Dokumen tersebut merupakan lampiran peraturan pemerintah yang menetapkan bandar udara-bandar udara di Indonesia sebagai simpul transportasi udara nasional. Dokumen tersebut membagi bandar udara menjadi tiga kategori yaitu pusat penyebaran primer, sekunder, dan tersier serta menentukan bandar udara mana yang termasuk dalam masing-masing kategori.
Permen PU Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Tata Cara Pembangunan Pos Duga A...
Rencana Bandar Udara dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
1. PRE S I D EN
R EP U BL IK IN D ON E SI A
LAMPIRAN V
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 26 TAHUN 2008
TANGGAL : 10 MARET 2008
BANDAR UDARA SEBAGAI SIMPUL TRANSPORTASI UDARA NASIONAL
I. PUSAT PENYEBARAN PRIMER
1. Kuala Namu (Provinsi Sumatera Utara) (I/2)
2. Hang Nadim (Provinsi Kepulauan Riau) (I/1)
3. Soekarno-Hatta (Provinsi Banten) (I/1)
4. Juanda (Provinsi Jawa Timur) (I/1)
5. Ngurah Rai (Provinsi Bali) (I/1)
6. Sepinggan (Provinsi Kalimantan Timur) (I/1)
7. Hasanuddin (Provinsi Sulawesi Selatan) (I/2)
8. Sam Ratulangi (Provinsi Sulawesi Utara) (I/1)
II. PUSAT PENYEBARAN SEKUNDER
1. Adisutjipto (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dalam satu sistem
dengan Adi Sumarno (Jawa Tengah) (I/3)
2. Minangkabau (Provinsi Sumatera Barat) (I/3)
3. Sultan Syarif Kasim II (Provinsi Riau) (I/4)
4. Sultan Mahmud Badaruddin II (Provinsi Sumatera Selatan) (I/4)
5. Majalengka (Provinsi Jawa Barat) (I/3)
6. Ahmad Yani (Provinsi Jawa Tengah) (I/3)
7. Selaparang/Praya (Provinsi Nusa Tenggara Barat) (I/4)
8. Eltari (Provinsi Nusa Tenggara Timur) (I/3)
9. Supadio (Provinsi Kalimantan Barat) (I/3)
10. Syamsuddin Noor (Provinsi Kalimantan Selatan) (I/3)
11. Samarinda Baru (Provinsi Kalimantan Timur) (III/4)
12. Djalaludin (Provinsi Gorontalo) (I/3)
13. Mutiara (Provinsi Sulawesi Tengah) (I/3)
2. -2 -
14. Wolter Monginsidi (Provinsi Sulawesi Tenggara) (II/3)
15. Sentani (Provinsi Papua) (I/3)
16. Mopah (Provinsi Papua) (I/3)
III. PUSAT PENYEBARAN TERSIER
1. Sultan Iskandar Muda (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam) (III/5)
2. Radin Inten II (Provinsi Lampung) (I/5)
3. Ranai (Provinsi Kepulauan Riau) (I/5)
4. Kijang (Provinsi Kepulauan Riau) (IV/5)
5. Pinang Kampai (Provinsi Riau) (I/5)
6. Sultan Thaha (Provinsi Jambi) (I/5)
7. Fatmawati (Provinsi Bengkulu) (III/5)
8. H. AS. Hanandjoeddin (Provinsi Bangka Belitung) (I/5)
9. Depati Amir (Provinsi Bangka Belitung) (I/5)
10. Husein Sastra Negara (Provinsi Jawa Barat) (I/6)
11. Cakrabhuwana (Provinsi Jawa Barat) (IV/5)
12. Abdulrachman Saleh (Provinsi Jawa Timur) (IV/E/5)
13. Muhammad Salahuddin (Provinsi Nusa Tenggara Barat) (IV/5)
14. Wai Oti (Provinsi Nusa Tenggara Timur) (IV/5)
15. Hasan Aroeboesman (Provinsi Nusa Tenggara Timur) (I/5)
16. Mau Hau (Provinsi Nusa Tenggara Timur) (I/5)
17. Haliwen (Provinsi Nusa Tenggara Timur) (IV/5)
18. Paloh (Provinsi Kalimantan Barat) (I/5)
19. Pangsuma (Provinsi Kalimantan Barat) (I/5)
20. Susilo (Provinsi Kalimantan Barat) (I/5)
21. Rahadi Usman (Provinsi Kalimantan Barat) (I/5)
22. Cilik Riwut (Provinsi Kalimantan Tengah) (I/5)
23. Iskandar (Provinsi Kalimantan Tengah) (I/5)
24. Stagen (Provinsi Kalimantan Selatan) (III/5)
25. Juwata (Provinsi Kalimantan Timur) (IV/6)
26. Kalimarau-Berau (Provinsi Kalimantan Timur) (I/5)
27. Nunukan (Provinsi Kalimantan Timur) (I/5)
3. -3 -
28. Bontang (Provinsi Kalimantan Timur) (I/5)
29. Tampa Padang (Provinsi Sulawesi Barat) (IV/5)
30. Melonguane (Provinsi Sulawesi Utara) (III/5)
31. Bubung (Provinsi Sulawesi Tengah) (III/5)
32. Pattimura (Provinsi Maluku) (I/5)
33. Olilit/Saumlaki Baru (Provinsi Maluku) (IV/6)
34. Sultan Babullah (Provinsi Maluku Utara) (I/5)
35. Waisai (Provinsi Papua Barat) (IV/6)
36. Domine Eduard Osok (Provinsi Papua Barat) (I/5)
37. Rendani (Provinsi Papua Barat) (I/5)
38. Frank Kaisepo (Provinsi Papua) (I/5)
39. Wamena (Provinsi Papua) (II/5)
40. Nabire (Provinsi Papua) (II/5)
41. Timika (Provinsi Papua) (I/5)
Keterangan:
I – IV : Tahapan Pengembangan
1 : Pemantapan Bandar Udara Primer
2 : Pengembangan Bandar Udara Primer
3 : Pemantapan Bandar Udara Sekunder
4 : Pengembangan Bandar Udara Sekunder
5 : Pemantapan Bandar Udara Tersier
6 : Pengembangan Bandar Udara Tersier
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Salinan sesuai dengan aslinya ttd.
SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat, DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO