SlideShare a Scribd company logo
1 of 187
Download to read offline
TRAVEL
UMRAH
BODONG
EDISI 161 | 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
PUASA IMPOR BERAS DIMULAI
TRAVEL
UMRAH
BODONG
TANGAN
SAKTI
FUAD
DAFTAR ISI
Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan
Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo
Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M
Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar
Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifa’i,
Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product
Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus,
Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim,
Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono.
Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769
DirekturUtama:BudionoDarsono Direktur:NurWahyuniSulistiowati,HeruTjatur,WarnedyKritikdanSaran:
appsupport@detik.com AlamatRedaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya
No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email:redaksi@majalahdetik.com
Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp.
EDISI 161 29 DES 2014 - 4 JAN 2015
SPORT
@majalah_detik majalah detik
n BUKAN BLUSUKAN BIASA
n KARENA TERGIUR TRAVEL BODONG
n SENYUM PUN BISA DIREKONSTRUKSI
n MENGHAPUSPREMIUM,MEMBANGUNKILANGBARU
n MUNIR,EMIR,DANLOMPATANSUKSESGARUDA
n BINPERKUATINSPEKTORATAWASIPNS
n LABA MENGGIURKAN MONEY CHANGER
n EKSPERIMEN BUKU KULINER ALA LAKSMI
n BERDAMAI DENGAN KAMERAD CASTRO
n BAGAIMANA “MESSI” JADI AL-BAGHDADI
INTERNASIONAL
CRIME STORY
HUKUM
GAYA HIDUP
KOLOM
BUKU
INTERVIEW
RUMAH
PAMERAN
SENI HIBURAN / FILM
BISNIS
KATALOG
EKONOMI
n ALAM DAN TRADISI ALA KAMPUNG NAGA
n YUK, NGETEH CANTIK!
n (BELUM) DAMAI NATAL DI TIONGKOK
LENSA
n CHARLESMICHEL|MERRYRIANA|ELVIRA
NASIONAL
n MENYELEKSI CALON PENJAGA KONSTITUSI
n FILM PEKAN INI
n AGENDA
n FOTO TERPOPULER 2014
Cover:
Ilustrasi: Kiagus Auliansyah
n SIR ALEX DARI CEK
n ‘KAMPUNG’ TEGUH OSTENRIK DI TENGAH KOTA
n	KEMBALI KE CAT AIR
n AKHIR PELARIAN SI ‘RAJA TEGA’
n PUASA IMPOR BERAS DIMULAI
n	PADDINGTON MASUK KOTA
FOKUS
MEMBORGOL
TANGAN SAKTI
PAK KANJENG
“KABARNYA, FUAD AMIN ITU
ORANG SAKTI, YANG MEGANG
TANGANNYA BAKAL BUNTUNG.”
n MENGEMBALIKAN KEJAYAAN NUSA TENGGARA
n SWASEMBADA LEMBU TAK KUNJUNG DATANG
n DIMODALI RENTENIR, OMZET RATUSAN JUTA
n BESAR KEBUTUHAN DARIPADA PANEN
Situs berbagi foto Instagram mengunggah jutaan foto saban hari. Angka itu akan terus naik seiring dengan bertambahnya pengguna aktif
Instagram, yang mencapai 300 juta orang—lebih banyak dari Twitter. Berikut ini 10 dari 30 foto paling populer Instagram sepanjang 2014
versi Reuters.
LENSA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR
FOTO TERPOPULER
2014
Kombinasi foto rumah-rumah di Venesia, Italia, yang berwarna pastel cerah, Senin (25/8). (Tony Gentile/REUTERS)
LENSA
Jam Big Ben dibersihkan pada Selasa (19/8) | Gadis kecil di tembok Berlin, Minggu (9/11) | Bayi gorila di Kebun Binatang Sydney, Jumat (31/10)
| Balon udara dengan latar Super Moon di California Minggu (5/10). (Toby Melville, Fabrizio Bensch, David Gray, Mike Blake/REUTERS)
LENSA
Rumah kuno berbalut pohon merambat yang memerah karena musim gugur terlihat seperti dalam dongeng anak kecil. Foto ini dijepret di
North Wales, Inggris, Selasa (23/9). (Rebecca Naden/REUTERS)
LENSA
Bayi monyet jenis Hamadryas baboon berebut susu di Kebun Binatang Hangzhou, Tiongkok, Rabu (17/9). (China Daily/ REUTERS)
LENSA
Kiri: Festival Catalonia yang diikuti ribuan orang di Spanyol, Minggu (5/10). (Albert Gea/REUTERS)
Kanan: Ratusan perempuan terlibat dalam Festival Catrina di Kota Meksiko, Sabtu (1/11). Catrina merupakan karakter hantu yang populer
sejak satu abad lampau di Meksiko. (Tomas Bravo/REUTERS)
LENSA
PenjualkendiairdipasarBangalore,India,Kamis(9/10).Warna-warnitempayantersebutcukupmenyitaperhatianmata.(AbhishekN.Chinnappa/REUTERS)
LENSA
NASIONAL
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MENYELEKSI CALON
PENJAGA
KONSTITUSI
LIMA DARI 15 CALON
HAKIM KONSTITUSI
LOLOS SELEKSI
KE TAHAPAN
BERIKUTNYA. TANPA
HAMDAN ZOELVA.
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
NASIONAL
NASIONAL
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
K
ETUA Panitia Seleksi Calon Hakim
Konstitusi Saldi Isra tiba-tiba ber-
anjak dari kursinya. Pakar hukum
tata negara dari Universitas Andalas,
Padang, itu malah meninggalkan ruangan saat
salah satu calon, Profesor Dr Yuliandri, menda-
pat giliran untuk diwawancarai Pansel.
“Saya enggak ikut wawancara Pak Yuliandri
karena dia bekas dekan saya,” kata Saldi, sem-
bari keluar dari ruangan seleksi, di gedung Se-
kretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara,
Jakarta Pusat, Selasa, 23 Desember lalu. Sesi
wawancara untuk Yuliandri kemudian dipimpin
oleh Sekretaris Pansel, Refly Harun. “Biar enam
orang (anggota Pansel) itu yang memutuskan,”
ujarnya.
Pansel yang dibentuk Presiden Joko Widodo
pada 10 Desember 2014 itu berisi tujuh orang
ahli. Selain diketuai Saldi dengan Refly sebagai
sekretaris, Pansel beranggotakan lima orang:
Harjono, Todung Mulya Lubis, Maruarar Sia-
haan, Widodo Ekatjahjana, serta Satya Arinan-
to.
Panitia seleksi itu dibentuk untuk menyaring
Suasana sidang di
Mahkamah Konstitusi
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
NASIONAL
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
calon hakim konstitusi dari
unsur pemerintah, yang
akan menggantikan Ham-
dan Zoel­va, yang akan habis
masajabatannyapada7Janu-
ari 2015. Hamdan, yang kini
menjabat Ketua Mahkamah
Konstitusi, memang berasal
dari unsur pemerintah.
Nah, dengan alasan tak
ingin mempengaruhi inde-
pendensi Pansel, Saldi keluar
dari ruangan dan tak ikut
menilai bekas atasannya tersebut. Tapi toh, Yu-
liandri, guru besar Fakultas Hukum Universitas
Andalas lolos dalam wawancara.
Selain Yuliandri, ada empat calon lain yang
lolos seleksi tahap pertama itu. Mereka adalah
Dr I Dewa Gede Palguna (pengajar Fakultas
Hukum Universitas Udayana, Bali), Dr Imam
Anshori Saleh (komisioner Komisi Yudisial), Dr
Aidul Fitriaciada (dosen Universitas Muham-
madiyah Surakarta), serta Dr Indra Perwira
(dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjar-
an, Bandung).
Kelima nama itu disaring dari 15 calon yang
menjalani wawancara tahap I pada Senin dan
Selasa pekan lalu. Pendaftaran calon hakim MK
yang dibuka sehari setelah Pansel dibentuk―
danditutupsepekankemudian―itusebenarnya
menerima 18 nama, baik yang mendaftarkan
diri maupun didaftarkan oleh pihak lain. Tapi,
belakangan, tinggal 15 nama karena dua orang
mengundurkan diri, menolak dicalonkan, dan
satu nama tidak lolos syarat administrasi.
Hamdan Zoelva termasuk dalam 15 nama itu.
Ketua MK petahana tersebut tidak mendaftar,
melainkan didaftarkan oleh sejumlah lembaga
swadaya masyarakat untuk ikut seleksi. Na-
mun Hamdan menolak ikut tes, dengan alasan
pernah menjalani seleksi serupa pada 2010.
Hamdan menilai hasil seleksi terdahulu, dan re-
kam jejaknya selama menjadi hakim konstitusi,
sudah cukup menjadi bahan penilaian.
Pansel menghormati keputusan Hamdan
mundur dari proses seleksi. Namun hal itu
disayangkan oleh Pansel. “Pilihan kami jadi
semakin sedikit,” tutur Saldi.
Saldi Isra dan Refly Harun
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
NASIONAL
NASIONAL
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Sebab, Pansel berkomitmen untuk memberi-
kan perlakuan yang sama terhadap semua ca-
lon hakim. Karena itu, jika Hamdan tak meng-
ikuti proses seleksi, Pansel tak bisa menilainya.
Dengankatalain,mantanpolitikusPartaiBulan
Bintang itu dicoret dari daftar nama kandidat.
Pansel tak bisa menilai Hamdan hanya dari re-
kam jejaknya selama ini, termasuk seleksi yang
pernah diikutinya beberapa tahun lalu.
“Pansel sudah berkomitmen, semua calon
harus mengikuti tahapan seleksi,” ucap Saldi.
Sedangkan mengenai apakah nama Hamdan
tetap akan direkomendasikan kepada Presiden
Jokowi atau tidak, Menteri-Sekretaris Negara
Pratikno menyerahkan sepenuhnya hal itu ke-
padaPansel.“ItuterserahPansel,”kataPratikno
secara terpisah.
Lima nama yang lolos wawancara tahap I,
menurut Refly Harun, merupakan hasil penilai-
anobyektifyangdilakukanPansel.Kelimacalon
itulah yang mendapatkan dukungan terbanyak
dari anggota Pansel. Setidaknya, masing-ma-
sing mendapat dukungan minimal dari enam
anggota.
“Jadi, misalnya ada calon yang saya nilai lolos
tapi, setelah dilakukan crosscheck (ke anggota
pansel lain), tidak didukung, ya tidak bisa
dipaksakan. Mereka yang lolos benar-benar
didukung anggota Pansel,” ujar Refly saat dite-
mui majalah detik, Selasa pekan lalu.
Namun Pansel tidak memberi urutan mana
yang terbaik dari kelima orang itu. Sebab, ma-
sih ada seleksi berikutnya yang harus dijalani.
Presiden Jokowi dan Ketua
Mahkamah Konstitusi
Hamdan Zoelva
AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
NASIONAL
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Setelah wawancara tahap I untuk menggali
kapasitas dan kapabilitas, calon menjalani tes
wawancara tahap II pada 30-31 Desember. Di
sini, integritas kandidat akan didalami. “Integri-
tas ini soal fakta,” tuturnya.
Nah, bicara soal fakta integritas itulah, Pan-
sel kemudian mengirimkan kelima nama calon
yang lolos tersebut ke Komisi Pemberantasan
Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan untuk ditelusuri rekam
jejak dan transaksi keuangannya.
Pansel sebenarnya sudah mengirim nama ke
KPK dan PPATK saat calon masih berjumlah 15
orang. Namun, setelah jumlahnya mengerucut,
Pansel meminta kedua lembaga itu berfokus
pada lima nama tersebut. “Toh, tidak ada guna-
nya juga kita men-suspect nama-nama yang
tidak lolos, kan?” ucap Refly.
Adapun KPK, hingga Kamis pekan lalu belum
selesai melacak transaksi keuangan kelima
nama tersebut. Menurut juru bicara KPK, Jo­
han Budi, pihaknya hanya membantu Pansel
melacak transaksi keuangan kelima nama calon
hakim MK yang diajukan. Komisi antikorupsi itu
tidak dalam posisi memberikan rekomendasi
siapa yang harus dipilih.
“Jadi yang dilakukan KPK hanya melakukan
tracking. Hasilnya akan disampaikan. Selebih-
nya (siapa yang akan dipilih) tergantung Pan-
sel,” kata Johan.
Selain ke KPK dan PPATK, Pansel menyurati
instansi-instansi tempat para calon bekerja un-
tuk mengetahui kinerjanya di tempat tersebut.
Panitia Seleksi Calon Hakim
Konstitusi membawa daftar
nama calon hakim MK ke
KPK, Kamis (18/12).
MOKSA/DETIKCOM
NASIONAL
NASIONAL
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Masukan dari masyarakat juga diharapkan un-
tuk menilai rekam jejak kandidat. Pansel bah-
kan masih menanti masukan tersebut hingga 5
Januari 2015 pukul 12.00 WIB, sebelum nama-
nama yang lolos seleksi tahap berikutnya di-
ajukan kepada Presiden pada hari yang sama.
Pansel akan menentukan 2 atau 3 nama dari
kelima orang tersebut yang dianggap paling
berintegritas, kapabel, dan independen. Dua
atau tiga nama itu akan diajukan kepada Presi-
den Jokowi untuk kemudian dipilih satu orang
“penjaga konstitusi” yang akan dilantik pada 7
Januari2015,saatmasajabatanHamdanZoelva
selesai.
Anggota Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan
MK, Erwin Natosmal Oemar, mengatakan
seleksi cara ini sebenarnya bukan hal baru
karena pernah dilakukan pada era Presiden Su-
silo Bambang Yudhoyono saat Dewan Pertim-
bangan Presiden yang dipimpin Adnan Buyung
Nasution melakukan seleksi serupa. Bedanya,
seleksi di era Jokowi ini memberi peluang lebih
luas kepada publik untuk bertanya kepada tiap
kandidat secara terbuka.
Cara tersebut dinilainya sebagai sebuah me-
tode yang baik dalam seleksi hakim konstitusi
selama ini. “Ini metode yang baik dibanding
seleksi hakim konstitusi dari (unsur) MA mau-
pun DPR,” ujarnya. Siapa yang akan menjadi
penjaga konstitusi berikutnya kini dinanti. n
ADITYA MARDIASTUTI, NUR KHAFIFAH | DIM
Gedung Mahkamah
Konstitusi menanti hakim
baru.
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
NASIONAL
NAIK SEPEDA MOTOR MENJADI GAYA BLUSUKAN WAKIL GUBERNUR
JAKARTA DJAROT SAIFUL HIDAYAT. DINILAI LEBIH KOMUNIKATIF
KETIMBANG AHOK. MEMULUSKAN JALAN UNTUK 2017?
BUKAN
BLUSUKAN BIASA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
NASIONAL
L
IMA unit sepeda motor Suzuki Shogun Axelo kini
menjadi andalan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful
Hidayat. Dengan sepeda motor berkapasitas mesin
125 cc itu, mantan Bupati Blitar tersebut blusukan ke
pelosok-pelosok Jakarta. Sepeda motor itu tiba di Balai Kota
DKI pada Selasa pagi, 23 Desember lalu. Hanya beberapa jam
setelah sepeda motor tiba, Djarot pun beraksi.
Berbekal jaket dan helm hitam, Djarot tancap gas mengen-
darai sepeda motor bebek bernomor polisi B-6058-PXQ itu,
yangtelahdisiapkanstafnyadihalaman.Awalnya,Djarotingin
mengendarai sendiri sepeda motornya. Namun, baru sampai
di gerbang Balai Kota, seorang petugas Dinas Perhubungan
DKI Jakarta mengambil alih kemudi.
“Yang paling utama, biar lebih dekat dengan masyarakat,”
kata Djarot saat ditanya wartawan ke mana tujuan blusukan-
nya.
Esok harinya, Djarot kembali blusukan. Saat itu tujuan-
nya adalah sejumlah gereja di Jakarta. Ia berniat mengecek
persiapan pengamanan ibadat Natal. Sementara itu, sang
gubernur, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, cuti untuk
merayakan Natal di kampung halamannya di Belitung Timur.
Djarot mengatakan sebenarnya sebuah mobil dinas Lexus
sudah disiapkan untuknya. Tapi kader Partai Demokrasi In-
donesia Perjuangan itu enggan menggunakan mobil berjenis
NASIONAL
Djarot Saiful Hidayat saat hendak
blusukan menggunakan sepeda
motor.
MULYA NURBILKIS /DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
NASIONAL
sport utility vehicle tersebut. Alasannya terlalu
besar dan biaya perawatannya mahal.
“Aku enggak mau pakai. Kalau bisa dilelang,
ya dilelanglah, dijual saja. Buat apa mobil ma-
hal-mahal, biaya perawatan mahal,” ujar Djarot
saat ditemui di Balai Kota.
Untuk menunjang kegiatannya, Djarot
memilih menggunakan Toyota Kijang Innova
warna hitam. Namun, untuk aktivitas rutin, ia
mengatakan akan lebih banyak menggunakan
sepeda motor. Apalagi jika hendak menyam-
bangi kampung-kampung di Ibu Kota, ia lebih
sreg naik sepeda motor karena dianggapnya
efisien.
“Bukan untuk gaya-gayaan, tapi buat efi-
siensi. Motor itu lebih gesit. Saya pikir cukup
amanlah. Saya nyoba naik motor, ternyata juga
masih ahli, kok,” tuturnya sambil tertawa.
Blusukan ala Djarot kadang dilakukan sampai
tengah malam. Seperti yang dilakukannya
Senin pekan lalu. Ia datang ke Jalan Tambak,
Manggarai, Jakarta Selatan, pada pukul 22.00
WIB untuk memantau Pintu Air Manggarai,
yang sangat vital untuk memantau banjir. Da-
lam blusukan malam hari itu, Djarot baru naik
mobil. Alasannya, kalau naik sepeda motor
malam-malam, khawatir masuk angin.
Soal aksi blusukan-nya itu, Djarot mengata-
kan memang bakal lebih banyak di lapangan
ketimbang di kantor, walaupun terkadang Ahok
juga terjun langsung ke lapangan.
“Saya sudah hitam, jadi lebih pas dan lebih
NASIONAL
Djarot saat mengecek Pintu
Air Mangggarai, Jakarta
Selatan.
MULYA NURBILKIS /DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
NASIONAL
bebas. Apalagi saya relatif belum dikenal. Kalau
Ahok (blusukan), malah terganggu karena dia
sudah terkenal,” tuturnya seraya berkelakar.
Namun blusukan Djarot rupanya bukan
tugas biasa. Selentingan kabar yang beredar
di kalangan internal PDI Perjuangan—partai
tempat Djarot bernaung—ia mendapat “tugas
khusus” dari sang ketua umum, Megawati So-
ekarnoputri. Tugas khusus itu adalah blusukan
untuk merebut hati warga Jakarta. Sebab, ada
kemungkinan ia bakal diusung menjadi calon
gubernur di pilkada 2017.
“Setting-nya ke situ (pilkada DKI Jakarta).
Sebab, Ahok kan sulit maju lagi. Dia enggak
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Ketua Umum PDI
Perjuangan Megawati
Soekarnoputri berbincang
dengan Djarot Saiful
Hidayat dalam rapat
pembekalan calon anggota
DPRD dari partainya di
Jakarta, Agustus lalu.
YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
NASIONAL
punya partai dan dari (kelompok) minoritas,”
ucap sumber majalah detik yang merupakan
salah satu pengurus di Dewan Pimpinan Pusat
PDI Perjuangan.
Lantas bagaimana dengan nasib Ahok jika
Djarot maju sebagai calon gubernur? Sumber
itu hanya mengatakan mungkin Ahok akan
ditampung Presiden Joko Widodo di kabi-
net.
NamunDjarotburu-burumembantah
kabar itu. Menurut dia, blusukan yang
dilakukan merupakan didikan partai
berlambang banteng tersebut agar
para pemimpin mencintai rakyatnya.
“Makanya lurah, camat, dan wali
kota juga akan melakukan hal yang
sama. Jadi bukan aku saja. Ini kota
luas. Gubernur dan wakilnya punya
kaki-kaki yang kuat yang diwakili ca-
mat dan lurah,” katanya.
Bantahan serupa dilontarkan
beberapa politikus partai itu. Pe-
laksana Tugas Sekretaris Jenderal
PDIPerjuanganHastoKristiyanto
mengatakan blusukan sudah menjadi karakter
Djarot. Soal langkah untuk mengusung Djarot
pada pilkada 2017, menurut Hasto, masih jauh
dari bayangan.
“Jalan masih panjang. Yang melantik dia kan
Ahok. Jadi Djarot hanya menjalankan perintah
saja (blusukan),” ujarnya.
Senada, politikus PDI Perjuangan yang lain,
Eva Kusuma Sundari, bilang partainya belum
memikirkan soal pilkada DKI 2017. Sebab, tugas
penting Djarot saat ini adalah bekerja demi
rakyat. Adapun soal kemungkinan Ahok tak
bisa maju di pilkada karena tak punya partai,
Eva justru menganggap peluang Ahok semakin
besar karena dia bisa mendapat dorongan dari
mana saja.
“Atau minta KTA (kartu tanda anggota) dari
PDIP. Itu bisa dilihat satu tahun sebelum pemi-
lihan. Dia juga bisa menjadi calon independen,”
tutur Eva.
Sementara itu, saat dimintai konfirmasi soal
ini, Ahok hanya menanggapinya dengan san-
tai. “Enggak apa-apa. Biar dia (Djarot) tambah
gede (populer), saya tambah kecil, he-he-he…,”
Pelaksana Tugas Sekjen
PDI Perjuangan Hasto
Kristiyanto.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
NASIONAL
jawab Ahok.
Djarot memang baru hitungan hari menjabat
wakil gubernur. Ia dilantik pada 17 Desember
lalu. Namun gebrakannya melalui blusukan su-
dah mendapat apresiasi, termasuk dari Wakil
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
DKI Jakarta Muhammad Taufik, yang
selama ini berseberangan dengan
Ahok.
Menurut dia, meski kinerja
Djarot belum bisa dinilai, yang
menjadi pembedanya dengan
Ahok, Djarot langsung mene-
mui DPRD setelah dilantik. “Dia
lebih komunikatif dibanding
Ahok,” ucap Taufik kepada ma-
jalah detik.
Bagi pengamat politik Yunarto
Wijaya, sejak awal menjabat Wakil Gu-
bernur Jakarta, karakter Ahok memang
lebih suka di belakang meja. Ini berfungsi
untuk menjalankan roda birokrasi.
“Saat dia di belakang meja, Jokowi (saat
menjadi Gubernur DKI) di luar melihat kondisi
lapangan, menjadi pola yang terus terjadi. Dia
bisa menjaga itu dan dilihat Ahok merasa lebih
nyaman,” kata pria yang akrab disapa Toto itu.
Toto juga menilai aksi blusukan Djarot alami.
Alasan itu pulalah yang membuat Ahok menja-
tuhkan pilihan pada Djarot untuk jadi wakilnya.
Ahok pun tidak khawatir bakal tersaingi oleh
Djarot.
“Ahok sengaja memilih Djarot karena ber-
pengalaman. Dan buktinya, dengan Ahok di
belakang meja, birokrasi jadi berubah jadi lebih
baik. Kinerja PNS membaik. Orang-orang yang
memiliki kinerja buruk disingkirkan,” ujarnya.
Dengan kata lain, menurut pandangan Toto,
blusukan Djarot di Jakarta sebaiknya tidak di-
maknai sebagai upaya memuluskan jalannya
menjadi orang nomor satu di Jakarta, melain-
kan untuk mensinergikan kinerja Ahok setelah
ditinggal Jokowi ke Istana. n
JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN G.
MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Yunarto Wijaya
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
DOK.LBH
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
PULUHAN ORANG YANG HENDAK BERUMRAH
DI PEKANBARU MENJADI KORBAN DUGAAN
PENIPUAN SEBUAH BIRO PERJALANAN.
SUDAH KERAP TERJADI DI RIAU.
KARENA TERGIUR
TRAVEL
BODONG
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
S
USIYAH hampir putus asa bolak-
balik ke kantor Kepolisian Resor
Kota Pekanbaru, Riau, untuk mena-
nyakan kasus penipuan yang diduga
dilakukan PT S terhadapnya. Padahal kasus itu
sudahdilaporkanpada24Maret2014kepolisi.
Wanita 41 tahun itu juga telah menerima surat
tanda terima laporan bernomor SPTL/353/
III/2014/Riau/SPKT Polresta.
Ibu dua anak warga Jalan Pala, Desa Pala,
Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, itu
berharap pemilik PT S, perusahaan biro perja-
lanan umrah yang diduga menipunya beserta
dua sepupunya, ditangkap. Namun, sudah
lebih dari enam bulan, dan 2014 pun segera
berakhir, kasus itu tak kunjung terungkap.
Pada awal 2014, Susiyah mendaftar untuk
berangkat umrah. Dia mengajak kakak sepu-
punya, Soewono, warga Pekanbaru, dan Mis-
tingah, warga Bogor, Jawa Barat, untuk sama-
sama berkunjung ke Tanah Suci Mekah.
Sebelumdiamemilihperusahaantravelyang
Jemaah umrah sedang
menunggu untuk melanjutkan
penerbangan di pelataran
Terminal 1 Bandara
Soekarno-Hatta, Tangerang,
Banten, Rabu (24/12).
MUHAMMAD IQBAL/ANTARAFOTO
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
akan memberangkatkannya, keluarga besar
sebenarnya sudah mewanti-wantinya berhati-
hati agar tak tertipu. Namun seorang tetangga
Susiyah yang bekerja di PT S de­ngan kantor di
Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, membuatnya
merasa aman untuk memilih biro tersebut.
Bersama dua sepupunya, Susiyah tanpa ragu
menyetor uang ke PT S senilai Rp 68 juta. Tak
ada firasat apa pun, karena akhir Januari 2014
mereka dikumpulkan bersama jemaah lain
untuk melaksanakan manasik haji di area eks
MTQ Nasional, Jalan Sudirman, Pekanbaru.
Setelah manasik haji, pihak PT S bahkan me-
lakukan pengukuran baju seragam untuk calon
jemaah. Perusahaan itu juga membagikan tas
pakaian dan tas sandang seragam. Jemaah pun
dijanjikan akan diberangkatkan umrah pada 26
Februari 2014.
Karena keberangkatan sudah di depan mata,
layaknya tradisi umat Islam pada umumnya,
Susiyah dan dua sepupunya melaksanakan
syukuran walimatul safar dengan mengundang
sanak saudara dan tetangga. Dan, pada hari
keberangkatan, sang suami, Ridwan, 45 tahun,
mengantar Susiyah ke Bandara Sultan Syarif
Kasim II, Pekanbaru. Selain Susiyah, jemaah
lain sudah berkumpul di sana.
Namun, empat jam berlalu, tak ada satu
pun pihak PT S yang datang untuk mengurusi
keberangkatan mereka. Kecurigaan mereka
memuncak ketika panggilan ke nomor telepon
seluler pemilik biro perjalanan tak sekali pun
direspons. Sebagian jemaah pun panik, terma-
Bukti pengiriman paspor
Susiyah dengan alamat di
Tangerang Selatan.
CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
suk Susiyah.
Setelah memastikan keberangkatan mereka
batal hari itu, Susiyah pulang dengan perasaan
malu. Bahkan ia sempat mengurung diri di
rumah selama sebulan. Pemilik PT S sempat
menghubungi jemaah, termasuk Susiyah,
dan dijanjikan akan diberangkatkan
pada 6 Maret 2014. Tapi janji
tinggal janji, pemilik agen travel
menghilang begitu saja hingga
kini.
Sudah jatuh tertimpa
tangga. Sudah menjadi kor-
ban penipuan, Susiyah juga
turut dipersalahkan oleh dua
sepupunya. Hubungan me-
reka menjadi renggang. Me-
reka bahkan meminta Susiyah
mengembalikan uang yang telah
disetorkan.
“Saya terpaksa mencicil utang kepada
keluarga. Padahal mereka tahu, kami sama-
sama tertipu,” kata Susiyah saat ditemui bebe-
rapa waktu lalu.
Setelah melapor ke polisi, ia jadi tahu ternyata
ada salah satu orang tua seorang polisi di Pekan-
baru yang juga menjadi korban penipuan PT S.
Tapi anehnya, dia mendapat pengembalian uang.
“Uang yang saya bayarkan ternyata dipu-
tarkan pihak agen travel lagi untuk mengem-
balikan dana umrah jemaah lain. Ini terungkap
karena penyidik yang memeriksa saya, orang
tuanya nyaris menjadi korban penipuan travel
yang sama,” ujar Susiyah.
AwalNovember2014,timPolresKotaPekan-
baru sebenarnya sudah dikirim untuk melacak
keberadaan pemilik agen perjalanan umrah PT
S, yang dikelola sepasang suami-istri. Tim ini
melacak dugaan mereka berada di Jakarta atau
Bandung.
“Namun tim kami tidak berhasil. Seminggu
di Jakarta dan Bandung, pasangan suami-istri
ini tidak ketemu juga,” tutur Kepala Satuan
Reserse Kriminal Polres Kota Pekanbaru Komi-
saris Hariwiyawan Harun.
Polisi juga belum menetapkan pasangan itu
sebagai tersangka, meskipun dari alat bukti yang
ada hal itu sudah bisa dilakukan. “Kami masih
Uang yang saya bayarkan
ternyata diputarkan pihak
agen travel lagi untuk
mengembalikan dana
