SlideShare a Scribd company logo
KARYA TULIS ILMIAH
GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR ORAL GLUKOSA
TES TOLERANSI (OGTT) PADA KELUARGA
DIABETES MELITUS
NOFI SRIYANTI M.NIU
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
ii
GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR ORAL GLUKOSA
TEST TOLERANSI (OGTT) PADA KELUARGA
DIABETES MELITUS
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
Mendapatkan gelar ahli madya analis kesehatan (A.Md.Kes)
NOFI SRIYANTI M. NIU
NIM AKM1016023
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
2019
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji KTI
Ujian Akhir Program Akademik T.A 2018/2019 dan disetujui untuk diperbanyak
sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar pada Program Studi Teknologi
Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar.
Tim Pembimbing
Pembimbing II Pembimbing I
dr. Ani Kartini, Sp.PK.,M.Kes Dr. Wa Ode Rustiah ,S.Si.,M.Si.
NUP. 9900980471 NIDN. 0930017902
Menyetujui, Mengetahui,
Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Program Studi
Muhammadiyah Makassar
Dr.H.Effendy Rasiyanto,M.Kes Nurul Ni’ma Azis,S.ST.,M.Kes
NBM. 1156986 NBM. 1156987
iv
PENGESAHAN TIM PENGUJI
NAMA : NOFI SRIYANTI M. NIU
NIM : AKM1016023
JUDUL KARYA TULIS : GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR ORAL
GLUKOSA TEST TOLERANSI (OGTT) PADA
KELUARGA DIABETES MELITUS
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan dihadapan Dewan
Penguji KTI Ujian Akhir Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar pada hari, Selasa 21 Mei
2019
Penguji I : Andi Farmawati Muharram, S.Si., M. Kes …………………...
Penguji II : Dr. Wa Ode Rustiah, S.Si., M.Si. ……………………
Penguji III : dr. Ani Kartini, Sp.Pk.,M.Kes .…………………...
Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Program Studi
Muhammadiyah Makassar
dr. H. Effendy Rasiyanto, M.Kes Nurul Ni’ma Azis, S.ST., M.Kes
NBM : 1156986 NBM : 1156987
v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
rahmat-Nya dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah “Gambaran pemeriksaan
kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga penderita diabetes
melitus”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
kedua orang tua tercinta ayahanda Muten S. Niu dan ibunda tercinta
Tugiyem, serta adikku Ayu Astika M. Niu atas segala pengorbanan,
kesabaran dan doa dalam membesarkan dan mendidik penulis tanpa
mengeluh dan merasa bosan.
Demikian pula mengucapkan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan
penghargaan yang tak terhingga, kepada:
1. Bapak dr. H. Effendy Rasiyanto, M.Kes sebagai Direktur
Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Wa Ode Rustiah, S.Si.,M.Si selaku pembimbing I dan ibu dr.
Ani Kartini, Sp.PK.,M.Kes selaku pembimbing II yang juga
banyak memberikan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
3. Ibu Andi Fatmawati Muharram, S.Si.,M.Kes selaku penguji
yang telah memberikan saran, masukkan dan kritikan yang
berharga dalam usaha penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
vi
4. Selutuh dosen dan staf Politieknik Kesehatan Muhammadiyah
Makassar jurusan D.III analis kesehatan
5. Keluarga Alkana16 yang selama 3 tahun bersama-sama
6. Teman seperjuangan dan seperantauan yang selalu menyupport,
Siti Muslimah H. Hubulo, Novita Rahman, Dewi Lamusu,
Herlina Rezky Suryanty, Nurahima Jalal, Tri Utami, Yuman
Dantuma dan lainya belum sempat dituliskan.
7. Adik-adik saya yang selalu membantu, Indah Nurhayati, Ai
kasiyati, Tariyanti Kai , Siti Nirnala Kai, Misnah Pulukadang,
Nuning, Riskawati, dan lainya.
8. Semua pihak yang mendukung.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memudahkan setiap
langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan
kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin.
Makassar, 25 April 2019
Penulis,
Nofi Sriyanti M. Niu
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGAJUAN JUDUL ...............................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI.................................................................iv
KATA PENGANTAR .................................................................................v
DAFTAR ISI ............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................ix
DAFTAR TABEL.......................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xi
ABSTRAK...............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................3
C. Tujuan penelitian.............................................................................4
D. Manfaat penelitian...........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5
A. Tinjauan Umum Diabetes melitus....................................................5
B. Tinjauan Umum Glukosa...............................................................10
C. Tinjauan Umum OGTT ..................................................................14
D. Kerangka Konseptual ....................................................................16
viii
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................18
A. Jenis penelitian .............................................................................18
B. Tempat dan waktu penelitian.........................................................18
C. Populasi dan sampel .....................................................................18
D. Teknik pengambilan sampel..........................................................19
E. Variabel penelitian.........................................................................19
F. Definisi operasional.......................................................................19
G. Prosedur kerja...............................................................................20
H. Kerangka Oprasional.....................................................................24
I. Analis Data....................................................................................24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................25
A. Hasil Penelitian .............................................................................25
B. Pembahasan.................................................................................26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................30
A. Kesimpulan ...................................................................................30
B. Saran ............................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................31
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gamabar 1. Kerangka Konseptual...........................................................17
Gamabar 2. Kerangka Oprasional ...........................................................24
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi....................25
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .............................................................34
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ................................................35
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian............................................................36
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian .......................................................37
xii
ABSTRAK
NOFI SRIYANTI M. NIU. Gambaran Pemeriksaan Kadar Oral Glukosa
Tes Toleransi (OGTT) Pada Keluarga Diabetes Melitus (Dibimbing oleh
Wa Ode Rusiah dan dr. Ani Kartini ).
Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok kelainan metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi
insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya. Faktor resiko diabetes
melitus diantaranya adalah umur dan faktor genetik. Salah satu diagnosis
awal gangguan glukosa dalam darah dilakukan pemeriksaan tes toleransi
glukosa oral (OGTT). Tujuan penelitian ingin mengetahui gambaran
pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga
diabetes melitus. Jenis penelitian bersifat eksperimental laboratorik,
dengan memberikan beban glukosa 75gr pada 10 orang keluarga dengan
kriteria salah satu orangtua penderita diabetes melitus. Menggunakan
metode test strip. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 10 sampel
ditemukan 1 sampel yang mengalami diabetes melitus dan 3 sampel
prediabetes melitus.
Kata Kunci: TTGO, Diabetes melitus
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat
kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya.
Diabetes melitus (DM) atau juga disebut diabetes merupakan
penyakit gangguan metabolik menahun akibat pangkreas tidak
memproduksi cukup insulin ataupun tubuh tidak dapat menggunakan
insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang
mengatur keseimbangan yang bersifat kronik dimana terjadi
peningkatan yang tidak terkendali dari konsentrasi glukosa didalam
darah (hiperglikemia) (Wijaya, 2018).
Menurut Depkes (2005), tingginya prevalensi diabetes melitus
tipe 2 disebabkan oleh faktor resiko yang tidak dapat berubah
misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik. Yang kedua adalah
faktor resiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok, tingkat
pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, Indeks Masa
Tubuh (IMT), lingkar pinggang dan umur (Azriful,dkk 2018).
Pada tahun 2015 Indonesia berdiri pada posisi ketujuh dengan
jumlah penderita sebanyak 10 juta jiwa. Jumlah penderita DM ini
diperkirakan akan meningkatkan pada tahun 2040, yaitu sebanyak
2
16,2 juta jiwa penderita, dapat diartikan bahwa akan terjadi
peningkatan penderita sebanyak 65,2% dari tahun 2015 sampai
2040. Indonesia juga merupakan negara ketiga yang jumlah orang
dengan gangguan toleransi glukosa (20-79 tahun) pada tahun 2015
yaitu sebesar 29 juta jiwa orang (Azriful,dkk 2018).
Peningkatan jumlah DM paling besar di Indonesia berada di
Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 2,6%. Kasus diabetes atau
biasa juga disebut sebagai kencing manis berkisar antara 1,0%
sampai 6,1% yang tersebar di 25 kabupaten kota. Kasus kencing
manis paling banyak ditemukan di kabupaten/kota Tanah Toraja
(6,1%) Makassar (5,3%) dan Luwu (5,2%). Diabetes di Sulawesi
