SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
BAB IV

                      ANALISA PUTUSAN PENGADILAN

                 (Putusan No: 276 / PID.SUS / 2011 / PN.JKT.BAR)



A. Identitas Terdakwa :

    Nama lengkap            :      Kurnia Widodo

    Tempat Lahir            :      Medan

    Umur/Tanggal Lahir      :      36 Tahun/1 September 1974

    Jenis Kelamin           :      Laki-laki

    Kebangsaan              :      Indonesia

    Tempat Tinggal         :      Jalan PHH Mustofa Gang Sukaharja No. 232 RT.

                                  07/03 Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying

                                  Kidul, Kotamadya Bandung

    Agama                  :      Islam

    Pekerjaan              :      Guru

    Pendidikan             :      Sarjana



B. Koronologi Kasus

        Bahwa terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby bersama-sama dengan Abdul

Ghofur alias Budi Hariyanto, Pahrul Ruji Tanjung alias Bayu, Helmy Priwardani alias

Hamzah, dan Muhammad Iqbal alias Iqbal alias Ahong alias Kiki, pada sekitar bulan




                                          73
74




Oktober 2009 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu lain

di tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, bertempat di Jalan Manise Desa Sukaluyu

Kecamatan Cibiru Bandung, di Masjid As-Sunnah Cileunyi-Bandung atau setidak-

tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Subang, dan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor : 006/KMA/SK/I/2011 Tentang Penunjukan Pengadilan Negeri Jakarta Barat

untuk memeriksa dan mengadili sesuai dengan ketentuan Pasal 85 (KUHAP) melakukan

pemufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana

terorisme, yang secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat,

menerima,    mencoba     memperoleh,   menyerahkan    atau   mencoba    menyerahkan,

menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam

miliknya,   menyimpan,     mengangkut,   menyembunyikan,      mempergunakan,      atau

mengeluarkan ke dan/atau dan Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu

bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya dengan maksud untuk

melakukan tindak pidana terorisme, yang dilakukan terdakwa pada pokoknya dengan

cara sebagai berikut :

-                                            Bahwa pada sekitar bulan April 2009

    terdakwa sebagai anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Subang. Kegiatan JAT

    Subang melakukan pengajian rutin setiap malam minggu, disamping mengikuti

    kegiatan rutin tersebut sejak tahun 2009 terdakwa juga mengikuti pengajian bulanan

    yang diadakan di Masjid As-Sunnah Cileunyi-Bandung yang diisi oleh Ustad Aman

    Abdurraman (Terpidana perkara terorisme “Bom Cimanggis” tahun 2003 di
75




    Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan “Pendanaan Pelatihan Militer Aceh tahun

    2010 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat), pada pengajian tersebut terdakwa

    berkenalan dengan Abdul Ghofur alias Budi Hariyanto, Bintang Juliardhi alias

    Anggara Nusantara alias Banu, Yuli Harsono alias Abu Ayyas (meninggal dunia,

    dalam kontak tembak dengan Densus 88 AT Polri di Klaten, Jawa Tengah), Pahrul

    Ruji (terdakwa dalam berkas perkara terpisah, Helmy, Iqbal dan Abdul Ghofur;

-                                           Bahwa tujuan dan visi Jamaah Ansharut

    Tauhid (JAT) adalah untuk menegakkan syariat Islam melalui Dakwah dan Jihad

    Fisabilillah yang dalam pemahaman JAT adalah perang sampai dengan tegaknya

    syariat Islam melalui perang pemikiran dan angkat senjata. Dalam pemahaman para

    anggota JAT tersebut diatas, penggunaan bom merupakan bagian dan pengertian

    perang dengan mengangkat senjata sehingga dalam kelompok tersebut memiliki

    senjata api, amunisi dan bahan peledak serta mempelajari cara membuat bom, Ustad

    Aman Abdurahmman juga mengajarkan bahwa setiap orang yang tidak

    mengamalkan syariat Islam maka halal untuk diperangi dengan cara ditembak dan

    dibom sampai dengan tegaknya syariat Islam, sedangkan orang-orang yang

    dianggap halal untuk diperangi yaitu semua aparat pemerintah yang tidak

    menjalankan syariat Islam mulai dari Presiden, Menteri-Menteri, pemimpin

    pemerintah pada tingkat Propinsi/Kabupaten, Polisi, Tentara (TNI) dan unsur-unsur

    penehak hukum seperti Jaksa dan Hakim karena dianggap menolak tegakknya

    syariat Islam;
76




-                                            Ketika   anggota   kelompok    pengajian

    terdakwa yaitu Pahrul Ruji, Iqbal dan Abdul Ghofur berada di rumah kontrakan

    Helmy sering beberapa kali bermalam di rumah kontrakan Helmy, pada sekitar awal

    bulan Juni 2010 terdakwa lulusan Teknik Kimia ITB (Institut Teknologi Bandung)

    yang bergelar ST (Sarjana Teknik/Insinyur) menyampaikan ide kepada Helmy,

    Pahrul Ruji dan Iqbal tentang perlunya untuk belajar merakit bom secara bertahap

    dalam rangka membalas dendam terhadap polisi dan untuk merencanakan

    meledakkan bom di Mabes Polri di Jakarta, sejak itulah Pahrul Ruji bersama Helmy

    mulai mencari dan mengumpulkan bahan peledak dan mulai belajar tentang

    pengetahuan dasar-dasar pembuatan bom yang diajarkan oleh terdakwa dan melihat

    di dalam laptop milik Pahrul Ruji berasal dari internet (Youtube) yang di download

    oleh Pahrul Ruji, sehingga sejak itulah Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal belajar

    membuat bom dan terdakwa secara bertahap mulai bulan Maret 2010 sampai

    dengan ketika uji coba peledakan bom pada tanggal 30 Juli 2010;

-                                            Adapun       perolehan      bahan-bahan

    pembuatan bahan peledak, peranan dan tugas dan masing-masing dalam pembuatan

    bahan peledak/bom adalah sebagai berikut :

    -                                        Untuk bahan peledak jenis sulfat dan

        asam nitrat diperoleh Pahrul Ruji bersama Helmy dengan cara membeli melalui

        pengusaha jaket karet (Uci) teman dan Helmy masing-masing asam nitrat 20 liter

        dengan harga keseluruhan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang dibeli pada
77




        sekitar bulan Maret 2010 dan uang berasal dari Helmy, yang disimpan di rumah

        kontrakan Helmy;

    -                                       Pada    bulan   April   2010   terdakwa

        membuat 2 buah detonator di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu,

        Kecamatan Cibiru, Bandung;

    -                                       Pada bulan April 2010 Helmy membeli

        pipa besi ukuran diameter 5 sampai 7 cm sebanyak 3 potongan besi dengan

        ukuran panjang sekitar 15 cm yang disimpan di rumah kontrakan Helmy, Desa

        Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung;

    -                                       Pada awal bulan Juni 2010 Pahrul Ruji

        membeli pupuk urea di sebuah “Toko Distributor Pupuk” di daerah Sumedang

        sebanyak 5 kg, dengan harga total Rp. 9.000,- (sembilan ribu rupiah), yang

        disimpan di rumah kontrakan Helmy Priwardani, di Desa Sukaluyu, Kecamatan

        Cibiru, Bandung;

-                                           Sedangkan          peranan        dalam

    perakitan/pembuatan bahan peledak/bom adalah Pahrul dalam mempersiapkan

    bahan peledak adalah membeli zat kimia asam sulfat dan asam nitrat melalui

    pengrajin karet bernama Uci di Bandung, membeli kabel listrik seukuran 50 meter

    di toko elektronik di Kota Bandung, pada saat peramuan bahan peledak untuk

    pembuatan bom Pahrul Ruji ikut membantu terdakwa pada saat mengukur takaran

    bahan kimia asam sulfat dan asam nitrat, Pada saat uji coba 2 buah bom di

    Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang Pahrul Ruji sebagai eksekutor yang
78




    meledakkan bom tersebut, dan tentang rencana pengeboman kantor Mabes Polri dan

    Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta, saksi ikut serta pada saat mengadakan

    dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu,

    Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi

    Bandung;

-                                          Peranan   Helmy    adalah   menyediakan

    tempat penyimpanan bahan peledak di rumah kontrakannya di Desa Sukaluyu,

    Kecamatan Cibiru, Bandung, membeli baterai untuk pembuatan bom di sebuah toko

    Indomart di Kota Bandung, membeli pipa besi sebagai casing atau wadah bom,

    pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang

    Helmy juga ikut membantu terdakwa, dan pada saat uji coba 2 buah bom di

    Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, Helmy juga ikut bersama-sama dengan

    Pahrul Ruji, terdakwa dan Iqbal, dan tentang rencana pengeboman Kantor Mabes

    Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta Helmy juga ikut serta pada

    saat mengadakan dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakannya di Desa

    Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah

    Cileunyi Bandung;

-                                          Peranan terdakwa sebagai ahli kimia

    adalah memberikan takaran bahan kimia yang akan dijadikan isian bom dan

    memberikan petunjuk tentang ukuran pipa besi yang dijadikan casing atau wadah

    bom, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu

    Sumedang terdakwa merangkai kabel untuk dihubungkan dan baterai 9 volt merk
79




    alkalin ke balon lampu hias yang telah dihubungkan dengan detonator yang ada di

    dalam wadah bom, dan pada saat uji coba 2 buah bom di Pegunungan Bulet Curug

    Sabu Sumedang, terdakwa ikut bersama-sama dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan

    Iqbal, dan tentang rencana pengeboman kantor Mabes Polri dan kantor Kedutaan

    Besar Denmark di Jakarta terdakwa juga ikut serta pada saat mengadakan dua kali

    pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan

    Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi Bandung;

-                                            Peranan Iqbal adalah membantu meramu

    bahan kimia di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru,

    Bandung, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu

    Sumedang Iqbal juga ikut membantu terdakwa sebelum uji coba 2 buah bom di

    Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, dan tentang rencana pengeboman Kantor

    Mabes Polri Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta. Iqbal juga ikut serta pada

    saat mengadakan pertemuan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu,

    Kecamatan Cibiru, Bandung. Sedangkan peranan Abdul Ghofur adalah membantu

    meramu bahan kimia baik dirumahnya sendiri di Subang maupun di rumah

    kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung yaitu dengan

    tugas membuat urea nitrat dengan pupuk urea dengan cara dituangkan, kemudian

    endapannya berupa kristal putih disaring dengan kain, lalu dijemur, setelah kering

    akan menjadi urea nitrat sebagai bahan peledak, dan Abdul Ghofur di Desa

    Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung ketika membicarakan rencana pengeboman

    Kantor Mabes Polri Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta;
80




-                                             Pada minggu kedua bulan Juni 2010

    terdakwa, Pahrul Ruji, Iqbal, dan Helmy saling berkomunikasi melalui telepon HP

    (hand phone) untuk berkumpul di rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru Bandung

    untuk membuat bahan peledak atau dalam istilah kelompok terdakwa adalah

    “masak-masak”, dan setelah berkumpul di rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru

    Bandung untuk “masak-masak”, (istilah kami dalam membuat bahan peledak) dan

    mulai belajar membuat bahan peledak bom dengan menggunakan bahan-bahan yang

    sudah dibeli dan disimpan dalam gudang rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru

    Bandung, selanjutnya mereka berempat membuat bom dengan mengikuti panduan

    dari laptopnya Pahrul Ruji dan panduan dari terdakwa karena lebih paham tentang

    bahan-bahan kimia;

-                                             Selama praktik memasak/membuat bahan

    peledak bom tersebut terdakwa, Pahrul Ruji, Iqbal, dan Helmy bersama-sama

    melakukan praktek tersebut baik dimulai dan mencampur, mengaduk sesuai dengan

    arahan dan terdakwa yang lebih paham tentang kimia dan tuntunan/petunjuk yang

    ada pada laptop Pahrul Ruji;

-                                             Pada minggu kedua bulan Juni 2010,

    mereka berempat kembali praktek membuat HE/inti bom dan boster yaitu sebagai

    penghubung antara Detonator dengan “High Explosive”, akan tetapi dalam

    pembuatan boster yang bahan-bahannya antara lain asam nitrat di campur asam

    sulfat di tambah tepung jagung (maizena) dan air, namun yang memahami tentang

    boster adalah terdakwa dan Pahrul Ruji;
81




-                                           Pada minggu ketiga tanggal 24 Juni 2010

    mereka kembali praktek memasak/membuat HE/inti bom dan boster, dimana pada

    hari itu ada tambahan satu orang lagi yaitu Abdul Ghofur yang diajak oleh Pahrul

    Ruji kerumah kontrakan Helmy sekitar jam 20.00 wib dengan kegiatan yang

    dilakukan adalah memasak atau meracik bahan-bahan untuk bom, pada saat itu ada

    Helmy, Pahrul Ruji, Iqbal, terdakwa, dan Abdul Ghofur ;

-                                           Pada akhir bulan Juni 2010 Helmy

    dihubungi oleh Yuli Harsono (Almarhum) yang mengabarkan dalam perjalanan ke

    Bandung naik kereta api dan sampai di Bandung oleh Helmy langsung ajak

    kerumah kontrakan di Cibiru-Bandung, dalam perjalanan Yuli Harsono menanyakan

    kabar kawan-kawan di Bandung apa kegiatannya sehingga Helmy menceritakan

    bahwa “di Bandung sedang ada program pelatihan pembuatan bahan-bahan

    peledak”, dan Yuli Harsono mendukung kegiatan tersebut dan memberikan motivasi

    serta menyarankan targertnya ke gedung-gedung pemerintahan, menyerang balas

    Polisi yang sudah menewaskan kawan-kawan dan Yuli Harsono juga mendoakan

    agar program yang sedang dilaksanakan di Bandung dapat berjalan dengan lancar,

    setelah sampai dirumah kontrakan Cibiru tersebut kami berdua disambut oleh Iqbal

    dan terdakwa, dan keesokan harinya Yuli Harsono pulang diantar oleh terdakwa ke

    stasiun dan Helmy pulang ke rumah orang tua di Ciwideuy, Bandung. Namun ketika

    Helmy melihat berita di televisi bahwa Yuli Harsono tewas dalam baku tembak di

    Klaten, Jawa Tengah;
82




-                                            Satu minggu kemudian sekitar bulan Juli

