SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
SEJARAH INDONESIA
• Aldi Aprileo
• Aldini Nur Nazmi
• Bayu Faturrahman
• Yonivianty Saninda
Islam dan Jaringan perdagangan
antar pulau
• Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau Jaringan
perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara
terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan
barang-barang yang tidak ada di tempatnya.
• Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para
pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan
tentang angin, navigasi, pembuatan kapal, dan
kemampuan diplomasi dagang.
• Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar-
saudagar dan syahbandar yang berperan melahirkan
dan membangun pusat-pusat perdagangan di
Nusantara
A. POLA JARINGAN PERDAGANGAN DAN PELAYARAN
ANTARPULAU DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN
WILAYAH LAIN DI ASIA TENGGARA SAMPAI JATUHNYA MALAKA
TAHUN 1511
• Pelaut-pelaut Nusantara juga telah mengetahui beberapa rasi
bintang.
• Ketika berlayar pada siang hari, mereka mencari pedoman arah
pada pulau-pulau, gunung-gunung, tanjung-tanjung, atau letak
kedudukan matahari di langit. Pada malam hari mereka
memanfaatkan rasi bintang di langit yang cerah sebagai pedoman
arahnya. Para pelaut mengetahui bahwa rasi bintang pari berguna
sebagai pedoman mencari arah selatan dan rasi bintang biduk besar
menjadi pedoman untuk menentukan arah utara. Hubungan
perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1500 berpusat
di beberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu,
Pajajaran, Majapahit, Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore.
• Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat
dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah
dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan
antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang
mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu
• a.lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu,
bawang putih, rotan, besi, katun (Sumatera);
• b.beras, gula, kayu jati (Jawa)
• c.emas, intan, kayu-kayuan (Kalimantan)
• d.kayu cendana, kapur barus, beras, ternak, belerang (Nusa
Tenggara)
• e.emas, kelapa (Sulawesi)
• f. perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu
Kei (Maluku dan Papua).
Rasi bintang biduk besar dan rasi bintang pari.
Pada saat ini cara perdagangan dilakukan melalui system barter
(tukar menukar barang dengan barang). Sistem barter umumnya
dilakukan oleh para pedagang daerah pedalaman. Hal ini
disebabkan kegiatan komunikasi dengan daerah-daerah luar kurang
lancer.
• Beberapa macam mata uang yang telah beredar pada saat itu
adalah
• 1.Drama (Dirham), mata uang emas dari Pedir dan Samudera
Pasai
• 2.Tanga, mata uang perak dari Pedir
• 3.Ceiti, mata uang timah dari Pedir
• 4.Cash (Caxa), mata uang emas di Banten
• 5.Picis, mata uang kecil di Cirebon
• 6.Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo
• 7.Kupa, mata uang emas kecil dari Gowa-Tallo
• 8.Benggolo, mata uang timah dari Gowa-Tallo
• 9.Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa
• 10.Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam. Mata uang asing
yang telah digunakan dalam kegiatan perdagangan di Nusantara
antara lain Real (Arab); Yuan dan Cash (Cina).
Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, maupun pulau-
pulau lain telah berjasil menjalin hubungan dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan
Johor di Semenanjung Malaka; Pattani, dan Kra di Thailand; Pegu di Myanmar (Birma);
Campa di Kamboja; Manila di Filipina; Brunei dan bandar-bandar lain.
Perahu yang dipakai dalam pelayaran di masa lalu.
B. PERAN KEPULAUAN INDONESIA DALAM
PERDAGANGAN DAN PELAYARAN DI ASIA TENGGARA
SAMPAI ABAD KE-18
• Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara
disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat
berikut ini.
• 1.Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke
tempat lain.
• 2.Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang
singgah di Nusantara.
• 3.Pengumpul barang komoditas yang diperlukan
bangsa lain.
• 4.Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang
asing yang siap disebarkan keseluruh Nusantara.
• Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat
perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara
umumnya dan Nusantara khususnya,
kemudian digantikan oleh Kesultanan
Samudera Pasai sejak abad ke-13.
THANK YOU