Selatan paling banyak ditemukan pada usia 55-74 (13,4%)
(Azriful,dkk 2018).
Adanya peningkatan pravelensi Diabetes melitus pada keluarga
penderita DM dibandingkan dengan populasi pada umumnya
menimbulkan dugaan bahwa faktor genetik memegang peran
penting dalam etiologi Diabetes melitus. Bukti adanya heterogenitas
genetik sebagai penyebab diabetes melitus adalah adanya berbagai
macam sindrom genetik tertentu akibat mutasi pada bermacam-
macam lokus genetiknya (Wijaya, 2018).
Faktor genetik tampaknya lebih menonjol pada NIDDM (Non-
Insulin Dependent Diabetes Melitus) jika dibandingkan dengan IDDM
(Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Cara pewarisan adalah
3
dominan autosomal, karena 85% penderita NIDDM mempunyai
orangtua penyandang DM. Menurut penelitian (Tattersall dalam
Creutzfeldt et al, 1976) didapatkan 46% NIDDM menujukan transmisi
vertikal sampai 3 generasi (Wijaya, 2018).
Berdasarkan penjelasan diatas, sehingga peneliti tertarik untuk
melakukan uji screning oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada
keluarga Diabetes mellitus, OGTT memiliki kelebihan yaitu dapat
menyimpulkan suatu data mengenai resiko seseorang memiliki
diabetes atau sudah memiliki diabetes melitus. Apabila kadar
glukosa melebihi normal tetapi tidak cukup tinggi untuk disebut
diabetes maka keadaan ini disebut pre-diabetes. Pre-diabetes
merupakan sebuah kondisi yang bisa menjadi penyakit diabetes
melitus tipe 2. Diabetes melitus bisa menjadi awal berbagai masalah
kesehatan sehingga lebih baik melakukan pencegahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan,
permasalahan yang dijadikan penelitian ini adalah “Bagaimana
gambaran pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT)
pada keluarga DM?”
4
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar oral glukosa tes
toleransi (OGTT) pada keluarga Diabetes melitus.
2. Tujuan Khusus
Menentukan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) generasi
pertama pada salah satu orangtua penderita diabetes melitus.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Bagi Masyarakat
Memberikan informasi bagi masyarakat dan menambahkan
pengetahuan tentang penyakit Diabetes melitus serta meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat.
2. Manfaat Bagi Akademi
Sebagai masukan pihak Akademik dalam melakukan
pembelajaran khusunya tentang Gambaran pemeriksaan kadar Oral
Glukosa Tes Toleransi (OGTT).
3. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai media pembelajaran dalam penelitian dan menambah
wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
selama kuliah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Diabetes melitus
1. Definisi Diabetes melitus
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mengganggu
kemampuan tubuh untuk menggunakan sari-sari makanan secara
efesien. Hormon insulin yang diproduksi di pankreas membantu
tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi. Diabetes terjadi
bila satu dari kondisi ini terjadi, pankreas gagal memproduksi insulin.
Diabetes Mellitus akan berdampak terhadap kualitas sumber
daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar.
Oleh sebab itu sangat diperlukan program pengendalian DM tipe 2.
DM tipe 2 bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan
dengan mengendalikan faktor resiko (Wijaya, 2018).
2. Klasifikasi Diabetes melitus
Klasifikasi Diabetes mellitus dibagi menajdi diabetes tipe 1, tipe
2, dan diabetes gestasional. DM tipe 1, dulu disebut insulin-
dependent atau adult-onset diabetes, disebabkan penggunaan
insulin yang kurang efektif oleh tubuh. DM tipe 2 merupakan 90%
dari keseluruhan jumlah diabetes. Sedangkan diabetes gestasional
adalah penyakit hiperglikemia yang didapat saat kehamilan.
6
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel beta
dalam pankreas yang bertuga mengsekresi insulin dipercaya
bahwa paling tidak pada awal mulanya penyakit kekebalan tubuh
disebabkan oleh racun atau virus kejadian ini mendorong sistem
kekebalan tubuh untuk menyerang pankreas. Sel-sel dalam
pankreas mengalami kerusakan karena serangan tersebut dan
tidak dapat lagi memproduksi insulin.
Gejala awal diabetes tipe 1 meliputi rasa lapar dan haus
berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab sering
pembuangan air kecil, penglihatan kabur, kelelahan, dan infeksi
kronis, serangan diabetes tipe 1 dapat mengakibatkan kejang,
kebingungan, napas berbau buah, dan ketidak sadaran.
b. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 yaitu suatu penyakit metabolisme tubuh.
Penderita diabetes tipe 2 dapat menghasilkan insulin tetapi
insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja
sebagaimana mestinya didalam tubuh. Diabetes tipe 2 sering
dijumpai pada pria maupun wanita yang berusia lebih dari 40
tahun yang memiliki kelebihan berat badan. Diabetes tipe 2
dapat menjadi gerbang bagi berbagai penyakit yang dapat
mengancam kehidupan. Yang tersebar diantaranya adalah
meningkatnya resiko terhadap kemungkinan berkembangnya
7
penyakit jantung koroner atau sering disebut CAD. CAD adalah
penyebab kematian terbesar bagi penderita Diabetes melitus.
c. Diabetes pada kehamilan
Diabetes pada kehamilan adalah diabets yang muncul
hanya pada saat kehamilan disebut sebagai diabetes tipe gestasi
atau sestational diabetes. Keadaan ini terjadi karena
pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil yang
mengakibatkan resintensi insulin. Diabetes semacam ini terjadi
pada 2-5% kehamilan. Diketahui pada kehamilan bulan ke empat
ke atas. Kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan terakhir
kehamilan). Setelah persalinan pada umumnya glukosa darah
akan kembali normal. (D’ Adamo peter J dkk, 2006 6-7)
3. Diagnosis Diabetes Melitus
Beberapa langkah yang dianjurkan untuk ditegakkannya
diagnosa yaitu :
a. Adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan terutama sering
buang air kecil, merasa cepat haus, cepat merasa lapar,
berat badan menurun tanpa diketahui sebabnya. Dan luka
dibadan yang lama penyembuhannya.
b. Nilai gula darah melebihi 140 mg/dl (7,7 Mol/L)
c. Pemeriksaan urin menujukan adanya kandungan glukosa
(gula) dalam urin.
8
Dengan ketiga gambaran keluhan dan pemeriksan diatas,
seseorang disarankan untuk pemeriksaan yang lebih fokus, yaitu
dengan melakukan pemeriksaan kadar gula puasa dan 2 jam setelah
puasa.
Apabila gula darah puasa (fasting blood sugar (FBS) >126
mg/dl dan 2 jam setelah puasa (random blood sugar (RBS) >140-200
mg/dl, maka disebut Pre-diabetes. Namun jika >200 mg/dl dapat
didiagnosa diabetes.
Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes
toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya
pada wanita hamil, hal ini untuk mendeteksi diabetes yang sering
terjadi pada wanita hamil (Wijaya, 2018).
4. Faktor Risiko Diabetes Melitus
Faktor resiko yang tidak dapat diubah pada DM baik tipe 1
maupun DM tipe 2 meliputi umur ≥45 tahun, etnik, riwayat keluarga
dengan DM (first degree relativeiI), riwayat melahirkan bayi dengan
berat badan lahir bayi >400 gram atau riwayat pernah menderita DM
gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg).
Faktor resiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan
IMT ≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm
pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan
diet tidak sehat.
9
Faktor lain yang terkait dengan resiko diabetes adalah
penderita Polycystic Ovary Sindrom (PCOS), penderita sindrom
metabolik memiliki riwayat toleranasi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki
riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau PAD
(Peripheral Arterial Disease), konsumsi alkohol, faktor stres,
kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan kafien
(Trisnawati et, al. 2013).
5. Faktor Genetik pada Diabetes Melitus
Faktor genetik heterogenitas genetik sebagai penyebab
Diabetes Melitus adalah adanya berbagai macam sindrom genetik
tertentu akibat mutasi pada bermacam-macam lokus genetiknya.
NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) merupakan
kelainan yang paling sering (NDG, 1979). Hal ini dibuktikan dengan
data yang menyebutkan bahwa prevalensi DM di seluruh dunia
meningkat secara dramatis dalam tiga dekade terakhir, dari sekitar
30 juta kasus pada tahun 1985 menjadi 382 juta kasus pada tahun
2013.
Faktor genetik tampaknya lebih menonjol pada NIDDM (Non-
Insulin Dependent Diabetes Melitus) jika dibandingkan dengan IDDM
(Insulin Dependdent Diabetes Melitus). Cara pewaris adalah
dominan autosomal, karena 85% penderita NIDDM mempunyai
orangtua penyandang DM. Menurut penelitian (Tattersal dalam
10
Creutzfeldt et al, 1976) didapatkan 46% NIDDM menujukan transmisi
vertikal sampai 3 generasi (Wijaya, 2018).
B. Tinjauan Umum Glukosa
1. Definisi Glukosa
Glukosa darah adalah konsentrasi gula dalam darah, atau
tingkat glukosa serum diatur ketat dalam tubuh. Glukosa yang
dialirkan dalam darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel
tubuh. Glukosa adalah bahan bakar utama bagi kebanyakan
jaringan. Pada keadaan pasca penyerapan, kadar glukosa darah
dipertahankan antara 4,5-5,5 mmol/L. Setelah mengonsumsi
karbohidrat, kadar tersebut dapat meninggkat menjadi 6,7-
7,2mmol/L, dan pada saat kelaparan kadarnya dapat turun menjadi
3,3-3,9 mmol/L. (Mufidah, 2016).
2. Fungsi Glukosa
Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme yang
berfungsi sebagai sumber energi utama yang dikontrol oleh insulin.
Kelebihan glukosa diubah menjadi glikogen yang akan disimpan
didalam hati dan otot untuk cadangan jika diperlukan. Peningkatan
kadar glukosa darah terjadi pada penderita Toleransi Glukosa
Terganggu (TGT), Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) dan
Diabetes Melitus (DM).
11
3. Kadar Glukosa
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan
meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.
Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam
sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl darah. Kadar gula darah
baiasanya kurang dari 120-140 mg/dl pada 2 jam setelah makan
atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat
lainya (Wijaya, 2018).