    2010, sekira jam 14.00 wib, Pahrul Ruji datang kerumah Abdul Ghofur dengan

    membawa 1 buah jerigen warna putih ukuran 10 liter berisi 10 liter Asam Nitrat,

    dan diserahkan pada Abdul Ghofur sambil Pahrul Ruji mengatakan “TNT untuk

    membuat urea nitrat”, selanjutnya Pahrul Ruji pulang dan asam nitrat Abdul Ghofur

    simpan di dapur;

-                                            Kemudian Pahrul Ruji datang lagi ke

    rumah Abdul Ghofur membawa 1 buah jerigen warna putih berisi 10 liter asam

    sulfat dan diserahkan pada Abdul Ghofur sambil Pahrul Ruji “ini titip dulu nanti

    asam nitrat jangan dipakai dulu karena akan ditukar kalau saya ke Bandung” yang

    selanjutnya Pahrul Ruji pulang kemudian asam sulfat Abdul Ghofur simpan di

    dapur, pada keesokan harinya sekitar jam 10.00 WIB, Abdul Ghofur membeli

    pupuk urea sebanyak 5 kg di Toko Pertanian belakang Polres Subang, setelah di

    rumah Abdul Ghofur membuat urea nitrat, yaitu pupuk urea sebanyak 5 kg

    dilarutkan dengan air sebanyak kurang lebih 7 liter dengan menggunakan ember,

    setelah larut Abdul Ghofur tuangkan asam nitrat sebanyak kurang lebih 3 liter,

    setelah itu langsung terjadi pengendapan yang berbentuk kristal/serbuk berwarna

    putih selanjutnya endapannya berupa kristal putih tersebut Abdul Ghofur saring

    dengan kain dan dijemur di belakang rumah dengan menggunakan terpal ukuran 1

    m2 (meter persegi) selama 2 hari, dan hasil pencampuran bahan-bahan tersebut

    menghasilkan sekitar 1 kg urea nitrat;
83




-                                            Pada awal bulan Juli 2010 terdakwa

    datang ke rumah kontrakan Helmy yang saat itu rumah kontrakan tersebut sudah

    ada Pahrul Ruji, Helmy, Iqbal, dan pada saat pertemuan tersebut Helmy sanggup

    untuk menyediakan bahan atau wadah berupa pipa besi yang akan digunakan untuk

    uji coba peledakan bom, selanjutnya Helmy membeli pipa besi ditukang loak di

    daerah pasir koja-Bandung di dekat usahanya Helmy;

-                                            Pada hari jumat tanggal 30 Juli 2010

    terdakwa bersama-sama dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal membawa bahan

    peledak yang telah diramu yaitu jenis pupuk urea, asam sulfat, asam nitrat, arang,

    bahan petasan dan serbuk korek api, untuk di uji coba peledakan bom di

    Pegunungan Cileat Subang, dalam perjalanan mereka singgah membeli kabel

    (warna merah hitam) dengan ukuran panjang 50 meter di sebuah toko elektronik di

    Kota Bandung, kemudian membeli 2 buah baterai 9 volt merk alkalin di sebuah

    Indomart di Kota Bandung, kemudian membeli keperluan makanan dan minuman

    (indomie, minuman kaleng, dan lain-lain), selanjutnya Pahrul Ruji bersama

    terdakwa, Helmy dan Iqbal melanjutkan perjalanan menuju ke Pegunungan Cileat

    Subang dengan menggunakan 2 unit sepeda motor yaitu honda revo warna silver

    milik Pahrul Ruji dan suzuki warna biru milik terdakwa, namun batal melakukan uji

    coba tersebut karena kondisi di Pegunungan Cileat Subang tidak memungkinkan

    dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Sehingga atas saran dari Iqbal maka

    mereka menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabuk Sumedang untuk melakukan uji

    coba bom. Pada hari itu juga sekitar jam 17.00 WIB mereka berempat menuju ke
84




    Pegunungan Bulet Curug Sabuk Sumedang dengan membawa 2 buah bom pipa,

    masing-masing Pahrul Ruji berboncengan dengan Helmy yang mengendarai sepeda

    motor honda revo warna silver, sedangkan terdakwa berboncengan dengan Iqbal

    yang mengendarai sepeda motor suzuki warna biru. Dalam perjalanan Pahrul Ruji

    bersama Helmy dan Iqbal, serta terdakwa untuk merakit 2 buah bom pipa yang

    terbuat dari pipa besi selama kurang lebih satu jam, yaitu dengan cara :

    -                                          Detonator dimasukkan ke dalam cashing

        dan pulpen besi dengan diameter 1 cm dan panjang 5 cm;

    -                                          Cashing luar berupa pipa bei dengan

        diameter 1,5 cm dan panjang 7 cm diisi oleh urea nitrat yang rumus kimianya

        <CO(NH2)2.HNO3> ;

    -                                          Sebagai pemicunya digunakan lampu

        natal yang bohlamnya sudah dipecahkan dan dimasukkan bahan detonator yang

        ditempelkan dalam cashing detonator;

    -                                          Untuk    menyalakan      lampu   tersebut

        dihubungkan dengan kabel sepanjang 50 meter yang dipicu dengan baterai 9 volt,

        dan hasil ledakan cukup keras yang mengakibatkan/menimbulkan kulit kayu

        dekat bom ditancapkan terkelupas dan tanah tempat bom diletakkan

        menimbulkan lubang tetapi tidak dalam;

-                                              Setelah uji coba pertama ini, terdakwa

    bersama-sama teman-temannya menginap di Curug Sabuk Sumedang Selatan dan
85




    pada malam itu juga setelah makan malam mulai merakit bom yang kedua, dengan

    cara :

    -                                         Detonator menggunakan wadah pulpen

        besi yang sama ukurannya dengan yang diledakan pertama, pipa boster diameter

        0,5 inchi panjang 6 cm pipa luar yang berisi high explosive/urea nitrat

        <CO(NH2)2.HNO3> dengan dimensi tebal 1 inchi panjang 10 cm;

    -                                         Cashing   luar   paling   bawah    ditutup

        dengan potongan kaleng sarden yang diikat dengan klem yang sebelumnya diisi

        dengan gotri, dan pagi harinya pada tanggal 31 Juli 2010 sekitar jam 05.30 WIB

        kami meledakkan dengan menggunakan kabel sepanjang 50 meter dan

        menggunakan baterai sebagai pemicunya dan ledakannya lebih keras dari uji

        coba yang pertama, dan akibat ledakan yang kedua tersebut menimbulkan kulit

        salah satu pohon terlihat sobek-sobek bekas pecahan pipa dan gotri dan terjadi

        lubang pada tanah dengan ukuran radius sekitar 10 sampai 15 cm;

-                                             Setelah melakukan uji coba terhadap 2

    buah bom tersebut, kemudian Pahrul Ruji bersama terdakwa, Helmy dengan

    membawa sisa bahan peledak yang telah diramu sebanyak ± (lebih kurang) 1 kg,

    karena sejak itu tanggal 30 Juli 2010 sisa bahan peledak tersebut tersimpan di rumah

    kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung hingga akhirnya terhadap

    Pahrul Ruji, terdakwa, Helmy dan Iqbal berhasil tertangkap oleh Densus 88 AT

    Polri pada tanggal 7 Agustus 2010;
86




-                                          Bahwa         terdakwa       melakukan

    permufakatan jahat dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal dengan merakit bom

    kemudian melakukan uji coba peledakan bahan peledak (bom) tujuan untuk

    melakukan pemboman di Mako Brimod, Mabes Polri dan Kedutaan Besar

    Denmark.



C. Dakwaan

-                                          Dakwaan pertama primair, sebagaimana

    diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo. pasal 7 Undang-Undang No. 15 Tahun

    2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1

    Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-

    Undang.

-                                          Dakwaan pertama subsidair, sebagaimana

    diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang No. 15 Tahun

    2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

    Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang.

-                                          Dakwaan kedua primair, sebagaimana

    diatur dan diancam pidana dalam pasal 13 huruf b Undang-Undang No. 15 Tahun

    2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

    Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang.

-                                          Dakwaan kedua subsidair, sebagaimana

    diatur dan diancam pidana dalam pasal 13 huruf c Undang-Undang No. 15 Tahun
87




     2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

     Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang.




D. Tuntutan

         Adapun tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1.   Menyatakan terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby terbukti secara sah dan

     meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme secara melawan hukum

     memasukkan     ke   Indonesia,   membuat,   menerima,   mencoba    memperoleh,

     menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai

     persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut,

     menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia

     sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya

     yang berbahaya dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme

     sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Pertama Subsidair pasal 15

     jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan

     Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan

     Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang;

2.   Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby, dengan pidana

     penjara selama 8 (delapan) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan,

     dengan perintah terdakwa tetap ditahan;

3.   Menyatakan barang bukti berupa :
88




     a. Barang bukti yang tersebut dalam point E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5 huruf a dan b

        tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara

        terdakwa Muhammad Iqbal;

     b. Barang bukti yang tersebut dalam point E.5 huruf c dikembalikan kepada

        terdakwa;

4.   Menetapkan supaya terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby dibebani biaya perkara

     sebesar Rp. 2000,- (dua ribu rupiah).



E. Pertimbangan dan Putusan Hakim

         Menimbang, bahwa dengan berdasarkan pada fakta-fakta yang terungkap di

persidangan, Majelis sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum bahwa dakwaan yang

akan dipertimbangkan terlebih dahulu adalah dakwaan pasal 15 jo. pasal 9 Undang-

Undang RI No. 15 tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang;

         Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan atas diri

terdakwa tersebut, berdasarkan pasal 197 ayat 1 f KUHAP (Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana) terlebih dahulu akan dipertimbangkan mengenai hal-hal yang

memberatkan dan hal-hal yang meringankan para terdakwa :

Hal-hal yang memberatkan :

-                                             Perbuatan     terdakwa    membahayakan

     keamanan negara;
89




-                                            Perbuatan terdakwa dapat menimbulkan

    keresahan dan ketakutan pada masyarakat;

-                                            Terdakwa     tidak   menunjukkan       rasa

    penyesalan;

Hal-hal yang meringankan :

-                                            Terdakwa bersikap sopan dan tidak

    mempersulit jalannya persidangan;

-                                            Terdakwa belum pernah di hukum;

        Menimbang, bahwa untuk lebih memudahkan Penuntut Umum dalam

melaksanakan putusan ini, maka berdasarkan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf k, perlu

diperintahkan agar para terdakwa tetap berada dalam tahanan rumah tahanan negara;

        Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 22 ayat (4) KUHAP maka

masa penangkapan dan atau penahanan terhadap para terdakwa tersebut dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

        Menimbang, bahwa mengenai barang bukti pada poin E.1 huruf a sampai hhh,

poin E.2 dan poin E.4 barang tersebut telah dipergunakan dalam melakukan tindak

pidana, maka berdasarkan ketentuan pasal 46 ayat (2) KUHAP, barang bukti tersebut

harus dirampas untuk dimusnahkan;

        Menimbang, bahwa mengenai barang bukti pada E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5

huruf a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara oleh karena masih diperlukan dalam

perkara atas nama Muhammad Iqbal;
90




        Menimbang, bahwa sedangkan mengenai barang bukti pada barang bukti yang

tersebut dalam poin E.5 huruf c dikembalikan kepada terdakwa;

        Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah maka biaya

perkara dalam perkara ini dibebankan kepada terdakwa;

        Mengingat khususnya pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang, serta pasal-pasal lain yang bersangkutan

dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP;



                                 MENGADILI :

        -                                   Menyatakan terdakwa Kurnia Widodo,

            ST alias Bobby tersebut terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah

            melakukan tindak pidana “TERORISME”;

        -                                   Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa

            tersebut dengan penjara selama 6 (enam) tahun;

        -                                   Menetapkan lamanya terdakwa berada

            dalam tahanan dikurangkan segenapnya dengan pidana penjara yang

            dijatuhkan;

        -                                   Menetapkan agar terdakwa tetap berada

            dalam tahanan;

        -                                   Menetapkan barang bukti berupa :
91




                -   Barang bukti yang tersebut dalam poin E.1, E.2, E.3, E.4 dan E.5 huruf

                    a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan

                    dalam perkara terdakwa Muhammad Iqbal;

                -   Barang bukti yang disebut dalam poin E.5 huruf c dikembalikan

                    kepada terdakwa;

            -   Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara Rp. 2000,- (dua ribu

                rupiah).



F. Analisa Kasus

            Menurut penulis dalam kasus ini, bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah melakukan “permufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan

untuk melakukan tindak pidana terorisme” melanggar pasal 15 jo. pasal 9 Undang-

Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang;

            Hal tersebut berdasarkan pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun

2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang yang mengandung unsur-unsur sebagai

berikut :

1.   Unsur setiap orang;

2.   Unsur melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan melakukan

     tindak pidana terorisme;
92




3.   Unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima,

     mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai,

     membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya,

     menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan

     ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak

     dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya;

4.   Unsur dengan maksud untuk melawan tindak pidana terorisme;

Ad. 1    Unsur setiap orang

         Bahwa berdasarkan Ketentuan Umum pasal 1 angka 2 Undang-Undang RI No.

15 tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang disebutkan setiap orang adalah orang

perseorangan, kelompok orang baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung

jawab secara individu atau korporasi;

         Bahwa menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1308

K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, pengertian setiap orang disamakan pengertiannya

dengan barang siapa adalah setiap orang (een eider) atau siapa saja pelaku tindak pidana

sebagai subyek hukum yang dapat bertanggung jawab menurut hukum atas segala

tindakannya, sehingga setiap orang menunjuk pada subyek hukum orang yang dapat

dipertanggungjawabkan secara pidana. Syarat untuk dapat dipidananya seseorang

sebagai pelaku tindak pidana adalah adanya unsur kesalahan dan pertanggungjawaban.

