain-lain yang berhubungan dengan Revitalisasi Sarana dan Prasarana SMK. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari penyusunan panduan ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun agar kami dapat memperbaiki panduan ini. Akhir kata kami berharap semoga panduan dapat dipedomani dalam pelaksanaan revitalisasi sarana dan prasarana SMK. Jakarta, 28 Oktober 2019 Direktur Pembinaan SMK Dr. Ir. M. Bakrun, M.M NIP 19650412199021002 Kata Pengantar
  • 4. Ruang belajar memegang peranan penting dan harus terencana dengan baik, cermat dan terperinci. Sikap aspiratif dan menaruh harapan yang tinggi tentang cara pembelajaran harus menjadi prioritas dalam sebuah institusi pendidikan. Penentuan standar yang tinggi dalam ranah ini menjadi sebuah keharusan.
  • 5. • Tipologi Pengembangan Master Plan • Panduan Desain Pengembangan Bidang Kompetensi Teknik Otomasi Industri • Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Teknik Pendingin dan Tata Udara • Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Teknik Pemesinan • Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Teknik Pengelasan 1 3 5 2 4 Pendahuluan Panduan Pengembangan Ruang Panduan Desain Masterplan dan Kompetensi Keahlian Prinsip-prinsip Perencanaan Ruang Pembelajaran Panduan Pengembangan Ruang Belajar Kejuruan • Perencanaan Ruang Pembelajaran • Pemetaan & Analisa • Inspirasi Referensi • Rencana Masa Depan • Pendampingan Tenaga Kontruksi Profesional • Proses Review & Persetujuan • Suasana • Penyimpanan • Pencahayaan • Akustik • Sirkulasi Udara • Lantai • Dinding & elemen pembatas • Plumbing • Furniture • Toilet & ruang pendukung. • Penggunaan ruang • Pembiayaan • Anggaran • Interaksi • Teknologi & Digital • Lingkungan • Lokasi & Dimensi • Fleksibilitas • Aksesibilitas • Ruang Pembelajaran Umum • Ruang Praktik Siswa • Ruang Pendukung Informal & Ruang Luar Daftar Isi
  • 6. 1 Pendahuluan Ruang yang berfungsi dan memenuhi syarat teknis untuk fungsi pembelajaran akan memungkinkan sebuah intitusi pendidikan memenuhi kebutuhannya secara luas, sehingga memungkinkan pengguna untuk dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran dan pengembangannya secara lebih baik. Lingkungan tempat kita membangun pengetahuan / pembelajaran akan memiliki dampak pada apa dan bagaimana kita belajar. Ruang belajar yang baik memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi diri dalam proses pembelajaran secara optimal. Pedoman ini berisi banyak hal praktis fungsional sebagai pertimbangan dalam merencanakan dan membangun ruang pembelajaran. Sebagai contoh, ruang belajar yang memiliki ventilasi yang cukup dan pencahayaan alami serta akustik yang baik adalah keniscayaan: dimana akan ada pencapaian dan pengalaman peserta didik menggunakan ruang itu yang berimbas pada proses pembelajarannya. Kami berharap informasi praktis dalam pedoman ini akan membantu stake holder sekolah membangun / mengembangkan kembali / meningkatkan / mengelola ruang belajar dalam institusinya. Daftar-daftar Pertanyaan pada buku panduan ini akan memandu secara praktis dalam menyusun referensi awal dalam kegiatan Rencana Induk Revitalisasi (RIR) SMK. Perencanaan Ruang Pembelajaran Pemetaan & Analisa Inspirasi Referensi Rencana Masa Depan Pendampingan Tenaga Kontruksi Profesional Proses Review & Persetujuan
  • 7. Mulailah dengan mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan institusi pendidikan Kegiatan Belajar Mengajar Pendidikan Abad 21
  • 8. Perencanaan Ruang Pembelajaran Langkah pertama dalam merencanakan ruang belajar, baik membangun ruang baru ataupun merenovasi adalah Proses Perencanaan (pemetaan, pendataan, analisa, alternatif solusi, hingga proses desain perancangan). Melalui proses perencanaan ini, pimpinan sekolah harus mendata jumlah peserta didik eksisting, proyeksi pengembangan peserta didik, jenis kegiatan sekolah, fokus unggulan kompetensi keahlian, alur/jenis kegiatan yang harus diwadahi dan waktu penggunaan fasilitas pembelajaran tersebut. Hal ini akan berguna untuk mengembangkan lingkup dan aspek aktivitas dimana seluruh civitas sekolah memikirkan setiap aspek detail, dari memasuki gedung untuk kemudian bergerak melalui lobi, ruang pembelajaran, toilet, halaman, hingga ruang makan/kafetaria, dan kemudian pulang kembali, sehingga kegiatan yang ingin dilakukan segenap civitas tidak semata di dalam ruang belajar. Informasi ini akan memungkinkan stake holder untuk mengembangkan dan menentukan konsekuensi dari kebutuhan diatas sebagai anggaran awal. Ruang pembelajaran aktif & fleksibel
  • 9. Mulailah dengan mengidentifikasi keinginan dan kebutuhan institusi pendidikan, beberapa poin yang bisa didiskusikan adalah : O O Bagaimana civitas melakukan proses belajar-mengajar ? O O Mengapa institusi memiliki / membutuhkan ruang belajar ? O O Bagaimana Anda memungkinkan pembelajaran terjadi sesuai dengan kurikulum? O O Apa visi-misi dari layanan institusi sehingga Anda ingin mempertahankan atau membangun atau memperbaiki ruang Anda? O O Siapa orang-orang kunci yang dapat membantu mengembangkan pemikiran Anda tentang masa depan sekolah ? Selasar sebagai sirkulasi antar ruang
  • 10. O O Siapa pengguna yang perlu dilayani ruang belajar sekolah? O O Apakah proses belajar-mengajar mengalami perubahan di masa depan? O O Setelah itu Anda perlu mengidentifikasi pengguna saat ini dan proyeksi masa depan, serta pendekatan proses pedagogis yang dibutuhkan dalam ruang belajar tersebut. Langkah-langkah diatas bertujuan memahami apa yang dibutuhkan dan dinginkan pengguna dari sebuah ruang belajar. Pengguna Proses konsultasi dengan pengguna (guru & siswa), bertujuan untuk Pemetaan & Analisa Internal Stakeholder Langkah pertama adalah bekerja bersama tim internal institusi sekolah yang merencanakan dan menjalankan program pembelajaran di sekolah, serta berdiskusi juga dengan tim internal lainnya (para pemangku kepentingan). Langkah kedua adalah membuka ruang untuk berdiskusi dengan pihak eksternal (komite, orang tua, dan masyarakat) untuk membangun pemahaman mereka tentang bagaimana ruang belajar itu nantinya. O O Apa aspirasi para pemangku kepentingan agar memiliki visi masa depan, dan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dari ruang pembelajaran dalam mewujudkan visi masa depan tersebut. Proses konsultasi bertujuan untuk memahami kebutuhan pada hasil yang diinginkan pada masa yang datang. Hal penting yang perlu didapatkan sebagai pedoman dalam merencanakan ruang belajar
  • 11. memahami kebutuhan mereka, tetapi fokusnya pada hasil yang diinginkan pada masa yang datang, bukan pada detail desain. Hal penting yang perlu didapatkan sebagai pedoman dalam merencanakan ruang belajar ini adalah O O Bagaimana mereka merasakan ruang belajar saat ini. O O Hal-hal apa yang mereka inginkan agar bisa melakukan kegiatan belajar secara optimal di ruang belajar yang akan dibangun pada masa datang. Pendataan ini bertujuan untuk bagaimana menjangkau semua keinginan pengguna, dan memahami cara mereka dalam memberikan umpan balik. Pertanyaan yang mungkin Anda sertakan adalah: O O Apa tujuan mereka datang ke sekolah? O O Apa yang dibutuhkan oleh masing- masing individu ? O O Apa model pembelajaran yang mereka sukai? O O Fasilitas dan lingkungan seperti apa yang akan mendukung proses pembelajaran mereka ? O O Apakah ada referensi ruang belajar yang pernah mereka alami ? Kegiatan luar ruangan
  • 12. Inspirasi Referensi Ruang belajar yang baik memungkinkan pengguna untuk mengeksplorasi diri dalam proses pembelajaran secara optimal. Kuantitas referensi dari mengutip, mengunjungi sekolah lain, dan berdiskusi dengan rekan sejawat tentang pengalaman mereka dalam ruang pembelajaran yang mereka alami merupakan hal yang akan menginspirasi ketika merencanakan ruang baru atau merenovasi ruang belajar. Banyak hal yang akan didapatkan dari pengalaman ini, baik mengambil manfaat atau hal baik yang bisa diimplementasikan, maupun menghindari membuat kesalahan yang sama dalam proses pengembangan sekolah. Kami sangat menyarankan untuk melakukan hal ini.