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara
ringan tetapi bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-
orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan gula darah setelah
makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan
insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih
lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan
(Guyton, 2008).
Ukuran keadaan glukosa darah menurut patokan Indonesia:
a. Kadar Glukosa Darah Normal (Normogkycamia)
Normoglycamia adalah kondisi dimana kadar glukosa darah
yang ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang
menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit
jantung dan pembuluh darah.
12
b. IGT (Impairing Glucose Tolerance)
IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang
mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada
kasus yang menunjukan kadar gula darah dapat kembali ke
adaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk
dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit
jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita
diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya
kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadi kekebalan
jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.
c. IFG (Impairing Fasting Glucose)
Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula
darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110m/dl. IFG sendiri
mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas
penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat
memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan
mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati ke dalam
darah.
4. Jenis Pengukuran Kadar Glukosa
Pemeriksaan yang dilakukan terhadap glukosa darah antara
lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa
darah sewaktu (GDS) dan glukosa 2 jam setelah makan. (Darwis,
2005).
13
a. Glukosa Darah Puasa
Tes ini dilakukan dengan mengambil darah. Pasien
diminta untuk melakukan puasa sebelum melakukan tes
untuk menghindari adanya peningkatan gula darah lewat
makanan yang mempengaruhi hasil tes. Puasa dilakukan
selama 8-14 jam sebelum melakukan tes. Untu orang yang
berusia tua (65 tahun ke atas), puasa adalah hal yang wajib
diperhatikan karena kadar glukosa meningkat lebih tinggi
pada usia tersebut. (Rudy Bilous & Richard Donelly, 2015)
Hasil yang bisa dilihat dari tes ini adalah sebagai
berikut :
1. Jika kadar yang ditunjukan dalam hasil adalah 70 mg/dl
sampai 99 mg/dl maka orang tersebut memiliki kadar gula
normal dan tidak terserang dibetes.
2. Jika kadar yang ditunjukan 100 mg/dl sampai 126 mg/dl,
maka kemungkinan orang tersebut terkena penyakit
diabetes (pre-Diabetes)
3. Jika kadar gula lebih dari 126mg/dl, maka ia terkena
penyakit diabetes
4. Jika kadar gula kurang dari 70mg/dl, maka orang tersebut
menderita hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi
dimana kadar glukosa dalam darah amat rendah dan
14
berbahaya. Ada kalanya penyebabnya adalah
penggunaan obat diabetes secara berlebihan.
b. Glukosa Darah Sewaktu
Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan
sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan
terakhir (Widijanti, 2006)
c. Glukosa 2 Jam Setelah Makan
Pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah
pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien
menyelesaikan makan. (DepkesRI, 1999)
C. Tinjauan Umum OGTT
1. Definisi OGTT
Oral Glukosa Tes Toleransi (OGTT) atau tes toleransi glukosa
oral adalah tes yang berfungsi untuk mengukur kemampuan zat gula
(glukosa) yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh.
Tes toleransi glukosa oral juga berfungsi untuk mendiagnosis
prediabetes dan diabetes, terutama diabetes pada masa kehamilan
(gestational diabetes) (Wijaya, 2018).
2. Kriteria Diagnosis
Toleransi glukosa dapat dikaterorikan menjadi tiga kategori
besar yaitu hemostatis glukosa, hemostatis glukosa terganggu, dan
DM. Toleasni glukosa dapat diukur menggunakan GDP, glukosa
darah 2 jam pasca TTGO, atau nilai HbA1c. Nilai GDP <100 mg/dL,
15
nilai gula darah 2 jam pasca TTGO <140 mg/dl, dan nilai HbA1c
<5,7% menujukan toleransi glukosa normal (Wijaya, 2018).
Homeostatis glukosa terganggu didefinisikan sebagai
konsentrasi GDP antara 100-125 mg/dl yang disebut juga sebagai
GDP terganggu, konsentrasi gula darah 2 jam pasca TTGO antara
140-199 mg/dl yang disebut juga sebagai toleransi glukosa
terganggu, atau nilai HbA1c antara 5,7-6,4%. Keadaan ini disebut
juga sebagai keadaan prediabetes, peningkatan risiko diabetes, atau
hiperglikemia sedang. Individu yang masuk dalam kategori ini
memiliki risiko mengidap DM yang lenih tinggi, namum tidak semua
akan berkembang menjadi Diabetes melitus (Wijaya, 2018).
DM ditegakan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah.
Gejala khas pada DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan. Gejala lain yang dapat muncul antara lain
lemah badan, kesemutan mata kabur, serta pruritus vulvae pada
wanita. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
gejala-gejala tersebut. (PERKENI), 2015)
Tes Toleransi glukosa oral merupakan tes yang digunakan
untuk menegakan diagnosis DM saat level glukosa darah kurang
tegas, saat kehamilan, atau untuk skrining DM maupun TGT. Subyek
yang akan melakukan pemeriksaan TTGO tetap makan seperti
kebiasaan sehari-hari dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti
biasa tiga hari sebelum pemeriksaan. Subyek yang diperiksa harus
16
berpuasa setidaknya 8 jam yang dapat dimulai pada malam hari,
namun tetap diperbolehkan minum air putih tanpa gula (Wijaya,
2018).
Subyek kemudian akan diperiksa GDP-nya pada pagi hari
setelah puasa. Selanjutnya subjek diberikan glukosa 75 gram (orang
dewasa) atau 1,75 gram/kg BB (anak-anak) yang dilanjutkan ke
dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit. Pasien harus
berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah 2 jam
setelahnya. Selama pemeriksaan ini, subyek yang diperiksa tetap
beristirahat dan tidak merokok (Wijaya, 2018).
D. Kerangka Konseptual
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (ADA,
2014).
Resistensi insulin dapat didefinisikan sebagai penurunan
responsivitas jaringan terhadap insulin. Hepar, otot rangka, dan
jaringan lemak merupakan jaringan utama dimana resistensi insulin
terjadi pada keadaan toleransi glukosa terganggu (Masharani and
German, 2011).
17
Secara skematis kerangka pikir rencana penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Salah Satu Orangtua Dengan DM
Darah Kapiler
Pemeriksaan Glukosa Puasa
Pemeriksaan 2 Jam PP
Beban Glukosa
Gamabar 1. Kerangka Konseptual
Generasi Pertama
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimental laboratorium, yang bertujuan untuk memberikan
informasi interprestasi hasil tentang kadar oral glukosa tes toleransi
(OGTT) pada keluarga diabetes melitus.
Penelitian eksperimental laboratorium adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu
perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti (Natoatmojo,
2002) .
B. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik DIII
Teknologi Laboratorium Medis.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8-18 April 2019.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga generasi
pertama pada keluarga diabetes melitus.
19
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah generasi pertama dari salah
satu orangtua penderita diabetes melitus dengan menggunakan
darah kapiler, besaran sampel sebanyak 10 orang.
D. Teknik pengambilan sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
purpossive sampling, dengan kriteria yaitu sampel pada keluarga
diabetes melitus.
E. Variabel penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pada keluarga diabetes
melitus.
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemeriksaan kadar
oral glukosa tes toleransi (OGTT) generasi pertama pada keluarga
diabetes melitus.
F. Definisi operasional
Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat
sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya.
Oral glukosa tes toleransi (OGTT) merupakan tes sensitif untuk
evaluasi DM yang masih diragukan dengan metode pemberian
beban glukosa
20
G. Prosedur kerja
1. Pra Analitik
a. Persiapan sampel
Sampel yang akan digunakan adalah darah kapiler yang
diambil generasi pertama dari salah orangtua penderita diabetes
melitus.
Kriteria sampel sebagai berikut :
1. keluarga yang sudah di diagnosis mengalami diabetes
melitus.
2. Keturunan pertama dari orangtua penderita diabetes melitus.
b. Pengambilan sampel
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, cuci tangan
dan pakai sarung tangan, memijit-mijit ujung jari manis atau
tengah kemudian melakukan sterilisasi dengan kapas alkohol
70%, menusuk jari manis atau tengah menggunakan lancet
dengan posisi tegak lurus, mengusap darah yang pertama kali
keluar, meneteskan 1 tetesan darah yang keluar pada test strip.
c. Pembuatan beban glukosa 75 gram
Timbang beban glukosa 75 gram menggunakan alat neraca
analitik, beban glukosa yang telah ditimbang di masukkan
kedalam air 200ml, aduk sampai gula tersebut larut.
21
d. Alat dan bahan
Alat yang akan digunakan adalah lancet, pen lanset kapas
alkohol, glukosa meter, handscoon, gelas, sendok, dan alat tulis.
Bahan yang akan digunakan adalah beban glukosa 75 gram,
Air 200ml, darah kapiler, alkohol.
2. Analitik
Metode : Purpossive sampling
Prosedur kerja :
a. Siapkan alat dan bahan yanga akan digunakan, melakukan
penjelasan kepada subjek penelitian.
b. Meminta subjek untuk tetap makan seperti kebiasaan sehari-
hari (dengan karbohidrat cukup) dan tetap melakukan
kegiatan jasmani seperti biasa selama 3 hari sebelum
pemeriksaan serta meminta subjek untuk tetap beristirahat
dan tidak merokok selama pemeriksaan.
c. Meminta subjek untuk berpuasa selama 10-12 jam (mulai
malam hari) sebelum pemeriksaan, namun tetap memperoleh
subjek untuk minum air putih tanpa gula.
d. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan untuk
pemeriksaan GDP (gula darah puasa)
e. Membersihkan ujung jari tangan subjek yang akan diambil
darahnya dengan kapas alkohol
22