Untuk dapat dipertanggungjawabkan sebagai pelaku tindak pidana maka orang tersebut
93




haruslah orang yang sehat jasmani dan rohani, tidak ada alasan pemaaf, pembenar

maupun penghapus pidana;

         Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan ternyata benar bahwa

terdakwa adalah orang yang sehat jasmani dan rohani mengerti apa yang didakwakan

oleh penuntut umum, hal ini dapat dilihat selama persidangan terdakwa dapat

mengikutinya dengan baik dan tidak ditemukan adanya fakta sebaliknya;

         Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur setiap orang telah

terpenuhi;

Ad. 2 Unsur melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan

melakukan tindak pidana terorisme

         Bahwa unsur kedua diatas terdiri dari beberapa elemen unsur yang bersifat

alternatif, artinya dengan terpenuhinya salah satu sub unsur atau elemen unsur

diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi;

         Bahwa yang dimaksud permufakatan jahat diatur dalam pasal 88 KUHP.

Permufakatan jahat (samenspaning) dianggap ada bila saja dua orang atau lebih

bermufakat untuk melakukan kejahatan itu;

         Bahwa permufakatan jahat ini sebagaimana diterangkan dimuka merupakan

bentuk deelneming yaitu deelmening samenspaning yang mensyaratkan adanya kata

sepakat akan dilakukan kejahatan;

         Bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan diketemukan adanya

fakta yang membuktikan adanya kata sepakat antara terdakwa dengan pelaku lain

sebagai berikut :
94




         Bahwa setelah saksi Helmy mengontrak rumah di Jl. Manise Desa Sukaluyu

Kecamatan Cibiru Bandung saksi Pahrul Ruji, terdakwa, dan Iqbal sering berkumpul di

rumah kontrakan Helmy tersebut, pada awalnya hanya berkumpul untuk melepas lelah

saja karena kesibukan masing-masing, ketika berkumpul sering bercerita tentang

kegiatan pekerjaan masing-masing selain itu juga melakukan bahasan tentang ceramah-

ceramah agama, melihat film-film perjuangan umat Islam tentang Jihad melalui laptop

milik saksi Pahrul Ruji;

         Bahwa pada suatu malam setelah sholat Isya’ sekitar awal bulan Juni 2010

minggu pertama yaitu ketika Pahrul Ruji, Iqbal, terdakwa dan Helmy sedang menonton

film Jihad di laptopnya Pahrul Ruji timbul gagasan untuk belajar membuat bahan

peledak atau merakit bom dengan panduan yang sudah ada di laptopnya Pahrul Ruji,

dengan adanya gagasan tersebut maka terbagi tugas untuk membeli bahan-bahan yang

dibutuhkan, antara lain : Helmy membeli bahan berupa asam sulfat dan asam nitrat

karena tahu tempatnya dan Pahrul Ruji membeli pupuk urea sedangkan bahan-bahan lain

yang diperlukan dibeli oleh terdakwa;

         Bahwa sesuai dengan uraian pertimbangan hukum tersebut diatas maka penulis

berpendapat bahwa unsur “melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan

melakukan tindak pidana terorismee” tersebut telah terpenuhi;

Ad. 3     Unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat,

menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,

menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam

miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau
95




mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau

sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya

         Bahwa unsur ketiga diatas terdiri dari beberapa elemen unsur atau sub unsur

yang bersifat alternatif, artinya dengan terpenuhinya salah satu sub atau elemen unsur

diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi;

         Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa diperoleh fakta

bahwa terdakwa bersama-sama saksi Helmy, saksi Iqbal pada sekitar pertengahan bulan

Juni 2010 bertempat di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru

Bandung, membicarakan tentang amaliyah ke depan dengan menggunakan bom,

sehingga perlu dilakukan I’dat (persiapan) untuk melakukan “Jihad Fi Sabilillah”.

Dalam pertemuan tersebut secara bersama-sama terdakwa dan saksi-saksi membuka

laptop milik Pahrul Ruji dan dengan melalui internet terdakwa dengan bersama Helmy

(berkas terpisah), Iqbal (berkas terpisah) mempelajari tata cara merakit bom dan saat itu

di rumah kontrakan Helmy tersimpan bahan peledak jenis pupuk urea, asam sulfat, asam

nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, sejak itulah terdakwa dan Helmy

mulai mencari dan mengumpulkan bahan peledak dan mulai belajar tentang pengetahuan

dasar-dasar pembuatan bom yang diajarkan oleh terdakwa, sehingga sejak itulah Helmy

dan Iqbal belajar membuat bom dari terdakwa secara bertahap mulai pada sekitar bulan

maret 2010 sampai dengan ketika uji coba peledakkan bom pada tanggal 30 Juli 2010,

dan setelah mendapatkan dasar-dasar pengetahuan tentang pembuatan bom, maka saksi

Pahrul Ruji mengajarkan cara pembuatan bom kepada Abdul Ghofur di kontrakan

Helmy di Sukaluyu Cibiru Bandung yaitu proses pembuatan bahan berupa pencampuran
96




pupuk urea dengan asam nitrat hingga menghasilkan urea nitrat secara bertahap hingga

Abdul Ghofur juga mengerti tentang cara merakit bom;

         Bahwa pada awal bulan April 2010 saksi Pahrul Ruji membeli pupuk urea di

sebuah toko distributor pupuk di daerah Sumedang sebanyak 5 kg dengan harga total

Rp. 9000,- (sembilan ribu rupiah). Pupuk urea tersebut kemudian disimpan di rumah

kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung dan kemudian membuat

2 buah detonator di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru

Bandung;

         Bahwa selanjutnya pada bulan April 2010 Helmy membeli pipa besi ukuran

diameter 5 sampai 7 cm sebanyak 3 potongan besi dengan ukuran panjang sekitar 15 cm.

Pipa besi tersebut juga disimpan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu

Kecamatan Cibiru Bandung;

         Bahwa pada tanggal 30 Juli 2010 sekitar jam 07.30 WIB terdakwa bersama-

sama dengan Iqbal membawa bahan peledak yang telah diramu yaitu jenis pupuk urea,

asam sulfat, asam nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, untuk diuji coba di

Pegunungan Cileat Subang, dalam perjalanan kami singgah membeli kabel (warna

merah-hitam) dengan ukuran panjang 50 meter di sebuah toko elektronik di Kota

Bandung, kemudian membeli 2 buah baterai 9 volt merk alkalin di sebuah indomart di

Kota Bandung, serta membeli makanan dan minuman (indomie, minuman kaleng pocari,

dan lain-lain), selanjutnya terdakwa bersama Iqbal dan Helmy melanjutkan perjalanan

menuju ke Pegunungan Cileat Subang dengan menggunakan 2 sepeda motor yaitu honda

revo warna silver milik Pahrul Ruji dan suzuki warna biru milik terdakwa, namun batal
97




melakukan uji coba karena kondisi di Pengunungan Cileat Subang tidak memungkinkan

dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Sehingga atas saran Iqbal maka bersama-

sama terdakwa, Helmy dan Iqbal menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang

untuk melakukan uji coba bom, dan pada hari itu juga sekitar jam 17.00 WIB Iqbal

bersama terdakwa dan Helmy menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang

dengan membawa 2 buah bom pipa, masing-masing Pahrul Ruji berboncengan dengan

Helmy yang mengendarai sepeda motor honda revo, sedangkan terdakwa berboncengan

dengan Iqbal yang mengendarai sepeda motor suzuki warna biru milik terdakwa. Dalam

perjalanan sendiri yang membawa 2 buah bom pipa berikut isian bahan peledak yang

telah diramu, 2 buah baterai 9 volt serta kabel ukuran panjang sekitar 50 meter;

         Bahwa setelah sampai di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, Iqbal

bersama Helmy membantu terdakwa untuk merakit 2 buah bom pipa yang terbuat dari

pipa besi berdiameter ± 7 cm dan panjang ± 10 cm selama kurang lebih satu jam, yaitu

dengan cara memasukkan bahan-bahan kimia yang telah diramu ke dalam pipa besi

hingga padat, kemudian terdakwa membuat lubang ukuran kecil pada bagian tengah

isian bom, dan kemudian detonator dihubungkan dengan bola lampu hias ukuran kecil

yang kacanya telah dipecahkan dengan maksud untuk menimbulkan api, setelah itu dari

bola lampu dihubungkan dua jalur kabel (positif dan negatif) yang kemudian dua kabel

positif (+) dan negatif (-) tersebut dihubungkan ke baterai 9 volt merk alkalin. Setelah

selesai dirangkai maka bom siap untuk untuk diledakkan, dan pada hari itu juga Jumat

tanggal 30 Juli 2010 sekitar jam 17.00 WIB, Iqbal sendiri untuk melakukan uji coba

ledakan terhadap 2 buah bom pipa secara satu persatu dan hasil dari uji coba tersebut, 2
98




buah bom tersebut berhasil diledakkan. Terlihat efek ledakan dari dua buah bahan

peledak tersebut yaitu terjadi lubang pada tanah dengan ukuran radius sekitar 10 sampai

15 cm;

         Bahwa setelah melakukan uji coba terhadap dua buah bom tersebut, kemudian

terdakwa bersama Iqbal dan Helmy kembali ke kontrakan Helmy dengan membawa sisa

bahan peledak yang telah diramu sebanyak ± 1 kg. Sejak itu (30 Juli 2010) sisa bahan

peledak tersebut tersimpan di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru

Bandung hingga terdakwa ditangkap pada tanggal 7 Agustus 2010 pada sekitar jam

11.00 WIB ketika terdakwa berada di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan

Cibiru, Bandung;

         Bahwa terhadap terdakwa pribadi maupun kelompok terdakwa tidak pernah

diberikan hak oleh pejabat yang berwenang di Indonesia untuk membuat, memiliki atau

menyimpan atau menggunakan bahan peledak atau bom sebagaimana yang terdakwa

uraikan diatas;

         Bahwa sehingga unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia,

membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan,

menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam

miliknya,   menyimpan     mengangkut,     menyembunyikan,      mempergunakan,     atau

mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu

bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya terbukti secara sah menurut

hukum;

Ad. 4    Unsur : “Dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme”
99




        Bahwa tentang apa yang dimaksudkan “Dengan Maksud”, menurut pendapat

ahli hukum pidana Prof. Van Bammelen yang dimaksud adalah “naaste doel” atau

maksud selanjutnya dari pelaku”. Maksud seperti itu tidak perlu telah tercapai pada

waktu selesai melakukan tindak pidananya, melainkan cukup jika terbukti bahwa pelaku

mempunyai maksud seperti itu;

        Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa dan dihubungkan

dengan barang bukti diperoleh fakta bahwa terdakwa mengetahui bom maupun senjata

api dapat digunakan untuk menghilangkan nyawa orang lain dan sasaran bom maupun

senjata api adalah orang-orang yang berseberangan pemikiran/paham dengan terdakwa;

        Bahwa sudah merupakan pengetahuan umum (Notoire Feiten) bahwa senjata

api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak merupakan bahan-bahan yang berbahaya,

sehingga dalam penggunaan maupun pemanfaatannya diatur dalam perundang-

undangan. Dan masyarakat akan merasa ketakutan apabila senjata api, amunisi, atau

sesuatu bahan peledak tersebut berada ditangan orang-orang yang tidak berhak untuk

menguasainya;

        Bahwa berdasarkan fakta yang telah dipertimbangkan diatas, Majelis Hakim

berpendapat bahwa unsur dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme

terbukti terpenuhi menurut hukum.



G. Analisa Putusan Nomor : 276/PID.SUS/2011/PN.JKT.BAR. Ditinjau Dari

    Teori Kriminologi (Asosiasi Diferensial)
100




        Edwin H. Sutherland menyajikan “Teori Asosiasi Diferensial” yang

menekankan bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, tidak ada yang diturunkan

berdasarkan pewarisan orang tua. Tegasnya, pola perilaku jahat tidaklah diwariskan oleh

orang tua tetapi dipelajari melalui suatu pergaulan yang akrab.

        Teori asosiasi diferensial yang dikemukakan Sutherland merujuk pada proses

dimana seseorang terlibat dalam perilaku kriminal. Dalam hal ini tidak berarti bahwa

hanya sekelompok yang melakukan pergaulan dengan penjahat saja yang akan

menyebabkan terjadinya perilaku kriminal, tetapi yang terpenting adalah isi atau muatan

komunikasi dengan orang lain yang menyebabkan perilaku kriminal.

