SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Sri Mukti Cilacap 1
PENDAHULUAN
Rayap termasuk musuh manusia yang sering
membuat geram karena merusak perabotan
rumah yang terbuat dari serat selulosa.
Berbagai macam upaya dilakukan masyarakat
untuk memerangi rayap. Obat-obatan dan
bahan kimia pun digunakan untuk membasmi
rayap. Sekali pun harga obat rayap tergolong
mahal, namun masyarakat tidak berkeberatan
membelinya.
Bagi masyarakat yang tidak memiliki dana
yang cukup untuk membeli obat rayap,
mereka hanya pasrah dengan kenyataan
bahwa perabot rumah mereka lambat-laun
akan habis digerogoti rayap.
Rumusan Masalah
Obat rayap sebenarnya berupa bahan kimia
berbahaya. Bertitik tolak dari latar belakang
di atas, dapat dirumuskan masalah yang
menjadi bahan kajian penelitian kami adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana memanfaatkan limbah B3
berupa sabun mandi, deterjen dan
pembersih lantai dalam membasmi rayap ?
2. Bagaimana efektivitas limbah B3 tersebut
dalam membasmi rayap ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan cara memanfaatkan
limbah B3 dalam membasmi rayap.
2. Menguji efektivitas limbah B3 dalam
membasmi rayap.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberi jalan keluar bagi masyarakat
yang tidak mampu membeli obat rayap.
2. Memanfaatkan limbah B3 agar tidak
terbuang sia-sia.
KAJIAN PUSTAKA
Bahaya Limbah B3
Senyawa kimia bermanfaat bagi kehidupan
manusia, tetapi limbah kimia khususnya
senyawa kimia yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) sangat berbahaya
bagi kehidupan manusia, hewan seperti ternak
dan ikan jika pengolahannya tidak benar.
Berbagai produk dapat menjadi limbah B3.
Adapun produk-produk yang dapat menjadi
limbah B3 diantaranya sebagai berikut:
 Produk Automotif, contohnya: bahan
bakar, oli kendaraan, aki, dan
pembersih kendaraan
 Produk untuk pemeliharaan rumah,
contohnya: cat, pewarna, pengencer
cat
 Pestisida, contohnya: insektisida,
racun tikus dan kamper
 Pembersih rumah, contohnya:
pembersih lantai, pemutih, pengkilap
oven
Besarnya dampak dan kerugian akibat dari
pencemaran limbah B3, maka limbah B3
harus diproses secara tepat dan benar menurut
EFEKTIVITAS LIMBAH PEMBERSIH LANTAI UNTUK MEMBERANTAS RAYAP
[ Jurnal Penelitian Siswa SMA Sri Mukti Cilacap ]
Krisyatin Halimah, Krisniati dan Dewi Asih
ABSTRAK
Limbah deterjen, sabun mandi dan cairan pembersih lantai termasuk limbah B3. Tujuan penelitian kami
adalah memanfaatkan limbah pembersih lantai untuk memberantas rayap yang menggerogoti serat selulosa
pintu, jendela, dan perabotan rumah tangga berbahan kayu. Metode penelitian adalah kualitatif dengan
menggunakan sample berupa 150 ekor rayap dengan pembanding bahan-bahan B3 berupa limbah deterjen
(sabun cuci), sabun mandi dan cairan pembersih lantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah
pembersih lantai adalah bahan yang paling efektif memberantas rayap.
Kata Kunci : B3, deterjen, pembersih lantai, rayap, sabun mandi
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Sri Mukti Cilacap 2
prosedur dan peraturan limbah B3. Limbah
B3 perlu diketahui dari mana sumbernya, apa
jenis dan konsentrasi limbah serta bagaimana