  • 13. Rencana Masa Depan Baik membangun ruang belajar baru ataupun merenovasi ruang belajar, pertimbangan utamanya adalah bagaimana mengadaptasi perubahan keadaan saat ini atau kebutuhan masa depan. Teknologi tentu saja akan menjadi salah satu aspek dari ruang belajar yang paling dipertimbangkan untuk masa depan. Sebagai bagian dari proses konsultasi, Anda perlu mengidentifikasi beberapa hal dibawah ini : O O Kelompok dan tipe individu yang akan menggunakan ruang pembelajaran termasuk staf. O O Bagaimana adaptasi perubahan kurikulum terhadap tantangan masa depan. O O Rentang usia para pengguna ruang belajar. O O Apakah lokasi dan tata ruang ruang sesuai dengan usia yang berbeda dan kemampuan fisik semua pengguna? O O Apakah alat kelengkapan, furnitur, peralatan dan bahan sesuai dengan rentang pengguna? O O Apakah semua jenis pengguna dapat mengembangkan diri, sosial, serta dapat merasakan ‘kepemilikan’ ruang tersebut ? Ruang Pembelajaran
  • 14. Pendampingan Tenaga Kontruksi Profesional Kesuksesan hasil yang dinginkan dalam melakukan proses perubahan dalam Rencana Induk Revitalisasi pada lingkup Fasilitas, tidak bisa mengesampingkan kebenaran proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya. Undang-Undang Kontruksi No 2 Tahun 2017 sudah mengatur proses kontruksi, mulai dari perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pengawasan, hingga manajemen kontruksi secara terintegrasi.
  • 15. Perencanaan Kesuksesan hasil dari membangun baru maupun merenovasi ruang pembelajaran akan ditentukan oleh perencanaan dan perancangan yang baik. Hal tersebut akan diawali dengan pemahaman yang baik antara stake holder sekolah dan arsitek tentang apa yang dibutuhkan dan diinginkan. Proses diskusi (menyampaikan dan mendengar) antara kedua pihak adalah dasar dalam merencanakan dan merancang. Arsitek/Perencana adalah individu atau kelompok professional yang terlibat, dan dengan kemampuan mereka untuk melakukan kolaborasi secara efektif, akan menentukan keberhasilan hubungan klien-arsitek. Hal ini berarti pemahaman kedekatan dan kebutuhan satu sama lain dalam menentukan arahan desain dan penempatan ruang; serta mengidentifikasi dan menganalisa bersama atas kebutuhan-kebutuhan pihak sekolah dengan wawasan serta pengetahuan solutif dari pihak arsitek/ perencana. Ketika seorang arsitek sudah menjadi bagian dari proses ini, tugas stake holder sekolah adalah memutuskan apa yang dibutuhkan dan memberikan ‘starter brief’ sebagai panduan awal dalam merencanakan dan merancang ruang pembelajaran. Tugas arsitek adalah untuk menambah nilai dan
  • 16. beberapa solusi desain, untuk menerjemahkan ‘brief’ itu dan mencapai tujuan yang diinginkan. Singkatnya, ini adalah proses dua arah. Dalam beberapa kasus, arsitek dapat memberikan wawasan baru tentang lokasi, bentuk, dan konten ruang pembelajaran, tetapi jangan berharap arsitek tahu segala sesuatu tentang kegiatan belajar dan kegiatan sekolah. Dalam mengembangkan ‘brief’ institusi sekolah, banyak sumber yang akan berguna untuk membawa arsitek mempelajari dan mengidentifikasi riset desain mereka, bahkan melakukan studi banding untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Kunjungan ini bisa juga efektif dengan melibatkan pemangku kepentingan internal sekolah untuk menghasilkan kesuksesan dalam proses revitalisasi ini. Studi kasus menunjukkan bahwa yang terbaik adalah institusi sekolah menunjuk orang yang bertindak sebagai penghubung utama antara sekolah dan arsitek. Lakukan konsultasi bersama secara teratur dan langsung, bagaimana pun ini tergantung pada budaya organisasi sekolah dan struktur kepegawaian, tetapi perhatikan beberapa poin penting dibawah ini O O Jangan biarkan hierarki organisasi membatasi keterlibatan tim sekolah dalam proses konsultasi dan pengambilan keputusan apa pun. Kepala sekolah harus selalu menjadi bagian dari tim manajemen dan dilihat sebagai kunci penanggung jawab dalam merencanakan proyek ruang belajar ini O O Pastikan semua orang terlibat dalam proses konsultasi dengan cara yang efektif, transparan dan saling percaya. Banyak institusi telah menggunakan presentasi atau desain tatap muka dalam bentuk lokakarya untuk berkomunikasi secara bersama. O O Presentasi visual akan dapat membantu, untuk menghindari hal- hal yang tidak sesuai tentang ruang belajar yang direncanakan.
  • 17. O O Pastikan proses pengembangan desain mencakup apa yang menjadi kebutuhan dan buatlah catatan untuk semua keputusan yang diambil O O Sisihkan waktu untuk semua yang terlibat untuk terlibat pengembangan desain yang direncanakan. O O Pastikan semua orang mengerti apa sedang diusulkan. Jelaskan istilah teknis dan gambar dan jargon arsitektur. Proses komunikasi dua arah yang efektif sangat dibutuhkan O O Arsitek sangat menghargai klien yang tahu apa yang mereka inginkan dan kompeten untuk menulis brief kerja yang baik O O Carilah arsitek dalam praktiknya berpengalaman dan bertanggung jawab atas desain untuk sekolah / ruang belajar
  • 18. Pelaksanaan Pelaksanan kontruksi baik sipil, arsitektur, mekanikal dan elektrikal, serta pengadaan kelengkapan fasilitasnya diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan kontruksi mengacu pada undang-undang kontruksi no 2 tahun 2017, dimana baik dengan model pelaksanaan oleh pelaksana kontruksi maupun swakelola dengan pendampingan manajemen kontruksi sudah diatur dalam ketentuan tersebut. Studi membuktikan bahwa pelaksanaan yang dikerjakan oleh tenaga kontruksi yang terdidik dan profesional merupakan kunci atas keberhasilan perwujudan/penerjemahan perencanaan dalam proses pelaksanaan kontruksi. Stake holder sekolah seharusnya berkomitmen secara penuh akan hal ini, sebagaimana dalam proses perencanaan diatas. Penunjukan salah satu personel internal sekolah sebagai penanggung jawab dan penghubung baik dengan kontraktor pelaksana atau manajemen kontruksi dalam swakelola merupakan prasyarat utama dalam proses pelaksanaan kontruksi ini. Pihak penanggungjawab sekolah dapat dimudahkan dalam proses pengawasan pembiayaan dan evaluasi selama proses konstruksi ini berlangsung sesuai dengan perencanaan yang diinginkan. Pengawasan Salah satu elemen penting yang tidak bisa terlepaskan dari proses kontruksi ini adalah pengawasan. Pengawasan merupakan pihak independen yang memastikan kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan, baik itu teknis maupun pembiayaan dan administratif lainnya. Institusi sekolah seharusnya menunjuk pengawas konstruksi dimana Fasad bangunan
  • 19. kecakapan dan pemahaman teknis sangat diperlukan, dimana seringkali pihak internal sekolah mempunyai keterbatasan dalam hal ini. Pengawas bisa dalam bentuk individu professional ataupun tim yang dibentuk oleh sekolah selama mempunyai kecakapan dan keterpenuhan syarat dalam ketentuan perundangan. Tangga sebagai sirkulasi vertikal
  • 20. Proses Review & Persetujuan Penyusunan dokumen rencana induk revitalisasi (RIR) SMK merupakan rangkaian proses yang saling terkait dalam lingkup perencanaannya. Perhatikan diagram diatas untuk memahami rangkaian proses dan ranah tahapannya. • Konsep & Kerangka Program • Desain Skematik • Persetujuan Approval O O Tim Revitalisasi SMK O O DitPSMK O O Sekolah Sasaran Program O O Sekolah Sasaran Program O O DitPSMK • Pengembangan Desain • Dokumen Kontruksi (DED, RKS, RAB) • Pengajuan Approval • Pelaksanaan Kontruksi • Pengawasan & Komisioning Panduan RIR Penyusunan RIR Pelaksanaan RIR
  • 21.