        Teori asosiasi diferensial yang dikemukakan Sutherland merujuk pada proses

dimana seseorang terlibat dalam perilaku kriminal. Untuk itu, Sutherland kemudian

menjelaskan proses terjadinya kejahatan melalui 9 (sembilan) premis linear, yaitu :

1. Tingkah laku jahat itu dipelajari. Sutherland menyatakan bahwa tingkah laku itu

   tidaklah diwarisi sehingga tidak mungkin ada orang jahat secara mekanis. Dalam

   premis ini terdakwa menjadi teroris oleh karena belajar agama Islam yang salah

   diartikan oleh Ustad Aman Abdurrahman, yang mengatakan dalam ceramahnya di

   Masjid As-Sunnah Cileunyi Bandung bahwa tujuan dan visi Jamaah Ansharut

   Tauhid (JAT) adalah untuk menegakkan syariat Islam melalui “Dakwah dan Jihad

   Fisabililah” yang dalam pemahaman JAT adalah perang sampai dengan tegaknya

   “Syariat Islam” baik melalui perang pemikiran maupun angkat senjata. Ustad Aman

   Abdurrahman juga mengajarkan bahwa setiap orang yang tidak mengamalkan syariat

   Islam maka halal untuk diperangi dengan cara ditembak dan dibom sampai dengan
101




   tegaknya Syariat Islam, sedangkan orang-orang yang dianggap halal untuk diperangi

   yaitu semua aparat pemerintah pada tingkat Provinsi/Kabupaten, Polisi, Tentara

   (TNI) dan unsur-unsur penegak hukum seperti Jaksa dan Hakim karena dianggap

   menolak Syariat Islam. Jadi di dalam premis ini, sudah jelas bahwa terdakwa

   menjadi teroris oleh karena mempelajari ceramah-ceramah dari Ustad Aman

   Abdurrahman;

2. Tingkah laku jahat itu dipelajari dari orang-orang kedalam suatu proses interaksi.

   Dalam premis ini, terdakwa telah berkali-kali bertemu Ustad Aman Abdurrahman

   dalam pengajian bulanan yang diadakan di Masjid As-Sunnah Cileunyi Bandung;

3. Bagian yang terpenting dari tingkah laku jahat yang dipelajari dalam kelompok-

   kelompok pergaulan yang akrab. Dalam premis ini terdakwa berteman dengan

   sesama anggota kelompok pengajian yang dibawakan oleh Ustad Aman

   Abdurrahman, yaitu Pahrul Ruji, Iqbal, Abdul Ghofur dan Helmy, yang dimana

   semua teman terdakwa mempunyai guru pengajian yang sama yaitu Ustad Aman

   Abdurrahman;

4. Apabila tingkah laku itu dipelajari maka yang dipelajari dalam premis ini adalah,

   terdakwa berencana dan berusaha meracik bom rakitan yang dibantu oleh teman-

   temanya satu kelompok pengajian tersebut, terdakwa mampu meracik bom, karena

   terdakwa merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung

   (ITB) yang bergelar ST (Sarjana Teknik/Insinyur);

5. Bimbingan yang bersifat khusus mengenai motif dan serangan itu dipelajari dari

   penafsiran undang-undang. Dalam premis ini terdakwa bertentangan dengan pasal 15
102




   jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1

   Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-

   Undang;

6. Seseorang yang menjadi delinkuen disebabkan karena ekses dari pengertian yang

   lebih banyak dinilai sebagai pelanggaran undang-undang daripada penataan undang-

   undang yang berlaku. Dalam premis ini, terdakwa selaku Seorang terpelajar (Sarjana

   Teknik/Insinyur) menyadari bahwa perbuatannya meracik bom untuk meledakkan

   kepada orang lain adalah keliru, akan tetapi terdakwa merasa cara dan tujuan dari

   perbuatan itu adalah benar menurut konteks Syariat Islam, maka terdakwapun

   melakukannya demi tegaknya Syariat Islam. Pola pikir terdakwa telah berubah sejak

   mengikuti pengajian yang dibawakan Ustad Aman Abdurrahman;

7. Lingkungan pergaulan yang ditandai oleh perbedaan-perbedaan tersebut dapat

   bervariasi atau berubah-ubah dan perubahan tergantung pada frekuensi, jangka

   waktu masa lampau dan intensitas. Dalam premis ini, terdakwa bergaul dengan

   anggota pengajian yang dipimpin oleh Ustad Aman Abdurrahman karena didasarkan

   persaudaraan akan Islam, dan terdakwa juga sering mengikuti pengajian dan

   mendengarkan ceramah-ceramah Ustad yang sangat ingin menegakkan Syariat Islam

   di Indonesia;

8. Proses mempelajari tingkh laku jahat melalui pergaulan dengan pola-pola kriminal

   dan anti kriminal meliputi semua mekanisme sebagaimana mempelajari yang lain.

   Dalam premis ini, setelah terdakwa menginap di rumah Helmy, mereka mempunyai
103




    rencana untuk membuat bom dan menentukan target sasaran mereka di Kantor

    Mabes Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta;

9. Apabila tingkah laku kriminal adalah ekspresi dari kebutuhan-kebutuhan dan nilai-

    nilai yang umum, akan tetapi tingkah laku non kriminal pun juga merupakan

    pencerminan dari kebutuhan umum dan nilai-nilai yang sama. Hal ini disebabkan

    kelakuan yang tidak jahatpun merupakan ekspresi dari kebutuhan-kebutuhan dan

    nilai-nilai yang sama. Dalam premis ini, mereka melakukan perbuatan kejahatan

    tersebut dikarenakan mempunyai tujuan dan cara yang sama, yang ingin melakukan

    perubahan seperti yang mereka maksud.

         Berdasarkan kasus terdakwa, dengan memperhatikan Putusan Nomor :

276/PID.SUS/2011/PN.JKT.BAR, jika penulis kaitkan dengan teori kriminologi yang

mendasari seseorang melakukan suatu kejahatan tertentu, kasus ini termasuk kedalam

teori asosiasi diferensial.



H. Wawancara Pribadi Dengan Terpidana.

         Berikut Pedoman Wawancara Penulis Dengan Terpidana di Lembaga

Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, Jakarta-Timur.

    1. Anda terlibat kasus apa ? Saya terlibat tindak pidana terorisme.

    2. Kenapa anda melakukannya ? Karena perintah agama Islam, dalam surat Al-

        Anfal ayat 60.

    3. Apa yang mendorong atau memotivasi anda melakukan tindak pidana

        terorisme ? Yang mendorong saya yaitu, agar terlaksananya “syariat Islam” di
104




   Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam pemahaman saya, belajar

   membuat bahan peledak merupakan bagian dari perintah agama Islam. Perintah

   agama Islam yaitu memperkuat diri dalam bentuk materi, pengetahuan dan

   keimanan.

4. Apakah keluarga tahu akan hal ini ? Keluarga saya tidak tahu, bahwa saya

   terlibat aksi terorisme di Indonesia.

5. Apa reaksi keluarga ketika keluarga tahu bahwa anda ditahan pihak Kepolisian

   dalam hal ini Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) ? Keluarga saya

   sangat terkejut dan tidak menyangka, karena keluarga saya hanya tahu saya

   bekerja sebagai guru. Tapi istri saya mencari tahu dan akhirnya tahu saya

   ditangkap pihak Kepolisian melalui televisi, lalu saya dan istri saya bertemu di

   Polda Metro Jaya, Jakarta.

6. Apakah anda menyesal dengan hukuman ini ? Saya menyesal, karena tidak

   pantas saya melakukan tindakan kejahatan ini. Terlebih mengingat profesi saya

   yang adalah seorang guru di sekolah.

7. Apakah saudara dapat menerimanya ? Tentu saya tidak menerima dihukum

   seperti ini. Saya hanya mengakui hukum Islam saja. Tapi saya terpaksa

   menjalani hukuman ini karena dipaksakan oleh negara. Dan dalam hati saya,

   saya tidak ikhlas menjalani hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim di

   Pengadilan Jakarta Barat.

8. Bagaimana proses peradilan yang anda alami mulai dari Kepolisian, Kejaksaan

   dan Pengadilan ?
105




a. Proses di Kepolisian, sangat tidak adil sekali karena banyak terjadi kekerasan

   fisik yang tidak bisa diungkapkan, saya disiksa oleh Polisi. Surat

   Penangkapan tidak sampai kepada keluarga saya. Saya juga disekap di suatu

   tempat selama 2 minggu (dengan catatan, hari pertama tidak diberi makan),

   Ketika saya diintrogasi selama 2 minggu, saya disiksa oleh Polisi, dan di

   tubuh saya ada luka cambuk di punggung, dan memar di bagian tubuh

   lainnya. Di dalam Berita Acara Penyidikan (BAP) pertama masih ada

   kekerasan fisik. Selama saya di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta di dalam

   penyidikan, masih ada tekanan moral, apabila saya membantah Polisi, maka

   saya merasa ditekan secara moral di depan para Polisi, ini karena jawaban

   saya tidak sesuai dengan keinginan pihak Kepolisian. Saya juga pernah

   ditahan oleh polisi di hotel daerah sekitar Bandung dan di wisma penginapan

   di sekitar Jakarta.

b. Proses di Kejaksaan, saya diperiksa tanpa didampingi pengacara. Saya

   ditawari agar selama saya di Kejaksaan, saya akan didampingi oleh

   pengacara pilihan dari Kejaksaan, tetapi saya menolak karena saya yakin

   saya akan dibela oleh Tim Pengacara Muslim (TPM) yang ada di Jakarta.

   Dan ketika ada yang mau membesuk saya, saya merasa dipersulit, dan di

   dalam tahanan Kejaksaan saya sering dipindah-pindahkan. Setelah P21 (Surat

   Pelimpahan dari Kepolisian kepada Jaksa Penuntut Umum), saya masih

   ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta dan masih dalam pengawasan penuh

   dari Densus 88. Lalu akhirnya saya bisa dibela oleh pengacara dari Tim
106




       Pengacara Muslim (TPM) Pusat yang berlokasi di Jakarta. Selama

       persidangan, Jaksa yang hadir berganti-ganti, dan nama Jaksa Penuntut

       Umum yang saya ingat yaitu Ibu Rini, karena Ibu Rini selalu ada ketika

       sidang kasus saya disidangkan oleh Hakim.

   c. Proses di Pengadilan Jakarta Barat, saya menjalani persidangan kurang lebih

       12 (dua belas) tahap sidang. Saya rasa Polisi dalam hal ini Densus 88 berbuat

       curang karena setiap kali saya disidangkan, Densus selalu membawa senjata

       api selayaknya ingin berperang. Dalam Sidang Tahap Eksepsi, dan Pledoi

       sidangnya dilaksanakan pada malam hari, dimulai setelah waktu magrib

       sampai larut malam sekitar pukul 21.00 wib, dan Penjelasan Hakim hal ini

       dimaksudkan agar wartawan tidak hadir, tetapi sidang tersebut tetap terbuka

       untuk umum. Lalu pada saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) selama 3

       hari, saya tidak didampingi oleh Tim Pengacara Muslim. Pada saat sidang,

       ada satu orang Hakim sempat sekali tidak hadir. Di dalam putusan Hakim,

       barang bukti motor agar dikembalikan kepada terdakwa. Tetapi kenyataannya

       motor saya yang disita oleh Pengadilan tidak dikembalikan kepada keluarga.

9. Setelah di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, apa yang anda rasakan ? saya

   merasa, saya tidak ikhlas dan seharusnya saya tidak berada di LP. Karena yang

   berlaku bagi saya hanyalah hukum Islam.

10. Apa pendapat anda mengenai proses pembinaan di LP ? saya tidak tertarik.

11. Apa kesan anda ? tidak ada yang mengesankan, karena saya tidak mengikuti

   pembinaan yang ada di LP.
107




12. Bagaimana hubungan anda dengan sesama terpidana di LP ? Napi teroris

   disegani di dalam LP.

13. Adakah perbedaan perlakuan antara terpidana oleh petugas ? Tentu ada, tetapi

   yang perlu diketahui adalah petugas tetap memegang kendali di dalam LP. Tapi

   yang mau saya ceritakan adalah setiap warga binaan yang berada di lantai 2

   dengan yang di lantai 4 ada perlakuan khusus. Lalu di dalam LP Cipinang, warga

   binaan dalam perkara teroris selalu disegani oleh warga binaan lainnya.

14. Apakah anda harus memberikan sesuatu kepada petugas agar anda mendapatkan

   perhatian khusus, misalnya agar ada pengurangan hukuman atau remisi ? Kalau

   saya tidak memberi apa-apa kepada petugas, tapi saya tidak tahu apabila ada

   warga binaan lain yang bermain dengan petugas.

15. Secara pribadi bagaimana hubungan anda dengan petugas ? Hubungan saya

   dengan petugas kadang ada masa tegang, kadang baik-baik saja, kadang juga

   saling menghormati satu sama lain.

16. Apakah dengan masuknya anda di LP, ada manfaatnya ? Mungkin ada, karena

   saya bisa lebih mendalami lagi dengan Ustad yang lebih senior usianya dan yang

   lebih paham mengenai agama Islam (atau disebut Ulama).

17. Apakah keluarga anda sering menengok anda di LP ? Ibu saya sering

   mengunjungi saya, kira-kira seminggu sekali datang ke LP. Sedangkan Istri dan

   Anak saya sekitar 2 bulan sekali.

18. Apakah pendapat saudara mengenai pembinaan di LP (sudah cukup baik atau

   masih perlu disempurnakan) ? Menurut saya sudah cukup, tapi masih butuh
108




   sarana tambahan, contohnya seperti sarana dan prasarana olahraga saya rasakan

   kurang banyak.

19. Selama di LP apa yang paling anda sukai dan yang paling anda tidak sukai

   khususnya dalam program pembinaan ? Menurut saya tidak ada yang saya sukai,

   tetapi ada yang saya tidak sukai yaitu ketika senam pagi dengan instruktur wanita

   dengan acara musik yang bervolume keras di gasibu.

20. Apa saran anda yang harus LP lakukan di dalam pembinaan ? Saran saya agar

   warga binaan perkara teroris tidak dibatasi dalam memiliki santri dan bolehnya

   Ustad napi teroris untuk mengajar di Masjid dan Mushola sekitar LP.

21. Apa cita-cita anda setelah keluar dari LP ? Saya ingin kerja, tapi sangat sulit bagi

   mantan napi teroris untuk bekerja selayaknya masyarakat pada umumnya. Saya

   mau melamar pekerjaan, tetapi saya rasa tidak ada perusahaan yang mau

   mempekerjakan seorang mantan teroris. Saya juga masih kurang tahu mau kerja

   di bidang apa (pola pikir saya masih gelap). Kalau bisnis, saya juga belum tahu

   mau bisnis apa, tetapi keluarga saya sudah memberikan janji-janji untuk

   memberikan saya modal untuk usaha.




