29. Sebuah Renungan
1. Usia kita bertambah, waktu hidup berkurang.
2. Harta, tahta, wanita dan popularitas bukan jaminan kebahagiaan
3. Agar bahagia, harus tahu dan taat aturan kehidupan
30. Siapa yang berhak menentukan aturan untuk
kehidupan kita?
Yang menciptakan kita.
31. Kenapa harus dari yang menciptakan kita?
Karena Dia-lah yang paling mengetahui
apa yang terbaik bagi kita & ciptaan-Nya.
Pancing audiens dengan bertanya masa lalu mereka
Tentang jenjang pendidikan yang sudah dilewati
>> Ingatkan audien akan masa-masa SD mereka?
>> Ingatkan audien akan masa-masa SMP mereka?
Ini adalah jenjang pendidikan tertinggi yang biasanya diimpikan banyak orang yaitu menjadi sarjana
Pancing dengan pertanyaan “lantas setelah itu mau ngapain?”
Biasanya yg dicari setelah lulus kuliah itu apa? Kalau cari kerja, yang dituju sebenarnya adalah penghasilan
Ada yang berpendidikan tinggi mencari penghasilannya dengan menjadi karyawan swasta.(tambahan: ada juga sarjana jadi tukang becak, supir taxi, tukang ojek, bahkan sampai pengangguran)
Ada juga yang menjadi executive perusahaan
Namun setelah bekerja ternyata semua tak seindah kenyataan, stress selalu menghantui (silahkan diimprovisasi untuk penggambarannya)
PNS juga menjadi impian banyak orang karena prestise, jaminan kenyamanan & jaminan hari tua yang didapatkan
Ternyata orang tetap bisa berpenghasilan walau tanpa dengan gelar sarjana, jadi petani misalnya
Bahkan walau kasus ini (penyiksaan, pembunuhan, pemerkosaan, dll) berulang, peminatnya masih tinggi hingga sekarang
Salah satu cara instan untuk mendulang materi adalah dengan menjadi selebriti
Farizal pengamin cilik jalanan, mengikuti audisi indonesian idol junior salah satu motivasinya ...
Sekali lagi, semua itu ternyata demi satu kata: DUIT
Kenapa? Karena dengan uang, katanya kita bisa bahagia karena dapat memiliki apa saja yang diinginkan seperti kendaraan mewah
Rumah yang megah dan nyaman
Bahkan dengan adanya duit kita bisa melamar gadis pujaan hati dan membesarkan anak dengan tanpa khawatir
Pertanyaannya, apakah dengan memiliki semua itu menjadi jaminan kepastian datangnya kebahagiaan dalam hidup kita??
Atau sederhananya, apakah semua orang yang memiliki materi tadi merasa bahagia?
Kurt Cobain vokalis Band Nirvana asal Amerika, telah mencapai segala hal yang diimpikan oleh anak muda.
Muda, tenar, berpenghasilan tinggi, punya istri cantik
Tapi mengalami depresi dan akhirnya pada tahun 1994 menembak dirinya sendiri
Bobbi Kristina, putri mendiang diva pop Whitney Houston akhirnya meninggal dunia. Sebelumnya gadis malang berusia 22 tahun itu ditemukan tenggelam d bath tub-nya pada Januari tahun 2015. Lahir dari keluarga selebriti; ibunya diva musik pop yang sudah menjual jutaan kopi album rekaman dengan berbagai penghargaan platinum, sedangkan ayahnya rapper yang juga pernah menjadi top selebriti. Bobbi Kristina sudah pasti kaya raya.
Tapi seluruh jagat dunia hiburan tahu, keluarga Whitney-Bobby Brown tidak bahagia. Pertengkaran, penganiayaan, drugs jadi bagian keluarga pesohor ini. Sebagaimana diketahui Whitney berkali-kali keluar panti rehab untuk menanggulangi kecanduannya. Sampai akhirnya ia ditemukan tewas di bath tub di kamar mandi sebuah hotel hanya beberapa saat sebelum pertunjukkannya di gelar. Ia tewas tenggelam setelah mengkonsumsi minuman beralkohol dan kokain.
"The Millionaires Happiness Report" yang dirilis Hurun Research Institute yang berbasis di Shanghai. seperti dimuat CNN, Kamis (17/1/2013). survei yang dilakukan pada 551 orang kaya di Cina Daratan yang memiliki kekayaan bersih lebih dari 10 juta yuan atau Rp 15,5 miliar.
Mengapa mereka tak bahagia? Salah satunya, para miliuner ini hanya bisa tidur 6,6 jam sehari di hari kerja
CEO ini telah tewas bunuh diri walaupun penghasilannya ribuan dollar, dengan fasilitas hidup yang tentunya terjamin.
Ternyata, adanya materi/uang/harta yang berlimpah tidak OTOMATIS menjadi jaminan untuk mendapatkan kebahagiaan
Bahagia di dunia bahagia semu... Bagaikan fatamorgana
Jika ada kebahagiaan semu, berarti ada kebahagiaan yang hakiki alias sejati
Kebahagiaan hidup manusia erat kaitannya dengan persepsi manusia dalam memandang hidup, persepsi tentang perjalanan hidup manusia, dari diciptakan, dimatikan dan pertanggungjawaban
Tinggal siapa yang berhak bikin aturan, atau mengatur hidup manusia?