More Related Content

Similar to Sejarah indonesia

Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16
Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16
Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16
jambuz
 
Penerokaan dan penjelajahan
Penerokaan dan penjelajahanPenerokaan dan penjelajahan
Penerokaan dan penjelajahan
firo HAR
 
PERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.ppt
PERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.pptPERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.ppt
PERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.ppt
animedesu191122
 
teori kedatangan islam ke asia tenggara
teori kedatangan islam ke asia tenggarateori kedatangan islam ke asia tenggara
teori kedatangan islam ke asia tenggara
Hilmi Qimie
 

Similar to Sejarah indonesia (20)

Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulauIslam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
 
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulauIslam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
 
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulauIslam dan jaringan perdagangan antar pulau
Islam dan jaringan perdagangan antar pulau
 
Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16
Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16
Ciri ciri masyarakat maritim di portugal pada abad ke-16
 
LMCP1552-PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP1552-PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAMLMCP1552-PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
LMCP1552-PEMBANGUNAN MAPAN DALAM ISLAM
 
Dinar emas
Dinar emasDinar emas
Dinar emas
 
Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia
Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di IndonesiaMasuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia
Masuknya islam di Indonesia dan jaringan perdagangan di Indonesia
 
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di IndonesiaIslamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
 
PENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODEN
PENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODENPENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODEN
PENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODEN
 
PENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODEN
PENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODENPENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODEN
PENGGUNAAN DINAR EMAS DALAM DUNIA MODEN
 
Penerokaan dan penjelajahan
Penerokaan dan penjelajahanPenerokaan dan penjelajahan
Penerokaan dan penjelajahan
 
Bab 7
Bab 7Bab 7
Bab 7
 
Bab3
Bab3Bab3
Bab3
 
PERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.ppt
PERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.pptPERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.ppt
PERT+4+PENGARUH+ISLAM+DI+ASTENG.ppt
 
Kedatangan Islam ke Asia Tenggara
Kedatangan Islam ke Asia TenggaraKedatangan Islam ke Asia Tenggara
Kedatangan Islam ke Asia Tenggara
 
Dinar emas
Dinar emasDinar emas
Dinar emas
 
Dinar emas
Dinar emasDinar emas
Dinar emas
 
Dinar emas
Dinar emasDinar emas
Dinar emas
 
Dinar emas
Dinar emasDinar emas
Dinar emas
 
teori kedatangan islam ke asia tenggara
teori kedatangan islam ke asia tenggarateori kedatangan islam ke asia tenggara
teori kedatangan islam ke asia tenggara
 

