2. NAMA ANGGOTA : DANIEL .M A1C112O17
ELVI YANI A1C112039
DOSEN PEMBIMBING : Drs. Abu Bakar, M.pd
3.
4. Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat
manusia dilahirkan dan setiap orang yang memiliki
kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di
aspek kehidupan sosial dan masing-masing pribadi.
Kepribadian manusia secara umum ada 4, yaitu :
Koleris – Sanguinis – Phlegmatis – Melankolis.
Nah, Karakternya dimana? Saat setiap manusia belajar untuk
mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif yang baru, inilah yang
disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang dengan
kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan
terkesan tidak serius, lalu sadar dan belajar sehingga mampu
membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang
membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah
Karakter.
5. Karakter merupakan nilai-nilai Pendidikan karakter adalah suatu
perilaku manusia yang berhubungan sistem penanaman nilai-nilai
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri karakter kepada seluruh warga
sendiri, sesama manusia, lingkungan, yang meliputi komponen
dan kebangsaan yang terwujud dalam pengetahuan, kesadaran atau
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, kemauan, dan tindakan untuk
dan perbuatan berdasarkan norma- melaksanakan nilai-nilai tersebut,
norma agama, hukum, tata krama, baik terhadap Tuhan Yang Maha
budaya, dan adat istiadat. Esa (YME), diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan
sehingga menjadi manusia insan
kamil.
Dalam pendidikan karakter di
sekolah, semua komponen
(stakeholders) harus dilibatkan,
termasuk komponen-komponen
pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran
dan penilaian, kualitas hubungan,
penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah,
pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana
prasarana, pembiayaan, dan ethos
kerja seluruh warga dan lingkungan
sekolah.
6. Pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan
hasil pendidikan di sekolah yang mengarah
pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang. Melalui pendidikan
karakter diharapkan peserta didik mampu
secara mandiri meningkatkan dan
menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan
menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga
terwujud dalam perilaku sehari-hari.
7. Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter
seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan
nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif,
dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata.
Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini
ada di SMP perlu segera dikaji, dan dicari altenatif-
alternatif solusinya, serta perlu dikembangkannya
secara lebih operasional sehingga mudah
diimplementasikan di sekolah.
Melalui program ini diharapkan lulusan-lulusan dari
peserta didik dapat memiliki keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh
dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik
sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada
tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya
diharapkan menjadi budaya sekolah.
8. 1. Ubah Lingkungannya, melakukan pendidikan
karakter dengan cara menata peraturan serta
konsekuensi di sekolah dan dirumah.
2. Berikan Pengetahuan, memberikan pengetahuan
bagaimana melakukan perilaku yang diharapakan
untuk muncul dalam kesehariannya serta
diaplikasikan.
3. Kondisikan Emosinya, emosi manusia adalah
kendali 88% dalam kehidupan manusia. Jika mampu
menyentuh emosinya dan memberikan informasi
yang tepat maka informasi tersebut akan menetap
dalam hidupnya.
9. Karakter apa yang perlu ditumbuhkan
dan dibentuk dalam diri anak?
Karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
Kemandirian dan Tanggung Jawab
Kejujuran atau Amanah, Diplomatis
Hormat dan Santun
Dermawan, Suka Tolong Menolong & Gotong
Royong
Percaya Diri dan Pekerja Cerdas
Kepemimpinan dan Keadilan
Baik dan Rendah Hati
Karakter Toleransi, Kedamaian dan Kesatuan
10. "Pendidikan karakter ini sangat penting bagi bangsa Indonesia agar
tidak kehilangan karakter atau jati diri bangsa Indonesia . Sirkus itu
adalah kasus paling sederhana hilangnya karakter," kata Nuh saat
sosialisasi Uji Publik Pengembangan Kurikulum 2013 di Alun-alun
Selatan, Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).
Ia mengambil contoh seekor singa yang ada di dalam sirkus. Umumnya
singa adalah hewan ganas. Namun jika menonton singa menjadi
hewan jinak yang bahkan mau mematuhi perintah manusia, maka hal
tersebut memang menarik walau dalam taraf hiburan dan lelucon saja.
"Memang lucu dan menarik. Tapi sirkus itu bukan kehidupan sejati.
Karena itu, orang atau bangsa yang kehilangan karakter itu menarik,
tapi dalam ranah lelucon," ujar Nuh.
"Sebagai bangsa Indonesia yang punya keinginan untuk bangkit,
pendidikan karakter ini wajib. Ini dapat juga dibangun melalui
budaya," imbuhnya.
Ia menambahkan bahwa kurikulum baru pengganti Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mengedepankan seimbangnya
soft skill dan hard skill untuk mewujudkan pendidikan karakter bagi
generasi muda. Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter ini dapat
berhasil jika dimulai sejak dini.
"Harus dari bangku dasar. Contohnya saja jujur. Kalau anak-anak ini
dari kecil sudah ditanamkan kejujuran, maka karakter bangsa yang
terbangun akan seperti itu, dan kasus korupsi tidak seperti sekarang
ini,"
11. Bagi Indonesia sekarang ini, pendidikan karakter juga
berarti melakukan usaha sungguh-sungguh, sitematik dan
berkelanjutan untuk membangkitkan dan menguatkan
kesadaran serta keyakinan semua orang Indonesia bahwa
tidak akan ada masa depan yang lebih baik tanpa
membangun dan menguatkan karakter rakyat Indonesia.