                                                          Jakarta, 5 September 2012

                                                          Warga Binaan,



                                                           Tanda Tangan
109




(Kurnia Widodo, S.T)

More Related Content

Viewers also liked

военные деятели россии
военные деятели россиивоенные деятели россии
военные деятели россииIren Zielinski
 
Путешествие в прошлое России
Путешествие в прошлое РоссииПутешествие в прошлое России
Путешествие в прошлое РоссииIren Zielinski
 
Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+
Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+
Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+Iren Zielinski
 
Introduction to Physical Computing Using Arduino
Introduction to Physical Computing Using ArduinoIntroduction to Physical Computing Using Arduino
Introduction to Physical Computing Using ArduinoCyberRad
 
Star chart power point
Star chart power pointStar chart power point
Star chart power pointprios12
 
σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)
σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)
σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)Eftichiana Papastathi
 
Chibyke Global Systems Limited Profile
Chibyke Global Systems Limited ProfileChibyke Global Systems Limited Profile
Chibyke Global Systems Limited ProfileChibuike Ogbuanu
 
Evaluation question2
Evaluation question2Evaluation question2
Evaluation question2leeyameghani
 
Presentation11 111017084500-phpapp01
Presentation11 111017084500-phpapp01Presentation11 111017084500-phpapp01
Presentation11 111017084500-phpapp01leeyameghani
 
путеводитель по виртуальной информационно краеведческой выставке
путеводитель по виртуальной  информационно краеведческой выставкепутеводитель по виртуальной  информационно краеведческой выставке
путеводитель по виртуальной информационно краеведческой выставкеIren Zielinski
 
военные деятели россии
военные деятели россиивоенные деятели россии
военные деятели россииIren Zielinski
 
Star chart power point
Star chart power pointStar chart power point
Star chart power pointprios12
 

Viewers also liked (16)

военные деятели россии
военные деятели россиивоенные деятели россии
военные деятели россии
 
Путешествие в прошлое России
Путешествие в прошлое РоссииПутешествие в прошлое России
Путешествие в прошлое России
 
Cookstream
CookstreamCookstream
Cookstream
 
Equipment list
Equipment listEquipment list
Equipment list
 
Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+
Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+
Cоздание библиотечных фотоальбомов и Google+
 
Introduction to Physical Computing Using Arduino
Introduction to Physical Computing Using ArduinoIntroduction to Physical Computing Using Arduino
Introduction to Physical Computing Using Arduino
 
Star chart power point
Star chart power pointStar chart power point
Star chart power point
 
σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)
σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)
σχεδιο μαθηματος 1 (Γεωγραφία Α Γυμνασίου)
 
carbon credit
carbon creditcarbon credit
carbon credit
 
Chibyke Global Systems Limited Profile
Chibyke Global Systems Limited ProfileChibyke Global Systems Limited Profile
Chibyke Global Systems Limited Profile
 
Evaluation question2
Evaluation question2Evaluation question2
Evaluation question2
 
Presentation11 111017084500-phpapp01
Presentation11 111017084500-phpapp01Presentation11 111017084500-phpapp01
Presentation11 111017084500-phpapp01
 
путеводитель по виртуальной информационно краеведческой выставке
путеводитель по виртуальной  информационно краеведческой выставкепутеводитель по виртуальной  информационно краеведческой выставке
путеводитель по виртуальной информационно краеведческой выставке
 
военные деятели россии
военные деятели россиивоенные деятели россии
военные деятели россии
 
Conduccion politica
Conduccion politicaConduccion politica
Conduccion politica
 
Star chart power point
Star chart power pointStar chart power point
Star chart power point
 

