SlideShare a Scribd company logo
Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 151
IMPLEMENTASI SIFAT-SIFAT RASULULLAH DALAM KONSELING
BEHAVIORAL
Zaen Musyirifin
UIN Sunan Kalijaga
zaenmusyrifin90@gmail.com
Abstrak
Salah satu panutan terbaik bagi umat Muslim yaitu Nabi Muhammad Saw. Beliau mempunyai sifat-
sifat dan karakter yang mulia dan patut dicontoh oleh manusia. Sehingga tidak mengherankan
banyak kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw. Namun beberapa hasil kajian terhadap artikel
tentang karakter Rasulullah Saw, belum banyak yang mengkaji secara mendalam tentang
implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, penulis
tertarik mengkaji secara mendalam tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam konseling.
Metode yang diterapkan yaitu penelitian kepustakaan (library research). Hasil analisis yang
diperoleh yaitu sifat-sifat Rasulullah Saw dapat dijadikan sebagai materi treatment dalam
pengembangan konseling behavioral. Konseling behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw ini
diterapkan agar konseli memiliki sifat Shidiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah.
Keywords: Sifat-Sifat Rasulullah, Konseling Behavioral.
PENDAHULUAN
Manusia diciptakan oleh Allah
SWT dalam keadaan yang sempurna jika
dibandingkan dengan makhluk ciptaan
Allah SWT lainnya. Hal tersebut karena
manusia dibekali akal dan budi pekerti.
Manusia juga dikatakan sebagai makhluk
sosial karena manusia membutuhan
bantuan orang lain dalam menjalai
kehidupannya. Sebagai mahluk sosial
yang dikaruniai akal dan budi pekerti
tentunya setiap manusia harus memiliki
sikap dan karakter yang baik. Salah satu
keberhasilan seseorang dalam menjalani
kehidupan sosialnya di masyarakat
dipengaruhi oleh sikap dan karakter yang
dimilikinya. Setiap manusia memiliki
karakter yang berbeda-beda. Namun, agar
seseorang dapat diterima oleh
masyarakat, maka setiap orang harus
memiliki sikap dan karakter yang baik.
Karakter dalam Islam
dihubungkan dengan Sfat-Sifat Nabi
Muhammad Saw. Beliau memiliki sifat-
sifat yang mulia yaitu Shidiq, Amanah,
Fathonah dan Tabligh. Karakter Shidiq
mencakup karakter jujur dan karakter
disiplin. Karakter Amanah mencakup
karakter kerja keras dan karakter
bertanggung jawab. Karakter Fathonah
mencakup karakter rasa ingin tahu,
karakter gemar membaca, dan karakter
kreatif. Karakter Tabligh mencakup
karakter peduli lingkungan, karakter
peduli sosial, dan karakter komunikatif
(Arrosyad, 2015). Penjelasan tersebut
dapat dipahami bahwa karakter 4 sifat
Nabi Muhammad Saw dapat
diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Tanpa karakter positif
seseorang dapat dengan mudah
melakukan tindakan yang menyakiti dan
merugikan diri sendiri dan orang lain.
Salah satu panutan terbaik bagi
umat Muslim yaitu Nabi Muhammad Saw.
Beliau adalah Nabi terakhir dan menjadi
kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat,
kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan
Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 153
yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh
manusia biasa pada umumnya. Beliau
mempunyai sifat-sifat dan karakter yang
amat patut dicontoh oleh manusia.
Sehingga tidak mengherankan banyak
kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw.
Meneladani Nabi Muhammad Saw
dalam kehidupan sehari-hari harus
dimulai dengan mengetahui apa saja sifat-
sifat yang dimilikinya dan bagaimana
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Al-quran dan Sunnah/Hadits, sebagai dua
sumber utama ajaran Islam, memberikan
informasi yang lengkap tentang semua
sifat dan perilaku Nabi Muhammad Saw
(Marzuki, 2008).
Kajian tentang sifat-sifat
Rasulullah Saw juga dikaitkan dengan
konsep Leadership (kepemimpinan).
Pemimpin merupakan orang yang
mempunyai kelebihan dari orang-orang
yang lain, seperti orang yang terkuat,
terpandai, dan paling banyak makan asam
garamnya. Sifat-sifat inilah yang
diidentikkan melekat pada diri seorang
manajer. Dalam proses menjalankan
kepemimpinan, manajer diharapkan
memiliki sifat dan karakteristik yang
dijiwai oleh nilai-nilai yang diajarkan
Rasulullah Saw. Melalui sifat mulia
Rasulullah Saw yang terdapat dalam sifat
wajib Rasul. Artinya, dalam setiap
tindakan dalam rangkaian kepemimpinan
yang dijalankan seharusnya mengedepan-
kan prinsip Shiddiq, Amanah, Tabligh dan
Fathonah (Sakdiah, 2016).
Sifat-Sifat Nabi Muhammad Saw
sangat menarik untuk dikaji. Terutama
dikaitkan dengan dunia Bisnis. Hal
tersebut karena Nabi Muhammad Saw
pada usia muda pernah berdagang. Salah
satu sifat Nabi Muhammad Saw yang
dikaji oleh para pelaku bisnis yaitu sifat
Shiddiq. Sifat Shiddiq tersebut dijadikan
sebagai bagian dari etika bisnis. Menurut
Nasfiuddin (2018), sifat shiddiq masih
sangat relevan dengan etika bisnis
moderen. Sifat shiddiq (integritas,
kejujuran) berarti melandaskan ucapan,
keyakinan serta perbuatan berdasarkan
ajaran Islam. Dengan demikian sifat
shiddiq (integritas, kejujuran) merupakan
etika bisnis yang universal dan tidak
mengenal nilai dasar yang melatar-
belakangi etika tersebut.
Kajian tentang sifat-sifat
Rasulullah Saw juga dapat diimplemen-
tasikan dalam keilmuan Bimbingan dan
Konseling. Seorang konselor muslim
diharapkan menjadikan akhlak
Rasulullah Saw. sebagai sosok figur,
qudwah dan uswatun hasanah bagi
dirinya dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Akhlak konselor dalam ajaran
Islam tersebut di atas adalah merupakan
operasionalisasi kegiatan yang
ditampilkan oleh seorang konselor
dalam menjalankan peran dan
fungsinya, sebagai seorang yang Shiddiq,
Amanah, Tabligh, dan Fathanah, secara
bulat, utuh dan integral, universal
(Rosniati, 2013). Artikel studi Islam
tentang akhlak konselor tersebut
mengkaji akhlak Rasulllah Saw sebagai
figur ideal untuk akhlak konselor
Muslim saat ini.
Beberapa hasil kajian terhadap
artikel di atas, belum banyak yang
mengkaji secara mendalam tentang
implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw
dalam pendekatan bimbingan dan
konseling. Salah satu pendekatan yang
diterapkan dalam konseling yaitu
konseling Behavioral. Menurut Latipun,
konseling Behavioral menaruh perha-
tian pada upaya perubahan tingkah laku
(Latipun, 2008). Konselor dalam konse-
ling behavioral berfungsi mendiagnosa