  • 22. Interaksi Teknologi & Digital Lingkungan Lokasi & Dimensi Fleksibilitas Aksesibilitas 2 Prinsip - prinsip Perencanaan Ruang Pembelajaran
  • 23. Interaksi Kehadiran ruang pembelajaran harus mewadahi beberapa aktivitas dan model-model pembelajaran. Bagaimana ruang tersebut dapat menjadi ruang yang memacu keaktifan, interaksi yang intens dan kolaborasi di antara pengguna (siswa ke siswa, siswa ke guru, hingga internal tim guru). Maka beberapa poin dibawah ini harus menjadi catatan, antara lain: a. Apakah furniture yang ada dapat mendukung kolaborasi dan kerja sama kelompok. b. Apakah peserta dapat bergerak di sekitar ruangan dengan mudah dan leluasa, serta proses pengajaran dapat terjadi dimana saja dan dalam bentuk apa saja di dalam ruangan tersebut. c. Apakah sistem akustik sudah sesuai untuk berbagai kegiatan sehingga semua peserta dapat secara efektif mendengar satu sama lainnya. d. Apakah permukaan meja dan dinding dapat mendukung pekerjaan siswa (tersedia papan kreasi dan penanda utama, permukaan dinding dapat menjadi bidang proyeksi / tampilan video, tersedianya peralatan pendukung kreativitas).
  • 24. Untuk mewujudkan hal diatas, perlu disusun pertanyaan sebagai daftar pemeriksa proses desain perencanaan dan perancangan ruang pembelajaran, antara lain: O O Apakah tata ruang dan sirkulasi mendukung gerakan pengguna di seluruh ruang, dan apakah guru mendapatkan kesempatan untuk melakukan kontak mata dengan siswa? O O Apakah tata ruang dan furnitur akan mendukung model kolaborasi, dan diskusi dalam pekerjaan siswa yang berbasis dengan alat bantu yang sesuai?
  • 25. Teknologi & Digital Institusi sekolah harus mempertimbangkan peran teknologi dan sumber daya digital dalam program pembelajarannya. Perkembangan jaman menunjukkan bahwa penggunaan perangkat keras dalam lingkungan belajar semakin berkurang, dan mulai beralih menggunakan perangkat lunak atau digital. Hal ini menjadi penting untuk lebih memastikan ketersediaan bandwidth yang cukup dan akses daya listrik untuk perangkat selulernya. Banyak peserta didik sudah membawa alat digital mereka sendiri dalam bentuk tablet atau ponsel pintar, sehingga peningkatan akses informasi semakin cepat. Dalam jangka pendek, institusi sekolah mungkin perlu untuk menyediakan beberapa perangkat keras, misalnya: tablet dan laptop untuk digunakan di sekolah. Peran institusi sekolah adalah Penyediaan teknologi yang tepat guna harus mendukung beragam kegiatan pembelajaran dan memperkaya ragam pengalaman belajar. Penggunaan teknologi dalam flipped class
  • 26. untuk mengatur dan mengontrol penggunaannya, agar selalu dalam lingkup tujuan pembelajaran di sekolah. Kunci kesuksesan pengaturan dan kontrol tersebut akan semakin mudah bila sekolah sebagai penyedia akses dan daya Internet. Sehingga ranah kebijakan kontrol dan manajemen teknis pengawasannya dapat lebih baik. Ruang belajar mungkin perlu menyediakan cukup Bandwidth Wi-Fi untuk penggunaan bersama, minimal dalam satu rombel yaitu minimal 36 siswa. Konsultasi intensif dengan in-house pakar digital sekolah tentang berapa bandwidth yang akan dibutuhkan sangatlah penting. Tidak mungkin kita bisa memprediksi dengan benar tentang masa depan dalam hal IT, karena teknologi bergerak sangat cepat. Sebaliknya, anggaplah investasi peralatan itu akan memiliki masa hidup yang relatif singkat, sehingga kita berpandangan untuk melakukan beberapa kali perubahan perangkat kerasnya.
  • 27. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk tujuan tersebut adalah : a. Desain ruang belajar harus merespon keseimbangan antara syarat teknis teknologi pembelajaran, dengan fleksibilitas ruang, dan interaksi antar furnitur dalam ruang tersebut. b. Kapasitas teknologi yang diperuntukkan bagi kegiatan belajar siswa harus memproyeksikan proses belajarnya atau menampilkan hasil pembelajaran secara tepat waktu dan ruang. c. Akses internet berkualitas tinggi untuk mendukung proses pembelajaran. d. Aplikasi untuk mendapatkan sumber pembelajaran termasuk presentasi konten dan interaksi antar peserta didik. e. Sistem pencahayaan ruangan dan audio yang dapat memfasilitasi semua kebutuhan proses pembelajaran (misalnya: interaksi antar peserta, alat proyeksi gambar, kontrol pencahayaan). f. Teknologi dan aplikasi harus dapat memediasi interaksi yang sesuai (misal: aplikasi dalam sistem komunikasi / presentasi pembelajaran). g. Infrastruktur yang dapat memfasilitasi penggunaan teknologi secara bersama di masa mendatang. Daftar pertanyaan dalam mengecek hasil desain: O O Jenis teknologi dan media apa yang dibutuhkan untuk membuat ruang yang efektif untuk pembelajaran dan pengajaran? Bagaimana desain ruang anda dapat mendukung proses pembelajaran dan apakah sudah mempertimbangkan jika ada kebutuhan ruang untuk kegiatan video konferensi atau kolaborasi pembelajaran dengan institusi lain ? O O Sudahkah sekolah mempertimbangkan sepenuhnya lokasi, desain, dan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ? Penggunaan teknologi dalam ruang praktik
  • 28. Lingkungan Rancangan lingkungan yang berkelanjutan dan kondusif untuk pembelajaran, akan mendukung penggunaan ruang secara jangka panjang. Maka beberapa poin dibawah ini harus menjadi perhatian utama oleh para stake holder sekolah. a. Sistem penghawaan buatan, plumbing, kontrol akustik dan tingkat kebisingan sekitar, serta pencahayaan yang ada dalam ruang pembelajaran harus sepenuhnya mendukung proses pembelajaran yang dimaksudkan serta aspek pedagogis. b. Perabotan yang nyaman, ergonomis, dan kuat. c. Suasana ruang yang dapat mengundang pengguna dan ramah untuk mendukung aksesibilitas. d. Pendekatan pelaksanaan kegiatan sekolah yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dalam membangun, mengoperasikan, dan menyesuaikan kebutuhan ruang belajar.
  • 29. e. Bahan dan infrastruktur teknis yang kuat sehingga menghasilkan umur yang panjang, serta kemudahan servis perawatannya. f. Kontrol ruang yang intuitif, mudah dioperasikan, dan terintegrasi penuh dengan sistem sekolah, merupakan prinsip-prinsip dasarnya. Pertanyaan daftar periksa desain: O O Bagaimana Anda ‘membuktikan di masa depan’ desain perencanaan ruang belajar akan membuatnya berkelanjutan secara operasional dalam hal pembersihan, pemeliharaan, limbah pembuangan, hingga hal teknis seperti penggantian bola lampu? O O Warna, bahan, cahaya, akustik, kebisingan sekitar, dan suhu dapat memiliki efek pada pengalaman belajar dan kesejahteraan penggunanya. Sudahkah Anda mempertimbangkan sepenuhnya faktor-faktor diatas? Bagaimana Anda membuat fitur ini dalam desain Anda kondusif untuk belajar? Skylight sebagai pencahayaan alami
  • 30. Lokasi & Dimensi Ruang pembelajaran yang ideal tidak terletak pada area yang terpencil, tetapi harus merupakan inti ataupun landmark dari institusi sekolah, dan dialokasikan secara optimal untuk memungkinkan berbagai kegiatan yang diwadahinya. Ruang pembelajaran seyogyanya terletak di dekat area pintu masuk, dan mempunyai akses yang mudah ke fasilitas lainnya. Kantor manajemen yang berada di sebelah atau dekat dengan ruang pembelajaran akan mempermudah waktu dalam mengoperasikan ruang- ruang pembelajaran tersebut, dan memungkinkan kegiatan observasi secara masif sesuai kebutuhan. Ruang-ruang pembelajaran harus memiliki akses ke pencahayaan alami. Letak ruang pembelajaran akan mengundang keterlibatan semua pihak dan untuk mengirim pesan yang jelas tentang bagaimana pembelajaran dihargai pada sebuah institusi sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa di sebagian besar institusi sekolah modern, ruang pembelajaran berada di
  • 31. area premium dan kompromi tersebut harus ditunjukkan. Dalam konteks pembangunan gedung baru, zona pembelajaran harus menjadi prioritas, dibandingkan dengan ruang lain yang berfungsi sebagai area pendukung. Kami merekomendasikan area minimal 108 m2 per ruang pembelajaran umum. RPU 108m2 akan memungkinkan sebuah rombongan belajar sejumlah 36 siswa SMK dengan 2 orang guru yang terlibat dalam kegiatan belajar. Dimensi ini tetap dengan mempertimbangkan ruang penyimpanan yang cukup untuk berbagai kegiatan belajar. Pada kasus renovasi, dimana tata letak mungkin tidak dapat diubah atau dinding dihilangkan, sering ada sedikit pilihan tentang ukuran, yaitu dengan menggabungkan beberapa fungsi yang terkait didalamnya. Disinilah peran arsitek perencana sangat penting untuk mencari solusi desain dan kebutuhan ruang. Pada kasus bangunan baru, akan lebih mudah menyikapi kebutuhan, jumlah pengguna dan aktivitas yang harus diwadahi.