Bab iv

  • 1. BAB IV ANALISA PUTUSAN PENGADILAN (Putusan No: 276 / PID.SUS / 2011 / PN.JKT.BAR) A. Identitas Terdakwa : Nama lengkap : Kurnia Widodo Tempat Lahir : Medan Umur/Tanggal Lahir : 36 Tahun/1 September 1974 Jenis Kelamin : Laki-laki Kebangsaan : Indonesia Tempat Tinggal : Jalan PHH Mustofa Gang Sukaharja No. 232 RT. 07/03 Kelurahan Sukapada, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kotamadya Bandung Agama : Islam Pekerjaan : Guru Pendidikan : Sarjana B. Koronologi Kasus Bahwa terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby bersama-sama dengan Abdul Ghofur alias Budi Hariyanto, Pahrul Ruji Tanjung alias Bayu, Helmy Priwardani alias Hamzah, dan Muhammad Iqbal alias Iqbal alias Ahong alias Kiki, pada sekitar bulan 73
  • 2. 74 Oktober 2009 sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 atau setidak-tidaknya pada waktu lain di tahun 2009 sampai dengan tahun 2010, bertempat di Jalan Manise Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung, di Masjid As-Sunnah Cileunyi-Bandung atau setidak- tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Subang, dan berdasarkan Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor : 006/KMA/SK/I/2011 Tentang Penunjukan Pengadilan Negeri Jakarta Barat untuk memeriksa dan mengadili sesuai dengan ketentuan Pasal 85 (KUHAP) melakukan pemufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana terorisme, yang secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dan Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme, yang dilakukan terdakwa pada pokoknya dengan cara sebagai berikut : - Bahwa pada sekitar bulan April 2009 terdakwa sebagai anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) Subang. Kegiatan JAT Subang melakukan pengajian rutin setiap malam minggu, disamping mengikuti kegiatan rutin tersebut sejak tahun 2009 terdakwa juga mengikuti pengajian bulanan yang diadakan di Masjid As-Sunnah Cileunyi-Bandung yang diisi oleh Ustad Aman Abdurraman (Terpidana perkara terorisme “Bom Cimanggis” tahun 2003 di
  • 3. 75 Pengadilan Negeri Jakarta Timur dan “Pendanaan Pelatihan Militer Aceh tahun 2010 di Pengadilan Negeri Jakarta Barat), pada pengajian tersebut terdakwa berkenalan dengan Abdul Ghofur alias Budi Hariyanto, Bintang Juliardhi alias Anggara Nusantara alias Banu, Yuli Harsono alias Abu Ayyas (meninggal dunia, dalam kontak tembak dengan Densus 88 AT Polri di Klaten, Jawa Tengah), Pahrul Ruji (terdakwa dalam berkas perkara terpisah, Helmy, Iqbal dan Abdul Ghofur; - Bahwa tujuan dan visi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) adalah untuk menegakkan syariat Islam melalui Dakwah dan Jihad Fisabilillah yang dalam pemahaman JAT adalah perang sampai dengan tegaknya syariat Islam melalui perang pemikiran dan angkat senjata. Dalam pemahaman para anggota JAT tersebut diatas, penggunaan bom merupakan bagian dan pengertian perang dengan mengangkat senjata sehingga dalam kelompok tersebut memiliki senjata api, amunisi dan bahan peledak serta mempelajari cara membuat bom, Ustad Aman Abdurahmman juga mengajarkan bahwa setiap orang yang tidak mengamalkan syariat Islam maka halal untuk diperangi dengan cara ditembak dan dibom sampai dengan tegaknya syariat Islam, sedangkan orang-orang yang dianggap halal untuk diperangi yaitu semua aparat pemerintah yang tidak menjalankan syariat Islam mulai dari Presiden, Menteri-Menteri, pemimpin pemerintah pada tingkat Propinsi/Kabupaten, Polisi, Tentara (TNI) dan unsur-unsur penehak hukum seperti Jaksa dan Hakim karena dianggap menolak tegakknya syariat Islam;
  • 4. 76 - Ketika anggota kelompok pengajian terdakwa yaitu Pahrul Ruji, Iqbal dan Abdul Ghofur berada di rumah kontrakan Helmy sering beberapa kali bermalam di rumah kontrakan Helmy, pada sekitar awal bulan Juni 2010 terdakwa lulusan Teknik Kimia ITB (Institut Teknologi Bandung) yang bergelar ST (Sarjana Teknik/Insinyur) menyampaikan ide kepada Helmy, Pahrul Ruji dan Iqbal tentang perlunya untuk belajar merakit bom secara bertahap dalam rangka membalas dendam terhadap polisi dan untuk merencanakan meledakkan bom di Mabes Polri di Jakarta, sejak itulah Pahrul Ruji bersama Helmy mulai mencari dan mengumpulkan bahan peledak dan mulai belajar tentang pengetahuan dasar-dasar pembuatan bom yang diajarkan oleh terdakwa dan melihat di dalam laptop milik Pahrul Ruji berasal dari internet (Youtube) yang di download oleh Pahrul Ruji, sehingga sejak itulah Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal belajar membuat bom dan terdakwa secara bertahap mulai bulan Maret 2010 sampai dengan ketika uji coba peledakan bom pada tanggal 30 Juli 2010; - Adapun perolehan bahan-bahan pembuatan bahan peledak, peranan dan tugas dan masing-masing dalam pembuatan bahan peledak/bom adalah sebagai berikut : - Untuk bahan peledak jenis sulfat dan asam nitrat diperoleh Pahrul Ruji bersama Helmy dengan cara membeli melalui pengusaha jaket karet (Uci) teman dan Helmy masing-masing asam nitrat 20 liter dengan harga keseluruhan Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) yang dibeli pada
  • 5. 77 sekitar bulan Maret 2010 dan uang berasal dari Helmy, yang disimpan di rumah kontrakan Helmy; - Pada bulan April 2010 terdakwa membuat 2 buah detonator di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung; - Pada bulan April 2010 Helmy membeli pipa besi ukuran diameter 5 sampai 7 cm sebanyak 3 potongan besi dengan ukuran panjang sekitar 15 cm yang disimpan di rumah kontrakan Helmy, Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung; - Pada awal bulan Juni 2010 Pahrul Ruji membeli pupuk urea di sebuah “Toko Distributor Pupuk” di daerah Sumedang sebanyak 5 kg, dengan harga total Rp. 9.000,- (sembilan ribu rupiah), yang disimpan di rumah kontrakan Helmy Priwardani, di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung; - Sedangkan peranan dalam perakitan/pembuatan bahan peledak/bom adalah Pahrul dalam mempersiapkan bahan peledak adalah membeli zat kimia asam sulfat dan asam nitrat melalui pengrajin karet bernama Uci di Bandung, membeli kabel listrik seukuran 50 meter di toko elektronik di Kota Bandung, pada saat peramuan bahan peledak untuk pembuatan bom Pahrul Ruji ikut membantu terdakwa pada saat mengukur takaran bahan kimia asam sulfat dan asam nitrat, Pada saat uji coba 2 buah bom di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang Pahrul Ruji sebagai eksekutor yang
  • 6. 78 meledakkan bom tersebut, dan tentang rencana pengeboman kantor Mabes Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta, saksi ikut serta pada saat mengadakan dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi Bandung; - Peranan Helmy adalah menyediakan tempat penyimpanan bahan peledak di rumah kontrakannya di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung, membeli baterai untuk pembuatan bom di sebuah toko Indomart di Kota Bandung, membeli pipa besi sebagai casing atau wadah bom, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang Helmy juga ikut membantu terdakwa, dan pada saat uji coba 2 buah bom di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, Helmy juga ikut bersama-sama dengan Pahrul Ruji, terdakwa dan Iqbal, dan tentang rencana pengeboman Kantor Mabes Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta Helmy juga ikut serta pada saat mengadakan dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakannya di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi Bandung; - Peranan terdakwa sebagai ahli kimia adalah memberikan takaran bahan kimia yang akan dijadikan isian bom dan memberikan petunjuk tentang ukuran pipa besi yang dijadikan casing atau wadah bom, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang terdakwa merangkai kabel untuk dihubungkan dan baterai 9 volt merk
  • 7. 79 alkalin ke balon lampu hias yang telah dihubungkan dengan detonator yang ada di dalam wadah bom, dan pada saat uji coba 2 buah bom di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, terdakwa ikut bersama-sama dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal, dan tentang rencana pengeboman kantor Mabes Polri dan kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta terdakwa juga ikut serta pada saat mengadakan dua kali pertemuan yaitu pertama di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung dan kedua kali di Mushollah As-Sunnah Cileunyi Bandung; - Peranan Iqbal adalah membantu meramu bahan kimia di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung, pada saat peramuan bahan peledak di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang Iqbal juga ikut membantu terdakwa sebelum uji coba 2 buah bom di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, dan tentang rencana pengeboman Kantor Mabes Polri Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta. Iqbal juga ikut serta pada saat mengadakan pertemuan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung. Sedangkan peranan Abdul Ghofur adalah membantu meramu bahan kimia baik dirumahnya sendiri di Subang maupun di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung yaitu dengan tugas membuat urea nitrat dengan pupuk urea dengan cara dituangkan, kemudian endapannya berupa kristal putih disaring dengan kain, lalu dijemur, setelah kering akan menjadi urea nitrat sebagai bahan peledak, dan Abdul Ghofur di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cibiru, Bandung ketika membicarakan rencana pengeboman Kantor Mabes Polri Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta;
  • 8. 80 - Pada minggu kedua bulan Juni 2010 terdakwa, Pahrul Ruji, Iqbal, dan Helmy saling berkomunikasi melalui telepon HP (hand phone) untuk berkumpul di rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru Bandung untuk membuat bahan peledak atau dalam istilah kelompok terdakwa adalah “masak-masak”, dan setelah berkumpul di rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru Bandung untuk “masak-masak”, (istilah kami dalam membuat bahan peledak) dan mulai belajar membuat bahan peledak bom dengan menggunakan bahan-bahan yang sudah dibeli dan disimpan dalam gudang rumah kontrakan Jl. Manise Cibiru Bandung, selanjutnya mereka berempat membuat bom dengan mengikuti panduan dari laptopnya Pahrul Ruji dan panduan dari terdakwa karena lebih paham tentang bahan-bahan kimia; - Selama praktik memasak/membuat bahan peledak bom tersebut terdakwa, Pahrul Ruji, Iqbal, dan Helmy bersama-sama melakukan praktek tersebut baik dimulai dan mencampur, mengaduk sesuai dengan arahan dan terdakwa yang lebih paham tentang kimia dan tuntunan/petunjuk yang ada pada laptop Pahrul Ruji; - Pada minggu kedua bulan Juni 2010, mereka berempat kembali praktek membuat HE/inti bom dan boster yaitu sebagai penghubung antara Detonator dengan “High Explosive”, akan tetapi dalam pembuatan boster yang bahan-bahannya antara lain asam nitrat di campur asam sulfat di tambah tepung jagung (maizena) dan air, namun yang memahami tentang boster adalah terdakwa dan Pahrul Ruji;
  • 9. 81 - Pada minggu ketiga tanggal 24 Juni 2010 mereka kembali praktek memasak/membuat HE/inti bom dan boster, dimana pada hari itu ada tambahan satu orang lagi yaitu Abdul Ghofur yang diajak oleh Pahrul Ruji kerumah kontrakan Helmy sekitar jam 20.00 wib dengan kegiatan yang dilakukan adalah memasak atau meracik bahan-bahan untuk bom, pada saat itu ada Helmy, Pahrul Ruji, Iqbal, terdakwa, dan Abdul Ghofur ; - Pada akhir bulan Juni 2010 Helmy dihubungi oleh Yuli Harsono (Almarhum) yang mengabarkan dalam perjalanan ke Bandung naik kereta api dan sampai di Bandung oleh Helmy langsung ajak kerumah kontrakan di Cibiru-Bandung, dalam perjalanan Yuli Harsono menanyakan kabar kawan-kawan di Bandung apa kegiatannya sehingga Helmy menceritakan bahwa “di Bandung sedang ada program pelatihan pembuatan bahan-bahan peledak”, dan Yuli Harsono mendukung kegiatan tersebut dan memberikan motivasi serta menyarankan targertnya ke gedung-gedung pemerintahan, menyerang balas Polisi yang sudah menewaskan kawan-kawan dan Yuli Harsono juga mendoakan agar program yang sedang dilaksanakan di Bandung dapat berjalan dengan lancar, setelah sampai dirumah kontrakan Cibiru tersebut kami berdua disambut oleh Iqbal dan terdakwa, dan keesokan harinya Yuli Harsono pulang diantar oleh terdakwa ke stasiun dan Helmy pulang ke rumah orang tua di Ciwideuy, Bandung. Namun ketika Helmy melihat berita di televisi bahwa Yuli Harsono tewas dalam baku tembak di Klaten, Jawa Tengah;
  • 10. 82 - Satu minggu kemudian sekitar bulan Juli 2010, sekira jam 14.00 wib, Pahrul Ruji datang kerumah Abdul Ghofur dengan membawa 1 buah jerigen warna putih ukuran 10 liter berisi 10 liter Asam Nitrat, dan diserahkan pada Abdul Ghofur sambil Pahrul Ruji mengatakan “TNT untuk membuat urea nitrat”, selanjutnya Pahrul Ruji pulang dan asam nitrat Abdul Ghofur simpan di dapur; - Kemudian Pahrul Ruji datang lagi ke rumah Abdul Ghofur membawa 1 buah jerigen warna putih berisi 10 liter asam sulfat dan diserahkan pada Abdul Ghofur sambil Pahrul Ruji “ini titip dulu nanti asam nitrat jangan dipakai dulu karena akan ditukar kalau saya ke Bandung” yang selanjutnya Pahrul Ruji pulang kemudian asam sulfat Abdul Ghofur simpan di dapur, pada keesokan harinya sekitar jam 10.00 WIB, Abdul Ghofur membeli pupuk urea sebanyak 5 kg di Toko Pertanian belakang Polres Subang, setelah di rumah Abdul Ghofur membuat urea nitrat, yaitu pupuk urea sebanyak 5 kg dilarutkan dengan air sebanyak kurang lebih 7 liter dengan menggunakan ember, setelah larut Abdul Ghofur tuangkan asam nitrat sebanyak kurang lebih 3 liter, setelah itu langsung terjadi pengendapan yang berbentuk kristal/serbuk berwarna putih selanjutnya endapannya berupa kristal putih tersebut Abdul Ghofur saring dengan kain dan dijemur di belakang rumah dengan menggunakan terpal ukuran 1 m2 (meter persegi) selama 2 hari, dan hasil pencampuran bahan-bahan tersebut menghasilkan sekitar 1 kg urea nitrat;
  • 11. 83 - Pada awal bulan Juli 2010 terdakwa datang ke rumah kontrakan Helmy yang saat itu rumah kontrakan tersebut sudah ada Pahrul Ruji, Helmy, Iqbal, dan pada saat pertemuan tersebut Helmy sanggup untuk menyediakan bahan atau wadah berupa pipa besi yang akan digunakan untuk uji coba peledakan bom, selanjutnya Helmy membeli pipa besi ditukang loak di daerah pasir koja-Bandung di dekat usahanya Helmy; - Pada hari jumat tanggal 30 Juli 2010 terdakwa bersama-sama dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal membawa bahan peledak yang telah diramu yaitu jenis pupuk urea, asam sulfat, asam nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, untuk di uji coba peledakan bom di Pegunungan Cileat Subang, dalam perjalanan mereka singgah membeli kabel (warna merah hitam) dengan ukuran panjang 50 meter di sebuah toko elektronik di Kota Bandung, kemudian membeli 2 buah baterai 9 volt merk alkalin di sebuah Indomart di Kota Bandung, kemudian membeli keperluan makanan dan minuman (indomie, minuman kaleng, dan lain-lain), selanjutnya Pahrul Ruji bersama terdakwa, Helmy dan Iqbal melanjutkan perjalanan menuju ke Pegunungan Cileat Subang dengan menggunakan 2 unit sepeda motor yaitu honda revo warna silver milik Pahrul Ruji dan suzuki warna biru milik terdakwa, namun batal melakukan uji coba tersebut karena kondisi di Pegunungan Cileat Subang tidak memungkinkan dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Sehingga atas saran dari Iqbal maka mereka menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabuk Sumedang untuk melakukan uji coba bom. Pada hari itu juga sekitar jam 17.00 WIB mereka berempat menuju ke
  • 12. 84 Pegunungan Bulet Curug Sabuk Sumedang dengan membawa 2 buah bom pipa, masing-masing Pahrul Ruji berboncengan dengan Helmy yang mengendarai sepeda motor honda revo warna silver, sedangkan terdakwa berboncengan dengan Iqbal yang mengendarai sepeda motor suzuki warna biru. Dalam perjalanan Pahrul Ruji bersama Helmy dan Iqbal, serta terdakwa untuk merakit 2 buah bom pipa yang terbuat dari pipa besi selama kurang lebih satu jam, yaitu dengan cara : - Detonator dimasukkan ke dalam cashing dan pulpen besi dengan diameter 1 cm dan panjang 5 cm; - Cashing luar berupa pipa bei dengan diameter 1,5 cm dan panjang 7 cm diisi oleh urea nitrat yang rumus kimianya <CO(NH2)2.HNO3> ; - Sebagai pemicunya digunakan lampu natal yang bohlamnya sudah dipecahkan dan dimasukkan bahan detonator yang ditempelkan dalam cashing detonator; - Untuk menyalakan lampu tersebut dihubungkan dengan kabel sepanjang 50 meter yang dipicu dengan baterai 9 volt, dan hasil ledakan cukup keras yang mengakibatkan/menimbulkan kulit kayu dekat bom ditancapkan terkelupas dan tanah tempat bom diletakkan menimbulkan lubang tetapi tidak dalam; - Setelah uji coba pertama ini, terdakwa bersama-sama teman-temannya menginap di Curug Sabuk Sumedang Selatan dan
