Dokumen tersebut membahas tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam konseling behavioral. Sifat-sifat Rasulullah Saw yang meliputi shidiq, amanah, fathonah dan tabligh dapat dijadikan sebagai materi treatment dalam pengembangan konseling behavioral agar konseli memiliki sifat-sifat tersebut."
1. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 151
IMPLEMENTASI SIFAT-SIFAT RASULULLAH DALAM KONSELING
BEHAVIORAL
Zaen Musyirifin
UIN Sunan Kalijaga
zaenmusyrifin90@gmail.com
Abstrak
Salah satu panutan terbaik bagi umat Muslim yaitu Nabi Muhammad Saw. Beliau mempunyai sifat-
sifat dan karakter yang mulia dan patut dicontoh oleh manusia. Sehingga tidak mengherankan
banyak kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw. Namun beberapa hasil kajian terhadap artikel
tentang karakter Rasulullah Saw, belum banyak yang mengkaji secara mendalam tentang
implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, penulis
tertarik mengkaji secara mendalam tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam konseling.
Metode yang diterapkan yaitu penelitian kepustakaan (library research). Hasil analisis yang
diperoleh yaitu sifat-sifat Rasulullah Saw dapat dijadikan sebagai materi treatment dalam
pengembangan konseling behavioral. Konseling behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw ini
diterapkan agar konseli memiliki sifat Shidiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.
Keywords: Sifat-Sifat Rasulullah, Konseling Behavioral.
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah
SWT dalam keadaan yang sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk ciptaan
Allah SWT lainnya. Hal tersebut karena
manusia dibekali akal dan budi pekerti.
Manusia juga dikatakan sebagai makhluk
sosial karena manusia membutuhan
bantuan orang lain dalam menjalai
kehidupannya. Sebagai mahluk sosial
yang dikaruniai akal dan budi pekerti
tentunya setiap manusia harus memiliki
sikap dan karakter yang baik. Salah satu
keberhasilan seseorang dalam menjalani
kehidupan sosialnya di masyarakat
dipengaruhi oleh sikap dan karakter yang
dimilikinya. Setiap manusia memiliki
karakter yang berbeda-beda. Namun, agar
seseorang dapat diterima oleh
masyarakat, maka setiap orang harus
memiliki sikap dan karakter yang baik.
Karakter dalam Islam
dihubungkan dengan Sfat-Sifat Nabi
Muhammad Saw. Beliau memiliki sifat-
sifat yang mulia yaitu Shidiq, Amanah,
Fathonah dan Tabligh. Karakter Shidiq
mencakup karakter jujur dan karakter
disiplin. Karakter Amanah mencakup
karakter kerja keras dan karakter
bertanggung jawab. Karakter Fathonah
mencakup karakter rasa ingin tahu,
karakter gemar membaca, dan karakter
kreatif. Karakter Tabligh mencakup
karakter peduli lingkungan, karakter
peduli sosial, dan karakter komunikatif
(Arrosyad, 2015). Penjelasan tersebut
dapat dipahami bahwa karakter 4 sifat
Nabi Muhammad Saw dapat
diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Tanpa karakter positif
seseorang dapat dengan mudah
melakukan tindakan yang menyakiti dan
merugikan diri sendiri dan orang lain.
Salah satu panutan terbaik bagi
umat Muslim yaitu Nabi Muhammad Saw.
Beliau adalah Nabi terakhir dan menjadi
kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat,
kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan
2. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 153
yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh
manusia biasa pada umumnya. Beliau
mempunyai sifat-sifat dan karakter yang
amat patut dicontoh oleh manusia.
Sehingga tidak mengherankan banyak
kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw.
Meneladani Nabi Muhammad Saw
dalam kehidupan sehari-hari harus
dimulai dengan mengetahui apa saja sifat-
sifat yang dimilikinya dan bagaimana
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Al-quran dan Sunnah/Hadits, sebagai dua
sumber utama ajaran Islam, memberikan
informasi yang lengkap tentang semua
sifat dan perilaku Nabi Muhammad Saw
(Marzuki, 2008).