  • 32. Fleksibilitas Beberapa kasus sekolah yang telah berhasil mengembangkan ruang pembelajaran, menunjukkan bahwa fleksibilitas adalah hal yang paling penting dalam menyusun perencanaan sebuah ruang pembelajaran. Ruang belajar yang ideal adalah sepenuhnya ruang yang mudah beradaptasi, fleksibel, cocok untuk beragam fungsi guna, serta penggunanya beragam usia. Di masa lalu, pembelajaran atau pendidikan berarti hanya kegiatan yang berlangsung di ruang sekolah atau ruang kelas. Ruang belajar di masa kini, harus menyerupai ruang kegiatan yang dituju secara riil dengan dunia usaha dan industri yang dipelajarinya. Ruang tersebut tidak bisa lagi seperti halnya ruang-ruang belajar di institusi sekolah saat ini pada umumnya, alih-alih masa lalu. Ruang belajar yang baik harus mengadaptasi apa yang terjadi saat ini dan masa akan datang, tidak hanya pada kegiatan yang diwadahi, tetapi juga peralatan hingga pola ruang pada dunia usaha dan industri
  • 33. Aksesibilitas Kepala Sekolah harus memastikan bahwa inti dari merencanakan dan merancang ruang pembelajaran adalah memenuhi prinsip-prinsip aksesibilitas, dan bahwa semua pengguna harus mendapatkan pengalaman ruang pembelajaran yang sama. Dalam mendesain dan merancang ruang baru harus dipastikan memenuhi persyaratan ini, sedangkan dalam merenovasi ruang pertimbangan praksis aksesibilitas juga harus menjadi prioritas utama. Beberapa hal pertimbangan utama dalam memenuhi prinsip aksesibiltas antara lain : O O Model dan lay out tempat duduk harus dapat diakses sesuai jenis usia pengguna. O O Pertimbangan desain rambu petunjuk dalam sekolah yang mudah terbaca dan dapat dipahami oleh semua pengguna, berikan rute yang jelas dan mudah diakses ke dan dari area masuk bangunan, ke area dalam dan di seluruh ruang belajar. O O Prinsip akustik sesuai dengan fungsi ruang belajar. O O Pastikan bahwa ruang belajar dapat diakses oleh mereka yang menggunakan alat bantu khusus atau mobilitas material lainnya. O O Desain kontrol pencahayaan, suara, peralatan yang intuitif dan mudah menggunakan. Furnitur dengan penataan yang fleksibel
  • 34. 3 Ruang belajar memegang peranan penting dan harus terencana dengan baik, cermat dan terperinci, terlepas dari ukuran nilai proyek atau anggarannya. Sikap aspiratif dan menaruh harapan yang tinggi tentang cara pembelajaran harus menjadi prioritas dalam sebuah institusi pendidikan. Penentuan standar yang tinggi dalam wilayah ini menjadi sebuah keharusan. Stake holder harus memetakan apa nilai kekhasan dalam aktivitas rutin kegiatan ruang belajar sekolah, termasuk kegiatan pada akhir pekan dan hari libur. Pertimbangkan semua kegiatan kelompok, termasuk kedatangan, kepulangan, aktivitas pendukung pendidikan termasuk kantin, ruang makan, dan toilet. Panduan ini akan membantu membentuk brief steak holder sekolah dan memberikan informasi dengan lebih baik kepada arsitek, pelaksana konstruksi, pengawas atau pihak lain yang berkaitan dengan Rencana Induk Revitalisasi SMK tentang kebutuhan institusi sekolah. Suasana Penyimpanan Pencahayaan Akustik Penghawaan Lantai Dinding & elemen pembatas Plumbing Furniture Toilet & ruang pendukung Penggunaan ruang Pembiayaan Anggaran Panduan Pengembangan Ruang
  • 35. Suasana Ruang perlu mempunyai kesan ‘menyambut dan memikat’. Perlengkapan furnitur dan alat-alat, pencahayaan, serta suasana akan berbicara banyak dan langsung memberi kesan apakah ini sebuah ruang kelas, studio kreatif, laboratorium pembelajaran, kafetaria, atau sebuah ruang administratif / manajemen. O O Ruang yang kosong tidak akan memberi kesan apapun, alih-alih apabila tanpa perawatan. O O Bagaimana ruang bisa terlihat hidup dan merangsang penggunaannya setiap saat?
  • 36. Kegiatan yang aktif pada sebuah ruangan, tidak bisa terelakkan salah satunya adalah faktor stimulus dari suasana ruang itu sendiri. Ruang akan hidup dengan segala ornamen display didalamnya yang mendukung kegiatan yang diwadahinya. Seringkali kita terjebak dengan ornamen display yang terpasang, tanpa pertimbangan faktor perawatan ketika memasangnya. Bukaan-bukaan (jendela) pada sebuah ruang akan sangat berguna untuk memperlihatkan aktivitas ruang kepada publik, dimana akan berfungsi untuk mengiklankan program/kegiatan yang ditawarkan untuk menarik publik bergabung atau mencari tahu lebih lanjut kegiatan pembelajaran di institusi sekolah. Bahkan di ruang kelas yang tertutup, panel pintu kaca dapat memberikan kesan keterbukaan apa yang terjadi, sekaligus sebagai fungsi kontrol pada internal institusi sekolah. Ketika aktivitas ruang pembelajaran tidak ditampilankan pada poster-poster sekolah, tetapi akan jauh lebih menarik, dalam kegiatan pembelajaran yang
  • 37. Penyimpanan Salah satu permasalahan pada ruang belajar, adalah tidak adanya ruang penyimpanan yang memadai. Beberapa poin yang perlu diperhatikan adalah: O O Jumlah stok yang bisa disimpan langsung terkait dengan rentang aktivitas. Lebih banyak stok dan peralatan = serangkaian program praktis yang lebih luas. O O Semakin besar rentang usia dan jenis peserta yang dilayani, akan semakin besar variasi stok yang dibutuhkan. digambarkan secara sederhana dan inklusif melalui bukaan-bukaan di ruang pembelajaran sekolah tersebut. Setiap institusi sekolah tentunya mempunyai nilai yang berbeda, dengan karakteristiknya sendiri, dan ruang pembelajarannya harus mencerminkan perbedaan itu dengan penuh kepercayaan diri mengungkapkan jati diri sekolah tersebut. O O Gudang terpisah adalah solusi ideal. Namun, sebagian besar ruang belajar tidak memiliki ruang penyimpanan khusus, dan disinilah pola penyimpanan internal pada ruang belajar adalah kuncinya. Berbagai model penyimpanan akan menjadi solusi yang cukup baik, dibutuhkan data inventarisasi spesifikasi teknis baik dimensi, jenis bahan atau alat yang akan disimpan, hingga durasi waktu penyimpanannya, untuk menentukan model penyimpanan yang tepat. Kemudahan akses pencapaian juga merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan. Pastikan bahwa rak penyimpanan Tempat penyimpanan
  • 38. Pencahayaan Pencahayaan yang baik adalah persyaratan dasar. Sebagian besar ruang belajar ini berfungsi pada siang hari sehingga sumber pencahayaan dari jendela atau kaca atap yang terang menjadi prioritas dibandingkan dengan pencahayaan buatan. Seringkali beberapa ruang belajar membutuhkan spesifikasi pencahayaan khusus karena kegiatan atau bahan yang mensyaratkannya. Rencana pencahayaan harus menjadi pertimbangan utama, baik pencahayaan alami maupun pencahayaan buatan. Misalnya, kapan ruangan perlu digelapkan dengan satu sentuhan tombol, ketika digunakan untuk acara seni, presentasi atau peluncuran karya pendidikan. Di beberapa sistem pencahayaan yang modern, lampu utama dapat disesuaikan dengan berbagai pengaturan yang berbeda sesuai dengan aktivitas yang dibutuhkannya. internal cukup menampung dan cukup kuat sehingga mereka dapat menahan beban berat bahan/alat yang bertumpuk. Jika institusi sekolah memilih untuk berinvestasi dalam peralatan digital, maka perlu dipertimbangkan penyimpanan yang aman serta sekaligus yang memiliki fasilitas pengisian daya baterei. Kegiatan yang aktif pada sebuah ruangan, tidak bisa terelakkan salah satunya adalah faktor stimulus dari suasana ruang itu sendiri. Pencahayaan alami
  • 39. Akustik Kemampuan untuk mendengar instruksi dan informasi adalah hal yang utama dalam proses pembelajaran, terutama di lingkungan yang sangat tinggi intensitas polusi suara, karena berkontribusi terhadap rasa nyaman dan keamanan. Penelitian telah menunjukkan bahwa hal ini sangat penting untuk anak usia sekolah agar dapat mendengar dengan jelas. Panduan standar arsitektur untuk sekolah menetapkan batas atas untuk kebisingan antara tingkat 35 dan 45 desibel. Tindakan untuk mencegah gema juga diharuskan, untuk memastikan kenyamanan akustik di ruang belajar. Rencana akustik mungkin termasuk lapisan permukaan akustik di dinding atau langit-langit dan bahkan pada furnitur. Ingat, bahwa jenis lantai yang digunakan juga akan mempengaruhi tingkat kebisingan pada ruangan tersebut.