tingkah laku maladatif dan menentukan
prosedur penanganan yang cocok
dengan masalah konseli, dan konselor
menentukan cara-cara yang digunakan
untuk konseli dalam usaha mengubah
tingkah lakunya (Corey, 2013).
Berdasarkan dua pendapat
tersebut, penulis tertarik mengkaji
secara mendalam tentang implementasi
154 CopyRigh©2020.Al-Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam
pendekatan konseling Behavioral
berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw.
METODE PENELITIAN
Kajian tentang tentang
implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw
dalam konseling Behavioral ini dilakukan
dengan menggunakan jenis penelitian
kepustakaan (library research). Menurut
Mahmud, penelitian kepustakaan (library
research) merupakan serangkaian kegia-
tan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka (Mahmud,
2011). Selain itu, penelitian kepustakaan
dikatakan sebagai penelitian yang
dilaksanakan dengan menggunakan
literatur (kepustakaan), baik berupa
buku, catatan, maupun laporan hasil
penelitian terdahulu (Hasan, 2008).
Oleh karena itu, sumber data
dalam kajian artikel ini yaitu bahan-
bahan tulisan baik dari buku, jurnal
ilmiah, naskah publikasi dan bahan
tertulis lainnya yang berkaitan dengan
objek yang dikaji. Objek yang dikaji dalam
artikel ini yaitu empat sifat Rasulullah
Saw dan Konseling Behavioral. Sedangkan
teknik analisis data yang digunakan
adalah content analysis (kajian isi). Dalam
content analysis (kajian isi), penulis
menarik kesimpulan melalui usaha
menemukan karakteristik isi materi pada
beberapa sumber data yang dilakukan
secara objektif dan sistematis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab latar belakang masalah telah
dijelaskan alasan peneliti tertarik
mengkaji tentang implementasi sifat-sifat
Rasulullah Saw dalam konseling
Behavioral. Hasil dan pembahasan yang
dijelaskan dalam bab ini merupakan
analisis dari sumber data berupa jurnal
ilmiah, buku referensi dan naskah
publikasi yang berkaitan dengan tema
empat sifat Rasulullah Saw dan konseling
Behavioral. Kedua tema tersebut
dijelaskan berdasarkan pendekatan
integrasi-interkoneksi keilmuan.
Kemudian dianalisis dengan metode
deskriptif-analytic.
1. Meneladani Sifat-Sifat Nabi
Muhammad Saw
Nabi Muhammad Saw dilahirkan
di kota Makkah dan wafat di kota
Madinah. Sejak kecil Nabi Muhammad
Saw hidup mandiri dan sudah
menampakkan akhlaknya yang mulia.
Karena kejujurannnya, Nabi Muhammad
Saw mendapat gelar al-amin yang artinya
jujur. Nabi Muhammad Saw merupakan
nabi dan rasul terakhir yang
mencerminkan sosok manusia berkarak-
ter. Beliau membawa misi risalahnya
untuk seluruh umat manusia dan seluruh
alam semesta seperti firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 107:
َ‫ني‬ِ‫ه‬
َ
‫ل‬َٰ َ
‫ع‬
ۡ
‫ِل‬
ّ
‫ل‬
ٗ
‫ة‬َ ۡ
‫ۡح‬َ‫ر‬
‫ا‬
‫َّل‬ِ‫إ‬
َ
‫ك‬َٰ َ
‫ن‬
ۡ
‫ل‬َ‫س‬ۡ‫ر‬
َ
‫أ‬
ٓ
‫ا‬َ‫ن‬َ‫و‬
١٠٧
Artinya: “Dan tiadalah Kami
mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta
alam”
Keseharian Nabi Muhammad Saw
dalam menjalani kehidupan selalu
bersikap sopan, bertutur kata jujur, tidak
pernah berdusta serta berbudi pekerti
yang luhur. Nabi Muhammad Saw
memiliki ahklak yang mulia terhadap
siapa saja. Nabi Muhammad Saw dalam Al
Qur’an disebut sebagai manusia paling
berakhlak. Dialah Rasulullah, Nabi
Muhammad saw yang menjadi suri
tauladan dan tokoh inspirasi dalam
banyak hal, terutama dalam hal
berperilaku. Seperti firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21:
ۡ‫د‬
َ
‫ق‬
‫ا‬
‫ل‬
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬ ‫و‬َ‫ِه‬
ّ
‫ل‬
ٞ
‫ة‬َ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫و‬ۡ‫س‬
ُ
‫أ‬ ِ
‫ا‬
‫ٱَّلل‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ِ
‫ِف‬ ۡ‫م‬
ُ
‫ك‬
َ
‫ل‬
َ
‫ن‬
َ
‫َك‬
‫ا‬ٗ‫ِري‬‫ث‬
َ
‫ل‬ َ ‫ا‬
‫ٱَّلل‬ َ‫ر‬
َ
‫ل‬
َ
‫ذ‬َ‫و‬ َ‫ِر‬‫خ‬‫ٱٓأۡل‬ َ‫م‬ۡ‫و‬َ ۡ
‫ٱۡل‬َ‫و‬ َ ‫ا‬
‫ٱَّلل‬
ْ
‫وا‬ُ‫ج‬ۡ‫ر‬َ‫ي‬
٢١
Artinya: “Sesungguhnya telah ada
pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah”
Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 155
Pakar tafsir, az-Zamakhsyari, ketika
menafsirkan ayat di atas, mengemukakan
2 kemungkinan tentang maksud
keteladanan yang terdapat pada diri
Rasulullah Saw itu. Pertama, dalam arti
kepribadian beliau secara totalitasnya
adalah teladan. Kedua, dalam arti
terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal
yang patut diteladani. Pendapat pertama
lebih kuat dan merupakan pilihan banyak
ulama (Quraish Shihab, 2002). Kedua ayat
beserta penjelasan tersebut menjadi
dasar bahwa Nabi Muhammad Saw
merupakan manusia yang istimewa
karena memiliki akhlak yang baik kepada
siapapun, dalam hal apapun dan menjadi
role model bagi siapapun dalam
berperilaku.
Dalam Islam, suri teladan yang
sempurna terdapat pada diri Nabi
Muhammad Saw karena beliau
mempunyai sifat-sifat yang selalu terjaga
dan dijaga oleh Allah SWT. Sifat-sifat Nabi
Muhammad Saw tersebut dikenal dengan
sebutan sifat wajib bagi Rasul yang
merupakan pencerminan karakter Nabi
Muhammad saw dalam menjalankan
tugasnya sebagai pemimpin umat.
Syekh Muh. Abduh mengemukakan
sifat-sifat yang wajib bagi rasul ada empat
yaitu Ash-Shiddiq yang artinya benar, Al-
Amanah yang artinya dapat dipercayai,
At-Tabligh yang artinya menyampaikan
(tidak menyimpan atau mencabut) segala
apa yang diperintahkan oleh Allah SWT
yang harus disampaikan kepada manusia
seluruhnya, Al-Fathonah yang artinya
cerdik dan bijaksana (Abduh, 1996).
a. Ash-Shiddiq (Jujur)
Salah satu dimensi kecerdasan
ruhani terletak pada nilai
kejujuran yang merupakan
mahkota kepribadian orang-orang
mulia yang telah dijanjikan Allah
SWT akan memperoleh limpahan
nikmat dari-Nya. Jujur nilai
dasarnya adalah integritas, ikhlas,
terjamin dan keseimbangan
emosional. Jujur berarti
melandaskan ucapan, keyakinan
serta perbuatan berdasarkan
ajaran Islam. Menurut
Hidayatulah, Shidiq adalah “Sebuah
kenyataan yang benar tercermin
dalam perkataan, perbuatan, atau
tindakan, dan keadaan batinya”.
Karakter yang telah dijelaskan di
atas bahwasanya sifat Shidiq
memiliki penjelasan yang
mengarah pada kejujuran dalam
perkataan, perbuatan, atau
keadaan batin, yang mana dalam
perilaku tersebut tidak ada yang
dibuat-buat atau biasa disebut
bohong, jadi perilaku yang benar-
benar jujur dan dapat
dipertanggung jawabkan
kebenaranya, akan tetapisifat
Shidiq juga memiliki kemampuan
