Studi EHRA meneliti fasilitas sanitasi dan perilaku higienitas di beberapa desa. Fasilitas yang diteliti meliputi sumber air minum, pembuangan sampah, jamban, dan saluran air limbah. Perilaku yang dipelajari terkait dengan STBM seperti buang air besar, cuci tangan, pengelolaan air dan sampah rumah tangga. Hasil studi menunjukkan masalah seperti tangki septik yang tidak aman, pengelolaan sampah yang buruk, drainase lingkungan
2. Fokus Studi EHRA
a. Fasilitas sanitasi yang diteliti
mencakup:
• Sumber air minum,
• Layanan pembuangan sampah,
• Jamban,
• Saluran pembuangan air limbah.
b. Perilaku yang dipelajari terkait
dengan higinitas dan sanitasi
dengan mengacu kepada STBM:
• Buang air besar
• Cuci tangan pakai sabun,
• Pengelolaan air minum rumah
tangga,
• Pengelolaan sampah dengan 3R
• Pengelolaan air limbah rumah
10. Potensi Permasalahan Air Limbah Domestik
• Tangki septik terdeteksi suspek aman tapi masih relatif baru
(dibawah 5 – 10 tahun)
– Ada kemungkinan sebenarnya cubluk
• Opsi sistem pengolahan onsite:
– membutuhkan kesiapan IPLT
– Penyiapan layanan sedot Tangki septik sebelum ada pihak
swasta yang menyediakan
• Perlu kampanye menumbuhkan kepedulian sanitasi sehat:
– bagi 22% keluarga yang belum memiliki jamban
– Bagi 15% pemilik jamban tapi masih buang limbahnya ke
non tangki septik/cubluk
11
15. Potensi Permasalahan
Persampahan
• Perilaku membuang/ mengelola sampah di
masyarakat berpotensi merusak lingkungan
– Menyangkut 96% sampah "Madukara"
– Tidak sesuai ketentuan UU 18/2008: dibakar &
dibuang ke sungai
• Perlu kampanye perbaikan perilaku
membuang/ mengelola sampah
16
21. Kondisi Kepemilikan SPAL Rumah Tangga
Lainnya
Ya, ada 7%
sumur
resapan
13%
Tidak ada
42%
Ya, ada parit
38%
22
22. Akibat Tidak Ada SPAL Rumah Tangga
(Per Klaster)
40%
1%
30% 2%
2%
Ada genangan air
20%
31% Tidak ada genangan air
29%
24%
10%
0%
2%
6%
4%
0%
Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
23