Kajian tentang sifat-sifat
Rasulullah Saw juga dikaitkan dengan
konsep Leadership (kepemimpinan).
Pemimpin merupakan orang yang
mempunyai kelebihan dari orang-orang
yang lain, seperti orang yang terkuat,
terpandai, dan paling banyak makan asam
garamnya. Sifat-sifat inilah yang
diidentikkan melekat pada diri seorang
manajer. Dalam proses menjalankan
kepemimpinan, manajer diharapkan
memiliki sifat dan karakteristik yang
dijiwai oleh nilai-nilai yang diajarkan
Rasulullah Saw. Melalui sifat mulia
Rasulullah Saw yang terdapat dalam sifat
wajib Rasul. Artinya, dalam setiap
tindakan dalam rangkaian kepemimpinan
yang dijalankan seharusnya mengedepan-
kan prinsip Shiddiq, Amanah, Tabligh dan
Fathonah (Sakdiah, 2016).
Sifat-Sifat Nabi Muhammad Saw
sangat menarik untuk dikaji. Terutama
dikaitkan dengan dunia Bisnis. Hal
tersebut karena Nabi Muhammad Saw
pada usia muda pernah berdagang. Salah
satu sifat Nabi Muhammad Saw yang
dikaji oleh para pelaku bisnis yaitu sifat
Shiddiq. Sifat Shiddiq tersebut dijadikan
sebagai bagian dari etika bisnis. Menurut
Nasfiuddin (2018), sifat shiddiq masih
sangat relevan dengan etika bisnis
moderen. Sifat shiddiq (integritas,
kejujuran) berarti melandaskan ucapan,
keyakinan serta perbuatan berdasarkan
ajaran Islam. Dengan demikian sifat
shiddiq (integritas, kejujuran) merupakan
etika bisnis yang universal dan tidak
mengenal nilai dasar yang melatar-
belakangi etika tersebut.
Kajian tentang sifat-sifat
Rasulullah Saw juga dapat diimplemen-
tasikan dalam keilmuan Bimbingan dan
Konseling. Seorang konselor muslim
diharapkan menjadikan akhlak
Rasulullah Saw. sebagai sosok figur,
qudwah dan uswatun hasanah bagi
dirinya dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Akhlak konselor dalam ajaran
Islam tersebut di atas adalah merupakan
operasionalisasi kegiatan yang
ditampilkan oleh seorang konselor
dalam menjalankan peran dan
fungsinya, sebagai seorang yang Shiddiq,
Amanah, Tabligh, dan Fathanah, secara
bulat, utuh dan integral, universal
(Rosniati, 2013). Artikel studi Islam
tentang akhlak konselor tersebut
mengkaji akhlak Rasulllah Saw sebagai
figur ideal untuk akhlak konselor
Muslim saat ini.
Beberapa hasil kajian terhadap
artikel di atas, belum banyak yang
mengkaji secara mendalam tentang
implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw
dalam pendekatan bimbingan dan
konseling. Salah satu pendekatan yang
diterapkan dalam konseling yaitu
konseling Behavioral. Menurut Latipun,
konseling Behavioral menaruh perha-
tian pada upaya perubahan tingkah laku
(Latipun, 2008). Konselor dalam konse-
ling behavioral berfungsi mendiagnosa
tingkah laku maladatif dan menentukan
prosedur penanganan yang cocok
dengan masalah konseli, dan konselor
menentukan cara-cara yang digunakan
untuk konseli dalam usaha mengubah
tingkah lakunya (Corey, 2013).