umrah jemaah lain.
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Susiyah saat melaporkan
dugaan penipuan yang
dialaminya ke polisi.
CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
butuh keterangan saksi korban lain. Kalau sudah
lengkap,barukamikeluarkanDPO,”begitualasan
Hariwiyawan.
Menurut dia, dalam kasus ini, bukan hanya
Susiyah yang menjadi korban, tapi ada puluhan
korban lain, termasuk pihak maskapai pener-
bangan. “Kami serius mengungkap kasus ini,”
ujarnya.
Meski menghilang, sang pemilik agen travel
masih mengirimkan pesan singkat pada 26 Ok-
tober 2014. Dalam SMS-nya, ia mengucapkan
selamat tahun baru Islam. Ia juga mengajak
Susiyah saling mendoakan dan saling berpra-
sangka baik.
“Semua urusan yang tertunda segera Allah
mudahkan, Bu di tahun baru 1436 H, salam,”
begitu antara lain bunyi pesan tersebut.
Paspor Susiyah juga sudah dikembalikan PT S
pada 8 Juli 2014 melalui jasa pengiriman surat
dengan alamat pengirim dari kawasan Bumi
Serpong Damai, Tangerang Selatan, atas nama
Wisnu.
Menanggapi kasus ini, Ketua Association of
the Indonesian Tour & Travel Agencies (Asita)
Riau, Ibnu Masud, menyatakan kasus penipuan
umrah dan haji di Riau sudah banyak terjadi.
Jika dihitung, sudah miliaran rupiah dana
warga yang dikeruk oleh biro-biro perjalanan
“bodong”.
Biasanya agen perjalanan bodong ini akan
menawarkan paket umrah dan haji yang lebih
HUKUM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
murah ketimbang
agen travel lain. Se-
lisihnya bisa sampai
Rp 5 juta, sehingga
membuat banyak
orang tergiur.
“Di Riau, hanya
ada tiga travel umrah
dan haji plus yang
resmi, walau seka-
rang banyak. Tapi
yang resmi terdaftar
di Kementerian
Agama hanya tiga,”
ucapnya.
Memang ada
kasus penipuan yang diselesaikan lewat jalur
damai. Tapi banyak pula yang tak terungkap.
Ini, kata dia, membuat warga enggan berurus-
an dengan polisi. Sebab, selama ini tak satu
pun kasus penipuan umrah dan haji bisa tuntas
secara hukum.
“Padahal sudah ada perjanjian Kapolri dan
Menteri Agama dalam menangani kasus
penipuan umrah ini. Kedua belah pihak akan
saling membantu untuk mengungkap. Tapi, di
Riau, kita belum pernah dengar ada travel yang
sampai diseret ke meja hijau,” ujar Ibnu.
Ia pun meminta masyarakat tak lagi tergiur
janji muluk agen perjalanan. Jika ingin berang-
kat umrah atau haji plus, terlebih dulu min-
talah bukti bahwa agen perjalanan tersebut
terdaftar di Kementerian Agama. Jika perusa-
haan itu tak bisa menunjukkannya, sebaiknya
dihindari.
“Kebanyakan travel di daerah muncul deng-
an PT sendiri, lalu menggandeng perusahaan
travel di Jakarta. Ini yang banyak terjadi,” tutur
Ibnu. Jika terjadi penipuan, pihak agen travel
yang ada di Jakarta itu akan dengan mudahnya
berkelit.
Kini Asita Riau berharap polisi serius meng-
ungkap kasus penipuan umrah dan haji ini.
Harapan yang sama dilontarkan Susiyah, dan
mungkin puluhan, bahkan ratusan, korban lain-
nya. ■ CHAIDIR ANWAR TANJUNG (PEKANBARU) | M. RIZAL
Korban saat menunjukkan
bukti laporan polisi. Hingga
kini kasus tersebut belum
terungkap.
CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
ILUSTRASI:EDIWAHYONO
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
CRIME STORY
SEORANG GEMBONG PERAMPOK,
AKRADINATA ALIAS EDI
“PALEMBANG”, TEWAS DITEMBAK
POLISI. DIKENAL BENGIS SAAT
MENJALANKAN AKSINYA.
AKHIR PELARIAN
SI ‘RAJA TEGA’
BAGIAN I
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
D
OR, dor, dor! Rentetan letusan
senjata mengejutkan warga Kam-
pungSawahBalong,RT06RW04,
Kelurahan Srengseng, Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat, yang sebagian
masih terlelap. Saat itu, 1 Desember 2014,
waktu baru menunjukkan pukul 04.00 WIB.
Hanya beberapa warga yang memberanikan
diri keluar dari rumah, menyaksikan 22 orang
yang berkerumun di depan rumah kontrakan
milik Makmun, 50 tahun di pagi buta itu.
Sebagian besar menenteng senjata api, se-
perti pistol dan senjata laras panjang. Ketika
letusan senjata berhenti, mereka bersorak
kegirangan. Beberapa melakukan tos-tosan,
memberi selamat satu sama lain. Puluhan
pria berbadan tegap yang menenteng sen-
jata itu ternyata polisi berpakaian preman.
Warga pun baru berani mendekat.
Mereka baru menembak mati seorang
gembong perampok dalam penggerebekan
menjelang azan subuh berkumandang itu.
Makmun, pemilik rumah, dan dua penghuni
kontrakan, yakni Aroh, 35 tahun, dan Ha-
limah, 27 tahun, juga tak menyangka salah
satu tetangga mereka, Budiman Suman
atau yang disapa Padang, menyembunyikan
Akradinata alias Edi “Palembang”, gembong
perampok yang dikenal bengis saat beraksi.
“Dia diburu dan dikejar sudah lama, apes-
nya di sini, begitu kata bapak-bapak polisi,”
kata Aroh saat ditemui majalah detik bebe-
Komplotan Dedi Irawan
saat rilis kasus di Markas
Polrestabes Semarang awal
Oktober lalu.
ANGLING ADHITYA/DETIKCOM
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
rapa waktu lalu.
Adapun Makmun, yang sejak pukul 23.00
WIB sudah diberi tahu polisi akan ada peng-
gerebekan, melihat Edi tersungkur di kamar
mandi kontrakan yang dihuni Budiman itu.
Edi sempat berupaya kabur dengan naik ke
plafon, tapi peluru polisi lebih dulu meng-
hentikan langkahnya. Sedangkan Budiman,
warga Padang, dan satu kawannya yang
lain, Farhan Wijaya asal Lampung, diringkus
polisi.
KepalaUnitKejahatandanKekerasanKepo-
lisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Ar-
sya Khadafi mengatakan penggerebekan itu
dilakukan pihaknya bersama tim dari Satuan
Reserse Kriminal Polda Riau yang berjumlah
12 orang. “Kami tim taktis (dari Polda Metro)
berjumlah 10 orang, hanya mem-back-up dari
belakang,” ujar Arsya secara terpisah.
Tim Arsya sudah lama berkoordinasi deng-
an kepolisian Riau soal keberadaan Edi yang
terdeteksi di Kembangan. Edi diburu karena
sederet kasus perampokan dan menembak
mati seorang anggota Kepolisian Sektor Se-
napelan, Riau, Ajun Inspektur Dua Hariyanto
Bahari, yang akan menangkapnya pada 9
November lalu.
Aksi Edi menembak mati polisi itu sempat
menggegerkan warga Pekanbaru. Upaya
penangkapan dilakukan anggota Polsek Se-
napelan setelah mengendus keberadaan Edi
masuk ke Pekanbaru. Pria berusia 38 tahun
itu telah masuk daftar pencarian orang oleh
Polda Jambi karena kabur dari ruang tahanan
Kepolisian Resor Batanghari.
Kehadirannya di Pekanbaru telah dipantau
tim Buru Sergap Polsek Senapelan. Sore hari,
9 November, itu, Edi, yang menumpang mo-
bil Toyota Avanza berwarna hitam, tengah
berada di seputaran Kecamatan Senapelan.
Mobil yang ditumpangi enam orang terma-
suk Edi itu berhenti di Jalan Kulim, simpang
Jalan Kuras, Kecamatan Senapelan.
Edi turun dari mobil itu untuk berbelanja
baju di sebuah rumah-toko. Aipda Bahari,
yang menguntit Edi, mengejar ke dalam ruko
tersebut. Tahu dirinya dikejar, Edi ambil lang-
kah seribu lewat pintu belakang ruko. Bandit
itu sempat jatuh tersandung tali pembatas
kandang ayam di belakang ruko. Pistol yang
Dia diburu dan
dikejar sudah
lama, apesnya di
sini.
Edi "Palembang"
ISTIMEWA
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
ia bawa sempat terlepas dari genggaman.
Namun ia berhasil naik ke atas kandang, lalu
melompati pagar tembok.
Setelah melompati tembok, Edi tak lang-
sung kabur. Dia malah bersembunyi di balik
kerumunan pohon pisang di belakang ruko.
Ia sengaja menunggu Aipda Bahari yang me-
ngejarnya. Bahari melakukan hal yang sama,
naik ke atas kandang ayam dan melompati
tembok.
Tapi...dor!Suaraletusansenjatamenggema.
Bahari, yang posisinya masih di atas tembok,
ditembak Edi di bagian dada. Tak sanggup
melompati tembok karena luka tembaknya,
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
korban akhirnya turun dan kembali ke ruko.
Di depan pintu ruko, Bahari tersungkur dan
tewas. Setelah menembak petugas, Edi me-
larikan diri. Sementara itu, dua dari lima rek-
annya di mobil Avanza diamankan.
Malamnya, anggota Brigade Mobil Polda
Riau diterjunkan untuk memburu Edi. Ber-
bagai penjuru dan gang di kawasan itu di-
jaga ketat. Penyisiran dilakukan hingga hari
berganti. Tapi nihil, Edi tak ditemukan. Ia bak
belut yang licin untuk ditangkap. Sejak itu,
Polda Riau menyebar foto Edi sebagai buron
mereka.
Dua rekan Edi yang ditangkap awalnya
tidak mengakui keterlibatan mereka dalam
perampokan. Tapi belakangan keduanya
mengaku diajak Edi menggarong setelah
penjahat kambuhan itu lolos dari ruang ta-
hahan Polres Batanghari.
Di Pekanbaru, Edi rupanya sudah menyasar
sebuah rumah di Jalan Riau Ujung. Pemilik
rumah itu juga mempunyai mobil Toyota
Fortuner, yang konon di dalamnya dilengkapi
brankas uang. Informasi itu diperoleh Edi dari
mata-matanya yang ditebar di Pekanbaru.
“Ini tujuan Edi lari dari Jambi ke Pekanba-
ru. Sebelum dia beraksi, anggota kami me-
nyergapnya di toko pakaian tersebut, tapi
anggota tewas dia tembak,” tutur Kepala Sa-
tuan Reskrim Polresta Pekanbaru, Komisaris
Makmun, pemilik kontrakan
yang dihuni kawanan Edi.
Halimah, salah satu
penghuni kontrakan, saksi
mata penggerebekan Edi
"Palembang".
ADITYA MARDIASTUTI/DETIKCOM
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Hariwiyawan.
Sejak membunuh petugas, Edi menghilang
tanpa jejak. Namun polisi tak menyerah dan
terus memburunya. Edi sempat terendus pu-
lang kampung ke tanah Minang, lalu segera
bergeser ke Jambi. Ia juga pernah terdeteksi
di Kabupaten Sarolangun, Jalan Lintas Timur,
ketika sedang makan di sebuah warung. Tapi,
saat digerebek, Edi melawan. Kontak senjata
terjadi. Ia pun lari ke kawasan hutan. Lagi-
lagi sang garong lolos.
Selama diburu polisi, Edi hidup berpindah-
CRIME STORY
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
pindah dari satu provinsi ke provinsi lain,
termasuk ke Ibu Kota. Saat digerebek di
Kembangan, Jakarta Barat, seperti biasa Edi
melawan dengan pistolnya. Berkaca dari
pengalaman sebelumnya, polisi langsung
menembak mati Edi. Berakhir sudah pelarian
sang gembong perampok tersebut.
Selain mengamankan dua rekannya, Budi-
man dan Farhan, dari tempat persembunyi-
an Edi di Kembangan, polisi mengamankan
sepucuk pistol rakitan jenis revolver dengan
enam peluru, lima unit telepon seluler, dan
dua buah dompet.
Dari keterangan dua rekannya yang ter-
tangkap di Pekanbaru pula diketahui bahwa
Edilah yang merampok sebuah perusahaan
di kawasan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya,
Riau, suatu malam pada April 2014. Saat itu,
Edi menggasak brankas perusahaan yang
tidak diketahui pasti berapa jumlah uangnya.
Edi juga membunuh seorang anggota
satuan pengamanan yang tengah berjaga.
Bukan dengan pistol, melainkan de­ngan cara
dibenturkan kepalanya ke tembok hingga pe-
tugas satpam itu tewas. Dari pengakuan itu,
polisi tahu tipikal Edi setiap kali beraksi. Tak
mengherankan jika ia mendapat julukan si
raja tega. Nekat, dan tega membunuh deng-
an bengis siapa pun yang menghalangi. ■
ADITYA MARDIASTUTI, CHAIDIR TANJUNG (PEKANBARU) | M. RIZAL
Istri Aipda Hariyanto Bahari
memegang foto mendiang
suaminya.
CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEWINTERVIEW
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MENTERI PAN & REFORMASI BIROKRASI
YUDDY CHRISNANDI:
BIN PERKUAT
INSPEKTORAT
AWASIPNS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
K
EMENTERIAN Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi menggan-
deng Badan Intelijen Negara (BIN) untuk me-
mantau perilaku aparat sipil. Hal itu, menurut
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, semata
untuk kedisiplinan aparatur, bukan untuk
menakut-nakuti aparat birokrasi. Ia menjamin
pelibatan BIN itu tak akan tumpang-tindih de­
ngan peran inspektorat jenderal kementerian
ataupun dinas-dinas di daerah.
“BIN kan salah satu unsur yang menjaga
pemerintahan, unsur lainnya adalah inspekto-
rat. Semua nantinya akan bekerja sama,” kata
Yuddy dalam perbincangan dengan majalah
detik di ruang kerjanya, Senin, 15 Desember
lalu.
Ia menegaskan pihaknya juga akan merevi-
talisasi peran irjen, yang selama ini terkesan
lebih sebagai tukang stempel menteri, guber-
nur, atau wali kota/bupati. Salah satu caranya
adalah menyampaikan tembusan hasil peng-
awasannya kepada Kementerian PAN sebagai
pihak yang memimpin reformasi birokrasi.
Untuk mengawasi PNS, Anda bekerja
samadenganBIN,apakahtidakberlebihan?
BIN kan instrumen negara yang salah satu
tugasnya memberikan informasi kepada
pemerintah, lalu menciptakan suasana dan
kondisi yang stabil untuk berlangsungnya pro-
gram-programnasionalsesuaiyangdirencana-
kan pemerintah. Jadi sudah menjadi kewajiban
BIN, baik diminta maupun tidak, menyampai-
kan berbagai macam informasi tentang kon-
disi sosial-politik yang terkait dengan penye-
lenggaraan pemerintahan, termasuk informasi
para pelaksana penyelenggara pemerintahan.
Tapi UU Intelijen Negara menyebutkan
tugas BIN adalah mengantisipasi ancam-
an terhadap keamanan dan ketahanan
"MAU DIAWASI OLEH CIA, KGB, ATAU MOSSAD SEKALIPUN TIDAK ADA YANG PERLU
DITAKUTKAN. APALAGI CUMA DIAWASI OLEH BIN."
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
nasional….
Itu kan formalnya. Tapi, yang namanya in-
telijen negara, dia berkewajiban memberikan
informasi apa pun kepada negara. Represen-
tasi negara dan pemerintah itu pimpinan ter-
tingginya adalah presiden yang dibantu para
menteri. Jadi apa salahnya?
Mengapa tidak memaksimalkan inspek-
torat?
Inspektorat juga. Jadi semua. Semua yang
namanya aparatur negara itu kita fungsikan
untuk mengawasi dan mendukung penyeleng-
garaan pemerintahan. Hanya, secara khusus,
intelijen ini memiliki spesifikasi tersendiri, kepi-
awaiannya mendapatkan informasi dan mene-
ruskan informasi itu secara tepat dan akurat.
Spesialisasinya di situ dan, untuk mendukung
kelancaran tugas-tugas pemerintahan serta
penyelenggaraan negara, kita membutuhkan
informasi yang cepat dan akurat.
Ada indikasi PNS akan menghambat
program?
Tidak, tidak. Memblok kebijakan tidak. PNS
kita ini patriot-patriot negara yang memiliki
loyalitas, ketaatan terhadap kebijakan-kebi-
jakan pemerintah. Kami tidak khawatir dan
curiga sedikit pun. Yang kami lakukan adalah
memastikan bahwa penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan berjalan sebagaimana seharus-
Video
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
nya, lancar.
Tidak khawatir muncul kesan dari PNS
bahwa mereka diawasi secara berlebihan?
Kalau semua memang niatnya bekerja deng-
an sebaik-baiknya untuk bangsa dan negara,
tidak memiliki agenda-agenda untuk meng-
untungkan diri sendiri dan pribadi, betul-betul
bekerja memanfaatkan uang rakyat demi
kepentingan rakyat, mau diawasi oleh CIA,
KGB, atau Mossad sekalipun tidak ada yang
perlu ditakutkan. Apalagi cuma diawasi oleh
BIN. Jadi ini sesuatu yang biasa-biasa saja, ha-
nya kita artikulasikan kembali, mengingatkan
aparatur negara, ini lo kita punya ­mitra yang
namanya BIN.
Informasi apa saja yang ingin didapat
dari BIN?
Untuk memastikan bahwa peraturan-per-
aturan yang terkait dengan aparatur sipil ne-
gara dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Itu
saja. Disiplin dan tanggung jawab itu adalah
modal kerja pembangunan. Setiap informasi
MY TRANS
Kalauniatnyatidakbenar,Andakantakut
diawasiistri.Kalaumemangniatnyadari
rumahuntukbekerja,bukanuntukselingkuh,
mengapatakut?
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
Menemui Kepala Badan
Intelijen Negara Marciano
Norman, Selasa (16/12.)
HUMAS KEMENPAN RB
itu akan berpengaruh dalam pengambilan ke-
bijakan dan keputusan. Seperti kita tahu akan
hujan, pasti kita sedia payung.
Informasi itu akan menjadi yang utama?
BIN kan salah satu unsur yang menjaga pe-
merintahan, unsur lainnya adalah inspektorat.
Semua nantinya akan bekerja sama.
Wah, pengawasannya jadi dobel….
Bagus dong… semakin banyak yang meng-
awasi.
Kesannya kondisi darurat….
Biasa-biasa saja.... Kalau niatnya tidak benar,
Anda kan takut diawasi istri. Kalau memang
niatnya dari rumah untuk bekerja, bukan untuk
selingkuh, mengapa takut?
Rencana penguatan inspektorat?
Sedang didalami karena, pandangan ma-
syarakat selama ini dan tentu juga pandangan
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
saya, inspektorat yang ada, terutama di pe-
merintahan daerah itu, tidak lebih dari tukang
stempel. Di banyak tempat, inspektorat selalu
orang yang “dekat” dengan bupati, wali kota,
atau gubernur sehingga independensinya
diragukan. Padahal dia harusnya memeriksa
efisiensi, meluruskan perilaku para pejabat,
akhirnya dia tidak berfungsi. Akhirnya rapor-
nya baik semua. Padahal masyarakat melihat
pemerintahan ini kok enggak beres, tapi kok
nilainya selalu beres. Akhirnya kepercayaan
masyarakat kepada inspektorat kan selalu
menurun. Kita ingin kembali­kan kewibawaan-
nya. Kita ingin kembalikan kepercayaan ma-
syarakat.
Caranya?
Kami sedang mengkaji bagaimana merevita-
lisasi inspektorat ini sehingga punya indepen-
densidankewibawaanterhadapkepaladaerah
yang mengangkatnya. Nantinya inspektorat
memiliki kewajiban lapor institusi vertikalnya,
tapi tembusannya kepada Menteri PAN. Kena-
pa kita ikut diberi tembusan? Karena leading
INTERVIEW
Dibanyaktempat,inspektoratiniselalu
orangyang‘dekat’denganbupati,walikota,
ataugubernursehinggaindependensinya
diragukan.
DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
sector reformasi birokrasi. Agenda reformasi
ini untuk mengubah mindset. Memang harus
ada mental revolution dan caranya melakukan
perubahan fundamental itu dengan memicu.
Harus ada pengawasan, instruksi, peraturan,
dan tindakan yang tegas agar semua aparatur
sipil negara melaksanakan tugas dengan se-
baik-baiknya.
Kalau soal pembubaran komisi-komisi
negara?
(Penghapusan) sepuluh lembaga yang
(keputusan pembubarannya) ditandatangani
Presiden (Joko Widodo) sebetulnya sudah di-
usulkandaritahun2011kepadaPresiden(Susilo
Bambang Yudhoyono). Tapi entah bagaimana
Bersama Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi
Abraham Samad seusai
penandatanganan dokumen
komitmen pencegahan
korupsi November lalu.
HUMAS KEMENPAN RB
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
prosesnya belum ditandatangani. Karena itu
merupakan kajian yang sangat komprehensif,
nah Pak Jokowi melihat mengapa kita harus
mengkaji lagi. Otomatis bubar lembaga itu.
Berapa banyak lagi komisi yang akan
dibubarkan?
Masih 60 atau 70 lagi. Pemerintahan seka-
rang melanjutkan telaah. Kami dari Kemente-
rian PAN tidak hanya di atas kertas bagaimana
struktur organisasinya, data kepegawaiannya,
kinerjanya. Tapi kami akan proaktif melihat
langsung, kantornya di mana, apa yang diker-
jakan. Misalnya saya tiba-tiba datang ke LIPI,
datang ke BMKG, nanti akan saya lihat satu
per satu sehingga, secara telaah dengan ob-
servasi langsung, harus match. Jangan sampai
salah assessment, salah menilai. Di atas kertas,
kita katakan masih layak, tapi di kantornya
semrawut tidak ada orang.
Pegawainya dikemanakan?
Tentu kita berkewajiban menyalurkan pe-
gawai-pegawai ini ke tempat yang lain sesuaiMEGIZA/CNNINDONESIA
Pembubaran10komisinegaraitusebetulnya
sudahdiusulkandaritahun2011,tapientah
bagaimanabelumditandatanganipresiden.
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
dengan bidang masing-masing. Kan banyak
tempat juga yang “kekurangan” pegawai. Itu
bisa kita manfaatkan.
Imbauan Anda agar rapat-rapat tidak di
hotel dikeluhkan pemilik hotel?
Tidak apa-apa minta peninjauan. Sudah
ditinjau.
Hasilnya?
Sebagaimana disampaikan Bapak Presiden
pada saat penyerahan DIPA, kan sudah cukup
jelas bagi semua menteri. Presiden mengata-
kan sudah saatnya kita melakukan efisiensi,
stop pemborosan nasional. Jangan lagi ada
rapat-rapat di luar kantor. Apa masih kurang
jelas?
Kenapa Anda tidak melarang iklan-iklan
layanan kementerian atau dinas?
Bersama anggota DPR, Rieke
Diah Pitaloka, dan para
bidan dari sejumlah daerah,
November lalu.
DOK. ISTIMEWA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
INTERVIEW
Meninjau lokasi banjir di Bale
Endah, Bandung didampingi
Gubernur Jawa Barat Ahd
Heryawan dan Wakil Bupapti
Bandung Deden R Rumaji, 20
Desember.
Dok. Humas Kemen PAN RB
Pokoknya jangan boros. Terjemahkanlah
masing-masing.Janganbuang-buanganggaran
yang tidak perlu. Kalau menganggap perlu, ya
silakan. Di mana urgensinya. Tapi, kalau boros,
kita tanya kenapa uang rakyat dibelanjakan
untuk hal yang tidak diperlukan.
Seberapa valid data yang menyebutkan
kebijakan itu bisa menghemat hingga 20
persen....
Bukan20persenlagi,(tetapi)40persen.Ada
simulasinya. Saya kasih tahu. Seperti listrik saja
di ruangan ini saya mati­kan, AC juga saya ma-
tiin, dan hanya boleh 24 derajat. Dengan itu,
beban listrik stabil dan relatif menurun. Kalau
bisa diturunkan 1 kWh setiap derajat itu, coba
kalikan berapa instalasi AC dalam satu bulan?
Bisa ratusan ribu atau jutaan, itu satu kantor.
Kalau 10 kantor, ribuan kantor di Indonesia?
Di kantor Kementerian PAN saja biasanya lis-
trik Rp 24 juta satu bulan bisa kita turunkan
sampai jadi Rp 18 juta. Itu penghematan baru
dari listrik. Belum perjalanan dinas menteri
kalau pergi 15 orang yang ikut. Saya sekarang
pergi hanya 5 orang, semua di kelas ekonomi.
Kalau ada 34 menteri, 77 pimpinan lembaga
nonkementerian, 500-an kabupaten/kota, 34
provinsi, bayangkan berapa penghematannya?
Bukan miliar lagi, triliun rupiah. ■
PASTI LIBERTI MAPPAPA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
BIODATA
NAMA:Dr Yuddy Chrisnandi
TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Bandung, 29 Mei
1968
ISTRI: Velly Elvira, SH
ANAK: Ayesha Fatma Nandira
PENDIDIKAN:
•	 1980: SD Negeri Panitran III Cirebon
•	 1983: SMP Negeri I Cirebon
•	 1986: SMA Negeri I Cirebon
•	 1991: Jurusan Manajemen Fakultas Eko-
nomi Universitas Padjadjaran (Unpad),
Bandung
•	 1997: Fakultas Pascasarjana Ilmu Eko-
nomi Universitas Indonesia (UI)
•	 2004: Program Doktor Ilmu Politik Uni-
versitas Indonesia (UI)
PERJALANAN KARIER:
•	 2011: Komisaris Utama PT Time Line
Visual
•	 2011: Komisaris PT Anugerah Bumi Cire-
bon
•	 2010: Founder The FIRST (Future of
Indonesia Research Studies), konsultan
bisnis dan politik
•	 2005:DosenPPS-StudiIlmuPolitikFISIP,
Universitas Indonesia
•	 2001-2002: Staf Khusus Wakil Presiden
RI Bidang Politik/Keamanan
•	 1999-2001:PenasihatAhliKapolriBidang
Politik dan Kepemudaan
•	 2004-2009: Anggota Komisi I DPR dari
Partai Golkar
•	 1997-1999: MPR dari Partai Golkar
PENGALAMANORGANISASI:
•	 2010-2015: Ketua Bidang Pemenangan
Pemilu/Bappilu DPP Partai Hanura
•	 2011-2016: Ketua Dewan Penasihat Gen-
tra Sunda
•	 2005-2010: Ketua Ormas DPP MKGR
•	 2004-2009: Ketua Departemen Organi-
sasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP
Partai Golkar
KARYATULIS:
•	 1999: KPPHAMBukanPengadilanHAM,
Yayasan Kebangsaan Bersatu
•	 2005: Reformasi TNI:
Perspektif Baru Hu-
bungan Sipil-Militer di
Indonesia, LP3ES
•	 2007:Kesaksian
Para Jenderal,
LP3ES
•	 2007: Post
Soeharto Ci-
vil-Military
Relations in
Indonesia,
Rajaratnam
School of
International
Studies Singa-
pore
•	 2008: Beyond
Parlemen: Dari Po-
litik Kampus hingga
Suksesi Kepemimpin-
an Nasional, Trans-
wacana
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
KOLOM
OLEH: PRI AGUNG RAKHMANTO
BIODATA
Nama:
Pri Agung Rakhmanto
Pendidikan:
●	 Jurusan Teknik Perminyak-
an ITB
●	 Jurusan Ekonomi ITB
●	 Colorado School of Mines,
Amerika Serikat
S
ETELAH bekerja sekitar satu bulan, Tim Reformasi Tata Kelola Migas
yang dipimpin ekonom Faisal Basri menyampaikan rekomendasi perta-
manya, yakni menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis ben-
sin RON 88 atau Premium oleh PT Pertamina (persero). Sebaliknya, tim
tersebut merekomendasikan agar Pertamina melakukan importasi bensin RON 92
atau sejenis Pertamax. Tim memberi tenggat lima bulan ke depan bagi Pertamina
untuk melakukan proses transisi.
Tentu rekomendasi itu idealnya sudah melalui serangkaian analisis dari diskusi
dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan. Saya pribadi menilai
rekomendasi yang disampaikan itu bagus, hanya belum matang. Kenapa?
Saya belum bisa melihat dengan jelas apa sebetulnya yang ingin dicapai dari
rekomendasi tersebut. Dampak makronya terhadap subsidi BBM yang selama ini
REKOMENDASI UNTUK MENGHENTIKAN IMPOR PREMIUM SULIT
DIPENUHI KARENA KILANG PERTAMINA DIDESAIN HANYA UNTUK
PRODUKSI PREMIUM, BUKAN PERTAMAX.
MENGHAPUSPREMIUM,
MEMBANGUN KILANG BARU
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
KOLOM
terjadi seperti apa? Apakah dengan menghentikan atau menghapus Premium oto-
matis harga BBM kita akan lebih rendah atau bagaimana? Bila Premium dihapus,
apakah lantas akan sepenuhnya membeli RON 92? Apakah Tim sudah mengko-
