“Buku ini adalah sebuah konstruksi sejarah ekonomi politik tanah (land reform) Fadak milik Fatimah Az-Zahra sebagai warisan dari ayahnya Muhammad Saw. Konstruksi sejarah Baqir Shadr ini menarik karena ia sangat menekankan suatu penelitian ilmiah yang luas tentang tiap-tiap subyek masa lalu dari segi sejarah dan sosialnya. Apalagi ini terkait dengan sebuah peristiwa besar dalam sejarah yang berimpit dengan kepentingan politik penguasa melalui legitimasi teologi. Mungkin tidak berlebihan jika dikatakan bahwa Fatimah Az-Zahra adalah tokoh pertama dan dari seorang perempuan dalam sejarah social Islam yang memperjuangkan ha katas tanah untuk dilepaskan dari klaim kekuasaan bukan semata demi dirinya tetapi untuk kepentingan umat dalam menopang sebuah institusi kemasyarakatan.” [A.M. Safwan, Madrasah Muthahhari Institute Yogyakarta] Baqir Shadr membenarkannya secara logika setelah mengulas secara ilmiah (kerangka logika induksi) dengan mengatakan : “Jika Anda mempelajari apapun yang Anda sukai tentang dokumen-dokumen sejarah kasus Fadak ini, maka apakah Anda hanya seekdar menemukan perselisihan tentang property ? Atau akankah Anda akan menemukan sebuah ketidaksepakatan mengenai Fadak dalam maknanya yang sempit dari sekedar harta benda dan sebidang tanah ? Tentunya tidak! Kasus ini adalah sebuah revolusi dan perlawanan terhadap penguasa, yang dengan itu Fatimah Az-Zahra ingin mencerabut batu pondasi yang di atasnya terbangun bangunan sejarah, yang terbentuk setelah Saqifah. Fatimah Az-Zahra pada peristiwa Tanah Fadak memerankan sosok seorang tentara dengan strategi defensif, sehingga beliau seperti sesosok mayat di bawah kabut kepiluan. Beliau terlihat pucat, dengan dahi yang cemberut, hati yang patah, tertekan, lemah dan letih, tetapi dalam jiwa dan pikirannya ada sebongkah kebahagiaan dan sepenggal suka cita. Tidak ada satu pun, apapun, yang dilakukannya dalam rangka sebuah harapan indah semata atau ketenangan dengan mimpi indah atau mengharapkan akhir yang menyenangkan. Namun, sebaliknya, sebongkah kebahagiaan beliau dipenuhi dengan pemikiran revolusi dan ketenangannya adalah bukti dari kesuksesannya.