  • 40. Sirkulasi Udara Kemampuan untuk mengontrol suhu di suatu ruang juga penting untuk pembelajaran, seperti ventilasi udara untuk memastikan kualitas udara yang baik. Bukti menunjukkan bahwa tingkat CO yang tinggi pada ruang kelas akan merusak pencapaian anak- anak dan menambah jumlah hari absensi sakit yang diambil oleh para guru. Rencanakan ventilasi yang baik, diwujudkan dengan sirkulai udara silang dan idealnya sudah ada bukaan atau
  • 41. Lantai Lantai ruang belajar harus mempunyai sifat tahan lama, anti slip, dan mudah dibersihkan. Penutup lantai harus mampu mengatasi beban peralatan dan kegiatan diatasnya, demikian pula dengan kegiatan yang basah. Kesalahan sering terjadi dalam pemilihan warna lantai, tingkat kepucatan atau terang warna; sehingga ini tidak praktis dalam pembersihannya sehingga noda tetap terlihat. Jenis lantai yang digunakan juga akan memengaruhi tingkat kebisingan. jendela yang bisa dibuka. Jika ini tidak memungkinkan, rencanakan bagaimana Anda akan mengkondisikan udara dengan penghawaan buatan. Dalam bangunan baru, desain harus memungkinkan kecukupan pendinginan melalui desain penghawaan yang baik, dengan meminimalkan sistem penghawaan buatan, sehingga menghasilkan peningkatan aliran udara alami. Untuk renovasi, hal ini adalah permasalahan kondisi yang sudah ada; tetapi dalam kedua kasus diatas, harus diambil peluang untuk menemukan solusi yang efisien. O O Bagaimana sekolah akan mempertahankan suhu yang nyaman di ruang belajar adalah pertimbangan penting. O O Kenyamanan termal dicapai pada kondisi 20 dan 24 derajat Celcius O O Peletakan bukaan atau arah jendela menjadi penting dampaknya, karena faktor arah matahari yang mengakibatkan sinar matahari akan memanaskan ruang belajar, faktor naungan adalah salah satu solusinya.
  • 42. Plumbing Area wastafel adalah hal yang paling mendasar tetapi sangat sering diabaikan. Selain penggunaannya untuk kegiatan praktik teknis, seni, maupun kebersihan, hal itu sangat penting untuk cuci tangan, terutama jika ada aktivitas makan siang sebelum atau sesudah praktik pembelajaran. Bagi sebagian besar institusi sekolah, area wastafel harus mudah diakses dan tidak disembunyikan, maka pertimbangan perawatan dan kemudahan pembenahan apabila ada penyumbatan, harus benar-benar diperhatikan. Masalah umum yang sering terjadi adalah bagaimana menentukan wastafel, penutup dinding dan lantai di area tersebut, agar mudah dalam hal perencanaan plumbing dan perawatannya. Dinding & elemen pembatas Dinding juga bisa menjadi media ruang belajar. Civitas bisa menggunakan dinding sebagai papan tulis yang mudah dibersihkan (dengan menggunakan jenis cat khusus) atau dinding kaca sebagai dinding pembelajaran dalam sebuah sesi kelompok untuk menulis dan memposting ide dalam proses kegiatan belajar. Jika sekolah ingin menggunakan dinding untuk memajang karya, perlu mempertimbangkan masalah-masalah seperti lokasi rak penyimpanan, bukaan jendela ataupun tombol-tombol mekanikal elektrikal.
  • 43. Furniture Faktor mobilitas furnitur dalam model pembelajaran modern merupakan faktor yang harus paling utama dipertimbangkan. Meja dan kursi harus dapat digerakkan secara teratur; karena itu, furnitur yang mudah dioperasikan, kuat, mudah disimpan dan mudah dibersihkan adalah pilihan yang paling praktis. Kursi, bukan bangku, dibutuhkan untuk kenyamanan dan keamanan di mana usia pengguna yang menggunakan ruangan, meskipun berbeda usia. Dalam kasus desain inklusif yang beragam model tempat duduk, maka pilihan dari rangkaian furnitur yang sama adalah yang terbaik. Kursi untuk orang dewasa tentunya berbeda dengan kursi untuk siswa, tetapi faktor pertimbangan diatas tetaplah sama, hanya berbeda dari sisi dimensi teknis saja. Pertimbangan menciptakan suasana nuansa kelas juga harus dipertimbangkan sehingga muncul stimulus kreatif yang penuh dengan warna-warna yang tersedia. Sehingga furniture bukan hanya sebagai pengisi ruang fungsional saja, tetapi juga pembentuk suasana ruang yang menstimulasi proses pembelajarannya. Furniture fleksibel dan modular
  • 44. Toilet & ruang pendukung Keberadaan ruang pembelajaran tentunya tidak bisa berdiri sendiri, diperlukan beberapa ruang pendukung agar ruang pembelajaran tersebut dapat berfungsi efektif. Beberapa ruang pendukung itu antara lain : O O Ruang manajemen sekolah : Ruang pimpinan sekolah, lounge guru, ruang administrasi sekolah, ruang rapat, hingga lobi sekolah. O O Ruang penyimpanan : Ruang penyimpanan alat di RPU maupun RPS, Loker siswa, Gudang peralatan O O Ruang pendukung lain : Kantin/ Kafetaria, ruang makan, toilet, UKS, ruang kegiatan organisasi, fasilitas olahraga, dan ruang auditorium. Penempatan ruang-ruang diatas, tentunya menjadi bagian yang terintegrasi dengan penataan ruang pembelajaran dalam rencana master plan sekolah, tentunya dengan ruang pembelajaran sebagai inti atau prioritas utamanya. Hal ini tidak bisa terlepas dari pertimbangan ketersediaan lahan dan faktor regulasi teknis yang diatur dalam perundangan. Toilet Ruang administrasi
  • 45. Catatan khusus untuk beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan penyediaan toilet adalah: O O Dimana toilet berada. Apakah sudah dipertimbangkan penggunaan toilet khusus untuk para pengguna ruang belajar, apakah sudah dipertimbangkan faktor-faktor keamanan, dan kenyamanan untuk para siswa dalam peletakan lokasi maupun penggunaannya? O O Bagaimana sanitair dalam toilet tersebut dipasang. Apakah sudah sesuai dengan standar fit-out yang berfungsi untuk semua pengguna, termasuk siswa? O O Seberapa banyak toilet akan digunakan. Apakah toilet akan digunakan secara teratur sepanjang hari atau hanya untuk jangka waktu singkat? Akankah ketersediaan toilet dapat mengatasi penggunaan jangka waktu yang singkat, misalnya pada waktu istirahat, 36 siswa dalam waktu istirahat 15 menit? O O Toilet harus selalu dapat diakses pengguna dengan cacat fisik. Apalagi bila sekolah menampung pengguna (siswa/tenaga pendidik) yang mempunyai keterbatasan fisik ? O O Faktor biaya akan menentukan beberapa pilihan sekolah tentang penyediaan area toilet ini. Beberapa sekolah memiliki toilet khusus untuk pengguna dewasa dan anak-anak, atau dapat diakses oleh keduanya O O Poin utama adalah bahwa fasilitas harus dirancang dengan baik, kuat, mudah diakses, mudah danmurah untuk dirawat, ramah pengguna dan aman. Area komunal
