Power Point ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas UTS dari mata kuliah Al-Qur'an Study pada tanggal 16-11-2017 di IAIN Ponorogo. Power point ini membahas QS An-Nisa' ayat 3 tentang kebolehan berpoligami, yang terdiri dari Asbabun Nuzul, Ayat Al-Qur'an lain sebagai pendukung, Beberapa perkara yang membolehkan laki-laki berpoligami, Kandungan Ayat/Tafsir QS An-Nisa' ayat poligami, Manfaat poligami, dan Syarat-syarat berpoligami.
Power Point ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas UTS dari mata kuliah Al-Qur'an Study pada tanggal 16-11-2017 di IAIN Ponorogo. Power point ini membahas QS An-Nisa' ayat 3 tentang kebolehan berpoligami, yang terdiri dari Asbabun Nuzul, Ayat Al-Qur'an lain sebagai pendukung, Beberapa perkara yang membolehkan laki-laki berpoligami, Kandungan Ayat/Tafsir QS An-Nisa' ayat poligami, Manfaat poligami, dan Syarat-syarat berpoligami.
1. Derajat Hadits "Barangsiapa yang hari ini lebih
baik dari hari kemarin maka ... "
اﻟﺮﺣﻴﻢ اﻟﺮﲪﻦ اﷲ ﺑﺴﻢ
Tentunya kebanyakan kita pernah atau sering mendengar khatib atau
penceramah menyampaikan sebuah hadits nabi yang berbunyi seperti ini:
“Barangsiapa yang harinya sekarang lebih baik daripada kemarin maka dia
termasuk orang yang beruntung. Barangsiapa yang harinya sama dengan
kemarin maka dia adalah orang yang merugi. Barangsiapa yang harinya
sekarang lebih jelek daripada harinya kemarin maka dia terlaknat.”
Kebanyakan khatib atau penceramah tidak menyebutkan derajat hadits ini. Oleh
karena itu mari kita coba meneliti beberapa riwayat dari hadits ini.
1. Abu Nu’aim Al Ashbahani meriwayatkan di dalam kitab Hilyatul Auliya dari
jalan Ibrahim bin Adham, dia berkata: telah sampai kabar kepadaku bahwa Al
Hasan Al Bashri bermimpi bertemu Nabi وﺳﻠﻢ ﻋﻠﯿﮫ ﷲ ﺻﻠﻰ . Dia berkata: “Wahai
Rasulullah, berilah aku nasehat.” Lalu Rasulullah menyebutkan hadits yang
mirip dengan hadits di atas.
Sanad hadits ini lemah karena sanad antara Ibrahim bin Adham dan Al Hasan Al
Bashri terputus karena Ibrahim menggunakan lafazh “telah sampai kabar
kepadaku” (balaghani). Bentuk kalimat seperti ini tidak memberi faidah ittishal
(bersambung sanad) sampai diketahui siapa yang mengabarkan kisah ini
kepada Ibrahim.
2. 2. Diriwayatkan di dalam kitab Musnad Al Firdaus, dari jalan Muhammad bin
Sauqah dari Al Harist bin Abdillah Al A’war dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu
‘anhu secara marfu’ (sampai kepada Rasulullah وﺳﻠﻢ ﻋﻠﯿﮫ ﷲ ﺻﻠﻰ ).
Sanad riwayat ini sangat lemah karena Al Harits bin Abdillah Al A’war adalah
seorang pendusta.
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ad Dailami sebagaimana disebutkan oleh As
Sakhawi di dalam kitabnya Al Maqashidul Hasanah. Di sana beliau juga
menerangkan tentang kelemahan hadits riwayat Ali bin Abi Thalib ini.
3. Abu Bakar Al Qurasyi meriwayatkan di dalam kitab Al Manamat Al Hasan bin
Musa Al Khurasani dari seorang syekh dari Bani Sulaim, dia berkata: “Saya
bermimpi bertemu Rasulullah. Lalu saya berkata: ‘Wahai Rasulullah bagaimana
kabar anda?’ Nabi menjawab: ‘Saya akan memberimu sebuah hadits.’ Saya
katakan: ‘Sampaikanlah hadits itu kepada saya.’ Lalu Nabi menyampaikan
hadits di atas.
Sanad hadits ini lemah karena identitas syekh Bani Sulaim itu tidak diketahui
(majhul) sehingga tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
4. Hadits ini juga disebutkan oleh Al Ghazali di Ihya ‘Ulumuddin dari Abdul Aziz
bin Rawwad. Dia berkata: “Saya bermimpi bertemu Rasulullah. Saya berkata:
‘Wahai Rasulullah, berilah wasiat kepadaku.’
Al Hafizh Al ‘Iraqi di dalam takhrijnya terhadap Ihya ‘Ulumuddin berkata: “Saya
tidak mengetahui hadits ini kecuali dari kisah mimpinya Abdul Aziz bin Rawwad,
3. … dst … Hadits ini diriwayatkan oleh Al Baihaqi di dalam kitab Az Zuhd.
Dari beberapa jalan riwayat hadits ini tampak bagi kita akan kelemahan sanad-
sanad hadits ini. Selain itu, kisah-kisah ini merupakan mimpi tidur, bukan
berupa hadits yang diucapkan langsung oleh Nabi saat beliau masih hidup. Oleh
karena itu tidak boleh dikatakan ucapan di atas sebagai sebuah hadits Nabi ﺻﻠﻰ
وﺳﻠﻢ ﻋﻠﯿﮫ ﷲ .
اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ وﺑﺎﷲ
http://dakwahquransunnah.blogspot.com/2012/02/derajat-hadits-barangsiapa-yang-hari.html