1. Tentang wajibnya mahar (maskawin)
ء ْ ب َْ ْبنَن ْ بَُُل َنْْبِط ْنِاَف ،ًةَلْحِن َّنِهِتاَقَُدص َءآ َسّنال واُتا َو
اًئْيِرَّم اًئْيِنَه ُهْوُلَُُف ا ًسْفَن ُهْنّم:النساء .4
Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan
penuh kerelaan. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin
itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang
sedap lagi baik akibatnya. [QS. An-Nisaa’ : 4]
َءاَرَو اَّم ْ َُُل َّلِحُا َو ...َنْيِنبِن ْحْم ْ ُُِلَاوْمَابِِ اْبوَُغتَْْت ْنَا ْ ُُِلذ
َّنُهْوُتببآَف َّنُهْببنِم ببهِِ ْ ُتَِْتَْاتبب ْات َببااَف ،َنْيِحِفببا َسُم َرببْيَغ
ْبنِم بهِِ ْ ُتْيبَضاَرَت َااْيِف ْ ُُْيَلَن َحَانُج َال َو ،ًةَضْيِرَف ،َّنُهَرْوُجُا
ْيِلَن َانَك َهللا َّنِا ،ِةَضْيِرَفلْا ِدَِِْاًاْيَُِح اًا:النساء .24
..... Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan
hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati
(campuri) diantara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna),
sebagai suatu kewajiban. Dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu
telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. [QS. An-Nisaa’ : 24]
واُتْوُا َنْيِذَّال َنِم َُاتنَن ْحُالْا َو ِتَانِمْؤُالْا َنِم َُاتنَن ْحُالَْاو ....
َربْيَغ َنْيِنبِن ْحُم َّنُهَرْبوُجُا َّنُهْبوُاُتْيَتا اَذِا ْ ُُِلْْبَق ْبنِم ََتبُِلْا
...َاند ْخَا ْيِذِخَّتُم َال َو َنْيِحِفا َسُم:الاائدة5
...... (Dan dihalalkan mengawini) wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara wanita-
wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan diantara orang-orang
yang diberi Al-Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar mas kawin mereka dengan
maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak (pula) menjadikannya gundik-
gundik....... [QS. Al-Maaidah : 5]
2. ْوَا َّنُهْبوب َْساَت ْ ببَل بابَم َءبآب َسّنال ُ ُتببْمَّلَط ْنِا ْ ُُْيببَلَن َحبابَنُج َال
َو ،هُرَدبَق َِبِتْوُالْا ْبَلَن َّنُهْبوُِّتَم َو ،ًةبَضْيِرَف َّنُهَل اْوُضِرْفَت
ُالْا ْبببَلَنْبببَلَن ببباَمح ،ِلْوُرَِْالْببباِِ ببباًَانتَم ،هُرَدبببَق ِبببرِتْم
ْبدَق َو َّنُهْبو َْساَت ْنَا ِلَْْق ْنِم َّنُهْوُاُتْمَّلَط ْنِا َو .َنْيِنِس ْحُالْا
َوُفَِْي ْوَا َنْوُفَِّْي ْنَا َّالِا ْ ُتْضَرَف َام ُفْنِنَف ًةَضْيِرَف َّنُهَل ْ ُتْضَرَف
َُةدبْم ُن هِدَبيِِ ْيِذبَّالَال َو بوْمَّتلِل ُلَربْقَا اْبوُفَِْت ْنَا َو ،ِباحَُّنال
رْيبِنَِ َنْوَُلاَِْت َااِِ َهللا َّنِا ، ْ َُُنْيَِ َلْضَفْال اُو َسْنَت:الْمبرة .236-
237
Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istrimu
sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. Dan
hendaklah kamu berikan suatu mut’ah (pemberian) kepada mereka. Orang yang mampu
menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu
pemberian menurut yang patut. Yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang
yang berbuat kebajikan. (236) Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu
bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya,
maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri-istrimu
itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan
kamu itu lebih dekat kepada taqwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan. (237) [QS. Al-
Baqarah]