Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
003 artikel mengenal ven guo yuan fa shi
1. Artikel
!
MENGENAL VEN. GUO YUAN FA SHI
KUNJUNGAN KE DHARMA DRUM MOUNTAIN, TAIWAN
Master Guo Yuan Fa Shi
Ven. Guo Yuan Fa Shi (Chinese: 果元, Vietnamese: Quả Nguyên; lahir 1950) merupakan seorang
Bhikkhu (biarawan Buddha) Vietnam yang berlatih di dalam tradisi Chan (Zen). Beliau adalah
seorang murid senior Chan (Zen) Master terkenal yaitu Ven. Sheng-yen (1930–2009), Taiwan. Kali
pertama beliau bertemu dengan ajaran-ajaran Master Sheng-yen yaitu pada tahun 1985 dimana ia
PJBI www.pjbi.or.id 1
Ven. Guo Yuan Fa Shi
Sumber Wikipedia
#002/ART/14
Artikel Dhamma
2. Artikel
menghadiri tujuh hari retret di New York, Amerika. Beliau akhirnya memutuskan untuk menjadi
seorang muridnya sebelum akhirnya meninggalkan pekerjaannya di Toronto, Kanada, untuk
menjadi seorang biksu dalam tradisi Buddhis Ch’an (Zen). Ia ditahbiskan pada tahun 1987 di
Taiwan.
Pada tahun 1991 beliau belajar Buddhisme tradisi Theravada selama setahun di Thailand. Setelah
kembali dari Thailand, ia diangkat menjadi kepala biara pusat meditasi Dharma Drum Ch'an di
Queens, New York dan Dharma Drum pusat retret di Pine Bush, New York. Tanggung jawabnya
termasuk menghadiri pelayanan antar agama, mengajar meditasi, dan membabarkan Dhamma.
Selama lebih dari 20 tahun, beliau juga menjadi penerjemah untuk Master Sheng-yen dalam
berbagai Ch'an retret meditasi di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Swiss, Rusia, dan Meksiko.
Saat ini beliau adalah Direktur pusat retret Chan Internasional di Dharma Drum Mountain,
Taiwan. Master Guo Yuan fasih berbahasa Mandarin, Vietnam, dan bahasa Inggris. [1]
Kunjungan PJBI
Selama satu minggu (16 - 23 Febuari 2014) YA Nyanasuryanadi Mahathera (Ketua Umum Sangha
Agung Indonesia) bersama Ashin Kheminda (Ketua Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute)
mengadakan kunjungan ke Dharma Drum Mountain, Taiwan. Dharma Drum Mountain yang
terletak di Jinshan adalah kompleks biara-biara dan pusat pendidikan Buddhis yang terpadu.
Selain menjadi kantor pusat Internasional, juga berfungsi sebagai kampus universitas (Dharma
Drum Sangha University / DDSU); Sekolah (Dharma Drum Buddhist College) dan Buddha
PJBI www.pjbi.or.id 2
Tiga warna, tiga
senyuman dan satu
Dhamma.
YA Nyanasuryanadi
Mahathera - Ashin
Kheminda - Ven. Guo
Yuan di Chan Hall
JinShan DDM.
3. Artikel
Dharma Drum dan Dharma Drum University (DDU). Pusat studi yang dikelola dengan sangat baik
ini diperuntukkan para anggota Saṅgha maupun juga para umat perumahtangga.
YA Nyanasuryanadi Mahathera atau biasa dipanggil Bhante Sur dan Ashin Kheminda sangat
kagum tidak saja terhadap arsitektur bangunan yang menyatu dengan alam tetapi juga terhadap
sistem pengajaran yang begitu terstruktur serta sarana dan prasarana yang tertata rapi.
Ajaran Buddha terpancar dari tutur kata dan
tingkah laku yang sopan dan ramah tidak hanya
dari para anggota Saṅgha-nya, tetapi juga seluruh
jajaran pengurus, hingga ke sukarelawannya.
Di kompleks tersebut dua aspek dari Buddhisme,
yaitu Pariyatti (belajar) dan Paṭipatti (berlatih
meditasi) tertanam sangat kuat. Ashin Kheminda
menyatakan kesan bahwa beliau seolah-olah
seperti sedang berada di Myanmar dimana beliau
dulu menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk
menggeluti Pariyatti dan Paṭipatti.
Selama dua hari, Bhante Sur dan Ashin Kheminda
mendapat kesempatan untuk berdiskusi tentang
meditasi dengan Master Guo Yuan. Diskusi
PJBI www.pjbi.or.id 3
“…perdebatan dan
pertengkaran hanya bisa
terjadi pada mereka yang
masih terjebak pada kata-
kata….Mereka masih lebih
mementingkan ‘bungkus’
daripada ‘isi’ dan kemudian
menghakimi pihak lain serta
menganggap diri sendiri yang
benar. Hal ini seperti
memperdebatkan mana yang
benar ‘rice’ atau ‘nasi’.”
- ASHIN KHEMINDA
Zen dalam secangkir teh…
4. Artikel
berlangsung dengan sangat baik bahkan di hari ke-2 diadakan sampai hampir tengah malam.