f. Menusuk ujung jari tangan subjek dengan lancet
menggunakan autoclik untuk mengeluarkan darah
g. Menempelkan tetesan darah yang keluar ke test strip yang
sudah dipasang pada alat.
h. Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar observasi sebagai
data hasil pemeriksaan GDP.
i. Memberikan beban glukosa 75 gram yang sudah dilarutkan
dalam air sebanyak 200 ml kepada subjek dan meminta
untuk meminum larutan tersebut dalam waktu 5 menit.
j. Meminta subjek berpuasa lagi selama 2 jam setelah
meminum larutan beban glukosa.
k. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan untuk
pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (OGTT)
l. Membersihkan ujung jari tangan subjek dengan kapas alkohol
m. Menusuk ujung jari tangan subjek dengan lancet
menggunakan autocklik untuk mengeluarkan darah.
n. Menempelkan tetesan darah yang keluar ke test strip yang
sudah dipasang pada alat.
o. Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar observasi sebagai
data hasil pemeriksaan GD2jamPP atau GD 2 jam setelah
pemberian beban glukosa.
23
3. Pasca analitik
1. Interprestasi hasil
a. Gula darah sewaktu
Normal : di bawah 200 mg/dl
Diabetes : lebih dari 200 mg/dl
b. Gula darah puasa
Normal : di bawah 100 mg/dl
Prediabetes : 100-125 mg/dl
Diabetes : lebih dari 126 mg/dl
c. Gula darah oral glukosa tes toleransi (OGTT)
Normal : kurang dari 140 mg/dl
Prediabetes : 140-199
Diabetes : lebih dari 200 mg/dl
24
H. Kerangka Oprasional
Generasi pertama keluarga DM
Pengambilan Darah Kapiler
Pemeriksaan Glukosa Dengan Glukometer
Hasil
Analis Data
Pembahasan
Kesimpulan
Gamabar 2. Kerangka Oprasional
I. Analis Data
Analis Data yang dilakukan adalah dengan menyajikan hasil
penelitian dalam bentuk tabel dan dinarasikan secara deskriptif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian “Gambaran kadar oral glukosa tes toleransi
(OGTT) pada keluarga diabetes melitus” menggunakan metode test strip.
Dengan subjek penelitian pada keluarga penderita diabetes melitus
sebanyak 10 orang dengan rentang usia 18 sampai 30 tahun.
Dari 10 keluarga penderita diabetes melitus pada generasi pertama
yang telah diperiksa ada 1 orang mempunyai resiko terjadinya diabetes
melitus dan 3 orang lainya prediabetes melitus.
Tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi
NO Nama
Pasien
Umur JK KEL
DM
JENIS
PEMERIKSAAN KET
GDP TTGO
1 TU 21th P AYAH 103 mg/dl 106 mg/dl Normal
2 ST 21th P AYAH 117 mg/dl 141 mg/dl Prediabetes
3 AN 24th P AYAH 119 mg/dl 204 mg/dl Diabetes
4 HF 20th P AYAH 104 mg/dl 143 mg/dl Prediabetes
5 MP 20th P AYAH 110 mg/dl 113 mg/dl Normal
6 NM 19th P IBU 113 mg/dl 114 mg/dl Normal
7 TK 20th P IBU 112 mg/dl 121 mg/dl Normal
26
8 AK 19th P IBU 113 mg/dl 122 mg/dl Normal
9 PT 22th P IBU 117 mg/dl 131 mg/dl Prediabetes
10 IN 18th P IBU 98 mg/dl 94 mg/dl Normmal
Sumber: Data primer, 2019.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Gambaran Pemeriksaan
Kadar Oral Glukosa Test Toleransi (OGTT) Pada Keluarga Diabetes
Melitus, dari 10 keluarga penderita diabetes melitus generasi pertama
menunjukkan bahwa 4 orang mempunyai resiko terjadinya diabetes
melitus dari orang tua ayah dan ibu penderita diabetes melitus.
Sampel yang mempunyai resiko terjadinya diabetes ialah sampel ST,
AN, HF dan PT. Pada sampel ST kadar glukosa puasanya sebelum
meminum beban glukosa ialah 117 mg/dl, berdasarkan kriteria perkemi
sudah masuk dalam prediabetes. Pada sampel AN hasil kadar glukosa
ialah 119 mg/dl sebelum minum beban glukosa 75 gr, setelah diberi beban
glukosa kadarnya menjadi 204 mg/dl berdasarkan kriteria perkemi sudah
masuk dalam diabetes melitus. Pada sampel HF kadar glukosa puasa 104
mg/dl sebelum meminum beban glukosa 75 gr dan setelah diberi beban
glukosa maka hasil dari sampel HF meningkat menjadi 143 mg/dl
berdasarkan kreteria perkemi masuk dalam prediabetes. Sampel PT kadar
glukosa puasanya ialah 117 mg/dl sebelum diberi beban glukosa 75 gr
27
dan setelah diberi beban glukosa meningkat menjadi 131 mg/dl
berdasarkan kriteria perkemi masuk dalam prediabetes.
Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula (glukosa) dalam darah
sudah melebihi batas normal namun belum dikategorikan ke diabetes tipe
2. Tes gula darah puasa (GDP) subjek akan diminta berpuasa selama 12
jam sebelum menjalani tes darah. Kadar gula darah puasa pada subjek
dinilai normal jika masih dibawah 100 mg/dl, dan baru memasuki kondisi
prediabetes jika kadarnya antara 110 sampai 125 mg/dl. Dan subjek akan
dianggap sudah dalam kondisi diabetes jika kadar gula darah puasa lebih
dari 126 mg/dl.
Setelah sampel darah subjek diambil untuk pemeriksaan tes gula
darah puasa, subjek akan diminta meminum cairan beban glukosa 75gr,
kemudian pengambilan sampel darah akan dilakukan lagi dua jam
setelahnya. Kadar gula darah oral glukosa tes toleransi (OGTT) dapat
dikatakan normal jika hasil tes menujukan kurang dari 140 mg/dl, dan baru
dianggap memasuki kondisi prediabetes jika hasil tes berkisar antara 140
mg/dl sampai 199 mg/dl. Sedangkan hasil tes yang menunjukkan kadar
gula 200 mg/dl atau lebih sudah menandakan subjek menderita diabetes.
Diabetes melitus tipe 2 yaitu suatu penyakit metabolisme tubuh.
Diabetes melitus tipe 2 dapat menghasilkan insulin tetapi insulin yang
dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja semestinya didalam tubuh.
Salah satu orang tua dengan riwayat diabetes melitus adalah 5
orang tua dari ayah dan 5 orang tua dari ibu yang berumur antara 35
28
tahun sampai 50 tahun. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa
orang yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes melitus lebih
beresiko daripda orang yang tidak memiliki riwayat diebetes melitus.
Resiko diabetes melitus tipe II akan meningkat dua sampai enam kali lipat
jika orang tua atau suadara kandung mengalami penyakit ini. Sekitar 50%
pasien diabetes melitus tipe II mempunyai orangtua yang juga menderita
diabetes melitus, dan lebih dari sepertiga pasien mempunyai saudara
yang juga menderita diabetes, sehingga faktor genetik (keturunan)
berperan sangat penting.
Berbagai penelitian menemukan bahwa jika didapati salah satu
orangtua menderita diabetes melitus maka resiko untuk menderita
diabetes melitus adalah sebesar 15%, jika kedua orangtua memiliki
diabetes melitus maka resiko untuk menderita diabetes meningkat
menjadi 75%. Penelitian lain juga menemukan, seseorang yang memiliki
salah satu atau lebih anggota keluarga baik orangtua, saudara, atau anak
yang menderita diabetes , memiliki kemungkinan 2 sampai 6 kali kebih
besar untuk menderita diabetes dibandingkan dengan orang-orang yang
tidak memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes melitus.
Resiko untuk mendapatkan diabetes melitus dari ibu lebih besar 10-
30% dari pada ayah dengan diabetes melitus. Hal ini dikarenakan
penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar ibu dari pada ayah.
Pada jenis kelamin perempuan, komposisi estradiiol akan mengaktivasi
ekspresi gen reseptor esterogen β (Erβ). Gen ini akan bertanggung jawab
29
dalam sensitivitas insulin dan peningkatan ambilan glukosa. Seiring
dengan pertambahan usia, kadar esterogen dalam tubuh perempuan akan
semakin menurun. Penurunan estrogen akan menurunkan aktivasi
ekspresi gen ER sehingga sensivitas insulin dan ambilan glukosa juga
akan menurun.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menujukkan dari 10 keluarga penderita diabetes
melitus generasi pertama didapatkan hasil 1 anak mempunyai resiko
terjadinya diabetes melitus dan 3 anak mempunyai resiko terjadinya
prediabetes melitus dari orangtua ayah atau ibu penderita diabetes
melitus.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan distribusi sampel
membandingkan salah satu orangtua menderita diabetes melitus dari
ayah atau ibu dengan meningkatkan jumlah sampel yang lebih banyak.
31
DAFTAR PUSTAKA
Auliya Putri Dkk.2016.Gambaran Kadar Gula Darah Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Yang Memiliki Berat Badan
Berlebih dan Obesitas.(Online),(http://jurnalfk.unand.ac.id, diunduh
19 maret 2019).hal529
Azriful Dkk.2018.Hubungan Tingkat Pengetahuan Faktor Resiko DM
Dengan Status DM Pada Pegawai Negri Sipil Uin Makassar.Journal
Public Health Science.Vol 10. No 1. Hal 64.
D’ amamo peter.J.dkk, 2006. Biokimia Harper, edisi 25,EGC,Jakarta
Darwis Y, dkk. 2005 Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk penyakit
Diabetes melitus. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia
Depkes RI. 1999. Hematologi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.
Jakarta
Guyton,A.C.,Hall,J.E.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi
11.Jakarta: EGC
Mufidah Zuhrotul,2016,Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Antara
Bidan Yang Bekerja Shift Dan Non-Shift Di Rsud Dr.Soetomo
Surabaya,
Masrahi U & German MS. 2011. Pancreatic Hormones and Diabetes
Melitus.Dalam Gardner DG. Shoback D, Penyunting. Greenspan’s
Basic and Clinical Endocrinology. Edisi ke-9. New York:McGraw-Hilll
Medical. Hlm. 573-656
Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit
Rineka Pustaka
32
Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (PERKENI). 2011. Konsep
Pencegahan dan Pengendalian diabetes melitus tipe 2 di Indonesia.
Jakarta: PB PERKENI. Hlm.1-4
Rudy Bilous dan Richard Donelly, 2014. Buku Pegangan Diabetes.
Jakarta: Bumi Medika.
Trisnawati, Shara Kurnia, Setyorogo, Soedijono, 2013. Faktor Resiko
Kejadian Diabetes Melitus Tipe II, di Puskesmas Kecamatan
Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.Jurnal Kesehatan. 5(1)
Wijaya setia,I.,Made,Adhi.2018.Hubungan Usia Dengan Nilai Tes
Tolerasni Glukosa Oral (TTGO) Pada Generasi Pertama Penderita
Diabetes Melitus (DM) Tipe
2,(Online),(http://journal.digilib.unila.ac.id, diunduh 16 maret 2019).
LAMPIRAN
34
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
35
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian
36
Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
37
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
A . Proses penimbangan beban glukosa 75gr
B . Alat yang digunakan dalam penelitian
38
C . Pemeriksaan gula darah puasa
D . Proses pembuatan beban glukosa 75gr