metode penanganan limbah B3 tersebut.
Apabila limbah B3 tidak dikelola dengan
baik, maka sumber limbah B3 akan
mencemari air permukaan tanah yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan air
minum dan juga kehidupan ikan serta
tanaman pangan akan terganggu. Penanganan
dan manajemen limbah B3 pada setiap tahap
dalam kegiatan industri merupakan upaya
yang tepat untuk mencegah pencemaran
terjadi. (Setiawan, 2014)
Bahaya Limbah Sabun Mandi
Sabun mandi mengandung beberapa jenis
bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi
pada kulit, seperti :
a. Pewarna kimia. Pewarna yang sering
dipakai dalam sabun adalah putih
(titanium dioxide).
b. Pewangi buatan yang berasal dari
petrokimia. Wewangian dalam
kemasan disebut sebagai "parfum"
atau "fragrance oil". Ini bisa
menyebabkan alergi dan kulit sensitif.
c. Triclosan. Sabun antibakteri dan
antimikroba sering mengandung
triclosan yang bisa menyebabkan
iritasi kulit.
d. Sodium Lauryl dan Laureth sulfat.
Bahan kimia ini bisa menyebabkan
iritasi kulit dan peradangan.
e. Methylisothiazolinone. Penelitian
menunjukkan ini bisa menjadi
neurotoxin, suatu zat yang
mempengaruhi sistem saraf.
f. Tetrasodium etidronate. Ini adalah
agen pengkelat yang digunakan untuk
melunakkan air dan mencegah buih
sabun.
g. Propylene gycol. Ini adalah agen
penebalan yang dikenal memecah sel-
sel kulit dan menyebabkan iritasi.
h. Mineral dan petroleum oil sering
digunakan memberikan sensasi halus
pada kulit ketika digunakan, yang
menjadi titik jual bagi konsumen, tapi
mereka sering comedogenic, bisa
menciptakan komedo atau lapisan
oklusi pada kulit yang mengurangi
kemampuannya bernapas.
i. Tetrasodium EDTA. Ini adalah bahan
pengawet sintetis yang terbuat dari
formaldehida, karsinogen yang
diketahui, dan sodium sianida. Ini bisa
menyebabkan iritasi pada mata dan
membran mukosa.
j. Coca-midropropyl Betaine. Ini adalah
agen pembersih sintetis yang diketahui
menyebabkan dermatitis alergi.
(Liputan6, 2012)
Bahaya Limbah Deterjen
Limbah yang dihasilkan deterjen sangat
merusak lingkungan. Karena deterjen
merupakan hasil sampingan dari proses
penyulingan minyak bumi yang diberi
berbagai tambahan bahan kimia, seperti
surfaktan (bahan pembersih), alkyl benzene
(ABS) yang berfungsi sebagai penghasil busa,
abrasif sebagai bahan penggosok, bahan
pengurai senyawa organik, oksidan sebagai
pemutih dan pengurai senyawa organik,
enzim untuk mengurai protein, lemak atau
karbohidrat untuk melembutkan bahan,
larutan pengencer air, bahan anti karat dan
yang lainnya.
Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui
ABS ternyata mempunyai efek buruk
terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Sri Mukti Cilacap 3
oleh mikroorganisme. Sehingga sisa limbah
deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh
rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya
yang mengancam stabilitas lingkungan hidup.
Limbah deterjen yang dihasilkan rumah
tangga akan bermuara pada sebuah tempat,
seperti selokan ataupun kolam. Biasanya,
eceng gondok akan tumbuh dengan populasi
yang cukup besar pada ujung selokan.
Detergen memiliki efek beracun dalam air,
karena detergen akan menghancurkan lapisan
eksternal lendir yang melindungi ikan dari