Berdasarkan dua pendapat
tersebut, penulis tertarik mengkaji
secara mendalam tentang implementasi
4. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 155
Pakar tafsir, az-Zamakhsyari, ketika
menafsirkan ayat di atas, mengemukakan
2 kemungkinan tentang maksud
keteladanan yang terdapat pada diri
Rasulullah Saw itu. Pertama, dalam arti
kepribadian beliau secara totalitasnya
adalah teladan. Kedua, dalam arti
terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal
yang patut diteladani. Pendapat pertama
lebih kuat dan merupakan pilihan banyak
ulama (Quraish Shihab, 2002). Kedua ayat
beserta penjelasan tersebut menjadi
dasar bahwa Nabi Muhammad Saw
merupakan manusia yang istimewa
karena memiliki akhlak yang baik kepada
siapapun, dalam hal apapun dan menjadi
role model bagi siapapun dalam
berperilaku.
Dalam Islam, suri teladan yang
sempurna terdapat pada diri Nabi
Muhammad Saw karena beliau
mempunyai sifat-sifat yang selalu terjaga
dan dijaga oleh Allah SWT. Sifat-sifat Nabi
Muhammad Saw tersebut dikenal dengan
sebutan sifat wajib bagi Rasul yang
merupakan pencerminan karakter Nabi
Muhammad saw dalam menjalankan
tugasnya sebagai pemimpin umat.
Syekh Muh. Abduh mengemukakan
sifat-sifat yang wajib bagi rasul ada empat
yaitu Ash-Shiddiq yang artinya benar, Al-
Amanah yang artinya dapat dipercayai,
At-Tabligh yang artinya menyampaikan
(tidak menyimpan atau mencabut) segala
apa yang diperintahkan oleh Allah SWT
yang harus disampaikan kepada manusia
seluruhnya, Al-Fathonah yang artinya
cerdik dan bijaksana (Abduh, 1996).
a. Ash-Shiddiq (Jujur)
Salah satu dimensi kecerdasan
ruhani terletak pada nilai
kejujuran yang merupakan
mahkota kepribadian orang-orang
mulia yang telah dijanjikan Allah
SWT akan memperoleh limpahan
nikmat dari-Nya. Jujur nilai
dasarnya adalah integritas, ikhlas,
terjamin dan keseimbangan
emosional. Jujur berarti
melandaskan ucapan, keyakinan
serta perbuatan berdasarkan
ajaran Islam. Menurut
Hidayatulah, Shidiq adalah “Sebuah
kenyataan yang benar tercermin
dalam perkataan, perbuatan, atau
tindakan, dan keadaan batinya”.
Karakter yang telah dijelaskan di
atas bahwasanya sifat Shidiq
memiliki penjelasan yang
mengarah pada kejujuran dalam
perkataan, perbuatan, atau
keadaan batin, yang mana dalam
perilaku tersebut tidak ada yang
dibuat-buat atau biasa disebut
bohong, jadi perilaku yang benar-
benar jujur dan dapat
dipertanggung jawabkan
kebenaranya, akan tetapisifat
Shidiq juga memiliki kemampuan
yang mantap, stabil, dewasa, arif,
jujur, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan
berakhak mulia (Hidayatullah,
2010).
b. Al-Amanah (dapat dipercaya)
Amanah mempunyai karakteristik
diantaranya adalah seseorang
dapat dikatakan Amanah ketika ia
berlaku jujur, tidak boleh
membohongi, menipu, 33 dan
mencuri, memiliki keberanian
untuk melakukan hal yang benar,
membangun reputasi yang baik,
serta setia berpihak kepada
keluarga, teman dan negara
(Yaumi, 2014). Amanah adalah
kepercayaan yang harus diemban
dalam mewujudkan sesuatu yang
dilakukan dengan penuh
komitmen, kompeten, kerja keras,
dan konsisten (Hidayatullah,
2010).
c. At-Tabligh (Menyampaikan)
Nabi Muhammad Saw sebagai
Rosul terakhir dikaruniai sifat
tabligh untuk menyampaikan apa
yang perintah oleh Allah kepada
umatnya dengan tidak mengurangi
6. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 157
laku adaptif yang tampak diberi
penguatan (reinforcement) yaitu mem-
berikan penguatan yang menyenangkan
setelah tingkah laku yang diinginkan
ditampilkan bertujuan agar tingkah laku
itu cenderung akan diulangi, meningkat,
dan menetap di masa akan datang.