  • 13. 85 pada malam itu juga setelah makan malam mulai merakit bom yang kedua, dengan cara : - Detonator menggunakan wadah pulpen besi yang sama ukurannya dengan yang diledakan pertama, pipa boster diameter 0,5 inchi panjang 6 cm pipa luar yang berisi high explosive/urea nitrat <CO(NH2)2.HNO3> dengan dimensi tebal 1 inchi panjang 10 cm; - Cashing luar paling bawah ditutup dengan potongan kaleng sarden yang diikat dengan klem yang sebelumnya diisi dengan gotri, dan pagi harinya pada tanggal 31 Juli 2010 sekitar jam 05.30 WIB kami meledakkan dengan menggunakan kabel sepanjang 50 meter dan menggunakan baterai sebagai pemicunya dan ledakannya lebih keras dari uji coba yang pertama, dan akibat ledakan yang kedua tersebut menimbulkan kulit salah satu pohon terlihat sobek-sobek bekas pecahan pipa dan gotri dan terjadi lubang pada tanah dengan ukuran radius sekitar 10 sampai 15 cm; - Setelah melakukan uji coba terhadap 2 buah bom tersebut, kemudian Pahrul Ruji bersama terdakwa, Helmy dengan membawa sisa bahan peledak yang telah diramu sebanyak ± (lebih kurang) 1 kg, karena sejak itu tanggal 30 Juli 2010 sisa bahan peledak tersebut tersimpan di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung hingga akhirnya terhadap Pahrul Ruji, terdakwa, Helmy dan Iqbal berhasil tertangkap oleh Densus 88 AT Polri pada tanggal 7 Agustus 2010;
  • 14. 86 - Bahwa terdakwa melakukan permufakatan jahat dengan Pahrul Ruji, Helmy, dan Iqbal dengan merakit bom kemudian melakukan uji coba peledakan bahan peledak (bom) tujuan untuk melakukan pemboman di Mako Brimod, Mabes Polri dan Kedutaan Besar Denmark. C. Dakwaan - Dakwaan pertama primair, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo. pasal 7 Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang- Undang. - Dakwaan pertama subsidair, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang. - Dakwaan kedua primair, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 13 huruf b Undang-Undang No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang. - Dakwaan kedua subsidair, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 13 huruf c Undang-Undang No. 15 Tahun
  • 15. 87 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, Menjadi Undang-Undang. D. Tuntutan Adapun tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana terorisme secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Pertama Subsidair pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby, dengan pidana penjara selama 8 (delapan) tahun dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dengan perintah terdakwa tetap ditahan; 3. Menyatakan barang bukti berupa :
  • 16. 88 a. Barang bukti yang tersebut dalam point E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5 huruf a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara terdakwa Muhammad Iqbal; b. Barang bukti yang tersebut dalam point E.5 huruf c dikembalikan kepada terdakwa; 4. Menetapkan supaya terdakwa Kurnia Widodo alias Bobby dibebani biaya perkara sebesar Rp. 2000,- (dua ribu rupiah). E. Pertimbangan dan Putusan Hakim Menimbang, bahwa dengan berdasarkan pada fakta-fakta yang terungkap di persidangan, Majelis sependapat dengan Jaksa Penuntut Umum bahwa dakwaan yang akan dipertimbangkan terlebih dahulu adalah dakwaan pasal 15 jo. pasal 9 Undang- Undang RI No. 15 tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang; Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan putusan atas diri terdakwa tersebut, berdasarkan pasal 197 ayat 1 f KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) terlebih dahulu akan dipertimbangkan mengenai hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan para terdakwa : Hal-hal yang memberatkan : - Perbuatan terdakwa membahayakan keamanan negara;
  • 17. 89 - Perbuatan terdakwa dapat menimbulkan keresahan dan ketakutan pada masyarakat; - Terdakwa tidak menunjukkan rasa penyesalan; Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa bersikap sopan dan tidak mempersulit jalannya persidangan; - Terdakwa belum pernah di hukum; Menimbang, bahwa untuk lebih memudahkan Penuntut Umum dalam melaksanakan putusan ini, maka berdasarkan ketentuan pasal 197 ayat (1) huruf k, perlu diperintahkan agar para terdakwa tetap berada dalam tahanan rumah tahanan negara; Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 22 ayat (4) KUHAP maka masa penangkapan dan atau penahanan terhadap para terdakwa tersebut dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; Menimbang, bahwa mengenai barang bukti pada poin E.1 huruf a sampai hhh, poin E.2 dan poin E.4 barang tersebut telah dipergunakan dalam melakukan tindak pidana, maka berdasarkan ketentuan pasal 46 ayat (2) KUHAP, barang bukti tersebut harus dirampas untuk dimusnahkan; Menimbang, bahwa mengenai barang bukti pada E.1, E.2, E.3, E.4, dan E.5 huruf a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara oleh karena masih diperlukan dalam perkara atas nama Muhammad Iqbal;
  • 18. 90 Menimbang, bahwa sedangkan mengenai barang bukti pada barang bukti yang tersebut dalam poin E.5 huruf c dikembalikan kepada terdakwa; Menimbang, bahwa oleh karena terdakwa dinyatakan bersalah maka biaya perkara dalam perkara ini dibebankan kepada terdakwa; Mengingat khususnya pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang, serta pasal-pasal lain yang bersangkutan dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP; MENGADILI : - Menyatakan terdakwa Kurnia Widodo, ST alias Bobby tersebut terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “TERORISME”; - Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut dengan penjara selama 6 (enam) tahun; - Menetapkan lamanya terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan segenapnya dengan pidana penjara yang dijatuhkan; - Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan; - Menetapkan barang bukti berupa :
  • 19. 91 - Barang bukti yang tersebut dalam poin E.1, E.2, E.3, E.4 dan E.5 huruf a dan b tetap terlampir dalam berkas perkara untuk dipergunakan dalam perkara terdakwa Muhammad Iqbal; - Barang bukti yang disebut dalam poin E.5 huruf c dikembalikan kepada terdakwa; - Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara Rp. 2000,- (dua ribu rupiah). F. Analisa Kasus Menurut penulis dalam kasus ini, bahwa terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “permufakatan jahat, percobaan, atau pembantuan untuk melakukan tindak pidana terorisme” melanggar pasal 15 jo. pasal 9 Undang- Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang; Hal tersebut berdasarkan pasal 15 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Unsur setiap orang; 2. Unsur melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan melakukan tindak pidana terorisme;
  • 20. 92 3. Unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya; 4. Unsur dengan maksud untuk melawan tindak pidana terorisme; Ad. 1 Unsur setiap orang Bahwa berdasarkan Ketentuan Umum pasal 1 angka 2 Undang-Undang RI No. 15 tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang-Undang disebutkan setiap orang adalah orang perseorangan, kelompok orang baik sipil, militer, maupun polisi yang bertanggung jawab secara individu atau korporasi; Bahwa menurut Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1308 K/Pid/1994 tanggal 30 Juni 1995, pengertian setiap orang disamakan pengertiannya dengan barang siapa adalah setiap orang (een eider) atau siapa saja pelaku tindak pidana sebagai subyek hukum yang dapat bertanggung jawab menurut hukum atas segala tindakannya, sehingga setiap orang menunjuk pada subyek hukum orang yang dapat dipertanggungjawabkan secara pidana. Syarat untuk dapat dipidananya seseorang sebagai pelaku tindak pidana adalah adanya unsur kesalahan dan pertanggungjawaban. Untuk dapat dipertanggungjawabkan sebagai pelaku tindak pidana maka orang tersebut
  • 21. 93 haruslah orang yang sehat jasmani dan rohani, tidak ada alasan pemaaf, pembenar maupun penghapus pidana; Bahwa berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan ternyata benar bahwa terdakwa adalah orang yang sehat jasmani dan rohani mengerti apa yang didakwakan oleh penuntut umum, hal ini dapat dilihat selama persidangan terdakwa dapat mengikutinya dengan baik dan tidak ditemukan adanya fakta sebaliknya; Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut maka unsur setiap orang telah terpenuhi; Ad. 2 Unsur melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan melakukan tindak pidana terorisme Bahwa unsur kedua diatas terdiri dari beberapa elemen unsur yang bersifat alternatif, artinya dengan terpenuhinya salah satu sub unsur atau elemen unsur diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi; Bahwa yang dimaksud permufakatan jahat diatur dalam pasal 88 KUHP. Permufakatan jahat (samenspaning) dianggap ada bila saja dua orang atau lebih bermufakat untuk melakukan kejahatan itu; Bahwa permufakatan jahat ini sebagaimana diterangkan dimuka merupakan bentuk deelneming yaitu deelmening samenspaning yang mensyaratkan adanya kata sepakat akan dilakukan kejahatan; Bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan diketemukan adanya fakta yang membuktikan adanya kata sepakat antara terdakwa dengan pelaku lain sebagai berikut :
  • 22. 94 Bahwa setelah saksi Helmy mengontrak rumah di Jl. Manise Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung saksi Pahrul Ruji, terdakwa, dan Iqbal sering berkumpul di rumah kontrakan Helmy tersebut, pada awalnya hanya berkumpul untuk melepas lelah saja karena kesibukan masing-masing, ketika berkumpul sering bercerita tentang kegiatan pekerjaan masing-masing selain itu juga melakukan bahasan tentang ceramah- ceramah agama, melihat film-film perjuangan umat Islam tentang Jihad melalui laptop milik saksi Pahrul Ruji; Bahwa pada suatu malam setelah sholat Isya’ sekitar awal bulan Juni 2010 minggu pertama yaitu ketika Pahrul Ruji, Iqbal, terdakwa dan Helmy sedang menonton film Jihad di laptopnya Pahrul Ruji timbul gagasan untuk belajar membuat bahan peledak atau merakit bom dengan panduan yang sudah ada di laptopnya Pahrul Ruji, dengan adanya gagasan tersebut maka terbagi tugas untuk membeli bahan-bahan yang dibutuhkan, antara lain : Helmy membeli bahan berupa asam sulfat dan asam nitrat karena tahu tempatnya dan Pahrul Ruji membeli pupuk urea sedangkan bahan-bahan lain yang diperlukan dibeli oleh terdakwa; Bahwa sesuai dengan uraian pertimbangan hukum tersebut diatas maka penulis berpendapat bahwa unsur “melakukan permufakatan jahat, percobaan atau pembantuan melakukan tindak pidana terorismee” tersebut telah terpenuhi; Ad. 3 Unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau
  • 23. 95 mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya Bahwa unsur ketiga diatas terdiri dari beberapa elemen unsur atau sub unsur yang bersifat alternatif, artinya dengan terpenuhinya salah satu sub atau elemen unsur diantaranya, maka dianggap unsur ini telah terpenuhi; Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa diperoleh fakta bahwa terdakwa bersama-sama saksi Helmy, saksi Iqbal pada sekitar pertengahan bulan Juni 2010 bertempat di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung, membicarakan tentang amaliyah ke depan dengan menggunakan bom, sehingga perlu dilakukan I’dat (persiapan) untuk melakukan “Jihad Fi Sabilillah”. Dalam pertemuan tersebut secara bersama-sama terdakwa dan saksi-saksi membuka laptop milik Pahrul Ruji dan dengan melalui internet terdakwa dengan bersama Helmy (berkas terpisah), Iqbal (berkas terpisah) mempelajari tata cara merakit bom dan saat itu di rumah kontrakan Helmy tersimpan bahan peledak jenis pupuk urea, asam sulfat, asam nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, sejak itulah terdakwa dan Helmy mulai mencari dan mengumpulkan bahan peledak dan mulai belajar tentang pengetahuan dasar-dasar pembuatan bom yang diajarkan oleh terdakwa, sehingga sejak itulah Helmy dan Iqbal belajar membuat bom dari terdakwa secara bertahap mulai pada sekitar bulan maret 2010 sampai dengan ketika uji coba peledakkan bom pada tanggal 30 Juli 2010, dan setelah mendapatkan dasar-dasar pengetahuan tentang pembuatan bom, maka saksi Pahrul Ruji mengajarkan cara pembuatan bom kepada Abdul Ghofur di kontrakan Helmy di Sukaluyu Cibiru Bandung yaitu proses pembuatan bahan berupa pencampuran
  • 24. 96 pupuk urea dengan asam nitrat hingga menghasilkan urea nitrat secara bertahap hingga Abdul Ghofur juga mengerti tentang cara merakit bom; Bahwa pada awal bulan April 2010 saksi Pahrul Ruji membeli pupuk urea di sebuah toko distributor pupuk di daerah Sumedang sebanyak 5 kg dengan harga total Rp. 9000,- (sembilan ribu rupiah). Pupuk urea tersebut kemudian disimpan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung dan kemudian membuat 2 buah detonator di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung; Bahwa selanjutnya pada bulan April 2010 Helmy membeli pipa besi ukuran diameter 5 sampai 7 cm sebanyak 3 potongan besi dengan ukuran panjang sekitar 15 cm. Pipa besi tersebut juga disimpan di rumah kontrakan Helmy di Desa Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung; Bahwa pada tanggal 30 Juli 2010 sekitar jam 07.30 WIB terdakwa bersama- sama dengan Iqbal membawa bahan peledak yang telah diramu yaitu jenis pupuk urea, asam sulfat, asam nitrat, arang, bahan petasan dan serbuk korek api, untuk diuji coba di Pegunungan Cileat Subang, dalam perjalanan kami singgah membeli kabel (warna merah-hitam) dengan ukuran panjang 50 meter di sebuah toko elektronik di Kota Bandung, kemudian membeli 2 buah baterai 9 volt merk alkalin di sebuah indomart di Kota Bandung, serta membeli makanan dan minuman (indomie, minuman kaleng pocari, dan lain-lain), selanjutnya terdakwa bersama Iqbal dan Helmy melanjutkan perjalanan menuju ke Pegunungan Cileat Subang dengan menggunakan 2 sepeda motor yaitu honda revo warna silver milik Pahrul Ruji dan suzuki warna biru milik terdakwa, namun batal
  • 25. 97 melakukan uji coba karena kondisi di Pengunungan Cileat Subang tidak memungkinkan dan berdekatan dengan pemukiman penduduk. Sehingga atas saran Iqbal maka bersama- sama terdakwa, Helmy dan Iqbal menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang untuk melakukan uji coba bom, dan pada hari itu juga sekitar jam 17.00 WIB Iqbal bersama terdakwa dan Helmy menuju ke Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang dengan membawa 2 buah bom pipa, masing-masing Pahrul Ruji berboncengan dengan Helmy yang mengendarai sepeda motor honda revo, sedangkan terdakwa berboncengan dengan Iqbal yang mengendarai sepeda motor suzuki warna biru milik terdakwa. Dalam perjalanan sendiri yang membawa 2 buah bom pipa berikut isian bahan peledak yang telah diramu, 2 buah baterai 9 volt serta kabel ukuran panjang sekitar 50 meter; Bahwa setelah sampai di Pegunungan Bulet Curug Sabu Sumedang, Iqbal bersama Helmy membantu terdakwa untuk merakit 2 buah bom pipa yang terbuat dari pipa besi berdiameter ± 7 cm dan panjang ± 10 cm selama kurang lebih satu jam, yaitu dengan cara memasukkan bahan-bahan kimia yang telah diramu ke dalam pipa besi hingga padat, kemudian terdakwa membuat lubang ukuran kecil pada bagian tengah isian bom, dan kemudian detonator dihubungkan dengan bola lampu hias ukuran kecil yang kacanya telah dipecahkan dengan maksud untuk menimbulkan api, setelah itu dari bola lampu dihubungkan dua jalur kabel (positif dan negatif) yang kemudian dua kabel positif (+) dan negatif (-) tersebut dihubungkan ke baterai 9 volt merk alkalin. Setelah selesai dirangkai maka bom siap untuk untuk diledakkan, dan pada hari itu juga Jumat tanggal 30 Juli 2010 sekitar jam 17.00 WIB, Iqbal sendiri untuk melakukan uji coba ledakan terhadap 2 buah bom pipa secara satu persatu dan hasil dari uji coba tersebut, 2