munikasikannya secara mendetail dengan Pertamina? Bila sudah, mestinya Tim
memahami kondisi riil di lapangan seperti apa. Kenapa?
Karena, prasyarat mendasar untuk mengimplementasikan rekomendasi tersebut
di lapangan dalam waktu singkat tidaklah mungkin. Faktanya, kilang minyak yang
dimiliki Pertamina saat ini hanya mampu mengolah Premium kurang dari 1 juta
kiloliter per tahun. Sedangkan kebutuhan terhadap Premium mencapai 30 juta
kiloliter per tahun. Jadi, untuk hal mendasar ini saja, rekomendasi untuk meng-
hentikan impor Premium itu sepertinya sulit dipenuhi karena kilang kita didesain
hanya untuk produksi Premium, bukan Pertamax.
Wacana penghapusan Premium sebetulnya pernah mencuat pada 2011. Waktu
itu Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang melontarkannya karena dianggap
bisa mengurangi beban subsidi di APBN. Tapi, setelah dibahas di DPR, wacana itu
tak dilanjutkan karena kondisi riil seperti yang telah disebutkan di atas.
Memangbenarpada10Desemberlalu,dibawahkomandoDwiSoetjiptosebagai
Direktur Utama Pertamina, ditandatangani nota kesepahaman program pengem-
bangan kilang minyak dengan tiga perusahaan asing. Mereka adalah Saudi Aramco
(Arab Saudi), Sinopec (Tiongkok), dan JX Nippon Oil & Energy (Jepang). Melalui
program pengembangan kilang dengan nilai investasi US$ 25 miliar itu, kapasitas
kilang ditingkatkan, dari 820 ribu barel per hari menjadi 1,6 juta barel per hari.
Kelima kilang Pertamina yang masuk dalam program itu adalah kilang Cilacap,
Jawa Tengah; Dumai, Riau; Balongan, Jawa Barat; Plaju, Sumatera Selatan; dan Ba-
●	 Universiteit Twente,
Belanda
Jabatan:
Direktur Eksekutif ReforMiner
Institute, sejak 2012
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
KOLOM
likpapan, Kalimantan Timur. Direksi Pertamina memperkirakan ­program pengem-
bangan kilang itu baru selesai dalam tempo 4-5 tahun.
Selain meng-upgrade, membangun kilang untuk memproduksi BBM bukan lagi
pilihan, melainkan keharusan. Ini jika kita bersungguh-sungguh memikirkan keta-
hanan energi nasional. Sudah lebih dari satu dekade pembangunan kilang hanya
menjadi wacana dari waktu ke waktu.
Dari proyeksi konsumsi hingga tahun 2015, kita membutuhkan setidaknya dua
kilang baru masing-masing dengan kapasitas 300 ribu barel per hari. Lima tahun
berikutnya,2020,kitamemerlukanlagitambahantigakilangbarudengankapasitas
kurang-lebih sama.
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
KOLOM
Jika berkomitmen menjaga ketahanan (energi) nasional, pemerintah harus segera
merealisasi pembangunan kilang baru dan berhenti berwacana. Pemerintah dapat
memilih sikap progresif: membangun dengan dana yang disisihkan dari pengurang-
an anggaran subsidi BBM dan kemudian menugasi Pertamina melaksanakan. Atau
memilih moderat: pemerintah sekadar memberikan penjaminan, insentif fiskal
dan nonfiskal kepada investor yang saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan
Pertamina. Jika terus berlama-lama tidak memilih, berarti pemerintah tidak sung-
guh-sungguh memikirkan ketahanan energi nasional. Artinya, membiarkan devisa
negara terus tergerus. Ini jelas kontraproduktif.
Kita harus mencontoh negara lain di Asia-Pasifik, seperti Cina, India, Thailand,
dan Vietnam, yang menyadari betul urgensi pembangunan kilang baru untuk me-
menuhi kebutuhan BBM negaranya. Mereka berlomba menawarkan insentif fiskal
dan nonfiskal untuk mendorong pembangunan kilang. Keringanan pajak, pembe-
basan bea masuk impor, pembebasan atau pengurangan biaya sewa lahan, hingga
kemudahan birokrasi diberikan untuk mempercepat pembangunan kilang. n
Disarikan berdasarkan wawancara pada Selasa, 22 Desember 2014.
MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
MEMBORGOL
TANGAN SAKTI
PAKKANJENG
“KABARNYA, FUAD AMIN ITU ORANG
SAKTI, YANG MEGANG TANGANNYA
BAKAL BUNTUNG.”
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Tap untuk melihat
Video
H
ENING menyergap dini hari itu.
Sebuah rumah mewah di Bangkal-
an, Madura, Jawa Timur, digerebek
penyidik Komisi Pemberantasan Ko-
rupsi. Berkali-kali pintu diketuk, jawaban tidak
kunjung datang.
Salah satu penyidik lantas meraih daun pintu,
tapi rumah di Jalan Saksak, Kelurahan Kraton,
Bangkalan, itu terkunci. Tidak mau buang wak-
tu, petugas KPK itu pun membuka paksa pintu
rumah tersebut. Braak!
Begitu pintu bisa dibuka pada Selasa, 2 De-
sember 2014, itu, empat penyidik KPK langsung
berhadapan dengan Fuad Amin Imron, si pemi-
lik rumah.
Fuad, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Bangkalan dari Fraksi Partai Gerindra,
membuat keempat petugas komisi antirasuah
itu sejenak ragu-ragu. Mereka sempat menda-
pat cerita tentang kesaktian Fuad.
“Semua (penyidik) sempat diam. Saling tung-
gu siapa yang akan gerak duluan. Kabarnya, dia
(Fuad) orang sakti, yang megang tangannya
bakal buntung,” ujar sumber majalah detik.
Penangkapan Fuad berjalan dramatis. Be-
berapa warga berkerumun di luar rumah. Ke-
polisian Resor Bangkalan menerjunkan sekitar
30 personel untuk melakukan pengamanan.
Mereka terdiri atas satu peleton Sabhara, satu
unit Intel, dan satu unit Reserse Kriminal.
KepalaPolresBangkalanAjunKomisarisBesar
Polisi Soe­listyono mengaku dihubungi penyidik
KPK, Novel Baswedan, sebelum penangkap-
an. Namun, ia sedang berada di Semarang.
Koordinasi pengamanan lantas dilakukan oleh
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Wakil Kepala Polres Bangkalan Komisaris Polisi
Yanuar.
Ternyata penangkapan berjalan lancar. Tidak
terjadi hal-hal aneh ataupun mistis dalam pe-
nangkapan pria yang dijuluki Pak Kanjeng itu
seperti kisah-kisah yang beredar di Bangkalan.
“Dari Pak Fuad tidak ada perlawanan apa
pun, dia menyadari. Kemudian ada beberapa
tas yang kita tidak tahu isinya, itu yang dibawa
oleh KPK,” ujar Soelistyono.
Aparat Polres Bangkalan berjaga di luar
pagar rumah. KPK hanya mengizinkan Kepala
Satuan Reskrim dan Kepala Satuan Intel turut
menyaksikan penangkapan yang dilanjutkan
dengan penggeledahan tersebut.
Penyidik KPK kaget ketika memasuki kamar
tidur Fuad. Mantan Bupati Bangkalan itu mem-
biarkan tumpukan uang berserak di dalam
kamar. Bergepok-gepok uang pecahan seratus
ribuan diletakkan di berbagai tempat, termasuk
di tempat tidur.
Penangkapan Fuad merupakan kelanjutan
dari penggerebekan praktek suap di Jakarta.
KPK menangkap ajudan Fuad, Rauf, dan Direk-
tur PT Media Karya Sentosa (MKS) Antonius
Bambang Djatmiko ketika melakukan serah-
terima uang di gedung AKA, Jalan Bangka I
Nomor 2, Jakarta.
Uang sebesar Rp 700 juta sudah diletakkan
di dalam mobil Fuad. Pengantar uang itu ang-
gota TNI Kopral Satu Darmono. Ia ditangkap
FOKUS
Penggeledahan rumah Fuad
Amin di Jalan Kupang Jaya,
Surabaya, Jawa Timur.
SURYANTO/ANTARA
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
tidakberapalamakemudiandiEnergyBuilding,
kawasan Sudirman Center Business District,
Jakarta. Ketiganya merujuk nama Fuad sebagai
penerima suap.
Uang Rp 700 juta itu diduga sebagai pelicin
agar PT MKS tetap menjadi perusahaan pem-
beli gas hasil eksplorasi di Blok Madura Barat.
Eksplorasi di blok ini dikendalikan anak peru-
sahaan Pertamina, PT Perusahaan Hulu Energi
West Madura Offshore (PHE-WMO).
Pada 2007, PT MKS meneken kontrak per-
janjian jual-beli gas dengan PT Pertamina EP.
PT MKS mendapat jatah alokasi pembelian
gas sebesar 40 BBTU dengan pertimbangan
memasok gas ke pembangkit listrik tenaga gas
di Gili Timur, Bangkalan, sebesar 8 BBTU.
Perjanjian tersebut mensyaratkan PT MKS
membangun jaringan pipa bagi kebutuhan gas
PLTG di Gili Timur. Selama ini tidak ada jaring-
an pipa gas untuk PLTG tersebut. Karena itu,
perusahaan ini lantas merangkul perusahaan
daerah Kabupaten Bangkalan, PD Sumber
Daya, untuk mengelola pembangunan jaringan
pipa.
Namun pembangunan jaringan pipa ini tidak
pernah bergerak. Sumber majalah detik di
KPK menyebutkan PT MKS justru menjual gas
untuk kebutuhan PLTG Gresik dan Pertamina
untuk gas rumah tangga.
Adapun hasil eksplorasi WMO, sekitar 80
persen adalah gas bahan bakar PLTG, 14 persen
untuk gas rumah tangga, dan sisanya dalam
bentuk lain.
Keberadaan PT MKS turut menjadi sorotan
khusus KPK. Sumber di KPK menyebutkan se-
toran dana kepada Fuad sudah berjalan cukup
lama. Ia menyebut nilai nominal Rp 1,5 miliar
sampai Rp 1,7 miliar per bulan.
“Nah, itulah, duitnya malah ke Fuad sejak dia
jadi bupati,” ungkap sumber majalah detik.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto
mengakui perkembangan penyidikan cukup
signifikan setelah melakukan penggeledahan di
beberapa rumah Fuad. KPK sudah menyiapkan
sangkaan berlapis terhadap Fuad.
Operasitangkaptanganbarudapatmenjerat
Fuad selaku Ketua DPRD Bangkalan dengan
Pasal 12 Huruf A, Pasal 12 Huruf B, Pasal 5 Ayat
FOKUS
Kapolres Bangkalan Soelistyono
BAHTIAR RIVAI/DETIKCOM
PakFuadtidakada
perlawananapa
pun,diamenyadari.
Kemudianada
beberapatasyangkita
tidaktahuisinya,itu
yangdibawaolehKPK.
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantas-
an Tindak Pidana Korupsi.
Selasa, 23 Desember 2014, KPK mengeluar-
kan surat perintah penyidikan baru untuk men-
jerat Fuad sebagai Bupati Bangkalan. Bambang
mengakui petunjuk dugaan korupsi semasa
Fuad menjadi bupati sudah cukup kuat.
“Sekarang sedang dalam kajian untuk meli-
hat lebih lanjut apakah kasus ini bisa juga di-
kembangkan menjadi tindak pidana pencucian
uang,” tutur Bambang kepada majalah detik.
Skema kasus ini melibatkan empat pihak,
yakni Fuad, BUMD, anak perusahaan Perta-
mina, dan PT MKS. Namun pintu masuk yang
dipakai KPK adalah penyuapan. Karena itu, KPK
tetap akan mendalami dugaan pencucian uang
untuk menelusuri aliran uang, baik di lingkup
internal keluarga Fuad maupun pihak terlibat.
Adik kandung Fuad, Abdul Latif Amin, enggan
berkomentarbanyak.WakilKetuaDPRDBangkal-
an ini memilih tidak berkomentar banyak sambil
menunggu perkembangan di KPK.
“Sekarang tunggu prosesnya saja di KPK
seperti apa, kami ikuti,” ujarnya.
Pengacara PT MKS, Edward Lontoh, me-
ngatakan perusahaannya tidak terkait dengan
perbuatan Direktur PT MKS Antonius Bambang
Djatmiko. Hubungan perusahaan dalam pembe-
lian gas merupakan business to business. PT MKS
mendapatkan kontrak pembelian gas Pertamina
sejak 2007.
Kerja sama dengan PD Sumber Daya di-
lakukan sejak 2007 atas anjuran BP Migas
(sekarang SKK Migas). Kerja sama ini dilakukan
untuk mempersiapkan pembangunan jaringan
pipa PLTG di Gili Timur. Namun proses pemba-
ngunan PLTG harus melalui perjanjian dengan
Bambang Widjojanto saat gelar
barang bukti di gedung KPK,
Jakarta 2/12/2014.
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
PLN.
BerdasarkanpertemuanterakhirdenganPLN,
mereka justru tidak menyarankan pembangun-
an jaringan pipa bawah laut karena risiko bocor
terkena jangkar kapal, membutuhkan biaya
tinggi, dan sudah adanya Jembatan Suramadu.
“Jadi PLN memutuskan, gasnya dijual saja ke
pembangkit listrik Gresik. Lalu, melalui inter-
koneksi Jawa-Bali, melalui Suramadu, dikirim
langsung listrik ke Madura,” ujarnya.
Edward enggan berkomentar mengenai sta-
tus hukum Antonius. Ia merupakan pengacara
korporasi, bukan individu. Namun ia mengakui
KPK telah menyegel beberapa ruangan di kan-
tor PT MKS, termasuk ruangan Antonius. ■
ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | ARYO BHAWONO
FOKUS
Anjungan migas (ilustrasi)
ANTARA
TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Y
ASIN Maserly tidak sedikit
pun merasa gembira ketika
seorang polisi dari Kepolisi-
an Daerah Jawa Timur ber-
tandang ke rumahnya, Jalan Jokotole
Nomor 79, Socah, Bangkalan, Madura.
Padahal polisi tersebut hendak menin-
daklanjuti laporan penyerobotan tanah
yang diserahkan Yasin beberapa pekan
sebelumnya.
“Saya bilang ke Krimsus (Direktorat
Kriminal Khusus Polda Jawa Timur)-
nya, halah, pakai datang ke sini, nanti
kalau sudah tahu uang Bupati Fuad,
pada ‘masuk angin’ semuanya. Kutu,
saya bilang,” ujarnya mengenang.
Tanah Yasin terkena proyek pem-
bangunan akses jalan ke Jembatan
JEJAK
HITAM
BUPATI
FUAD
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Suramadu pada 2012. Saat itu Peme-
rintah Kabupaten Bangkalan sedang
gencar membebaskan tanah untuk
pembangunan jalan akses Jembatan
Suramadu. Namun tanah yang diuruk
untuk proyek melebihi ketentuan
perjanjian.
Lahan garapan Yasin yang
dimanfaatkan untuk ber-
tani turut kena urukan
tanah buat jalan. Karena
itulah Yasin mengadu ke
polisi.
Kekhawatiran Yasin ter-
bukti. Laporan penyerobotan
tanah itu tidak jelas tindak lanjut-
nya. Polda Jawa Timur hanya meme-
riksa saksi-saksi tanpa menindaklanjuti
ataupun memberi konfirmasi kepada-
nya.
Proyek pembangunan jalan akses Su-
ramadu di desanya menuai banyak ma-
salah. Bukan hanya Yasin yang dirugikan.
Warga lain, Hajah Hamzah, melaporkan
dugaan penyerobotan yang sama ke
Komisi Pemberantasan Korupsi setelah
Fuad dicokok pada 2 Desember 2014.
Hamzah menceritakan, tanahnya tiba-ti-
ba saja diuruk. Ia tak dapat bertindak ba-
nyak karena pengerjaan proyek dikawal
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
preman.
Kasus Yasin dan Hamzah hanya sege-
lintir jejak hitam Fuad. Pengasuh Pondok
Pesantren Ibnu Cholil, Imam Buchori
Cholil, mengaku melaporkan masalah
serupa pada 2009. Saat itu, Pemerintah
Kabupaten Bangkalan menggandeng PT
Misi untuk membebaskan lahan akses
Pelabuhan Socah. Mereka menguruk
tanah lebih luas dari perjanjian.
Imam melampirkan bukti penyu-
apan sebesar Rp 5 miliar agar Fuad
melindungi perusahaan itu. Laporan
tersebut sudah disampaikan ke Komisi
Pemberantasan Korupsi, tapi belum
ada tindak lanjutnya.
Imam sebenarnya masih memiliki hu-
bungan keluarga dengan Fuad. Namun
ia merasa gerah terhadap perilaku sau-
daranya itu. Perilaku Fuad memainkan
anggaran sudah tidak bisa ditoleransi
lagi di mata Imam.
“KansebenarnyapenyimpanganAPBD
sangat kasatmata. Pembangunan Pasar
Bangkalan dan mal, itu anggarannya
fantastis. Kemudian ada lagi stadion dan
taman rekreasi tempat mancing. Yang
terakhir pembudidayaan lele, itu sampai
menelan Rp 9 miliar,” ujarnya.
Bukan hanya urusan APBD, perilaku
Fuadtidakkurangjahatnyadalamselek-
si pegawai negeri. Ia dituding menarik
biaya untuk setiap seleksi dan jabatan.
Sumber majalah detik menyebutkan
biaya untuk jabatan pegawai honorer
saja mencapai Rp 50-100 juta.
Pembayaran untuk masuk pegawai
negeri ini dilakukan dengan sistem
jaringan yang melibatkan klebun (ke-
pala desa) sampai pejabat dinas terkait.
Dokumen yang didapatkan majalah
detik menyebutkan beberapa nama
pegawai negeri harus menyerahkan
setoran dalam beberapa tahap.
“Jadi ada uang muka. Setelah dite-
rima (jadi pegawai negeri), nanti dilu-
nasi. Penagihnya, ya, orang-orangnya
itu sampai bendahara dinas,” sumber
tersebut mengungkapkan.
Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto
mengaku laporan kejahatan Fuad ke KPK
cukup banyak. Hanya, laporan tersebut
tidak disertai bukti kuat. Satu-satunya
yang dapat ditindaklanjuti KPK adalah
kasus dugaan suap gas Bangkalan.
“Kasus gas juga berawal dari laporan
masyarakat, kami tindak lanjuti dan da-
pat. Jadi semua kami telaah dan diikuti
mana yang kuat lebih dulu,” tuturnya. ■
ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI | ARYO BHAWONO
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUSFOKUS
FUAD AMIN MENDAPAT JULUKAN
KANJENG DAN DIANGGAP SEBAGAI
TUHAN KEDUA DI BANGKALAN.
DINASTI
‘TUHANKEDUA’
DIBANGKALAN
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
“M
AD, bagaimana kalau
aku mencalonkan diri
menjadi bupati?” perta-
nyaan Fuad Amin Imron
itu masih melekat dalam ingatan Ahmad Ali
Ridho.
Saat itu akhir 2002. Sebentar lagi Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan, Madura,
Jawa Timur, bakal menggelar pemilihan bu-
pati. Pada tahun itu pemilihan kepala daerah
memang masih dilakukan oleh DPRD karena
pilkada langsung baru diberlakukan pada 2005.
Fuad, yang saat itu menjadi anggota Dewan
Perwakilan Rakyat RI dari Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) periode 1999-2004, berencana
mencalonkan diri menjadi bupati. Ia punya
modal besar sebagai cucu ulama legendaris di
Bangkalan, Muhammad Kholil, yang bergelar
syaikhona atau guru kami.
Kiai Kholil seangkatan dengan KH Hasyim
Asy’ari, kakek mantan Ketua Umum Pengurus
Besar Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid.
Bahkan ia juga tercatat sebagai salah satu
pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia itu.
Sebagai ulama besar, hingga kini setiap hari
makam Kiai Kholil selalu ramai oleh peziarah.
Makmun Ibnu Fuad alias Ra
Momon (kiri)
ROIS JAJELI/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
Fuad adalah sesepuh di Bani (trah) Kholil.
Meski keponakan, Ridho tidak segan menyata-
kan ketidaksetujuannya atas pencalonan Fuad.
Ia khawatir tidak akan ada yang berani meng-
awasi Fuad. “Terus siapa kalau bukan aku?” ta-
nya balik Fuad seperti ditirukan Ridho kepada
majalah detik.
Fuad yakin hanya dia yang mampu meng-
akhiri dominasi bupati sebelumnya, Muham-
mad Fatah, yang amat berkuasa di Bangkalan
saat itu. “Di antara Bani Kholil ini kan kamu
tahu yang paling kaya aku,” kata Fuad lagi. Rid-
ho pun tidak punya pendapat lagi dan lantas
masuk tim sukses Fuad.
Ridho ditugasi memastikan dukungan PKB
dan para kiai di Bangkalan kepada Fuad. Sete-
lah dukungan beres, masalah muncul. Panitia
pendaftaran dari PKB mendapati ijazah sekolah
menengah atas Fuad palsu. Namun Fuad justru
marah-marah dan mengatakan hal itu merupa-
kan urusan partai.
Ijazah palsu Fuad sampai menjadi bahan
pergunjingan di PKB pusat. Wakil Ketua Umum
Dewan Tanfiz PKB, yang juga politikus asal
Madura, Mahfud Md., turun tangan dan mena-
nyakan langsung kepada Fuad. Namun Fuad
menjawab ketus. “Seandainya ijazah saya asli,
saya nyalon gubernur.”
Entah permainan apa yang terjadi saat itu,
Ridho mengatakan, PKB tetap mencalonkan
Fuad, yang menjabat Wakil Ketua Dewan Pim-
pinan Wilayah PKB Jawa Timur. PKB telanjur
mendeklarasikan Fuad. Fuad, yang juga didu-
kung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,
menang mutlak atas rivalnya, Sulaiman dan
Sunarto. Berpasangan dengan Muhammad
Dong, ia meraup 42 dari 45 suara anggota
DPRD Bangkalan.
Namun masalah ijazah palsu masih mem-
buntuti Fuad. Kasus itu dilaporkan ke Markas
Besar Polri. Menteri Dalam Negeri Hari Sa-
barno menunda pelantikan Fuad dan meng-
angkat penjabat sementara bupati. Suasana di
Bangkalan tegang selama dua bulan. Para san-
tri pendukung Fuad beberapa kali menggelar
demo menuntut Fuad segera dilantik.
Kasus ijazah palsu itu menguap di kepolisian.
Fuad tak tergoyahkan saat menjabat Bupati
Keponakan Fuad Ali Imron,
Ahmad Ali Ridho
BAHTIAR/DETIKCOM
FOKUSFOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
Bangkalan selama lima tahun, bahkan terpilih
lagi untuk periode kedua. Peneliti dari Univer-
sitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta,
Abdur Rozaki, mengatakan Fuad adalah Bupati
Bangkalan pertama yang berasal dari kalangan
blater.
Blater adalah istilah Madura untuk orang se-
tempat yang berani melakukan carok alias duel
maut menggunakan senjata tajam. Para blater
merupakan sosok yang kuat, baik secara magis
maupun fisik, karena punya ilmu bela diri dan
kekebalan. “Kalau di Banten namanya jawara,”
kata Abdur kepada majalah detik.
Meski berasal dari lingkungan pesantren,
ujar Abdur, Fuad juga besar di komunitas blater,
yang umumnya identik dengan dunia krimina-
litas di Madura. Fuad pun mendapat julukan
Kiai Blater. “Dia (Fuad) sering duel,” kata Abdur.
Selain itu, Fuad seorang pengelana.
Kelihaian bermain di dua basis masyarakat,
blater dan pesantren, menurut Abdur, melang-
gengkan kekuasaan Fuad. Mayoritas kepala
desa(klebun)diBangkalanyangmenjaditangan
kanan Fuad adalah blater itu. Supaya loyal, para
klebun itu disuruh membuat perusahaan lalu
diberi proyek.
Direktur Madura Corruption Watch (MCW)
Syukur menambahkan, agar pengaruhnya di
desa-desa aman, Fuad mempertahankan jabat-
an para klebun itu. Klebun yang masa tugasnya
berakhir diangkat menjadi penjabat sementara
dan status baru itu diperpanjang terus oleh
Fuad melalui surat keputusan bupati.
SK itu pun tidak diberikan secara gratis. Fuad
dituding memungut uang Rp 10-40 juta. “Me-
reka harus bayar untuk memperpanjang SK,”
kata Syukur kepada majalah detik. Saat ini,
menurut Syukur, ada sekitar 200 klebun yang
FOKUS
Rumah Fuad Amin di
Bangkalan
ISFARI HIKMAT/MAJALAH DETIK
FOKUSFOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
berstatus penjabat semen-
tara. “Ada kepala desa yang
sampai 30 tahun.”
Karena berbagai pe-
nyimpangan yang terjadi di
Bangkalan melibatkan kle-
bun, klebun itu juga menjadi
alat untuk meredamnya.
Pembungkaman itu sering
kali dilakukan melalui jalur
kekerasan. Baru-baru ini, se-
orang aktivis MCW menjadi
korban pembacokan saat
mengawasi penyimpangan
pembagian beras untuk ma-
syarakat miskin di tingkat desa.
Klebun juga dimanfaatkan untuk mendulang
suara. Mereka yang menolak diancam dicabut
SK-nya. Karena itu, tidak aneh jika pada 2008
Fuad kembali memenangi pemilihan Bupati
Bangkalan, yang pada saat itu dilakukan se-
cara langsung. Fuad mengalahkan pasangan
Muhammad Dong-Abdul Razak dan Hamid
Nawawi-Hosyan Muhammad. Perolehan sua-
ranya mencapai 70 persen.
Kalangan birokrasi yang lebih tinggi juga tun-
duk dan patuh terhadap Fuad. Saking takutnya
dicopot, mereka, yang umumnya kepala dinas,
akan mengangkat panggilan telepon dari Fuad
meski sedang melakukan salat. Fuad bisa me-
mindahkan mereka jika tidak menuruti keingin-
annya. “Realitasnya, ada yang menganggap ia
sebagai Tuhan kedua,” ujar keponakan Fuad,
Imam Bukhori Kholil, kepada majalah detik.
Memenangi dua kali pemilihan bupati, Fuad
mulai membangun dinasti politik. Ia memasuk-
kan anggota Bani Kholil ke dalam pemerintah-
an. Syafik Rofii, pasangannya saat pemilihan
Bupati Bangkalan 2008, tidak lain adalah se-
pupunya. Syafik adalah anak Nyari Arkia, adik
kandung Kiai Amin, ayah Fuad.
Namun politik itu juga memunculkan benih-
benih perpecahan dalam keluarga Bani Kholil.
Sebagian keturunan Syaikhona Kholil rupanya
tidak senang terhadap kepemimpinan Fuad
yang otoriter dan korup. Mereka umumnya
yang muda-muda, seperti Ahmad dan Imam
Bukhori Kholil. "Harus ada kekuatan penyeim-
Imam Bukhori Kholil,
keponakan Fuad Amin
MYTRANS
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
bang," terang Bukhori.
Bukhori hendak maju dalam pilkada Bang-
kalan pada 2008. Ia disebut-sebut sebagai
penantang kuat Fuad. Fuad pun berusaha me-
ngeremnya. Konon, ia memberi uang hingga
Rp 10 miliar. Bukhori mengakui ada bujukan
dari Fuad. “Ada lobi dari beliau,” katanya.
Upaya yang sama terjadi pada pemilihan
bupati pada 2013, yang dimenangi oleh anak
Fuad sendiri, Makmun Ibnu Fuad. Bukhori
menawarkan agar Ra Momon—panggilan
Makmun—menjadi calon wakilnya. Namun
Fuad sama-sama ngotot. “Ini uang, lebih baik
saya kasih kamu, kamu urus pesantren,” kata
Fuad.
Karena potensi perolehan suara Bukhori be-
sar, Fuad mencari cara lain untuk menghambat
pencalonan keponakannya tersebut. Ia meng-
ancam Fraksi Partai Keadilan Sejahtera agar
keluar dari koalisi pendukung Bukhori. Dan be-
nar, mundurnya PKS membuat syarat pendaf-
taran Bukhori tidak mencukupi. “Orang KPUD
Baliho Bupati Bangkalan
Makmun Ibnu Fuad
BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
orangnya Fuad semua,” kata Abdur menuding.
Kemenangan Ra Momon membuat dinasti
Fuad di Bangkalan semakin kokoh. Wakilnya
adalah Mondir Rofii, adik kandung Syafik.
Kabarnya, Fuad sempat hendak mencalonkan
istri keduanya, Siti Masnuri, tapi ia takut tidak
dapat mengendalikannya. Ra Momon menjadi
bupati termuda dengan usia 26 tahun. Meme-
cahkan rekor Muri.
Fuad sejak 2009 pindah ke Partai Gerindra
karena PKB dilanda konflik. Ia berhasil menjadi
anggota DPRD Bangkalan. Bahkan ia kini du-
duk sebagai ketua lembaga legislatif itu. Fuad
dilantik oleh anaknya sendiri.
Di DPRD Bangkalan, Fuad meloloskan adik
kandungnya, Abdul Latif Amin, sebagai anggo-
ta Dewan. Ada pula nama Bir Ali, yang masih
kerabatnya. Fuad juga memasukkan orang-
orangnya ke DPR RI di Senayan. Dua di antara-
nya Farid Alfauzi dan Nuzar Zuhro.
Fuad pun mendapatkan gelar baru di ma-
syarakat Madura setelah berhasil mewaris-
kan takhta bupati kepada anaknya, yakni
Kanjeng. Namun keluarga Bani Kholil yang
berada di pihak Fuad membantah anggap-
an bahwa Pak Kanjeng sudah membangun
kekuasaan di Bangkalan yang hegemonik itu.
“Kalau yang kontra ya ngomong apa sesuka
mereka. Beda dengan yang pro,” ujar adik Fuad,
Abdul Latif Amin kepada majalah detik. ■
ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | IRWAN NUGROHO
Pondok Pesantren Ibnu Cholil
milik keluarga Fuad Amin
BAHTIAR RIFAI /DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
HARTA Fuad Amin Imron
melesat setelah sepuluh
tahun menjabat Bupati
Bangkalan, Madura, Jawa
Timur. Fuad pertama kali
menyatakan kekayaannya
senilai Rp 1,7 miliar pada
2002 semasa masih men-
jadi anggota DPR.
Setelah periode pertama
menjadi bupati, Fuad meng-
umumkan hartanya naik
jadi Rp 6,3 miliar dan belum
melaporkan lagi setelah
lengser pada 2013. Namun,
jika aset yang disita KPK dan
dilaporkan pegiat antiko-
rupsi benar miliknya, bukan
tak mungkin total hartanya
menyentuh Rp 100 miliar.
BUKANMAIN
27 AGUSTUS 2002
Rp 1.367.747
Harta:
Harta:
Kendaraan:
Rp 1.730.189.747
Rp 6.374.867.166
Rp 4,7 miliar
Rp 315.000.000
1.081m2
40.890m2
Tanah
Tanah
Rumah
Rumah
413m2
1.013m2
Rp 1.528.822
Rp 3.204.934.000
(tiga lokasi di Jakarta Timur dan Surabaya)
(sembilan lokasi di Jakarta, Surabaya, dan Bangkalan)
Rp 200.000.000
Giro setara kasMobil Opel Blazer
2 MEI 2008
2014
(Kia Pregio, Toyota Kijang Krista, Toyota
Yaris)
Harta bergerak:
Giro setara kas:
14Uang tunai
disita KPK: rumah dan tanah
Jakarta, Surabaya, Gresik, serta Bangkalan
1 restoran
Rumah Makan
Suramadu di Bangkalan
Khayangan Residence di Bangkalan
2 SPBU
cincin permata
5 unit mobil
Toyota Vellfire, Toyota
Camry, Toyota Kijang
Innova, Suzuki Swift, dan
Honda CR-V
di Malang dan Bangkalan
Rp 55.000.000
Rp 2.799.933.166
1 apartemen sewa
Avanee Residence
di Bali
(42 kamar sekitar
Rp 15 miliar)
1 Gedung AKA
di Jakarta
Selatan (sekitar
Rp 40 miliar)
1 perumahan
7
HARTAFUADAMIN
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
SUMBER: KPK, MADURA CORRUPTION WATCH | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUSFOKUS
HARTA TITIPAN
DIISTRIMUDADIDUGA MASIH BANYAK HARTA FUAD AMIN YANG TERSEBAR DI BANYAK
KOTA YANG BELUM TERENDUS KPK. DITITIPKAN DI ISTRI-ISTRI MUDA,
YANG DIKLAIM FUAD BERJUMLAH RATUSAN.
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
R
UMAH dua lantai bercat krem itu
terlihat menjulang. Tidak ada ba-
ngunan lain di sekitarnya yang sama
tinggi dan seluas rumah itu. Pagar
seng setinggi hampir 2 meter mengelilingi
rumah itu sehingga lantai satunya sama sekali
tidak terlihat.
Rumah di Jalan Saksak,
Kelurahan Kraton, Bang-
kalan, Madura, Jawa Timur,
itu dibangun pada 2010.
Namun hingga kini alias
empat tahun kemudian,
pagarnya tidak pernah
kelar. Ternyata, di balik pa-
gar yang kini penuh karat
itu ada kolam renang dan
parkir basement. Rumah
itu juga dilengkapi koneksi
Internet via Wi-Fi. “Rumah-
nya itu yang termewah di Bangkalan,” kata
sumber majalah detik di Komisi Pemberan-
tasan Korupsi.
Pemiliknya, Fuad Amin Imron, adalah Ketua
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan
periode 2014-2019. Sebelumnya, ia dua kali
menjabat Bupati Bangkalan sejak 2003 hingga
2013.
Fuad, yang sakit ginjal, tinggal di rumah itu
bersama istri mudanya, Siti Masnuri. Imas—
begitu sapaan perempuan itu—dinikahi Fuad
pada awal 2000-an.
Sebelum menikah dengan Fuad, Imas beker-
ja di Mal Kuningan City. “Jadi, selepas SMA, dia
kerja sebagai SPG pakaian dalam wanita. Nama
tokonya saya lupa,” kata Taufik, kerabat Imas,
saat ditemui majalah detik di rumah keluarga
besarnya di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur.
Keduanya dijodohkan oleh keluarga besar
Imas. Ayah Imas, Haji Rojali (almarhum), me-
rupakan pengurus Masjid Al-Abror di Cipinang
Cempedak, sehingga dianggap sebagai tokoh
agama setempat.
Sedangkan Fuad cukup dikenal di Cipinang
Cempedak karena rajin menyumbang buat
musala dan masjid setempat. “Semua orang
kenal Haji Fuad dari Madura, buyut dia Kiai
Kholil, pendiri NU,” kata Encu, tetangga Fuad.
Fuad tinggal di Cipinang Cempedak sejak
awal 1990-an. Rumah dua lantai dengan pagar
Fuad Amin dan Masnuri, istri
kedua
ROIS/DETIK SURABAYA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
menjulang hampir 3 meter milik Fuad berada di
Jalan Cipinang Cempedak IV.
Dulu rumah itu berfungsi ganda sebagai
kantor PT Amonda, yang mengurusi umrah
dan penyaluran TKI ke Arab Saudi. Ketua RT 07,
Sanusi, mengatakan perusahaan itu tidak aktif
lagi sejak pemiliknya jadi anggota DPR.
Sementara itu, ketua RT di kompleks Imas
tinggal, Helmy, menyatakan Fuad menitipkan
rumah-rumahnya kepada keluarga istri muda-
nya. Fuad, kata Helmy, menitipkan rumahnya
di Bandung kepada Taufik. Sedangkan sang
mertua, Rokiah, diberi rumah di Jalan Cipinang
Cempedak II, tidak jauh dari Rumah Polonia,
yang jadi markas tim sukses Prabowo-Hatta.
Sepengetahuan Helmy, selain di Cipinang
Cempedak dan Bandung, Fuad punya rumah
di daerah Cawang dan Condet, Jakarta Timur.
“Masih banyak sebenarnya, tapi saya heran
kenapa yang lain enggak diperiksa,” ujarnya.
Rumah-rumah Fuad di Cipinang Cempedak
memang digeledah KPK setelah ia ditahan ka-
rena diduga menerima uang sogokan dari PT
Media Karya Sentosa (MKS). Saat melakukan
penangkapan di rumah berpagar seng di Bang-
kalan, penyelidik KPK mendapati uang berse-
rakan di kamar Fuad, ada juga yang disembu-
nyikan di balik lukisan.
Total ada Rp 4 miliar yang ditemukan KPK di
rumah itu. Saking banyaknya uang itu, Wakil
Ketua KPK Bambang Widjojanto berseloroh,
butuh tujuh hari buat menghitungnya.
Rumah Fuad di Cipinang
Cempedak, Jakarta
IBAD DUROHMAN/MAJALAH DETIK
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
Menurut Bambang, Fuad diduga menerima
suap saat jadi Ketua DPRD Bangkalan periode
2014-2019. Juga saat masih jadi Bupati Bangkal-
an pada 2006.
Semenjak menjadi Bupati Bangkalan, jumlah
harta Fuad memang melonjak. Saat masih jadi
anggota DPR RI pada 2002, Fuad menyatakan
kekayaannya “cuma” Rp 1,7 miliar, yang terdiri
atas tiga rumah di Jakarta dan Surabaya serta
sebuah mobil Opel Blazer.
Fuad kembali melaporkan kekayaannya
menjelang masuk periode kedua memimpin
Kabupaten Bangkalan. Pada 2008 itu, harta
Fuad bertambah jadi Rp 6,3 miliar.
Kenaikan itu berasal dari tambahan 3,9 hek-
tare lahan di Bangkalan. Anehnya, tanah-tanah
itu disebut dibeli pada 1980-an, tapi tidak
dilaporkan oleh Fuad saat menyusun Laporan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara pada
2002.
Madura Corruption Watch (MCW) menca-
tat, tanah di Bangkalan itu rata-rata berada di
FOKUS
Salah satu properti aset Fuad
Amin di Bangkalan, Madura
ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
dekat Jembatan Suramadu. Menurut peneliti
Madura dari Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga, Yogyakarta, Abdur Rozaki, pada era
Orde Baru, para kiai menolak pembangun-
an Jembatan Suramadu, sehingga proyeknya
mandek.
Namun, memasuki reformasi, proyek Sura-
madu berjalan dan ketika itu para kiai dan kelu-
arganya seperti Fuad, yang berbalik dominan,
dengan mudah menguasai aset di dekatnya.
“Fuad mampu memanfaatkan struktur kesem-
patan politik ini,” kata Abdur.
Menurut MCW, Fuad memborong tanah
strategisdisekitarjalanaksesmenujuJembatan
Suramadu, termasuk Rumah Makan Suramadu,
SPBU, dan perumahan Khayangan Residence.
Perumahan Khayangan ini pernah disinggahi
Syahrini dan setiap Ahad terlihat berolahraga
bareng Fuad di sana. “Artis itu dulu setiap ming-
gu sering ke sana, katanya dia dapat rumah di
sana,” kata Syaifullah, warga Bangkalan yang
tinggal dekat kompleks itu.
Manajer Syahrini, Rendy, mengatakan keda-
tangan Syahrini ke perumahan tersebut adalah
dalam rangka survei. Syahrini diajak investasi
properti oleh sebuah perusahaan asal Suraba-
ya. Namun, investasi itu batal. Ia menegaskan
Syahrini tidak kenal Fuad Amin. “Juga tidak pu-
nya urusan bisnis dengan Fuad Amin,” ujarnya
kepada majalah detik.
Penelusuran MCW juga menemukan Fuad
diduga pemilik Avanee Residence di Bali. Ava-
nee adalah apartemen sewa dengan pelayanan
24 jam bertarif Rp 300 ribu per malam atau
Aset yang diduga milik Fuad
Amin
ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
bisa juga disewa per bulan seharga Rp 2,5 juta.
Avanee Residence terdiri atas 42 kamar yang
berada di 3,5 lantai. Bangunan seluas 800 me-
ter persegi ini berdiri di atas tanah sekitar 900
meter persegi. Sebuah situs penjualan properti
menjual bangunan apartemen ini seharga Rp
15 miliar.
Bangunan jumbo lainnya yang diduga milik
FuadadalahGedungAKAdiJalanBangkaRaya,
Jakarta Selatan, yang nilainya tidak kurang dari
Rp 40 miliar. Di gedung inilah adik Imas, Abdul
Rauf, ditangkap saat menerima uang Rp 700
juta, yang diduga suap dari PT MKS buat Fuad.
“Aset itu sudah melampaui pendapatan dari
dua kali menjabat bupati,” kata Direktur MCW,
Syukur. “Kami mendesak agar semua itu disita
KPK.”
Politikus Bangkalan yang juga rival
Fuad, Imam Bukhori Cholil, membi-
sikkan, banyak aset yang disembu-
nyikan sejak KPK mulai memburu
Fuad. Ia mencontohkan ada 17
mobil yang diboyong ke Desa
Langkap dan dijaga preman yang
terkenal garang.
Bambang Widjojanto menyatakan pihaknya
sudah mulai memblokir dan menyita aset Fuad.
Selain rumah, KPK sudah mengambil lima mo-
bil Fuad, di antaranya Toyota Vellfire perak dan
Toyota Camry hitam.
Dalam catatan KPK, Fuad punya puluhan ba-
ngunan,tanah,sertamobildiJakarta,Surabaya,
Bali, dan Bangkalan. “Juga ada kemungkinan
ada di daerah-daerah lainnya,” kata Bambang.
Informasi soal aset-aset itu didapat setelah
KPK menggeledah rumah Fuad. Ketua RT 04 di
Perumahan Kupang Jaya V, Sukardi, mengata-
kan KPK membawa banyak dokumen setelah
menggeledah rumah Fuad di wilayahnya.
Menurut Sukardi, Fuad punya empat rumah
di Kelurahan Sonokwijenan, Sukomanunggal,
Surabaya, yang dijadikan satu. Fuad membeli
dua unit di Perumahan Kupang Jaya V dan
dua rumah tepat di belakangnya, Perumahan
Kupang Jaya IV.
Mengambil posisi di sudut jalan, rumah
berpagar hijau itu, menurut Sukardi, luasnya
mencapai 1.200 meter persegi. Begitu dibeli,
Sukardi mengingat, rumah itu langsung disatu-
kan dan kini warga sekitar menaksir bangunan
Syukur
ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
itu bisa laku Rp 15-20 miliar.
Sukardi mengatakan setiap pagi Fuad berpa-
kaian rapi layaknya akan berangkat ke kantor.
Warga Kupang Jaya tahu Fuad pernah jadi
anggota DPR dan bupati, tapi menduga ia kaya
karena bisnis umrah yang dimilikinya.
Di kompleks ini, Fuad dikenal “ringan dom-
pet”. Dul Hadi, petugas keamanan kompleks
Kupang Jaya, salah satu yang sering merasa-
kannya. “Kalau pas keliling dan lewat rumah
Pak Fuad, kami biasanya diberi Rp 50 ribu,”
kata Dul.
Namun tetangga seperti Sukardi baru tahu
betapa kayanya Fuad setelah diminta mene-
mani penyelidik KPK menggeledah rumah itu.
Saat memeriksa kamar utama, mereka mene-
mukan banyak buku rekening bank atas nama
yang berbeda-beda.
Setelah itu, penyelidik KPK membongkar
kayu di bawah tangga rumah. Ternyata di balik-
nya ada brankas yang, setelah dibuka, terdapat
kotak berisi tujuh cincin bertatah permata.
Rumah itu, kata Sukardi, ditempati Fuad dan
istrinya. “Menurut tetangga sekitar, yang ting-
gal di situ istri kedua Fuad,” ujarnya. “Orang-
nya cantik, tidak berjilbab, dan kalau pagi-pagi
Rumah Fuad Amin di Jalan
Kupang Jaya, Surabaya
IMAM WAHYUDIANTO/DETIK SURABAYA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
FOKUS
sering jalan-jalan sendiri keliling kompleks.”
Mantan anggota tim sukses Fuad, Kiai Ah-
mad Ridho, mengatakan tidak mengherankan
jika istri muda yang tinggal di Bangkalan dan
Surabaya adalah dua orang yang berbeda. Se-
lain senang mengumpulkan harta, kata Ahmad,
Fuad gemar kawin.
Ahmad ingat, Fuad pernah berkelakar deng-
an kawan-kawan dekatnya ketika masih men-
jadi anggota DPR. “Sekarang saja sudah sekian
ratus istri yang sudah aku kawin, bagaimana
nanti jadi bupati,” kata Ahmad
menirukan ucapan Fuad.
Ahmad mengatakan perem-
puan-perempuan itu ada yang
dinikahiresmidansebagianlagi
kawin kontrak. Cara menggaet
para gadis itu pun berbeda-
beda.
Saat Fuad masih mengelola bisnis penyalur
tenaga kerja, Ahmad pernah diberi cerita soal
calon TKI cantik yang dijaili. Semua dokumen
perempuan itu sudah beres, tapi ada yang
direkayasa sehingga tidak jadi berangkat. “Saat
mental drop itulah dia muncul sebagai malaikat
penyelamat,” ujarnya.
Warga Bangkalan pun sudah mafhum soal
tabiat Fuad itu. “Istrinya sudah tidak kehitung,”
kata Syaifullah, warga Bangkalan. “Semua yang
dikawini diberi mobil dan rumah.”
Konon, satu-satunya yang berani memprotes
poligami Fuad adalah istri pertamanya, Nurha-
siah. Dia sempat meminta jatah hartanya. “Tapi
diredam dengan menjadikan anaknya sebagai
Bupati Bangkalan,” kata seorang sumber ma-
jalah detik.
Adik kandung Fuad Amin, Abdul Latif Amin,
32 tahun, mengatakan punya istri lebih dari
satu bukanlah hal luar biasa. “Beberapa kiai di
Bangkalan kan seringnya lebih dari satu, bukan
hanya beliau saja,” ujar Wakil Ketua DPRD
Bangkalan ini.
Menurut Abdul, yang berpoligami di keluar-
ga besar Bani Kholil bukan cuma Fuad. Namun
ia enggan menjelaskan lebih lanjut soal istri-is-
tri kakaknya itu. “Jadi untuk urusan pribadi ini,
sebatas ini saja jawaban saya,” ujarnya. n BAHTIAR
RIFAI, ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN, ARYO BHAWONO, DEDEN GUNAWAN
IMAM WAHYUDIANTO | OKTA WIGUNA
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Sekarang saja sudah sekian
ratus istri yang sudah aku
kawin, bagaimana nanti jadi
bupati.
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
TAK CUMA FUAD AMIN
YANG ISTRINYA
BANYAK
ADIK FUAD AMIN:
“INI KAN MUSIBAH. KAMI MEMBERI
DUKUNGAN MORIL AGAR BELIAU
(FUAD AMIN) TABAH.”
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
F
UAD Amin Imron ditangkap Komisi
Pemberantasan Korupsi. Keluarga
merasa, selama Fuad Amin menjadi
Bupati Bangkalan dan kemudian men-
jadi Ketua DPRD Bangkalan, tidak ada hal yang
aneh.
Abdul Latif Amin, adik Fuad Amin yang juga
menjabat Wakil Ketua DPRD Bangkalan, meni-
lai tindakan Fuad Amin membangun dinasti di
Bangkalan juga tidak jadi masalah.
“Aman-aman saja buktinya selama beliau
memimpin,” kata Abdul Latif Amin. 
Keluarga menganggap penangkapan Fuad
Amin merupakan musibah. Mereka berdoa
agar Fuad tabah menjalani proses hukum.
Terhadap sejumlah tudingan yang dialamat-
kan pada Fuad Amin, seperti kasus korupsi
dan punya istri banyak, Abdul Latif enggan
Polisi berjaga tak jauh dari
anggota Komisi Pemberantasan
Korupsi yang memasukkan
barang bukti setelah
menggeledah rumah Ketua
DPRD Bangkalan Fuad Amin
Imron di Jalan Kupang Jaya,
Surabaya, Jumat (5/12) dini
hari.
M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
berkomentar. Namun, menurut dia, tokoh di
Bangkalan banyak yang istrinya lebih dari satu.
Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari ma-
jalah detik dengan Abdul Latif Amin.
Bagaimana keluarga menyikapi ditang-
kapnya Fuad Amin oleh KPK?
Alhamdulillah baik semuanya. Sekarang
nunggu prosesnya saja di KPK seperti apa,
kita ikuti. Ini kan musibah bagi keluarga besar
kita. Mereka berdoa agar segera terselesai­kan.
Kalau dari keluarga, pasti ada dukungan moril
agar beliau tabah dan sehat menjalani proses-
proses sekarang ini.
Bagaimana keadaan Fuad Amin?
Sehat, alhamdulillah. Saya sekarang di Jakar-
ta. Tadi baru saja bertemu dengan beliau.
KPK belum lama ini memeriksa kepala
dinas Bangkalan. Mereka mengaku dimin-
ta menyerahkan upeti untuk Fuad Amin.
Apakah benar?
Enggak tahu kalau itu. Tanya ke penyidik saja.
Fuad Amin dituding membangun dinasti
di Bangkalan. Anda, yang adik kandung-
nya,misalnya,menjadiWakilKetuaDPRD.
Anaknya, Makmun Ibnu Fuad, jadi bupati,
dan beberapa anggota keluarga menem-
pati posisi strategis di Bangkalan. Tang-
gapan Anda?
Ya, selama beliau memimpin bagus. Aman-
aman saja buktinya selama beliau memimpin.
Seperti waktu beliau memimpin, yang kita
rasakan semua berjalan dengan baik, aman. Ya,
sekarang semua merasa kehilangan saja. Beliau
Tersangka dan barang bukti
uang dari operasi tangkap
tangan kasus suap terkait jual
beli gas alam pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur,
saat jumpa pers di kantor
KPK, Jakarta, Selasa (2/12).
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
FOKUS
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
kan tokoh di Bangkalan, kita merasa prihatin
dan merasa kehilangan.
Fuad Amin dituding sangat berkuasa di
Bangkalan, bahkan otoriter. Apakah benar
demikian?
Kultur di Bangkalan, Madura, itu memang
ada yang disepuhkan. Cuma, untuk memakai,
tidak. Cuma mungkin karena beliau dianggap
tokoh dan panutan.
Kalau dibilang sangat berkuasa, ya kan tidak
semua pro. Mesti ada yang kontra, itu biasa,
lumrah, namanya juga demokrasi.
Jadi, kalau memang kontra, ya ngomong apa
sesuka mereka. Beda dengan yang pro. Itu pas-
ti ada pro dan kontra.
KPK sudah menggeledah rumah istri ke-
dua Fuad Amin. Ada yang memberi kesak-
sian Fuad Amin memiliki istri tidak cuma
dua, tapi banyak. Apakah benar?
Waduh, itu saya no comment. Beberapa kiai
di Bangkalan kan seringnya punya istri lebih dari
satu, bukan hanya beliau saja. Bahkan yang jadi
keluarga Bani Kholil juga ada. Kan begitu. Bahkan
saudagar di mana pun juga ada yang memiliki (is-
tri lebih dari satu). Jadi, untuk urusan pribadi ini,
sebatas ini saja jawaban saya. ■ BAHTIAR RIFAI
Wakil Ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi
Bambang Widjojanto
(kanan) bersama petugas
memperlihatkan barang bukti
uang dari operasi tangkap
tangan kasus suap terkait
jual-beli gas alam pembangkit
listrik di Gresik dan Gili Timur,
saat jumpa pers di kantor KPK,
Jakarta, Selasa (2/12).
LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
FOTO-FOTO:ARISAPUTRA/DETIKCOM
‘KAMPUNG’
TEGUH OSTENRIK
DITENGAHKOTA
DI TENGAH-TENGAH BELANTARA KOTA
JAKARTA, TEGUH OSTENRIK BERHASIL
MENCIPTAKAN RUMAH ALA KAMPUNG YANG
HANGAT SEKALIGUS MENEDUHKAN HATI.
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
EKILAS rumah Teguh Ostenrik di
Cilandak, Jakarta Selatan, tak jauh beda
dengan rumah di sekitarnya. Berpagar
dengan halaman sempit. Namun, begitu
masuk, kita akan dikejutkan oleh suasana
berbeda.
Yang menjadikan rumah seniman kelahir-
an Solo, Jawa Tengah, ini berbeda ternyata
suasana dalam rumahnya. Di samping, ada
lorong sepanjang 20 meter, yang akan meng-
antar kita ke rumah “sebenarnya”.
Ruang pertama yang ditemui adalah living
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
room. Tapi jangan bayangkan ruang
tamu pada umumnya. Ruangan ini
hanya memiliki satu dinding di sebe-
lah kiri. Setengah terbuka.
Di ruangan ini ada meja kayu jati
setebal kira-kira 10 sentimeter dan
panjang 4 meter. Dari sini, kita bisa
merasakan dua suasana sekaligus,
suasana kampung dan suasana Pun-
cak.
Tepat di depan living room berdiri
sebuah rumah limasan kayu jati ber-
pelitur cokelat tua. Suasana hangat
kampung langsung begitu terasa.
Ditambah sejumlah furnitur di de-
pan rumah, seperti amben (tempat
tidur kayu) dan dingklik (kursi tua
dari kayu jati). Benar-benar terasa di
kampung Jawa.
Menengok sebelah kanan living
room juga tak jauh beda, sebuah
rumah limasan. Teguh membeli tiga
limasan dari Purwodadi, Jawa Te-
Teras rumah
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAHWISATA
Ia berpikir, jika
hanya menjadi
penonton, ia
tak akan lagi
menemukan
limasan
di tanah
Jawa. Lalu
ia membeli
tiga sekaligus
supaya tak
semua limasan
lari ke luar
negeri.
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
ngah, pada 1997 dengan harga supermurah.
Per rumah ia beli dengan harga US$ 2.000
atau sekitar Rp 20 juta kala itu. Namun Teguh
membeli bukan semata karena harganya mu-
rah.
Saat krisis moneter pada 1997-an, sejumlah
temannya di luar negeri memborong limas-
an dari sekitar Jepara, Blora, dan Purwodadi.
Teguh miris.
Ia berpikir, jika hanya menjadi penonton, ia
tak akan lagi menemukan limasan di tanah
Jawa. Lalu ia membeli tiga sekaligus supaya
RUMAH
Salah satu sudut halaman
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
tak semua limasan lari ke luar negeri.
Padahal, saat membeli rumah, Teguh belum
memiliki tanah. Ia lalu menitipkan limasannya di
rumah teman di Solo. Baru pada 2003 ia mulai
memboyong limasannya ke Jakarta.
Menurut Teguh, perjuangannya membangun
rumah tidaklah mudah. Secara bertahap, ia mendi-
rikan rumah di atas tanah yang tak semua rata.
Tanah seluas 700 meter di sebelah timur kom-
pleks Korps Marinir Angkatan Laut atau masyarakat
biasa menyebutnya Korps Komando Operasi (KKO)
Cilandak ini hampir separuhnya berupa joglangan
(berlubang).
Ketinggian tanah di bagian depan sejajar dengan
tanah sekitar, sementara tanah bagian belakang,
yang lebih luas, curam sekitar 10 meter.
Karena keterbatasan dana, Teguh berfokus men-
dirikan rumah di tanah yang rata. “Itu pun yang
membangun murid saya yang belajar melukis. Dia
seorang kontraktor,” kata dia di rumahnya Jumat, 21
November lalu.
Sang murid menawarkan membangun rumahnya
dengan plafon Rp 90 juta. Dua tahun kemudian,
ia mendapatkan honor lagi dari pamerannya di Si-
RUMAH
Ruang tamu terbuka
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
ngapura senilai ratusan juta rupiah.
Jika dijumlahkan, ia menghabiskan biaya
untuk membangun rumahnya sekitar Rp 600
juta. Namun dana itu dikeluarkannya secara
bertahap.
Rumah Teguh terdiri atas empat bangunan
terpisah tapi saling terhubung. Rumah limas-
an bagian depan ia gunakan sebagai galeri
patung.
Living room untuk tempat bersantai dan
menerima tamu, satu limasan di bagian te-
ngah untuk galeri lukisan juga kelas melukis
yang dibukanya.
Bangunan di bawah limasan ia gunakan
untuk bercengkerama dengan keluarga, dan
bangunan kecil untuk ruang dapur bersebe-
lahan dengan ruang kantor, terhubung deng-
an rumah limasan galeri lukis.
RUMAHRUMAH
Salah satu studio
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
Tiga limasan yang ia beli terpaksa hanya
dijadikan dua bangunan rumah. Sebab, saat
diboyong dan dibangun kembali, banyak bagi-
an rumah yang rusak.
Masing-masing bangunan punya kekhasan.
Bangunan di bawah limasan misalnya. Menu-
ju bangunan ini, kita terlebih dulu melewati
tangga di bagian belakang rumah tak jauh
dari ruang makan.
Bangunan ini teduh. Udara yang berembus
dari sisi depan bangunan menciptakan sua-
sana sejuk nan damai. Sisi depan bangunan
Teguh biarkan terbuka.
Dari tempat ini, kita bisa memandang hutan
buatan dengan ratusan jenis pohon yang be-
rada di area kompleks KKO terhampar hijau
nan rindang.
Tentu ini kemewahan yang dirasakan Teguh
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
Patung karya Teguh
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
sekeluarga. Tinggal di tengah
kota tapi suasana seperti di
Puncak, Bogor. Benar-benar pe-
mandangan langka di Jakarta.
Dari depan living room dan
di sisi samping rumah limasan,
di atas bangunan dengan ket-
inggian sekitar 30 meter dari
permukaan tanah, kita bisa
menikmati “kemewahan” yang
maksimal.
Kembali ke ruang di bawah rumah, selain
suasana sejuk dan teduh, yang istimewa dari
dalam bangunan ini adalah kamar mandi.
Teguh membiarkan kamar mandi yang ter-
bagi dua ini terbuka. Tanpa pintu.
Ia menggunakan glass block untuk din­ding
bagian depan, sementara dinding kamar
mandi di sebelah kiri hanya menggunakan
tembok pagar.
Di tengah-tengahnya ia bangun kabinet
dari kerangka besi yang bagian depan ia
tutup dengan kaca, sementara kanan-kiri ia
biarkan terbuka.
Di dalam kabinet, Teguh memanfaatkan-
nya untuk meletakkan aneka jenis peralatan
mandi. Ia memainkan konsep seminimal
mungkin menggunakan materi.
“Material tidak terlalu penting. Yang pent-
ing adalah ide,” katanya.
Alasan lain kamar mandi ia biarkan terbuka
adalah faktor keamanan. Di usianya yang tak
lagi muda Teguh menyiapkan diri jika suatu
saat terkena stoke atau serangan jantung.
Kebanyakan penderita stroke dan serangan
RUMAH
Kamar mandi
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
RUMAH
jantung tak terselamatkan karena jatuh dan
terkunci di kamar mandi. Demi mengantisi-
pasi kejadian serupa, Teguh membuat kamar
mandi yang mudah diakses.
Ia juga tak khawatir aktivitas privatnya
diketahui orang lain. Karena desain ruangan
dibuat smart. Meski sedang duduk di toilet,
orang tak akan bisa melihat karena dinding
glass block dibuat menyiku.
Selainterbuka,Teguhinginrumahnyaramah
lingkungan. Jadi jangan heran, meski tinggal di
tengah kota, Teguh jarang menyalakan mesin
penyejuk udara.
AC hanya dinyalakan sesekali, saat Teguh
ingin melindungi lukisannya dari kelembapan.
Ia memanfaatkan pencahayaan dan udara
dari alam.
Pengalaman Teguh tinggal di Jerman sela-
Lorong rumah
ARI SAPUTRA/DETIKCOM
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI
SELEKSI