yang mantap, stabil, dewasa, arif,
jujur, dan berwibawa, menjadi
teladan bagi peserta didik, dan
berakhak mulia (Hidayatullah,
2010).
b. Al-Amanah (dapat dipercaya)
Amanah mempunyai karakteristik
diantaranya adalah seseorang
dapat dikatakan Amanah ketika ia
berlaku jujur, tidak boleh
membohongi, menipu, 33 dan
mencuri, memiliki keberanian
untuk melakukan hal yang benar,
membangun reputasi yang baik,
serta setia berpihak kepada
keluarga, teman dan negara
(Yaumi, 2014). Amanah adalah
kepercayaan yang harus diemban
dalam mewujudkan sesuatu yang
dilakukan dengan penuh
komitmen, kompeten, kerja keras,
dan konsisten (Hidayatullah,
2010).
c. At-Tabligh (Menyampaikan)
Nabi Muhammad Saw sebagai
Rosul terakhir dikaruniai sifat
tabligh untuk menyampaikan apa
yang perintah oleh Allah kepada
umatnya dengan tidak mengurangi
156 CopyRigh©2020.Al-Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam
sedikitpun perintah yang
diterimanya.Sifat tabligh nilai
dasarnya adalah komunikatif.
Menurut Toto Tasmara, Nilai
Tabligh telah memberikan muatan
yang mencakup aspek kemampuan
berkomunikasi, kepemimpinan,
pengembangan dan peningkatan
kualitas sumber daya insan dan
kemampuan diri untuk mengelola
sesuatu (Tasmara, 2001).
d. Al-Fathanah (cerdik dan
bijaksana)
Fathonah berarti memiliki
pengetahuaan luas. Kecerdasan
yang dimaksudkannya ini bukan
hanya kecerdasan intelektual tapi
juga kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual. Fathonah
juga merupakan kemampuan
untuk memberi makna ibadah
terhadap setiap perilaku kegiatan
melalui langkah-langkah dan
pemikiran yang bersifat fitrah,
menuju manusia seutuhnya dan
memiliki pola pemikiran tauhid
serta berprinsip hanya karena
Allah SWT (Ginanjar, 2001).
Karakteristik jiwa Fathonah, yaitu:
a. arif dan bijak (The man of
wisdom), b. integritas tinggi (High
in integrity), c. kesadaran untuk
belajar (Willingness to learn), d.
sikap proaktif (proactive stance), f.
terpercaya dan ternama/terkenal
(Credible and reputable), g.
menjadi yang terbaik (Being the
best), h. empati dan perasaan
terharu (Emphaty and
compassion), i. kematangan emosi
(Emotional maturity), j.
keseimbangan (Balance), k. jiwa
penyampai misi (Sense of mission),
dan l. jiwa kompetensi (Sense of
competition) (Tasmara, 2001).
Penjelasan di atas merupakan intisari
dari sifat-sifat mulia Nabi Muhammad
Saw yang harus ditiru oleh umat Muslim.
Diharapkan dengan memahami sifat-sifat
Rasulullah Saw, kita semakin cinta
dengan beliau. Namun, mencintai Nabi
Muhammad Saw tidak cukup hanya
diungkapkan dengan kata-kata, tetapi
juga harus dinyatakan dalam bentuk
perbuatan nyata. Salah satunya dengan
cara meniru akhlak Nabi Muhammad Saw
serta mengajak orang lain agar meniru
akhlak Nabi Muhammad Saw dalam
segala aktivitas. Berkaitan dengan
bimbingan dan konseling, sifat-sifat Nabi
Muhammad Saw tidak hanya dijadikan
pedoman oleh konselor saja, melainkan
seorang konseling perlu mengajarkan dan
mengimplementasikan sifat-sifat Nabi
Muhammad Saw dalam layanan
bimbingan dan konseling.
2. Konsep Dasar Konseling
Behavioral
Pendekatan behavioral merupakan salah
satu pendekatan tertua jika dibandingkan
dengan pendekatan-pendekatan yang
digunakan dalam dunia psikoterapi.
Selain itu, pendekatan behavioral juga
merupakan salah satu pendekatan
populer yang banyak digunakan oleh para
pekerja kesehatan mental. Dalam konsep
behavioral, pendekatan ini merupakan
penerapan aneka ragam teknik dan
prosedur yang berakar pada berbagai
teori tentang belajar. Konsep belajar
berdasarkan pendekatan behavioral yaitu
seluruh perilaku manusia adalah hasil
belajar. Belajar artinya perubahan
perilaku organisme sebagai pengaruh
lingkungan.
Behavioral adalah suatu
pandangan ilmiah tentang tingkah laku
manusia. Tingkah laku yang dimaksud
adalah perbuatan yang ditampilkan oleh
individu. Tujuan dari pendekatan
behavioral adalah untuk memodifikasi
tingkah laku yang tidak diinginkan
(maladaptif) sehingga menekankan pada
pembiasaan tingkah laku positif (adaptif).
Pada pendekatan behavioral dikenal
reinforcement dan punishment. Tingkah
Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 157
laku adaptif yang tampak diberi
penguatan (reinforcement) yaitu mem-
berikan penguatan yang menyenangkan
setelah tingkah laku yang diinginkan
ditampilkan bertujuan agar tingkah laku
itu cenderung akan diulangi, meningkat,
dan menetap di masa akan datang.
Sementara tingkah laku maldaptif akan
diberikan punishment yang bertujuan
agar tingkah laku tersebut tidak terulang
di masa yang akan dating (Arga dan
Wening, 2016).
Pendekatan behavioral juga
diterapkan dalam bimbingan dan
konseling. Menurut Corey, berdasarkan
teori belajar, modifikasi tingkah lakudan
terapi tingkah laku adalah pendekatan
terhadap konseling dan psikoterapi yang
berurusan dengan perubahan tingkah
laku (Corey, 2005). Pada konsep
konseling behavior, tingkah laku manusia
merupakan hasil belajar yang dapat
diubah dengan memanipulasi dan
mengkreasikan kondisi-kondisi belajar
(Sanyata, 2012). Konseling behavioral
menaruh perhatian pada upaya
perubahan tingkah laku (Latipun, 2008).
Konseling behavioral merupakan
suatu proses membantu orang untuk
belajar memecahkan masalah
interpersonal, emosional, dan keputusan
tertentu (Surya, 2003). Terapi tingkah
laku adalah penerapan aneka ragam
tekhnik dan prosedur yang berakar pada
berbagai teori tentang belajar (Corey,
2009).
Konseling behavioral menuntut
konselor untuk terlibat aktif, direktif, dan
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk
menemukan solusi dari persoalan
individu (Komalasari, Wahyuni, & Karsih.,
2011).
Konselor dalam konseling
behavioral berfungsi mendiagnosa
tingkah laku maladatif dan menentukan
prosedur penanganan yang cocok dengan
masalah konseli, dan konselor
menentukan cara-cara yang digunakan
untuk konseli dalam usaha mengubah
tingkah lakunya (Corey, 2013). Dari
beberapa konsep dasar tentang konseling
behavioral, dapat disimpulkan bahwa
konseling behavioral merupakan suatu
pendekatan layanan konseling dalam
bentuk terapi. Pendekatan behavioral
berbeda dengan pendekatan lain yang
digunakan dalam proses konseling karena
dalam konseling behavioral, konselor
dituntut lebih aktif daripada konseli
(klien).
3. Konseling Behavioral berbasis
Sifat-Sifat Rasululah Saw
Pada dasarnya, sifat-sifat