More Related Content

Similar to KTI NOFI SRIYANTI M. NIU.pdf

Kti cici zalmiati
Kti cici zalmiatiKti cici zalmiati
Kti cici zalmiati
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
KTIDWIFRANSISKA
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docxASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
AyuAndira59
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
Operator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
Operator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluanOperator Warnet Vast Raha
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti ika
Kti ikaKti ika
Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian  Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian
Ayunina2
 
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdfJUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
angkymontolalu5766
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
FEBRINADIAHRAMADHANI
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdfASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdf
maung8
 
Kti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayantiKti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayanti
ANISSADWIAYANTI
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
warjoyo susilo
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
DINARIANTI
 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
Warnet Raha
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
Warnet Raha
 

Similar to KTI NOFI SRIYANTI M. NIU.pdf (20)

Kti cici zalmiati
Kti cici zalmiatiKti cici zalmiati
Kti cici zalmiati
 
Kti dwi fransiska
Kti dwi fransiskaKti dwi fransiska
Kti dwi fransiska
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docxASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S gangren.docx
 
Sri 1
Sri 1Sri 1
Sri 1
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
89948511 027-akbid-skripsi-dina-hal-pendahuluan
 
Kti ika
Kti ikaKti ika
Kti ika
 
Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian  Laporan akhir Pengabdian
Laporan akhir Pengabdian
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Cover
CoverCover
Cover
 
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdfJUKNIS PMT LOKAL.pdf
JUKNIS PMT LOKAL.pdf
 
Kti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhaniKti febrina diah ramadhani
Kti febrina diah ramadhani
 
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdfASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdf
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA LANSIA.pdf
 
Kti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayantiKti anissa dwi jayanti
Kti anissa dwi jayanti
 
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoidKti  asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
Kti asuhan keperawatan pada an. f dengan demam tifoid
 
Kti dina rianti
Kti dina riantiKti dina rianti
Kti dina rianti
 
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL PADA ...
 