More Related Content

Viewers also liked

Viewers also liked (18)

Chapter1
Chapter1Chapter1
Chapter1
 
การจัดอาหารให้ลูกก่อนวัยเรียน
การจัดอาหารให้ลูกก่อนวัยเรียนการจัดอาหารให้ลูกก่อนวัยเรียน
การจัดอาหารให้ลูกก่อนวัยเรียน
 
Comm 201 Presentation
Comm 201 PresentationComm 201 Presentation
Comm 201 Presentation
 
Driegeleding
DriegeledingDriegeleding
Driegeleding
 
The super scientist
The super scientistThe super scientist
The super scientist
 
Riedy finalpres
Riedy finalpresRiedy finalpres
Riedy finalpres
 
Finalpowerpoint
FinalpowerpointFinalpowerpoint
Finalpowerpoint
 
Basic stat review
Basic stat reviewBasic stat review
Basic stat review
 
ท้องถิ่นไทย
ท้องถิ่นไทยท้องถิ่นไทย
ท้องถิ่นไทย
 
Langdurig problematische gezinssituaties
Langdurig problematische gezinssituatiesLangdurig problematische gezinssituaties
Langdurig problematische gezinssituaties
 
淘宝移动端Web开发最佳实践
淘宝移动端Web开发最佳实践淘宝移动端Web开发最佳实践
淘宝移动端Web开发最佳实践
 
Viergeleding
ViergeledingViergeleding
Viergeleding
 
Broadcast news archive OR12
Broadcast news archive OR12Broadcast news archive OR12
Broadcast news archive OR12
 
The Historical Development of Country Music
The Historical Development of Country MusicThe Historical Development of Country Music
The Historical Development of Country Music
 
ระบบเครือข่ายคอมพิวเตอร์
ระบบเครือข่ายคอมพิวเตอร์ระบบเครือข่ายคอมพิวเตอร์
ระบบเครือข่ายคอมพิวเตอร์
 
Anton dosen emotionele ontwikkeling en gedrag
Anton dosen emotionele ontwikkeling en gedragAnton dosen emotionele ontwikkeling en gedrag
Anton dosen emotionele ontwikkeling en gedrag
 
Karangan pmr 1
Karangan pmr 1Karangan pmr 1
Karangan pmr 1
 
Hersenontwikkeling Koen van Braeckel
Hersenontwikkeling Koen van BraeckelHersenontwikkeling Koen van Braeckel
Hersenontwikkeling Koen van Braeckel
 

Similar to SELEKSI

Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13
Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13
Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13umcedel
 
Epaper Surya 13 Juli 2013
Epaper Surya 13 Juli 2013Epaper Surya 13 Juli 2013
Epaper Surya 13 Juli 2013Portal Surya
 
Rilis capres 2014
Rilis capres 2014 Rilis capres 2014
Rilis capres 2014 lovesari
 
Contoh makalah-komunikasi-politik
Contoh makalah-komunikasi-politikContoh makalah-komunikasi-politik
Contoh makalah-komunikasi-politikTerminal Purba
 

Similar to SELEKSI (6)

Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13
Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13
Kajian UMcedel Menepati Keputusan PRU-13
 
majalah detik_96
 majalah detik_96 majalah detik_96
majalah detik_96
 
Populisme, diskusi dari hut malari 1974
Populisme, diskusi dari hut malari 1974Populisme, diskusi dari hut malari 1974
Populisme, diskusi dari hut malari 1974
 
Epaper Surya 13 Juli 2013
Epaper Surya 13 Juli 2013Epaper Surya 13 Juli 2013
Epaper Surya 13 Juli 2013
 
Rilis capres 2014
Rilis capres 2014 Rilis capres 2014
Rilis capres 2014
 
Contoh makalah-komunikasi-politik
Contoh makalah-komunikasi-politikContoh makalah-komunikasi-politik
Contoh makalah-komunikasi-politik
 