Rasulullah Saw dapat diimplementasikan
dalam poses layanan konseling. Karena
fokus utama konseling behavioral yaitu
pengubahan perilaku. Sebelum mengubah
perilaku konseli (klien), konselor perlu
menanamkan sifat-sifat positif kepada
konseli (klien). Konsep tersebut sesuai
dengan pendapat Corey yang
mengemukakan bahwa pendekatan
behavioral bertujuan untuk memperoleh
tingkah laku baru, penghapusan tingkah
laku yang maladaptif, serta memperkuat
dan mempertahankan perilaku yang
diinginkan. Sedangkan ciri-ciri terapi
behavioral yaitu: a. Pemusatan perhatian
kepada tingkah laku yang tampak dan
spesifik b. Kecermatan dan penguraian
tujuan-tujuan treatment c. Perumusan
prosedur treatment yang spesifik dan
sesuai dengan masalah d. Penaksiran
obyektif atas hasil-hasil terapi (Corey,
2005). Berdasarkan ciri-ciri tentang
terapi behavioral tersebut, sifat-sifat
Rasulullah Saw dapat diimplementasikan
sebagai treatment.
Tujuan konseling behaviour
adalah mencapai kehidupan tanpa
mengalami perilaku simtomatik, yaitu
kehidupan tanpa mengalami kesulitan
atau hambatan perilaku, yang dapat
membuat ke tidak puasan dalam jangka
panjang atau mengalami konflik dengan
kehidupan sosial (Latipun, 2008). Tujuan
konseling behaviour adalah untuk
158 CopyRigh©2020.Al-Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam
membantu klien membuang respon-
respon yang lama yang merusak diri, dan
mempelajari respon-respon yang baru
yang lebih sehat (Willis, 2009).
Jadi tujuan konseling behavior
adalah untuk memperoleh perilaku baru,
meng-eliminasi perilaku yang maladaptif
dan memperkuat serta mempertahankan
perilaku yang positif. Adapun tujuan dari
konseling behavioral berbasis sifat-sifat
Rasulullah Saw yaitu membentuk
perilaku positif konseli (klien) yang
sesuai dengan sifat-sifat Nabi Muhammad
Saw (Shidiq, Amanah, Tabligh dan
Fathonah).
Konseling dengan menggunakan
pendekatan behavioral merupakan
pendekatan konseling yang efektif untuk
melakukan modifikasi tingkah laku, yaitu
menekan tingkah maladaptif dan
meningkatkan tingkah laku adaptif. Salah
satu tingkah laku maladaptif yang
berhasil ditekan melalui konseling
behavioral adalah kecanduan alkohol.
Berbagai hasil penelitian tersebut
menunjukkan efektivitas konseling
behavioral dalam memodifikasi tingkah
laku konseli. Oleh sebab itu, konselor
dapat menggunakan konseling behavioral
sebagai salah satu referensi pendekatan
konseling yang dapat membantu
permasalahan konseli di sekolah.
Konselor dapat menyesuaikan teknik
konseling behavioral yang bertujuan
untuk menekan tingkah laku maladaptif
atau meningkatkan tingkah laku adaptif
(Arga dan Wening, 2016).
Sedangkan dalam konseling
behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah
Saw ini, fokus utamanya yaitu
memberikan treatment agar konseli
(klien) meniru karakter Nabi Muhammad
Saw baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat agar konseli
(klien) diterima dengan baik oleh orang
lain dan mendapat kebaikan.
A. Penutup
Nabi Muhammad Saw merupakan
sosok manusia yang agung akhlaknya dan
luhur budinya. Sebagai umat Islam dan
sekaligus umat Nabi Muhammad Saw.
Kita harus menjadikannya sebagai
teladan utama yang harus kita ikuti
semua anjurannya dan kita hindari semua
larangannya. Meneladani Nabi
Muhammad Saw adalah salah satu cara
untuk berakhlak kepadanya. Semua ini
merupakan konsekuensi logis dari iman
akan adanya Nabi Muhammad Saw.
sebagai Rasulullah. Bentuk kecintaan kita
kepada Nabi Muhammad Saw yaitu
dengan meneladani dan mengamalkan
Sifat-sifat Nabi Muhammad Saw dalam
kehidupan sehari-hari serta mengajarkan
sifat-sifat Nabi Muhammad Saw kepada
orang lain. Salah satu kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengajarkan sifat-sifat
Nabi Muhammad Saw yaitu layanan
konseling dengan pendekatan behavioral.
Daftar Pustaka
Abduh, Syekh Muh. (1996). Risalah Tuhid,
alih bahasa Firdaus AN, cet. 10,
Bulan Bintang, Jakarta.
Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan
Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta:
Arga.
Arrosyad, Muhammad Iqbal. (2015).
“Analisis Penanaman Pendidikan
Karakter 4 Sifat Nabi “SAFT’ Pada
Buku Siswa Kelas 4 Tema 1
“Indahnya Kebersamaan”
Kurikulum 2013”, Naskah
Publikasi, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Corey, G. (2013). Theory & Practice of
Counseling & Psychotherapy (9th
Ed.). Belmont: Brooks/Cole.
Corey, Gerald. (2005). Teori dan praktek
dari konseling dan psikoterapi.
Terjemahan oleh E. Koeswara.
Jakarta: ERESCO.
Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 159
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek
Konseling dan Psikoterapi,
Bandung : Refika Aditama, 2009.
Hakim, Rosniati. (2013). “Studi Islam
tentang Akhlak Konselor”, Jurnal
Al-Ta’lim, Jiilid 1, Nomor 4,
Februari.
Hasan, Iqbal. (2008). Analisis Data
Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hidayatullah. (2010). Pendidikan
Karakter Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih.
(2011). Teori dan Teknik
Konseling. Jakarta: Indeks.
Latipun. (2008). Psikologi Konseling,
Malang : UMM Press.
Latipun. (2008). Psikologi Konseling,
Malang: UMM Press.
Mahmud. (2011). Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung: Pustaka
Setia.
Marzuki. (2008). “Meneladani Nabi
Muhamad Saw dalam
Kehidupan Sehari-hari”, Jurnal
HUMANIKA, Vol. 8, No. 1, Maret.
Nasfiuddin. (2018). “Memahami Sifat
Shiddiq Nabi Muhammad Saw
Perspektif Bisnis Syariah”,
Jurnal Bisnis dan Manajemen
Islam, Vol. 6, No. 2, Desember.
Prabowo, Arga Satrio dan Wening Cahya
Wulan. (2016). Pendekatan
Behavioral: Dua Sisi Mata Pisau.
Insight: Jurnal Bimbingan dan
Konseling, Vol. 5, No. 1, Juni.
Sakdiah. (2016). “Karakteristik
Kepemimpinan dalam Islam
(Kajian Historis Filosofis) Sifat-
Sifat Rasulullah”, Jurnal Al-
Bayan, Vol. 22, No. 33, Januari-
Juni.
Sanyata, S. (2012). Teori dan Aplikasi
Pendekatan Behavioristik
dalam Konseling. Jurnal
Paradigma, 14, 1-11.
Shihab, Muhammad Quraish. (2002).
Tafsir al-Mishbah Volume 10.
Jakarta: Lentera Hati.
Surya, Mohammad. (2003). Teori Teori
Konseling. Bandung : Pustaka
Bani Quraisy.
Tasmara, Toto. (2001). Kecerdasan
Ruhaniah. Jakarta: Gema Insan.
Willis, Sofyan S. (2009). Konseling
Keluarga, Bandung : Alfabeta.
Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan
Karakter. Jakarta: Kencana.