bakteri dan parasit. Deterjen juga dapat
menyebabkan kerusakan pada insang.
Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi
deterjen 15 bagian per juta. Deterjen dengan
konsentrasi rendah, sekitar 5 ppm tetap dapat
membunuh telur ikan. (Lutfi, 2013)
Bahaya Pembersih Lantai
Sustainable Consumption and Production
(SCP) menyatakan cairan pembersih lantai
mengandung bahan kimia yang berbahaya
bagi kesehatan dan lingkungan. Dari label
kemasannya yang beredar diketahui bahwa
bahan aktif yang terkandung dalam bahan
pembersih lantai dan lantai kamar mandi
adalah Cresylic Acid (1,5 persen),
Ethoxylated Alcohol (4 persen),
Benzalkonium Chloride (2 persen), Natrium
Lauril Eter Sulfat (2,5 persen), dan Alcohol
Ethoxylate Natrium Lauril Eter Sulfat atau
disebut Sodium Laureth Sulfate (SLS).
SLS sering menimbulkan iritasi kulit dan
mata, terutama bagi yang sensitif. SLS
menjadi bahan penyebab polusi air (polutan)
dan beracun bagi ikan dan organisme air.
Cresylic Acid atau disebut juga cresol dinilai
EPA (Environmental Protection Agency) AS
sebagai bahan yang memungkinkan
menyebabkan kanker pada manusia (possible
human carcinogens). Benzalkonium Chloride
merupakan bahan aktif yang sangat beracun
bagi organisme air seperti ikan.
Benzalkonium chloride digunakan dalam
bentuk cairan dan konsentrasi 10 persen
bersifat toksik bagi manusia, yang dalam
jangka waktu yang lama atau terminum dapat
menyebabkan kematian. (Rezkisari, 2014)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metodologi
kualitatif dengan melakukan eksperimen
dengan model studi laboratorium.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data penelitian dilakukan
dengan metode pengamatan langsung. Sample
yang digunakan adalah 150 ekor rayap yang
dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu
kelompok pertama ditempatkan di dalam
gelas beker dengan diberi kayu tanpa
perlakuan apa pun dan kayu yang direndam
sabun, kelompok kedua ditempatkan di dalam
gelas beker yang diberi kayu tanpa perlakuan
apa pun dan kayu yang direndam deterjen dan
kelompok ketiga ditempatkan di dalam gelas
beker yang diberi kayu tanpa perlakuan apa
pun dan kayu yang diberi kayu yang direndam
pembersih lantai.
Sedangkan analisis data menggunakan
metode analisis deskriptif dengan mengamati
hasil observasi di lapangan.
Hipotesis
Semua limbah B3 yang terdiri dari limbah
sabun mandi, deterjen dan pembersih lantai
efektif digunakan untuk memberantas rayap.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SMA Sri Mukti
Cilacap pada tanggal 28 Mei 2016 dengan
menggunakan sample berupa 150 ekor rayap
yang dibagi dalam 3 (tiga) kelompok sesuai
dengan perlakuan yang akan diberikan.
Pengamatan langsung meliputi daya tolak
limbah dan daya bunuh limbah.
Data-Data Penelitian
Jurnal Penelitian Siswa 2016
SMA Sri Mukti Cilacap 4
Data-data penelitian yang kami dapatkan dari
pengamatan langsung terkait daya tolak rayap
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengamatan daya tolak limbah
Kayu tanpa
perlakuan
Kayu
rendaman
sabun
Kayu
rendaman
deterjen
Kayu
rendaman
pembersih
lantai
Banyak
dikerubuti
rayap
Sedikit rayap
yang
mengerubuti
Lebih sedikit
lagi rayap
yang
mengerubuti