Perbedaan tradisi (Theravāda dan Mahāyāna) tidak menjadi penghalang untuk memahami praktik
masing-masing. Walaupun sering menggunakan istilah teknis yang berbeda selama diskusi tetapi
mereka bisa saling memahami satu dan yang lainnya. Tidak ada perdebatan.
Ashin Kheminda menuturkan bahwa perdebatan dan pertengkaran hanya bisa terjadi pada mereka
yang masih terjebak pada kata-kata dan tidak mampu melampaui atau memahami ‘isi’ kata-kata
tersebut. Mereka masih lebih mementingkan ‘bungkus’ daripada ‘isi’ dan kemudian menghakimi
pihak lain serta menganggap diri sendiri yang benar. Hal ini seperti memperdebatkan mana yang
benar ‘rice’ atau ‘nasi’. Sungguh merupakan perdebatan yang tidak berguna untuk perkembangan
spiritual.
Dua Tradisi Satu Harmoni
Tradisi, sekte, warna jubah ataupun kata-kata hanyalah ‘bungkus’ dari Dhamma. Tradisi atau sekte
apapun kalau dipelajari dan dilatih dengan benar akan menuju kepada hancurnya tiga akar
kejahatan yaitu keserakahan, kemarahan / kebencian / dendam dan delusi. Bukan sebaliknya.
Bertemu dengan praktisi Buddhis dari tradisi dan sekte berbeda yang benar-benar belajar dan
berlatih sungguh sangat menyejukkan dan mencerahkan. Keindahan dan keharmonisan sungguh
PJBI www.pjbi.or.id 4
Bhikkuni Chang-Ji, Shih
—Ashin Kheminda— YA.
Nyanasuryanadi di
depan Genta Lotus
terbesar di Dunia
5. Artikel
terasa; seperti halnya mendengarkan musik
Orkestra yang dimainkan oleh para master.
Sumpit dan Kesadaran!
Ada satu insiden yang mengundang tawa selama
kunjungan ke Dharma Drum Mountain. Pada saat
makan bersama, Ashin Kheminda tidak menyadari
bahwa beliau menjadi pusat perhatian beberapa
Bhikkhuni dan umat disana. Mereka memuji Ashin
sebagai seorang bhikkhu yang sangat
berkesadaran. Mereka kagum pada ketenangan dan
konsentrasi Ashin pada saat makan. Mendengar
pujian mereka seperti itu, Ashin Kheminda tertawa
dan mengatakan, “Sesungguhnya saya ‘menderita’
selama makan bersama tadi. Saya memang harus
penuh perhatian dan tenang karena saat itu adalah
kali pertama saya makan nasi dengan memakai sumpit! Untuk memastikan bahwa saya harus
selesai tepat waktu dan tidak ada butir nasi yang jatuh berserakan tentu saja saya harus
menggunakan usaha, perhatian dan konsentrasi sepenuhnya!”
PJBI www.pjbi.or.id 5
“ Sesungguhnya saya
‘menderita’ pada saat jam
makan bersama tadi. Saya
memang harus penuh
perhatian dan tenang karena
saat itu adalah kali pertama
saya makan nasi dengan
memakai sumpit! Untuk
memastikan bahwa tidak ada
butir nasi yang jatuh
berserakan tentu saja saya
harus menggunakan usaha,
perhatian dan konsentrasi
saya sepenuhnya! ”
Bertemu dengan Saṅgha
pengajar di Dharma Drum
Buddhist College
6. Artikel
Pada hari berikutnya Bhante Sur dan Ashin mendapat kesempatan untuk mengunjungi
perpustakaan di kompleks tersebut. Melihat banyaknya buku-buku Dhamma, kebijaksanaan tradisi
China dan komik Dhamma untuk anak-anak yang sangat berkualitas dan dikemas dengan sangat
menarik, maka tak segan kedua Bhikkhu Indonesia kita meminta kemungkinan untuk diijinkan
menerjemahkan buku-buku tersebut dan berharap untuk mengintegrasikannya ke dalam kurikulum
di Indonesia. Keinginan inipun mendapat sambutan yang baik dari pihak Dharma Drum Mountain.
Untuk itu kami mengundang pembaca yang mungkin tertarik untuk menjadi penerjemah dan
mendukung untuk mendanai penerbitan buku tersebut.
!Sekretariat:
!Prasadha Jinarakkhita Buddhist Institute
!Prasadha Jinarakkhita, 3rd Floor
Jl. Kembangan Raya Blok JJ
Jakarta Barat 11610 ▪ Indonesia
Tel. +62 21 910 19550
marketing@pjbi.or.id
visit our website www.pjbi.or.id
!
Catatan kaki:
[1] Disadur dari wikipedia Guo Yuan (Zen monk)
PJBI www.pjbi.or.id 6
Bhikkuni Chang-Ji,
Shih
memperkenalkan
buku-buku yang
dipublikasikan
DDM kepada YA.
Nyanasuryanadi
dan Ashin
Kheminda