Sementara tingkah laku maldaptif akan
diberikan punishment yang bertujuan
agar tingkah laku tersebut tidak terulang
di masa yang akan dating (Arga dan
Wening, 2016).
Pendekatan behavioral juga
diterapkan dalam bimbingan dan
konseling. Menurut Corey, berdasarkan
teori belajar, modifikasi tingkah lakudan
terapi tingkah laku adalah pendekatan
terhadap konseling dan psikoterapi yang
berurusan dengan perubahan tingkah
laku (Corey, 2005). Pada konsep
konseling behavior, tingkah laku manusia
merupakan hasil belajar yang dapat
diubah dengan memanipulasi dan
mengkreasikan kondisi-kondisi belajar
(Sanyata, 2012). Konseling behavioral
menaruh perhatian pada upaya
perubahan tingkah laku (Latipun, 2008).
Konseling behavioral merupakan
suatu proses membantu orang untuk
belajar memecahkan masalah
interpersonal, emosional, dan keputusan
tertentu (Surya, 2003). Terapi tingkah
laku adalah penerapan aneka ragam
tekhnik dan prosedur yang berakar pada
berbagai teori tentang belajar (Corey,
2009).
Konseling behavioral menuntut
konselor untuk terlibat aktif, direktif, dan
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk
menemukan solusi dari persoalan
individu (Komalasari, Wahyuni, & Karsih.,
2011).
Konselor dalam konseling
behavioral berfungsi mendiagnosa
tingkah laku maladatif dan menentukan
prosedur penanganan yang cocok dengan
masalah konseli, dan konselor
menentukan cara-cara yang digunakan
untuk konseli dalam usaha mengubah
tingkah lakunya (Corey, 2013). Dari
beberapa konsep dasar tentang konseling
behavioral, dapat disimpulkan bahwa
konseling behavioral merupakan suatu
pendekatan layanan konseling dalam
bentuk terapi. Pendekatan behavioral
berbeda dengan pendekatan lain yang
digunakan dalam proses konseling karena
dalam konseling behavioral, konselor
dituntut lebih aktif daripada konseli
(klien).
3. Konseling Behavioral berbasis
Sifat-Sifat Rasululah Saw
Pada dasarnya, sifat-sifat
Rasulullah Saw dapat diimplementasikan
dalam poses layanan konseling. Karena
fokus utama konseling behavioral yaitu
pengubahan perilaku. Sebelum mengubah
perilaku konseli (klien), konselor perlu
menanamkan sifat-sifat positif kepada
konseli (klien). Konsep tersebut sesuai
dengan pendapat Corey yang
mengemukakan bahwa pendekatan
behavioral bertujuan untuk memperoleh
tingkah laku baru, penghapusan tingkah
laku yang maladaptif, serta memperkuat
dan mempertahankan perilaku yang
diinginkan. Sedangkan ciri-ciri terapi
behavioral yaitu: a. Pemusatan perhatian
kepada tingkah laku yang tampak dan
spesifik b. Kecermatan dan penguraian
tujuan-tujuan treatment c. Perumusan
prosedur treatment yang spesifik dan
sesuai dengan masalah d. Penaksiran
obyektif atas hasil-hasil terapi (Corey,
2005). Berdasarkan ciri-ciri tentang
terapi behavioral tersebut, sifat-sifat
Rasulullah Saw dapat diimplementasikan
sebagai treatment.
Tujuan konseling behaviour
adalah mencapai kehidupan tanpa
mengalami perilaku simtomatik, yaitu
kehidupan tanpa mengalami kesulitan
atau hambatan perilaku, yang dapat
membuat ke tidak puasan dalam jangka
panjang atau mengalami konflik dengan
kehidupan sosial (Latipun, 2008). Tujuan
konseling behaviour adalah untuk