Makassar dilanda banjir besar setelah diguyur hujan deras sejak pagi. Hampir seluruh kota terendam air setinggi 50 cm hingga 1 meter, termasuk ratusan rumah warga. Warga enggan mengungsi karena takut rumahnya dijarah. Banjir dipicu drainase kota yang tidak memadai dan minimnya ruang hijau.
1. MAKASSAR, KOMPAS.com — Setelah diguyur hujan sejak pagi tadi, Kota Makassar kini
terkepung oleh banjir. Hampir semua kota tergenang banjir. Rumah-rumah warga tergenang
banjir setinggi 50 sentimeter.
Hujan deras sejak pagi tadi, Selasa (1/1/2013) sekitar pukul 09.00 Wita, membuat debit air
meninggi dan meluap menggenangi ruas-ruas jalan utama di Makassar. Naiknya debit air terlihat
dari dua kanal yang terletak di tengah Kota Makassar, yakni di Jalan Sungai Saddang Baru. Air
di dua kanal itu sudah meluap dan memasuki rumah-rumah warga di Kelurahan Barabaraya.
Menurut informasi yang diperoleh Kompas.com, puluhan kelurahan di Kota Makassar sudah
terendam banjir. Ratusan rumah warga yang tergenang banjir mulai dari ketinggian 50 sentimeter
hingga 1 meter.
Meski rumahnya digenangi banjir, warga masih bertahan di rumah dan enggan mengungsi ke
daerah yang lebih tinggi. Pilihan itu diambil lantaran warga khawatir rumahnya dijarah maling
jika ditinggalkan untuk mengungsi.
"Mending tidak usah mengungsi, Pak, sebab lebih rugi lagi kalau rumah dibobol maling saat
ditinggalkan," kata Arisandi, warga Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini.
Dari pantauan Kompas.com, jalan utama yang teredam banjir, yakni Jalan Sungai Saddang Baru,
Jalan Pelita Raya, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan AP Pettarani, Jalan Boulevard, Jalan Abd Daeng
Sirua, Jalan Toddopuli, Jalan Tidung, Jalan Tamalate, Jalan Rappocini, Jalan Landak Baru, dan
beberapa kawasan lain di Kota Makassar.
Banjir yang melanda Kota Makassar ini diduga disebabkan drainase yang tidak memadai. Baru
seharian diguyur hujan, sebagian basar Kota Makassar sudah terendam banjir.
Selain drainase, minimnya ruang terbuka hijau atau ruang resapan air juga menjadi salah satu
penyebab banjir di Kota Makassar. Lapangan Karebosi yang konon dijadikan ruang resapan air
kini telah menjadi mal di bawah tanah.
Editor :
Farid Assifa