Kti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid yknKti agustina akbid ykn
Kti agustina akbid ykn
 

Recently uploaded

JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
muhammadfauzi951
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 

Recently uploaded (12)

JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptxPresentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan  (1).pptx
Presentasi Luring (8JP)_ Refleksi Tahunan (1).pptx
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 

KTI NOFI SRIYANTI M. NIU.pdf

  • 1. KARYA TULIS ILMIAH GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR ORAL GLUKOSA TES TOLERANSI (OGTT) PADA KELUARGA DIABETES MELITUS NOFI SRIYANTI M.NIU PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
  • 2. ii GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR ORAL GLUKOSA TEST TOLERANSI (OGTT) PADA KELUARGA DIABETES MELITUS KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Mendapatkan gelar ahli madya analis kesehatan (A.Md.Kes) NOFI SRIYANTI M. NIU NIM AKM1016023 PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLITEKNIK KESEHATAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
  • 3. iii PERNYATAAN PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji KTI Ujian Akhir Program Akademik T.A 2018/2019 dan disetujui untuk diperbanyak sebagai salah satu syarat memperoleh Gelar pada Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar. Tim Pembimbing Pembimbing II Pembimbing I dr. Ani Kartini, Sp.PK.,M.Kes Dr. Wa Ode Rustiah ,S.Si.,M.Si. NUP. 9900980471 NIDN. 0930017902 Menyetujui, Mengetahui, Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Program Studi Muhammadiyah Makassar Dr.H.Effendy Rasiyanto,M.Kes Nurul Ni’ma Azis,S.ST.,M.Kes NBM. 1156986 NBM. 1156987
  • 4. iv PENGESAHAN TIM PENGUJI NAMA : NOFI SRIYANTI M. NIU NIM : AKM1016023 JUDUL KARYA TULIS : GAMBARAN PEMERIKSAAN KADAR ORAL GLUKOSA TEST TOLERANSI (OGTT) PADA KELUARGA DIABETES MELITUS Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji KTI Ujian Akhir Program Studi Teknologi Laboratorium Medis Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar pada hari, Selasa 21 Mei 2019 Penguji I : Andi Farmawati Muharram, S.Si., M. Kes …………………... Penguji II : Dr. Wa Ode Rustiah, S.Si., M.Si. …………………… Penguji III : dr. Ani Kartini, Sp.Pk.,M.Kes .…………………... Mengetahui, Menyetujui, Direktur Politeknik Kesehatan Ketua Program Studi Muhammadiyah Makassar dr. H. Effendy Rasiyanto, M.Kes Nurul Ni’ma Azis, S.ST., M.Kes NBM : 1156986 NBM : 1156987
  • 5. v KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat-Nya dan karunia-Nya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah “Gambaran pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga penderita diabetes melitus”. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Muten S. Niu dan ibunda tercinta Tugiyem, serta adikku Ayu Astika M. Niu atas segala pengorbanan, kesabaran dan doa dalam membesarkan dan mendidik penulis tanpa mengeluh dan merasa bosan. Demikian pula mengucapkan terima kasih yang tulus, rasa hormat dan penghargaan yang tak terhingga, kepada: 1. Bapak dr. H. Effendy Rasiyanto, M.Kes sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar. 2. Ibu Wa Ode Rustiah, S.Si.,M.Si selaku pembimbing I dan ibu dr. Ani Kartini, Sp.PK.,M.Kes selaku pembimbing II yang juga banyak memberikan saran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Ibu Andi Fatmawati Muharram, S.Si.,M.Kes selaku penguji yang telah memberikan saran, masukkan dan kritikan yang berharga dalam usaha penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
  • 6. vi 4. Selutuh dosen dan staf Politieknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar jurusan D.III analis kesehatan 5. Keluarga Alkana16 yang selama 3 tahun bersama-sama 6. Teman seperjuangan dan seperantauan yang selalu menyupport, Siti Muslimah H. Hubulo, Novita Rahman, Dewi Lamusu, Herlina Rezky Suryanty, Nurahima Jalal, Tri Utami, Yuman Dantuma dan lainya belum sempat dituliskan. 7. Adik-adik saya yang selalu membantu, Indah Nurhayati, Ai kasiyati, Tariyanti Kai , Siti Nirnala Kai, Misnah Pulukadang, Nuning, Riskawati, dan lainya. 8. Semua pihak yang mendukung. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memudahkan setiap langkah-langkah kita menuju kebaikan dan selalu menganugerahkan kasih sayang-Nya untuk kita semua. Amin. Makassar, 25 April 2019 Penulis, Nofi Sriyanti M. Niu
  • 7. vii DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PENGAJUAN JUDUL ...............................................................ii PERNYATAAN PERSETUJUAN .............................................................iii PENGESAHAN TIM PENGUJI.................................................................iv KATA PENGANTAR .................................................................................v DAFTAR ISI ............................................................................................vii DAFTAR GAMBAR..................................................................................ix DAFTAR TABEL.......................................................................................x DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................xi ABSTRAK...............................................................................................xii BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1 A. Latar Belakang................................................................................1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................3 C. Tujuan penelitian.............................................................................4 D. Manfaat penelitian...........................................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5 A. Tinjauan Umum Diabetes melitus....................................................5 B. Tinjauan Umum Glukosa...............................................................10 C. Tinjauan Umum OGTT ..................................................................14 D. Kerangka Konseptual ....................................................................16
  • 8. viii BAB III METODE PENELITIAN..............................................................18 A. Jenis penelitian .............................................................................18 B. Tempat dan waktu penelitian.........................................................18 C. Populasi dan sampel .....................................................................18 D. Teknik pengambilan sampel..........................................................19 E. Variabel penelitian.........................................................................19 F. Definisi operasional.......................................................................19 G. Prosedur kerja...............................................................................20 H. Kerangka Oprasional.....................................................................24 I. Analis Data....................................................................................24 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................25 A. Hasil Penelitian .............................................................................25 B. Pembahasan.................................................................................26 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................30 A. Kesimpulan ...................................................................................30 B. Saran ............................................................................................30 DAFTAR PUSTAKA................................................................................31
  • 9. ix DAFTAR GAMBAR Halaman Gamabar 1. Kerangka Konseptual...........................................................17 Gamabar 2. Kerangka Oprasional ...........................................................24
  • 10. x DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi....................25
  • 11. xi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .............................................................34 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ................................................35 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian............................................................36 Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian .......................................................37
  • 12. xii ABSTRAK NOFI SRIYANTI M. NIU. Gambaran Pemeriksaan Kadar Oral Glukosa Tes Toleransi (OGTT) Pada Keluarga Diabetes Melitus (Dibimbing oleh Wa Ode Rusiah dan dr. Ani Kartini ). Diabetes melitus (DM) adalah sekelompok kelainan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya. Faktor resiko diabetes melitus diantaranya adalah umur dan faktor genetik. Salah satu diagnosis awal gangguan glukosa dalam darah dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (OGTT). Tujuan penelitian ingin mengetahui gambaran pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga diabetes melitus. Jenis penelitian bersifat eksperimental laboratorik, dengan memberikan beban glukosa 75gr pada 10 orang keluarga dengan kriteria salah satu orangtua penderita diabetes melitus. Menggunakan metode test strip. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari 10 sampel ditemukan 1 sampel yang mengalami diabetes melitus dan 3 sampel prediabetes melitus. Kata Kunci: TTGO, Diabetes melitus
  • 13. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya. Diabetes melitus (DM) atau juga disebut diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pangkreas tidak memproduksi cukup insulin ataupun tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur keseimbangan yang bersifat kronik dimana terjadi peningkatan yang tidak terkendali dari konsentrasi glukosa didalam darah (hiperglikemia) (Wijaya, 2018). Menurut Depkes (2005), tingginya prevalensi diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor resiko yang tidak dapat berubah misalnya jenis kelamin, umur, dan faktor genetik. Yang kedua adalah faktor resiko yang dapat diubah misalnya kebiasaan merokok, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, Indeks Masa Tubuh (IMT), lingkar pinggang dan umur (Azriful,dkk 2018). Pada tahun 2015 Indonesia berdiri pada posisi ketujuh dengan jumlah penderita sebanyak 10 juta jiwa. Jumlah penderita DM ini diperkirakan akan meningkatkan pada tahun 2040, yaitu sebanyak
  • 14. 2 16,2 juta jiwa penderita, dapat diartikan bahwa akan terjadi peningkatan penderita sebanyak 65,2% dari tahun 2015 sampai 2040. Indonesia juga merupakan negara ketiga yang jumlah orang dengan gangguan toleransi glukosa (20-79 tahun) pada tahun 2015 yaitu sebesar 29 juta jiwa orang (Azriful,dkk 2018). Peningkatan jumlah DM paling besar di Indonesia berada di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 2,6%. Kasus diabetes atau biasa juga disebut sebagai kencing manis berkisar antara 1,0% sampai 6,1% yang tersebar di 25 kabupaten kota. Kasus kencing manis paling banyak ditemukan di kabupaten/kota Tanah Toraja (6,1%) Makassar (5,3%) dan Luwu (5,2%). Diabetes di Sulawesi Selatan paling banyak ditemukan pada usia 55-74 (13,4%) (Azriful,dkk 2018). Adanya peningkatan pravelensi Diabetes melitus pada keluarga penderita DM dibandingkan dengan populasi pada umumnya menimbulkan dugaan bahwa faktor genetik memegang peran penting dalam etiologi Diabetes melitus. Bukti adanya heterogenitas genetik sebagai penyebab diabetes melitus adalah adanya berbagai macam sindrom genetik tertentu akibat mutasi pada bermacam- macam lokus genetiknya (Wijaya, 2018). Faktor genetik tampaknya lebih menonjol pada NIDDM (Non- Insulin Dependent Diabetes Melitus) jika dibandingkan dengan IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus). Cara pewarisan adalah
  • 15. 3 dominan autosomal, karena 85% penderita NIDDM mempunyai orangtua penyandang DM. Menurut penelitian (Tattersall dalam Creutzfeldt et al, 1976) didapatkan 46% NIDDM menujukan transmisi vertikal sampai 3 generasi (Wijaya, 2018). Berdasarkan penjelasan diatas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan uji screning oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga Diabetes mellitus, OGTT memiliki kelebihan yaitu dapat menyimpulkan suatu data mengenai resiko seseorang memiliki diabetes atau sudah memiliki diabetes melitus. Apabila kadar glukosa melebihi normal tetapi tidak cukup tinggi untuk disebut diabetes maka keadaan ini disebut pre-diabetes. Pre-diabetes merupakan sebuah kondisi yang bisa menjadi penyakit diabetes melitus tipe 2. Diabetes melitus bisa menjadi awal berbagai masalah kesehatan sehingga lebih baik melakukan pencegahan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang dijadikan penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga DM?”
  • 16. 4 C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui gambaran hasil pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga Diabetes melitus. 2. Tujuan Khusus Menentukan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) generasi pertama pada salah satu orangtua penderita diabetes melitus. D. Manfaat penelitian 1. Manfaat Bagi Masyarakat Memberikan informasi bagi masyarakat dan menambahkan pengetahuan tentang penyakit Diabetes melitus serta meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. 2. Manfaat Bagi Akademi Sebagai masukan pihak Akademik dalam melakukan pembelajaran khusunya tentang Gambaran pemeriksaan kadar Oral Glukosa Tes Toleransi (OGTT). 3. Manfaat Bagi Peneliti Sebagai media pembelajaran dalam penelitian dan menambah wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama kuliah.