Tidak ada
rayap yang
mengerubuti
Sedangkan data-data penelitian yang kami
dapatkan dari pengamatan langsung terkait
daya bunuh rayap ketika ditetesi limbah
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Hasil pengamatan daya bunuh
Tanpa
perlakuan
Ditetesi
limbah
sabun
Ditetesi
limbah
deterjen
Ditetesi
limbah
pembersih
lantai
Tidak ada yang
mati
Matinya
pelan-pelan
Matinya agak
cepat
Langsung mati
Sumber : data primer
PEMBAHASAN
Limbah sabun mandi, limbah deterjen dan
limbah pembersih lantai merupakan limbah
berbahaya. Pemanfaatan limbah B3 ini masih
sangat jarang. Toksik yang dikandung di
dalam limbah B3 ini sebenarnya efektif
dipergunakan untuk memerangi rayap yang
merugikan manusia.
Dalam penelitian ini kami menggunakan 150
ekor rayap yang dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok untuk dibandingkan hasilnya. Hal
ini mengacu kepada teori Gay dan Diehl
(1996) yang menyatakan bahwa penelitian
dengan pembanding setidaknya melibatkan
sample 15 untuk setiap kelompoknya.
Pengamatan pertama adalah mengamati daya
tolak limbah dengan merendam beberapa
potong kayu tipis ke dalam larutan limbah
sabun, deterjen dan pembersih lantai.
Kemudian masing-masing kayu dimasukkan
ke dalam gelas beker yang sudah diisi kayu
tanpa perlakuan apa pun dan 50 ekor rayap
untuk masing-masing gelas beker.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu
yang direndam limbah sabun dan deterjen
masih disambangi rayap meskipun sedikit,
tidak sebanyak kayu yang tidak diberi
perlakukan apa pun. Sedangkan kayu yang
direndam dengan pembersih lantai tidak
disambangi rayap satu ekor pun.
Penelitian daya bunuh limbah dilakukan
dengan meneteskan 1 sdt limbah ke tengah-
tengah kumpulan rayap, hasilmya adalah
limbah sabun dan limbah deterjen tidak
langsung membunuh rayap, sedangkan limbah
pembersih lantai dengan cepat langsung
membunuh rayap.
Kesimpulan
Pemanfaatan limbah B3 untuk melindungi
perabot rumah tangga yang terbuat dari serat
selulosa adalah dengan merendam atau
membasahinya. Ada pun cara membunuh
rayap dengan limbah B3 rumah tangga adalah
dengan menyemprotkan limbah ini ke lobang-
lobang tempat rayap berada.
Hasil uji daya tolak rayap dan daya bunuh
rayap menyebutkan bahwa limbah pembersih
lantai adalah limbah B3 rumah tangga yang
paling efektif menolak rayap dan membunuh
rayap.
Saran
Hendaknya masyarakat memanfaatkan limbah
rumah tangga dengan cara yang bijak.
DAFTAR PUSTAKA
Liputan6. 2012. “Rahasia Tersembunyi yang Menakutkan di Balik
Sabun Mandi.”
http://health.liputan6.com/read/456443/rahasia-
tersembunyi-yang-menakutkan-di-balik-sabun-mandi
Lutfi. 2013. “Dampak Limbah Deterjen Bagi Lingkungan.”
http://lutfi-fpk11.web.unair.ac.id/artikel_detail-
73950-Lingkungan-
Dampak%20Limbah%20Detergen%20bagi%20Lingk
ungan.html
Rezkisari, Indira. 2014. “Hati-Hati, Cairan Pembersih Lantai
Ternyata Membahayakan Kesehatan.” Republika
Online. http://www.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/info-sehat/14/09/07/nbj6jw-hatihati-cairan-
pembersih-lantai-ternyata-membahayakan-kesehatan
Setiawan, Budi. 2014. “Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3).” http://ilmulingkungan.com/limbah-
bahan-berbahaya-dan-beracun-b3/