More Related Content

Similar to sifat rosulullah.pdf

PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptxPPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
Hesty39
 

Similar to sifat rosulullah.pdf (20)

KONSELOR ISLAM
KONSELOR ISLAMKONSELOR ISLAM
KONSELOR ISLAM
 
METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN ISLAMMETODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
METODE KETELADANAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM
 
Asal mula kepemimpinan .pdf
Asal mula kepemimpinan .pdfAsal mula kepemimpinan .pdf
Asal mula kepemimpinan .pdf
 
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan IslamKriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
Kriteria Pemimpin dalam Islam, Kepemimpinan Islam
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
Kepemimpinan (Dakwah Kampus)
Kepemimpinan (Dakwah Kampus)Kepemimpinan (Dakwah Kampus)
Kepemimpinan (Dakwah Kampus)
 
Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
 
Sumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik IslamSumber dan Karakteristik Islam
Sumber dan Karakteristik Islam
 
Penerapan kepimpinan islam dalam kalangan gp muhammad syahir
Penerapan kepimpinan islam dalam kalangan gp  muhammad syahirPenerapan kepimpinan islam dalam kalangan gp  muhammad syahir
Penerapan kepimpinan islam dalam kalangan gp muhammad syahir
 
UTS RAHMAT SALEH. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019
UTS RAHMAT SALEH. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019UTS RAHMAT SALEH. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019
UTS RAHMAT SALEH. HADIS TEMATIK SM V MD-D FDK UINSU 2019
 
Makalah kepemimpinan kristen
Makalah kepemimpinan kristenMakalah kepemimpinan kristen
Makalah kepemimpinan kristen
 
Makalah akhlak
Makalah akhlakMakalah akhlak
Makalah akhlak
 
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptxPPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
PPT Seminar Proposal [Autosaved].pptx
 
kepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikankepemimpinan dalam pendidikan
kepemimpinan dalam pendidikan
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
 
Peranan Guru Pendidikan Islam dalam Membawa Transformasi Terhadap Mobility So...
Peranan Guru Pendidikan Islam dalam Membawa Transformasi Terhadap Mobility So...Peranan Guru Pendidikan Islam dalam Membawa Transformasi Terhadap Mobility So...
Peranan Guru Pendidikan Islam dalam Membawa Transformasi Terhadap Mobility So...
 
141418002 pim3111-profesionalisme-guru
141418002 pim3111-profesionalisme-guru141418002 pim3111-profesionalisme-guru
141418002 pim3111-profesionalisme-guru
 
Pendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam IslamPendidikan Karakter dalam Islam
Pendidikan Karakter dalam Islam
 
Kepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptx
Kepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptxKepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptx
Kepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptx
 
Kepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptx
Kepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptxKepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptx
Kepemimpinan dalam proses dakwah oke.pptx
 