Sejarah indonesia

  • 1. SEJARAH INDONESIA • Aldi Aprileo • Aldini Nur Nazmi • Bayu Faturrahman • Yonivianty Saninda
  • 2. Islam dan Jaringan perdagangan antar pulau • Islam dan Jaringan Perdagangan Antar Pulau Jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau di Nusantara terbentuk karena antarpulau saling membutuhkan barang-barang yang tidak ada di tempatnya. • Untuk menunjang terjadinya hubungan itu, para pedagang harus melengkapi diri dengan pengetahuan tentang angin, navigasi, pembuatan kapal, dan kemampuan diplomasi dagang. • Dalam kondisi seperti itu, muncullah saudagar- saudagar dan syahbandar yang berperan melahirkan dan membangun pusat-pusat perdagangan di Nusantara
  • 3. A. POLA JARINGAN PERDAGANGAN DAN PELAYARAN ANTARPULAU DI INDONESIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN WILAYAH LAIN DI ASIA TENGGARA SAMPAI JATUHNYA MALAKA TAHUN 1511 • Pelaut-pelaut Nusantara juga telah mengetahui beberapa rasi bintang. • Ketika berlayar pada siang hari, mereka mencari pedoman arah pada pulau-pulau, gunung-gunung, tanjung-tanjung, atau letak kedudukan matahari di langit. Pada malam hari mereka memanfaatkan rasi bintang di langit yang cerah sebagai pedoman arahnya. Para pelaut mengetahui bahwa rasi bintang pari berguna sebagai pedoman mencari arah selatan dan rasi bintang biduk besar menjadi pedoman untuk menentukan arah utara. Hubungan perdagangan antarpulau di Indonesia sebelum tahun 1500 berpusat di beberapa wilayah, antara lain Samudera Pasai, Sriwijaya, Melayu, Pajajaran, Majapahit, Gowa-Tallo, Ternate, dan Tidore.
  • 4. • Wilayah Nusantara menyimpan berbagai kekayaan di darat dan di laut. Sumber daya alam ini sejak dulu telah dimanfaatkan untuk keperluan sendiri dan diperdagangkan antarpulau atau antarnegara. Barang dagangan utama yang mendapat prioritas dalam perdagangan antarpulau, yaitu • a.lada, emas, kapur barus, kemenyan, sutera, damar madu, bawang putih, rotan, besi, katun (Sumatera); • b.beras, gula, kayu jati (Jawa) • c.emas, intan, kayu-kayuan (Kalimantan) • d.kayu cendana, kapur barus, beras, ternak, belerang (Nusa Tenggara) • e.emas, kelapa (Sulawesi) • f. perak, sagu, pala, cengkih, burung cenderawasih, perahu Kei (Maluku dan Papua).
  • 5. Rasi bintang biduk besar dan rasi bintang pari. Pada saat ini cara perdagangan dilakukan melalui system barter (tukar menukar barang dengan barang). Sistem barter umumnya dilakukan oleh para pedagang daerah pedalaman. Hal ini disebabkan kegiatan komunikasi dengan daerah-daerah luar kurang lancer.
  • 6. • Beberapa macam mata uang yang telah beredar pada saat itu adalah • 1.Drama (Dirham), mata uang emas dari Pedir dan Samudera Pasai • 2.Tanga, mata uang perak dari Pedir • 3.Ceiti, mata uang timah dari Pedir • 4.Cash (Caxa), mata uang emas di Banten • 5.Picis, mata uang kecil di Cirebon • 6.Dinara, mata uang emas dari Gowa-Tallo • 7.Kupa, mata uang emas kecil dari Gowa-Tallo • 8.Benggolo, mata uang timah dari Gowa-Tallo • 9.Tumdaya, mata uang emas di Pulau Jawa • 10.Mass, mata uang emas di Aceh Darussalam. Mata uang asing yang telah digunakan dalam kegiatan perdagangan di Nusantara antara lain Real (Arab); Yuan dan Cash (Cina).
  • 7. Para pedagang Nusantara, baik dari Jawa, Sumatera, Sulawesi, Maluku, maupun pulau- pulau lain telah berjasil menjalin hubungan dagang bandar-bandar, seperti Malaka dan Johor di Semenanjung Malaka; Pattani, dan Kra di Thailand; Pegu di Myanmar (Birma); Campa di Kamboja; Manila di Filipina; Brunei dan bandar-bandar lain. Perahu yang dipakai dalam pelayaran di masa lalu.
  • 8. B. PERAN KEPULAUAN INDONESIA DALAM PERDAGANGAN DAN PELAYARAN DI ASIA TENGGARA SAMPAI ABAD KE-18 • Munculnya pusat-pusat perdagangan Nusantara disebabkan adanya kemampuan sebagai tempat berikut ini. • 1.Pemberi bekal untuk berlayar dari suatu tempat ke tempat lain. • 2.Pemberi tempat istirahat bagi kapal-kapal yang singgah di Nusantara. • 3.Pengumpul barang komoditas yang diperlukan bangsa lain. • 4.Penyedia tempat pemasaran bagi barang-barang asing yang siap disebarkan keseluruh Nusantara.
  • 9. • Peranan Sriwijaya sebagai salah satu pusat perdagangan dan pelayaran di Asia Tenggara umumnya dan Nusantara khususnya, kemudian digantikan oleh Kesultanan Samudera Pasai sejak abad ke-13.