More Related Content

Viewers also liked

Cederroth Eye Wash 2013
Cederroth Eye Wash 2013Cederroth Eye Wash 2013
Cederroth Eye Wash 2013safecross
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumBapake Icha Kukuh Andin
 
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577sujatno angga
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMHelvyEffendi
 
First aid perdarahan dan luka
First aid perdarahan dan lukaFirst aid perdarahan dan luka
First aid perdarahan dan lukaharry sucahyo
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShareSlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareSlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareSlideShare
 

Viewers also liked (12)

Cederroth Eye Wash 2013
Cederroth Eye Wash 2013Cederroth Eye Wash 2013
Cederroth Eye Wash 2013
 
Taller estadística 2 grado décimo
Taller estadística 2 grado décimoTaller estadística 2 grado décimo
Taller estadística 2 grado décimo
 
Thin client
Thin clientThin client
Thin client
 
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
K3 and Patient Safety "Penanganan limbah di laboratorium"
 
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah LaboratoriumSanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
Sanitasi dan Penanganan Limbah Laboratorium
 
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT  2014  1577
PELATIHAN K3RS AND PENANGANAN B3 DI RSUD Dr SOETOMO SURABAYA_SEPT 2014 1577
 
Taller de estadistica 1 1 1
Taller de estadistica 1 1 1Taller de estadistica 1 1 1
Taller de estadistica 1 1 1
 
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUMLAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
LAPORAN KIMIA ALAT LABORATORIUM
 
First aid perdarahan dan luka
First aid perdarahan dan lukaFirst aid perdarahan dan luka
First aid perdarahan dan luka
 
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
2015 Upload Campaigns Calendar - SlideShare
 
What to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShareWhat to Upload to SlideShare
What to Upload to SlideShare
 
Getting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShareGetting Started With SlideShare
Getting Started With SlideShare
 

