1. REFORMATA
1EDISI 161 Tahun X 1 - 31 Maret 2013
17EDISI 161 Tahun X 1 - 31 Maret 2013
T
AMPIL dalam kelompok musik Samson, Bambang Reguna Bukit atau lebih dikenal dengan Bams sempat menyita perhatian
pencinta musik Indonesia. Suaranya yang melengking dan energinya memikat banyak orang. Tapi kelompok musik ini kini
vakum dari blantika musik Indonesia. Di pelataran musik rohani, Bams jadi vokalis grup musik GMB (Giving My Best).
Bams merupakan anak pertama dari Johan Begin Bukit dan Desiree Tarigan. Beberapa tahun setelah Bams lahir, kedua orang
tuanya bercerai. Desiree kemudian menikah dengan pengacara Hotma Sitompul.
Pria muda yang pernah menempuh pendidikan musik di Elfa Secioria dan TSB serta Kursus Gitar Yamaha Musik ini sekarang
bekerja di salah satu perusahaan di Jakarta. Sembari bekerja, dia mengurus band rohani GMB dan sedang merampungkan album
solo miliknya.
Bams mengaku bila bernyanyi, bagi dia, lebih merupakan passion, bukan untuk mengumpulkan uang. Itulah sebab kevakuman
Samson. “Saya merasa mengalami stagnasi dalam arti pencarian gue lagi tidak di situ. Balik lagi, dari pertama kali keluar album
Samson, gue bilang bahwa di sini bukan tempat cari uang. Gue bisa cari uang di tempat yang lain. Menyanyi itu passion gue . Untuk
mencampurkan passion dengan komersial, itu susah,” ungkapnya di Gandaria I no 9 Jakarta Selatan, Senin (4/2/2013).
Ia menambahkan bahwa masyarakat Indonesia belum memberikan perhatian dan penghargaan yang memadai terhadap
karya musik Indonesia. “Kalau di luar mungkin, tapi di sini belum, dedikasi penikmat musik belum tinggi,” katanya.
Kini Bams telah merampungkan album solonya ber-genre pop dengan gaya Bams. Laku atau tidaknya, kata
dia, itu urusan belakang. Namun beberapa lebel banyak yang menyukai album solonya yang akan dirilis sebentar
lagi. “Dalam album solo gue bikin lagunya. Ya, selerah gue Laku ngga laku, urusannya nanti. Genre-nya lebih
ke pop. Puji Tuhan banyak lebel yang suka. Tuhan selalu memberi jalan. Apa yang gue mau, gue pasti dapat.
Tinggal album rohani saja yang belum,” tutur jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), Sumur Batu,
Jakarta ini.
Pelayanan dan pernikahan
Bams mengatakan dalam melayani Tuhan Yesus Kristus harus dengan hati yang tulus. Di dunia
pelayanan,sejujurnya lebih banyak yang membuat Anda sakit hati dibanding dunia sekuler. Namun kita
harus terus berusaha menjadikan pelayanan itu sebagai sebuah kebutuhan, bukan kewajiban. “Bernyanyi
itu bagi orang lain. Dan kalau mereka senang, berarti saya senang. Kalau mereka sedih dan kemudian
bangkit dari kesedihan karena lagu saya, itu akan memberikan kesenangan bagi saya juga, karena saya bisa
menjadi berkat,” tukasnya.
Ketika ditanya mengenai pernikahan, Bams menjawab dengan diplomatis. “Menikah itu sesuatu yang
menurut gue, nggak bisa direncanakan,” katanya.
?Andreas Pamakayo
Senggang
2. REFORMATA
2 EDISI 145 Tahun IX 1 - 30 November 2011
18 EDISI 161 Tahun X 1 - 31 Maret 2013
Sambaran Petir Warnai
Mundurnya Paus
P
ENGUNDURAN Paus Bene-
diktus XVI pada Minggu
malam (10/2/13) kemarin
ditandai sambaran petir di atas
kubah Basilika St. Petrus di
Vatikan.