sifat rosulullah.pdf

  • 1. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 151 IMPLEMENTASI SIFAT-SIFAT RASULULLAH DALAM KONSELING BEHAVIORAL Zaen Musyirifin UIN Sunan Kalijaga zaenmusyrifin90@gmail.com Abstrak Salah satu panutan terbaik bagi umat Muslim yaitu Nabi Muhammad Saw. Beliau mempunyai sifat- sifat dan karakter yang mulia dan patut dicontoh oleh manusia. Sehingga tidak mengherankan banyak kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw. Namun beberapa hasil kajian terhadap artikel tentang karakter Rasulullah Saw, belum banyak yang mengkaji secara mendalam tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, penulis tertarik mengkaji secara mendalam tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam konseling. Metode yang diterapkan yaitu penelitian kepustakaan (library research). Hasil analisis yang diperoleh yaitu sifat-sifat Rasulullah Saw dapat dijadikan sebagai materi treatment dalam pengembangan konseling behavioral. Konseling behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw ini diterapkan agar konseli memiliki sifat Shidiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah. Keywords: Sifat-Sifat Rasulullah, Konseling Behavioral. PENDAHULUAN Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan yang sempurna jika dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah SWT lainnya. Hal tersebut karena manusia dibekali akal dan budi pekerti. Manusia juga dikatakan sebagai makhluk sosial karena manusia membutuhan bantuan orang lain dalam menjalai kehidupannya. Sebagai mahluk sosial yang dikaruniai akal dan budi pekerti tentunya setiap manusia harus memiliki sikap dan karakter yang baik. Salah satu keberhasilan seseorang dalam menjalani kehidupan sosialnya di masyarakat dipengaruhi oleh sikap dan karakter yang dimilikinya. Setiap manusia memiliki karakter yang berbeda-beda. Namun, agar seseorang dapat diterima oleh masyarakat, maka setiap orang harus memiliki sikap dan karakter yang baik. Karakter dalam Islam dihubungkan dengan Sfat-Sifat Nabi Muhammad Saw. Beliau memiliki sifat- sifat yang mulia yaitu Shidiq, Amanah, Fathonah dan Tabligh. Karakter Shidiq mencakup karakter jujur dan karakter disiplin. Karakter Amanah mencakup karakter kerja keras dan karakter bertanggung jawab. Karakter Fathonah mencakup karakter rasa ingin tahu, karakter gemar membaca, dan karakter kreatif. Karakter Tabligh mencakup karakter peduli lingkungan, karakter peduli sosial, dan karakter komunikatif (Arrosyad, 2015). Penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa karakter 4 sifat Nabi Muhammad Saw dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa karakter positif seseorang dapat dengan mudah melakukan tindakan yang menyakiti dan merugikan diri sendiri dan orang lain. Salah satu panutan terbaik bagi umat Muslim yaitu Nabi Muhammad Saw. Beliau adalah Nabi terakhir dan menjadi kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat, kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan
  • 2. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 153 yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh oleh manusia. Sehingga tidak mengherankan banyak kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw. Meneladani Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan sehari-hari harus dimulai dengan mengetahui apa saja sifat- sifat yang dimilikinya dan bagaimana perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Al-quran dan Sunnah/Hadits, sebagai dua sumber utama ajaran Islam, memberikan informasi yang lengkap tentang semua sifat dan perilaku Nabi Muhammad Saw (Marzuki, 2008). Kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw juga dikaitkan dengan konsep Leadership (kepemimpinan). Pemimpin merupakan orang yang mempunyai kelebihan dari orang-orang yang lain, seperti orang yang terkuat, terpandai, dan paling banyak makan asam garamnya. Sifat-sifat inilah yang diidentikkan melekat pada diri seorang manajer. Dalam proses menjalankan kepemimpinan, manajer diharapkan memiliki sifat dan karakteristik yang dijiwai oleh nilai-nilai yang diajarkan Rasulullah Saw. Melalui sifat mulia Rasulullah Saw yang terdapat dalam sifat wajib Rasul. Artinya, dalam setiap tindakan dalam rangkaian kepemimpinan yang dijalankan seharusnya mengedepan- kan prinsip Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah (Sakdiah, 2016). Sifat-Sifat Nabi Muhammad Saw sangat menarik untuk dikaji. Terutama dikaitkan dengan dunia Bisnis. Hal tersebut karena Nabi Muhammad Saw pada usia muda pernah berdagang. Salah satu sifat Nabi Muhammad Saw yang dikaji oleh para pelaku bisnis yaitu sifat Shiddiq. Sifat Shiddiq tersebut dijadikan sebagai bagian dari etika bisnis. Menurut Nasfiuddin (2018), sifat shiddiq masih sangat relevan dengan etika bisnis moderen. Sifat shiddiq (integritas, kejujuran) berarti melandaskan ucapan, keyakinan serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Dengan demikian sifat shiddiq (integritas, kejujuran) merupakan etika bisnis yang universal dan tidak mengenal nilai dasar yang melatar- belakangi etika tersebut. Kajian tentang sifat-sifat Rasulullah Saw juga dapat diimplemen- tasikan dalam keilmuan Bimbingan dan Konseling. Seorang konselor muslim diharapkan menjadikan akhlak Rasulullah Saw. sebagai sosok figur, qudwah dan uswatun hasanah bagi dirinya dalam menjalankan peran dan fungsinya. Akhlak konselor dalam ajaran Islam tersebut di atas adalah merupakan operasionalisasi kegiatan yang ditampilkan oleh seorang konselor dalam menjalankan peran dan fungsinya, sebagai seorang yang Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah, secara bulat, utuh dan integral, universal (Rosniati, 2013). Artikel studi Islam tentang akhlak konselor tersebut mengkaji akhlak Rasulllah Saw sebagai figur ideal untuk akhlak konselor Muslim saat ini. Beberapa hasil kajian terhadap artikel di atas, belum banyak yang mengkaji secara mendalam tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam pendekatan bimbingan dan konseling. Salah satu pendekatan yang diterapkan dalam konseling yaitu konseling Behavioral. Menurut Latipun, konseling Behavioral menaruh perha- tian pada upaya perubahan tingkah laku (Latipun, 2008). Konselor dalam konse- ling behavioral berfungsi mendiagnosa tingkah laku maladatif dan menentukan prosedur penanganan yang cocok dengan masalah konseli, dan konselor menentukan cara-cara yang digunakan untuk konseli dalam usaha mengubah tingkah lakunya (Corey, 2013). Berdasarkan dua pendapat tersebut, penulis tertarik mengkaji secara mendalam tentang implementasi
  • 3. 154 CopyRigh©2020.Al-Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam pendekatan konseling Behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw. METODE PENELITIAN Kajian tentang tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam konseling Behavioral ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Menurut Mahmud, penelitian kepustakaan (library research) merupakan serangkaian kegia- tan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka (Mahmud, 2011). Selain itu, penelitian kepustakaan dikatakan sebagai penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian terdahulu (Hasan, 2008). Oleh karena itu, sumber data dalam kajian artikel ini yaitu bahan- bahan tulisan baik dari buku, jurnal ilmiah, naskah publikasi dan bahan tertulis lainnya yang berkaitan dengan objek yang dikaji. Objek yang dikaji dalam artikel ini yaitu empat sifat Rasulullah Saw dan Konseling Behavioral. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah content analysis (kajian isi). Dalam content analysis (kajian isi), penulis menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik isi materi pada beberapa sumber data yang dilakukan secara objektif dan sistematis. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab latar belakang masalah telah dijelaskan alasan peneliti tertarik mengkaji tentang implementasi sifat-sifat Rasulullah Saw dalam konseling Behavioral. Hasil dan pembahasan yang dijelaskan dalam bab ini merupakan analisis dari sumber data berupa jurnal ilmiah, buku referensi dan naskah publikasi yang berkaitan dengan tema empat sifat Rasulullah Saw dan konseling Behavioral. Kedua tema tersebut dijelaskan berdasarkan pendekatan integrasi-interkoneksi keilmuan. Kemudian dianalisis dengan metode deskriptif-analytic. 