Efektivitas Limbah Pembersih Lantai Untuk Memberantas Rayap

  • 1. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Sri Mukti Cilacap 1 PENDAHULUAN Rayap termasuk musuh manusia yang sering membuat geram karena merusak perabotan rumah yang terbuat dari serat selulosa. Berbagai macam upaya dilakukan masyarakat untuk memerangi rayap. Obat-obatan dan bahan kimia pun digunakan untuk membasmi rayap. Sekali pun harga obat rayap tergolong mahal, namun masyarakat tidak berkeberatan membelinya. Bagi masyarakat yang tidak memiliki dana yang cukup untuk membeli obat rayap, mereka hanya pasrah dengan kenyataan bahwa perabot rumah mereka lambat-laun akan habis digerogoti rayap. Rumusan Masalah Obat rayap sebenarnya berupa bahan kimia berbahaya. Bertitik tolak dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang menjadi bahan kajian penelitian kami adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana memanfaatkan limbah B3 berupa sabun mandi, deterjen dan pembersih lantai dalam membasmi rayap ? 2. Bagaimana efektivitas limbah B3 tersebut dalam membasmi rayap ? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan cara memanfaatkan limbah B3 dalam membasmi rayap. 2. Menguji efektivitas limbah B3 dalam membasmi rayap. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberi jalan keluar bagi masyarakat yang tidak mampu membeli obat rayap. 2. Memanfaatkan limbah B3 agar tidak terbuang sia-sia. KAJIAN PUSTAKA Bahaya Limbah B3 Senyawa kimia bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi limbah kimia khususnya senyawa kimia yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, hewan seperti ternak dan ikan jika pengolahannya tidak benar. Berbagai produk dapat menjadi limbah B3. Adapun produk-produk yang dapat menjadi limbah B3 diantaranya sebagai berikut:  Produk Automotif, contohnya: bahan bakar, oli kendaraan, aki, dan pembersih kendaraan  Produk untuk pemeliharaan rumah, contohnya: cat, pewarna, pengencer cat  Pestisida, contohnya: insektisida, racun tikus dan kamper  Pembersih rumah, contohnya: pembersih lantai, pemutih, pengkilap oven Besarnya dampak dan kerugian akibat dari pencemaran limbah B3, maka limbah B3 harus diproses secara tepat dan benar menurut EFEKTIVITAS LIMBAH PEMBERSIH LANTAI UNTUK MEMBERANTAS RAYAP [ Jurnal Penelitian Siswa SMA Sri Mukti Cilacap ] Krisyatin Halimah, Krisniati dan Dewi Asih ABSTRAK Limbah deterjen, sabun mandi dan cairan pembersih lantai termasuk limbah B3. Tujuan penelitian kami adalah memanfaatkan limbah pembersih lantai untuk memberantas rayap yang menggerogoti serat selulosa pintu, jendela, dan perabotan rumah tangga berbahan kayu. Metode penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan sample berupa 150 ekor rayap dengan pembanding bahan-bahan B3 berupa limbah deterjen (sabun cuci), sabun mandi dan cairan pembersih lantai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa limbah pembersih lantai adalah bahan yang paling efektif memberantas rayap. Kata Kunci : B3, deterjen, pembersih lantai, rayap, sabun mandi
  • 2. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Sri Mukti Cilacap 2 prosedur dan peraturan limbah B3. Limbah B3 perlu diketahui dari mana sumbernya, apa jenis dan konsentrasi limbah serta bagaimana metode penanganan limbah B3 tersebut. Apabila limbah B3 tidak dikelola dengan baik, maka sumber limbah B3 akan mencemari air permukaan tanah yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan air minum dan juga kehidupan ikan serta tanaman pangan akan terganggu. Penanganan dan manajemen limbah B3 pada setiap tahap dalam kegiatan industri merupakan upaya yang tepat untuk mencegah pencemaran terjadi. (Setiawan, 2014) Bahaya Limbah Sabun Mandi Sabun mandi mengandung beberapa jenis bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit, seperti : a. Pewarna kimia. Pewarna yang sering dipakai dalam sabun adalah putih (titanium dioxide). b. Pewangi buatan yang berasal dari petrokimia. Wewangian dalam kemasan disebut sebagai "parfum" atau "fragrance oil". Ini bisa menyebabkan alergi dan kulit sensitif. c. Triclosan. Sabun antibakteri dan antimikroba sering mengandung triclosan yang bisa menyebabkan iritasi kulit. d. Sodium Lauryl dan Laureth sulfat. Bahan kimia ini