SELEKSI

  • 1. TRAVEL UMRAH BODONG EDISI 161 | 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 PUASA IMPOR BERAS DIMULAI TRAVEL UMRAH BODONG TANGAN SAKTI FUAD
  • 2.
  • 3. DAFTAR ISI Pemimpin Redaksi: Arifin Asydhad. Wakil Pemimpin Redaksi: Iin Yumiyanti. Redaksi: Dimas Adityo, Irwan Nugroho, Nur Khoiri, Sapto Pradityo, Sudrajat, Oktamandjaya Wiguna, Arif Arianto, Aryo Bhawono, Deden Gunawan, Hans Henricus, Silvia Galikano, Nurul Ken Yunita, Kustiah, M Rizal, Budi Alimuddin, Pasti Liberti Mappapa, Monique Shintami, Isfari Hikmat, Bahtiar Rifai, Jaffry Prabu Prakoso, Ibad Durohman, Aditya Mardiastuti. Bahasa: Habib Rifa’i, Rahmayoga Wedar. Tim Foto: Dikhy Sasra, Ari Saputra, Haris Suyono, Agus Purnomo. Product Management & IT: Sena Achari, Sofyan Hakim, Andri Kurniawan. Creative Designer: Mahmud Yunus, Galih Gerryaldy, Desy Purwaningrum, Suteja, Mindra Purnomo, Zaki Al Farabi, Fuad Hasim, Luthfy Syahban. Illustrator: Kiagus Aulianshah, Edi Wahyono. Kontak Iklan: Arnie Yuliartiningsih, Email: sales@detik.com Telp: 021-79177000, Fax: 021-79187769 DirekturUtama:BudionoDarsono Direktur:NurWahyuniSulistiowati,HeruTjatur,WarnedyKritikdanSaran: appsupport@detik.com AlamatRedaksi: Gedung Aldevco Octagon Lantai 2, Jl. Warung Jati Barat Raya No.75 Jakarta Selatan, 12740 Telp: 021-7941177 Fax: 021-7944472 Email:redaksi@majalahdetik.com Majalah detik dipublikasikan oleh PT Agranet Multicitra Siberkom, Grup Trans Corp. EDISI 161 29 DES 2014 - 4 JAN 2015 SPORT @majalah_detik majalah detik n BUKAN BLUSUKAN BIASA n KARENA TERGIUR TRAVEL BODONG n SENYUM PUN BISA DIREKONSTRUKSI n MENGHAPUSPREMIUM,MEMBANGUNKILANGBARU n MUNIR,EMIR,DANLOMPATANSUKSESGARUDA n BINPERKUATINSPEKTORATAWASIPNS n LABA MENGGIURKAN MONEY CHANGER n EKSPERIMEN BUKU KULINER ALA LAKSMI n BERDAMAI DENGAN KAMERAD CASTRO n BAGAIMANA “MESSI” JADI AL-BAGHDADI INTERNASIONAL CRIME STORY HUKUM GAYA HIDUP KOLOM BUKU INTERVIEW RUMAH PAMERAN SENI HIBURAN / FILM BISNIS KATALOG EKONOMI n ALAM DAN TRADISI ALA KAMPUNG NAGA n YUK, NGETEH CANTIK! n (BELUM) DAMAI NATAL DI TIONGKOK LENSA n CHARLESMICHEL|MERRYRIANA|ELVIRA NASIONAL n MENYELEKSI CALON PENJAGA KONSTITUSI n FILM PEKAN INI n AGENDA n FOTO TERPOPULER 2014 Cover: Ilustrasi: Kiagus Auliansyah n SIR ALEX DARI CEK n ‘KAMPUNG’ TEGUH OSTENRIK DI TENGAH KOTA n KEMBALI KE CAT AIR n AKHIR PELARIAN SI ‘RAJA TEGA’ n PUASA IMPOR BERAS DIMULAI n PADDINGTON MASUK KOTA FOKUS MEMBORGOL TANGAN SAKTI PAK KANJENG “KABARNYA, FUAD AMIN ITU ORANG SAKTI, YANG MEGANG TANGANNYA BAKAL BUNTUNG.” n MENGEMBALIKAN KEJAYAAN NUSA TENGGARA n SWASEMBADA LEMBU TAK KUNJUNG DATANG n DIMODALI RENTENIR, OMZET RATUSAN JUTA n BESAR KEBUTUHAN DARIPADA PANEN
  • 4. Situs berbagi foto Instagram mengunggah jutaan foto saban hari. Angka itu akan terus naik seiring dengan bertambahnya pengguna aktif Instagram, yang mencapai 300 juta orang—lebih banyak dari Twitter. Berikut ini 10 dari 30 foto paling populer Instagram sepanjang 2014 versi Reuters. LENSA MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 TAP UNTUK MELIHAT FOTO UKURAN BESAR FOTO TERPOPULER 2014
  • 5. Kombinasi foto rumah-rumah di Venesia, Italia, yang berwarna pastel cerah, Senin (25/8). (Tony Gentile/REUTERS) LENSA
  • 6. Jam Big Ben dibersihkan pada Selasa (19/8) | Gadis kecil di tembok Berlin, Minggu (9/11) | Bayi gorila di Kebun Binatang Sydney, Jumat (31/10) | Balon udara dengan latar Super Moon di California Minggu (5/10). (Toby Melville, Fabrizio Bensch, David Gray, Mike Blake/REUTERS) LENSA
  • 7. Rumah kuno berbalut pohon merambat yang memerah karena musim gugur terlihat seperti dalam dongeng anak kecil. Foto ini dijepret di North Wales, Inggris, Selasa (23/9). (Rebecca Naden/REUTERS) LENSA
  • 8. Bayi monyet jenis Hamadryas baboon berebut susu di Kebun Binatang Hangzhou, Tiongkok, Rabu (17/9). (China Daily/ REUTERS) LENSA
  • 9. Kiri: Festival Catalonia yang diikuti ribuan orang di Spanyol, Minggu (5/10). (Albert Gea/REUTERS) Kanan: Ratusan perempuan terlibat dalam Festival Catrina di Kota Meksiko, Sabtu (1/11). Catrina merupakan karakter hantu yang populer sejak satu abad lampau di Meksiko. (Tomas Bravo/REUTERS) LENSA
  • 11. NASIONAL MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 MENYELEKSI CALON PENJAGA KONSTITUSI LIMA DARI 15 CALON HAKIM KONSTITUSI LOLOS SELEKSI KE TAHAPAN BERIKUTNYA. TANPA HAMDAN ZOELVA. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 NASIONAL
  • 12. NASIONAL MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 K ETUA Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi Saldi Isra tiba-tiba ber- anjak dari kursinya. Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Padang, itu malah meninggalkan ruangan saat salah satu calon, Profesor Dr Yuliandri, menda- pat giliran untuk diwawancarai Pansel. “Saya enggak ikut wawancara Pak Yuliandri karena dia bekas dekan saya,” kata Saldi, sem- bari keluar dari ruangan seleksi, di gedung Se- kretariat Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Desember lalu. Sesi wawancara untuk Yuliandri kemudian dipimpin oleh Sekretaris Pansel, Refly Harun. “Biar enam orang (anggota Pansel) itu yang memutuskan,” ujarnya. Pansel yang dibentuk Presiden Joko Widodo pada 10 Desember 2014 itu berisi tujuh orang ahli. Selain diketuai Saldi dengan Refly sebagai sekretaris, Pansel beranggotakan lima orang: Harjono, Todung Mulya Lubis, Maruarar Sia- haan, Widodo Ekatjahjana, serta Satya Arinan- to. Panitia seleksi itu dibentuk untuk menyaring Suasana sidang di Mahkamah Konstitusi AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
  • 13. NASIONAL MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 calon hakim konstitusi dari unsur pemerintah, yang akan menggantikan Ham- dan Zoel­va, yang akan habis masajabatannyapada7Janu- ari 2015. Hamdan, yang kini menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi, memang berasal dari unsur pemerintah. Nah, dengan alasan tak ingin mempengaruhi inde- pendensi Pansel, Saldi keluar dari ruangan dan tak ikut menilai bekas atasannya tersebut. Tapi toh, Yu- liandri, guru besar Fakultas Hukum Universitas Andalas lolos dalam wawancara. Selain Yuliandri, ada empat calon lain yang lolos seleksi tahap pertama itu. Mereka adalah Dr I Dewa Gede Palguna (pengajar Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali), Dr Imam Anshori Saleh (komisioner Komisi Yudisial), Dr Aidul Fitriaciada (dosen Universitas Muham- madiyah Surakarta), serta Dr Indra Perwira (dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjar- an, Bandung). Kelima nama itu disaring dari 15 calon yang menjalani wawancara tahap I pada Senin dan Selasa pekan lalu. Pendaftaran calon hakim MK yang dibuka sehari setelah Pansel dibentuk― danditutupsepekankemudian―itusebenarnya menerima 18 nama, baik yang mendaftarkan diri maupun didaftarkan oleh pihak lain. Tapi, belakangan, tinggal 15 nama karena dua orang mengundurkan diri, menolak dicalonkan, dan satu nama tidak lolos syarat administrasi. Hamdan Zoelva termasuk dalam 15 nama itu. Ketua MK petahana tersebut tidak mendaftar, melainkan didaftarkan oleh sejumlah lembaga swadaya masyarakat untuk ikut seleksi. Na- mun Hamdan menolak ikut tes, dengan alasan pernah menjalani seleksi serupa pada 2010. Hamdan menilai hasil seleksi terdahulu, dan re- kam jejaknya selama menjadi hakim konstitusi, sudah cukup menjadi bahan penilaian. Pansel menghormati keputusan Hamdan mundur dari proses seleksi. Namun hal itu disayangkan oleh Pansel. “Pilihan kami jadi semakin sedikit,” tutur Saldi. Saldi Isra dan Refly Harun ARI SAPUTRA/DETIKCOM NASIONAL
  • 14. NASIONAL MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Sebab, Pansel berkomitmen untuk memberi- kan perlakuan yang sama terhadap semua ca- lon hakim. Karena itu, jika Hamdan tak meng- ikuti proses seleksi, Pansel tak bisa menilainya. Dengankatalain,mantanpolitikusPartaiBulan Bintang itu dicoret dari daftar nama kandidat. Pansel tak bisa menilai Hamdan hanya dari re- kam jejaknya selama ini, termasuk seleksi yang pernah diikutinya beberapa tahun lalu. “Pansel sudah berkomitmen, semua calon harus mengikuti tahapan seleksi,” ucap Saldi. Sedangkan mengenai apakah nama Hamdan tetap akan direkomendasikan kepada Presiden Jokowi atau tidak, Menteri-Sekretaris Negara Pratikno menyerahkan sepenuhnya hal itu ke- padaPansel.“ItuterserahPansel,”kataPratikno secara terpisah. Lima nama yang lolos wawancara tahap I, menurut Refly Harun, merupakan hasil penilai- anobyektifyangdilakukanPansel.Kelimacalon itulah yang mendapatkan dukungan terbanyak dari anggota Pansel. Setidaknya, masing-ma- sing mendapat dukungan minimal dari enam anggota. “Jadi, misalnya ada calon yang saya nilai lolos tapi, setelah dilakukan crosscheck (ke anggota pansel lain), tidak didukung, ya tidak bisa dipaksakan. Mereka yang lolos benar-benar didukung anggota Pansel,” ujar Refly saat dite- mui majalah detik, Selasa pekan lalu. Namun Pansel tidak memberi urutan mana yang terbaik dari kelima orang itu. Sebab, ma- sih ada seleksi berikutnya yang harus dijalani. Presiden Jokowi dan Ketua Mahkamah Konstitusi Hamdan Zoelva AGUNG PAMBUDHY/DETIKCOM
  • 15. NASIONAL MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Setelah wawancara tahap I untuk menggali kapasitas dan kapabilitas, calon menjalani tes wawancara tahap II pada 30-31 Desember. Di sini, integritas kandidat akan didalami. “Integri- tas ini soal fakta,” tuturnya. Nah, bicara soal fakta integritas itulah, Pan- sel kemudian mengirimkan kelima nama calon yang lolos tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan untuk ditelusuri rekam jejak dan transaksi keuangannya. Pansel sebenarnya sudah mengirim nama ke KPK dan PPATK saat calon masih berjumlah 15 orang. Namun, setelah jumlahnya mengerucut, Pansel meminta kedua lembaga itu berfokus pada lima nama tersebut. “Toh, tidak ada guna- nya juga kita men-suspect nama-nama yang tidak lolos, kan?” ucap Refly. Adapun KPK, hingga Kamis pekan lalu belum selesai melacak transaksi keuangan kelima nama tersebut. Menurut juru bicara KPK, Jo­ han Budi, pihaknya hanya membantu Pansel melacak transaksi keuangan kelima nama calon hakim MK yang diajukan. Komisi antikorupsi itu tidak dalam posisi memberikan rekomendasi siapa yang harus dipilih. “Jadi yang dilakukan KPK hanya melakukan tracking. Hasilnya akan disampaikan. Selebih- nya (siapa yang akan dipilih) tergantung Pan- sel,” kata Johan. Selain ke KPK dan PPATK, Pansel menyurati instansi-instansi tempat para calon bekerja un- tuk mengetahui kinerjanya di tempat tersebut. Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi membawa daftar nama calon hakim MK ke KPK, Kamis (18/12). MOKSA/DETIKCOM NASIONAL
  • 16. NASIONAL MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Masukan dari masyarakat juga diharapkan un- tuk menilai rekam jejak kandidat. Pansel bah- kan masih menanti masukan tersebut hingga 5 Januari 2015 pukul 12.00 WIB, sebelum nama- nama yang lolos seleksi tahap berikutnya di- ajukan kepada Presiden pada hari yang sama. Pansel akan menentukan 2 atau 3 nama dari kelima orang tersebut yang dianggap paling berintegritas, kapabel, dan independen. Dua atau tiga nama itu akan diajukan kepada Presi- den Jokowi untuk kemudian dipilih satu orang “penjaga konstitusi” yang akan dilantik pada 7 Januari2015,saatmasajabatanHamdanZoelva selesai. Anggota Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan MK, Erwin Natosmal Oemar, mengatakan seleksi cara ini sebenarnya bukan hal baru karena pernah dilakukan pada era Presiden Su- silo Bambang Yudhoyono saat Dewan Pertim- bangan Presiden yang dipimpin Adnan Buyung Nasution melakukan seleksi serupa. Bedanya, seleksi di era Jokowi ini memberi peluang lebih luas kepada publik untuk bertanya kepada tiap kandidat secara terbuka. Cara tersebut dinilainya sebagai sebuah me- tode yang baik dalam seleksi hakim konstitusi selama ini. “Ini metode yang baik dibanding seleksi hakim konstitusi dari (unsur) MA mau- pun DPR,” ujarnya. Siapa yang akan menjadi penjaga konstitusi berikutnya kini dinanti. n ADITYA MARDIASTUTI, NUR KHAFIFAH | DIM Gedung Mahkamah Konstitusi menanti hakim baru. ARI SAPUTRA/DETIKCOM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
  • 17. NASIONAL NAIK SEPEDA MOTOR MENJADI GAYA BLUSUKAN WAKIL GUBERNUR JAKARTA DJAROT SAIFUL HIDAYAT. DINILAI LEBIH KOMUNIKATIF KETIMBANG AHOK. MEMULUSKAN JALAN UNTUK 2017? BUKAN BLUSUKAN BIASA MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 18. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 NASIONAL L IMA unit sepeda motor Suzuki Shogun Axelo kini menjadi andalan Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat. Dengan sepeda motor berkapasitas mesin 125 cc itu, mantan Bupati Blitar tersebut blusukan ke pelosok-pelosok Jakarta. Sepeda motor itu tiba di Balai Kota DKI pada Selasa pagi, 23 Desember lalu. Hanya beberapa jam setelah sepeda motor tiba, Djarot pun beraksi. Berbekal jaket dan helm hitam, Djarot tancap gas mengen- darai sepeda motor bebek bernomor polisi B-6058-PXQ itu, yangtelahdisiapkanstafnyadihalaman.Awalnya,Djarotingin mengendarai sendiri sepeda motornya. Namun, baru sampai di gerbang Balai Kota, seorang petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengambil alih kemudi. “Yang paling utama, biar lebih dekat dengan masyarakat,” kata Djarot saat ditanya wartawan ke mana tujuan blusukan- nya. Esok harinya, Djarot kembali blusukan. Saat itu tujuan- nya adalah sejumlah gereja di Jakarta. Ia berniat mengecek persiapan pengamanan ibadat Natal. Sementara itu, sang gubernur, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, cuti untuk merayakan Natal di kampung halamannya di Belitung Timur. Djarot mengatakan sebenarnya sebuah mobil dinas Lexus sudah disiapkan untuknya. Tapi kader Partai Demokrasi In- donesia Perjuangan itu enggan menggunakan mobil berjenis NASIONAL Djarot Saiful Hidayat saat hendak blusukan menggunakan sepeda motor. MULYA NURBILKIS /DETIKCOM
  • 19. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 NASIONAL sport utility vehicle tersebut. Alasannya terlalu besar dan biaya perawatannya mahal. “Aku enggak mau pakai. Kalau bisa dilelang, ya dilelanglah, dijual saja. Buat apa mobil ma- hal-mahal, biaya perawatan mahal,” ujar Djarot saat ditemui di Balai Kota. Untuk menunjang kegiatannya, Djarot memilih menggunakan Toyota Kijang Innova warna hitam. Namun, untuk aktivitas rutin, ia mengatakan akan lebih banyak menggunakan sepeda motor. Apalagi jika hendak menyam- bangi kampung-kampung di Ibu Kota, ia lebih sreg naik sepeda motor karena dianggapnya efisien. “Bukan untuk gaya-gayaan, tapi buat efi- siensi. Motor itu lebih gesit. Saya pikir cukup amanlah. Saya nyoba naik motor, ternyata juga masih ahli, kok,” tuturnya sambil tertawa. Blusukan ala Djarot kadang dilakukan sampai tengah malam. Seperti yang dilakukannya Senin pekan lalu. Ia datang ke Jalan Tambak, Manggarai, Jakarta Selatan, pada pukul 22.00 WIB untuk memantau Pintu Air Manggarai, yang sangat vital untuk memantau banjir. Da- lam blusukan malam hari itu, Djarot baru naik mobil. Alasannya, kalau naik sepeda motor malam-malam, khawatir masuk angin. Soal aksi blusukan-nya itu, Djarot mengata- kan memang bakal lebih banyak di lapangan ketimbang di kantor, walaupun terkadang Ahok juga terjun langsung ke lapangan. “Saya sudah hitam, jadi lebih pas dan lebih NASIONAL Djarot saat mengecek Pintu Air Mangggarai, Jakarta Selatan. MULYA NURBILKIS /DETIKCOM
  • 20. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 NASIONAL bebas. Apalagi saya relatif belum dikenal. Kalau Ahok (blusukan), malah terganggu karena dia sudah terkenal,” tuturnya seraya berkelakar. Namun blusukan Djarot rupanya bukan tugas biasa. Selentingan kabar yang beredar di kalangan internal PDI Perjuangan—partai tempat Djarot bernaung—ia mendapat “tugas khusus” dari sang ketua umum, Megawati So- ekarnoputri. Tugas khusus itu adalah blusukan untuk merebut hati warga Jakarta. Sebab, ada kemungkinan ia bakal diusung menjadi calon gubernur di pilkada 2017. “Setting-nya ke situ (pilkada DKI Jakarta). Sebab, Ahok kan sulit maju lagi. Dia enggak MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbincang dengan Djarot Saiful Hidayat dalam rapat pembekalan calon anggota DPRD dari partainya di Jakarta, Agustus lalu. YUDHI MAHATMA/ANTARA FOTO
  • 21. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 NASIONAL punya partai dan dari (kelompok) minoritas,” ucap sumber majalah detik yang merupakan salah satu pengurus di Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Lantas bagaimana dengan nasib Ahok jika Djarot maju sebagai calon gubernur? Sumber itu hanya mengatakan mungkin Ahok akan ditampung Presiden Joko Widodo di kabi- net. NamunDjarotburu-burumembantah kabar itu. Menurut dia, blusukan yang dilakukan merupakan didikan partai berlambang banteng tersebut agar para pemimpin mencintai rakyatnya. “Makanya lurah, camat, dan wali kota juga akan melakukan hal yang sama. Jadi bukan aku saja. Ini kota luas. Gubernur dan wakilnya punya kaki-kaki yang kuat yang diwakili ca- mat dan lurah,” katanya. Bantahan serupa dilontarkan beberapa politikus partai itu. Pe- laksana Tugas Sekretaris Jenderal PDIPerjuanganHastoKristiyanto mengatakan blusukan sudah menjadi karakter Djarot. Soal langkah untuk mengusung Djarot pada pilkada 2017, menurut Hasto, masih jauh dari bayangan. “Jalan masih panjang. Yang melantik dia kan Ahok. Jadi Djarot hanya menjalankan perintah saja (blusukan),” ujarnya. Senada, politikus PDI Perjuangan yang lain, Eva Kusuma Sundari, bilang partainya belum memikirkan soal pilkada DKI 2017. Sebab, tugas penting Djarot saat ini adalah bekerja demi rakyat. Adapun soal kemungkinan Ahok tak bisa maju di pilkada karena tak punya partai, Eva justru menganggap peluang Ahok semakin besar karena dia bisa mendapat dorongan dari mana saja. “Atau minta KTA (kartu tanda anggota) dari PDIP. Itu bisa dilihat satu tahun sebelum pemi- lihan. Dia juga bisa menjadi calon independen,” tutur Eva. Sementara itu, saat dimintai konfirmasi soal ini, Ahok hanya menanggapinya dengan san- tai. “Enggak apa-apa. Biar dia (Djarot) tambah gede (populer), saya tambah kecil, he-he-he…,” Pelaksana Tugas Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
  • 22. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 NASIONAL jawab Ahok. Djarot memang baru hitungan hari menjabat wakil gubernur. Ia dilantik pada 17 Desember lalu. Namun gebrakannya melalui blusukan su- dah mendapat apresiasi, termasuk dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta Muhammad Taufik, yang selama ini berseberangan dengan Ahok. Menurut dia, meski kinerja Djarot belum bisa dinilai, yang menjadi pembedanya dengan Ahok, Djarot langsung mene- mui DPRD setelah dilantik. “Dia lebih komunikatif dibanding Ahok,” ucap Taufik kepada ma- jalah detik. Bagi pengamat politik Yunarto Wijaya, sejak awal menjabat Wakil Gu- bernur Jakarta, karakter Ahok memang lebih suka di belakang meja. Ini berfungsi untuk menjalankan roda birokrasi. “Saat dia di belakang meja, Jokowi (saat menjadi Gubernur DKI) di luar melihat kondisi lapangan, menjadi pola yang terus terjadi. Dia bisa menjaga itu dan dilihat Ahok merasa lebih nyaman,” kata pria yang akrab disapa Toto itu. Toto juga menilai aksi blusukan Djarot alami. Alasan itu pulalah yang membuat Ahok menja- tuhkan pilihan pada Djarot untuk jadi wakilnya. Ahok pun tidak khawatir bakal tersaingi oleh Djarot. “Ahok sengaja memilih Djarot karena ber- pengalaman. Dan buktinya, dengan Ahok di belakang meja, birokrasi jadi berubah jadi lebih baik. Kinerja PNS membaik. Orang-orang yang memiliki kinerja buruk disingkirkan,” ujarnya. Dengan kata lain, menurut pandangan Toto, blusukan Djarot di Jakarta sebaiknya tidak di- maknai sebagai upaya memuluskan jalannya menjadi orang nomor satu di Jakarta, melain- kan untuk mensinergikan kinerja Ahok setelah ditinggal Jokowi ke Istana. n JAFFRY PRABU PRAKOSO | DEDEN G. MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 8 - 14 DESEMBER 2014MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Yunarto Wijaya ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 23. HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 DOK.LBH HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 PULUHAN ORANG YANG HENDAK BERUMRAH DI PEKANBARU MENJADI KORBAN DUGAAN PENIPUAN SEBUAH BIRO PERJALANAN. SUDAH KERAP TERJADI DI RIAU. KARENA TERGIUR TRAVEL BODONG
  • 24. HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 S USIYAH hampir putus asa bolak- balik ke kantor Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, untuk mena- nyakan kasus penipuan yang diduga dilakukan PT S terhadapnya. Padahal kasus itu sudahdilaporkanpada24Maret2014kepolisi. Wanita 41 tahun itu juga telah menerima surat tanda terima laporan bernomor SPTL/353/ III/2014/Riau/SPKT Polresta. Ibu dua anak warga Jalan Pala, Desa Pala, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, itu berharap pemilik PT S, perusahaan biro perja- lanan umrah yang diduga menipunya beserta dua sepupunya, ditangkap. Namun, sudah lebih dari enam bulan, dan 2014 pun segera berakhir, kasus itu tak kunjung terungkap. Pada awal 2014, Susiyah mendaftar untuk berangkat umrah. Dia mengajak kakak sepu- punya, Soewono, warga Pekanbaru, dan Mis- tingah, warga Bogor, Jawa Barat, untuk sama- sama berkunjung ke Tanah Suci Mekah. Sebelumdiamemilihperusahaantravelyang Jemaah umrah sedang menunggu untuk melanjutkan penerbangan di pelataran Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (24/12). MUHAMMAD IQBAL/ANTARAFOTO
  • 25. HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 akan memberangkatkannya, keluarga besar sebenarnya sudah mewanti-wantinya berhati- hati agar tak tertipu. Namun seorang tetangga Susiyah yang bekerja di PT S de­ngan kantor di Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru, membuatnya merasa aman untuk memilih biro tersebut. Bersama dua sepupunya, Susiyah tanpa ragu menyetor uang ke PT S senilai Rp 68 juta. Tak ada firasat apa pun, karena akhir Januari 2014 mereka dikumpulkan bersama jemaah lain untuk melaksanakan manasik haji di area eks MTQ Nasional, Jalan Sudirman, Pekanbaru. Setelah manasik haji, pihak PT S bahkan me- lakukan pengukuran baju seragam untuk calon jemaah. Perusahaan itu juga membagikan tas pakaian dan tas sandang seragam. Jemaah pun dijanjikan akan diberangkatkan umrah pada 26 Februari 2014. Karena keberangkatan sudah di depan mata, layaknya tradisi umat Islam pada umumnya, Susiyah dan dua sepupunya melaksanakan syukuran walimatul safar dengan mengundang sanak saudara dan tetangga. Dan, pada hari keberangkatan, sang suami, Ridwan, 45 tahun, mengantar Susiyah ke Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Selain Susiyah, jemaah lain sudah berkumpul di sana. Namun, empat jam berlalu, tak ada satu pun pihak PT S yang datang untuk mengurusi keberangkatan mereka. Kecurigaan mereka memuncak ketika panggilan ke nomor telepon seluler pemilik biro perjalanan tak sekali pun direspons. Sebagian jemaah pun panik, terma- Bukti pengiriman paspor Susiyah dengan alamat di Tangerang Selatan. CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
  • 26. HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 suk Susiyah. Setelah memastikan keberangkatan mereka batal hari itu, Susiyah pulang dengan perasaan malu. Bahkan ia sempat mengurung diri di rumah selama sebulan. Pemilik PT S sempat menghubungi jemaah, termasuk Susiyah, dan dijanjikan akan diberangkatkan pada 6 Maret 2014. Tapi janji tinggal janji, pemilik agen travel menghilang begitu saja hingga kini. Sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah menjadi kor- ban penipuan, Susiyah juga turut dipersalahkan oleh dua sepupunya. Hubungan me- reka menjadi renggang. Me- reka bahkan meminta Susiyah mengembalikan uang yang telah disetorkan. “Saya terpaksa mencicil utang kepada keluarga. Padahal mereka tahu, kami sama- sama tertipu,” kata Susiyah saat ditemui bebe- rapa waktu lalu. Setelah melapor ke polisi, ia jadi tahu ternyata ada salah satu orang tua seorang polisi di Pekan- baru yang juga menjadi korban penipuan PT S. Tapi anehnya, dia mendapat pengembalian uang. “Uang yang saya bayarkan ternyata dipu- tarkan pihak agen travel lagi untuk mengem- balikan dana umrah jemaah lain. Ini terungkap karena penyidik yang memeriksa saya, orang tuanya nyaris menjadi korban penipuan travel yang sama,” ujar Susiyah. AwalNovember2014,timPolresKotaPekan- baru sebenarnya sudah dikirim untuk melacak keberadaan pemilik agen perjalanan umrah PT S, yang dikelola sepasang suami-istri. Tim ini melacak dugaan mereka berada di Jakarta atau Bandung. “Namun tim kami tidak berhasil. Seminggu di Jakarta dan Bandung, pasangan suami-istri ini tidak ketemu juga,” tutur Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kota Pekanbaru Komi- saris Hariwiyawan Harun. Polisi juga belum menetapkan pasangan itu sebagai tersangka, meskipun dari alat bukti yang ada hal itu sudah bisa dilakukan. “Kami masih Uang yang saya bayarkan ternyata diputarkan pihak agen travel lagi untuk mengembalikan dana umrah jemaah lain.
  • 27. HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Susiyah saat melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya ke polisi. CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM butuh keterangan saksi korban lain. Kalau sudah lengkap,barukamikeluarkanDPO,”begitualasan Hariwiyawan. Menurut dia, dalam kasus ini, bukan hanya Susiyah yang menjadi korban, tapi ada puluhan korban lain, termasuk pihak maskapai pener- bangan. “Kami serius mengungkap kasus ini,” ujarnya. Meski menghilang, sang pemilik agen travel masih mengirimkan pesan singkat pada 26 Ok- tober 2014. Dalam SMS-nya, ia mengucapkan selamat tahun baru Islam. Ia juga mengajak Susiyah saling mendoakan dan saling berpra- sangka baik. “Semua urusan yang tertunda segera Allah mudahkan, Bu di tahun baru 1436 H, salam,” begitu antara lain bunyi pesan tersebut. Paspor Susiyah juga sudah dikembalikan PT S pada 8 Juli 2014 melalui jasa pengiriman surat dengan alamat pengirim dari kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan, atas nama Wisnu. Menanggapi kasus ini, Ketua Association of the Indonesian Tour & Travel Agencies (Asita) Riau, Ibnu Masud, menyatakan kasus penipuan umrah dan haji di Riau sudah banyak terjadi. Jika dihitung, sudah miliaran rupiah dana warga yang dikeruk oleh biro-biro perjalanan “bodong”. Biasanya agen perjalanan bodong ini akan menawarkan paket umrah dan haji yang lebih
  • 28. HUKUM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 murah ketimbang agen travel lain. Se- lisihnya bisa sampai Rp 5 juta, sehingga membuat banyak orang tergiur. “Di Riau, hanya ada tiga travel umrah dan haji plus yang resmi, walau seka- rang banyak. Tapi yang resmi terdaftar di Kementerian Agama hanya tiga,” ucapnya. Memang ada kasus penipuan yang diselesaikan lewat jalur damai. Tapi banyak pula yang tak terungkap. Ini, kata dia, membuat warga enggan berurus- an dengan polisi. Sebab, selama ini tak satu pun kasus penipuan umrah dan haji bisa tuntas secara hukum. “Padahal sudah ada perjanjian Kapolri dan Menteri Agama dalam menangani kasus penipuan umrah ini. Kedua belah pihak akan saling membantu untuk mengungkap. Tapi, di Riau, kita belum pernah dengar ada travel yang sampai diseret ke meja hijau,” ujar Ibnu. Ia pun meminta masyarakat tak lagi tergiur janji muluk agen perjalanan. Jika ingin berang- kat umrah atau haji plus, terlebih dulu min- talah bukti bahwa agen perjalanan tersebut terdaftar di Kementerian Agama. Jika perusa- haan itu tak bisa menunjukkannya, sebaiknya dihindari. “Kebanyakan travel di daerah muncul deng- an PT sendiri, lalu menggandeng perusahaan travel di Jakarta. Ini yang banyak terjadi,” tutur Ibnu. Jika terjadi penipuan, pihak agen travel yang ada di Jakarta itu akan dengan mudahnya berkelit. Kini Asita Riau berharap polisi serius meng- ungkap kasus penipuan umrah dan haji ini. Harapan yang sama dilontarkan Susiyah, dan mungkin puluhan, bahkan ratusan, korban lain- nya. ■ CHAIDIR ANWAR TANJUNG (PEKANBARU) | M. RIZAL Korban saat menunjukkan bukti laporan polisi. Hingga kini kasus tersebut belum terungkap. CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
  • 29. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 ILUSTRASI:EDIWAHYONO MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 CRIME STORY SEORANG GEMBONG PERAMPOK, AKRADINATA ALIAS EDI “PALEMBANG”, TEWAS DITEMBAK POLISI. DIKENAL BENGIS SAAT MENJALANKAN AKSINYA. AKHIR PELARIAN SI ‘RAJA TEGA’ BAGIAN I
  • 30. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 D OR, dor, dor! Rentetan letusan senjata mengejutkan warga Kam- pungSawahBalong,RT06RW04, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, yang sebagian masih terlelap. Saat itu, 1 Desember 2014, waktu baru menunjukkan pukul 04.00 WIB. Hanya beberapa warga yang memberanikan diri keluar dari rumah, menyaksikan 22 orang yang berkerumun di depan rumah kontrakan milik Makmun, 50 tahun di pagi buta itu. Sebagian besar menenteng senjata api, se- perti pistol dan senjata laras panjang. Ketika letusan senjata berhenti, mereka bersorak kegirangan. Beberapa melakukan tos-tosan, memberi selamat satu sama lain. Puluhan pria berbadan tegap yang menenteng sen- jata itu ternyata polisi berpakaian preman. Warga pun baru berani mendekat. Mereka baru menembak mati seorang gembong perampok dalam penggerebekan menjelang azan subuh berkumandang itu. Makmun, pemilik rumah, dan dua penghuni kontrakan, yakni Aroh, 35 tahun, dan Ha- limah, 27 tahun, juga tak menyangka salah satu tetangga mereka, Budiman Suman atau yang disapa Padang, menyembunyikan Akradinata alias Edi “Palembang”, gembong perampok yang dikenal bengis saat beraksi. “Dia diburu dan dikejar sudah lama, apes- nya di sini, begitu kata bapak-bapak polisi,” kata Aroh saat ditemui majalah detik bebe- Komplotan Dedi Irawan saat rilis kasus di Markas Polrestabes Semarang awal Oktober lalu. ANGLING ADHITYA/DETIKCOM
  • 31. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 rapa waktu lalu. Adapun Makmun, yang sejak pukul 23.00 WIB sudah diberi tahu polisi akan ada peng- gerebekan, melihat Edi tersungkur di kamar mandi kontrakan yang dihuni Budiman itu. Edi sempat berupaya kabur dengan naik ke plafon, tapi peluru polisi lebih dulu meng- hentikan langkahnya. Sedangkan Budiman, warga Padang, dan satu kawannya yang lain, Farhan Wijaya asal Lampung, diringkus polisi. KepalaUnitKejahatandanKekerasanKepo- lisian Daerah Metro Jaya Ajun Komisaris Ar- sya Khadafi mengatakan penggerebekan itu dilakukan pihaknya bersama tim dari Satuan Reserse Kriminal Polda Riau yang berjumlah 12 orang. “Kami tim taktis (dari Polda Metro) berjumlah 10 orang, hanya mem-back-up dari belakang,” ujar Arsya secara terpisah. Tim Arsya sudah lama berkoordinasi deng- an kepolisian Riau soal keberadaan Edi yang terdeteksi di Kembangan. Edi diburu karena sederet kasus perampokan dan menembak mati seorang anggota Kepolisian Sektor Se- napelan, Riau, Ajun Inspektur Dua Hariyanto Bahari, yang akan menangkapnya pada 9 November lalu. Aksi Edi menembak mati polisi itu sempat menggegerkan warga Pekanbaru. Upaya penangkapan dilakukan anggota Polsek Se- napelan setelah mengendus keberadaan Edi masuk ke Pekanbaru. Pria berusia 38 tahun itu telah masuk daftar pencarian orang oleh Polda Jambi karena kabur dari ruang tahanan Kepolisian Resor Batanghari. Kehadirannya di Pekanbaru telah dipantau tim Buru Sergap Polsek Senapelan. Sore hari, 9 November, itu, Edi, yang menumpang mo- bil Toyota Avanza berwarna hitam, tengah berada di seputaran Kecamatan Senapelan. Mobil yang ditumpangi enam orang terma- suk Edi itu berhenti di Jalan Kulim, simpang Jalan Kuras, Kecamatan Senapelan. Edi turun dari mobil itu untuk berbelanja baju di sebuah rumah-toko. Aipda Bahari, yang menguntit Edi, mengejar ke dalam ruko tersebut. Tahu dirinya dikejar, Edi ambil lang- kah seribu lewat pintu belakang ruko. Bandit itu sempat jatuh tersandung tali pembatas kandang ayam di belakang ruko. Pistol yang Dia diburu dan dikejar sudah lama, apesnya di sini. Edi "Palembang" ISTIMEWA
  • 32. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 ia bawa sempat terlepas dari genggaman. Namun ia berhasil naik ke atas kandang, lalu melompati pagar tembok. Setelah melompati tembok, Edi tak lang- sung kabur. Dia malah bersembunyi di balik kerumunan pohon pisang di belakang ruko. Ia sengaja menunggu Aipda Bahari yang me- ngejarnya. Bahari melakukan hal yang sama, naik ke atas kandang ayam dan melompati tembok. Tapi...dor!Suaraletusansenjatamenggema. Bahari, yang posisinya masih di atas tembok, ditembak Edi di bagian dada. Tak sanggup melompati tembok karena luka tembaknya,