Entahlah, apakah ini suatu
tanda dari Tuhan ataukah
fenomena alam biasa saja. Yang
jelas ketika Paus Benediktus
XVI menyatakan pemunduran
dirinya langit di atas gereja
Basilika begitu bergejolak.
Pikiran-rakyat.com merilis, pada
hari yang sama badai memang
tengah melanda kota Roma.
Pucuk pimpinan umat Katolik
seluruh dunia ini mengumumkan
pengunduran dirinya dalam
bahasa Latin pada pertemuan
kardinal Vatikan, Senin (11/2/13),
dikatakan ia tidak memiliki
'kekuatan pikiran dan tubuh'
untuk terus memimpin lebih dari
satu miliar umat Katolik Roma.
Pilihan untuk mundur, seperti
dilakukan Paus Benediktus
XVI adalah keputusan
yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Tidak sekalipun
ada Paus dalam sepanjang
sejarah gereja Katolik yang
mengundurkan diri karena alasan
kesehatan. Beliau disebut-
sebut sebagai Paus pertama
yang mengundurkan diri, sejak
Gregory XII pada tahun 1415.
Sejak menderita stroke
hemoragik pada tahun 1991,
kesehatan Paus Benediktus
memang tidak selalu baik.
Kondisinya pun naik-turun.
Meskipun sakitnya sempat pulih
kembali, di tahun 2009, Paus
sempat terjatuh dan menderita
luka ringan pada salah satu
pergelangan tangannya
saat berlibur di Pegunungan
Alpen. Seorang dokter yang
akrab dengan tim medis Paus
mengatakan Paus tidak memiliki
penyakit serius atau mengancam
jiwanya. Namun, kata dokter,
seperti kebanyakan pria
seusianya, Paus telah mengalami
beberapa masalah prostat, juga
menderita sendi degeneratif.
?Slawi/ Pikiran Rakyat
Berita Luar Negeri
3. REFORMATA
3EDISI 161 Tahun X 1 - 31 Maret 2013
19EDISI 161 Tahun X 1 - 31 Maret 2013
D
EMONSTRASI besar-besaran
digelar Gereja Katolik
dan masayarakat Muslim
menentang legalisasi perkawinan
kaum gay di Prancis. Umat Kristen
dan Muslim menyebut Presiden
Francois Hollande sebagai orang
yang paling bertanggungjawab
atas percepatan usulan legalisasi
Rancangan Undang-Undang
perkawinan gay, tanpa melakukan
konsultasi dan dengar pendapat
publik yang memadai terlebih
dahulu. Bulan lalu, seperti dirilis
beritasatu.com ratusan ribu orang
berdemo menentang RUU ini dan
selanjutnya akan terus digelar aksi
protes besar-besaran.
Sebulmnya Para deputi, sebutan
Kristen-Muslim Resah,
Perancis Akan Loloskan
RUU Perkawinan Gay
bagi anggota majelis, melakukan
pemungutan suara dengan hasil
249-97 memenangkan draft
pasal satu RUU tersebut yang
menyebutkan “perkawinan adalah
kesepakatan antara dua orang”,
dan bukannya “antara seorang pria
dan seorang wanita.” Redevinisi
terhadap lembaga pernikahan
“antara laki-laki dan perempuan”
menjadi kesepakatan dua orang
meskipun satu jenis kelamin,
memberi peluang besar terhadap
digolkannya RUU ini menjadi UU.
Namun demikian RUU tersebut
masih harus melewati uji parlemen
sebelum pemungutan suara
final dilakukan pada 12 Februari
mendatang.
U
MAT Kristen di Kenya
sedang berkabung. Seorang
Pendeta dari Somalia
dilaporkan dibunuh oleh kelompok
militan lokal.