  • 46. Penggunaan Ruang Faktor kunci keberhasilan ruang pembelajaran adalah seberapa baik ruang itu dapat digunakan, dikelola dan dipelihara. Ruang tersebut harus kompatibel dengan banyak kebutuhan fisik dan pembelajaran, dan secara efektif mewadahi beragam kegiatan dengan rentang usia dan pola yang berbeda dari para penggunanya. Ruang tersebut juga harus mudah dijaga kebersihannya, dioperasikan secara efisien, serta mudah perbaikan dan perawatannya. Ruang yang memiliki beberapa fungsi Ruang yang memiliki beberapa fungsi
  • 47. Rencana manajemen untuk bagaimana ruang belajar tersebut akan dipelihara, diperbaiki dan diperbaharui dari waktu ke waktu harus dibuat dalam manajemen yang baik, sehingga anggaran yang dibutuhkan juga harus dialokasikan. Apabila sekolah memungkinkan model bisnis dengan penyewaan ruang- ruang yang ada di sekolah tersebut, maka fungsi utama sebagai ruang pembelajaran tetap harus memegang kendali atas semua pemesanannya. Beberapa alternatifnya adalah dengan mengatur durasi waktu kemungkinannya, missal pada akhir pekan. Prosedur pemesanan yang jelas dan menunjukkan bahwa manajemen sekolah dapat menunjukkan bahwa ruang belajar akan digunakan untuk fungsi lainnya. Rencana tersebut, akan berimplikasi pada pengaturan kepegawaian, misalnya : tenaga pembantu, tenaga kebersihan dan teknisi audio-visual maupun elektrikal. Jika ruang belajar tersedia untuk digunakan untuk berbagai kegiatan, maka ruang akan perlu untuk dibersihkan dan diatur secara efisien. Pedoman standar operasional untuk bagaimana ruang harus diatur dan simpan siap untuk sesi berikutnya sangatlah dibutuhkan. Ruang yang memiliki beberapa fungsi
  • 48. Pembiayaan Rencana pembangunan ini akan berhasil apabila mempertimbangkan bagaimana caranya biaya operasional ruang belajar dan pemeliharaannya akan didanai. Ketika dalam proses perencanaan, pertimbangkan elemen program yang mana yang dapat menghasilkan pendapatan, termasuk target pasarnya. Kegiatan belajar harus dapat diakses secara luas, jadi jika Anda memutuskan untuk mendapatkan pendapatan darinya, maka pikirkan dengan hati-hati tentang bagaimana sekolah bisa memastikan struktur harga tidak menjadi penghalang bagi target pasarnya. Namun, sekolah harus memastikan bahwa fungsi utama suatu ruang pembelajaran tidak dapat dikompromikan, sehingga keseimbangan kegiatan menyewakan atau memperoleh pendapatan dan membuka akses harus selalu sesuai dengan tujuan sekolah dan kebutuhan penggunanya. Penyewaan ruang belajar dapat menjadi bagian dari model penghasilan pembiayaan, tetapi yang pertama dan terpenting adalah ruang belajar harus untuk kegiatan belajar: penggunaan lainnya harus dilihat sebagai skala sekunder, termasuk dalam hal ini adalah penggunaan untuk kegiatan sebuah institusi secara terbuka maupun untuk rapat internal , harus dipertimbangkan dengan cermat, terencana dan terkelola dengan baik. Pada awal panduan ini disebutkan bahwa salah satu prinsip perencanaan ruang pembelajaran adalah fleksibilitas. Faktor fleksibilitas memastikan bahwa ruang dapat digunakan untuk berbagai audiens, berbagai kegiatan, serta menarik untuk digunakan pihak lain dalam kegiatannya. Sehingga sekolah dimungkinkan mendapatkan pembiayaan tambahan untuk membuat ruang yang dapat digunakan fungsi yang berbeda ini.
  • 49. Anggaran Dalam pekerjaan kontruksi, maka akan timbul tiga jenis biaya yang terkait, yaitu: O O Biaya perencanaan – misalnya: penelitian, konsultasi, hingga perencanaan dan perancangannya O O Biaya pelaksanaan dan pengawasan, yaitu termasuk bangunan, furnitur, perlengkapan dan peralatan, hingga aspek pengawasan dalam pelaksanaan kontruksinya. O O Biaya perawatan dalam menjalankan atau memelihara ruang, termasuk biaya staf dan sumber daya lainnya.
  • 50. O O Bandingkan berbagai bahan, perabot, perlengkapan dan peralatan sebelum membuat pilihan. O O Perkirakan biaya operasional untuk ruang belajar ketika sudah beroperasi, termasuk bahan yang dibutuhkan, dan perawatan sehari- hari O O Bersikap realistis tentang apa yang sekolah mampu, jika tetap harus memenuhi kebutuhan sekolah, maka tahapannya adalah berpikir kreatif tentang solusi lain, nilai implikasi dari kompromi yang diambil, dan kemudian membuat keputusan. O O Rancang proyeksi masa depan untuk membeli apa yang tidak bisa diberikan dalam fit-out awal O O Buat rencana bisnis untuk mempertahankan rencana yang berkelanjutan di masa akan dating, sehingga sekolah harus berkompromi pada biaya. Tinjau kembali kebutuhan sekolah bernegosiasilah untuk apa yang bisa di kompromikan oleh sekolah dari rencana awal sekolah. O O Konsultasikan dengan para pengguna untuk memprioritaskan kebutuhan ruang, dan untuk membuat keputusan yang konsisten tentang apa yang bisa dan tidak bisa dikompromikan. Selalu ajukan tiga pertanyaan saat menentukan biaya: O O Apa yang penting dan tidak dapat dikompromikan? O O Apa yang bisa dikesampingkan atau ditinggalkan tanpa mengesampingkan prioritas atau prinsip sekolah? O O Apa yang bisa dilakukan atau diwujudkan di masa depan? Ingatlah untuk memperhitungkan faktor dalam biaya yang terkait untuk memastikan bahwa banyak orang dapat berpartisipasi dalam proses konsultasi, termasuk biaya perjalanan dan biaya untuk fasilitator. Dalam tahap pelaksanaan pembangunan, disana akan muncul biaya modal bangunan termasuk dalam renovasi bangunan. Beberapa faktor yang harus menjadi pertimbangan adalah O O Sediakan faktor dana cadangan dan perkiraan inflasi bila pelaksanaan pembangunan dalam rentang waktu yang cukup lama. O O Libatkan seseorang dalam tim yang mengerti menyusun biaya dan neraca keuangan. O O Bersiaplah untuk bernegosiasi untuk apa yang sekolah inginkan, dan lakukan negosiasi ulang alokasi dana yang tidak sesuai. O O Tetapkan standar kualitas untuk bahan yang digunakan, dan untuk perabotan, perlengkapan, dan peralatan yang dibeli.
  • 51.