  • 33. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 korban akhirnya turun dan kembali ke ruko. Di depan pintu ruko, Bahari tersungkur dan tewas. Setelah menembak petugas, Edi me- larikan diri. Sementara itu, dua dari lima rek- annya di mobil Avanza diamankan. Malamnya, anggota Brigade Mobil Polda Riau diterjunkan untuk memburu Edi. Ber- bagai penjuru dan gang di kawasan itu di- jaga ketat. Penyisiran dilakukan hingga hari berganti. Tapi nihil, Edi tak ditemukan. Ia bak belut yang licin untuk ditangkap. Sejak itu, Polda Riau menyebar foto Edi sebagai buron mereka. Dua rekan Edi yang ditangkap awalnya tidak mengakui keterlibatan mereka dalam perampokan. Tapi belakangan keduanya mengaku diajak Edi menggarong setelah penjahat kambuhan itu lolos dari ruang ta- hahan Polres Batanghari. Di Pekanbaru, Edi rupanya sudah menyasar sebuah rumah di Jalan Riau Ujung. Pemilik rumah itu juga mempunyai mobil Toyota Fortuner, yang konon di dalamnya dilengkapi brankas uang. Informasi itu diperoleh Edi dari mata-matanya yang ditebar di Pekanbaru. “Ini tujuan Edi lari dari Jambi ke Pekanba- ru. Sebelum dia beraksi, anggota kami me- nyergapnya di toko pakaian tersebut, tapi anggota tewas dia tembak,” tutur Kepala Sa- tuan Reskrim Polresta Pekanbaru, Komisaris Makmun, pemilik kontrakan yang dihuni kawanan Edi. Halimah, salah satu penghuni kontrakan, saksi mata penggerebekan Edi "Palembang". ADITYA MARDIASTUTI/DETIKCOM
  • 34. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Hariwiyawan. Sejak membunuh petugas, Edi menghilang tanpa jejak. Namun polisi tak menyerah dan terus memburunya. Edi sempat terendus pu- lang kampung ke tanah Minang, lalu segera bergeser ke Jambi. Ia juga pernah terdeteksi di Kabupaten Sarolangun, Jalan Lintas Timur, ketika sedang makan di sebuah warung. Tapi, saat digerebek, Edi melawan. Kontak senjata terjadi. Ia pun lari ke kawasan hutan. Lagi- lagi sang garong lolos. Selama diburu polisi, Edi hidup berpindah-
  • 35. CRIME STORY MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 pindah dari satu provinsi ke provinsi lain, termasuk ke Ibu Kota. Saat digerebek di Kembangan, Jakarta Barat, seperti biasa Edi melawan dengan pistolnya. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, polisi langsung menembak mati Edi. Berakhir sudah pelarian sang gembong perampok tersebut. Selain mengamankan dua rekannya, Budi- man dan Farhan, dari tempat persembunyi- an Edi di Kembangan, polisi mengamankan sepucuk pistol rakitan jenis revolver dengan enam peluru, lima unit telepon seluler, dan dua buah dompet. Dari keterangan dua rekannya yang ter- tangkap di Pekanbaru pula diketahui bahwa Edilah yang merampok sebuah perusahaan di kawasan Kulim, Kecamatan Tenayan Raya, Riau, suatu malam pada April 2014. Saat itu, Edi menggasak brankas perusahaan yang tidak diketahui pasti berapa jumlah uangnya. Edi juga membunuh seorang anggota satuan pengamanan yang tengah berjaga. Bukan dengan pistol, melainkan de­ngan cara dibenturkan kepalanya ke tembok hingga pe- tugas satpam itu tewas. Dari pengakuan itu, polisi tahu tipikal Edi setiap kali beraksi. Tak mengherankan jika ia mendapat julukan si raja tega. Nekat, dan tega membunuh deng- an bengis siapa pun yang menghalangi. ■ ADITYA MARDIASTUTI, CHAIDIR TANJUNG (PEKANBARU) | M. RIZAL Istri Aipda Hariyanto Bahari memegang foto mendiang suaminya. CHAIDIR TANJUNG/DETIKCOM
  • 36. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEWINTERVIEW MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 MENTERI PAN & REFORMASI BIROKRASI YUDDY CHRISNANDI: BIN PERKUAT INSPEKTORAT AWASIPNS
  • 37. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW K EMENTERIAN Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menggan- deng Badan Intelijen Negara (BIN) untuk me- mantau perilaku aparat sipil. Hal itu, menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, semata untuk kedisiplinan aparatur, bukan untuk menakut-nakuti aparat birokrasi. Ia menjamin pelibatan BIN itu tak akan tumpang-tindih de­ ngan peran inspektorat jenderal kementerian ataupun dinas-dinas di daerah. “BIN kan salah satu unsur yang menjaga pemerintahan, unsur lainnya adalah inspekto- rat. Semua nantinya akan bekerja sama,” kata Yuddy dalam perbincangan dengan majalah detik di ruang kerjanya, Senin, 15 Desember lalu. Ia menegaskan pihaknya juga akan merevi- talisasi peran irjen, yang selama ini terkesan lebih sebagai tukang stempel menteri, guber- nur, atau wali kota/bupati. Salah satu caranya adalah menyampaikan tembusan hasil peng- awasannya kepada Kementerian PAN sebagai pihak yang memimpin reformasi birokrasi. Untuk mengawasi PNS, Anda bekerja samadenganBIN,apakahtidakberlebihan? BIN kan instrumen negara yang salah satu tugasnya memberikan informasi kepada pemerintah, lalu menciptakan suasana dan kondisi yang stabil untuk berlangsungnya pro- gram-programnasionalsesuaiyangdirencana- kan pemerintah. Jadi sudah menjadi kewajiban BIN, baik diminta maupun tidak, menyampai- kan berbagai macam informasi tentang kon- disi sosial-politik yang terkait dengan penye- lenggaraan pemerintahan, termasuk informasi para pelaksana penyelenggara pemerintahan. Tapi UU Intelijen Negara menyebutkan tugas BIN adalah mengantisipasi ancam- an terhadap keamanan dan ketahanan "MAU DIAWASI OLEH CIA, KGB, ATAU MOSSAD SEKALIPUN TIDAK ADA YANG PERLU DITAKUTKAN. APALAGI CUMA DIAWASI OLEH BIN."
  • 38. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW nasional…. Itu kan formalnya. Tapi, yang namanya in- telijen negara, dia berkewajiban memberikan informasi apa pun kepada negara. Represen- tasi negara dan pemerintah itu pimpinan ter- tingginya adalah presiden yang dibantu para menteri. Jadi apa salahnya? Mengapa tidak memaksimalkan inspek- torat? Inspektorat juga. Jadi semua. Semua yang namanya aparatur negara itu kita fungsikan untuk mengawasi dan mendukung penyeleng- garaan pemerintahan. Hanya, secara khusus, intelijen ini memiliki spesifikasi tersendiri, kepi- awaiannya mendapatkan informasi dan mene- ruskan informasi itu secara tepat dan akurat. Spesialisasinya di situ dan, untuk mendukung kelancaran tugas-tugas pemerintahan serta penyelenggaraan negara, kita membutuhkan informasi yang cepat dan akurat. Ada indikasi PNS akan menghambat program? Tidak, tidak. Memblok kebijakan tidak. PNS kita ini patriot-patriot negara yang memiliki loyalitas, ketaatan terhadap kebijakan-kebi- jakan pemerintah. Kami tidak khawatir dan curiga sedikit pun. Yang kami lakukan adalah memastikan bahwa penyelenggaraan kegiatan pemerintahan berjalan sebagaimana seharus- Video
  • 39. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW nya, lancar. Tidak khawatir muncul kesan dari PNS bahwa mereka diawasi secara berlebihan? Kalau semua memang niatnya bekerja deng- an sebaik-baiknya untuk bangsa dan negara, tidak memiliki agenda-agenda untuk meng- untungkan diri sendiri dan pribadi, betul-betul bekerja memanfaatkan uang rakyat demi kepentingan rakyat, mau diawasi oleh CIA, KGB, atau Mossad sekalipun tidak ada yang perlu ditakutkan. Apalagi cuma diawasi oleh BIN. Jadi ini sesuatu yang biasa-biasa saja, ha- nya kita artikulasikan kembali, mengingatkan aparatur negara, ini lo kita punya ­mitra yang namanya BIN. Informasi apa saja yang ingin didapat dari BIN? Untuk memastikan bahwa peraturan-per- aturan yang terkait dengan aparatur sipil ne- gara dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Itu saja. Disiplin dan tanggung jawab itu adalah modal kerja pembangunan. Setiap informasi MY TRANS Kalauniatnyatidakbenar,Andakantakut diawasiistri.Kalaumemangniatnyadari rumahuntukbekerja,bukanuntukselingkuh, mengapatakut?
  • 40. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW Menemui Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, Selasa (16/12.) HUMAS KEMENPAN RB itu akan berpengaruh dalam pengambilan ke- bijakan dan keputusan. Seperti kita tahu akan hujan, pasti kita sedia payung. Informasi itu akan menjadi yang utama? BIN kan salah satu unsur yang menjaga pe- merintahan, unsur lainnya adalah inspektorat. Semua nantinya akan bekerja sama. Wah, pengawasannya jadi dobel…. Bagus dong… semakin banyak yang meng- awasi. Kesannya kondisi darurat…. Biasa-biasa saja.... Kalau niatnya tidak benar, Anda kan takut diawasi istri. Kalau memang niatnya dari rumah untuk bekerja, bukan untuk selingkuh, mengapa takut? Rencana penguatan inspektorat? Sedang didalami karena, pandangan ma- syarakat selama ini dan tentu juga pandangan
  • 41. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW saya, inspektorat yang ada, terutama di pe- merintahan daerah itu, tidak lebih dari tukang stempel. Di banyak tempat, inspektorat selalu orang yang “dekat” dengan bupati, wali kota, atau gubernur sehingga independensinya diragukan. Padahal dia harusnya memeriksa efisiensi, meluruskan perilaku para pejabat, akhirnya dia tidak berfungsi. Akhirnya rapor- nya baik semua. Padahal masyarakat melihat pemerintahan ini kok enggak beres, tapi kok nilainya selalu beres. Akhirnya kepercayaan masyarakat kepada inspektorat kan selalu menurun. Kita ingin kembali­kan kewibawaan- nya. Kita ingin kembalikan kepercayaan ma- syarakat. Caranya? Kami sedang mengkaji bagaimana merevita- lisasi inspektorat ini sehingga punya indepen- densidankewibawaanterhadapkepaladaerah yang mengangkatnya. Nantinya inspektorat memiliki kewajiban lapor institusi vertikalnya, tapi tembusannya kepada Menteri PAN. Kena- pa kita ikut diberi tembusan? Karena leading INTERVIEW Dibanyaktempat,inspektoratiniselalu orangyang‘dekat’denganbupati,walikota, ataugubernursehinggaindependensinya diragukan. DETIKCOM
  • 42. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW sector reformasi birokrasi. Agenda reformasi ini untuk mengubah mindset. Memang harus ada mental revolution dan caranya melakukan perubahan fundamental itu dengan memicu. Harus ada pengawasan, instruksi, peraturan, dan tindakan yang tegas agar semua aparatur sipil negara melaksanakan tugas dengan se- baik-baiknya. Kalau soal pembubaran komisi-komisi negara? (Penghapusan) sepuluh lembaga yang (keputusan pembubarannya) ditandatangani Presiden (Joko Widodo) sebetulnya sudah di- usulkandaritahun2011kepadaPresiden(Susilo Bambang Yudhoyono). Tapi entah bagaimana Bersama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad seusai penandatanganan dokumen komitmen pencegahan korupsi November lalu. HUMAS KEMENPAN RB
  • 43. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW prosesnya belum ditandatangani. Karena itu merupakan kajian yang sangat komprehensif, nah Pak Jokowi melihat mengapa kita harus mengkaji lagi. Otomatis bubar lembaga itu. Berapa banyak lagi komisi yang akan dibubarkan? Masih 60 atau 70 lagi. Pemerintahan seka- rang melanjutkan telaah. Kami dari Kemente- rian PAN tidak hanya di atas kertas bagaimana struktur organisasinya, data kepegawaiannya, kinerjanya. Tapi kami akan proaktif melihat langsung, kantornya di mana, apa yang diker- jakan. Misalnya saya tiba-tiba datang ke LIPI, datang ke BMKG, nanti akan saya lihat satu per satu sehingga, secara telaah dengan ob- servasi langsung, harus match. Jangan sampai salah assessment, salah menilai. Di atas kertas, kita katakan masih layak, tapi di kantornya semrawut tidak ada orang. Pegawainya dikemanakan? Tentu kita berkewajiban menyalurkan pe- gawai-pegawai ini ke tempat yang lain sesuaiMEGIZA/CNNINDONESIA Pembubaran10komisinegaraitusebetulnya sudahdiusulkandaritahun2011,tapientah bagaimanabelumditandatanganipresiden.
  • 44. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW dengan bidang masing-masing. Kan banyak tempat juga yang “kekurangan” pegawai. Itu bisa kita manfaatkan. Imbauan Anda agar rapat-rapat tidak di hotel dikeluhkan pemilik hotel? Tidak apa-apa minta peninjauan. Sudah ditinjau. Hasilnya? Sebagaimana disampaikan Bapak Presiden pada saat penyerahan DIPA, kan sudah cukup jelas bagi semua menteri. Presiden mengata- kan sudah saatnya kita melakukan efisiensi, stop pemborosan nasional. Jangan lagi ada rapat-rapat di luar kantor. Apa masih kurang jelas? Kenapa Anda tidak melarang iklan-iklan layanan kementerian atau dinas? Bersama anggota DPR, Rieke Diah Pitaloka, dan para bidan dari sejumlah daerah, November lalu. DOK. ISTIMEWA
  • 45. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 INTERVIEW Meninjau lokasi banjir di Bale Endah, Bandung didampingi Gubernur Jawa Barat Ahd Heryawan dan Wakil Bupapti Bandung Deden R Rumaji, 20 Desember. Dok. Humas Kemen PAN RB Pokoknya jangan boros. Terjemahkanlah masing-masing.Janganbuang-buanganggaran yang tidak perlu. Kalau menganggap perlu, ya silakan. Di mana urgensinya. Tapi, kalau boros, kita tanya kenapa uang rakyat dibelanjakan untuk hal yang tidak diperlukan. Seberapa valid data yang menyebutkan kebijakan itu bisa menghemat hingga 20 persen.... Bukan20persenlagi,(tetapi)40persen.Ada simulasinya. Saya kasih tahu. Seperti listrik saja di ruangan ini saya mati­kan, AC juga saya ma- tiin, dan hanya boleh 24 derajat. Dengan itu, beban listrik stabil dan relatif menurun. Kalau bisa diturunkan 1 kWh setiap derajat itu, coba kalikan berapa instalasi AC dalam satu bulan? Bisa ratusan ribu atau jutaan, itu satu kantor. Kalau 10 kantor, ribuan kantor di Indonesia? Di kantor Kementerian PAN saja biasanya lis- trik Rp 24 juta satu bulan bisa kita turunkan sampai jadi Rp 18 juta. Itu penghematan baru dari listrik. Belum perjalanan dinas menteri kalau pergi 15 orang yang ikut. Saya sekarang pergi hanya 5 orang, semua di kelas ekonomi. Kalau ada 34 menteri, 77 pimpinan lembaga nonkementerian, 500-an kabupaten/kota, 34 provinsi, bayangkan berapa penghematannya? Bukan miliar lagi, triliun rupiah. ■ PASTI LIBERTI MAPPAPA
  • 46. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 BIODATA NAMA:Dr Yuddy Chrisnandi TEMPAT/TANGGAL LAHIR: Bandung, 29 Mei 1968 ISTRI: Velly Elvira, SH ANAK: Ayesha Fatma Nandira PENDIDIKAN: • 1980: SD Negeri Panitran III Cirebon • 1983: SMP Negeri I Cirebon • 1986: SMA Negeri I Cirebon • 1991: Jurusan Manajemen Fakultas Eko- nomi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung • 1997: Fakultas Pascasarjana Ilmu Eko- nomi Universitas Indonesia (UI) • 2004: Program Doktor Ilmu Politik Uni- versitas Indonesia (UI) PERJALANAN KARIER: • 2011: Komisaris Utama PT Time Line Visual • 2011: Komisaris PT Anugerah Bumi Cire- bon • 2010: Founder The FIRST (Future of Indonesia Research Studies), konsultan bisnis dan politik • 2005:DosenPPS-StudiIlmuPolitikFISIP, Universitas Indonesia • 2001-2002: Staf Khusus Wakil Presiden RI Bidang Politik/Keamanan • 1999-2001:PenasihatAhliKapolriBidang Politik dan Kepemudaan • 2004-2009: Anggota Komisi I DPR dari Partai Golkar • 1997-1999: MPR dari Partai Golkar PENGALAMANORGANISASI: • 2010-2015: Ketua Bidang Pemenangan Pemilu/Bappilu DPP Partai Hanura • 2011-2016: Ketua Dewan Penasihat Gen- tra Sunda • 2005-2010: Ketua Ormas DPP MKGR • 2004-2009: Ketua Departemen Organi- sasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Golkar KARYATULIS: • 1999: KPPHAMBukanPengadilanHAM, Yayasan Kebangsaan Bersatu • 2005: Reformasi TNI: Perspektif Baru Hu- bungan Sipil-Militer di Indonesia, LP3ES • 2007:Kesaksian Para Jenderal, LP3ES • 2007: Post Soeharto Ci- vil-Military Relations in Indonesia, Rajaratnam School of International Studies Singa- pore • 2008: Beyond Parlemen: Dari Po- litik Kampus hingga Suksesi Kepemimpin- an Nasional, Trans- wacana
  • 47. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 KOLOM OLEH: PRI AGUNG RAKHMANTO BIODATA Nama: Pri Agung Rakhmanto Pendidikan: ● Jurusan Teknik Perminyak- an ITB ● Jurusan Ekonomi ITB ● Colorado School of Mines, Amerika Serikat S ETELAH bekerja sekitar satu bulan, Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang dipimpin ekonom Faisal Basri menyampaikan rekomendasi perta- manya, yakni menghentikan impor bahan bakar minyak (BBM) jenis ben- sin RON 88 atau Premium oleh PT Pertamina (persero). Sebaliknya, tim tersebut merekomendasikan agar Pertamina melakukan importasi bensin RON 92 atau sejenis Pertamax. Tim memberi tenggat lima bulan ke depan bagi Pertamina untuk melakukan proses transisi. Tentu rekomendasi itu idealnya sudah melalui serangkaian analisis dari diskusi dan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan. Saya pribadi menilai rekomendasi yang disampaikan itu bagus, hanya belum matang. Kenapa? Saya belum bisa melihat dengan jelas apa sebetulnya yang ingin dicapai dari rekomendasi tersebut. Dampak makronya terhadap subsidi BBM yang selama ini REKOMENDASI UNTUK MENGHENTIKAN IMPOR PREMIUM SULIT DIPENUHI KARENA KILANG PERTAMINA DIDESAIN HANYA UNTUK PRODUKSI PREMIUM, BUKAN PERTAMAX. MENGHAPUSPREMIUM, MEMBANGUN KILANG BARU
  • 48. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 KOLOM terjadi seperti apa? Apakah dengan menghentikan atau menghapus Premium oto- matis harga BBM kita akan lebih rendah atau bagaimana? Bila Premium dihapus, apakah lantas akan sepenuhnya membeli RON 92? Apakah Tim sudah mengko- munikasikannya secara mendetail dengan Pertamina? Bila sudah, mestinya Tim memahami kondisi riil di lapangan seperti apa. Kenapa? Karena, prasyarat mendasar untuk mengimplementasikan rekomendasi tersebut di lapangan dalam waktu singkat tidaklah mungkin. Faktanya, kilang minyak yang dimiliki Pertamina saat ini hanya mampu mengolah Premium kurang dari 1 juta kiloliter per tahun. Sedangkan kebutuhan terhadap Premium mencapai 30 juta kiloliter per tahun. Jadi, untuk hal mendasar ini saja, rekomendasi untuk meng- hentikan impor Premium itu sepertinya sulit dipenuhi karena kilang kita didesain hanya untuk produksi Premium, bukan Pertamax. Wacana penghapusan Premium sebetulnya pernah mencuat pada 2011. Waktu itu Menteri Keuangan Agus Martowardojo yang melontarkannya karena dianggap bisa mengurangi beban subsidi di APBN. Tapi, setelah dibahas di DPR, wacana itu tak dilanjutkan karena kondisi riil seperti yang telah disebutkan di atas. Memangbenarpada10Desemberlalu,dibawahkomandoDwiSoetjiptosebagai Direktur Utama Pertamina, ditandatangani nota kesepahaman program pengem- bangan kilang minyak dengan tiga perusahaan asing. Mereka adalah Saudi Aramco (Arab Saudi), Sinopec (Tiongkok), dan JX Nippon Oil & Energy (Jepang). Melalui program pengembangan kilang dengan nilai investasi US$ 25 miliar itu, kapasitas kilang ditingkatkan, dari 820 ribu barel per hari menjadi 1,6 juta barel per hari. Kelima kilang Pertamina yang masuk dalam program itu adalah kilang Cilacap, Jawa Tengah; Dumai, Riau; Balongan, Jawa Barat; Plaju, Sumatera Selatan; dan Ba- ● Universiteit Twente, Belanda Jabatan: Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, sejak 2012
  • 49. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 KOLOM likpapan, Kalimantan Timur. Direksi Pertamina memperkirakan ­program pengem- bangan kilang itu baru selesai dalam tempo 4-5 tahun. Selain meng-upgrade, membangun kilang untuk memproduksi BBM bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Ini jika kita bersungguh-sungguh memikirkan keta- hanan energi nasional. Sudah lebih dari satu dekade pembangunan kilang hanya menjadi wacana dari waktu ke waktu. Dari proyeksi konsumsi hingga tahun 2015, kita membutuhkan setidaknya dua kilang baru masing-masing dengan kapasitas 300 ribu barel per hari. Lima tahun berikutnya,2020,kitamemerlukanlagitambahantigakilangbarudengankapasitas kurang-lebih sama. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 50. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 KOLOM Jika berkomitmen menjaga ketahanan (energi) nasional, pemerintah harus segera merealisasi pembangunan kilang baru dan berhenti berwacana. Pemerintah dapat memilih sikap progresif: membangun dengan dana yang disisihkan dari pengurang- an anggaran subsidi BBM dan kemudian menugasi Pertamina melaksanakan. Atau memilih moderat: pemerintah sekadar memberikan penjaminan, insentif fiskal dan nonfiskal kepada investor yang saat ini tengah menjajaki kerja sama dengan Pertamina. Jika terus berlama-lama tidak memilih, berarti pemerintah tidak sung- guh-sungguh memikirkan ketahanan energi nasional. Artinya, membiarkan devisa negara terus tergerus. Ini jelas kontraproduktif. Kita harus mencontoh negara lain di Asia-Pasifik, seperti Cina, India, Thailand, dan Vietnam, yang menyadari betul urgensi pembangunan kilang baru untuk me- menuhi kebutuhan BBM negaranya. Mereka berlomba menawarkan insentif fiskal dan nonfiskal untuk mendorong pembangunan kilang. Keringanan pajak, pembe- basan bea masuk impor, pembebasan atau pengurangan biaya sewa lahan, hingga kemudahan birokrasi diberikan untuk mempercepat pembangunan kilang. n Disarikan berdasarkan wawancara pada Selasa, 22 Desember 2014. MAJALAH DETIK 22 - 28 DESEMBER 2014
  • 51. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS MEMBORGOL TANGAN SAKTI PAKKANJENG “KABARNYA, FUAD AMIN ITU ORANG SAKTI, YANG MEGANG TANGANNYA BAKAL BUNTUNG.” MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 52. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Tap untuk melihat Video H ENING menyergap dini hari itu. Sebuah rumah mewah di Bangkal- an, Madura, Jawa Timur, digerebek penyidik Komisi Pemberantasan Ko- rupsi. Berkali-kali pintu diketuk, jawaban tidak kunjung datang. Salah satu penyidik lantas meraih daun pintu, tapi rumah di Jalan Saksak, Kelurahan Kraton, Bangkalan, itu terkunci. Tidak mau buang wak- tu, petugas KPK itu pun membuka paksa pintu rumah tersebut. Braak! Begitu pintu bisa dibuka pada Selasa, 2 De- sember 2014, itu, empat penyidik KPK langsung berhadapan dengan Fuad Amin Imron, si pemi- lik rumah. Fuad, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan dari Fraksi Partai Gerindra, membuat keempat petugas komisi antirasuah itu sejenak ragu-ragu. Mereka sempat menda- pat cerita tentang kesaktian Fuad. “Semua (penyidik) sempat diam. Saling tung- gu siapa yang akan gerak duluan. Kabarnya, dia (Fuad) orang sakti, yang megang tangannya bakal buntung,” ujar sumber majalah detik. Penangkapan Fuad berjalan dramatis. Be- berapa warga berkerumun di luar rumah. Ke- polisian Resor Bangkalan menerjunkan sekitar 30 personel untuk melakukan pengamanan. Mereka terdiri atas satu peleton Sabhara, satu unit Intel, dan satu unit Reserse Kriminal. KepalaPolresBangkalanAjunKomisarisBesar Polisi Soe­listyono mengaku dihubungi penyidik KPK, Novel Baswedan, sebelum penangkap- an. Namun, ia sedang berada di Semarang. Koordinasi pengamanan lantas dilakukan oleh
  • 53. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Wakil Kepala Polres Bangkalan Komisaris Polisi Yanuar. Ternyata penangkapan berjalan lancar. Tidak terjadi hal-hal aneh ataupun mistis dalam pe- nangkapan pria yang dijuluki Pak Kanjeng itu seperti kisah-kisah yang beredar di Bangkalan. “Dari Pak Fuad tidak ada perlawanan apa pun, dia menyadari. Kemudian ada beberapa tas yang kita tidak tahu isinya, itu yang dibawa oleh KPK,” ujar Soelistyono. Aparat Polres Bangkalan berjaga di luar pagar rumah. KPK hanya mengizinkan Kepala Satuan Reskrim dan Kepala Satuan Intel turut menyaksikan penangkapan yang dilanjutkan dengan penggeledahan tersebut. Penyidik KPK kaget ketika memasuki kamar tidur Fuad. Mantan Bupati Bangkalan itu mem- biarkan tumpukan uang berserak di dalam kamar. Bergepok-gepok uang pecahan seratus ribuan diletakkan di berbagai tempat, termasuk di tempat tidur. Penangkapan Fuad merupakan kelanjutan dari penggerebekan praktek suap di Jakarta. KPK menangkap ajudan Fuad, Rauf, dan Direk- tur PT Media Karya Sentosa (MKS) Antonius Bambang Djatmiko ketika melakukan serah- terima uang di gedung AKA, Jalan Bangka I Nomor 2, Jakarta. Uang sebesar Rp 700 juta sudah diletakkan di dalam mobil Fuad. Pengantar uang itu ang- gota TNI Kopral Satu Darmono. Ia ditangkap FOKUS Penggeledahan rumah Fuad Amin di Jalan Kupang Jaya, Surabaya, Jawa Timur. SURYANTO/ANTARA
  • 54. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 tidakberapalamakemudiandiEnergyBuilding, kawasan Sudirman Center Business District, Jakarta. Ketiganya merujuk nama Fuad sebagai penerima suap. Uang Rp 700 juta itu diduga sebagai pelicin agar PT MKS tetap menjadi perusahaan pem- beli gas hasil eksplorasi di Blok Madura Barat. Eksplorasi di blok ini dikendalikan anak peru- sahaan Pertamina, PT Perusahaan Hulu Energi West Madura Offshore (PHE-WMO). Pada 2007, PT MKS meneken kontrak per- janjian jual-beli gas dengan PT Pertamina EP. PT MKS mendapat jatah alokasi pembelian gas sebesar 40 BBTU dengan pertimbangan memasok gas ke pembangkit listrik tenaga gas di Gili Timur, Bangkalan, sebesar 8 BBTU. Perjanjian tersebut mensyaratkan PT MKS membangun jaringan pipa bagi kebutuhan gas PLTG di Gili Timur. Selama ini tidak ada jaring- an pipa gas untuk PLTG tersebut. Karena itu, perusahaan ini lantas merangkul perusahaan daerah Kabupaten Bangkalan, PD Sumber Daya, untuk mengelola pembangunan jaringan pipa. Namun pembangunan jaringan pipa ini tidak pernah bergerak. Sumber majalah detik di KPK menyebutkan PT MKS justru menjual gas untuk kebutuhan PLTG Gresik dan Pertamina untuk gas rumah tangga. Adapun hasil eksplorasi WMO, sekitar 80 persen adalah gas bahan bakar PLTG, 14 persen untuk gas rumah tangga, dan sisanya dalam bentuk lain. Keberadaan PT MKS turut menjadi sorotan khusus KPK. Sumber di KPK menyebutkan se- toran dana kepada Fuad sudah berjalan cukup lama. Ia menyebut nilai nominal Rp 1,5 miliar sampai Rp 1,7 miliar per bulan. “Nah, itulah, duitnya malah ke Fuad sejak dia jadi bupati,” ungkap sumber majalah detik. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengakui perkembangan penyidikan cukup signifikan setelah melakukan penggeledahan di beberapa rumah Fuad. KPK sudah menyiapkan sangkaan berlapis terhadap Fuad. Operasitangkaptanganbarudapatmenjerat Fuad selaku Ketua DPRD Bangkalan dengan Pasal 12 Huruf A, Pasal 12 Huruf B, Pasal 5 Ayat FOKUS Kapolres Bangkalan Soelistyono BAHTIAR RIVAI/DETIKCOM PakFuadtidakada perlawananapa pun,diamenyadari. Kemudianada beberapatasyangkita tidaktahuisinya,itu yangdibawaolehKPK.
  • 55. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 2 atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantas- an Tindak Pidana Korupsi. Selasa, 23 Desember 2014, KPK mengeluar- kan surat perintah penyidikan baru untuk men- jerat Fuad sebagai Bupati Bangkalan. Bambang mengakui petunjuk dugaan korupsi semasa Fuad menjadi bupati sudah cukup kuat. “Sekarang sedang dalam kajian untuk meli- hat lebih lanjut apakah kasus ini bisa juga di- kembangkan menjadi tindak pidana pencucian uang,” tutur Bambang kepada majalah detik. Skema kasus ini melibatkan empat pihak, yakni Fuad, BUMD, anak perusahaan Perta- mina, dan PT MKS. Namun pintu masuk yang dipakai KPK adalah penyuapan. Karena itu, KPK tetap akan mendalami dugaan pencucian uang untuk menelusuri aliran uang, baik di lingkup internal keluarga Fuad maupun pihak terlibat. Adik kandung Fuad, Abdul Latif Amin, enggan berkomentarbanyak.WakilKetuaDPRDBangkal- an ini memilih tidak berkomentar banyak sambil menunggu perkembangan di KPK. “Sekarang tunggu prosesnya saja di KPK seperti apa, kami ikuti,” ujarnya. Pengacara PT MKS, Edward Lontoh, me- ngatakan perusahaannya tidak terkait dengan perbuatan Direktur PT MKS Antonius Bambang Djatmiko. Hubungan perusahaan dalam pembe- lian gas merupakan business to business. PT MKS mendapatkan kontrak pembelian gas Pertamina sejak 2007. Kerja sama dengan PD Sumber Daya di- lakukan sejak 2007 atas anjuran BP Migas (sekarang SKK Migas). Kerja sama ini dilakukan untuk mempersiapkan pembangunan jaringan pipa PLTG di Gili Timur. Namun proses pemba- ngunan PLTG harus melalui perjanjian dengan Bambang Widjojanto saat gelar barang bukti di gedung KPK, Jakarta 2/12/2014. LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
  • 56. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS PLN. BerdasarkanpertemuanterakhirdenganPLN, mereka justru tidak menyarankan pembangun- an jaringan pipa bawah laut karena risiko bocor terkena jangkar kapal, membutuhkan biaya tinggi, dan sudah adanya Jembatan Suramadu. “Jadi PLN memutuskan, gasnya dijual saja ke pembangkit listrik Gresik. Lalu, melalui inter- koneksi Jawa-Bali, melalui Suramadu, dikirim langsung listrik ke Madura,” ujarnya. Edward enggan berkomentar mengenai sta- tus hukum Antonius. Ia merupakan pengacara korporasi, bukan individu. Namun ia mengakui KPK telah menyegel beberapa ruangan di kan- tor PT MKS, termasuk ruangan Antonius. ■ ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | ARYO BHAWONO FOKUS Anjungan migas (ilustrasi) ANTARA TAP/KLIK UNTUK BERKOMENTAR
  • 57. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Y ASIN Maserly tidak sedikit pun merasa gembira ketika seorang polisi dari Kepolisi- an Daerah Jawa Timur ber- tandang ke rumahnya, Jalan Jokotole Nomor 79, Socah, Bangkalan, Madura. Padahal polisi tersebut hendak menin- daklanjuti laporan penyerobotan tanah yang diserahkan Yasin beberapa pekan sebelumnya. “Saya bilang ke Krimsus (Direktorat Kriminal Khusus Polda Jawa Timur)- nya, halah, pakai datang ke sini, nanti kalau sudah tahu uang Bupati Fuad, pada ‘masuk angin’ semuanya. Kutu, saya bilang,” ujarnya mengenang. Tanah Yasin terkena proyek pem- bangunan akses jalan ke Jembatan JEJAK HITAM BUPATI FUAD
  • 58. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Suramadu pada 2012. Saat itu Peme- rintah Kabupaten Bangkalan sedang gencar membebaskan tanah untuk pembangunan jalan akses Jembatan Suramadu. Namun tanah yang diuruk untuk proyek melebihi ketentuan perjanjian. Lahan garapan Yasin yang dimanfaatkan untuk ber- tani turut kena urukan tanah buat jalan. Karena itulah Yasin mengadu ke polisi. Kekhawatiran Yasin ter- bukti. Laporan penyerobotan tanah itu tidak jelas tindak lanjut- nya. Polda Jawa Timur hanya meme- riksa saksi-saksi tanpa menindaklanjuti ataupun memberi konfirmasi kepada- nya. Proyek pembangunan jalan akses Su- ramadu di desanya menuai banyak ma- salah. Bukan hanya Yasin yang dirugikan. Warga lain, Hajah Hamzah, melaporkan dugaan penyerobotan yang sama ke Komisi Pemberantasan Korupsi setelah Fuad dicokok pada 2 Desember 2014. Hamzah menceritakan, tanahnya tiba-ti- ba saja diuruk. Ia tak dapat bertindak ba- nyak karena pengerjaan proyek dikawal
  • 59. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 preman. Kasus Yasin dan Hamzah hanya sege- lintir jejak hitam Fuad. Pengasuh Pondok Pesantren Ibnu Cholil, Imam Buchori Cholil, mengaku melaporkan masalah serupa pada 2009. Saat itu, Pemerintah Kabupaten Bangkalan menggandeng PT Misi untuk membebaskan lahan akses Pelabuhan Socah. Mereka menguruk tanah lebih luas dari perjanjian. Imam melampirkan bukti penyu- apan sebesar Rp 5 miliar agar Fuad melindungi perusahaan itu. Laporan tersebut sudah disampaikan ke Komisi Pemberantasan Korupsi, tapi belum ada tindak lanjutnya. Imam sebenarnya masih memiliki hu- bungan keluarga dengan Fuad. Namun ia merasa gerah terhadap perilaku sau- daranya itu. Perilaku Fuad memainkan anggaran sudah tidak bisa ditoleransi lagi di mata Imam. “KansebenarnyapenyimpanganAPBD sangat kasatmata. Pembangunan Pasar Bangkalan dan mal, itu anggarannya fantastis. Kemudian ada lagi stadion dan taman rekreasi tempat mancing. Yang terakhir pembudidayaan lele, itu sampai menelan Rp 9 miliar,” ujarnya. Bukan hanya urusan APBD, perilaku Fuadtidakkurangjahatnyadalamselek- si pegawai negeri. Ia dituding menarik biaya untuk setiap seleksi dan jabatan. Sumber majalah detik menyebutkan biaya untuk jabatan pegawai honorer saja mencapai Rp 50-100 juta. Pembayaran untuk masuk pegawai negeri ini dilakukan dengan sistem jaringan yang melibatkan klebun (ke- pala desa) sampai pejabat dinas terkait. Dokumen yang didapatkan majalah detik menyebutkan beberapa nama pegawai negeri harus menyerahkan setoran dalam beberapa tahap. “Jadi ada uang muka. Setelah dite- rima (jadi pegawai negeri), nanti dilu- nasi. Penagihnya, ya, orang-orangnya itu sampai bendahara dinas,” sumber tersebut mengungkapkan. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mengaku laporan kejahatan Fuad ke KPK cukup banyak. Hanya, laporan tersebut tidak disertai bukti kuat. Satu-satunya yang dapat ditindaklanjuti KPK adalah kasus dugaan suap gas Bangkalan. “Kasus gas juga berawal dari laporan masyarakat, kami tindak lanjuti dan da- pat. Jadi semua kami telaah dan diikuti mana yang kuat lebih dulu,” tuturnya. ■ ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI | ARYO BHAWONO
  • 60. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUSFOKUS FUAD AMIN MENDAPAT JULUKAN KANJENG DAN DIANGGAP SEBAGAI TUHAN KEDUA DI BANGKALAN. DINASTI ‘TUHANKEDUA’ DIBANGKALAN MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 61. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS “M AD, bagaimana kalau aku mencalonkan diri menjadi bupati?” perta- nyaan Fuad Amin Imron itu masih melekat dalam ingatan Ahmad Ali Ridho. Saat itu akhir 2002. Sebentar lagi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan, Madura, Jawa Timur, bakal menggelar pemilihan bu- pati. Pada tahun itu pemilihan kepala daerah memang masih dilakukan oleh DPRD karena pilkada langsung baru diberlakukan pada 2005. Fuad, yang saat itu menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 1999-2004, berencana mencalonkan diri menjadi bupati. Ia punya modal besar sebagai cucu ulama legendaris di Bangkalan, Muhammad Kholil, yang bergelar syaikhona atau guru kami. Kiai Kholil seangkatan dengan KH Hasyim Asy’ari, kakek mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Abdurrahman Wahid. Bahkan ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Sebagai ulama besar, hingga kini setiap hari makam Kiai Kholil selalu ramai oleh peziarah. Makmun Ibnu Fuad alias Ra Momon (kiri) ROIS JAJELI/DETIKCOM