Pendeta Abdi Weli dan seorang
Kristen lain ditembak mati di pasar
utama Timur kota Garissa Rabu
malam, (7/2) lalu. Keduanya
adalah pendeta aktif di antara
imigran Somalia di Kenya.
Seperti dilaporkan International
Christian Concern (ICC), sebuah
kelompok advokasi yang
memiliki hubungan dekat dengan
komunitas Kristen setempat,
insiden tersebut disinyalir terkait
pejuang dari kelompok militan
Al-Shabab, yang secara terbuka
Kelompok Militan
Diduga Bunuh Pendeta
menentang kekristenan. Al-
Shabab, yang saat ini menguasai
sebagian besar tetangga Somalia
dan aktif di beberapa bagian
dari Kenya, menuntut penerapan
bentuk pemerintahan berbasis
Syariah. Menurut Presiden ICC Jeff
Raja, "insiden ini menggambarkan
situasi yang sangat serius yang
dihadapi Kenya”.
Garissa, tempat di mana kedua
pendeta tewas, adalah tempat yang
sama terjadinya ledakan gereja
di kompleks polisi pada bulan
November, yang menewaskan
seorang pejabat polisi dan seorang
pendeta, serta melukai 13 orang
kristen lainnya.
?Slawi/ worthynews.com
Berita Luar Negeri
4. REFORMATA
4 EDISI 145 Tahun IX 1 - 30 November 2011
20 EDISI 161 Tahun X 1 - 31 Maret 2013
Andre bina
Profil
S
AAT itu usianya baru 13 tahun.
“Tolong belikan rokok pompa,”
kata Sang Ayah padanya. Ia
heran. Sebagai pengusaha, ayahnya
memiliki banyak pembantu, sopir,
pegawai yang bisa disuruh apa saja
dan kapan saja. Dan mereka semua
berada di situ. Tapi dirinyalah yang
diperintahkan untuk membeli rokok
aneh tersebut.
Menumpang oplet dia pun
berangkat ke Tanah Abang.
Menelurusi toko hingga warung
dalam gang Tanah Abang, ia tak
menemukan rokok tersebut. “Rokok
apa itu. Baru dengar namanya
sekarang ini,” kata para penjual
rokok. Ia kembali dan berkata
pada ayahnya bahwa dia tidak
menemukannya. “Kamu harus
mendapatkannya sekarang. Kalau
bisa ke arah Tanah Abang, kenapa
tidak coba ke arah kota?” kata
ayahnya.
Dengan berat hati, ia pun
kembali naik oplet ke sekitar
jalan Gajahmada, Jakarta kota.
Setelah lama mencari, bahkan
hingga ke lorong-lorong, akhirnya
dia menemukan rokok pompa itu
di sebuah pangkalan rokok yang
menyempil di sebuah lorong.
“Kamulah orang pertama yang
mencari rokok ini. Sudah lama, tak
Joel Tannos, SH,
Pantang Menyerah
Sebelum Benar-benar
Mentok ada yang membeli rokok ini,” kata
pemilik warung.
Kembali ke rumah, ayahnya
berpesan: “Kalau buat sesuatu,
jangan katakan tidak bisa kalau
belum coba benar-benar. Sampai
benar-benar mentok, baru bilang
saya tidak bisa,” pesan ayahnya.
Pengalaman pribadi itu sangat
kuat melekat dalam kehidupan
Joel Tannos, SH. Itulah salah satu
pilar nilai sukses yang ditanamkan
ayahnya padanya dan benar-
benar dilakoni penasihat hukum
dan Authorized/Sworn Translator
(penerjemah tersumpah) dari Joel
Tannos & Associates ini.
Sebagai seorang kristen yang
taat, kepada anak-anaknya, Sang
Ayah juga selalu menegaskan
bahwa tidak ada yang mungkin
di dunia ini. “Tidak ada yang
tidak mungkin kalau Tuhan mau,”
katanya selalu pada ke sebelas
anaknya, termasuk Joel.
