Rab pengukuran Penetapan batas ruang Kereta Api Semarang PekalonganKunto Adji
Dokumen ini berisi rincian biaya pengukuran topografi untuk penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api Pekalongan-Semarang sepanjang 88 km. Biaya tersebut mencakup pemasangan BM, Rumija, Rumaja; pengukuran lapangan selama 60 hari oleh geodetic engineer, surveyor, asisten surveyor, dan tenaga lokal; sewa peralatan seperti total station, GPS, mobil; serta biaya logistik seperti akomodasi, komunikasi, dan diskusi. Total biaya
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai rencana koridor jalur kereta api antara Bireun-Lhokseumawe di Sumatera Utara. Terdapat 4 koridor dengan total panjang 26,9 km yang melalui lahan kosong, persawahan, perkebunan, dan perumahan. Koridor tersebut direncanakan menggunakan perlintasan tingkat dan at-grade.
Album gambar studi penetapan trase bireun lhokseumaweKunto Adji
Studi ini menetapkan trase pembangunan jalur kereta api Biereun-Lhokseumawe dengan menggunakan titik referensi geodesi dan bench mark lokasi sepanjang jalur untuk tahun anggaran 2015. Titik-titik referensi tersebut digunakan untuk pengukuran GPS dalam pembangunan jalur kereta api.
Data desain trase segmen 2 manokwari bintuni 2015Kunto Adji
Studi kelayakan dan trasi jalur pembangunan jalan kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari, meliputi pengukuran topografi, survei, dan pembuatan peta sepanjang lintasan yang diusulkan beserta potongan-potongan lintasnya.
Rab pengukuran Penetapan batas ruang Kereta Api Semarang PekalonganKunto Adji
Dokumen ini berisi rincian biaya pengukuran topografi untuk penetapan batas ruang prasarana jalur kereta api Pekalongan-Semarang sepanjang 88 km. Biaya tersebut mencakup pemasangan BM, Rumija, Rumaja; pengukuran lapangan selama 60 hari oleh geodetic engineer, surveyor, asisten surveyor, dan tenaga lokal; sewa peralatan seperti total station, GPS, mobil; serta biaya logistik seperti akomodasi, komunikasi, dan diskusi. Total biaya
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai rencana koridor jalur kereta api antara Bireun-Lhokseumawe di Sumatera Utara. Terdapat 4 koridor dengan total panjang 26,9 km yang melalui lahan kosong, persawahan, perkebunan, dan perumahan. Koridor tersebut direncanakan menggunakan perlintasan tingkat dan at-grade.
Album gambar studi penetapan trase bireun lhokseumaweKunto Adji
Studi ini menetapkan trase pembangunan jalur kereta api Biereun-Lhokseumawe dengan menggunakan titik referensi geodesi dan bench mark lokasi sepanjang jalur untuk tahun anggaran 2015. Titik-titik referensi tersebut digunakan untuk pengukuran GPS dalam pembangunan jalur kereta api.
Data desain trase segmen 2 manokwari bintuni 2015Kunto Adji
Studi kelayakan dan trasi jalur pembangunan jalan kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari, meliputi pengukuran topografi, survei, dan pembuatan peta sepanjang lintasan yang diusulkan beserta potongan-potongan lintasnya.
Presentasi ini membahas rencana pembangunan stasiun kereta api Balai Yasa meliputi pengkajian perlintasan, hasil survey topografi, desain stasiun yang sudah dilakukan, rencana stasiun Balai Yasa, koordinasi dengan Lhok-Langsa, referensi sumber yang digunakan, dan cakupan area pembebasaan tanah untuk proyek tersebut.
Data desain trase segmen 2 manokwari bintuni 2015Kunto Adji
Studi kelayakan dan perencanaan pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari, meliputi pengukuran lapangan, perencanaan trasi dan profil garis, serta penyusunan peta topografi dan garis panjang secara terintegrasi.
Dokumen ini merupakan studi kelayakan dan trase jalur pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari. Dokumen ini berisi peta topografi dan profil garis tengah jalur kereta api segmen Bintuni-Manokwari pada sta. 164+700 - 167+900 dengan skala 1:5000 dan 1:200. Dokumen ini disusun oleh tim ahli jalan kereta api Kementerian Perhubungan untuk keperluan perencanaan pembangun
Dokumen ini merupakan studi kelayakan dan trase jalur pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari. Dokumen ini berisi peta topografi dan profil garis tengah jalur kereta api segmen Bintuni-Manokwari pada stasiun 158+300 hingga 161+500 dengan skala 1:5000 dan 1:200. Dokumen ini disusun oleh tim ahli jalan kereta api Kementerian Perhubungan untuk keperluan perencanaan p
Dokumen ini merupakan studi kelayakan dan trase jalur pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari. Dokumen ini berisi peta topografi dan profil garis tengah jalur kereta api pada segmen 155+700 - 158+300 dengan skala 1:5000 dan 1:200. Dokumen ini disusun oleh tim ahli jalan kereta api Kementerian Perhubungan untuk keperluan perencanaan pembangunan jalur kereta api tersebut.