  • 52. Ruang Pembelajaran Umum Ruang Praktik Siswa Ruang Pendukung Informal & Ruang Luar 4 Panduan Pengembangan Ruang Belajar Kejuruan
  • 53. Ruang Pembelajaran Umum Salah satu jenis konsepsi ruang pembelajaran dalam standar fasilitas disebut ruang pembelajaran umum (RPU), RPU ini mewadahi kegiatan pembelajaran yang bersifat umum dan atau teori. Pada pendidikan kejuruan, RPU ini harus mewadahi juga kegiatan pembelajaran yang menuntut keterpenuhan kompetensi dasar keahlian masing- masing bidang. Sehingga secara teknis, RPU pada sekolah kejuruan tidak bisa disamakan kualifikasi teknisnya dengan sekolah menengah atas atau sekolah menengah pertama. Pada banyak konsep pendekatan desain di sekolah modern, ruang pembelajaran umum atau bisa disebut dengan kelas, sudah bertransformasi melengkapi dirinya dengan fasilitas untuk memenuhi kompetensi dasar sesuai dengan peruntukan ruang tersebut, misalnya ruang kelas kimia sudah dilengkapi dengan kebutuhan dasar laboratorium kimia didalamnya. Maka seyogyanya demikian pula pada sekolah kejuruan, yang mana tercermin dalam struktur kurikulumnya bahwa materi kurikulum setiap kompetensi keahlian mencerminkan proporsi teori praktik, dan pengajaran pelajaran umum serta pelajaran kompetensi keahlian. Bahkan secara umum, seyogyanya jumlah ruang pembelajaran umum (RPU) tidaklah mencerminkan jumlah rombongan belajar secara linier. Transformasi ruang pembelajaran umum ini haruslah menjadi skala prioritas dalam merevitalisasi setiap sekolah kejuruan, dengan alasan sebagai berikut : O O Revitalisasi ruang pembelajaran umum merupakan strategi mendasar untuk memenuhi kebutuhan akan ketercapaian kompetensi dasar masing-masing kompetensi keahlian. Dimana setiap RPU akan mencerminkan kompetensi keahlian rombongan belajar yang menggunakannya. O O Penyediaan RPU model baru pada revitalisasi SMK ini merupakan bagian dari proses pendekatan atau pembiasaan antara pola di sekolah dengan dunia usaha dan industri, sehingga kompetensi dasar setiap kompetensi keahlian dapat diajarkan dan dilatih pada level awal di ruang pembelajaran umum.
  • 54.
  • 55. Ruang Praktik Siswa Jika pola pembelajaran untuk memenuhi kompetensi dasar sudah terwadahi di ruang pembelajaran umum (RPU), maka ruang praktik siswa dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan pada level berikutnya. Ruang praktik siswa (RPS) haruslah dapat mewadahi beragam model pembelajaran yang menjawab perkembangan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri. RPS harus bertransformasi secara efektif dan efisien serta fungsional dengan perkembangan DUDI yang cepat. Pemutakhiran peralatan, metode dan alur kerja, serta tuntutan produk sesuai dengan zamannya tentulah menjadi skala prioritas dalam mendesain dan merancang ruang praktik siswa ini. Faktor pemanfaatan teknologi haruslah menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan ketika sekolah melakukan tahapan ini, sehingga kesinambungan pola pembelajaran dengan dukungan fasilitas menjadi lebih optimal. Ruang praktik siswa haruslah mempertimbangkan faktor-faktor dibawah ini : O O RPS harus mengadaptasi perkembangan pola alur kegiatan dan kerja pada setiap kompetensi keahliannya. Adaptasi kurikulum dengan perkembangan dunia usaha dan industri menjadi kunci utama dalam melakukan perencanaan dan desain RPS yang efektif, efisien, dan fungsional. O O Pola pengadaptasian kurikulum ini tidaklah semata berbasis dengan jenis spesifikasi fasilitas di dunia usaha dan industri, tetapi harus mempertimbangkan aspek fungsional yang dibutuhkan. Proporsi kegiatan proses maupun hasilnya haruslah dilakukan dengan cermat dalam penentuan skala ukuran dan teknis RPS maupun peralatannya. Sehingga sekolah bisa mencegah over spesifikasi maupun down spesifikasi dalam proses perencanaan hingga pelaksanaannya.
  • 56. Selain ruang pembelajaran umum dan ruang praktik siswa sebagai inti fasilitas kegiatan pembelajaran, maka ada beberapa ruang pendukung dan ruang luar yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari revitalisasi sekolah menengah kejuruan ini. Ruang-ruang tersebut juga harus mendapatkan perhatian khusus dalam perencanaan dan perancangannya. Ruang tersebut antara lain : O O Ruang manajemen sekolah yang harus dapat mencerminkan prinsip-prinsip dalam panduan ini, bagaimana ruang administrasi sekolah harus bisa menggambarkan penerapan teknologi dalam kegiatannya, bagaimana ruang manajemen sekolah dapat menunjukkan efektivitas dan efisiensi O O Ruang guru yang bertransformasi menjadi lounge guru, transformasi ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari proses revitalisasi ini dengan dasar pertimbangan bahwa ruang bagi setiap guru adalah ruang pembelajaran aktif baik itu ruang pembelajaran umum maupun ruang praktik siswa. RPU dan RPS ini adalah ruang kegiatan utama bagi setiap guru/instruktur, sehingga sudah seyogyanya para guru/ instruktur mendapatkan tempat berkolaborasinya. Ruang guru akan menjadi ruang bersosialisasi, beristirahat, dan berkoordinasi yang diwujudkan dalam bentuk desain lounge. O O Ruang luar adalah bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sekolah, beragam aktivitas harus diwadahi pada ruang luar ini. Mulai dengan fungsi ruang olahraga, ruang pembentukan karakter, hingga ruang gerak sosialisasi siswa maupun civitas yang lainnya. Ruang Pendukung Informal & Ruang Luar
  • 57.
  • 58. Tipologi Pengembangan Master Plan Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Perhotelan Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Kuliner Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Kecantikan Panduan Desain Pengembangan Kompetensi Keahlian Fesyen 5 Panduan Desain
  • 59.
  • 60. Tipologi Pengembangan Master Plan Revitalisasi SMK sebagai sebuah fasilitas pendidikan haruslah dimulai dari perencanaan makro fasilitas nya, dalam hal ini adalah master plan. Problem terbesar dari mayoritas lembaga pendidikan adalah ketidakbaruan atau bahkan ketidakadaan masterplan sebagai bagian dari rencana makro sebuah institusi pendidikan. Dalam perencanaan dan perancangan sebuah masterplan institusi pendidikan tidaklah membahas faktor lahan, bangunan, dan peralatan saja. Akan tetapi, sebuah masterplan akan menunjukkan visi-misi institusi pendidikan tersebut, dari mana sekolah ini berawal, proyeksi masa depannya baik dalam kuantitas civitas bahkan hingga kualitas pendidikannya, hingga bagaimana para stake holder akan mewujudkan visi misi tersebut. Pendekatan paradigma perencanaan masterplan pada institusi sekolah di Indonesia masih belum ada perubahan yang sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan dunia pendidikan, mayoritas masih dengan satu model yang sudah ditetapkan sejak jaman dahulu. Maka, pada program revitalisasi ini, pendekatan masterplan sebuah sekolah akan berdasarkan pada beberapa alternatif model desain yang disesuaikan dengan beberapa faktor, antara lain : O O Kondisi tapak masing-masing sekolah. O O Kompetensi keahlian yang menjadi refocusing, karena setiap kompetensi keahlian tentunya mempunyai model kegiatan yang berbeda. O O Kuantitas pengguna baik guru, siswa, hingga pengguna lainnya. O O Tujuan khusus yang menjadi ciri khas setiap institusi sekolah tersebut. O O Pola identifikasi khusus, baik pendekatan nilai arsitektur lokal, peninggalan dan cagar budaya, hingga pendekatan kontruksi tanggap bencana setempat
  • 61. Master plan eksisting di kebanyakan sekolah Tipologi Pengembangan Master Plan akses vertikal selasar jalan lingkungan ruang terbuka ruang pembelajaran ruang pembelajaran
  • 62. Master Plan Model D Master Plan Model A Master Plan Model C Master Plan Model B Model-Model Pengembangan Master Plan
  • 63. Kondisi Eksisting • Kondisi Tapak • Kompetensi Keahlian • Kuantitas Pengguna • Tujuan Khusus • Pola Identifikasi Khusus Analisis Master Plan Model D Master Plan Model A Master Plan Model C Master Plan Model B Langkah Pengembangan Master Plan
  • 64. MODEL A bangunan baru bangunan lama selasar diperbesar Master Plan Model A
  • 65. MODEL A bangunan baru ruang pembelajaran atrium / courtyard ruang pembelajaran selasar diperbesar bangunan lama Master Plan Model A
  • 67. MODEL B bangunan lama selasar diperbesar ruang pembelajaran ruang teori ruang pembelajaran dasar atrium ruang praktik Master Plan Model B
  • 69. MODEL C bangunan baru bangunan lama selasar ruang pembelajaran ruang pembelajaran Master Plan Model C
  • 71. MODEL D bangunan digabung tahapan pekerjaan awal tahapan pekerjaan 2 tahapan pekerjaan 3 tahapan pekerjaan akhir ruang praktik Master Plan Model D
  • 72. Teknik Otomasi Industri Kompetensi Keahlian Pola & Alur Kegiatan Lay Out Pengembangan Tata Ruang Daftar Alat dan Spesifikasi
  • 73. Kompetensi Keahlian pneumatik & hidrolik kendali elektronik otomasi industri
  • 74. Pola & Alur Kegiatan 18 12 12 12 Pneumatic Electro Pneumatic Hydraulic Electro Hydraulic Laboratoriun Pneumatik dan Hidrolik 18 Proximity Sensor Servo MCU Stepper Laboratoriun Kendali Elektronik Laboratoriun Industri 4.0 Laboratoriun Otomasi Industri PLC MPS I4.0 Distributing Handling Testing Processing Sorting Robotic
  • 75. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Otomasi Industri Lab Pneumatik & Kendali Elektronik Lab Otomasi Industri
  • 76. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Otomasi Industri
  • 77. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Otomasi Industri
  • 78.