bisa menyebabkan iritasi kulit dan peradangan. e. Methylisothiazolinone. Penelitian menunjukkan ini bisa menjadi neurotoxin, suatu zat yang mempengaruhi sistem saraf. f. Tetrasodium etidronate. Ini adalah agen pengkelat yang digunakan untuk melunakkan air dan mencegah buih sabun. g. Propylene gycol. Ini adalah agen penebalan yang dikenal memecah sel- sel kulit dan menyebabkan iritasi. h. Mineral dan petroleum oil sering digunakan memberikan sensasi halus pada kulit ketika digunakan, yang menjadi titik jual bagi konsumen, tapi mereka sering comedogenic, bisa menciptakan komedo atau lapisan oklusi pada kulit yang mengurangi kemampuannya bernapas. i. Tetrasodium EDTA. Ini adalah bahan pengawet sintetis yang terbuat dari formaldehida, karsinogen yang diketahui, dan sodium sianida. Ini bisa menyebabkan iritasi pada mata dan membran mukosa. j. Coca-midropropyl Betaine. Ini adalah agen pembersih sintetis yang diketahui menyebabkan dermatitis alergi. (Liputan6, 2012) Bahaya Limbah Deterjen Limbah yang dihasilkan deterjen sangat merusak lingkungan. Karena deterjen merupakan hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia, seperti surfaktan (bahan pembersih), alkyl benzene (ABS) yang berfungsi sebagai penghasil busa, abrasif sebagai bahan penggosok, bahan pengurai senyawa organik, oksidan sebagai pemutih dan pengurai senyawa organik, enzim untuk mengurai protein, lemak atau karbohidrat untuk melembutkan bahan, larutan pengencer air, bahan anti karat dan yang lainnya. Berdasarkan penelitian lebih lanjut, diketahui ABS ternyata mempunyai efek buruk terhadap lingkungan, yaitu sulit diuraikan
  • 3. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Sri Mukti Cilacap 3 oleh mikroorganisme. Sehingga sisa limbah deterjen yang dihasilkan setiap hari oleh rumah tangga akan menjadi limbah berbahaya yang mengancam stabilitas lingkungan hidup. Limbah deterjen yang dihasilkan rumah tangga akan bermuara pada sebuah tempat, seperti selokan ataupun kolam. Biasanya, eceng gondok akan tumbuh dengan populasi yang cukup besar pada ujung selokan. Detergen memiliki efek beracun dalam air, karena detergen akan menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit. Deterjen juga dapat menyebabkan kerusakan pada insang. Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi deterjen 15 bagian per juta. Deterjen dengan konsentrasi rendah, sekitar 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan. (Lutfi, 2013) Bahaya Pembersih Lantai Sustainable Consumption and Production (SCP) menyatakan cairan pembersih lantai mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Dari label kemasannya yang beredar diketahui bahwa bahan aktif yang terkandung dalam bahan pembersih lantai dan lantai kamar mandi adalah Cresylic Acid (1,5 persen), Ethoxylated Alcohol (4 persen), Benzalkonium Chloride (2 persen), Natrium Lauril Eter Sulfat (2,5 persen), dan Alcohol Ethoxylate Natrium Lauril Eter Sulfat atau disebut Sodium Laureth Sulfate (SLS). SLS sering menimbulkan iritasi kulit dan mata, terutama bagi yang sensitif. SLS menjadi bahan penyebab polusi air (polutan) dan beracun bagi ikan dan organisme air. Cresylic Acid atau disebut juga cresol dinilai EPA (Environmental Protection Agency) AS sebagai bahan yang memungkinkan menyebabkan kanker pada manusia (possible human carcinogens). Benzalkonium Chloride merupakan bahan aktif yang sangat beracun bagi organisme air seperti ikan. Benzalkonium chloride digunakan dalam bentuk cairan dan konsentrasi 10 persen bersifat toksik bagi manusia, yang dalam jangka waktu yang lama atau terminum dapat menyebabkan kematian. (Rezkisari, 2014) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan melakukan eksperimen dengan model studi laboratorium. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan metode pengamatan langsung. Sample yang digunakan adalah 150 ekor rayap yang dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu kelompok pertama ditempatkan di dalam gelas beker dengan diberi kayu tanpa perlakuan apa pun dan kayu yang direndam sabun, kelompok kedua ditempatkan di dalam gelas beker yang diberi kayu tanpa perlakuan apa pun dan kayu yang direndam deterjen dan kelompok ketiga ditempatkan di dalam gelas beker yang diberi kayu tanpa perlakuan apa pun dan kayu yang diberi kayu yang direndam pembersih lantai. Sedangkan analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dengan mengamati hasil observasi di lapangan. Hipotesis Semua limbah B3 yang terdiri dari limbah sabun mandi, deterjen dan pembersih lantai efektif digunakan untuk memberantas rayap. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMA Sri Mukti Cilacap pada tanggal 28 Mei 2016 dengan menggunakan sample berupa 150 ekor rayap yang dibagi dalam 3 (tiga) kelompok sesuai dengan perlakuan yang akan diberikan. Pengamatan langsung meliputi daya tolak limbah dan daya bunuh limbah. Data-Data Penelitian
  • 4. Jurnal Penelitian Siswa 2016 SMA Sri Mukti Cilacap 4 Data-data penelitian yang kami dapatkan dari pengamatan langsung terkait daya tolak rayap adalah sebagai berikut : Tabel 1. Hasil pengamatan daya tolak limbah Kayu tanpa perlakuan Kayu rendaman sabun Kayu rendaman deterjen Kayu rendaman pembersih lantai Banyak dikerubuti rayap Sedikit rayap yang mengerubuti Lebih sedikit lagi rayap yang mengerubuti Tidak ada rayap yang mengerubuti Sedangkan data-data penelitian yang kami dapatkan dari pengamatan langsung terkait daya bunuh rayap ketika ditetesi limbah adalah sebagai berikut : Tabel 2. Hasil pengamatan daya bunuh Tanpa perlakuan Ditetesi limbah sabun Ditetesi limbah deterjen Ditetesi limbah pembersih lantai Tidak ada yang mati Matinya pelan-pelan Matinya agak cepat Langsung mati Sumber : data primer PEMBAHASAN Limbah sabun mandi, limbah deterjen dan limbah pembersih lantai merupakan limbah berbahaya. Pemanfaatan limbah B3 ini masih sangat jarang. Toksik yang dikandung di dalam limbah B3 ini sebenarnya efektif dipergunakan untuk memerangi rayap yang merugikan manusia. Dalam penelitian ini kami menggunakan 150 ekor rayap yang dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok untuk dibandingkan hasilnya. Hal ini mengacu kepada teori Gay dan Diehl (1996) yang menyatakan bahwa penelitian dengan pembanding setidaknya melibatkan sample 15 untuk setiap kelompoknya. Pengamatan pertama adalah mengamati daya tolak limbah dengan merendam beberapa potong kayu tipis ke dalam larutan limbah sabun, deterjen dan pembersih lantai. Kemudian masing-masing kayu dimasukkan ke dalam gelas beker yang sudah diisi kayu tanpa perlakuan apa pun dan 50 ekor rayap untuk masing-masing gelas beker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kayu yang direndam limbah sabun dan deterjen masih disambangi rayap meskipun sedikit, tidak sebanyak kayu yang tidak diberi perlakukan apa pun. Sedangkan kayu yang direndam dengan pembersih lantai tidak disambangi rayap satu ekor pun. Penelitian daya bunuh limbah dilakukan dengan meneteskan 1 sdt limbah ke tengah- tengah kumpulan rayap, hasilmya adalah limbah sabun dan limbah deterjen tidak langsung membunuh rayap, sedangkan limbah pembersih lantai dengan cepat langsung membunuh rayap. Kesimpulan Pemanfaatan limbah B3 untuk melindungi perabot rumah tangga yang terbuat dari serat selulosa adalah dengan merendam atau membasahinya. Ada pun cara membunuh rayap dengan limbah B3 rumah tangga adalah dengan menyemprotkan limbah ini ke lobang- lobang tempat rayap berada. Hasil uji daya tolak rayap dan daya bunuh rayap menyebutkan bahwa limbah pembersih lantai adalah limbah B3 rumah tangga yang paling efektif menolak rayap dan membunuh rayap. Saran Hendaknya masyarakat memanfaatkan limbah rumah tangga dengan cara yang bijak. DAFTAR PUSTAKA Liputan6. 2012. “Rahasia Tersembunyi yang Menakutkan di Balik Sabun Mandi.” http://health.liputan6.com/read/456443/rahasia- tersembunyi-yang-menakutkan-di-balik-sabun-mandi Lutfi. 2013. “Dampak Limbah Deterjen Bagi Lingkungan.” http://lutfi-fpk11.web.unair.ac.id/artikel_detail- 73950-Lingkungan- Dampak%20Limbah%20Detergen%20bagi%20Lingk ungan.html Rezkisari, Indira. 2014. “Hati-Hati, Cairan Pembersih Lantai Ternyata Membahayakan Kesehatan.” Republika Online. http://www.republika.co.id/berita/gaya- hidup/info-sehat/14/09/07/nbj6jw-hatihati-cairan- pembersih-lantai-ternyata-membahayakan-kesehatan Setiawan, Budi. 2014. “Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).” http://ilmulingkungan.com/limbah- bahan-berbahaya-dan-beracun-b3/