  • 26. 98 buah bom tersebut berhasil diledakkan. Terlihat efek ledakan dari dua buah bahan peledak tersebut yaitu terjadi lubang pada tanah dengan ukuran radius sekitar 10 sampai 15 cm; Bahwa setelah melakukan uji coba terhadap dua buah bom tersebut, kemudian terdakwa bersama Iqbal dan Helmy kembali ke kontrakan Helmy dengan membawa sisa bahan peledak yang telah diramu sebanyak ± 1 kg. Sejak itu (30 Juli 2010) sisa bahan peledak tersebut tersimpan di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru Bandung hingga terdakwa ditangkap pada tanggal 7 Agustus 2010 pada sekitar jam 11.00 WIB ketika terdakwa berada di rumah kontrakan Helmy di Sukaluyu Kecamatan Cibiru, Bandung; Bahwa terhadap terdakwa pribadi maupun kelompok terdakwa tidak pernah diberikan hak oleh pejabat yang berwenang di Indonesia untuk membuat, memiliki atau menyimpan atau menggunakan bahan peledak atau bom sebagaimana yang terdakwa uraikan diatas; Bahwa sehingga unsur secara melawan hukum memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan ke dan/atau dari Indonesia sesuatu senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak dan bahan-bahan lainnya yang berbahaya terbukti secara sah menurut hukum; Ad. 4 Unsur : “Dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme”
  • 27. 99 Bahwa tentang apa yang dimaksudkan “Dengan Maksud”, menurut pendapat ahli hukum pidana Prof. Van Bammelen yang dimaksud adalah “naaste doel” atau maksud selanjutnya dari pelaku”. Maksud seperti itu tidak perlu telah tercapai pada waktu selesai melakukan tindak pidananya, melainkan cukup jika terbukti bahwa pelaku mempunyai maksud seperti itu; Bahwa dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa dan dihubungkan dengan barang bukti diperoleh fakta bahwa terdakwa mengetahui bom maupun senjata api dapat digunakan untuk menghilangkan nyawa orang lain dan sasaran bom maupun senjata api adalah orang-orang yang berseberangan pemikiran/paham dengan terdakwa; Bahwa sudah merupakan pengetahuan umum (Notoire Feiten) bahwa senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak merupakan bahan-bahan yang berbahaya, sehingga dalam penggunaan maupun pemanfaatannya diatur dalam perundang- undangan. Dan masyarakat akan merasa ketakutan apabila senjata api, amunisi, atau sesuatu bahan peledak tersebut berada ditangan orang-orang yang tidak berhak untuk menguasainya; Bahwa berdasarkan fakta yang telah dipertimbangkan diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur dengan maksud untuk melakukan tindak pidana terorisme terbukti terpenuhi menurut hukum. G. Analisa Putusan Nomor : 276/PID.SUS/2011/PN.JKT.BAR. Ditinjau Dari Teori Kriminologi (Asosiasi Diferensial)
  • 28. 100 Edwin H. Sutherland menyajikan “Teori Asosiasi Diferensial” yang menekankan bahwa semua tingkah laku itu dipelajari, tidak ada yang diturunkan berdasarkan pewarisan orang tua. Tegasnya, pola perilaku jahat tidaklah diwariskan oleh orang tua tetapi dipelajari melalui suatu pergaulan yang akrab. Teori asosiasi diferensial yang dikemukakan Sutherland merujuk pada proses dimana seseorang terlibat dalam perilaku kriminal. Dalam hal ini tidak berarti bahwa hanya sekelompok yang melakukan pergaulan dengan penjahat saja yang akan menyebabkan terjadinya perilaku kriminal, tetapi yang terpenting adalah isi atau muatan komunikasi dengan orang lain yang menyebabkan perilaku kriminal. Teori asosiasi diferensial yang dikemukakan Sutherland merujuk pada proses dimana seseorang terlibat dalam perilaku kriminal. Untuk itu, Sutherland kemudian menjelaskan proses terjadinya kejahatan melalui 9 (sembilan) premis linear, yaitu : 1. Tingkah laku jahat itu dipelajari. Sutherland menyatakan bahwa tingkah laku itu tidaklah diwarisi sehingga tidak mungkin ada orang jahat secara mekanis. Dalam premis ini terdakwa menjadi teroris oleh karena belajar agama Islam yang salah diartikan oleh Ustad Aman Abdurrahman, yang mengatakan dalam ceramahnya di Masjid As-Sunnah Cileunyi Bandung bahwa tujuan dan visi Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) adalah untuk menegakkan syariat Islam melalui “Dakwah dan Jihad Fisabililah” yang dalam pemahaman JAT adalah perang sampai dengan tegaknya “Syariat Islam” baik melalui perang pemikiran maupun angkat senjata. Ustad Aman Abdurrahman juga mengajarkan bahwa setiap orang yang tidak mengamalkan syariat Islam maka halal untuk diperangi dengan cara ditembak dan dibom sampai dengan
  • 29. 101 tegaknya Syariat Islam, sedangkan orang-orang yang dianggap halal untuk diperangi yaitu semua aparat pemerintah pada tingkat Provinsi/Kabupaten, Polisi, Tentara (TNI) dan unsur-unsur penegak hukum seperti Jaksa dan Hakim karena dianggap menolak Syariat Islam. Jadi di dalam premis ini, sudah jelas bahwa terdakwa menjadi teroris oleh karena mempelajari ceramah-ceramah dari Ustad Aman Abdurrahman; 2. Tingkah laku jahat itu dipelajari dari orang-orang kedalam suatu proses interaksi. Dalam premis ini, terdakwa telah berkali-kali bertemu Ustad Aman Abdurrahman dalam pengajian bulanan yang diadakan di Masjid As-Sunnah Cileunyi Bandung; 3. Bagian yang terpenting dari tingkah laku jahat yang dipelajari dalam kelompok- kelompok pergaulan yang akrab. Dalam premis ini terdakwa berteman dengan sesama anggota kelompok pengajian yang dibawakan oleh Ustad Aman Abdurrahman, yaitu Pahrul Ruji, Iqbal, Abdul Ghofur dan Helmy, yang dimana semua teman terdakwa mempunyai guru pengajian yang sama yaitu Ustad Aman Abdurrahman; 4. Apabila tingkah laku itu dipelajari maka yang dipelajari dalam premis ini adalah, terdakwa berencana dan berusaha meracik bom rakitan yang dibantu oleh teman- temanya satu kelompok pengajian tersebut, terdakwa mampu meracik bom, karena terdakwa merupakan lulusan Fakultas Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang bergelar ST (Sarjana Teknik/Insinyur); 5. Bimbingan yang bersifat khusus mengenai motif dan serangan itu dipelajari dari penafsiran undang-undang. Dalam premis ini terdakwa bertentangan dengan pasal 15
  • 30. 102 jo. pasal 9 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 2003 Tentang Penetapan Perpu No. 1 Tahun 2002 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi Undang- Undang; 6. Seseorang yang menjadi delinkuen disebabkan karena ekses dari pengertian yang lebih banyak dinilai sebagai pelanggaran undang-undang daripada penataan undang- undang yang berlaku. Dalam premis ini, terdakwa selaku Seorang terpelajar (Sarjana Teknik/Insinyur) menyadari bahwa perbuatannya meracik bom untuk meledakkan kepada orang lain adalah keliru, akan tetapi terdakwa merasa cara dan tujuan dari perbuatan itu adalah benar menurut konteks Syariat Islam, maka terdakwapun melakukannya demi tegaknya Syariat Islam. Pola pikir terdakwa telah berubah sejak mengikuti pengajian yang dibawakan Ustad Aman Abdurrahman; 7. Lingkungan pergaulan yang ditandai oleh perbedaan-perbedaan tersebut dapat bervariasi atau berubah-ubah dan perubahan tergantung pada frekuensi, jangka waktu masa lampau dan intensitas. Dalam premis ini, terdakwa bergaul dengan anggota pengajian yang dipimpin oleh Ustad Aman Abdurrahman karena didasarkan persaudaraan akan Islam, dan terdakwa juga sering mengikuti pengajian dan mendengarkan ceramah-ceramah Ustad yang sangat ingin menegakkan Syariat Islam di Indonesia; 8. Proses mempelajari tingkh laku jahat melalui pergaulan dengan pola-pola kriminal dan anti kriminal meliputi semua mekanisme sebagaimana mempelajari yang lain. Dalam premis ini, setelah terdakwa menginap di rumah Helmy, mereka mempunyai
  • 31. 103 rencana untuk membuat bom dan menentukan target sasaran mereka di Kantor Mabes Polri dan Kantor Kedutaan Besar Denmark di Jakarta; 9. Apabila tingkah laku kriminal adalah ekspresi dari kebutuhan-kebutuhan dan nilai- nilai yang umum, akan tetapi tingkah laku non kriminal pun juga merupakan pencerminan dari kebutuhan umum dan nilai-nilai yang sama. Hal ini disebabkan kelakuan yang tidak jahatpun merupakan ekspresi dari kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai yang sama. Dalam premis ini, mereka melakukan perbuatan kejahatan tersebut dikarenakan mempunyai tujuan dan cara yang sama, yang ingin melakukan perubahan seperti yang mereka maksud. Berdasarkan kasus terdakwa, dengan memperhatikan Putusan Nomor : 276/PID.SUS/2011/PN.JKT.BAR, jika penulis kaitkan dengan teori kriminologi yang mendasari seseorang melakukan suatu kejahatan tertentu, kasus ini termasuk kedalam teori asosiasi diferensial. H. Wawancara Pribadi Dengan Terpidana. Berikut Pedoman Wawancara Penulis Dengan Terpidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Cipinang, Jakarta-Timur. 1. Anda terlibat kasus apa ? Saya terlibat tindak pidana terorisme. 2. Kenapa anda melakukannya ? Karena perintah agama Islam, dalam surat Al- Anfal ayat 60. 3. Apa yang mendorong atau memotivasi anda melakukan tindak pidana terorisme ? Yang mendorong saya yaitu, agar terlaksananya “syariat Islam” di
  • 32. 104 Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dalam pemahaman saya, belajar membuat bahan peledak merupakan bagian dari perintah agama Islam. Perintah agama Islam yaitu memperkuat diri dalam bentuk materi, pengetahuan dan keimanan. 4. Apakah keluarga tahu akan hal ini ? Keluarga saya tidak tahu, bahwa saya terlibat aksi terorisme di Indonesia. 5. Apa reaksi keluarga ketika keluarga tahu bahwa anda ditahan pihak Kepolisian dalam hal ini Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88) ? Keluarga saya sangat terkejut dan tidak menyangka, karena keluarga saya hanya tahu saya bekerja sebagai guru. Tapi istri saya mencari tahu dan akhirnya tahu saya ditangkap pihak Kepolisian melalui televisi, lalu saya dan istri saya bertemu di Polda Metro Jaya, Jakarta. 6. Apakah anda menyesal dengan hukuman ini ? Saya menyesal, karena tidak pantas saya melakukan tindakan kejahatan ini. Terlebih mengingat profesi saya yang adalah seorang guru di sekolah. 7. Apakah saudara dapat menerimanya ? Tentu saya tidak menerima dihukum seperti ini. Saya hanya mengakui hukum Islam saja. Tapi saya terpaksa menjalani hukuman ini karena dipaksakan oleh negara. Dan dalam hati saya, saya tidak ikhlas menjalani hukuman yang telah dijatuhkan oleh Hakim di Pengadilan Jakarta Barat. 8. Bagaimana proses peradilan yang anda alami mulai dari Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan ?
  • 33. 105 a. Proses di Kepolisian, sangat tidak adil sekali karena banyak terjadi kekerasan fisik yang tidak bisa diungkapkan, saya disiksa oleh Polisi. Surat Penangkapan tidak sampai kepada keluarga saya. Saya juga disekap di suatu tempat selama 2 minggu (dengan catatan, hari pertama tidak diberi makan), Ketika saya diintrogasi selama 2 minggu, saya disiksa oleh Polisi, dan di tubuh saya ada luka cambuk di punggung, dan memar di bagian tubuh lainnya. Di dalam Berita Acara Penyidikan (BAP) pertama masih ada kekerasan fisik. Selama saya di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta di dalam penyidikan, masih ada tekanan moral, apabila saya membantah Polisi, maka saya merasa ditekan secara moral di depan para Polisi, ini karena jawaban saya tidak sesuai dengan keinginan pihak Kepolisian. Saya juga pernah ditahan oleh polisi di hotel daerah sekitar Bandung dan di wisma penginapan di sekitar Jakarta. b. Proses di Kejaksaan, saya diperiksa tanpa didampingi pengacara. Saya ditawari agar selama saya di Kejaksaan, saya akan didampingi oleh pengacara pilihan dari Kejaksaan, tetapi saya menolak karena saya yakin saya akan dibela oleh Tim Pengacara Muslim (TPM) yang ada di Jakarta. Dan ketika ada yang mau membesuk saya, saya merasa dipersulit, dan di dalam tahanan Kejaksaan saya sering dipindah-pindahkan. Setelah P21 (Surat Pelimpahan dari Kepolisian kepada Jaksa Penuntut Umum), saya masih ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta dan masih dalam pengawasan penuh dari Densus 88. Lalu akhirnya saya bisa dibela oleh pengacara dari Tim
  • 34. 106 Pengacara Muslim (TPM) Pusat yang berlokasi di Jakarta. Selama persidangan, Jaksa yang hadir berganti-ganti, dan nama Jaksa Penuntut Umum yang saya ingat yaitu Ibu Rini, karena Ibu Rini selalu ada ketika sidang kasus saya disidangkan oleh Hakim. c. Proses di Pengadilan Jakarta Barat, saya menjalani persidangan kurang lebih 12 (dua belas) tahap sidang. Saya rasa Polisi dalam hal ini Densus 88 berbuat curang karena setiap kali saya disidangkan, Densus selalu membawa senjata api selayaknya ingin berperang. Dalam Sidang Tahap Eksepsi, dan Pledoi sidangnya dilaksanakan pada malam hari, dimulai setelah waktu magrib sampai larut malam sekitar pukul 21.00 wib, dan Penjelasan Hakim hal ini dimaksudkan agar wartawan tidak hadir, tetapi sidang tersebut tetap terbuka untuk umum. Lalu pada saat olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) selama 3 hari, saya tidak didampingi oleh Tim Pengacara Muslim. Pada saat sidang, ada satu orang Hakim sempat sekali tidak hadir. Di dalam putusan Hakim, barang bukti motor agar dikembalikan kepada terdakwa. Tetapi kenyataannya motor saya yang disita oleh Pengadilan tidak dikembalikan kepada keluarga. 9. Setelah di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, apa yang anda rasakan ? saya merasa, saya tidak ikhlas dan seharusnya saya tidak berada di LP. Karena yang berlaku bagi saya hanyalah hukum Islam. 10. Apa pendapat anda mengenai proses pembinaan di LP ? saya tidak tertarik. 11. Apa kesan anda ? tidak ada yang mengesankan, karena saya tidak mengikuti pembinaan yang ada di LP.
  • 35. 107 12. Bagaimana hubungan anda dengan sesama terpidana di LP ? Napi teroris disegani di dalam LP. 13. Adakah perbedaan perlakuan antara terpidana oleh petugas ? Tentu ada, tetapi yang perlu diketahui adalah petugas tetap memegang kendali di dalam LP. Tapi yang mau saya ceritakan adalah setiap warga binaan yang berada di lantai 2 dengan yang di lantai 4 ada perlakuan khusus. Lalu di dalam LP Cipinang, warga binaan dalam perkara teroris selalu disegani oleh warga binaan lainnya. 14. Apakah anda harus memberikan sesuatu kepada petugas agar anda mendapatkan perhatian khusus, misalnya agar ada pengurangan hukuman atau remisi ? Kalau saya tidak memberi apa-apa kepada petugas, tapi saya tidak tahu apabila ada warga binaan lain yang bermain dengan petugas. 15. Secara pribadi bagaimana hubungan anda dengan petugas ? Hubungan saya dengan petugas kadang ada masa tegang, kadang baik-baik saja, kadang juga saling menghormati satu sama lain. 16. Apakah dengan masuknya anda di LP, ada manfaatnya ? Mungkin ada, karena saya bisa lebih mendalami lagi dengan Ustad yang lebih senior usianya dan yang lebih paham mengenai agama Islam (atau disebut Ulama). 17. Apakah keluarga anda sering menengok anda di LP ? Ibu saya sering mengunjungi saya, kira-kira seminggu sekali datang ke LP. Sedangkan Istri dan Anak saya sekitar 2 bulan sekali. 18. Apakah pendapat saudara mengenai pembinaan di LP (sudah cukup baik atau masih perlu disempurnakan) ? Menurut saya sudah cukup, tapi masih butuh
  • 36. 108 sarana tambahan, contohnya seperti sarana dan prasarana olahraga saya rasakan kurang banyak. 19. Selama di LP apa yang paling anda sukai dan yang paling anda tidak sukai khususnya dalam program pembinaan ? Menurut saya tidak ada yang saya sukai, tetapi ada yang saya tidak sukai yaitu ketika senam pagi dengan instruktur wanita dengan acara musik yang bervolume keras di gasibu. 20. Apa saran anda yang harus LP lakukan di dalam pembinaan ? Saran saya agar warga binaan perkara teroris tidak dibatasi dalam memiliki santri dan bolehnya Ustad napi teroris untuk mengajar di Masjid dan Mushola sekitar LP. 21. Apa cita-cita anda setelah keluar dari LP ? Saya ingin kerja, tapi sangat sulit bagi mantan napi teroris untuk bekerja selayaknya masyarakat pada umumnya. Saya mau melamar pekerjaan, tetapi saya rasa tidak ada perusahaan yang mau mempekerjakan seorang mantan teroris. Saya juga masih kurang tahu mau kerja di bidang apa (pola pikir saya masih gelap). Kalau bisnis, saya juga belum tahu mau bisnis apa, tetapi keluarga saya sudah memberikan janji-janji untuk memberikan saya modal untuk usaha. Jakarta, 5 September 2012 Warga Binaan, Tanda Tangan