1. Meneladani Sifat-Sifat Nabi Muhammad Saw Nabi Muhammad Saw dilahirkan di kota Makkah dan wafat di kota Madinah. Sejak kecil Nabi Muhammad Saw hidup mandiri dan sudah menampakkan akhlaknya yang mulia. Karena kejujurannnya, Nabi Muhammad Saw mendapat gelar al-amin yang artinya jujur. Nabi Muhammad Saw merupakan nabi dan rasul terakhir yang mencerminkan sosok manusia berkarak- ter. Beliau membawa misi risalahnya untuk seluruh umat manusia dan seluruh alam semesta seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Anbiya ayat 107: َ‫ني‬ِ‫ه‬ َ ‫ل‬َٰ َ ‫ع‬ ۡ ‫ِل‬ ّ ‫ل‬ ٗ ‫ة‬َ ۡ ‫ۡح‬َ‫ر‬ ‫ا‬ ‫َّل‬ِ‫إ‬ َ ‫ك‬َٰ َ ‫ن‬ ۡ ‫ل‬َ‫س‬ۡ‫ر‬ َ ‫أ‬ ٓ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫و‬ ١٠٧ Artinya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” Keseharian Nabi Muhammad Saw dalam menjalani kehidupan selalu bersikap sopan, bertutur kata jujur, tidak pernah berdusta serta berbudi pekerti yang luhur. Nabi Muhammad Saw memiliki ahklak yang mulia terhadap siapa saja. Nabi Muhammad Saw dalam Al Qur’an disebut sebagai manusia paling berakhlak. Dialah Rasulullah, Nabi Muhammad saw yang menjadi suri tauladan dan tokoh inspirasi dalam banyak hal, terutama dalam hal berperilaku. Seperti firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 21: ۡ‫د‬ َ ‫ق‬ ‫ا‬ ‫ل‬ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ ‫و‬َ‫ِه‬ ّ ‫ل‬ ٞ ‫ة‬َ‫ن‬ َ‫س‬َ‫ح‬ ٌ‫ة‬َ‫و‬ۡ‫س‬ ُ ‫أ‬ ِ ‫ا‬ ‫ٱَّلل‬ ِ‫ل‬‫و‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ِ ‫ِف‬ ۡ‫م‬ ُ ‫ك‬ َ ‫ل‬ َ ‫ن‬ َ ‫َك‬ ‫ا‬ٗ‫ِري‬‫ث‬ َ ‫ل‬ َ ‫ا‬ ‫ٱَّلل‬ َ‫ر‬ َ ‫ل‬ َ ‫ذ‬َ‫و‬ َ‫ِر‬‫خ‬‫ٱٓأۡل‬ َ‫م‬ۡ‫و‬َ ۡ ‫ٱۡل‬َ‫و‬ َ ‫ا‬ ‫ٱَّلل‬ ْ ‫وا‬ُ‫ج‬ۡ‫ر‬َ‫ي‬ ٢١ Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
  • 4. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 155 Pakar tafsir, az-Zamakhsyari, ketika menafsirkan ayat di atas, mengemukakan 2 kemungkinan tentang maksud keteladanan yang terdapat pada diri Rasulullah Saw itu. Pertama, dalam arti kepribadian beliau secara totalitasnya adalah teladan. Kedua, dalam arti terdapat dalam kepribadian beliau hal-hal yang patut diteladani. Pendapat pertama lebih kuat dan merupakan pilihan banyak ulama (Quraish Shihab, 2002). Kedua ayat beserta penjelasan tersebut menjadi dasar bahwa Nabi Muhammad Saw merupakan manusia yang istimewa karena memiliki akhlak yang baik kepada siapapun, dalam hal apapun dan menjadi role model bagi siapapun dalam berperilaku. Dalam Islam, suri teladan yang sempurna terdapat pada diri Nabi Muhammad Saw karena beliau mempunyai sifat-sifat yang selalu terjaga dan dijaga oleh Allah SWT. Sifat-sifat Nabi Muhammad Saw tersebut dikenal dengan sebutan sifat wajib bagi Rasul yang merupakan pencerminan karakter Nabi Muhammad saw dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat. Syekh Muh. Abduh mengemukakan sifat-sifat yang wajib bagi rasul ada empat yaitu Ash-Shiddiq yang artinya benar, Al- Amanah yang artinya dapat dipercayai, At-Tabligh yang artinya menyampaikan (tidak menyimpan atau mencabut) segala apa yang diperintahkan oleh Allah SWT yang harus disampaikan kepada manusia seluruhnya, Al-Fathonah yang artinya cerdik dan bijaksana (Abduh, 1996). a. Ash-Shiddiq (Jujur) Salah satu dimensi kecerdasan ruhani terletak pada nilai kejujuran yang merupakan mahkota kepribadian orang-orang mulia yang telah dijanjikan Allah SWT akan memperoleh limpahan nikmat dari-Nya. Jujur nilai dasarnya adalah integritas, ikhlas, terjamin dan keseimbangan emosional. Jujur berarti melandaskan ucapan, keyakinan serta perbuatan berdasarkan ajaran Islam. Menurut Hidayatulah, Shidiq adalah “Sebuah kenyataan yang benar tercermin dalam perkataan, perbuatan, atau tindakan, dan keadaan batinya”. Karakter yang telah dijelaskan di atas bahwasanya sifat Shidiq memiliki penjelasan yang mengarah pada kejujuran dalam perkataan, perbuatan, atau keadaan batin, yang mana dalam perilaku tersebut tidak ada yang dibuat-buat atau biasa disebut bohong, jadi perilaku yang benar- benar jujur dan dapat dipertanggung jawabkan kebenaranya, akan tetapisifat Shidiq juga memiliki kemampuan yang mantap, stabil, dewasa, arif, jujur, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhak mulia (Hidayatullah, 2010). b. Al-Amanah (dapat dipercaya) Amanah mempunyai karakteristik diantaranya adalah seseorang dapat dikatakan Amanah ketika ia berlaku jujur, tidak boleh membohongi, menipu, 33 dan mencuri, memiliki keberanian untuk melakukan hal yang benar, membangun reputasi yang baik, serta setia berpihak kepada keluarga, teman dan negara (Yaumi, 2014). Amanah adalah kepercayaan yang harus diemban dalam mewujudkan sesuatu yang dilakukan dengan penuh komitmen, kompeten, kerja keras, dan konsisten (Hidayatullah, 2010). c. At-Tabligh (Menyampaikan) Nabi Muhammad Saw sebagai Rosul terakhir dikaruniai sifat tabligh untuk menyampaikan apa yang perintah oleh Allah kepada umatnya dengan tidak mengurangi
  • 5. 156 CopyRigh©2020.Al-Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam sedikitpun perintah yang diterimanya.Sifat tabligh nilai dasarnya adalah komunikatif. Menurut Toto Tasmara, Nilai Tabligh telah memberikan muatan yang mencakup aspek kemampuan berkomunikasi, kepemimpinan, pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya insan dan kemampuan diri untuk mengelola sesuatu (Tasmara, 2001). d. Al-Fathanah (cerdik dan bijaksana) Fathonah berarti memiliki pengetahuaan luas. Kecerdasan yang dimaksudkannya ini bukan hanya kecerdasan intelektual tapi juga kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Fathonah juga merupakan kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadap setiap perilaku kegiatan melalui langkah-langkah dan pemikiran yang bersifat fitrah, menuju manusia seutuhnya dan memiliki pola pemikiran tauhid serta berprinsip hanya karena Allah SWT (Ginanjar, 2001). Karakteristik jiwa Fathonah, yaitu: a. arif dan bijak (The man of wisdom), b. integritas tinggi (High in integrity), c. kesadaran untuk belajar (Willingness to learn), d. sikap proaktif (proactive stance), f. terpercaya dan ternama/terkenal (Credible and reputable), g. menjadi yang terbaik (Being the best), h. empati dan perasaan terharu (Emphaty and compassion), i. kematangan emosi (Emotional maturity), j. keseimbangan (Balance), k. jiwa penyampai misi (Sense of mission), dan l. jiwa kompetensi (Sense of competition) (Tasmara, 2001). Penjelasan di atas merupakan intisari dari sifat-sifat mulia Nabi Muhammad Saw yang harus ditiru oleh umat Muslim. Diharapkan dengan memahami sifat-sifat Rasulullah Saw, kita semakin cinta dengan beliau. Namun, mencintai Nabi Muhammad Saw tidak cukup hanya diungkapkan dengan kata-kata, tetapi juga harus dinyatakan dalam bentuk perbuatan nyata. Salah satunya dengan cara meniru akhlak Nabi Muhammad Saw serta mengajak orang lain agar meniru akhlak Nabi Muhammad Saw dalam segala aktivitas. Berkaitan dengan bimbingan dan konseling, sifat-sifat Nabi Muhammad Saw tidak hanya dijadikan pedoman oleh konselor saja, melainkan seorang konseling perlu mengajarkan dan mengimplementasikan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw dalam layanan bimbingan dan konseling. 2. Konsep Dasar Konseling Behavioral Pendekatan behavioral merupakan salah satu pendekatan tertua jika dibandingkan dengan pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam dunia psikoterapi. Selain itu, pendekatan behavioral juga merupakan salah satu pendekatan populer yang banyak digunakan oleh para pekerja kesehatan mental. Dalam konsep behavioral, pendekatan ini merupakan penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar. Konsep belajar berdasarkan pendekatan behavioral yaitu seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behavioral adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Tingkah laku yang dimaksud adalah perbuatan yang ditampilkan oleh individu. Tujuan dari pendekatan behavioral adalah untuk memodifikasi tingkah laku yang tidak diinginkan (maladaptif) sehingga menekankan pada pembiasaan tingkah laku positif (adaptif). Pada pendekatan behavioral dikenal reinforcement dan punishment. Tingkah