  • 17. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Diabetes melitus 1. Definisi Diabetes melitus Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan sari-sari makanan secara efesien. Hormon insulin yang diproduksi di pankreas membantu tubuh dalam mengubah makanan menjadi energi. Diabetes terjadi bila satu dari kondisi ini terjadi, pankreas gagal memproduksi insulin. Diabetes Mellitus akan berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar. Oleh sebab itu sangat diperlukan program pengendalian DM tipe 2. DM tipe 2 bisa dicegah, ditunda kedatangannya atau dihilangkan dengan mengendalikan faktor resiko (Wijaya, 2018). 2. Klasifikasi Diabetes melitus Klasifikasi Diabetes mellitus dibagi menajdi diabetes tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional. DM tipe 1, dulu disebut insulin- dependent atau adult-onset diabetes, disebabkan penggunaan insulin yang kurang efektif oleh tubuh. DM tipe 2 merupakan 90% dari keseluruhan jumlah diabetes. Sedangkan diabetes gestasional adalah penyakit hiperglikemia yang didapat saat kehamilan.
  • 18. 6 a. Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel-sel beta dalam pankreas yang bertuga mengsekresi insulin dipercaya bahwa paling tidak pada awal mulanya penyakit kekebalan tubuh disebabkan oleh racun atau virus kejadian ini mendorong sistem kekebalan tubuh untuk menyerang pankreas. Sel-sel dalam pankreas mengalami kerusakan karena serangan tersebut dan tidak dapat lagi memproduksi insulin. Gejala awal diabetes tipe 1 meliputi rasa lapar dan haus berlebihan, penurunan berat badan tanpa sebab sering pembuangan air kecil, penglihatan kabur, kelelahan, dan infeksi kronis, serangan diabetes tipe 1 dapat mengakibatkan kejang, kebingungan, napas berbau buah, dan ketidak sadaran. b. Diabetes tipe 2 Diabetes tipe 2 yaitu suatu penyakit metabolisme tubuh. Penderita diabetes tipe 2 dapat menghasilkan insulin tetapi insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja sebagaimana mestinya didalam tubuh. Diabetes tipe 2 sering dijumpai pada pria maupun wanita yang berusia lebih dari 40 tahun yang memiliki kelebihan berat badan. Diabetes tipe 2 dapat menjadi gerbang bagi berbagai penyakit yang dapat mengancam kehidupan. Yang tersebar diantaranya adalah meningkatnya resiko terhadap kemungkinan berkembangnya
  • 19. 7 penyakit jantung koroner atau sering disebut CAD. CAD adalah penyebab kematian terbesar bagi penderita Diabetes melitus. c. Diabetes pada kehamilan Diabetes pada kehamilan adalah diabets yang muncul hanya pada saat kehamilan disebut sebagai diabetes tipe gestasi atau sestational diabetes. Keadaan ini terjadi karena pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil yang mengakibatkan resintensi insulin. Diabetes semacam ini terjadi pada 2-5% kehamilan. Diketahui pada kehamilan bulan ke empat ke atas. Kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan terakhir kehamilan). Setelah persalinan pada umumnya glukosa darah akan kembali normal. (D’ Adamo peter J dkk, 2006 6-7) 3. Diagnosis Diabetes Melitus Beberapa langkah yang dianjurkan untuk ditegakkannya diagnosa yaitu : a. Adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan terutama sering buang air kecil, merasa cepat haus, cepat merasa lapar, berat badan menurun tanpa diketahui sebabnya. Dan luka dibadan yang lama penyembuhannya. b. Nilai gula darah melebihi 140 mg/dl (7,7 Mol/L) c. Pemeriksaan urin menujukan adanya kandungan glukosa (gula) dalam urin.
  • 20. 8 Dengan ketiga gambaran keluhan dan pemeriksan diatas, seseorang disarankan untuk pemeriksaan yang lebih fokus, yaitu dengan melakukan pemeriksaan kadar gula puasa dan 2 jam setelah puasa. Apabila gula darah puasa (fasting blood sugar (FBS) >126 mg/dl dan 2 jam setelah puasa (random blood sugar (RBS) >140-200 mg/dl, maka disebut Pre-diabetes. Namun jika >200 mg/dl dapat didiagnosa diabetes. Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil, hal ini untuk mendeteksi diabetes yang sering terjadi pada wanita hamil (Wijaya, 2018). 4. Faktor Risiko Diabetes Melitus Faktor resiko yang tidak dapat diubah pada DM baik tipe 1 maupun DM tipe 2 meliputi umur ≥45 tahun, etnik, riwayat keluarga dengan DM (first degree relativeiI), riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >400 gram atau riwayat pernah menderita DM gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor resiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT ≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat.
  • 21. 9 Faktor lain yang terkait dengan resiko diabetes adalah penderita Polycystic Ovary Sindrom (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki riwayat toleranasi glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, PJK, atau PAD (Peripheral Arterial Disease), konsumsi alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin, konsumsi kopi dan kafien (Trisnawati et, al. 2013). 5. Faktor Genetik pada Diabetes Melitus Faktor genetik heterogenitas genetik sebagai penyebab Diabetes Melitus adalah adanya berbagai macam sindrom genetik tertentu akibat mutasi pada bermacam-macam lokus genetiknya. NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus) merupakan kelainan yang paling sering (NDG, 1979). Hal ini dibuktikan dengan data yang menyebutkan bahwa prevalensi DM di seluruh dunia meningkat secara dramatis dalam tiga dekade terakhir, dari sekitar 30 juta kasus pada tahun 1985 menjadi 382 juta kasus pada tahun 2013. Faktor genetik tampaknya lebih menonjol pada NIDDM (Non- Insulin Dependent Diabetes Melitus) jika dibandingkan dengan IDDM (Insulin Dependdent Diabetes Melitus). Cara pewaris adalah dominan autosomal, karena 85% penderita NIDDM mempunyai orangtua penyandang DM. Menurut penelitian (Tattersal dalam
  • 22. 10 Creutzfeldt et al, 1976) didapatkan 46% NIDDM menujukan transmisi vertikal sampai 3 generasi (Wijaya, 2018). B. Tinjauan Umum Glukosa 1. Definisi Glukosa Glukosa darah adalah konsentrasi gula dalam darah, atau tingkat glukosa serum diatur ketat dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan dalam darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh. Glukosa adalah bahan bakar utama bagi kebanyakan jaringan. Pada keadaan pasca penyerapan, kadar glukosa darah dipertahankan antara 4,5-5,5 mmol/L. Setelah mengonsumsi karbohidrat, kadar tersebut dapat meninggkat menjadi 6,7- 7,2mmol/L, dan pada saat kelaparan kadarnya dapat turun menjadi 3,3-3,9 mmol/L. (Mufidah, 2016). 2. Fungsi Glukosa Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme yang berfungsi sebagai sumber energi utama yang dikontrol oleh insulin. Kelebihan glukosa diubah menjadi glikogen yang akan disimpan didalam hati dan otot untuk cadangan jika diperlukan. Peningkatan kadar glukosa darah terjadi pada penderita Toleransi Glukosa Terganggu (TGT), Gula Darah Puasa Terganggu (GDPT) dan Diabetes Melitus (DM).
  • 23. 11 3. Kadar Glukosa Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dl darah. Kadar gula darah baiasanya kurang dari 120-140 mg/dl pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun karbohidrat lainya (Wijaya, 2018). Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang- orang yang tidak aktif bergerak. Peningkatan gula darah setelah makan atau minum merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan (Guyton, 2008). Ukuran keadaan glukosa darah menurut patokan Indonesia: a. Kadar Glukosa Darah Normal (Normogkycamia) Normoglycamia adalah kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyai resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah.
  • 24. 12 b. IGT (Impairing Glucose Tolerance) IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukan kadar gula darah dapat kembali ke adaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan terjadi kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi. c. IFG (Impairing Fasting Glucose) Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110m/dl. IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati ke dalam darah. 4. Jenis Pengukuran Kadar Glukosa Pemeriksaan yang dilakukan terhadap glukosa darah antara lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah sewaktu (GDS) dan glukosa 2 jam setelah makan. (Darwis, 2005).
  • 25. 13 a. Glukosa Darah Puasa Tes ini dilakukan dengan mengambil darah. Pasien diminta untuk melakukan puasa sebelum melakukan tes untuk menghindari adanya peningkatan gula darah lewat makanan yang mempengaruhi hasil tes. Puasa dilakukan selama 8-14 jam sebelum melakukan tes. Untu orang yang berusia tua (65 tahun ke atas), puasa adalah hal yang wajib diperhatikan karena kadar glukosa meningkat lebih tinggi pada usia tersebut. (Rudy Bilous & Richard Donelly, 2015) Hasil yang bisa dilihat dari tes ini adalah sebagai berikut : 1. Jika kadar yang ditunjukan dalam hasil adalah 70 mg/dl sampai 99 mg/dl maka orang tersebut memiliki kadar gula normal dan tidak terserang dibetes. 2. Jika kadar yang ditunjukan 100 mg/dl sampai 126 mg/dl, maka kemungkinan orang tersebut terkena penyakit diabetes (pre-Diabetes) 3. Jika kadar gula lebih dari 126mg/dl, maka ia terkena penyakit diabetes 4. Jika kadar gula kurang dari 70mg/dl, maka orang tersebut menderita hipoglikemia. Hipoglikemia adalah kondisi dimana kadar glukosa dalam darah amat rendah dan
  • 26. 14 berbahaya. Ada kalanya penyebabnya adalah penggunaan obat diabetes secara berlebihan. b. Glukosa Darah Sewaktu Gula darah sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir (Widijanti, 2006) c. Glukosa 2 Jam Setelah Makan Pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan. (DepkesRI, 1999) C. Tinjauan Umum OGTT 1. Definisi OGTT Oral Glukosa Tes Toleransi (OGTT) atau tes toleransi glukosa oral adalah tes yang berfungsi untuk mengukur kemampuan zat gula (glukosa) yang berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Tes toleransi glukosa oral juga berfungsi untuk mendiagnosis prediabetes dan diabetes, terutama diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetes) (Wijaya, 2018). 2. Kriteria Diagnosis Toleransi glukosa dapat dikaterorikan menjadi tiga kategori besar yaitu hemostatis glukosa, hemostatis glukosa terganggu, dan DM. Toleasni glukosa dapat diukur menggunakan GDP, glukosa darah 2 jam pasca TTGO, atau nilai HbA1c. Nilai GDP <100 mg/dL,
  • 27. 15 nilai gula darah 2 jam pasca TTGO <140 mg/dl, dan nilai HbA1c <5,7% menujukan toleransi glukosa normal (Wijaya, 2018). Homeostatis glukosa terganggu didefinisikan sebagai konsentrasi GDP antara 100-125 mg/dl yang disebut juga sebagai GDP terganggu, konsentrasi gula darah 2 jam pasca TTGO antara 140-199 mg/dl yang disebut juga sebagai toleransi glukosa terganggu, atau nilai HbA1c antara 5,7-6,4%. Keadaan ini disebut juga sebagai keadaan prediabetes, peningkatan risiko diabetes, atau hiperglikemia sedang. Individu yang masuk dalam kategori ini memiliki risiko mengidap DM yang lenih tinggi, namum tidak semua akan berkembang menjadi Diabetes melitus (Wijaya, 2018). DM ditegakan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah. Gejala khas pada DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan. Gejala lain yang dapat muncul antara lain lemah badan, kesemutan mata kabur, serta pruritus vulvae pada wanita. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat gejala-gejala tersebut. (PERKENI), 2015) Tes Toleransi glukosa oral merupakan tes yang digunakan untuk menegakan diagnosis DM saat level glukosa darah kurang tegas, saat kehamilan, atau untuk skrining DM maupun TGT. Subyek yang akan melakukan pemeriksaan TTGO tetap makan seperti kebiasaan sehari-hari dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa tiga hari sebelum pemeriksaan. Subyek yang diperiksa harus
  • 28. 16 berpuasa setidaknya 8 jam yang dapat dimulai pada malam hari, namun tetap diperbolehkan minum air putih tanpa gula (Wijaya, 2018). Subyek kemudian akan diperiksa GDP-nya pada pagi hari setelah puasa. Selanjutnya subjek diberikan glukosa 75 gram (orang dewasa) atau 1,75 gram/kg BB (anak-anak) yang dilanjutkan ke dalam air 250 ml dan diminum dalam waktu 5 menit. Pasien harus berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah 2 jam setelahnya. Selama pemeriksaan ini, subyek yang diperiksa tetap beristirahat dan tidak merokok (Wijaya, 2018). D. Kerangka Konseptual Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (ADA, 2014). Resistensi insulin dapat didefinisikan sebagai penurunan responsivitas jaringan terhadap insulin. Hepar, otot rangka, dan jaringan lemak merupakan jaringan utama dimana resistensi insulin terjadi pada keadaan toleransi glukosa terganggu (Masharani and German, 2011).
  • 29. 17 Secara skematis kerangka pikir rencana penelitian ini adalah sebagai berikut : Salah Satu Orangtua Dengan DM Darah Kapiler Pemeriksaan Glukosa Puasa Pemeriksaan 2 Jam PP Beban Glukosa Gamabar 1. Kerangka Konseptual Generasi Pertama
  • 30. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, yang bertujuan untuk memberikan informasi interprestasi hasil tentang kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga diabetes melitus. Penelitian eksperimental laboratorium adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh peneliti (Natoatmojo, 2002) . B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik DIII Teknologi Laboratorium Medis. 2. Waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 8-18 April 2019. C. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga generasi pertama pada keluarga diabetes melitus.
  • 31. 19 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah generasi pertama dari salah satu orangtua penderita diabetes melitus dengan menggunakan darah kapiler, besaran sampel sebanyak 10 orang. D. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purpossive sampling, dengan kriteria yaitu sampel pada keluarga diabetes melitus. E. Variabel penelitian 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pada keluarga diabetes melitus. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) generasi pertama pada keluarga diabetes melitus. F. Definisi operasional Diabetes melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi akibat sekresi insulin, kelainan kerja insulin atau keduanya. Oral glukosa tes toleransi (OGTT) merupakan tes sensitif untuk evaluasi DM yang masih diragukan dengan metode pemberian beban glukosa
  • 32. 20 G. Prosedur kerja 1. Pra Analitik a. Persiapan sampel Sampel yang akan digunakan adalah darah kapiler yang diambil generasi pertama dari salah orangtua penderita diabetes melitus. Kriteria sampel sebagai berikut : 1. keluarga yang sudah di diagnosis mengalami diabetes melitus. 2. Keturunan pertama dari orangtua penderita diabetes melitus. b. Pengambilan sampel Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, cuci tangan dan pakai sarung tangan, memijit-mijit ujung jari manis atau tengah kemudian melakukan sterilisasi dengan kapas alkohol 70%, menusuk jari manis atau tengah menggunakan lancet dengan posisi tegak lurus, mengusap darah yang pertama kali keluar, meneteskan 1 tetesan darah yang keluar pada test strip. c. Pembuatan beban glukosa 75 gram Timbang beban glukosa 75 gram menggunakan alat neraca analitik, beban glukosa yang telah ditimbang di masukkan kedalam air 200ml, aduk sampai gula tersebut larut.
  • 33. 21 d. Alat dan bahan Alat yang akan digunakan adalah lancet, pen lanset kapas alkohol, glukosa meter, handscoon, gelas, sendok, dan alat tulis. Bahan yang akan digunakan adalah beban glukosa 75 gram, Air 200ml, darah kapiler, alkohol. 2. Analitik Metode : Purpossive sampling Prosedur kerja : a. Siapkan alat dan bahan yanga akan digunakan, melakukan penjelasan kepada subjek penelitian. b. Meminta subjek untuk tetap makan seperti kebiasaan sehari- hari (dengan karbohidrat cukup) dan tetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa selama 3 hari sebelum pemeriksaan serta meminta subjek untuk tetap beristirahat dan tidak merokok selama pemeriksaan. c. Meminta subjek untuk berpuasa selama 10-12 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, namun tetap memperoleh subjek untuk minum air putih tanpa gula. d. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan untuk pemeriksaan GDP (gula darah puasa) e. Membersihkan ujung jari tangan subjek yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol
  • 34. 22 f. Menusuk ujung jari tangan subjek dengan lancet menggunakan autoclik untuk mengeluarkan darah g. Menempelkan tetesan darah yang keluar ke test strip yang sudah dipasang pada alat. h. Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar observasi sebagai data hasil pemeriksaan GDP. i. Memberikan beban glukosa 75 gram yang sudah dilarutkan dalam air sebanyak 200 ml kepada subjek dan meminta untuk meminum larutan tersebut dalam waktu 5 menit. j. Meminta subjek berpuasa lagi selama 2 jam setelah meminum larutan beban glukosa. k. Mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan untuk pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (OGTT) l. Membersihkan ujung jari tangan subjek dengan kapas alkohol m. Menusuk ujung jari tangan subjek dengan lancet menggunakan autocklik untuk mengeluarkan darah. n. Menempelkan tetesan darah yang keluar ke test strip yang sudah dipasang pada alat. o. Mencatat hasil pemeriksaan pada lembar observasi sebagai data hasil pemeriksaan GD2jamPP atau GD 2 jam setelah pemberian beban glukosa.
  • 35. 23 3. Pasca analitik 1. Interprestasi hasil a. Gula darah sewaktu Normal : di bawah 200 mg/dl Diabetes : lebih dari 200 mg/dl b. Gula darah puasa Normal : di bawah 100 mg/dl Prediabetes : 100-125 mg/dl Diabetes : lebih dari 126 mg/dl c. Gula darah oral glukosa tes toleransi (OGTT) Normal : kurang dari 140 mg/dl Prediabetes : 140-199 Diabetes : lebih dari 200 mg/dl
  • 36. 24 H. Kerangka Oprasional Generasi pertama keluarga DM Pengambilan Darah Kapiler Pemeriksaan Glukosa Dengan Glukometer Hasil Analis Data Pembahasan Kesimpulan Gamabar 2. Kerangka Oprasional I. Analis Data Analis Data yang dilakukan adalah dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel dan dinarasikan secara deskriptif.
  • 37. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian “Gambaran kadar oral glukosa tes toleransi (OGTT) pada keluarga diabetes melitus” menggunakan metode test strip. Dengan subjek penelitian pada keluarga penderita diabetes melitus sebanyak 10 orang dengan rentang usia 18 sampai 30 tahun. Dari 10 keluarga penderita diabetes melitus pada generasi pertama yang telah diperiksa ada 1 orang mempunyai resiko terjadinya diabetes melitus dan 3 orang lainya prediabetes melitus. Tabel 1. Hasil pemeriksaan kadar oral glukosa tes toleransi NO Nama Pasien Umur JK KEL DM JENIS PEMERIKSAAN KET GDP TTGO 1 TU 21th P AYAH 103 mg/dl 106 mg/dl Normal 2 ST 21th P AYAH 117 mg/dl 141 mg/dl Prediabetes 3 AN 24th P AYAH 119 mg/dl 204 mg/dl Diabetes 4 HF 20th P AYAH 104 mg/dl 143 mg/dl Prediabetes 5 MP 20th P AYAH 110 mg/dl 113 mg/dl Normal 6 NM 19th P IBU 113 mg/dl 114 mg/dl Normal 7 TK 20th P IBU 112 mg/dl 121 mg/dl Normal
  • 38. 26 8 AK 19th P IBU 113 mg/dl 122 mg/dl Normal 9 PT 22th P IBU 117 mg/dl 131 mg/dl Prediabetes 10 IN 18th P IBU 98 mg/dl 94 mg/dl Normmal Sumber: Data primer, 2019. B. Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Gambaran Pemeriksaan Kadar Oral Glukosa Test Toleransi (OGTT) Pada Keluarga Diabetes Melitus, dari 10 keluarga penderita diabetes melitus generasi pertama menunjukkan bahwa 4 orang mempunyai resiko terjadinya diabetes melitus dari orang tua ayah dan ibu penderita diabetes melitus. Sampel yang mempunyai resiko terjadinya diabetes ialah sampel ST, AN, HF dan PT. Pada sampel ST kadar glukosa puasanya sebelum meminum beban glukosa ialah 117 mg/dl, berdasarkan kriteria perkemi sudah masuk dalam prediabetes. Pada sampel AN hasil kadar glukosa ialah 119 mg/dl sebelum minum beban glukosa 75 gr, setelah diberi beban glukosa kadarnya menjadi 204 mg/dl berdasarkan kriteria perkemi sudah masuk dalam diabetes melitus. Pada sampel HF kadar glukosa puasa 104 mg/dl sebelum meminum beban glukosa 75 gr dan setelah diberi beban glukosa maka hasil dari sampel HF meningkat menjadi 143 mg/dl berdasarkan kreteria perkemi masuk dalam prediabetes. Sampel PT kadar glukosa puasanya ialah 117 mg/dl sebelum diberi beban glukosa 75 gr
  • 39. 27 dan setelah diberi beban glukosa meningkat menjadi 131 mg/dl berdasarkan kriteria perkemi masuk dalam prediabetes. Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula (glukosa) dalam darah sudah melebihi batas normal namun belum dikategorikan ke diabetes tipe 2. Tes gula darah puasa (GDP) subjek akan diminta berpuasa selama 12 jam sebelum menjalani tes darah. Kadar gula darah puasa pada subjek dinilai normal jika masih dibawah 100 mg/dl, dan baru memasuki kondisi prediabetes jika kadarnya antara 110 sampai 125 mg/dl. Dan subjek akan dianggap sudah dalam kondisi diabetes jika kadar gula darah puasa lebih dari 126 mg/dl. Setelah sampel darah subjek diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, subjek akan diminta meminum cairan beban glukosa 75gr, kemudian pengambilan sampel darah akan dilakukan lagi dua jam setelahnya. Kadar gula darah oral glukosa tes toleransi (OGTT) dapat dikatakan normal jika hasil tes menujukan kurang dari 140 mg/dl, dan baru dianggap memasuki kondisi prediabetes jika hasil tes berkisar antara 140 mg/dl sampai 199 mg/dl. Sedangkan hasil tes yang menunjukkan kadar gula 200 mg/dl atau lebih sudah menandakan subjek menderita diabetes. Diabetes melitus tipe 2 yaitu suatu penyakit metabolisme tubuh. Diabetes melitus tipe 2 dapat menghasilkan insulin tetapi insulin yang dihasilkan tidak cukup atau tidak bekerja semestinya didalam tubuh. Salah satu orang tua dengan riwayat diabetes melitus adalah 5 orang tua dari ayah dan 5 orang tua dari ibu yang berumur antara 35
  • 40. 28 tahun sampai 50 tahun. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa orang yang memiliki riwayat keluarga menderita diabetes melitus lebih beresiko daripda orang yang tidak memiliki riwayat diebetes melitus. Resiko diabetes melitus tipe II akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau suadara kandung mengalami penyakit ini. Sekitar 50% pasien diabetes melitus tipe II mempunyai orangtua yang juga menderita diabetes melitus, dan lebih dari sepertiga pasien mempunyai saudara yang juga menderita diabetes, sehingga faktor genetik (keturunan) berperan sangat penting. Berbagai penelitian menemukan bahwa jika didapati salah satu orangtua menderita diabetes melitus maka resiko untuk menderita diabetes melitus adalah sebesar 15%, jika kedua orangtua memiliki diabetes melitus maka resiko untuk menderita diabetes meningkat menjadi 75%. Penelitian lain juga menemukan, seseorang yang memiliki salah satu atau lebih anggota keluarga baik orangtua, saudara, atau anak yang menderita diabetes , memiliki kemungkinan 2 sampai 6 kali kebih besar untuk menderita diabetes dibandingkan dengan orang-orang yang tidak memiliki anggota keluarga yang menderita diabetes melitus. Resiko untuk mendapatkan diabetes melitus dari ibu lebih besar 10- 30% dari pada ayah dengan diabetes melitus. Hal ini dikarenakan penurunan gen sewaktu dalam kandungan lebih besar ibu dari pada ayah. Pada jenis kelamin perempuan, komposisi estradiiol akan mengaktivasi ekspresi gen reseptor esterogen β (Erβ). Gen ini akan bertanggung jawab
  • 41. 29 dalam sensitivitas insulin dan peningkatan ambilan glukosa. Seiring dengan pertambahan usia, kadar esterogen dalam tubuh perempuan akan semakin menurun. Penurunan estrogen akan menurunkan aktivasi ekspresi gen ER sehingga sensivitas insulin dan ambilan glukosa juga akan menurun.
  • 42. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Hasil penelitian menujukkan dari 10 keluarga penderita diabetes melitus generasi pertama didapatkan hasil 1 anak mempunyai resiko terjadinya diabetes melitus dan 3 anak mempunyai resiko terjadinya prediabetes melitus dari orangtua ayah atau ibu penderita diabetes melitus. B. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan distribusi sampel membandingkan salah satu orangtua menderita diabetes melitus dari ayah atau ibu dengan meningkatkan jumlah sampel yang lebih banyak.
  • 43. 31 DAFTAR PUSTAKA Auliya Putri Dkk.2016.Gambaran Kadar Gula Darah Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Yang Memiliki Berat Badan Berlebih dan Obesitas.(Online),(http://jurnalfk.unand.ac.id, diunduh 19 maret 2019).hal529 Azriful Dkk.2018.Hubungan Tingkat Pengetahuan Faktor Resiko DM Dengan Status DM Pada Pegawai Negri Sipil Uin Makassar.Journal Public Health Science.Vol 10. No 1. Hal 64. D’ amamo peter.J.dkk, 2006. Biokimia Harper, edisi 25,EGC,Jakarta Darwis Y, dkk. 2005 Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk penyakit Diabetes melitus. Jakarta : Departemen Kesehatan Indonesia Depkes RI. 1999. Hematologi. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. Jakarta Guyton,A.C.,Hall,J.E.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 11.Jakarta: EGC Mufidah Zuhrotul,2016,Perbedaan Kadar Glukosa Darah Puasa Antara Bidan Yang Bekerja Shift Dan Non-Shift Di Rsud Dr.Soetomo Surabaya, Masrahi U & German MS. 2011. Pancreatic Hormones and Diabetes Melitus.Dalam Gardner DG. Shoback D, Penyunting. Greenspan’s Basic and Clinical Endocrinology. Edisi ke-9. New York:McGraw-Hilll Medical. Hlm. 573-656 Notoatmojo, S. 2002. Metodologi Penelitian. Edisi revisi. Jakarta : Penerbit Rineka Pustaka
  • 44. 32 Perkumpulan Endrokinologi Indonesia (PERKENI). 2011. Konsep Pencegahan dan Pengendalian diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB PERKENI. Hlm.1-4 Rudy Bilous dan Richard Donelly, 2014. Buku Pegangan Diabetes. Jakarta: Bumi Medika. Trisnawati, Shara Kurnia, Setyorogo, Soedijono, 2013. Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II, di Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012.Jurnal Kesehatan. 5(1) Wijaya setia,I.,Made,Adhi.2018.Hubungan Usia Dengan Nilai Tes Tolerasni Glukosa Oral (TTGO) Pada Generasi Pertama Penderita Diabetes Melitus (DM) Tipe 2,(Online),(http://journal.digilib.unila.ac.id, diunduh 16 maret 2019).
  • 46. 34 Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
  • 47. 35 Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian
  • 48. 36 Lampiran 3. Data Hasil Penelitian
  • 49. 37 Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian A . Proses penimbangan beban glukosa 75gr B . Alat yang digunakan dalam penelitian
  • 50. 38 C . Pemeriksaan gula darah puasa D . Proses pembuatan beban glukosa 75gr