1. Tugas 2 Rekayasa Web membahas tentang responsive web design, bootstrap, indexing database, dan JSON.
2. Responsive web design digunakan untuk membuat tampilan website menyesuaikan dengan ukuran device, bootstrap merupakan framework untuk membangun desain web secara responsif, sedangkan indexing database dan JSON digunakan untuk mempercepat query data dan pertukaran data.
RSS (Realy Simple Syndication) merupakan salah satu Teknologi Metadata yang dapat digunakan pengguna internet untuk mengakses informasi tanpa harus mengunjungi (secara langsung) situs yang bersangkutan. RSS dapat diakses dengan pembaca RSS (RSS Reader), namun terdapat keterbatasan dimana RSS Reader hanya bisa digunakan oleh satu user saja dan selain itu pengembang web tidak dapat memasukkan web mereka ke dalam daftar RSS Reader dengan mudah karena harus meminta persetujuan dari Pembuat RSS Reader tersebut.
1. 1
TUGAS 2 REKAYASA WEB
NAMA : RIAN SAPUTRA
NIM : 1211510639
DOSEN : ANDRY SUNANDAR
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS BUDI LUHUR
JAKARTA 2015
2. 2
1. Responsive Web Design
Responsive Web Design adalah sebuah teknik yang digunakan untuk membuat layout
website menyesuaikan diri dengan tampilan device pengunjung, baik ukuran maupun
orientasinya. Jadi tampilan yang berada di desktop komputer dengan tampilan yang diakses
melalu SmartPhone misalnya, itu akan berbeda tampilannya. Responsive Web Design Untuk
mengetes tampilan yang menggunakan teknik Responsive tersebut tidak harus mengaksesnya
melalui mobile device ataupun device lainnya, namun cukup dengan meminimize browser
saja ke dalam ukuran mobile device yang diinginkan, kita sudah dapat melihat tampilan
website kita pada layar mobile device.
a. Kelebihan dan Keukrangan
Teknik ini sudah mulai banyak digunakan dikalangan web desainer luar maupun
lokal dan memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah penghematan penggunaan sub
domain, yang tadinya kalau mengakses harus menggunakan kata “mobile” atau “m” didepan
domainnya, sekarang cukup dengan mengetik nama domainnya saja dan tampilan akan
menyesuaikan dengan device yang digunakan. Keuntungan yang paling utama tentu saja
dapat mengurangi jumlah development menjadi satu saja untuk dipakai semua devices. Lalu
kelemahan dari teknik ini adalah jika digunakan pada website yang bertujuan untuk
menampilkan gambar saja, seperti website fotografi misalnya. Resource gambar yang diload
oleh device kita akan sama dengan yang diload dikomputer kita. Untuk itu kita perlu
memperhatikan apakah website yang kita buat cocok untuk dipakaikan teknik Responsive ini.
3. 3
2. Bootstrap
Bootstrap merupakan sebuah Framework CSS, yang menyediakan kumpulan
komponen-komponen antarmuka dasar pada web yang telah dirancang sedemikian rupa
untuk digunakan bersama-sama. Selain komponen antarmuka, Bootstrap juga menyediakan
sarana untuk membangun layout seperti HTML, CSS dan Javascript siap pakai dan mudah
untuk dikembangkan.
Bootstrap berfungsi untuk membangun desain web secara responsif. Artinya,
tampilan web yang dibuat oleh bootstrap akan menyesuaikan ukuran layar dari browser yang
kita gunakan baik di desktop, tablet ataupun mobile device. Fitur ini bisa diaktifkan ataupun
dinon-aktifkan sesuai dengan keinginan kita sendiri. Sehingga, kita bisa membuat web untuk
tampilan desktop saja dan apabila dirender oleh mobile browser maka tampilan dari web
yang kita buat tidak bisa beradaptasi sesuai layar. Dengan bootstrap kita juga bisa
membangun web dinamis ataupun statis. Halaman dengan mudah dan rapi, serta modifikasi
pada tampilan dasar HTML untuk membuat seluruh halaman web yang dikembangkan
senada dengan komponen-komponen lainnya. Mengutip pengembang yang menciptakan
Bootstrap, Bootstrap dibuat untuk memberikan sekumpulan perangkat yang dapat digunakan
untuk membangun website sederhana dengan mudah.