Dengan kata lain, tidak ada masa depan yang lebih baik
yang bisa diwujudkan tanpa kejujuran, tanpa meningkatkan
disiplin diri, tanpa kegigihan, tanpa semangat belajar yang
tinggi, tanpa mengembangkan rasa tanggung jawab, tanpa
memupuk persatuan di tengah-tengah kebinekaan, tanpa
semangat berkontribusi bagi kemajuan bersama, serta tanpa
rasa percaya diri dan optimisme. Inilah tantangan kita
bangsa Indonesia, sanggup?
Theodore Roosevelt mengatakan: “To educate a person in
mind and not in morals is to educate a menace to society”
(Mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan
bukan aspek moral adalah ancaman mara-bahaya kepada
masyarakat)
12. Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa “personality” atau kepribadian. Secara umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada
banyak sekali teori yang menggunakan istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara umum
kepribadian ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguinis : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan, suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-
senang.
3. Phlegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai
hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan, Perfection, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat
disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai
pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing
kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara “kasar” dan
terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius, phlegmatis sering kali susah diajak melangkah yang pasti dan
terkesan pasif, melankolis terjebak dengan dilemma pribadi “iya” dimulut dan “tidak” dihati, serta cenderung perfectionis dalam detil kehidupan
serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Tiap manusia tidak bisa memilih kepribadiannya, kepribadian sudah hadiah dari Tuhan sang pencipta saat manusia dilahirkan. Dan setiap orang
yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan social dan masing-masing pribadi. Mudah ya,
penjelasan ini.
Nah, karakter nya dimana? Saat tiap manusia belajar untuk mengatasi kelemahannya dan memperbaiki kelemahannya dan memunculkan
kebiasaan positif yang baru maka inilah yang disebut dengan karakter. Misalnya, seorang koleris murni tetapi sangat santun dalam menyampaikan
pendapat dan instruksi kepada sesamanya, seorang yang sanguin mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam situasi yang
membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus. Itulah Karakter. Pendidikan Karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai
hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian dan lain-lainnya. Dan itu adalah pilihan dari masing-masing individu yang perlu dikembangkan
dan perlu di bina, sejak usia dini (idealnya).
Karakter tidak bisa diwariskan, karakter tidak bisa dibeli dan karakter tidak bisa ditukar. Karakter harus DIBANGUN dan DIKEMBANGKAN
secara sadar hari demi hari dengan melalui suatu PROSES yang tidak instan. Karakter bukanlah sesuatu bawaan sejak lahir yang tidak dapat
diubah lagi seperti sidik jari.
Banyak saya perhatikan bahwa orang-orang dengan karakter buruk cenderung mempersalahkan keadaan mereka. Mereka sering menyatakan
bahwa cara mereka dibesarkan yang salah, kesulitan keuangan, perlakuan orang lain atau kondisi lainnya yang menjadikan mereka seperti
sekarang ini. Memang benar bahwa dalam kehidupan, kita harus menghadapi banyak hal di luar kendali kita, namun karakter Anda tidaklah
demikian. Karakter Anda selalu merupakan hasil pilihan Anda.
Ketahuilah bahwa Anda mempunyai potensi untuk menjadi seorang pribadi yang berkarakter, upayakanlah itu. Karakter, lebih dari apapun dan
akan menjadikan Anda seorang pribadi yang memiliki nilai tambah. Karakter akan melindungi segala sesuatu yang Anda hargai dalam kehidupan
13. Bangsa Indonesia telah berusaha untuk meningkatkan
kesesuaian dan mutu pendidikan karakter melalui
sekolah-sekolah, terutama Sekolah Menengah Pertama
(SMP), karena anak usia SMP sangat cocok untuk diberi
pembelajaran tentang pendidikan karakter.
Guru adalah orang tua para siswa. Karenanya, Rosulullah
melarang para orangtua (guru) mendoakan keburukan
bagi anak-didiknya. Mendoakan keburukan kepada anak
merupakan hal yang berbahaya. Dapat mengakibatkan
kehancuran anak dan masa depannya.
Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang
mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang.
14. Pemerintah harus selalu memantau atau mengawasi
dunia pendidikan, karena dari dari dunia pendidikan
Negara bisa maju dan karena dunia pendidikan juga
Negara bisa hancur, bila pendidikan sudah disalah
gunakan.
Selain mengajar, seorang guru atau orang tua juga harus
mendo’akan anak atau muridnya supaya menjadi lebih
baik, bukan mendo’akan keburukan bagi anak didiknya.
Guru harus memberikan rasa aman dan keselamatan
kepada setiap peserta didik di dalam menjalani masa-masa
belajarnya, karena jika tidak semua pembelajaran yang di
jalani anak didik akan sia-sia. Semoga karya tulis dapat
bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi pembaca.
Amiiin..