The document contains coordinate data for 10 points, including WGS84 geographical coordinates and national grid coordinates. It also includes summaries of baseline vectors between the points from static GNSS surveys, including distance and coordinate differences between the points. The summaries provide information on number of baselines, solutions, distances, and coordinate differences between the points.
Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Sema...Kunto Adji
Laporan pendahuluan ini membahas rencana pekerjaan pemetaan jalur ganda kereta api Kutoarjo - Solo, mencakup ruang lingkup pekerjaan seperti survey sekunder, survey lapangan, pengolahan data, dan penyajian hasil. Tujuannya adalah menyediakan dokumen acuan teknis untuk perencanaan pengembangan jalur kereta api di masa depan.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.
Presentasi ini membahas rencana pembangunan stasiun kereta api Balai Yasa meliputi pengkajian perlintasan, hasil survey topografi, desain stasiun yang sudah dilakukan, rencana stasiun Balai Yasa, koordinasi dengan Lhok-Langsa, referensi sumber yang digunakan, dan cakupan area pembebasaan tanah untuk proyek tersebut.
Data desain trase segmen 2 manokwari bintuni 2015Kunto Adji
Studi kelayakan dan perencanaan pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari, meliputi pengukuran lapangan, perencanaan trasi dan profil garis, serta penyusunan peta topografi dan garis panjang secara terintegrasi.
Dokumen ini merupakan studi kelayakan dan trase jalur pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari. Dokumen ini berisi peta topografi dan profil garis tengah jalur kereta api segmen Bintuni-Manokwari pada sta. 164+700 - 167+900 dengan skala 1:5000 dan 1:200. Dokumen ini disusun oleh tim ahli jalan kereta api Kementerian Perhubungan untuk keperluan perencanaan pembangun
Dokumen ini merupakan studi kelayakan dan trase jalur pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari. Dokumen ini berisi peta topografi dan profil garis tengah jalur kereta api segmen Bintuni-Manokwari pada stasiun 158+300 hingga 161+500 dengan skala 1:5000 dan 1:200. Dokumen ini disusun oleh tim ahli jalan kereta api Kementerian Perhubungan untuk keperluan perencanaan p
Dokumen ini merupakan studi kelayakan dan trase jalur pembangunan jalur kereta api lintas Sorong-Manokwari dan Bintuni-Manokwari. Dokumen ini berisi peta topografi dan profil garis tengah jalur kereta api pada segmen 155+700 - 158+300 dengan skala 1:5000 dan 1:200. Dokumen ini disusun oleh tim ahli jalan kereta api Kementerian Perhubungan untuk keperluan perencanaan pembangunan jalur kereta api tersebut.
The document contains coordinate data for 10 points, including WGS84 geographical coordinates and national grid coordinates. It also includes summaries of baseline vectors between the points from static GNSS surveys, including distance and coordinate differences between the points. The summaries provide information on number of baselines, solutions, distances, and coordinate differences between the points.
Draft laporan pendahuluan Pekerjaan Penetapan Batas Ruang Perkeretaapian Sema...Kunto Adji
Laporan pendahuluan ini membahas rencana pekerjaan pemetaan jalur ganda kereta api Kutoarjo - Solo, mencakup ruang lingkup pekerjaan seperti survey sekunder, survey lapangan, pengolahan data, dan penyajian hasil. Tujuannya adalah menyediakan dokumen acuan teknis untuk perencanaan pengembangan jalur kereta api di masa depan.
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfnarayafiryal8
Industri batu bara telah menjadi salah satu penyumbang utama pencemaran udara global. Proses ekstraksi batu bara, baik melalui penambangan terbuka maupun penambangan bawah tanah, menghasilkan debu dan gas beracun yang dilepaskan ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel-partikel halus (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, pembakaran batu bara di pembangkit listrik dan industri menyebabkan emisi karbon dioksida (CO2), yang merupakan penyebab utama perubahan iklim global dan pemanasan global.
Pencemaran udara yang disebabkan oleh industri batu bara juga memiliki dampak lokal yang signifikan. Di sekitar area penambangan, debu batu bara yang dihasilkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan ekosistem lokal. Paparan terus-menerus terhadap debu batu bara dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma dan bronkitis, serta berkontribusi pada penyakit paru-paru yang lebih serius. Selain itu, hujan asam yang disebabkan oleh emisi sulfur dioksida dapat merusak tanaman, air tanah, dan ekosistem sungai, mengancam keberlanjutan lingkungan di sekitar lokasi industri batu bara.