  • 79.
  • 80.
  • 81.
  • 82.
  • 83.
  • 84.
  • 85.
  • 86.
  • 87.
  • 88.
  • 89.
  • 90.
  • 91.
  • 92.
  • 93.
  • 94. Teknik Pendinginan dan Tata Udara Kompetensi Keahlian Pola & Alur Kegiatan Lay Out Pengembangan Tata Ruang Daftar Alat dan Spesifikasi
  • 95. Kompetensi Keahlian Study of A Chiller Domestic Refrigeration Ice Maker General Refrigeration
  • 96. Pola & Alur Kegiatan Chiller Study Domestic Refrigerant Ice Maker General Refrigerant
  • 97. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pendinginan dan Tata Udara Lab Chiller Study & Domestic Refrigerant Lab A Lab B Lab Ice Maker & General Refrigerant
  • 98. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pendinginan dan Tata Udara
  • 99. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pendinginan dan Tata Udara
  • 100.
  • 101.
  • 102.
  • 103.
  • 104.
  • 105.
  • 106. Teknik Pemesinan Kompetensi Keahlian Pola & Alur Kegiatan Lay Out Pengembangan Tata Ruang Daftar Alat dan Spesifikasi
  • 107. Kompetensi Keahlian kerja bangku teknik gerinda teknik bubut teknik frais teknologi CNC
  • 108. Pola & Alur Kegiatan Pengukuran Teknik Bubut Teknik Frais Teknik Gerinda Kerja Bangku Teknologi CNC
  • 109. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan lantai 1 Lathe Machine Milling Machine CNC Turning Machine CNC Milling Machine Universal Surface Grinding Work Bench Drilling Machine Bandsaw Machine
  • 110. Lay Out Pengembangan Tata Ruang lantai 2 Machinery Classroom Work Bench Engineer Room Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan
  • 111. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan lantai 1
  • 112. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan lantai 1
  • 113. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan lantai 2
  • 114. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan lantai 2
  • 115. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pemesinan Potongan Axonometric
  • 116. Daftar Alat & Spesifikasi CODE KIKD NAMA PRODUK SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI (TUJUAN / FUNGSI) KETERANGAN FOTO PRODUK 001 Work bench 1500mm x 750mm x 810mm Weight: 46kg Supply vari- ous hooks, 16 hooks equiped Meja kerja 002 Bench Lathe 1 Meter 1920x750x760 mm Untuk membubut benda kerja dari logam sesuai dengan yang diinginkan dengan panjang maksimal 1 meter 003 Milling Machine 470 X 810 X 1750 mm Untuk proses frais pada benda kerja yang dikehendaki 004 CNC Lathe Ma- chine 1655 x 1075 x 1530 mm Untuk membubut benda kerja memakai program computer CNC-controlled Flat Bed Lathe Machine
  • 117. Daftar Alat & Spesifikasi CODE KIKD NAMA PRODUK SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI (TUJUAN / FUNGSI) KETERANGAN FOTO PRODUK 005 CNC Milling Machine 2100 x 1970 x 2170 mm Mesin untuk memfrais yang sudah dikontrol oleh computer 006 Surface Grinding Machine 520 x 1133 x 1173mm Untuk menggerinda dan menghaluskan permukaan benda kerja 007 Drilling/ Milling Machine 1760 x 800 x 2050 mm Untuk memfrais dan mengebor/membuat lubang benda kerja sesuai dengan kebutuhan 008 Band Saw Machine 3600 x 1600 x 2300 mm Untuk keterampilan memotong bahan baku produksi menggunakan band saw machine.
  • 118. Daftar Alat & Spesifikasi CODE KIKD NAMA PRODUK SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI (TUJUAN / FUNGSI) KETERANGAN FOTO PRODUK 009 CNC Mini Trainer Untuk pelatihan penggunaan CNC baik diaplikasikan kepada aplikasi bubut komputer maupun frais komputer
  • 119.
  • 120. Teknik Pengelasan Kompetensi Keahlian Pola & Alur Kegiatan Lay Out Pengembangan Tata Ruang Daftar Alat dan Spesifikasi
  • 121. work bench welding technology welding quality control Kompetensi Keahlian
  • 122. Pola & Alur Kegiatan Pengukuran OAW SMAW Welding Technology GMAW GTAW Kerja Bangku Welding Quality Control
  • 123. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan lantai 1 Plasma Cutting Welding Booth Welding Booth
  • 124. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan lantai 2 Welding Classroom Work Bench Welding Engineer Room
  • 125. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan lantai 1
  • 126. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan lantai 1
  • 127. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan lantai 2
  • 128. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan lantai 2
  • 129. Lay Out Pengembangan Tata Ruang Ruang Praktik Siswa Teknik Pengelasan Potongan Axonometric
  • 130. Daftar Alat & Spesifikasi CODE KIKD NAMA PRODUK SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI (TUJUAN / FUNGSI) KETERANGAN FOTO PRODUK 001 Oxy- Acetylene Welding Kit Power: 220V, 50Hz Untuk keterampilan mengelas dan memotong logam menggunakan gas oksigen dan asetilin. 002 SMAW Welding Machine 720 x 490 x 660 mm Input Voltage (V) 3 Phase 380 ±10% Untuk pekerjaan las jenis SMAW. 003 GMAW Welding Machine 820 x 490 x 1090 Input Voltage (V) 380V ±10% Untuk pekerjaan las jenis GMAW. 004 TIG Weld- ing Ma- chine 62.5 x 39.5 x 53.5CM Untuk pekerjaan las jenis GTAW.
  • 131. Daftar Alat & Spesifikasi CODE KIKD NAMA PRODUK SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI (TUJUAN / FUNGSI) KETERANGAN FOTO PRODUK 005 Plasma Cutting Welding Machine Untuk keterampilan memotong menggunakan las plasma cutting welding machine. 006 Welding Table Dimensi : approx. 50 x 80 x 70 cm Untuk meletakkan benda kerja yang akan dilas 007 Work Bench 1500mm x 750mm x 810mm Weight: 46kg Supply vari- ous hooks, 16 hooks equiped 008 Pedestal Grinding Machine Grinding diameter Outside : approx 200 mm Untuk menggerinda hasil pengelasan atau pemotongan benda kerja
  • 132. Daftar Alat & Spesifikasi CODE KIKD NAMA PRODUK SPESIFIKASI RASIO DESKRIPSI (TUJUAN / FUNGSI) KETERANGAN FOTO PRODUK 009 Manual Sheet Metal Cutting Machine Width (mm) 1000, Untuk memotong bahan benda kerja 010 Horisontal Bandsaw Round bar up to 300mm Square bar up to300x300mm Obliquesaw45° Blade motor3.75 kW Untuk memotong benda kerja yang besar menjadi bagian kecil 011 Electrode Oven Digunakan untuk memanaskan/ menghangatkan kawat lasmembantu untuk mencapai suhu terbaiknya. 012 Augment- ed Train- ing for Welding Welding Training Menggunakan Teknologi Augmented Reality