3. Indexing Database
Index Database adalah sebuah objek sistem database yang dapat mempercepat proses
pencarian (query) data. Penggunaan index pada database merupakan salah satu teknik
pembuatan database yang baik. Hal ini terutama sangat berguna pada implementasi database
dengan skala VLDB (Very Large Database) atau OLDB (Online Large Database).
Saat database dibuat tanpa menggunakan index, maka kinerja server database dapat
menurun secara drastis. Hal ini dikarenakan resource komputer banyak digunakan untuk
4. 4
pencarian data atau pengaksesan query SQL dengan metode table-scan. Index pada kolom-
kolom tabel database mempunyai fungsi seperti indeks kamus atau buku. Hal ini membuat
pencarian data akan lebih cepat dan tidak banyak menghabiskan resource komputer.
Index merupakan struktur data tersendiri yang tidak bergantung kepada struktur tabel.
Setiap index terdiri dari nilai kolom dan penunjuk (atau ROWID) ke baris yang berisi nilai
tersebut. Penunjuk tersebut secara langsung menunjuk ke baris yang tepat pada tabel,
sehingga menghindari terjadinya full table-scan. Akan tetapi lebih banyak index pada tabel
tidak berarti akan mempercepat query. Semakin banyak index pada suatu tabel menyebabkan
kelambatan pemrosesan perintah-perintah DML (Data Manipulation Language), karena
setiap terjadi perubahan data maka index juga harus disesuaikan.
Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa index diperlukan:
Kolom sering digunakan dalam klausa WHERE atau dalam kondisi join
Kolom berisi nilai dengan jangkauan yang luas
Kolom berisi banyak nilai null
Beberapa kolom sering digunakan dalam klausa WHERE atau dalam kondisi join
Tabel berukuran besar dan sebagian besar query menampilkan data kurang dari 2-4%.
Perlu kita perhatikan bahwa terdapat beberapa kondisi dimana tidak diperlukan kehadiran
index, yaitu ketika:
Table kecil
Kolom tidak sering digunakan sebagai kondisi dalam query
Kebanyakan query menampilkan data lebih dari 2-4% dari seluruh data
Table sering di-update
5. 5
4. JSON (Javascript Object Notation)
JSON (JavaScript Object Notation) adalah format pertukaran data yang ringan,
mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate)
oleh komputer. Format ini dibuat berdasarkan bagian dari Bahasa Pemprograman JavaScript,
Standar ECMA-262 Edisi ke-3 - Desember 1999. JSON merupakan format teks yang tidak
bergantung pada bahasa pemprograman apapun karena menggunakan gaya bahasa yang
umum digunakan oleh programmer keluarga C termasuk C, C++, C#, Java, JavaScript, Perl,
Python dll. Oleh karena sifat-sifat tersebut, menjadikan JSON ideal sebagai bahasa
pertukaran-data.
Format JSON sering digunakan untuk mentransmisikan data terstruktur melalui suatu
koneksi jaringan pada suatu proses yang disebut serialisasi. Aplikasi utamanya adalah pada
pemrograman aplikasi web AJAX dengan berperan sebagai alternatif terhadap penggunaan
tradisional format XML.
Walaupun JSON didasarkan pada subset bahasa pemrograman JavaScript (secara
spesifik, edisi ketiga standar ECMA-262, Desember 1999 [1]) dan umumnya digunakan
dengan bahasa tersebut, JSON dianggap sebagai format data yang tak tergantung pada suatu
bahasa. Kode untuk pengolahan dan pembuatan data JSON telah tersedia untuk banyak jenis
bahasa pemrograman. Situs json.org menyediakan daftar komprehensif pengikatan JSON
yang tersedia, disusun menurut bahasa. JSON terbuat dari dua struktur:
Kumpulan pasangan nama/nilai. Pada beberapa bahasa, hal ini dinyatakan sebagai objek
(object), rekaman (record), struktur (struct), kamus (dictionary), tabel hash (hash table),
daftar berkunci (keyed list), atau associative array.
6. 6
Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Pada kebanyakan bahasa, hal ini
dinyatakan sebagai larik (array), vektor (vector), daftar (list), atau urutan (sequence).
Struktur-struktur data ini disebut sebagai struktur data universal. Pada dasarnya,
semua bahasa pemprograman moderen mendukung struktur data ini dalam bentuk yang sama
maupun berlainan. Hal ini pantas disebut demikian karena format data mudah dipertukarkan
dengan bahasa-bahasa pemprograman yang juga berdasarkan pada struktur data ini.