Terobos “kebuntuan”
Lahir di Jakarta 22 Juni 1952,
anak keempat dari 11 bersaudara
ini menyelesaikan pendidikan dasar
dan menengahnya di Jakarta. SD
di Sekolah Katolik Regina Pacis
sementara SMP dan SMA di Sekolah
Kristen yang sekarang telah
berubah menjadi Penabur.
Tamat SMA, dia melanjutkan
studinya ke Fakultas Hukum
Universitas Indonesia. Hanya
dua tahun, dia kemudian ke luar
negeri. Belajar bahasa Inggris
selama setahun Inggris, suami
dari Ratna Isnasari ini lalu hijrah
ke Amerika. “Rencananya mau
ketemu Omnya, seorang profesor
nuklir yang bertugas di University of
Pennsylvania, Philadelfphia, sebuah
univeritas terbaik di Amerika,”
cerita Joel.
Tapi sang paman sudah pindah
ke tempat lain. Hanya, dengan
rekomendasi dari sang Paman, ia
mendapat kesempatan belajar di
Universitas itu. Ia pun mengambil
program D1 di English Departmen
dalam program Teaching English as
a Second Language. Ia bermaksud
untuk terus melanjutkan pendidikan
di tempat tersebut.
Tapi sesuai dengan UU yang
berlaku di sana, ia harus keluar
dari Amerika karena ia masuk
Amerika dengan visa turis, bukan
tugas belajar. Untuk mengurusnya,
dia harus kembali ke Jakarta dan
melakukan test kesehatan dan
mengurus surat lainnya, baru bisa
kembali belajar di tempat tersebut.
Diinspirasikan nasihat sang
ayah bahwa tak boleh menyerah
sebelum benar-benar mentok, ia
mencari jalan untuk bisa terus
belajar di sana, meskipun secara
legal, dia sudah harus keluar dari
sana. Melalui proses yang berbelit
dan penuh kejutan dan beraroma
mukjizat dia akhirnya ke Kanada
dan belajar di Dalhousie University,
Canada dalam bidang ekonomi
murni.
Teguh dalam prinsip
Kembali ke Indonesia, ayah dari
Disa Aditi Raissanputri Tannos, Aldis
Shanahan Raiputra Tannos dan
Nadine Demetria Rainaputri Tannos
ini lalu membuka kursus bahasa
Inggris dengan bendera Nova Scotia
School of English. “Mungkin karena
mendatangkan banyak guru dari luar
negeri dan mutunya bagus, siswanya
sangat banyak. Saking banyaknya
kelas, ada yang mulai pukul 22.00,”
katanya. Dan jemaat Gereja Betel
Eben Heizer, Wahid Hasyim ini
mengaku bangga karena melihat
perubahan signifikan dalam diri para
muridnya.
Tahun 1984, ia diangkat sumpah
menjadi penerjemah tersumpah
dan membuka “Joel Tannos, SH:
Authoerized & Sworn Translator”.
Mengawali aktivitasnya dengan
mengumumkan kehadirannya
di koran saban hari, order untuk
menerjemahkan dokumen
negara mengalir. Saat itu, banyak
perusahaan besar memakai jasa
penerjemahannya. “Ada tiga prinsip
yangharusdipegangolehpenerjemah
tersumpah, yaitu harus menjaga
rahasia klien, tidak boleh menolak
klien dan harus menggunakan hak
ingkar bila ada kasus menyangkut isi
terjemahannya,” katanya.
Banyak godaan datang, misalnya
permohonan agar ia memalsukan
atau mengganti data dalam
terjemahannya, tapi dia tak pernah
mau melakukannya. “Saya tidak mau
melakukan kesalahan karena akan
melanggar hukum dunia, dan saya
tidak akan melakukan satu dosa
karena melanggar hukum Tuhan!”
Itulah prinsip yang selalu dia pegang
dan karena itu ia menang terhadap
godaan. ?Paul Makugoru.