  • 6. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 157 laku adaptif yang tampak diberi penguatan (reinforcement) yaitu mem- berikan penguatan yang menyenangkan setelah tingkah laku yang diinginkan ditampilkan bertujuan agar tingkah laku itu cenderung akan diulangi, meningkat, dan menetap di masa akan datang. Sementara tingkah laku maldaptif akan diberikan punishment yang bertujuan agar tingkah laku tersebut tidak terulang di masa yang akan dating (Arga dan Wening, 2016). Pendekatan behavioral juga diterapkan dalam bimbingan dan konseling. Menurut Corey, berdasarkan teori belajar, modifikasi tingkah lakudan terapi tingkah laku adalah pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang berurusan dengan perubahan tingkah laku (Corey, 2005). Pada konsep konseling behavior, tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar (Sanyata, 2012). Konseling behavioral menaruh perhatian pada upaya perubahan tingkah laku (Latipun, 2008). Konseling behavioral merupakan suatu proses membantu orang untuk belajar memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu (Surya, 2003). Terapi tingkah laku adalah penerapan aneka ragam tekhnik dan prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang belajar (Corey, 2009). Konseling behavioral menuntut konselor untuk terlibat aktif, direktif, dan menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menemukan solusi dari persoalan individu (Komalasari, Wahyuni, & Karsih., 2011). Konselor dalam konseling behavioral berfungsi mendiagnosa tingkah laku maladatif dan menentukan prosedur penanganan yang cocok dengan masalah konseli, dan konselor menentukan cara-cara yang digunakan untuk konseli dalam usaha mengubah tingkah lakunya (Corey, 2013). Dari beberapa konsep dasar tentang konseling behavioral, dapat disimpulkan bahwa konseling behavioral merupakan suatu pendekatan layanan konseling dalam bentuk terapi. Pendekatan behavioral berbeda dengan pendekatan lain yang digunakan dalam proses konseling karena dalam konseling behavioral, konselor dituntut lebih aktif daripada konseli (klien). 3. Konseling Behavioral berbasis Sifat-Sifat Rasululah Saw Pada dasarnya, sifat-sifat Rasulullah Saw dapat diimplementasikan dalam poses layanan konseling. Karena fokus utama konseling behavioral yaitu pengubahan perilaku. Sebelum mengubah perilaku konseli (klien), konselor perlu menanamkan sifat-sifat positif kepada konseli (klien). Konsep tersebut sesuai dengan pendapat Corey yang mengemukakan bahwa pendekatan behavioral bertujuan untuk memperoleh tingkah laku baru, penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan mempertahankan perilaku yang diinginkan. Sedangkan ciri-ciri terapi behavioral yaitu: a. Pemusatan perhatian kepada tingkah laku yang tampak dan spesifik b. Kecermatan dan penguraian tujuan-tujuan treatment c. Perumusan prosedur treatment yang spesifik dan sesuai dengan masalah d. Penaksiran obyektif atas hasil-hasil terapi (Corey, 2005). Berdasarkan ciri-ciri tentang terapi behavioral tersebut, sifat-sifat Rasulullah Saw dapat diimplementasikan sebagai treatment. Tujuan konseling behaviour adalah mencapai kehidupan tanpa mengalami perilaku simtomatik, yaitu kehidupan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan perilaku, yang dapat membuat ke tidak puasan dalam jangka panjang atau mengalami konflik dengan kehidupan sosial (Latipun, 2008). Tujuan konseling behaviour adalah untuk
  • 7. 158 CopyRigh©2020.Al-Irsyad : Jurnal Bimbingan Konseling Islam membantu klien membuang respon- respon yang lama yang merusak diri, dan mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat (Willis, 2009). Jadi tujuan konseling behavior adalah untuk memperoleh perilaku baru, meng-eliminasi perilaku yang maladaptif dan memperkuat serta mempertahankan perilaku yang positif. Adapun tujuan dari konseling behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw yaitu membentuk perilaku positif konseli (klien) yang sesuai dengan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw (Shidiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah). Konseling dengan menggunakan pendekatan behavioral merupakan pendekatan konseling yang efektif untuk melakukan modifikasi tingkah laku, yaitu menekan tingkah maladaptif dan meningkatkan tingkah laku adaptif. Salah satu tingkah laku maladaptif yang berhasil ditekan melalui konseling behavioral adalah kecanduan alkohol. Berbagai hasil penelitian tersebut menunjukkan efektivitas konseling behavioral dalam memodifikasi tingkah laku konseli. Oleh sebab itu, konselor dapat menggunakan konseling behavioral sebagai salah satu referensi pendekatan konseling yang dapat membantu permasalahan konseli di sekolah. Konselor dapat menyesuaikan teknik konseling behavioral yang bertujuan untuk menekan tingkah laku maladaptif atau meningkatkan tingkah laku adaptif (Arga dan Wening, 2016). Sedangkan dalam konseling behavioral berbasis sifat-sifat Rasulullah Saw ini, fokus utamanya yaitu memberikan treatment agar konseli (klien) meniru karakter Nabi Muhammad Saw baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat agar konseli (klien) diterima dengan baik oleh orang lain dan mendapat kebaikan. A. Penutup Nabi Muhammad Saw merupakan sosok manusia yang agung akhlaknya dan luhur budinya. Sebagai umat Islam dan sekaligus umat Nabi Muhammad Saw. Kita harus menjadikannya sebagai teladan utama yang harus kita ikuti semua anjurannya dan kita hindari semua larangannya. Meneladani Nabi Muhammad Saw adalah salah satu cara untuk berakhlak kepadanya. Semua ini merupakan konsekuensi logis dari iman akan adanya Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasulullah. Bentuk kecintaan kita kepada Nabi Muhammad Saw yaitu dengan meneladani dan mengamalkan Sifat-sifat Nabi Muhammad Saw dalam kehidupan sehari-hari serta mengajarkan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw kepada orang lain. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengajarkan sifat-sifat Nabi Muhammad Saw yaitu layanan konseling dengan pendekatan behavioral. Daftar Pustaka Abduh, Syekh Muh. (1996). Risalah Tuhid, alih bahasa Firdaus AN, cet. 10, Bulan Bintang, Jakarta. Agustian, Ary Ginanjar. (2001). Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual (ESQ). Jakarta: Arga. Arrosyad, Muhammad Iqbal. (2015). “Analisis Penanaman Pendidikan Karakter 4 Sifat Nabi “SAFT’ Pada Buku Siswa Kelas 4 Tema 1 “Indahnya Kebersamaan” Kurikulum 2013”, Naskah Publikasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Corey, G. (2013). Theory & Practice of Counseling & Psychotherapy (9th Ed.). Belmont: Brooks/Cole. Corey, Gerald. (2005). Teori dan praktek dari konseling dan psikoterapi. Terjemahan oleh E. Koeswara. Jakarta: ERESCO.
  • 8. Zaen Musyrifin | Implementasi Sifat Rasululllah Saw 159 Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, Bandung : Refika Aditama, 2009. Hakim, Rosniati. (2013). “Studi Islam tentang Akhlak Konselor”, Jurnal Al-Ta’lim, Jiilid 1, Nomor 4, Februari. Hasan, Iqbal. (2008). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayatullah. (2010). Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka. Komalasari, G., Wahyuni, E., & Karsih. (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: Indeks. Latipun. (2008). Psikologi Konseling, Malang : UMM Press. Latipun. (2008). Psikologi Konseling, Malang: UMM Press. Mahmud. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. Marzuki. (2008). “Meneladani Nabi Muhamad Saw dalam Kehidupan Sehari-hari”, Jurnal HUMANIKA, Vol. 8, No. 1, Maret. Nasfiuddin. (2018). “Memahami Sifat Shiddiq Nabi Muhammad Saw Perspektif Bisnis Syariah”, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, Vol. 6, No. 2, Desember. Prabowo, Arga Satrio dan Wening Cahya Wulan. (2016). Pendekatan Behavioral: Dua Sisi Mata Pisau. Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 5, No. 1, Juni. Sakdiah. (2016). “Karakteristik Kepemimpinan dalam Islam (Kajian Historis Filosofis) Sifat- Sifat Rasulullah”, Jurnal Al- Bayan, Vol. 22, No. 33, Januari- Juni. Sanyata, S. (2012). Teori dan Aplikasi Pendekatan Behavioristik dalam Konseling. Jurnal Paradigma, 14, 1-11. Shihab, Muhammad Quraish. (2002). Tafsir al-Mishbah Volume 10. Jakarta: Lentera Hati. Surya, Mohammad. (2003). Teori Teori Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy. Tasmara, Toto. (2001). Kecerdasan Ruhaniah. Jakarta: Gema Insan. Willis, Sofyan S. (2009). Konseling Keluarga, Bandung : Alfabeta. Yaumi, Muhammad. (2014). Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.