  • 62. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS Fuad adalah sesepuh di Bani (trah) Kholil. Meski keponakan, Ridho tidak segan menyata- kan ketidaksetujuannya atas pencalonan Fuad. Ia khawatir tidak akan ada yang berani meng- awasi Fuad. “Terus siapa kalau bukan aku?” ta- nya balik Fuad seperti ditirukan Ridho kepada majalah detik. Fuad yakin hanya dia yang mampu meng- akhiri dominasi bupati sebelumnya, Muham- mad Fatah, yang amat berkuasa di Bangkalan saat itu. “Di antara Bani Kholil ini kan kamu tahu yang paling kaya aku,” kata Fuad lagi. Rid- ho pun tidak punya pendapat lagi dan lantas masuk tim sukses Fuad. Ridho ditugasi memastikan dukungan PKB dan para kiai di Bangkalan kepada Fuad. Sete- lah dukungan beres, masalah muncul. Panitia pendaftaran dari PKB mendapati ijazah sekolah menengah atas Fuad palsu. Namun Fuad justru marah-marah dan mengatakan hal itu merupa- kan urusan partai. Ijazah palsu Fuad sampai menjadi bahan pergunjingan di PKB pusat. Wakil Ketua Umum Dewan Tanfiz PKB, yang juga politikus asal Madura, Mahfud Md., turun tangan dan mena- nyakan langsung kepada Fuad. Namun Fuad menjawab ketus. “Seandainya ijazah saya asli, saya nyalon gubernur.” Entah permainan apa yang terjadi saat itu, Ridho mengatakan, PKB tetap mencalonkan Fuad, yang menjabat Wakil Ketua Dewan Pim- pinan Wilayah PKB Jawa Timur. PKB telanjur mendeklarasikan Fuad. Fuad, yang juga didu- kung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menang mutlak atas rivalnya, Sulaiman dan Sunarto. Berpasangan dengan Muhammad Dong, ia meraup 42 dari 45 suara anggota DPRD Bangkalan. Namun masalah ijazah palsu masih mem- buntuti Fuad. Kasus itu dilaporkan ke Markas Besar Polri. Menteri Dalam Negeri Hari Sa- barno menunda pelantikan Fuad dan meng- angkat penjabat sementara bupati. Suasana di Bangkalan tegang selama dua bulan. Para san- tri pendukung Fuad beberapa kali menggelar demo menuntut Fuad segera dilantik. Kasus ijazah palsu itu menguap di kepolisian. Fuad tak tergoyahkan saat menjabat Bupati Keponakan Fuad Ali Imron, Ahmad Ali Ridho BAHTIAR/DETIKCOM FOKUSFOKUS
  • 63. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS Bangkalan selama lima tahun, bahkan terpilih lagi untuk periode kedua. Peneliti dari Univer- sitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Abdur Rozaki, mengatakan Fuad adalah Bupati Bangkalan pertama yang berasal dari kalangan blater. Blater adalah istilah Madura untuk orang se- tempat yang berani melakukan carok alias duel maut menggunakan senjata tajam. Para blater merupakan sosok yang kuat, baik secara magis maupun fisik, karena punya ilmu bela diri dan kekebalan. “Kalau di Banten namanya jawara,” kata Abdur kepada majalah detik. Meski berasal dari lingkungan pesantren, ujar Abdur, Fuad juga besar di komunitas blater, yang umumnya identik dengan dunia krimina- litas di Madura. Fuad pun mendapat julukan Kiai Blater. “Dia (Fuad) sering duel,” kata Abdur. Selain itu, Fuad seorang pengelana. Kelihaian bermain di dua basis masyarakat, blater dan pesantren, menurut Abdur, melang- gengkan kekuasaan Fuad. Mayoritas kepala desa(klebun)diBangkalanyangmenjaditangan kanan Fuad adalah blater itu. Supaya loyal, para klebun itu disuruh membuat perusahaan lalu diberi proyek. Direktur Madura Corruption Watch (MCW) Syukur menambahkan, agar pengaruhnya di desa-desa aman, Fuad mempertahankan jabat- an para klebun itu. Klebun yang masa tugasnya berakhir diangkat menjadi penjabat sementara dan status baru itu diperpanjang terus oleh Fuad melalui surat keputusan bupati. SK itu pun tidak diberikan secara gratis. Fuad dituding memungut uang Rp 10-40 juta. “Me- reka harus bayar untuk memperpanjang SK,” kata Syukur kepada majalah detik. Saat ini, menurut Syukur, ada sekitar 200 klebun yang FOKUS Rumah Fuad Amin di Bangkalan ISFARI HIKMAT/MAJALAH DETIK FOKUSFOKUS
  • 64. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS berstatus penjabat semen- tara. “Ada kepala desa yang sampai 30 tahun.” Karena berbagai pe- nyimpangan yang terjadi di Bangkalan melibatkan kle- bun, klebun itu juga menjadi alat untuk meredamnya. Pembungkaman itu sering kali dilakukan melalui jalur kekerasan. Baru-baru ini, se- orang aktivis MCW menjadi korban pembacokan saat mengawasi penyimpangan pembagian beras untuk ma- syarakat miskin di tingkat desa. Klebun juga dimanfaatkan untuk mendulang suara. Mereka yang menolak diancam dicabut SK-nya. Karena itu, tidak aneh jika pada 2008 Fuad kembali memenangi pemilihan Bupati Bangkalan, yang pada saat itu dilakukan se- cara langsung. Fuad mengalahkan pasangan Muhammad Dong-Abdul Razak dan Hamid Nawawi-Hosyan Muhammad. Perolehan sua- ranya mencapai 70 persen. Kalangan birokrasi yang lebih tinggi juga tun- duk dan patuh terhadap Fuad. Saking takutnya dicopot, mereka, yang umumnya kepala dinas, akan mengangkat panggilan telepon dari Fuad meski sedang melakukan salat. Fuad bisa me- mindahkan mereka jika tidak menuruti keingin- annya. “Realitasnya, ada yang menganggap ia sebagai Tuhan kedua,” ujar keponakan Fuad, Imam Bukhori Kholil, kepada majalah detik. Memenangi dua kali pemilihan bupati, Fuad mulai membangun dinasti politik. Ia memasuk- kan anggota Bani Kholil ke dalam pemerintah- an. Syafik Rofii, pasangannya saat pemilihan Bupati Bangkalan 2008, tidak lain adalah se- pupunya. Syafik adalah anak Nyari Arkia, adik kandung Kiai Amin, ayah Fuad. Namun politik itu juga memunculkan benih- benih perpecahan dalam keluarga Bani Kholil. Sebagian keturunan Syaikhona Kholil rupanya tidak senang terhadap kepemimpinan Fuad yang otoriter dan korup. Mereka umumnya yang muda-muda, seperti Ahmad dan Imam Bukhori Kholil. "Harus ada kekuatan penyeim- Imam Bukhori Kholil, keponakan Fuad Amin MYTRANS FOKUS
  • 65. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS bang," terang Bukhori. Bukhori hendak maju dalam pilkada Bang- kalan pada 2008. Ia disebut-sebut sebagai penantang kuat Fuad. Fuad pun berusaha me- ngeremnya. Konon, ia memberi uang hingga Rp 10 miliar. Bukhori mengakui ada bujukan dari Fuad. “Ada lobi dari beliau,” katanya. Upaya yang sama terjadi pada pemilihan bupati pada 2013, yang dimenangi oleh anak Fuad sendiri, Makmun Ibnu Fuad. Bukhori menawarkan agar Ra Momon—panggilan Makmun—menjadi calon wakilnya. Namun Fuad sama-sama ngotot. “Ini uang, lebih baik saya kasih kamu, kamu urus pesantren,” kata Fuad. Karena potensi perolehan suara Bukhori be- sar, Fuad mencari cara lain untuk menghambat pencalonan keponakannya tersebut. Ia meng- ancam Fraksi Partai Keadilan Sejahtera agar keluar dari koalisi pendukung Bukhori. Dan be- nar, mundurnya PKS membuat syarat pendaf- taran Bukhori tidak mencukupi. “Orang KPUD Baliho Bupati Bangkalan Makmun Ibnu Fuad BAHTIAR RIFAI/DETIKCOM
  • 66. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS orangnya Fuad semua,” kata Abdur menuding. Kemenangan Ra Momon membuat dinasti Fuad di Bangkalan semakin kokoh. Wakilnya adalah Mondir Rofii, adik kandung Syafik. Kabarnya, Fuad sempat hendak mencalonkan istri keduanya, Siti Masnuri, tapi ia takut tidak dapat mengendalikannya. Ra Momon menjadi bupati termuda dengan usia 26 tahun. Meme- cahkan rekor Muri. Fuad sejak 2009 pindah ke Partai Gerindra karena PKB dilanda konflik. Ia berhasil menjadi anggota DPRD Bangkalan. Bahkan ia kini du- duk sebagai ketua lembaga legislatif itu. Fuad dilantik oleh anaknya sendiri. Di DPRD Bangkalan, Fuad meloloskan adik kandungnya, Abdul Latif Amin, sebagai anggo- ta Dewan. Ada pula nama Bir Ali, yang masih kerabatnya. Fuad juga memasukkan orang- orangnya ke DPR RI di Senayan. Dua di antara- nya Farid Alfauzi dan Nuzar Zuhro. Fuad pun mendapatkan gelar baru di ma- syarakat Madura setelah berhasil mewaris- kan takhta bupati kepada anaknya, yakni Kanjeng. Namun keluarga Bani Kholil yang berada di pihak Fuad membantah anggap- an bahwa Pak Kanjeng sudah membangun kekuasaan di Bangkalan yang hegemonik itu. “Kalau yang kontra ya ngomong apa sesuka mereka. Beda dengan yang pro,” ujar adik Fuad, Abdul Latif Amin kepada majalah detik. ■ ISFARI HIKMAT, BAHTIAR RIFAI, IBAD DUROHMAN | IRWAN NUGROHO Pondok Pesantren Ibnu Cholil milik keluarga Fuad Amin BAHTIAR RIFAI /DETIKCOM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 67. FOKUS HARTA Fuad Amin Imron melesat setelah sepuluh tahun menjabat Bupati Bangkalan, Madura, Jawa Timur. Fuad pertama kali menyatakan kekayaannya senilai Rp 1,7 miliar pada 2002 semasa masih men- jadi anggota DPR. Setelah periode pertama menjadi bupati, Fuad meng- umumkan hartanya naik jadi Rp 6,3 miliar dan belum melaporkan lagi setelah lengser pada 2013. Namun, jika aset yang disita KPK dan dilaporkan pegiat antiko- rupsi benar miliknya, bukan tak mungkin total hartanya menyentuh Rp 100 miliar. BUKANMAIN 27 AGUSTUS 2002 Rp 1.367.747 Harta: Harta: Kendaraan: Rp 1.730.189.747 Rp 6.374.867.166 Rp 4,7 miliar Rp 315.000.000 1.081m2 40.890m2 Tanah Tanah Rumah Rumah 413m2 1.013m2 Rp 1.528.822 Rp 3.204.934.000 (tiga lokasi di Jakarta Timur dan Surabaya) (sembilan lokasi di Jakarta, Surabaya, dan Bangkalan) Rp 200.000.000 Giro setara kasMobil Opel Blazer 2 MEI 2008 2014 (Kia Pregio, Toyota Kijang Krista, Toyota Yaris) Harta bergerak: Giro setara kas: 14Uang tunai disita KPK: rumah dan tanah Jakarta, Surabaya, Gresik, serta Bangkalan 1 restoran Rumah Makan Suramadu di Bangkalan Khayangan Residence di Bangkalan 2 SPBU cincin permata 5 unit mobil Toyota Vellfire, Toyota Camry, Toyota Kijang Innova, Suzuki Swift, dan Honda CR-V di Malang dan Bangkalan Rp 55.000.000 Rp 2.799.933.166 1 apartemen sewa Avanee Residence di Bali (42 kamar sekitar Rp 15 miliar) 1 Gedung AKA di Jakarta Selatan (sekitar Rp 40 miliar) 1 perumahan 7 HARTAFUADAMIN MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 SUMBER: KPK, MADURA CORRUPTION WATCH | INFOGRAFIS: MINDRA PURNOMO
  • 68. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUSFOKUS HARTA TITIPAN DIISTRIMUDADIDUGA MASIH BANYAK HARTA FUAD AMIN YANG TERSEBAR DI BANYAK KOTA YANG BELUM TERENDUS KPK. DITITIPKAN DI ISTRI-ISTRI MUDA, YANG DIKLAIM FUAD BERJUMLAH RATUSAN. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 69. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS R UMAH dua lantai bercat krem itu terlihat menjulang. Tidak ada ba- ngunan lain di sekitarnya yang sama tinggi dan seluas rumah itu. Pagar seng setinggi hampir 2 meter mengelilingi rumah itu sehingga lantai satunya sama sekali tidak terlihat. Rumah di Jalan Saksak, Kelurahan Kraton, Bang- kalan, Madura, Jawa Timur, itu dibangun pada 2010. Namun hingga kini alias empat tahun kemudian, pagarnya tidak pernah kelar. Ternyata, di balik pa- gar yang kini penuh karat itu ada kolam renang dan parkir basement. Rumah itu juga dilengkapi koneksi Internet via Wi-Fi. “Rumah- nya itu yang termewah di Bangkalan,” kata sumber majalah detik di Komisi Pemberan- tasan Korupsi. Pemiliknya, Fuad Amin Imron, adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bangkalan periode 2014-2019. Sebelumnya, ia dua kali menjabat Bupati Bangkalan sejak 2003 hingga 2013. Fuad, yang sakit ginjal, tinggal di rumah itu bersama istri mudanya, Siti Masnuri. Imas— begitu sapaan perempuan itu—dinikahi Fuad pada awal 2000-an. Sebelum menikah dengan Fuad, Imas beker- ja di Mal Kuningan City. “Jadi, selepas SMA, dia kerja sebagai SPG pakaian dalam wanita. Nama tokonya saya lupa,” kata Taufik, kerabat Imas, saat ditemui majalah detik di rumah keluarga besarnya di Cipinang Cempedak, Jakarta Timur. Keduanya dijodohkan oleh keluarga besar Imas. Ayah Imas, Haji Rojali (almarhum), me- rupakan pengurus Masjid Al-Abror di Cipinang Cempedak, sehingga dianggap sebagai tokoh agama setempat. Sedangkan Fuad cukup dikenal di Cipinang Cempedak karena rajin menyumbang buat musala dan masjid setempat. “Semua orang kenal Haji Fuad dari Madura, buyut dia Kiai Kholil, pendiri NU,” kata Encu, tetangga Fuad. Fuad tinggal di Cipinang Cempedak sejak awal 1990-an. Rumah dua lantai dengan pagar Fuad Amin dan Masnuri, istri kedua ROIS/DETIK SURABAYA
  • 70. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS menjulang hampir 3 meter milik Fuad berada di Jalan Cipinang Cempedak IV. Dulu rumah itu berfungsi ganda sebagai kantor PT Amonda, yang mengurusi umrah dan penyaluran TKI ke Arab Saudi. Ketua RT 07, Sanusi, mengatakan perusahaan itu tidak aktif lagi sejak pemiliknya jadi anggota DPR. Sementara itu, ketua RT di kompleks Imas tinggal, Helmy, menyatakan Fuad menitipkan rumah-rumahnya kepada keluarga istri muda- nya. Fuad, kata Helmy, menitipkan rumahnya di Bandung kepada Taufik. Sedangkan sang mertua, Rokiah, diberi rumah di Jalan Cipinang Cempedak II, tidak jauh dari Rumah Polonia, yang jadi markas tim sukses Prabowo-Hatta. Sepengetahuan Helmy, selain di Cipinang Cempedak dan Bandung, Fuad punya rumah di daerah Cawang dan Condet, Jakarta Timur. “Masih banyak sebenarnya, tapi saya heran kenapa yang lain enggak diperiksa,” ujarnya. Rumah-rumah Fuad di Cipinang Cempedak memang digeledah KPK setelah ia ditahan ka- rena diduga menerima uang sogokan dari PT Media Karya Sentosa (MKS). Saat melakukan penangkapan di rumah berpagar seng di Bang- kalan, penyelidik KPK mendapati uang berse- rakan di kamar Fuad, ada juga yang disembu- nyikan di balik lukisan. Total ada Rp 4 miliar yang ditemukan KPK di rumah itu. Saking banyaknya uang itu, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto berseloroh, butuh tujuh hari buat menghitungnya. Rumah Fuad di Cipinang Cempedak, Jakarta IBAD DUROHMAN/MAJALAH DETIK
  • 71. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS Menurut Bambang, Fuad diduga menerima suap saat jadi Ketua DPRD Bangkalan periode 2014-2019. Juga saat masih jadi Bupati Bangkal- an pada 2006. Semenjak menjadi Bupati Bangkalan, jumlah harta Fuad memang melonjak. Saat masih jadi anggota DPR RI pada 2002, Fuad menyatakan kekayaannya “cuma” Rp 1,7 miliar, yang terdiri atas tiga rumah di Jakarta dan Surabaya serta sebuah mobil Opel Blazer. Fuad kembali melaporkan kekayaannya menjelang masuk periode kedua memimpin Kabupaten Bangkalan. Pada 2008 itu, harta Fuad bertambah jadi Rp 6,3 miliar. Kenaikan itu berasal dari tambahan 3,9 hek- tare lahan di Bangkalan. Anehnya, tanah-tanah itu disebut dibeli pada 1980-an, tapi tidak dilaporkan oleh Fuad saat menyusun Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara pada 2002. Madura Corruption Watch (MCW) menca- tat, tanah di Bangkalan itu rata-rata berada di FOKUS Salah satu properti aset Fuad Amin di Bangkalan, Madura ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK
  • 72. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS dekat Jembatan Suramadu. Menurut peneliti Madura dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Abdur Rozaki, pada era Orde Baru, para kiai menolak pembangun- an Jembatan Suramadu, sehingga proyeknya mandek. Namun, memasuki reformasi, proyek Sura- madu berjalan dan ketika itu para kiai dan kelu- arganya seperti Fuad, yang berbalik dominan, dengan mudah menguasai aset di dekatnya. “Fuad mampu memanfaatkan struktur kesem- patan politik ini,” kata Abdur. Menurut MCW, Fuad memborong tanah strategisdisekitarjalanaksesmenujuJembatan Suramadu, termasuk Rumah Makan Suramadu, SPBU, dan perumahan Khayangan Residence. Perumahan Khayangan ini pernah disinggahi Syahrini dan setiap Ahad terlihat berolahraga bareng Fuad di sana. “Artis itu dulu setiap ming- gu sering ke sana, katanya dia dapat rumah di sana,” kata Syaifullah, warga Bangkalan yang tinggal dekat kompleks itu. Manajer Syahrini, Rendy, mengatakan keda- tangan Syahrini ke perumahan tersebut adalah dalam rangka survei. Syahrini diajak investasi properti oleh sebuah perusahaan asal Suraba- ya. Namun, investasi itu batal. Ia menegaskan Syahrini tidak kenal Fuad Amin. “Juga tidak pu- nya urusan bisnis dengan Fuad Amin,” ujarnya kepada majalah detik. Penelusuran MCW juga menemukan Fuad diduga pemilik Avanee Residence di Bali. Ava- nee adalah apartemen sewa dengan pelayanan 24 jam bertarif Rp 300 ribu per malam atau Aset yang diduga milik Fuad Amin ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK
  • 73. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS bisa juga disewa per bulan seharga Rp 2,5 juta. Avanee Residence terdiri atas 42 kamar yang berada di 3,5 lantai. Bangunan seluas 800 me- ter persegi ini berdiri di atas tanah sekitar 900 meter persegi. Sebuah situs penjualan properti menjual bangunan apartemen ini seharga Rp 15 miliar. Bangunan jumbo lainnya yang diduga milik FuadadalahGedungAKAdiJalanBangkaRaya, Jakarta Selatan, yang nilainya tidak kurang dari Rp 40 miliar. Di gedung inilah adik Imas, Abdul Rauf, ditangkap saat menerima uang Rp 700 juta, yang diduga suap dari PT MKS buat Fuad. “Aset itu sudah melampaui pendapatan dari dua kali menjabat bupati,” kata Direktur MCW, Syukur. “Kami mendesak agar semua itu disita KPK.” Politikus Bangkalan yang juga rival Fuad, Imam Bukhori Cholil, membi- sikkan, banyak aset yang disembu- nyikan sejak KPK mulai memburu Fuad. Ia mencontohkan ada 17 mobil yang diboyong ke Desa Langkap dan dijaga preman yang terkenal garang. Bambang Widjojanto menyatakan pihaknya sudah mulai memblokir dan menyita aset Fuad. Selain rumah, KPK sudah mengambil lima mo- bil Fuad, di antaranya Toyota Vellfire perak dan Toyota Camry hitam. Dalam catatan KPK, Fuad punya puluhan ba- ngunan,tanah,sertamobildiJakarta,Surabaya, Bali, dan Bangkalan. “Juga ada kemungkinan ada di daerah-daerah lainnya,” kata Bambang. Informasi soal aset-aset itu didapat setelah KPK menggeledah rumah Fuad. Ketua RT 04 di Perumahan Kupang Jaya V, Sukardi, mengata- kan KPK membawa banyak dokumen setelah menggeledah rumah Fuad di wilayahnya. Menurut Sukardi, Fuad punya empat rumah di Kelurahan Sonokwijenan, Sukomanunggal, Surabaya, yang dijadikan satu. Fuad membeli dua unit di Perumahan Kupang Jaya V dan dua rumah tepat di belakangnya, Perumahan Kupang Jaya IV. Mengambil posisi di sudut jalan, rumah berpagar hijau itu, menurut Sukardi, luasnya mencapai 1.200 meter persegi. Begitu dibeli, Sukardi mengingat, rumah itu langsung disatu- kan dan kini warga sekitar menaksir bangunan Syukur ISFARI HIKMAT/MAJALAHDETIK
  • 74. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS itu bisa laku Rp 15-20 miliar. Sukardi mengatakan setiap pagi Fuad berpa- kaian rapi layaknya akan berangkat ke kantor. Warga Kupang Jaya tahu Fuad pernah jadi anggota DPR dan bupati, tapi menduga ia kaya karena bisnis umrah yang dimilikinya. Di kompleks ini, Fuad dikenal “ringan dom- pet”. Dul Hadi, petugas keamanan kompleks Kupang Jaya, salah satu yang sering merasa- kannya. “Kalau pas keliling dan lewat rumah Pak Fuad, kami biasanya diberi Rp 50 ribu,” kata Dul. Namun tetangga seperti Sukardi baru tahu betapa kayanya Fuad setelah diminta mene- mani penyelidik KPK menggeledah rumah itu. Saat memeriksa kamar utama, mereka mene- mukan banyak buku rekening bank atas nama yang berbeda-beda. Setelah itu, penyelidik KPK membongkar kayu di bawah tangga rumah. Ternyata di balik- nya ada brankas yang, setelah dibuka, terdapat kotak berisi tujuh cincin bertatah permata. Rumah itu, kata Sukardi, ditempati Fuad dan istrinya. “Menurut tetangga sekitar, yang ting- gal di situ istri kedua Fuad,” ujarnya. “Orang- nya cantik, tidak berjilbab, dan kalau pagi-pagi Rumah Fuad Amin di Jalan Kupang Jaya, Surabaya IMAM WAHYUDIANTO/DETIK SURABAYA
  • 75. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 FOKUS sering jalan-jalan sendiri keliling kompleks.” Mantan anggota tim sukses Fuad, Kiai Ah- mad Ridho, mengatakan tidak mengherankan jika istri muda yang tinggal di Bangkalan dan Surabaya adalah dua orang yang berbeda. Se- lain senang mengumpulkan harta, kata Ahmad, Fuad gemar kawin. Ahmad ingat, Fuad pernah berkelakar deng- an kawan-kawan dekatnya ketika masih men- jadi anggota DPR. “Sekarang saja sudah sekian ratus istri yang sudah aku kawin, bagaimana nanti jadi bupati,” kata Ahmad menirukan ucapan Fuad. Ahmad mengatakan perem- puan-perempuan itu ada yang dinikahiresmidansebagianlagi kawin kontrak. Cara menggaet para gadis itu pun berbeda- beda. Saat Fuad masih mengelola bisnis penyalur tenaga kerja, Ahmad pernah diberi cerita soal calon TKI cantik yang dijaili. Semua dokumen perempuan itu sudah beres, tapi ada yang direkayasa sehingga tidak jadi berangkat. “Saat mental drop itulah dia muncul sebagai malaikat penyelamat,” ujarnya. Warga Bangkalan pun sudah mafhum soal tabiat Fuad itu. “Istrinya sudah tidak kehitung,” kata Syaifullah, warga Bangkalan. “Semua yang dikawini diberi mobil dan rumah.” Konon, satu-satunya yang berani memprotes poligami Fuad adalah istri pertamanya, Nurha- siah. Dia sempat meminta jatah hartanya. “Tapi diredam dengan menjadikan anaknya sebagai Bupati Bangkalan,” kata seorang sumber ma- jalah detik. Adik kandung Fuad Amin, Abdul Latif Amin, 32 tahun, mengatakan punya istri lebih dari satu bukanlah hal luar biasa. “Beberapa kiai di Bangkalan kan seringnya lebih dari satu, bukan hanya beliau saja,” ujar Wakil Ketua DPRD Bangkalan ini. Menurut Abdul, yang berpoligami di keluar- ga besar Bani Kholil bukan cuma Fuad. Namun ia enggan menjelaskan lebih lanjut soal istri-is- tri kakaknya itu. “Jadi untuk urusan pribadi ini, sebatas ini saja jawaban saya,” ujarnya. n BAHTIAR RIFAI, ISFARI HIKMAT, IBAD DUROHMAN, ARYO BHAWONO, DEDEN GUNAWAN IMAM WAHYUDIANTO | OKTA WIGUNA MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Sekarang saja sudah sekian ratus istri yang sudah aku kawin, bagaimana nanti jadi bupati.
  • 76. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 TAK CUMA FUAD AMIN YANG ISTRINYA BANYAK ADIK FUAD AMIN: “INI KAN MUSIBAH. KAMI MEMBERI DUKUNGAN MORIL AGAR BELIAU (FUAD AMIN) TABAH.”
  • 77. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 F UAD Amin Imron ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Keluarga merasa, selama Fuad Amin menjadi Bupati Bangkalan dan kemudian men- jadi Ketua DPRD Bangkalan, tidak ada hal yang aneh. Abdul Latif Amin, adik Fuad Amin yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Bangkalan, meni- lai tindakan Fuad Amin membangun dinasti di Bangkalan juga tidak jadi masalah. “Aman-aman saja buktinya selama beliau memimpin,” kata Abdul Latif Amin.  Keluarga menganggap penangkapan Fuad Amin merupakan musibah. Mereka berdoa agar Fuad tabah menjalani proses hukum. Terhadap sejumlah tudingan yang dialamat- kan pada Fuad Amin, seperti kasus korupsi dan punya istri banyak, Abdul Latif enggan Polisi berjaga tak jauh dari anggota Komisi Pemberantasan Korupsi yang memasukkan barang bukti setelah menggeledah rumah Ketua DPRD Bangkalan Fuad Amin Imron di Jalan Kupang Jaya, Surabaya, Jumat (5/12) dini hari. M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
  • 78. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 berkomentar. Namun, menurut dia, tokoh di Bangkalan banyak yang istrinya lebih dari satu. Berikut ini wawancara Bahtiar Rifai dari ma- jalah detik dengan Abdul Latif Amin. Bagaimana keluarga menyikapi ditang- kapnya Fuad Amin oleh KPK? Alhamdulillah baik semuanya. Sekarang nunggu prosesnya saja di KPK seperti apa, kita ikuti. Ini kan musibah bagi keluarga besar kita. Mereka berdoa agar segera terselesai­kan. Kalau dari keluarga, pasti ada dukungan moril agar beliau tabah dan sehat menjalani proses- proses sekarang ini. Bagaimana keadaan Fuad Amin? Sehat, alhamdulillah. Saya sekarang di Jakar- ta. Tadi baru saja bertemu dengan beliau. KPK belum lama ini memeriksa kepala dinas Bangkalan. Mereka mengaku dimin- ta menyerahkan upeti untuk Fuad Amin. Apakah benar? Enggak tahu kalau itu. Tanya ke penyidik saja. Fuad Amin dituding membangun dinasti di Bangkalan. Anda, yang adik kandung- nya,misalnya,menjadiWakilKetuaDPRD. Anaknya, Makmun Ibnu Fuad, jadi bupati, dan beberapa anggota keluarga menem- pati posisi strategis di Bangkalan. Tang- gapan Anda? Ya, selama beliau memimpin bagus. Aman- aman saja buktinya selama beliau memimpin. Seperti waktu beliau memimpin, yang kita rasakan semua berjalan dengan baik, aman. Ya, sekarang semua merasa kehilangan saja. Beliau Tersangka dan barang bukti uang dari operasi tangkap tangan kasus suap terkait jual beli gas alam pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, saat jumpa pers di kantor KPK, Jakarta, Selasa (2/12). LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM
  • 79. FOKUS MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 kan tokoh di Bangkalan, kita merasa prihatin dan merasa kehilangan. Fuad Amin dituding sangat berkuasa di Bangkalan, bahkan otoriter. Apakah benar demikian? Kultur di Bangkalan, Madura, itu memang ada yang disepuhkan. Cuma, untuk memakai, tidak. Cuma mungkin karena beliau dianggap tokoh dan panutan. Kalau dibilang sangat berkuasa, ya kan tidak semua pro. Mesti ada yang kontra, itu biasa, lumrah, namanya juga demokrasi. Jadi, kalau memang kontra, ya ngomong apa sesuka mereka. Beda dengan yang pro. Itu pas- ti ada pro dan kontra. KPK sudah menggeledah rumah istri ke- dua Fuad Amin. Ada yang memberi kesak- sian Fuad Amin memiliki istri tidak cuma dua, tapi banyak. Apakah benar? Waduh, itu saya no comment. Beberapa kiai di Bangkalan kan seringnya punya istri lebih dari satu, bukan hanya beliau saja. Bahkan yang jadi keluarga Bani Kholil juga ada. Kan begitu. Bahkan saudagar di mana pun juga ada yang memiliki (is- tri lebih dari satu). Jadi, untuk urusan pribadi ini, sebatas ini saja jawaban saya. ■ BAHTIAR RIFAI Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto (kanan) bersama petugas memperlihatkan barang bukti uang dari operasi tangkap tangan kasus suap terkait jual-beli gas alam pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, saat jumpa pers di kantor KPK, Jakarta, Selasa (2/12). LAMHOT ARITONANG/DETIKCOM MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 80. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH FOTO-FOTO:ARISAPUTRA/DETIKCOM ‘KAMPUNG’ TEGUH OSTENRIK DITENGAHKOTA DI TENGAH-TENGAH BELANTARA KOTA JAKARTA, TEGUH OSTENRIK BERHASIL MENCIPTAKAN RUMAH ALA KAMPUNG YANG HANGAT SEKALIGUS MENEDUHKAN HATI. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 81. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH EKILAS rumah Teguh Ostenrik di Cilandak, Jakarta Selatan, tak jauh beda dengan rumah di sekitarnya. Berpagar dengan halaman sempit. Namun, begitu masuk, kita akan dikejutkan oleh suasana berbeda. Yang menjadikan rumah seniman kelahir- an Solo, Jawa Tengah, ini berbeda ternyata suasana dalam rumahnya. Di samping, ada lorong sepanjang 20 meter, yang akan meng- antar kita ke rumah “sebenarnya”. Ruang pertama yang ditemui adalah living MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 82. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH room. Tapi jangan bayangkan ruang tamu pada umumnya. Ruangan ini hanya memiliki satu dinding di sebe- lah kiri. Setengah terbuka. Di ruangan ini ada meja kayu jati setebal kira-kira 10 sentimeter dan panjang 4 meter. Dari sini, kita bisa merasakan dua suasana sekaligus, suasana kampung dan suasana Pun- cak. Tepat di depan living room berdiri sebuah rumah limasan kayu jati ber- pelitur cokelat tua. Suasana hangat kampung langsung begitu terasa. Ditambah sejumlah furnitur di de- pan rumah, seperti amben (tempat tidur kayu) dan dingklik (kursi tua dari kayu jati). Benar-benar terasa di kampung Jawa. Menengok sebelah kanan living room juga tak jauh beda, sebuah rumah limasan. Teguh membeli tiga limasan dari Purwodadi, Jawa Te- Teras rumah ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 83. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAHWISATA Ia berpikir, jika hanya menjadi penonton, ia tak akan lagi menemukan limasan di tanah Jawa. Lalu ia membeli tiga sekaligus supaya tak semua limasan lari ke luar negeri. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015
  • 84. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH ngah, pada 1997 dengan harga supermurah. Per rumah ia beli dengan harga US$ 2.000 atau sekitar Rp 20 juta kala itu. Namun Teguh membeli bukan semata karena harganya mu- rah. Saat krisis moneter pada 1997-an, sejumlah temannya di luar negeri memborong limas- an dari sekitar Jepara, Blora, dan Purwodadi. Teguh miris. Ia berpikir, jika hanya menjadi penonton, ia tak akan lagi menemukan limasan di tanah Jawa. Lalu ia membeli tiga sekaligus supaya RUMAH Salah satu sudut halaman ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 85. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH tak semua limasan lari ke luar negeri. Padahal, saat membeli rumah, Teguh belum memiliki tanah. Ia lalu menitipkan limasannya di rumah teman di Solo. Baru pada 2003 ia mulai memboyong limasannya ke Jakarta. Menurut Teguh, perjuangannya membangun rumah tidaklah mudah. Secara bertahap, ia mendi- rikan rumah di atas tanah yang tak semua rata. Tanah seluas 700 meter di sebelah timur kom- pleks Korps Marinir Angkatan Laut atau masyarakat biasa menyebutnya Korps Komando Operasi (KKO) Cilandak ini hampir separuhnya berupa joglangan (berlubang). Ketinggian tanah di bagian depan sejajar dengan tanah sekitar, sementara tanah bagian belakang, yang lebih luas, curam sekitar 10 meter. Karena keterbatasan dana, Teguh berfokus men- dirikan rumah di tanah yang rata. “Itu pun yang membangun murid saya yang belajar melukis. Dia seorang kontraktor,” kata dia di rumahnya Jumat, 21 November lalu. Sang murid menawarkan membangun rumahnya dengan plafon Rp 90 juta. Dua tahun kemudian, ia mendapatkan honor lagi dari pamerannya di Si- RUMAH Ruang tamu terbuka ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 86. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH ngapura senilai ratusan juta rupiah. Jika dijumlahkan, ia menghabiskan biaya untuk membangun rumahnya sekitar Rp 600 juta. Namun dana itu dikeluarkannya secara bertahap. Rumah Teguh terdiri atas empat bangunan terpisah tapi saling terhubung. Rumah limas- an bagian depan ia gunakan sebagai galeri patung. Living room untuk tempat bersantai dan menerima tamu, satu limasan di bagian te- ngah untuk galeri lukisan juga kelas melukis yang dibukanya. Bangunan di bawah limasan ia gunakan untuk bercengkerama dengan keluarga, dan bangunan kecil untuk ruang dapur bersebe- lahan dengan ruang kantor, terhubung deng- an rumah limasan galeri lukis. RUMAHRUMAH Salah satu studio ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 87. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH Tiga limasan yang ia beli terpaksa hanya dijadikan dua bangunan rumah. Sebab, saat diboyong dan dibangun kembali, banyak bagi- an rumah yang rusak. Masing-masing bangunan punya kekhasan. Bangunan di bawah limasan misalnya. Menu- ju bangunan ini, kita terlebih dulu melewati tangga di bagian belakang rumah tak jauh dari ruang makan. Bangunan ini teduh. Udara yang berembus dari sisi depan bangunan menciptakan sua- sana sejuk nan damai. Sisi depan bangunan Teguh biarkan terbuka. Dari tempat ini, kita bisa memandang hutan buatan dengan ratusan jenis pohon yang be- rada di area kompleks KKO terhampar hijau nan rindang. Tentu ini kemewahan yang dirasakan Teguh MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 Patung karya Teguh ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 88. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH sekeluarga. Tinggal di tengah kota tapi suasana seperti di Puncak, Bogor. Benar-benar pe- mandangan langka di Jakarta. Dari depan living room dan di sisi samping rumah limasan, di atas bangunan dengan ket- inggian sekitar 30 meter dari permukaan tanah, kita bisa menikmati “kemewahan” yang maksimal. Kembali ke ruang di bawah rumah, selain suasana sejuk dan teduh, yang istimewa dari dalam bangunan ini adalah kamar mandi. Teguh membiarkan kamar mandi yang ter- bagi dua ini terbuka. Tanpa pintu. Ia menggunakan glass block untuk din­ding bagian depan, sementara dinding kamar mandi di sebelah kiri hanya menggunakan tembok pagar. Di tengah-tengahnya ia bangun kabinet dari kerangka besi yang bagian depan ia tutup dengan kaca, sementara kanan-kiri ia biarkan terbuka. Di dalam kabinet, Teguh memanfaatkan- nya untuk meletakkan aneka jenis peralatan mandi. Ia memainkan konsep seminimal mungkin menggunakan materi. “Material tidak terlalu penting. Yang pent- ing adalah ide,” katanya. Alasan lain kamar mandi ia biarkan terbuka adalah faktor keamanan. Di usianya yang tak lagi muda Teguh menyiapkan diri jika suatu saat terkena stoke atau serangan jantung. Kebanyakan penderita stroke dan serangan RUMAH Kamar mandi ARI SAPUTRA/DETIKCOM
  • 89. MAJALAH DETIK 29 DESEMBER 2014 - 4 JANUARI 2015 RUMAH jantung tak terselamatkan karena jatuh dan terkunci di kamar mandi. Demi mengantisi- pasi kejadian serupa, Teguh membuat kamar mandi yang mudah diakses. Ia juga tak khawatir aktivitas privatnya diketahui orang lain. Karena desain ruangan dibuat smart. Meski sedang duduk di toilet, orang tak akan bisa melihat karena dinding glass block dibuat menyiku. Selainterbuka,Teguhinginrumahnyaramah lingkungan. Jadi jangan heran, meski tinggal di tengah kota, Teguh jarang menyalakan mesin penyejuk udara. AC hanya dinyalakan sesekali, saat Teguh ingin melindungi lukisannya dari kelembapan. Ia memanfaatkan pencahayaan dan udara dari alam. Pengalaman Teguh tinggal di Jerman sela- Lorong rumah ARI SAPUTRA/DETIKCOM